NovelToon NovelToon

Isyaroh

Kehidupan damai di lereng merapi

...Sinopsis...

Aku adalah seorang warga lereng Gunung Merapi. Dimana masa kecilku hingga remaja lebih banyak bergelut dengan dunia hitam.

Sampai sampai tindakanku benar benar mencoreng nama baik keluarga dan dusun.

Hingga aku terusir dari dusun.

Namun tidak membuatku jera, justru semakin brutal dan tidak terkendali.

Hingga Akhirnya puncak dari kenakalanku, mengakibatkan kehamilan seorang gadis SMU. Yang membuat keluarganya marah besar dan menghajarku.

Beruntung ada yg menolongku, sehingga aku lepas dari maut.

Dan dia membawaku pada seorang Kyai. Yang mengajarkan aku bukan sekedar ilmu syariat saja.

Namun mengajarkan aku hidup dan bermasarakat. Aku dinikahkan dengan gadis pilihan Kyaiku.

Dan diminta hidup ditengah masyarakat. Awalnya aku diterima kembali di masyarakat dusunku.

Hingga Masalah demi masalah muncul. Dari masalah mistis, kriminal hingga Polemik cinta yg melibatkan gadis yg dulu pernah kunodai. Dan pada saat itu pula istri sah ku sedang hamil.

Perjalanan hidup yang penuh dengan dinamika Hidup. Aku diberi nama oleh orang tuaku Ahmad Sidiq, didunia hitam dikenal dgn nama Zain dan sejak dipesantren oleh Kyai ku diberi nama baru Yasin.

Berikut kisah kehidupan seorang Yasin.

..................

Masyarakat lereng Merapi sisi Selatan yg masuk wilayah Yogyakarta dan sebagian Masuk wilayah Klaten. Adalah masyarakat yg hidup rukun menjunjung tinggi Adat Istiadat dan Budaya serta mengedepankan Adap atau Sopan santun.

Suasana Asri pedesaan yg sejuk, ramah dan penuh semangat gotong royong. Menunjukkan suasana khas pedesaan. Dimana banyak tumbuh berbagai jenis tanaman dengan beragan species.

Namun suasana tenang dan dingin pedesaan pagi itu, digemparkan dengan berita penemuan mayat. Mayat wanita kisaran usia 19th, yg tergeletak kaku di parit atau sungai kecil. Yg biasa digunakan untuk mengairi persawahan.

Aku mencoba mendekat, pada kerumunan orang yg belum begitu banyak. Setelah dengar teriakan :

" Ada mayaaaat.....! "

Aku langsung berlari menuju arah suara.

Sampai lokasi, sudah ada 4 sd 5 orang yg disana.

"lapor bayan urung ?"

( Sudah lapor pak bayan / dukuh belum maksutnya )

Sebagian warga, memang selalu melapor ke pemimpin dusun. Yg mereka sebut Bayan atau dukuh. Termasuk kejadian kriminal pembunuhan !

Aku jadi terpikirkan, ini pembunuhan atau kecelakaan...?

Aku mendekat ke tubuh mayat, sambil berseru ke mereka.

" Salah siji lapor bayan e kono "

( Salah satu lapor pak dukuh sana )

" Ojo nyedak po demok mayit e disik . nek rung ono bayan po polisi."

( Jangan mendekat apa lagi memegang mayat, sebelum pak dukuh atau polisi datang )

Aku melihat dengan seksama, meski tidak atau belum berani memegang mayat. Setelah salah satu warga melapor. Maklum saat itu masih jarang Hp apa lagi warga dusun. Masih jarang yg pegang HP.

Sambil melihat dari jarak yg cukup, aku coba mengidentifikasi.

Kayaknya bukan warga sini, bisik ku dalam hati. Dan melihat ada bekas luka jeratan di leher. Mungkin ini adalah kasus pembunuhan. Maka warga pun saya larang untuk mendekat.

