Hari ini adalah test terakhir ujian nasional di SMU, Soffie segera menuju halte transjakarta untuk mengunjungi kakaknya yang bekerja di kantor Pratama Grup di Kawasan Jalan Sudirman. Soffie berlari meninggalkan gerbang sekolahnya yang letaknya tidak jauh dari halte bis transJakarta. Ketika menuju Halte, Soffie sudah melihat bis transjakarta akan segera memasuki halte beberapa saat lagi.
Soffie segera mempercepat larinya dan memasuki halte bis. Ia menunggu bis datang dan langsung naik. Bis pun melaju meninggalkan area sekolahnya. Soffie yang masih menggunakan seragam abu abu itu turun di depan halte Sudirman City dan ia segera berjalan menuju Gedung Pratama Grup yang kebetulan lokasinya tidak jauh dari halte transjakarta.
Sebelum memasuki Gedung tinggi itu, dia menarik nafas dan menguatkan mentalnya untuk menemui orang yang sudah ia hubungi selama beberapa minggu ini namun diabaikan oleh orang tersebut. Gedung berlantai 30 itu adalah Gedung pusat dari sebuah industri bisnis terbesar di Asia Tenggara. Aku harus berani menemui kak Sonny demi papa.
Waktu menunjukkan pukul 10.20 ketika soffie menuju meja recepsionist di lantai 1, Dilihatnya dua orang wanita yang rapih dan terkesan ramah menyambut setiap tamu yang datang ke kantor itu. Soffie tersenyum melihat dua wanita itu dan akan langsung mengutarakan maksud kunjungannya ke kantor tersebut, tapi salah satu petugas recepcionist langsung menyapanya dengan ramah.
“Selamat pagi dik, ada yang bisa dibantu?’ tanya recepcionis dengan ramah.
“Selamat Pagi Bu,....... saya ingin menemui kakak saya, Sonny Budianto Chandra, dibagian legal,”
“Apakah sudah ada janji? “
“Belum sih , tapi ini penting sekali, bu.... karena saya sudah telpon berkali-kali namun tidak diangkat oleh beliau,’ jawab Soffie jujur
“Sebentar, boleh tau nama adik siapa?”
“Soffie..
Belum sempat dijawab oleh petugas recepsionist, tiba-tiba terdengar sebuah suara bariton menimpali dengan cukup ramah dan kedua petugas itu tersenyum , menyapa dengan sopan ke pemilik suara, namun diabaikan oleh orang tersebut dan memilih menegur Soffie.
“hei , kamu mau ketemu Sonny, ... Ayo bareng gue aja. Gue juga mau ke ruangannya dia ko, ” ajaknya ramah, dan tanpa diduga pemilik suara itu langsung menarik tangan Soffie menuju lift yang otomatis sedang terbuka menuju lantai 24.
“Iya pak, makasih. “Ujarku sambil melepaskan tangan bapak yang sok kenal itu.
“ Bapak,ini teman kak Sonny? " Ujarku lagi dengan pandangan menyelidik kepada seorang pria yang kupikir seumuran dengan kakak lelakiku.
“ Iya, tapi elo jangan panggil gue , bapak donk, tua amat kesannya gue,.... panggil aja kak David,” Seraya mengulurkan tangannya dan berjabatan perkenalan dengan soffie dengan tersenyum ramah. Soffie menerima uluran tangan David .
“ Ngapain elo ketemu Sonny? ehmmm.... Elo gk sekolah nih, atau elo lagi bolos ya? " Selidik David karena memperhatikan Soffie yang masih menggunakan seragam sekolahnya dan ini masih jam sekolah menurutnya.
“Saya mau ketemu kak Sonny karena papa sedang sakit keras dan dirawat di rumah sakit.
“Apakah Sonny jarang pulang ke rumah ya setelah menikah? Sonny ko gk pernah cerita dia punya adik anak SMU yach… tapi kamu ini beneran adiknya? ... emh atau kamu ini beneran adiknya atau semacam adik ketemu gede nih?’ Tanyanya lagi sambil tersenyum jahil.
“ emmm........ maaf kak,… gk enak nih ceritanya, karena kita baru kenal tapi saya harus ketemu kak sonny segera. Papa kami beneran lagi sakit. Kak Sonny gk mau angkat telpon dan menjawab pesanku, mohon bantu saya untuk ketemu kak Sonny ya kak,…
“ oke, gue bantuin, tenang aja, “ katanya dengan ringan dan sambil tersenyum.
Pintu lift terbuka dan tanganku langsung ditarik oleh kak David, tanpa ragu. Kami berjalan menuju sebuah ruangan yang letaknya tidak jauh dari lift . Di depan ruangan kaca itu tertulis "Legal Dept" . Beberapa karyawan yang ada di sepanjang koridor memperhatikan kami dan ada juga beberapa karyawan yang menyapa kak David dengan ramah, Mereka terheran-heran memperhatikan David yang menarik tangan anak SMU. David berjalan dengan santai dan Soffie masih berjalan di belakangnya dengan tangan kirinya masih di genggaman tangan David. Langkahnya terhenti dan langsung membuka sebuah pintu ruangan dan David langsung bicara ke orang yang di dalam ruangan tersebut.
“ Son… ada adikmu nih nyariin.. ngapain sih kamu gak angkat …. “
Belum selesai David berbicara dan melihat ekspresi terkejut Sonny . Sonny langsung marah melihat seorang anak SMU berada di kantornya dan kata- kata makian kasar dan kencang langsung keluar dari mulut sony.
“ Ngapain elo ke sini… bren***k.. keluaaaar…!! ” wajah Sonny memerah sambil berteriak kepada anak SMU itu. Sonny berjalan ke arah David yang berdiri di sebelah anak SMU. David sangat terkejut melihat respon Sonny dan langsung menjawab,
“ heh.., kenapa Elo marah , Son? Tanya David kebingungan dan menoleh ke arahku.
David berfikir jangan-jangan nih anak memang bukan adik dari Sonny beneran tapi adik ketemu gede, alias fans Sony. ‘ Wah gawat ternyata anak SMU yang cantik dan kelihatan polos ini kayaknya penipu.. Sayang sekali padahal wajahnya cantik, bodynya juga seimbang tidak terlalu kurus dan rambutnya juga indah bergelombang meskipun dikucir satu dibelakang. Kulitnya bersih dan senyumnya itu manis sekali di pandangan David.
