Liam Gerard Robinson, atau yang lebih dikenal dengan nama Liam saja. Dia adalah pria berdarah campuran Indonesia dan Australia yang berusia 26 tahun, dengan tinggi 198 cm. Merupakan putra sulung dari pasangan Jonathan Robinson dan Margareth Robinson, yang pasti hampir semua orang mengenalnya karena beliau adalah pengusaha terkaya yang menduduki peringkat no 1 se Asia. Bisnis keluarga mereka bergerak dalam bidang real estate dan properti, yang memiliki cabang perusahaan hampir berada di seluruh penjuru negeri. Selain itu, keluarga mereka juga memiliki beberapa hotel dan restaurant yang tersebar di kawasan wisata beberapa negara. Walaupun begitu, keluarga mereka tetap bersikap rendah hati kepada siapapun tanpa membedakan status sosial dan jabatan seseorang.
Liam juga mempunyai seorang adik perempuan yang memiliki selisih umur 3 tahun lebih muda dari dia bernama Roseanne Zoe Robinson. Tetapi keluarga mereka sudah terbiasa memanggilnya dengan sebutan Rosie yang memiliki arti nama mawar yang cantik. Menurut Liam itu memang benar karena dia seperti bunga mawar, bunga yang berduri dan indah. Walaupun bunga itu mempunyai duri tetapi semua orang tidak memperdulikan durinya dan hanya tertuju pada keindahan bunganya saja. Itu sesuai dengannya yang semua orang hanya melihat kecantikan dan kebaikan hatinya tanpa memperdulikan dari mana dia berasal. Mereka berdua sudah terbiasa bersama sejak mereka masih kecil, dan mereka berdua saling berbagi cerita satu sama lain, layaknya seorang kakak beradik yang memiliki satu darah yang sama. Liam sangat menyayangi dan menjaga Rosie selayaknya seorang kakak yang bertanggung jawab, walaupun mereka berdua terkadang bertengkar dan berdebat satu sama lain.
Liam mempunyai hobby berolahraga, membaca buku, dan bermain game seperti kebanyakan pria lainnya. Bahkan Liam dan para sahabatnya sering melakukan beberapa kegiatan seperti pendakian gunung, camping, bermain skate, basket, sepak bola, dan olahraga yang terbilang cukup ekstrim bagi sebagian banyak orang salah satunya terjun dari air terjun di kawasan wisata alam dan kegiatan lainnya yang berada di alam luar. Orang tua Liam sering dibuat pusing sekaligus khawatir oleh hobby nya tersebut karena jika tidak dilakukan dengan benar dan berhati - hati, bisa saja taruhannya adalah nyawa mereka sendiri. Walaupun orang tua Liam khawatir, tetapi mereka tetap mengizinkan Liam untuk pergi melakukan kegiatan tersebut. Sejauh ini, tidak pernah ada yang sampai menderita luka serius saat sedang melakukan kegiatan tersebut karena kita selalu saling mengingatkan satu sama lain untuk selalu berhati - hati dan waspada, yah walaupun terkadang hanya mengalami luka - luka kecil.
Liam saat itu masih berada di Australia, dan sore itu Liam mengendarai mobilnya menuju sebuah villa yang berada di dekat pantai untuk menemui seseorang. Liam juga sekalian berencana untuk berlibur di pantai sembari menikmati sunset yang ada di pantai tersebut. Setelah sampai di villa tersebut, kemudian Liam di sambut oleh seorang wanita waktu memasuki sebuah villa tersebut. Kemudian wanita itu tersenyum kepada Liam dan memeluk Liam. Setelah melepas pelukannya, wanita itu menggandeng tangan Liam menuju ke sebuah rooftop villa tersebut untuk melihat sunset di villa tersebut sembari menikmati minuman bersoda.
"Tumben kamu datang ke villa Li? Biasanya kamu selalu sibuk bekerja lembur."
"Yah memang sengaja sih untuk sekali - kali tidak bekerja lembur hehe."
Wanita itu tersenyum kepada Liam "memang ada hari special ya hari ini?"
Liam berfikir sejenak "hmm sepertinya ada."
"Benarkah? Apa itu?"
"Untuk menikmati sunset bersama dengan kamu."
"Wah wah wah kamu ini selalu saja begini setiap aku menanyakan hal tersebut."
Kemudian Liam mengusap rambut wanita tersebut dengan lembut "lalu untuk apa kamu selalu menanyakan hal yang sama padahal kamu sudah mengetahui jawabannya, setiap kali aku mengunjungimu di villa ini."