" Mesakke yo, isik enom. gek bocah e ayu....!?! "

( Kasihan ya, anaknya masih muda, udah gitu cantik....!?! )

" Hoo... gek cah ngendi kui ?"

( Iya.... terus anak mana itu ? )

Tak ada yg menyahut & menjawab pertanyaan itu. Begitu juga denganku...!

Melihat pakaian dan asesoris yg digunakan. Menunjukkan bahwa anak ini ( si mayat ) adalah pelajar dari kota. Mungkin anak SMA atau Mahasiswi tingkat awal.

Tiba tiba aku dikejutkan, seseorang yg menepuk pundakku.

" Pripun Pak Rois ?"

( Gimana pak Rois ? )

Tanya seseorang yg tidak lain adalah, Anggota Polsek. Yg sudah datang bersama Pak Dukuh.

" Sepertiya kasus pembunuhan pak, melihat dari lehernya. Ada bekas luka jeratan." kataku.

" Tapi monggo diidentifikasai pak, mungkin saya Salah !"

Kemudian, Satuan Polisi pun segera mengidentifikasi awal mayat. Sambil difoto, dan mengambil sesuatu disekitarnya yg mungin bisa jadi petunjuk. Kemudian membawa mayat itu ke sebuah rumah sakit. Mayat di bopong dua personil polisi, untuk dibawa ke mobil yg terparkir dijalan. Jarak dari lokasi ke jln raya cukup jauh, sekitar 300m. Dan Hanya melewati jalan setapak dan pematang sawah.

Warga pun membubarkan diri, untuk kembali ber aktifitas disawah masing masing.

Aku yang terakhir kali melangkah meninggalkan lokasi. Sambil terus berpikir, atau lebih tepatnya menduga duga. Namun baru beberapa meter melangkah, seseorang memanggiku.

" Pak Rois ? "

" Ya, Ada apa Pak Polisi " jawabku.

" Jenengan Saget nderek kulo sekedap ?"

( Jenengan bisa ikut saya sebentar ? )

Tanya Polisi itu,jenengan adalah Sapaan Halus yg artinya adalah kamu.

Aku agak ragu menjawab, mungkin karena gak pernah berurusan dengan Polisi. Apa lagi ini menyangkut perkara Kriminal Pembunuhan.

" Pripun Pak"

( Bagaimana Pak )

Tanya Polisi itu lagi.

" Ow.. iyy... njih pak "

( Ow... iyy... iya pak ) Aku menjawab dengan agak tergagap.

Dalam hati agak bimbang, ragu takut semua perasaan berkecamuk jadi satu.

Tiba tiba Polisi itu berkata

" Ngaten Pak, Bapak mangkeh kulo suwuni keterangan . Awal mulane mayit di temukan pripun."

( Gini pak, Bapak nanti saya minta i keterangan, terkait ditemukanya mayit )

Aku kaget, bahkan keringat dingin pun keluar.

" Amargi bade ngajak sanese mangkeh mesti sami boten kerso Pak, sami ajrih" Kata polisi itu.

" Owh... Namung sebatas niku to Pak ?"

( Owh... hanya sebatas itu to pak ? )

" Nggih Pak " ( ya Pak ) jawab Polisi itu.

Meski masih agak grogi dan bimbang, aku ikuti langkah poisi itu. Aku tidak ikut ke Rumah Sakit, tapi lgsg diajak ke Polsek. Aku makin bingung dan grogi.

" Gak ke Rumah Sakit Pak ? " Tanyaku pada Polisi yg membncengkan Aku.

"Gak pak, ada tim sendiri untuk itu." Jawab polisi itu.

Aku hanya menarik nafas panjang, untuk menghilangkan grogi.

Dalam hati aku bertanya, " apa memang begini Prosedur nya."

Sudahlah ikuti saja, Bismillah toh aku gak ada salah apa pun.

O iya...!