Sonny menarik anak SMA itu dengan kasar. Ia segera keluar ruangannya menuju lift dengan masih menarik kasar tangan gadis SMU itu. David yang masih dengan terkejutnya atas kejadian di ruangan Sonny. mengikuti langkah keduanya dan ikut masuk lift yang akan turun kembali ke lantai dasar. Pintu lift langsung tertutup Ketika mereka bertiga masuk. Sonny langsung menekan angka 1 dan menegur David tanpa melepaskan tangannya dari Soffie
“ Ngapain elo ikutin gue? “Hardiknya kepada David.
“ih , gue mau beli sarapan tau, gue mau ke kafetaria bawah, tadi gue pikir membantu adik manis ini nemuin elo ,. dan belum apa-apa udah kena semprot dan eh.. ..elo lepasin donk tanganmu dari anak manis ini, kasian tau gadis cantik ini ... elo cengkram erat." Ujar David berusaha melepaskan tangan Sonny dari anak SMU itu.
“jangan ikut campur urusan gue, dan elo jangan berani sekali-kali dekati dia!! " Ujarnya dengan masih marah ke David yang seenaknya melirik Soffie. Sonny tidak suka pandangan David yang terkesan mau menggoda anak SMU ini. Sonny melotot dan menarik Soffie ke belakang tubuhnya agar David tidak seenaknya memandang gadis berseragam abu-abu itu.
Pintu Lift terbuka dan Sony masih menyeret Soffie ke arah pintu keluar dari lobby dan langsung mendorong Soffie di depan pintu lobby hingga Soffie terjatuh. Aww... Teriak Soffie. Sonny dengan kasar mendorong Soffie dan tanpa ada rasa bersalah melakukan tindakan itu. Sementara David melihat kejadian itu dari kaca yang berada di Kafetaria samping lobby terus memperhatikan interaksi Sonny dan anak perempuan berseragam SMU itu.
“ Jangan pernah elo kemari lagi! Ingat elo itu bukan adik gue! Sembarangan saja kalo ngomong” "teriak Sonny dengan penuh emosi.
“ tapi kak, papa sedang sakit parah kak....... papa mau ketemu kakak, “kata Soffie dengan gemetar sambil menangis dan memohon agar kakaknya mendengarkannya.
“ Dengar itu bukan urusan gue! Ingat jangan pernah telpon gue... dan elo jangan berani datang kemari lagi cari-cari gue, urus aja urusan kita masing-masing ! "teriak Sonny dengan penuh amarah.
Sonny berbalik meninggalkan Soffie yang masih jatuh terduduk di depan lobby. Pandangan Security dan petugas front office yang berada di depan lobby padanya tidak dihiraukan. Sonny berjalan terus memasuki lobby dan melewati David yang sedang membayar makanan yang dibelinya di kasir kafetaria.
“ kak Sonny, kasihani papa kak! Kak Sonny….Kak ....” Teriak Soffie lagi sambil menangis tersedu-sedu. Soffie merasa sedih usahanya gagal membawa Sonny bertemu dengan papanya yang sedang sakit keras.
"itu papamu dan dia bukan papaku lagi!” katanya tanpa menengok dan tidak berbalik ke arah Soffie yang masih duduk di lantai sambil menangis berurai air mata.
Pandangan beberapa orang yang lewat dan security yang berjaga di situ memperhatikan interaksi mereka yang berjalan dengan tidak harmonis. Soffie masih menangis dan berusaha bangkit dari jatuhnya dan ia menghapus airmata yang masih mengalir deras dengan tangan kanannya. Tiba-tiba sebuah tangan tampak mengulurkan sebuah sapu tangan padanya. Soffie menengadah dan melihat wajah pemberi sapu tangan itu. Kak David sedang berusaha membantunya.
“ Pakai aja ini untuk menghapus air matamu !” ujar David kepada Soffie
Soffie terhenyak, Ia malu dan baru sadar bahwa kejadian tadi diperhatikan banyak orang disekitarnya. Dia bingung dan menerima sapu tangan itu dan langsung menerima sapu tangan pria itu. David membantu Soffie berdiri dan memegang pundaknya dengan penuh kelembutan.
“ayok kita minum dulu di kafetaria, nanti gue akan membantu elo bicara pada Sony” ujarnya David dengan ramah.
“ Terimakasih kak, tapi benerkah kak David mau menolongku?” sambil menghapus sisa air matanya yang masih menetes.
David mengangguk dan menarik tangan anak SMU itu menuju salah satu kursi di Kafetaria. Di pojok Kafetaria lantai 1. David mengajak Soffie untuk ngobrol dahulu sambil minum segelas coklat panas. Soffie yang duduk di hadapan David sudah mulai agak tenang dan dapat tersenyum.
“Ceritakan tentang apa yang terjadi di keluargamu, agar gue bisa membantumu bicara dengan Sonny,’ ujarnya membuka percakapan dengan soffie.
“ Kami memang tidak akrab, kak David. Mama kak Sonny meninggal ketika melahirkan kak Sonny dan dulu mamaku adalah sekretaris papa dan mama berhenti bekerja ketika mereka menikah 20 tahun yang lalu, Awalnya kak sonny tinggal Bersama papa dan mamaku. ketika aku lahir kak Sonny marah dan tidak mau tinggal bersama papa lagi dan memilih ikut kakek dari keluarga mama kak Sonny di Surabaya. Kami hanya bertemu di saat liburan sekolah dan kak Sonny tidak pernah mau bicara dengan ku. Tapi ini sangat mendesak kak David, papa saat ini sedang sakit parah dan sudah sering tidak sadar,..... emmmh ... kata dokter Riki yang merawat papa, waktu papa sudah sebentar lagi, dan menurut mama, sepertinya papa sedang menunggu kedatangan kak Sonny, “kata Soffie sambil menangis dan masih menggunakan saputangan dari David untuk menghapus air matanya.
“ Maaf Kak, sapu tangannya basah dan kotor karena air mataku…"kata Soffie yang masih meneteskan air mata ketika bercerita. Soffie benar-benar sedih karena mengingat papanya yang begitu merindukan Sonny. Tapi Kakaknya masih marah pada keluarganya.