"Hahaha tidak apa - apa kan Li? oh iya biasanya setiap kali kamu pulang villa ini kamu selalu membawa sesuatu untuk aku, tapi kok sepertinya tidak membawa apa - apa."
Liam kemudian mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku jacketnya "siapa bilang aku tidak membawa kan sesuatu untukmu kali ini Nat."
"Wow apa itu? sepertinya sangat indah sekali."
Kemudian Liam mengeluarkan sebuah kalung dan memakaikan kalung itu dileher wanita itu. "apakah kamu menyukainya?"
(Melihat liontin kalungnya) "aku sangat menyukainya, dan ini sangat indah. Thank you Liam."
Liam hanya mengangguk dan tersenyum kepadanya. Setelah itu mereka melanjutkan berbincang di rooftop tersebut sembari menikmati pemandangan pantai di malam hari. Lalu mereka berdua memutuskan untuk memanggang barbeque untuk makan malam mereka berdua. Setelah itu mereka berjalan - jalan di pantai dan bercanda ria sembari menikmati udara pantai di malam hari. Setelah itu mereka memutuskan untuk duduk di bibir pantai dan bermain pasir pantai.
"Bagaimana dengan pekerjaan kamu di kantor hari ini Li?"
"Ya biasa saja seperti hari - hari biasanya memangnya kenapa kamu menanyakan hal tersebut?"
"Memangnya aku tidak boleh menanyakan hal tersebut? yah aku hanya ingin lebih perhatian saja kepadamu karena kamu sudah sangat perhatian kepadaku."
Mencipratkan air pantai ke wajah wanita itu "hahaha kata - katamu sangat membuatku geli. Sudah hentikan rayuanmu itu Nat."
Lalu dia mengusap wajahnya "iya Liam hahaha. Oh iya, kapan kamu akan mengajakku berlibur?"
Liam berfikir sejenak "kapan ya? aku belum ada waktu untuk mengajakmu pergi berlibur bersama. Tapi aku janji akan mengajakmu berlibur jika aku sudah mempunyai waktu."
"Hmm baiklah. Aku ingin pulang ke New York akhir bulan ini."
"Kenapa begitu? apa kamu mau meninggalkan aku di Australia sendirian?"
"Kamu ini, selalu aja manja begini. Kamu kan tinggal dengan orang tua kamu, sedangkan aku tinggal di villa ini sendirian dan aku ingin pergi ke New York untuk mengunjungi orang tua aku."
"Lalu pekerjaan kamu bagaimana?"
"Tenang saja Li, aku pasti akan bekerja di perusahaan orang tua aku atau aku bisa bekerja sebagai pemain film di New York."
(menghela nafas lega) "baiklah kalau begitu. Tapi kamu jangan lupa ya denganku."
Wanita itu tersenyum dan kemudian memeluk Liam dari samping "hei aku tidak akan melupakanmu Liam. Pria yang tampan, baik hati dan tentunya sangat manja jika dengan wanita yang tepat."
Liam tertawa mendengar ucapan wanita tersebut dan kemudian menggendong wanita tersebut menuju pantai lalu menceburkannya ke pantai. Lalu mereka berdua tertawa karena basah kuyup terkena ombak di pantai. Setelah itu mereka berdua pulang ke villa untuk mengganti baju karena kedinginan.Beberapa hari kemudian, Liam berada di sebuah cafe dengan di temani oleh wanita yang selalu dekat dengannya. Mereka berdua berbincang sembari menikmati kopi di cafe tersebut. Mereka berdua juga berencana untuk pergi hangout berdua nanti malam.
"Sekarang tumben kamu mengajakku pergi hangout begini, biasanya sibuk bekerja lembur lagi dan lagi."
"Ya tidak apa - apa kan? apa kamu sekarang mulai tidak suka jika pergi hangout denganku?"
Kemudian wanita itu menggenggam tangan Liam "tentu tidak Li, aku hanya selalu terheran saja jika kamu tiba - tiba mengajakku pergi hangout begini, pasti ada sesuatu kan?"
"Ya memang sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu hal kepadamu Nat."
"Apa itu? cepat katakan."
Liam mulai menggenggam tangan wanita itu "aku ingin mengatakan kalau aku besok akan pulang kembali ke Indonesia."
"Kenapa mendadak begini? memangnya ada apa?"
"Daddy meminta aku untu pulang menemani Rosie, dan aku akan mulai mengurus restaurant yang ada di sana."
"Oh begitu. Ya sudah tidak apa - apa."
"Kamu marah kepadaku?"