Aku adalah seorang Rois, yang biasa membantu mengurusi mayit. Dari memandikan sampai menguburkan. Juga Membacakan Doa ( Tahlilan ) bagi org Islam yg mau mengikuti Tahlilan. karena ada juga orang Islam yg menganggap Tahlillan itu bid'ah. Bagiku silakan saja, mau pakai Tahlilan Aku siyap. tidak juga gak masalah.

Kembali ke Profesiku sebagai seoarang Rois tadi. Yg biasa mengurusi urusan budaya, Kenduri, Sodaqohan dll. sampai dengan mentalqin mayit, dan menuntun org yg sakaratul maut. Aku Lebih banyak menangani masalah masalah seperti itu. Tidak pernah berurusan dengan Polisi. Karena ada trauma sebelumnya.

Jadi disini Aku jadi agak grogi karena merasa bukan bidangnya. pengalamanku hanya seputar kewajibanku sebagai Rois. Paling kadang dimintai tolong membantu menyembuhkan orang kesurupan dan sebangsanya. Memang kalo masalah itu aku ada sedikit pengalaman. Tapi saat ini tidak mau berurusan dengan urusan kriminal tentunya.

Aku masih menunggu, di sebuah ruangan kecil. Polisi yg tadi juga gak kelihatan, aku hanya sendiri. Tiba tiba masuk seseorang tidak berseragam Polisi, malah bawa nampan berisi minuman.

"Silakan diminum Pak, Sambil menunggu." Kata org itu, yg lantas menghilang sehingga aku hanya sendiri lagi.

Sudah lebih dr 15 mnt aku dibiarkan sendiri. Ada perasaan Geram juga sebenarnya. Namun kutahan tahan saja, toh hari ini aku gak ada acara penting.

Tadi juga berniat mau melihat sungai cari lokasi buat mancing saja.

Sambil menyeruput minuman, aku clingak clinguk ihat sekitar.

Ada gak Tulisan *Dilarang merokok*

Aku lihat gak ada, akupun menyalakan Rokok. Buat menenangkan pikiran, kalopun gak boleh biarin saja. Sapa suruh ninggalin sendirian disini.

Sambil merokok, setelah agak rileks kata orang orang. Aku jadi teringat beberapa hal.

Teringat Penemuan Mayat tadi

Teringat *mimpiku* semalam

Teringat si Aldi anak tetangga yg semalam katanya rewel terus gak mau tidur

Teringat Suara dentuman yg dikira dari merapi tapi tidak ada apa apa.

Apakah semua ini ada hubunganya ???

Apakah hal hal mistis yg belakangan ini sering terjadi, ada hubunganya dengan ini ???

Di episode berikutnya akan dimulai kejadian kejadian mistisnya.

....

....

...bersambung...

Interogasi

"Selamat Siang Pak Rois..." Suara Polisi yg memboncengkan aku tadi mengagetkanku, atau lebih tepatnya membuyarkan lamunanku.

" Ouw.... iya Siang pak. Saya sambil merokok boleh ya ?" kataku.

" Iya gak papa, santai saja." jawabnya.

Polisi itu duduk berhadapan denganku hanya terhalang meja. Mungkin meja kerja dia. Sesaat kemudian diapun menyalakan sebatang rokok kretek. Dalam hatiku berkata. " Ternyata memang boleh merikok disini" Memang kami berada dalam ruangan. tapi ada jendela besar yg langsung bisa melihat halan yg cukup luas jika dibuka. Jadi gak masalah merokok disini gumamku.

Tok tok tok...

Suara rokok kretek Polisi itu yg diketokan ke asbak.

Polisi itu mulai menyakan Nama, Alamat dan semua hal tentang diriku.

Semua aku jawab apa adanya.

" Nopo jenengan belum kenal saya Pak. kok nanya Nama Alamat dll ?" kataku.

( apa anda gak kenal saya pak, kok nanya Nama Alamat dll )

" Gak gitu Pak Rois, ini Prosedur Resminya. kalo biasanya saya malah pakai bahasa jawa. Tapi karena ini urusan Dinas. ya saya pakai bahasa Nasional."