“ Gak papa, itu untuk elo saja, phi
“ Terimakasih kak David . Terimakasih untuk Coklat panasnya dan terimakaih untuk sapu tangannya.... dan terimakasih sudah mau mendengarkan ceritaku. " Kata Soffie sambil memandang David.
"Its oke... nanti gue akan bicara dengan kakak lo.
"terimakasih juga untuk niat baik kakak, semoga ada hasil yang baik dan Kak Sonny mau menjenguk papa.
“Berikan alamat dan kamar rumah sakitnya, nanti sore gue akan mengajak kakakmu ke sana. David mengambil pulpen dari kantong kemejanya dan menyobek kertas note di atas meja kafetaria dan memintaku menulis alamat rumah sakit di sana.
Soffie segera menuliskan nama salah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan dan menyerahkan pada David.
“ Elo bisa pulang sendiri kan? gue masih harus kerja ," Kata David lagi.
Soffie mengangguk dan tersenyum. David tersenyum sambil memandang wajah manis Soffie dan mengajaknya untuk pergi meninggalkan kafetaria dan berpisah di depan lobby Gedung Perwira.
“Terimakasih kak David, atas bantuannya.
“Oke… sampai ketemu nanti sore.
Pertemuan dengan David sangat berkesan di hati Soffie. Ia masih menggenggam sapu tangan dari pria yang tadi
menolongnya. Soffie sangat berharap David benar-benar datang bersama Sonny nanti sore. Langkah Soffie terasa ringan ketika menuju halte transjakarta. Ia berdoa di perjalanan semoga upaya David membujuk kakaknya untuk menengok papanya membuahkan hasil yang baik. Semoga saja.
****
hi... ini karya pertamaku. ternyata menulis dan menuangkan ide itu membutuhkan energi dan niat. Untuk perbaikan karyaku, maukah temans menuliskan komentar/ masukannya untukku atau like-nya? thx . Happy reading!!!
Ruangan kamar itu masih tenang hanya terdengar suara denyut mesin yang membantu pasien masih dapat bernafas dengan stabil. Dua orang wanita masih berdiri di samping pria yang tergolek dengan lemas. Mereka sedang berdoa demi kesembuhan pasien. Di kala tidak ada lagi manusia yang dapat menolong kemana lagi dapat berharap selain dari "Sang Pencinpta" Mereka masih berharap mujizat meskipun Dokter Riki sudah berkata bahwa waktu Papa sudah tidak lama lagi.
Soffie berharap bahwa kakak lelakinya itu benar-benar datang mengunjungi papa mereka. Ia sungguh tidak rela memandang papanya yang begitu merindukan Sonny dan tidak dapat menemui anak lelaki satu-satunya di akhir hidupnya. Pasien yang tergolek diranjang itu akhirnya terbangun. Ia masih mampu tersenyum dan berusaha
menggapai wajah Soffie.
"Soffie....
“Papa… Soffie sayang papa, “ katanya lirih sambil memeluk papanya. Matanya memandang wajah papanya yang pucat dan dipenuhi selang bantuan pernafasan dan infus. Pria itu tersenyum melihat Soffie.
"Tadi Soffie sudah berusaha datang ke kantor kak Sonny pa, tapi kak Sony sedang ada tugas keluar, " kataku berbohong.
Soffie sungguh tak rela melihat papa bersedih ditambah keadaan papa yang sedang sakit parah. Mama yang berdiri di samping ranjang pasien terus memperhatikan keduanya sambil menangis dengan tidak bersuara.
“ Gak papa sayang,..... Papa juga sayang kamu. Soffie, kamu sudah makan sayang? Kenapa mamamu masih menangis ,” coba berikan dia minum nak,biar mama tenang. Papa mau bicara sama mama, phi...
Soffie menganguk dan memberikan segelas air kepada mama untuk menenangkannya. Soffie membiarkan papa dan mama berbicara berdua dan berusaha meninggalkan kamar itu. Ketika Soffie keluar, ia sekilas mendengar mereka berbicara.
“Jeany…
“Iya mas…
“Kamu harus kuat dan bisa membimbing Soffie dan Sonny. Maafkan tindakan Sonny ya, Jen...
“Mas , kamu harus segera sembuh.. demi mereka mas… Mas harus semangat, masih ada kesempatan asal mas jangan menyerah!
“Aku rasa aku gk lama lagi bisa bersamamu , Jenn.. . Rasanya nafasku sangat sesak...
"mas.... mas Yoseph pasti bisa... jangan menyerah mas... Kasihianilah kami, mas... Mas harus semangat, ingat Soffie masih sangat membutuhkan mas Yoseph..., "Ujar Jeany sambil menangis.
"Jen...... .Jika Sonny, tidak menghargaimu, maafkan dia ya.. sebenarnya dia anak yang baik cuma kekanakan... Dia hanya cemburu pada kalian.
“Mas… aku sayang juga sama Sonny
“Soffie anak yang baik, pintar dan tegar.. ia akan selalu menjagamu dan menemanimu.
Di luar ruangan kamar pasien , ada sebuah kursi Panjang dan Soffie bermaksud untuk duduk disitu sambil mencari udara segar. Namun Soffie terhenyak ketika dari jauh terlihat dua pria berjalan ke arahnya. Pria itu adalah Sonny dan David. Mereka sedang berjalan menuju kamar 505 . Reflek Soffie langsung berlari ke kamar dan berteriak.
“ Papa , Mama….., kak Sonny sudah datang,” ujarku gembira melihat Sonny dan David benar-benar datang.
Kulihat wajah papa berbinar mendengar teriakanku yang mengatakan Sonny datang menengok papa. Mama tersenyum gembira. Tidak sia-sia aku tadi datang ke kantor Kak Sonny. Mama berjalan bersamaku menyambut kedatangan kak Sony dan kak David.
Sonny benar-benar terkejut ketika tiba di depan pintu kamar 505 . Ia Shock melihat pria yang tergolek tidak berdaya di ranjang pasien rumah sakit. Kaki Sonny mendadak kaku dan ia tidak bisa berjalan memasuki kamar pasien. Ia hanya berdiri di depan pintu kamar. David yang berdiri di belakangnya berupaya mendorong pundak sahabatnya untuk masuk ke dalam kamar 505 namun Sonny masih tidak bergerak.