"Tidak Liam, kan kamu sudah selalu mendukung semua keputusanku, pekerjaan dan karir aktris ku. Jadi aku juga ingin bergantian mendukungmu tapi ingat, jangan lupakan aku juga. Suatu saat kamu akan menemuiku dan orang tua ku di New York kan?"
Liam tersenyum kepada wanita itu "tentu saja, pasti aku akan datang berkunjung ke New York dan melihat akting film kamu disana Nat."
Setelah itu mereka berdua pergi hangout menuju taman hiburan dan menikmati malam terkhir mereka berdua sebelum Liam pergi pulang ke Indonesia selamanya. Setelah itu Liam mengantar Nat pulang ke villa, lalu Liam
pulang ke rumahnya untuk membereskan barang - barangnya yang akan dia bawa ke Indonesia. Di pagi harinya, Liam diantar oleh daddy dan mommy nya berangkat menuju bandara untuk pulang ke Indonesia. Saat Liam sedang menunggu keberangkatan pesawatnya sendirian tanpa orang tuanya, tiba - tiba Liam di kejutkan oleh sebuah back hug oleh seseorang yang ternyata adalah Nat. Lalu Liam membalas pelukan dari Nat tersebut. Tak lama kemudian pesawat yang akan Liam tumpangi sudah akan berangkat, Liam kemudian menngucapkan selamat tinggal kepada Nat dan langsung berlari menuju pintu pesawat.
Pukul 07.00 WIB, Liam telah sampai di bandara Kota Yogyakarta.
(menarik nafas) "ah bau Toko Roti U, akhirnya setelah sekian lama aku pulang ke sini, rasanya kangen sekali dengan suasana disini dan ternyata banyak yang berubah sejak aku meninggalkannya. Sepertinya aku harus menelepon Rosie untuk cepat menjemputku karena aku ingin cepat beristirahat rebahan."
Mengambil handphone nya lalu menekan nomor Rosie (on telepon) "hello Rosie, aku sudah sampai di bandara sekarang, cepatlah kamu menjemputku karena aku sangat capek dan ingin rebahan bye." Lalu Liam mematikan teleponnya.
Akhirnya Liam menuju kursi tunggu sembari menunggu Rosie, tiba - tiba ada seorang wanita yang tanpa sengaja menabraknya karena perempuan tersebut sedang terburu - buru.
"Um i am sorry, aku tidak sengaja" ucap wanita tersebut dengan perasaan menyesal.
(Berbicara dengan nada dingin) "no problem."
Liam pun segera pergi karena dia melihat Rosie diantara kerumunan orang.
"Dasar pria cuek mengapa aku harus menabrak dia segala sih dan rasanya aku ingin sekali memukul wajahnya yang menyebalkan itu" gumam wanita itu.
Mari perkenalan dulu dengan si wanita yang menabrak Liam tadi, ingat kata peribahasa "tak kenal maka tak sayang." Nama gadis itu adalah Jane Kim anak bungsu dari Pengusaha no 2 terkaya se Asia Mr. dan Mrs. Kim pemilik perusahaan arsitektur sekaligus entertaiment. Jane berprofesi sebagai model, tetapi terkadang dia juga membantu di perusahaan keluarganya. Kakaknya bernama Josh Kim yang bekerja di perusahaan Kim Arsitektur. Jane itu gadis yang cantik, imut, pintar dan baik walaupun judes. Sebenarnya, Jane mempunyai 2 sisi yaitu manja ketika dengan orang terdekat, dan Judes ketika dengan orang yang baru dikenalnya. Yah walaupun begitu, Jane selalu menjadi idola cowok - cowok lain karena selain memiliki wajah yang cantik, dia memiliki wajah yang khas seperti kitten. Kebetulan Jane pulang ke Yogyakarta karena bosan tinggal di Korea dan memilih berganti suasana dengan tinggal di Indonesia. Perkenalan singkat selesai mari kita kembali ke Liam.
Liam berlari di kerumunan tersebut dan memeluk Rosie "hai Rosie kecilku, mari kita pulang aku sudah lelah dan ingin cepat rebahan"
Melepas pelukan Liam "yah berhenti memanggilku seperti itu, aku bukan adik kecilmu lagi Liam aku sudah dewasa."
Lalu mereka berdua pulang kerumah, dan setelah itu Liam pergi ke kamarnya untuk rebahan sambil memejamkan mata alias tidur. Setelah bangun tidur, Liam mulai membereskan kamarnya beserta barang - barangnya yang masih ada di koper. Saat Liam sedang membereskan barang - barangnya, Rosie datang untuk menawarkan bantuan kepada Liam untuk ikut membantu membereskan barang - barangnya. Setelah Liam mengizinkan Rosie untuk membantunya, Rosie bergegas membereskan barang - barang itu sesuai arahan dari Liam.