" Owh !"

Aku hanya bergumam, dan mengangguk.

" Tadi pak Rois bilang, lihat ada bekas luka jeratan di leher korban. Betul ?" tanya Polisi itu.

" Iya pak " jawabku.

Aku mulai gundah, menyesal kenapa tadi ngomong begitu...?!?

" Ini hasil Autopsi sementara sudah keluar Pak "

Polisi itu melanjutkan bicaranya.

" Tapi masih belum tuntas...." lanjut polisi itu lagi...

" Korban tidak membawa identitas. Jadi belum teridentifikasi Nama Alamat & Statusnya..." Polisi itu bicara panjang lebar yang sebagian tidak aku fahami.

Karena aku justru ingat keluargaku dirumah. jadi tidak fokus mendengarkan pembicaraanya.

" Identitikasi saat ini, memang mengarah ke PEMBUNUHAN " kata polisi itu.

Aku jadi merinding, meski awalnyapun bisa menyimpulkan demikian.

" Pak Rois kok tadi bisa menyimpulkan demikian juga Pak ? "

Tanya Polisi itu, tanpa kuduga.

" Iya Pak, itu hanya berdasarkan pengalaman saya sebagai Rois."

Aku berhenti sejenak, sambil menghisap rokok ku biar tenang dan lancar bicaranya. Sambil berpikir, dan setengah menyesali omonganku di TKP tadi.

" Jadi menurut pengalaman saya orang yang meninggal wajar, tidak meninggalkan bekas luka. Kecuali....!" kataku terhenti.

Kembali kuhisap rokok sebelum melanjutkan bicara.

Suaraku terhenti, aku menyesali merasa keceplosan.

" Kecuali apa pak " Tanya Polisi itu.

Aku tergagap, benar benar menyesali telah mengucapkan sepatah kata kecuali.

Sungguh, hanya sebuah kata yg justru membuat urusan jadi lebih Panjang.

" Pak... kok diem, kecuali apa ?" tanyanya.

Aku sempat kaget.

Kuatur nafasku, agar lebih tenang dan tidak gugup. Supaya tidak keceplosan lagi. Memang susah menjaga mulut sendiri.

Sama sama keluar dari mulut, jika difilter dengan otak akibatnya bisa berbeda jauh.

" Begini Pak....!" Lanjutku lagi.

" Ada beberapa kasus, orang yg meninggal dunia. Awalnya tampak wajar, tapi saat dimandikan tiba tiba badanya lebam atau luka luka. padahal bukan karena dianiaya atau kecelakaan. Juga tidak punya penyakit dalam..."

Aku berhenti sejenak menyeruput kopi dan kembali menghisap rokok.

" Terus gimana Pak.....? "

Polisi itu bertanya lagi.

" Tapi itu pengalaman saya Pak.. Mungkin tidak ada referensi yg jelas potongku !"

Polisi itu kemudian kembali bicara.

" Jadi begini Pak,... jujur saja. Selain karena Pak Rois tadi berada di TKP. Saya memang mau menanyakan hal hal khusus. Yang kaitanya dengan isu hal mistis yg baru jadi rumor."

Aku tertegun.0

" Hal mistis apa ya pak Polisi ? "

Aku bertanya karena aku memang tidak tahu perkembangan terbaru diwilayahku. Dikarenakan, setengah bulan ini aku baru keluar kota. untuk *Sowan* guru ngajiku di pesantren dulu.

Kemudian, diminta tinggal beberapa waktu. Karena akan diberi ijazah ( amalan berupa doa ) oleh guruku. Dan baru sampai rumah pagi tadi.

"Beberapa hari ini, banyak terjadi keanehan, dari mulai orang meninggal tiba tiba tanpa sakit tanpa penyebab pasti. Saat di mandikan, atau saat dimakamkan. Hampir semua mayat mengeluarkan darah, tidak hanya dari mulut dan hidung. bahkan dr anggota badan yg tadinya utuh ?!? "

Aku benar benar kaget, apa ini alasan Abah ( Panggilan untuk guru ngajiku ) menahan aku dan diberi ijazah itu ????