Papa yang melihat kedatangan Sonny tersenyum dan memanggilnya lirih.
“Sonny, kemarilah … “ papa memanggilnya rilih , namun Sonny masih berdiri mematung hingga Jeanny menghampirinya.
Jeanny memegang tangan Sonny seraya menarik tangan Sonny untuk mendekati papa yang tergolek di ranjang pasien. Sonny berjalan dengan tangan yang masih dipegang Jeanny dan menuju papa yang masih menatap Sony dengan raut wajah Bahagia. Tangan Sonny ditaruh di atas telapak tangan papa.
Sonny masih belum mampu berbicara. Sonny masih terlihat diam dan tanpa ekspresi melihat papa yang tergolek di ranjang yang dipenuhi alat bantu pernafasan. Mama Soffie tetap berdiri di ujung ranjang memperhatikan interaksi mereka dan tidak berbicara apapun. Jeany memberikan kesempatan untuk ayah dan anak itu melepas rindu.
*****
Soffie dan David memilih keluar ruangan untuk memberikan kesempatan kepada papa dan Sonny untuk mengobrol. Soffie tersenyum pada David.
“Terimakasih kak David, atas bantuannya,” ujarku dengan tersenyum hangat. “ Kalo gk ada kakak, gk mungkin kak Sonny mau datang melihat papa, “ ucapku jujur .
Soffie masih tersenyum sambil memandang wajah tampan David. Ia baru sadar pria ini benar-benar rupawan. Gila ini cowok sempurna amat.. pasti sudah punya pacar.Sungguh sayang dia teman kak Sonny.yang menakutkan.
“its oke, Sonny itu temanku sejak masih kuliah di Inggris, jadi santai saja. Gimana dengan sekolahmu? " Tanya David lagi.
David memperhatikan wajah Soffie dengan seksama. Cantik dan senyumnya itu manis banget. Sayang masih anak sekolah. Soffie ini cocok juga untuk diajak jalan, apalagi kalo bisa dipacarin… tapi segera dihempaskan pikiran jahatnya karena kakak lelakinya bisa ngamuk. Baru dipandang saja adiknya ini, Sonny sudah melotot padanya , apalagi kalo adiknya gue mainin. Dihempaskannya pikiran jahat David jauh-jauh.
“Sudah selesai ujian akhir sih tadi siang kak, Aku tinggal nunggu pengumuman di awal mei ini.“Sahutku lagi
“Mau kuliah di mana? Di dalam negeri atau luar negeri
“Aku sudah diterima di Akuntasi UI dengan jalur prestasi, “ kataku bangga.
“ Kata papa, aku harus sekolah di universitas negeri saja , karena papa sudah habis uangnya untuk berobat. Untungnya aku dapat beasiswa kak, sehingga tidak terlalu mahal karena dibantu negara.
“wow kamu berarti calon accounting nih…
“mudah-mudahan aku bisa ngikutin ya kak, karena kata anak yang kuliah disana dosen pengajar disana hebat-hebat bahkan yang mengajar disana terkadang mentri keuangan dan staf khusus presiden yang suka menjadi dosen tamu , ‘ kata Soffie lagi menjelaskan lebih detail.
“iya, dengar-dengar banyak lho lulusan UI yang direkrut di…
Ucapan David terpotong dengan teriakan mama Soffie dan mereka segera berlari ke arah sumber suara. Kulihat mama sudah menangis histeris dan disampingnya masih berdiri Sonny. Ketegaran Sonny dan keterdiamannya menunjukkan ia masih terlihat juga shock. atas kepergian papa.
Ketika Soffie dan David memasuki ruangan kamar papa, mereka langsung mengerti apa yang terjadi. Soffie sudah lebih ikhlas memandang kepergian papa tapi ia masih menangis dan memeluk mamanya. David dengan cekatan segera memanggil dokter dan suster dengan memencet bel pasien karena kami semua dalam keadaan shock dan tidak bisa berfikir panjang.
Ketika suara mesin berubah dan menjadi tidak seperti biasanya, Dokter dan suster yang bertugas segera berlari ke arah ruangan papa dan meminta kami semua keluar untuk tindakan pasien. Tak lama para petugas medis itu di dalam ruangan akhirnya mereka keluar dan meminta kami untuk mengikhlaskan papa dan bersabar atas berpulangnya papa. Sungguh semua berjalan dengan sangat cepat dan benar perkiraan mama, bahwa papa memang menunggu kehadiran Sonny di sisa hidupnya.
Papa sangat merindukan Sonny, bahkan ketika Sony menikah 4 bulan yang lalu, papa tidak diinformasikan oleh kakSonny , hal itu cukup membuat papa marah kepada Sonny. Papa sudah sering menghubungi Sonny namun Sonny sengaja memutus tali komunikasi dengan papanya.
Namun diakhir hidup papa. Mereka sudah berbalikan dan menajdi rukun. Aku membawa mama yang terduduk lemas di lantai sementara kak Sonny dan kak David yang menangani proses pengurusan adminsitrasi rumah sakit hingga pengurusan pemakaman papa.
Soffie tak tahu jika tidak ada mereka, apa lagi yang harus kami lakukan. Pikiran mama sedang kalut dan aku sibuk menenangkan mama yang sering tidak sadarkan diri karena kepergian papa. Aku harus kuat dan mampu menjaga mama.
******
Sonny POV :
Hari ini adalah hari terburuk dalam hidupku, Awal hari yang menyebalkan dimulai dari mobilku yang menyerempet bajaj yang tiba-tiba berhenti mengambil penumpang dan mengakibatkan lecet dimobil baruku. Ditengah kesibukanku di kantor , David si anak bos yang menjadi sahabatku sejak kuliah diInggris menyeret seorang anak SMU dan dengan seenaknya dia bilang bahwa adikku datang mencariku.
David tak tahu bahwa aku memang tak punya adik perempuan, karena aku tak suka bercerita tentang masalah yang terjadi di keluarga, Aku hanya bercerita bahwa aku yatim piatu dan hanya tinggal kakekku yang tinggal di Surabaya. Nenekku sudah lama meninggal . Hanya mereka berdua keluargaku.Itu saja yang David tahu selama ini.
