NovelToon NovelToon

My Boss Is My Husband

Episode 01

"Tidaaak! tolooong ... tolooong ...."

Teriakan Annin memecah keheningan malam, Saat seorang pria berwajah menyeramkan, berhasil merobek salah satu lengan bajunya.

Menampakkan bahu mulusnya, yang mampu membuat hasrat pria itu kian memuncak. Annin terus meronta, saat pria itu berhasil mengunci tubuhnya di tembok dinding tepi jalan. Pinggir jalan yang begitu sempit, sepi, dan minim cahaya.

Begitu ada kesempatan, dengan sekuat tenaga Annin berhasil menendang bagian terlarang pria menyeramkan itu.

"Akhh!"

Suara teriakan serta rintihan kesakitan dari pria itu. Pria itu langsung berlutut, dengan kedua tangan membekap bagian terlarangnya.

Tak menyia-nyiakan kesempatan. Dengan mengambil langkah cepat. Annin langsung lari dan terus berlari. Dan berhasil menjauh dari pria yang hampir memperkosanya itu.

Saat ia sudah berada di jalan raya, Annin berhenti sejenak untuk menghirup oksigen. Membungkukkan tubuhnya yang bergetar, dengan kedua tangan di lututnya, agar tubuhnya tetap seimbang.

Sambil mengatur napasnya yang tersengal, ia melirikkan matanya kebelakang, guna mengecek, apakah pria itu masih mengejarnya atau tidak? Namun, hari ini adalah harinya yang tidak beruntung, dari harinya yang memang tidak pernah beruntung.

Matanya membulat sempurna, napasnya tercekat, ketika ia melihat pria itu masih mengerjarnya. Dengan salah satu tanganya tak lepas dari selengkanganya.

Annin panik, tubuhnya semakin gemetar, dan wajahnya juga semakin pucat. Annin langsung berlari menyebrang jalan raya, saat matanya menangkap sebuah mobil mewah yang berhenti di seberang sana.

"Brak!"

Suara yang ditimbulkan Annin, ketika ia berhasil menghenyakkan bokongnya, mengambil posisi duduk disamping kursi kemudi, yang beruntung tak dikunci oleh sang pemilik. Dan Annin tak sengaja menutup pintunya dengan sekuat tenaga, sehingga menimbulkan suara yang keras.

Suara itu menghentikan kegiatan seorang lelaki tampan yang saat itu tengah menerima telpon penting dari atasanya. Ia mendekati mobilnya untuk melihat siapa orang yang berani memasuki mobilnya tanpa izin.

Lelaki jenius itu begitu peka terhadap kondisi, kala mata indahnya, menangkap seorang pria yang berlari kearah mobilnya.Tanpa pikir panjang pendek, ia langsung tancap gas.

Saat dirasa sudah cukup jauh. Mobil mewah itu melaju dengan kecepatan sedang.

Annin hanya diam, saat mobil itu berhenti didepan sebuah mini market yang terlihat ramai. Dan pastinya aman dari pada tempat sebelumya yang memang begitu sepi.

"Keluar! " Usir lelaki itu tanpa melihat ke arah Annin, yang kini tampak sibuk melihat keluar jendela, karena tempat berhenti itu tampak tidak asing baginya. Setelah memastikan, ternyata benar, mini market di sampingnya ini adalah tempat kontrakanya, yang berada tepat di belakang mini market itu. Karena saking asiknya, Annin tidak mendengarkan ucapan lelaki yang kini tampak kesal, karena ia tak kunjung keluar.

"Dari mana dia tau kalau aku tinggal di daerah ini. Apa mungkin ia seorang peramal, bisa jadi juga, wajahnya yang misterius cukup mendukung." Batin Annin dengan begitu keheranan.

Karena kesal dengan Annin yang belum juga keluar dari mobilnya. CHAO, ya, itulah nama lelaki nan misterius itu. Ia adalah seorang sekretaris presdir Shilin.

Ia ditugaskan untuk mengawasi kinerja wakil presdir Yong yang tak lain dan tak bukan, adalah adik kandung dari presdir Shilin sendiri.