" Saya baru tahu ini pak... ? " jawabku.

Polisi itu nampak kaget.

" Lah bukanya Bapak Rois, yg sering dimintai tolong memandikan jenazah, jika Rois dusun lain tidak berani karena ada keanehan pada mayat. atau meninggalnya tidak wajar ??? " tanya polisi itu.

" Iya pak, tapi dua minggu ini saya diluar kota. jadi kalo ada hal demikian, ditangani baddal ( wakil / pengganti ) saya. "

" Dan saya baru pulang tadi pagi, belum dapat laporan tentang itu. "

Polisi itu mengangguk angguk.

" Owh.... Pantas, tadi pagi ketika ku tanya, pripun Pak Rois.

Bapak gak nyambung, malah mengkomentari mayat yg tadi dibtemukan !"

Aku jadi faham sekarang, ternyata tadi saat yg di TKP. Maksut pertanyaanya ini.

" Gini saja pak, kalo mau bicarakan itu lebih panjang. Nanti malam ba'da Isya' di serambi Masjid dusun saya saja.

" Saat ini tolong saya diantar pulang dulu !" pintaku pada Polisi itu.

"Siyap Pak...! Tapi boleh minta no HP nya ? "

" Waduh..

Saya sebenarnya gak pegang Hp pak. Ada yg pegang Anak asuh saya. No nya nanti dirumah saja, saya gak hafal " Jawabku pada Polisi itu,

Polisi itu tampak ragu, kemudian berkata.

" Bapak biar dianter anak buah saya, tak kasih catatan no HP saya. Nanti di save dan WA saya. Biar saya punya no Pak Rois. " Kata polisi itu.

" Iya Pak, begitu juga boleh.." jawabku.

" Bapak bisa menggunakan HP kan pak. Bisa menggunakan WA ? "

Tanya polisi itu.

Dalam hati aku menggerutu.

Siyal... terlalu meremehkan, jangankan HP menggunakan Komputer Saja belum tentu kamu lbh bisa dari aku.

Akun Sosmed dari fb, IG twitter juga aku punya. urusan bisnis online juga Aku paki i bangking. email juga udah pakai lama, gerutuku dalam hati.

Mungkin kebanyakan orang, memandang Rois itu org yg sekedar tahu kenduri, memandikan mayat atau sekedar ngobatin org kesurupan dan kenasawan. Aku jadi Rois tu bukan karena gak bisa ngerjain hal lain.

Tapi yg lain gak sanggup, pada takut ngurusin mayat. Yang gak takut, gak ngerti tata caranya

cukup lama aku terdiam.

" Bisa kan pak ? " Tanya polisi itu.

" Owh iya bisa, nanti kalo sudah sampai rumah saya lgsg save no Bapak. Dan saya pink aja nanti ya. "

Polisi itu gak jawab cuma bengong,

singkat cerita sampailah aku dirumah. dan Hp yg dipegang anak ku aku minta buat ngesave no Polisi tersebut. Lantas aku kirim Wa Ke beliaunya.

" Ini Pak Rois !" chatku ke polisi itu.

Mau tak pink aja kok kesanya kayak ABG dan kurang sopan. hehehe.

....

cari referensi

Aku buka kitab kitab kuning, sekaligus membuka lap top. Mencari cari peluang bisnis yg baik, sambil juga sekalian mencari literatur tentang ilmu ghoib berdasarkan pandangan 4 madzhab.

Saat kulihat jam.

Sudah menunjukkan pukul 16.30'

tadi mulai habis dhuhur, sekitar jam 12.30. Gak terasa sudah kurang lbh 4 jam. Aku beranjak ambil wudhu dan Sholat ashar

Tadi mau cari spot mancing malah ketemu mayat. besuk sajalah.

Owh iya.