Kakek sangat terkejut dan marah ketika aku datang ke Surabaya dan mengenalkan Dissy sebagai istriku. Menurut kakek,aku keterlaluan menikah dengan tidak membawa keluarga besarnya, terlebih aku masih memiliki orang tua. Namun kakek cukup paham watakku, bahwa hanya kakek saja keluargaku dan aku tidak mungkin membawa kakek ke Inggris karena orang tua dissy adalah seorang duta besar d iInggris dan waktu itu ibu Dissy sedang sakit parah sehingga aku langsung menikahi Dissy di “ London Hospital” .
Sengaja tidak kukabari papa mengenai pernikahanku dengan Dissy, karena bagiku hanya kakek yang adalah keluargaku. Dissy cukup memahamiku dan berbahagia tinggal dan bekerja sebagai staf dikedutaan Inggris di Jakarta. Kami sama-sama mengambil kuliah di Inggris dan lulus bersamaan. Sepeninggal kuliah, kami tinggal dan bekerja di Jakarta.
Aku terkejut dan marah ketika melihat wajah polos anak perempuan yang mengaku adikku yang meminta mengunjungi papa. Enak saja ia menyuruhku datang menengok papa yang sakit, Apa papa pernah ingat kepadaku. Papa hanya sayang dengan istri barunya dan anak perempuannya itu yang manja.
Papa tidak peduli padaku semenjak ada mereka di kehidupannya. Papa hanya datang menemuiku di liburan sekolah dengan membawa keluarga barunya ke Surabaya. Mana ada papa ada waktu untukku. Aku sangat kecewa pada Papa yang lebih mengasihi keluarga barunya. Ketika aku wisuda di Inggris, papa memilih menemani anak manja itu untuk operasi amandel. Aku membenci anak perempuan itu melebihi apapun. Makanya Ketika Soffie datang ke kantor, kuusir dan kudorong hingga terjatuh. Kejam... tidak itu belum seberapa dibandingkan dengan sakit hatiku kehilangan papa.
Sahabatku David yang notabene anak bosku, datang di sore hari ke ruanganku dan memintaku menemani ke Rumah sakit di daerah Jakarta Selatan, Katanya teman papanya sakit parah dan Bos besar(ayah David) tidak bisa menjenguk karenasedan g ada di luar negeri. Bos besar meminta David untuk mewakilinya. Jadi ini merupakan tugas kantor secara resmi kata David, Tanpa pikir Panjang kusetujui saja, ajakan mendadak David. Kutelpon Dissy bahwa hari ini aku pulang malam dan memintanya untuk pulang dari kantor sendiri tanpa menungguku menjemputnya. Ternyata David benar-benar membohongiku dengan mengatakan bahwa teman papanya yang sakit dan aku makin yakin bahwa dia berbohong Ketika kulihat si anak manja itu duduk di depan kamar 505.
David yang biasanya cuek dan bertindak seenaknya di kantor, ia memintaku masuk dan menemui papa. Lakukan tugasmu dengan benar dan jangan sampai menyesal nanti setelah ayahmu tidak ada. Umur orang itu tidak ada yang mengetahui, jadi David mendorongku untuk terus menuju kamar 505 dan menemui papa. Aku terkejut David yang terkenal brengsek dalam berpacaran dan menganggap remeh pada apapun saja dapat berkata bijak dan membuatku mematuhi perkataannya.
Ketika di depan pintu kamar 505, aku benar-benar terhenyak melihat papa yang sudah dipenuhi kabel dan
alat bantu nafas, Beliau benar-benar sedang menungguku dan memanggilku, tapi kakiku terasa kaku dan tidak mampu bergerak melangkah ke arah papa tempat tidur papa. Anak manja itu tidak membohongiku.
Air mataku menetes melihat papa, aku tak menyangkanya seperti itu, Tadinya kupikir , perkataan si anak manja itu bohong dan menipuku. Tiba-tiba ada yang menyentuh tanganku. Tangan lembut wanita yang menjadi ibu tiriku ,ia menyentuhku dan setengah menarikku menuju ranjang pasien dimana papa tergolek tak berdaya.
“ Sonny, kemarilah . “ ujar papa rilih.
Air mata papa menetes di ujung matanya. Tangan wanita itu masih memegangku dan meraih tanganku dan menaruh jemariku diatas tangan papa. Wanita itu kemudian bergeser ke arah ujung ranjang seraya memberikan kesempatan kepadaku untuk berbicara dengan papa.
“ Sonny… kamu baik-baik saja kan? Mana istrimu, papa ingin melihatnya…” Kata papa sambil berusaha menghapus airmataku yang mulai berjatuhan karena melihat parahnya keadaan papa yang tergoleh lemah tidak berdaya.
"papa merestuimu nak... papa ingin kamu bahagia, Sonny!"
Aku benar-benar tidak menyangka papa separah ini, Aku merasa bersalah. Sudah berapa tahun aku tidak melihat papa dan kondisi fisiknya yang berubah drastis menjadi sangat kurus dan lemah. Dulu setiap papa menelponku, langsung kumatikan panggilan teleponnya. Kunjungan Papa ke Surabaya, aku menghindarinya dan aku malah memilih hiking bareng teman-teman sekolahku. Aku tidak pernah mau menemui papa.
“ Jangan menangis jagoan Papa,” ….Kamu sudah dewasa nak. “ Kata papa dengan rilih dengan masih membelai wajahku denganlemah.
“Kamu harus menjadi kepala keluarga yang bertanggungjawab"kata papa lagi.!
Aku terharu dan masih meneteskan airmata, Hati dan otakku tidak sinkron lagi karena otakku menyuruhku untuk tegar dan tidak menangis tapi air mata terus mengalir. Kemana semua rasa benciku pada papa. Kenapa aku terus menangisi pria ini.
“Papa… ,maafkan Sonny papa,” ujarku sambil meneteskan air mata,
Aku tak tahu kenapa aku menjadi pria cengeng. Aku benar-benar shock melihat pria yang dulu gagah perkasa dan bisa berteriak lantang ketika ia memarahiku. Sudah berapa lama aku tak menjumpai pria ini ? Apakah sudah lama ia terbaring seperti ini? Aku adalah anak yang durharka semenjak aku kuliah di Inggris tak pernah kuangkat semua telponnya. Aku tak pernah berbicara padanya dan menolak semua akses komunikasi dengannya. Aku membencinya, tapi mengapa rasa itu hari ini hilang, aku ingin memeluk lelaki tua itu.