Chao yang tak suka, jika seorang wanita berlama-lama di dekatnya, langsung memberikan tatapan tajamya ke arah Annin yang juga tengah menatapnya.

Mata tajamya disuguhkan oleh pemandangan bahu mulus Annin yang terekspos. Dengan sigap Chao melepaskan jasnya dan melemparkanya ke wajah Annin.

Dan ketahuilah, hal ini adalah pertama kalinya sekretaris Chao melakukan kebaikan kepada orang asing. Apalagi Annin adalah seorang wanita. Sungguh, ini benar-benar kejadian yang sangat langkah.

Sekretaris Chao yang terkenal dengan kekejamannya, ia dikenal tidak pernah bersikap baik kepada siapa pun kecuali kepada sang Ibu dan juga keluarga Mou, tentunya. Ia dikenal hanya akan mengabdikan hidupnya untuk keluarga Mou yang mau merawatnya dan Ibunya.

"Pakai itu, dan segera keluar dari mobilku!" Ucap sekretaris Chao dengan begitu tegasnya, matanya yang tajam tak sengaja menatap mata sipit dan sayu milik Annin, dan itu membuat ia semakin Iba dan tak tega.

Tanpa pikir panjang maupun pendek, Annin langsung membalutkan jas itu ketubuhnya.

"Terima kasih banyak atas bantuan tu .... "

"Apa kau tidak mengerti bahasa indonesiaku?! Kubilang cepat keluar!" bentak sekretaris Chao memotong ucapan Annin yang belum selesai.

"Ba-baik, tu-tuan," Jawab Annin dengan terbata-bata.

Saat dirasa wanita itu telah keluar dari mobilnya. Chao langsung tancap gas. Meninggalkan Annin yang menurutnya telah aman.

Ya, Sekretaris Chao memang tidak berniat mengantarkan Annin sampai kerumahnya. Ia hanya membantu menyelamatkan Annin dari dari orang yang ingin mencelakainya.

Episode 02

Kini, Annin tengah berada diruang tamu kontrakkanya. Ia terlihat mondar mandir. Belum hilang traumanya saat ia hampir diperkosa. Kini, ia dibuat khawatir karena adiknya Aurel belum juga pulang.

"Ya Tuhan, kemana lagi aku harus mencari Aurel? Aku takut terjadi apa-apa padanya. Jagalah ia selalu ya Tuhan."

"Apa aku keluar lagi, ya, Untuk mencarinya? Tapi, aku juga masih takut, dan lagi harus cari kemana?" Batin Annin khawatir dengan tak berhenti mondar-mandir.

Sebelumnya, Annin memang keluar untuk mencari Aurel. Tapi, walau sudah berkeliling ke sana dan kemari. Tetap saja Annin tidak menemukan adiknya, Aurel.

Malahan, Annin hampir dilecehkan saat akan pulang ke kontrakkan. Beruntung ia ditolong oleh seorang pria tampan.

Karena kelelahan, tanpa sadar Annin malah ketiduran di sofa usang, di ruang tamunya.

🌸🌸🌸

Keesokan paginya, Annin dibangunkan oleh ketukan pintu, dan samar-samar ia mendengar suara tangisan disela-sela ketukan itu.

Saat membuka pintu, Annin dikejutkan dengan kepulangan adiknya Aurel, yang langsung menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan Annin.

Annin tampak keheranan, karena penampilan Aurel kala itu benar-benar berantakan. Hanya memakai jubah mandi, yang tentunya mengekspos lekuk tubuhnya yang bak gitar spanyol.

Rambut acak-acakan dengan wajah yang begitu pucat pasi, seperti tidak ada darah yang mengalirinya. Annin juga merasakan getaran hebat yang berasal dari tubuh Aurel yang sepertinya begitu ketakutan.

Baju Annin dibuat basah, akibat dari tetesan air mata Aurel yang mengalir begitu derasnya. Annin yang memang sudah dewasa tentu saja mengerti atas apa yang telah terjadi kepada adik kesayanganya itu.