Nanti malam, habis Isya janjian sama polisi tadi. Mau gak mau.

Habis sholat asar lgsg balesi email, orang yg konsultasi masalah Agama.

Karena ada bebera org yg lbh suka konsultasi via email dibanding Wa atau Media sosial yg lain.

Tak Apalah, Sudah niat jadi pelayan Umat.

Tanpa Gaji tanpa pamrih, hehehe.

Baru mau istirahat bentar nunggu maghrib.

" Assalaamu 'alaikum..." suara salam dari Amir.

" Wa 'alaikummussalam." jawabku.

Kulihat si Amir yg biasa menggantikan kerjaanku sebagi Rois, jika aku sedang tidak dirumah

"Mlebu mir....!" pintaku pada Amir.

( masuk mir..)

" Njih Pak....! "

( Iya pak )

Jawaban khas jogja yg sangat indah.

Karena waktu hampir Maghrib.

Amir tak suruh persiapan maghrib dulu.

Demikian juga para pembaca, maghrib dulu ya.

Nanti kelanjutanya makin masuk ke mistis & horor nya..

...bersambung...

laporan dari Amir

Selepas Sholat maghrib dan wirid sebentar dimushola rumah. Aku memanggil Amir untuk bicara 4 mata.

Agar lebih mudah memahaminya, aku langsung translate ke bahasa Indonesia saja. Agar tidak kebanyan kalimat dalam episode ini.

" Ada apa mir.... Menjelang Maghrib kamu datang...? "

Amir agak ragu ragu menjawab.

" Eemm... anu Pak..." Amir tampak diam, mungkin berpikir untuk merangkai kata kata.

" Begini Pak Rois, apa yang bapak sampaikan dulu kayaknya beneran terjadi " Amir mulai bercerita, aku memang lbh suka dipanggil Pak Rois dr pada Pak Ustadz atau yg lain. Karena Aku merasa belum pantas dengan gelar Ustadz. Kembali ke cerita Amir.

" Tentang mimpi Bapak dan firasat bapak. Yang mengatakan seperti akan ada Pagebluk ( bencana ). Saat ini banyak kejadian ganjil, sudah 4 orang yg meninggal secara misterius...."

Amir menjeda ceritanya, sambil menikmati kopi yg dihidangkan istriku. Aku pun menyeruput kopi hitam tanpa gula kesukaanku.

" Kuharap, hal itu tidak kamu sebarkan ke warga. Takut menjadi fitnah, bahkan anak anak yg biasa Mujahadah pun jangan sampai tahu. " Jawabku pada Amir.

Aku menyela sebelum Amir melanjutkan cerita nya.

" Iya Pak..., saya belum cerita pada siapapun, termasuk pada jamaah mujahadah kita. " Amir menegaskan bahwa Amanah yg Aku berikan tetap dijaga.

flash back sebelum Aku Sowan Guru ngajiku.

Setelah selesai memimpin mujahadah dirumahku. Aku mengajak Amir keluar rumah. Sementara Anak anak yang lain, ngobrol ngalor ngidul tanpa tema yg jelas.

O iya mereka itu rata rata anak broken home. Yg dulu gak pernah Sholat dan gak bisa ngaji ( baca Al- Quran ). Lalu kudekati dan kuajak untuk mendekat pada Allah. Meski Awalnya ikut mujahadah ada yg masih dalam keadaan Mabuk. Tapi aku diamkan dulu, lama lama mereka sungkan juga. Meski kadang masih suka mabuk, tapi gak berani di depanku. Alias sembunyi sem perkataan Amir.

" Terus apa itu Pak " Tanya Amir kemudian.

Amir bertanya, aku jadi kaget bingung harus gimana jelasinya.

" Aku belum bisa jawab sekarang, yg jelas aku ada firasat buruk. Seperti akan ada cobaan besar di kampung ini. " Aku mencoba menjelaskan pada Amir.