“ Sonny, bolehkah papa minta tolong kepadamu? “ suaranya masih terdengar rilih namun masih ada nada ketegasan di ucapannya.
Aku cuma dapat menganggukkan kepala tak mampu berkata-kata .
“Papa Cuma mau titip Soffie, bisakah kamu jaga dia. Bolehkah papa meminta itu Sonny?” kata papa penuh harap dengan memandang wajahku.
Tanpa fikir Panjang aku mengangguk dengan tegas, dan papa tersenyum dan dengan suara yang meyakinkan aku berkata:
“Saya akan jaga Soffie papa,” kulihat papa tersenyum bahagia mendengar ucapanku,
Akupun tersenyum pada papa dengan masih menggenggam tangan kirinya. Kemudian papa melihat ke arah wanita yang berada diujung ranjang . Tiba-tiba tangan kanan papa terjatuh dari mukaku dan setelah itu kudengar suara bunyi mesin ventilator yang mengagetkanku dan wanita itu berteriak , ..papa,,, papa, aku terhenyak… apakah benar papa pergi.meninggalku. Kenapa cepat sekali , papa pergi. kenapa?
Jadi papa memang benar menungguku sebelum dia pergi meninggalkan dunia ini. Papa sudah pergi, aku shock tak mampu berkata -kata, Ketika David dan Soffie masukke ruangan kamar perawatan papa, aku masih shock, hingga dokter menanyakan siapa yang bertanggungjawab atas pasien dan melihat wanita itu masih terhenyak
di lantai. Aku baru tersadar dan aku harus ambil alih tugas papa menjaga keluarganya. Aku wakil papa untuk mereka. Tapi apakah sanggup. Aku tidak menyukai mereka. Aku sudah berjanji pada papa untuk menjaga Soffie.
Proses pemakamaman papa telah usai dan papa telah dimakamkan di tempat peristirahatannya. Bahkan kakek yang tinggal di Surabaya pun ikut menghadiri pemakaman menantunya yang tanpa kuketahui bahwa papa sering mengujungi kakek di Surabaya, ketika aku masih kuliah di Inggris.
Kakek cukup terpukul melihat papa yang terlebih dahulu yang meninggalkan dunia ini. Ada sedikit rasa sesal di hatiku karena hanya berjumpa dengan papa sebentar,seharusnya aku menghubungi papa jauh-jauh hari. Papa, aku janji jaga Soffie. Maafkan aku papa.
******
Hi... temans, bolehkah memberikanku masukan berupa kometar agar aku dapat menulis lebih baik, tapi jika suka, bolehkah memberi like... Thx ya.... Happy Reading, Guys!
Dila Pratiwi adalah seorang wanita muda berusia 25 tahun saat merintis karirnya, artis penyanyi yang memiliki paras cantik, tubuh sexy dan karir yang baik di dunia hiburan. Meskipun ia baru mengeluarkan 3 album, namun semua lagu-lagunya meledak di pasaran,sehingga masyarakat di Indonesia memujanya. Suaranya yang merdu dan senyumnya yang terkesan tulus dan ramah sehingga ia dipandang sebagai salah satu artis tanah air yang tidak sombong dan menjadi idola bagi semua kalangan umur di masyarakat .
Undangan menyanyi di berbagai kota , siaran offline ataupun online begitu padat di kegiatan hariannya. Undangan untuk mengisi di pesta, siaran di radio dan televisi pun melimpah ruah , apalagi semenjak ia menikah dengan seorang pengusaha dari Jepang yang kaya raya sehingga menjadi sasaran empuk pencari berita infotainment.
Pernikahannya dengan Toshihoro , seorang pengusaha dari Jepang yang memiliki banyak restoran dan aneka usaha makanan kemasan kaleng yang diekspor ke berbagai kota besar di dunia. Wanita cantik, pintar, dan kaya raya, siapapun yang melihatnya pasti iri dengan kehidupan yang dimilikinya. Media hiburan di tanah air hampir setiap hari memberitakan kegiatan Dila sehingga namanya semakin berkibar di dunia entertainment.
Dila adalah sang bintang yang fenomenal dengan bayaran termahal untuk mengontraknya sebagai bintang iklan karena produk yang diiklankan oleh Dila, akan sukses dipasaran sehingga banyak perusahaan yang ingin mengontraknya secara eksklusif. Untungnya Dila memiliki manajer yang cerdas dalam pengaturan dan
pemilihan produk yang akan dibintanginya.
Sinta adalah manager Dilla yang sangat profesional. Semua masalah dan keperluan Dilla dihandel olehnya. Sinta baru berpamitan jika semua persiapan untuk besok telah rampung dikerjakannya. Sinta akan mengecek seluruh persiapan dan akhir kegiatan Dila secara rinci. Tim manajemen Dila adalah orang-orang pilihan.
Malam ini Dila sedang bersantai di apartemennya, sambil menikmati segelas wine. Ia mendesah Panjang. Semua
assisten yang bertugas sudah meninggalkan apartemen milik suaminya. Kesunyian mulai terasa dikehidupan penghujung hari dari sang bintang. Semuanya sudah dimiliki tapi ia merasa sendiri dan hampa. Penat bekerja dan tidak memiliki sahabat untuk berbagi cerita.
Toshihiro jarang mengabari keberadaannya karena suaminya bukan tipe romantis. Dila mengetahui kesibukan suaminya dan ia sangat menghormati suaminya. Kemarin Toshihiro sudah mengabari akan pulang hari ini ke Jakarta. Meskipun Toshihiro jarang ada di sampingnya dan bahkan sudah 8 hari tidak bersamanya karena kesibukan pekerjaan Toshihiro di berbagai belahan kota di dunia yang membuat keduanya tidak bisa selalu Bersama. Toshihiro sangat mengagumi dan mencintai istrinya, Dila Puspita .