Melihat kondisi adiknya yang seperti itu, membuat Annin merasa bersalah, karena telah gagal menjaga Aurel. Namun, Annin tidak bisa berbuat banyak, selain menyembunyikan kesedihanya. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana membuat Aurel tenang agar bisa sedikit mengurangi tekanan jiwa, yang mungkin saja terganggu.

Annin memeluk erat dan menepuk-nepuk pelan pundak Aurel, berusaha menyalurkan kekuatan dan ketenangan untuk sang adik yang begitu ia sayangi. Semenjak kepergian orang tua Aurel, karena kecelakaan 6 tahun lalu. Annin yang saat itu baru menginjak usia 17 tahun, selalu berusaha memberikan apa pun yang Aurel butuhkan.

Termasuk kasih sayang yang biasanya Aurel dapatkan dari kedua orang tuanya. Menjaga Aurel dan memastikan kesehatanya, adalah salah satu cara bagi Annin, untuk membalas budi kepada orang tua Aurel yang telah mengadopsinya.

Pada saat satu tahun kepergian orang tua angkatnya, Annin harus kembali menelan pahitnya kehidupan. Karena saat itu juga, Aurel dinyatakan mengidap penyakit gagal ginjal. Yang mengharuskan Aurel untuk merasakan bagaimana menderitanya melakukan pengobatan cuci darah sebanyak 2 kali dalam satu minggunya.

Karena itulah, semua harta peninggalan orang tua angkatnya. Termasuk rumah yang cukup mewah, harus direlakan dijual demi biaya pengobatan Aurel yang tentunya membutuhkan dana yang tidaklah sedikit. Dan karena itulah, Annin dan Aurel hanya tinggal di kontrakan yang sederhana.

Dan Annin selalu menghabiskan waktunya untuk bekerja dan bekerja.

Aurel yang sekarang menginjak usia 18 tahun. Mempunyai sifat yang begitu polos, bahkan orang -orang mengejeknya bodoh, karena saking polosnya dia. Tapi sebenarnya, ia adalah seorang gadis yang cerdas hanya saja, semua itu tertutupi karena kepolosanya.

Sifatnya yang polos, sangat berbanding terbalik dengan tubuhnya yang begitu indah bak gitar spanyol. Walaupun umurnya baru menginjak usia 18 tahun.

Episode 03

🌸🌸🌸

Kesempurnaan fisik Aurel, ia dapatkan dari sang ibu, yang dulunya adalah seorang model tercantik dan terseksi di kota.

Sangat berbeda dengan Annin yang jika dilihat biasa-biasa saja. Karena tertutupi oleh ukuran bajunya yang selalu saja kedodoran.

Kecantikan dan kemolekan tubuh Aurel, membuat Annin begitu ekstra menjaganya dari para lelaki hidung belang.

Namun, apalagi yang bisa dibanggakan dari tubuh indah itu, jika sudah dirusak oleh lelaki yang tidak bertanggung jawab.

Setelah dirasa Aurel sudah mulai tenang, Annin melepasakan Aurel dari pelukanya. Dengan kedua tanganya menggenggam pelan bahu kanan dan kiri Aurel.

"Kenapa bisa begini Aurel?" Tanya Annin

"A-aurel ti-tidak tau k-kak ... Orang itu maksa Aurel ... hiks, hiks, huwa ... " Ucap Aurel dengan terbata-bata. Tangisannya semakin pecah saat potongan-potongan adegan itu menari-nari memenuhi pikirannya.

"Sayang," Kesedihan yang sempat Annin tahan, kini sudah tidak sangup lagi ia tahan, saat mendengar ucapan adiknya, rasa bersalah kini mendominasi memenuhi pikirannya.

Annin langsung memeluk Aurel dengan begitu eratnya, berusaha menguatkan Aurel. Padahal ia sendiri juga rapuh. Annin melepaskan pelukan itu, menghapus air mata Aurel dengan kedua ibu jarinya.