" Tapi tidak usah cerita pada siapapun. Termasuk anak anak rombongan mujahadah. Besuk habis Jumatan Aku berangkat, kamu seperti biasa menggantikan tugas tugasku sementara ! " Seruku.

Saat sedang ngobrol, tiba tiba terdengar suara dentuman keras.

Kemudian banyak warga berdatangan dikira letusan gunung merapi. Termasuk juga anak anak rombongan mujahadah. Semua keluar.

Sebagian warga menbawa HT sebagai alat komunikasi dan alat pemantau aktifitas Merapi.

pantauan signal landai dan pantauan dari beberapa frequensi semua aman. Tidak ada yg mendengar dentuman itu.

Setelah beberapa saat warga bubar, pulang kerumah masing masing.

Beberapa saat kemudian, anak anak rombongan mujahadah pun ikut pamitan pulang.

Setelah mereka pulang aku melihat bola api yg terbang dan jatuh tepat di tengah dusun.

" Teluh brojo ?" gumam Amir.

" Bukan Mir !" kataku spontan.

" Terus apa itu pak ?" tanya Amir.

" Aku belum bisa jawab sekarang. Besuk kau akan tahu apa yg terjadi !"

" Iya pak " jawabnya Pendek.

Singkat cerita Amir mohon ijin pamit pulang. Dan aku sendiri berjalan mengitari kampung. Melihat jam tangan Sudah pukul 10.30. Aku jalan kaki menuju arah utara terlebih dahulu. Kemudian melalui jalur setapak, belok kiri mengelilingi kampung. sambil membaca doa doa dan dzikir.

...flashback end...

.....

Kembali kelaporan Amir.

" Kamu yakin belum cerita ke siapapun ? " Tanyaku menegaskan.

" Yakin Pak " Jawab Amir singkat dan tegas, jadi aku menyimpulkan itujawaban yg jujur.

" Baiklah, kemudian apa yg mau kamu sampaikan ? " Aku bertanya pada Amir.

" Begini Pak, Selama Panjenengan Sowan Abah guru. Banyak orang kesurupan, kalo itu saya masih bisa menangani. Dan hal hal lain yg ganjil, Tapi... " Amir tampak Ragu melanjutkan.

" Tapi apa, bicara yg jelas jgn diputus putus....! " Seruku.

" Aaa.... anu begini pak, sudah 4 orang didusun sebelah. tepatnya dua dusun sebelah. Di tiap dusun dari 2 dusun itu meninggal. " Jawab Amir.

Aku agak bingung dengan maksut Amir.

" Maksutnya gimana,,,,? kalo ada yg meninggal ya dirukti sebagaimana mestinya to. Lagian di tiap dusun kan sudah ada Rois ? "

Amir makin gugup.

" Masalahnya Rois setempat tidak berani... Karena banyak kejanggalan pada mayit nya pak ! " jawab Amir.

" Waktu dinyatakan meninggal mayit normal utuh.

Tapi saat mau dimandikan, baru sekitar dua jam dr itu. Badanya sudah melepuh, mengeluarkan air bahkan darah di bagian bagian tertentu lebam lebam seperti habis di pukuli ! " Amir cerita dengan berapi api.

Belum selesai dia cerita sudah terdengar kumandang adzan Isya.

" Yawdah kita lanjut nanti, kalo tidak terlalu malam. Habis Isya Aku ada Janjian dengan Polisi diserambi masjid.

Kamu ikut aja nanti, sekaliyan !

Apa yg kamu ketahui sampaikan." Ucapku.

Kamipun keluar bersama menuju ke Masjid di dusunku, untuk melaksanakan Sholat Isya.

dalam perjanan ke masjid.

Terlihat sebuah bayangan hitam besar, dan disertai lolongan anjing yg suaranya melengking. Membuat bulu kuduk meremang, Amir tampak pucat, aku juga sebenarnya cukup ngeri, tapi agak jaim didepan Amir jamaah mujahadahku.

dan tiba tiba...!?!

Grusssaaaaaakkk...

....

....

...

...bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!