Namun Dila teringat kejadian tadi siang di lobby hotel Sheraton Ketika berpapasan dengan pria yang pernah mengisi hatinya selama 8 tahun. Dila begitu merindukan pria itu. Pria yang selalu mendengarkan keluh kesahnya, pria yang selalu punya waktu untuknya, pria yang dikaguminya, pria yang pandai bermain alat music dan bermain basket. Namun sekarang pria itu mengabaikannya tadi siang ketika mereka berpapasan di lobby Hotel Sheraton.
“ David … Dav “ ujarnya gembira.
Ketika melihat pria berkacamata hitam itu dari jauh dan langkahnya dihentikan oleh Shinta , sang manager yang selalu mendampinginya kemanapun dan mengingatkan agar Dila tidak bertindak ceroboh di ruang publik. Kesalahan tindakan di dunia keartisan dapat menjatuhkan karir cemerlangnya.
Pria itu berjalan dengan langkah tegap dan melewatinya tanpa menghiraukannya sedikitpun. Sungguh tak mungkin David tak melihatnya atau mendengarnya, David sang pria yang selalu ada untuknya melewatinya tanpa menoleh sedikitpun. Benarkah itu David?
Apakah ia sudah melukai David begitu dalam? David kekasihku sejak kelas 2 SMA yang selalu tersenyum untuknya, David yang selalu mengantarnya kemanapun dulu. David yang selalu menemaninya Ketika rekaman lagu di awal karirnya, editing hingga lagu siap rilis.
Kini David tak mau menoleh padanya dan menjawab sapaannya. David yang suka begitu cemburu jika Dila tersenyum pada fans fanatiknya yang gemar mengirimkan bunga dan coklat. Kini David tak peduli padanya. Benarkah David sudah tak peduli padanya lagi. Oh sungguh menyakitkan. Air matanya menetes kembali tanpa disadari Dila yang bersandar pada sofa ruang tengah apartemennya. Ia masih tidak dapat melupakan kejadian siang tadi.
Dila terus melihat pria yang sedang berjalan memasuki restoran tempat ia akan melakukan meeting dengan salah
satu pemimpin stasiun televisi yang akan mengontraknya untuk bernyanyi di puncak acara ulangtahun TV ABCD. Dila ingat pada tindakan kejamnya beberapa tahun yang lalu, ia memblokir nomor David dan memutuskan semua akses komunikasinya demi karirnya. Bahkan ia menyewa beberapa bodyguard untuk melindunginya dari kejaran David. Ia menyesal telah melakukan tindakan bodoh yang melukai kekasih hatinya. Maafkan aku, David.
“Dilla… jangan lihat pria itu lagi! Hapus airmatamu! Sebentar lagi Bos TV ABCD datang!,” Ujar Sinta manajer Dila
Dila menarik nafas dan terus mengingat masa indah dan masa menyedihkan kebersamaan mereka di masa lalunya dengan pria yang sedang bersenda gurau di sebuah kafetaria di salah satu Gedung hotel pencakar langit di Jakarta.
Namun hatinya tidak dapat berbohong, kepalanya menoleh lagi ke arah pria itu. Ia terus memperhatikan pria itu, tak terasa iapun menangis lagi melihat pria itu, tapi ia tak punya kebranian untuk menyapa pria itu kembali meski ia ingin sekali memeluknya. Hatinya sakit karena merindukan pria yang sedang tertawa riang dengan teman-temannya itu.
Apa yang dilakukanya telah menyebabkan kehilangan pria yang telah menemaninya dari SMU hingga kuliah di London. David adalah pria yang telah memporak porandakan hatinya. Awalnya David banyak mendukung awal karirnya tapi kesibukannya di dunia tarik suara dan menjadi bintang iklan mulai membuat David berang ditambah orang tua Dila tidak menyetujuinya akibat persaingan bisnis antara orang tua David dan orang tua Dila.
Keputusan orang tuanya yang memaksanya meninggalkan David yang belum memiliki karir mapan dan meminta untuk menikahi Toshihiro seorang pengusaha sukses dari Jepang. Tindakannya yang dianggap patuh ternyata makin mendukung kecermerlangan karirnya. Hidup yang berkelimpahan dan nama yang semakin bersinar tetapi ia kesepian dan merindukan pria yang menemani selama 8 tahun ini. Salahkah ia merindukan pria itu. Luka hati ini akan ia tanggung seumur hidupnya demi sebuah prestise dan nama besar di dunia entertainment. Dila begitu merindukan pria itu. Pria yang selalu mendengarkan keluh kesahnya dan sekarang pria itu mengabaikannya tadi siang Ketika mereka berpapasan di lobby Hotel Sheraton.
Tiba-tiba pintu apartemennya dibuka oleh Toshihiro, suaminya. Dila segera berdiri dan tersenyum manis menyambut lelaki yang sudah dua tahun ini menikahinya dan jarang menemani menghabiskan malam di apartemen atau menemani di setiap konsernya. Pria yang bertanggungjawab atas hidupnya sekarang, Pria yang baik namun tidak romantic dan terkesan tidak perduli akan kehidupannya.
“Sayang, kau sudah pulang? " Kata Dila dengan hangat kepada suaminya.
Dila harus tersenyum riang dan berpura-pura tidak ada kehampaan dalam hidupnya yang bergelimang harta. Dipeluknya suami yang baru datang dan mereka saling berangkulan menuju ruang tengah.
Toshihiro adalah seorang lelaki yang tegas dan ia sangat mencintai sang bintang. Menurutnya Ia sangat beruntung
memiliki Dila yang sangat cantik, sexy dan penuh gairah di ranjang. Wajah lelah hadir di raut muka Toshihiro namun ia tetap tersenyum pada wanita yang telah ditinggalkannya berhari-hari. Pria kewarganegaraan Jepang ini merupakan campuran dengan Indonesia, karena ia memiliki ibu yang berasal dari kota Cirebon Jawa barat, sehingga Bahasa Indonesia fasih digunakannya.
Toshihiro dan Dilla menikmati momen kebersamaan mereka di apartemen mereka yang elit. Bagi Pria itu, kehidupan bersama istrinya yang cantik, terkenal, baik hati sudah hampir lengkap, dan meskipun belum hadir buah cinta mereka.