Dengan segala sisa kekuatan yang ada, Annin mampu menyembunyikan kesedihan dan keperihan hatinya. Annin menuntun pelan Aurel menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh Aurel agar ia lebih tenang dan nyaman.

Aurel hanya diam dengan matanya memandang kesembarang arah. Hanya mengikuti dan menerima apa yang dilakukan kakaknya.

Begitu sampai di dalam kamar mandi, Annin membantu melepaskan pakaian Aurel. Mata Annin membulat sempurna, hatinya bagaikan diiris-iris pedih, saat melihat warna merah bahkan juga ada yang terlihat membiru pada setiap inchi tubuh Aurel. mungkin sebagian tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pria tak bertanggung jawab itu kepada Aurel, saat aurel melakukan perlawanan.

Annin semakin tidak tega, saat matanya melihat bagian inti dari tubuh Aurel yang terlihat membengkak. Benar-benar hancur hatinya sekarang. Bagaiman rasanya? Pasti itu sangat sakit sekali. Apa yang bisa ia lakukan sekarang? Apakah mampu orang-orang sepertinya, melawan hanya sekedar mencari keadilan untuk adiknya. Apa yang bisa ia lakukan di negara yang pastinya hukum tidak akan pernah berpihak kepadanya. Annin hanya mampu memberikan doa-doa agar orang-orang tak bertanggung jawab di luaran sana dapat berubah. Padahal dalam hatinya, Annin benar-benar merasa tidak adil dalam kehidupan ini. Kenapa ia selalu diberikan ujian hidup yang bertubi-tubi. Apakah tidak bisa ujian-ujian itu datang berurutan. Ujian yang datang setelah ujian yang ada selesai ia hadapi.

Apakah tidak akan ada sebuah hari, dimana itu adalah masa kebahagian. Buah dari hasil ujian yang ia hadapi.

"Sa-sakiiit kak ... hiks," ringis Aurel memandang sedih Annin dan tanganya mengelus bagian bawah perutnya.

Mata Annin dibuat berkaca-kaca, saat mendengar kalimat singkat Aurel. Kakak mana yang tidak sedih melihat adiknya diperlakukan seperti ini, kenapa tidak ia saja yang berada di posisi Aurel.

"Umurnya baru 18 tahun tuhan kenapa kau membiarkannya merasakan hal semacam itu, kenapa tidak aku saja ya Tuhan ...kenapa?" Batin Annin sedih

Dengan hati-hati Annin mendudukkan Aurel di kursi kayu yang tadi sempat ia ambil. Annin pun memulai ritual memandikan aurel.

Setelah selesai memandikan Aurel, dengan pelan Annin menuntun Aurel untuk keluar dari kamar mandi. Namun, saat Aurel melangkahkan kakinya, ia kehilangan kesadarannya.

Annin yang panik, mencoba menenangkan dirinya. Dan dengan cepat memasangkan pakaian ketubuh Aurel yang saat ini tidak sadarkan diri.

Annin langsung membawa Aurel keluar kontrakkan menuju jalan raya, berusaha mencari taksi dengan tertatih serta pikiran yang tidak karuan.

***

Begitu sampai di rumah sakit. Aurel langsung ditangani oleh dokter yang biasanya menangani penyakit Aurel.

Annin terlihat bolak balik didepan pintu ruang UGD. Buliran air mata tak henti-hentinya mengalir begitu derasnya, tanpa bisa ia tahan.

30 menit kemudian, akhirnya pintu itu terbuka. Dan keluarlah seorang dokter wanita paruhbaya. Annin yang panik langsung menanyakan keadaan aurel.

"Dokter Diana, bagaimana keadaan aurel? Apa ada masalah dengan ginjalnya? Apa aurel akan baik-baik saja, Bu?" Pertanyaan-pertanyaan beruntun yang dilontarkan Annin, membuat dokter Diana, sahabat dari almarhum ibu angkatnya, menatapnya iba.

"Ibu akan menjelaskannya.Tapi, tidak disini, mari ikut ibu, ke ruangan ibu terlebih dahulu, " ajak dokter Diana.

"Baik, Bu," jawab Annin seraya menepis air matanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!