Toshihiro merasa tanpa kehadiran anak , kebahagian mereka juga sudah cukup, daripada kehadiran anak akan menghambat akitifitas pekerjaan mereka yang menumpuk. Mungkin 2 tahun lagi adalah waktu yang tepat mereka memiliki buah hati dan semakin mempererat cinta keluarga mereka. Dan Karir sang Bintang juga sedang bersinar, sehingga akan menghambat aktifitas pekerjaan Dila.
******
David POV
Sudah dua tahun Dila menikah dengan Pria Jepang yang kaya raya itu, namun rasa sayang David tak pernah hilang. David pernah hampir gila karena lost kontak yang dilakukan Dila, tapi rasa sayangnya terhada Dila tak pernah hilang dari hatinya.
Dilla, Aku kecewa padamu tapi aku tetap mencintaimu Dila. Senyum manismu itu bisa menghilangkan benciku padamu. Aku tak mau melihatmu lagi Dila, semua album yang dulu kukoleksi dalam edisi khusus telah kubakar, semua foto-fotomu sudah kelenyapkan dalam kemarahan, sungguh aku membencim Dila.
Tapi mengapa tadi siang ketika kita bertemu di loby hotel itu, hampir menghentikan kesadaranku bahwa kau adalah bukan milikku lagi. Bukankah ini yang kau inginkan. Kau menukarku dengan semua karir dan kesuksesanmu. Bukankan kau bahagia dengan keluarga barumu itu. Aku takkan pernah kembali padamu Dila. Jangan pernah berharap padaku lagi!
Cemburu pada suami Dila? Akh… Sudah pasti. Aku tak boleh seperti ini. Mama dan papa sudah memperingatiku agar melupakan wanita yang menipuku dan meninggalkanku tanpa pamit. Arghh… aku bingung… aku terpaksa melewatinya tanpa memandangnya,
Aku takut melihat senyumnya, aku takut mendengar suaranya. Aku tidak boleh goyah. Ingat … dia sudah membuatmu bodoh selama 8 tahun. Makian David pada dirinya sendiri. Huff.. Ingat David , wanita itu pernah menyewa 15 orang bodygard untuk menghalangimu menemuinya !!
Elo ingat mereka pernah mempermalukanmu, David! Ingat kebodohanmu! Jangan jadi pria bodoh kembali. Sang Bintang tidak mengharapkanmu! Karirnya lebih penting daripada cintamu!
David terus merutuki kebodohanku yang selalu setia pada Dila semenjak SMU bahkan aku pernah pulang ke Indonesia hanya untuk menemani kekasih hati rekaman lagu untuk album awalnya. Oh bodohnya aku, hanya sebagai sopir antar jemput dan pendengar keluh kesahnya. Padahal menurut guru di sekolah dan dosen dikampusku, otakku sangat encer dan sanggup menyelesaikan kuliah di 2 bidang manajemen dan hukum di waktu yang bersamaan.
Pintar dan ganteng menurut Sebagian orang adalah pujian yang sering disematkan padaku,tapi aku bodoh dalam hal asmara. Kekasihku meninggalkanku ketika bertemu pria mapan dan dapat mensuport karirnya di dunia keartisan.Dasar Dila Matre! Lihat saja, gue akan lebih sukses dari pria itu!
Hilangnya Dila di kehidupanku membuatku terpuruk dan melampiaskan pada banyak wanita yang sering menjadi penghangat ranjangku, Aku menjadi pria brengsek semenjak Dila menikah. Bagiku semua wanita adalah matre, jahat dan hanya memanfaatkan pria dan ditukar dengan materi . Tidak ada cinta lagi di hidupku.
Aku membuat mama dan papaku malu dengan segala Tindakan bodoh dan tidak bermoral anak tunggalnya.
Sebagai satu-satunya pewaris Pratama Grup yang memiliki usaha di berbagai bidang mulai Industri manufaktur, batubara, kelapa sawit hingga merambah ke sector perbankan. Harusnya aku termasuk pria mapan, tetapi Dila memilih pria itu, bukan aku!
Tindakan terparahku adalah ketika ada sepasang orang tua yang memintaku untuk menikahi puteri mereka yang pernah kutiduri dan kukatakan bahwa yang meniduri putri mereka tidak hanya aku, jadi suruh mereka juga bertanggungjawab. Bahkan kukatakan pada orang tua itu bahwa aku memiliki rekaman putrinya bersama pria lain. Orangtuaku ikut shock mendengar jawabanku dan ketika orang tua wanita yang menuntutku pergi, aku tersenyum dengan penuh kebanggaan karena berhasil lepas.
Satu hal yang tidak pernah kuduga, emosi mama yang melihat tindakannku. Mama langsung berlari ke dapur mengambil pisau dan ingin bunuh diri , papa ikut mengejar mama. Histerisnya mama itu yang sungguh mengubahku. . Aku terkejut akan Tindakan mama, katanya mama ingin mati memiliki anak sepertiku yang mempermalukan keluarga. Aku menyayangi mamaku... Maaf mama, David yang salah dan bodoh!
Selepas kejadian itu, aku berjanji pada mama dan papa serta tidak akan menyentuh wanita lagi sebelum aku
benar-benar menikah. Aku akan mencari pengganti Dila. Aku tidak pernah menyentuh wanita wanita yang dekat denganku, karena mamaku mengancam akan bunuh diri di depanku jika ada orang tua yang datang kembali dan menuntutku.
Aku hanya sekedar berciuman dan tidak ada hubungan sesaat di ranjang. Aku tidak mau ada masalah lagi dengan keluargaku. Tidak sedikit wanita yang memaksaku untuk minta ditiduri namun wajah mamaku yang membawa pisau membuatku sadar, jika aku melakukanya lagi , maka aku adalah pembunuh mamaku.
Aku menjauhi wanita-wanita itu. Aku ingin berubah. Aku menjadi pria brengsek karena wanita yang kucintai menikah dengan orang yang lebih sukses. Untuk itu aku akan menjadi pria yang lebih sukses dari suami Dila dan harus menemukan wanita yang benar-benar mencintaiku dan mau menerimaku apa adanya. Aku harus berubah dan harus bisa sukses. Itu prinsipku.
*****
temans... bolehkah minta koment jika ada yg kurang pas dgn cerita ini/like deh jika suka, thx guys!!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!