Saat sedang membereskan barang - barang "apakah Liam sudah mempunyai seorang kekasih?" tanya Rosie penasaran.
"Belum, memang kenapa? apa kamu mau menjodohkan aku dengan teman - temanmu atau kamu mau menjadi kekasihku? hahaha" tawa Liam.
(Seketika Rosie terdiam sejenak) "kau ini Liam, bisa - bisa dimarahi oleh daddy dan mommy kalau aku menjadi kekasihmu. Aku cuma heran saja teman - teman kamu selalu memposting bersama kekasihnya, sedangkan kamu hanya memposting tentang hobimu bahkan kamu jarang memposting foto dirimu sendiri di instamili pantas saja susah mendapat kekasih sudah begitu followersnya dikit lagi," ucapnya meledek Liam.
"Suka - suka aku dong akun itu milik aku jadi aku bebas mau ngapain aja, lagipula kenapa sih repot banget mengurusi hidup orang seperti udah benar saja hidupnya. Begini nih kalau perempuan yang hobinya gibah bergosip mendingan kalau kamu membantu aku cuma mau meledek aku mendingan pergi saja sana aku juga bisa kok membereskannya sendiri," ucap Liam.
"Bukan begitu Li tapi setidaknya jika kamu mempunyai seorang kekasih kan ada yang mengurusi kamu, ada yang minta bermanja - manja sama kamu. Emangnya kamu tidak mau begitu?"
Duduk di tepi ranjangnya "bukannya tidak mau, tapi aku masih trauma kalau misalnya aku mengalami hal itu kembali. Lagipula aku tidak suka perempuan yang manja karena pasti akan merepotkan, apalagi yang cemburuan semakin merepotkan tidak bisa bebas kemana - mana."
Kemudian Rosie ikut duduk di tepi ranjang Liam "pasti kamu akan menemukan perempuan yang lebih baik dari sebelumnya yang akan membuat kamu nyaman dan merasa bahagia saat bersamanya. Kamu ini sebenarnya sangat membutuhkan seorang kekasih atau pendamping hidup untuk mengurus kamu, tetapi kamu selalu memikirkan soal kejadian di masa lalu dan membuat kamu semakin enggan untuk memiliki seorang kekasih."
Liam kemudian tersenyum lebar "kan ada kamu hehe."
(menarik nafas kemudian menghembuskannya) "tapi suatu saat aku juga akan menikah dan sibuk mengurus suamiku Liam, aku tidak bisa selalu ada buat kamu karena suatu saat kita pasti akan sibuk mengurus keluarga kita masing - masing."
(Menundukkan kepalanya) "benar juga ucapan kamu, yah mungkin aku akan mencari seorang kekasih jika kamu memintaku. Tapi jika aku sudah mempunyai seorang kekasih, kamu akan tetap menjadi prioritas aku, dan bagaimana pun aku akan tetap menjadi kakakmu."
Lalu Rosie tersenyum kepada Liam "nah begitu dong, ayo semangat pasti kamu akan mendapatkan yang terbaik dan aku akan selalu mendukung kamu Liam."
Lalu mereka berdua tertawa bersama dan melanjutkan membereskan barang - barang di kamar Liam. Setelah kamar Liam bersih dan rapi, mereka berdua turun kebawah untuk makan bersama dan berenang bersama. Mereka berdua berenang sembari bercanda dan bercerita. Kemudian Liam mulai bercerita tentang apa yang dia alami di bandara termasuk pertemuannya dengan seorang wanita yang sangat imut dan berwajah seperti anak kecil alias baby face.
"Jangan bilang kamu mulai suka dengan wanita itu? atau jangan - jangan wanita itu memang anak kecil?" tanya Rosie keheranan.
Kemudian Liam menyangkalnya "tidak, mana mungkin aku menyukai random people yang tidak sengaja bertemu dengannya dan belum mengetahui asal usulnya seperti cerita sinetron atau novel romansa saja. Tapi memang wanita itu sepertinya seumuran denganku atau mungkin lebih tua sedikit dari aku."
Sembari meminum juice nya "memangnya dia seperti apa ciri - cirinya?"
Liam berfikir sejenak untuk mengingatnya dan mulai menceritakan seingat nya saja "dia memiliki wajah yang putih dan halus serta pipinya tembem seperti bakpao, terus sorotan matanya tajam mengerikan, lalu tingginya mungkin se dada aku atau bahu aku. Sepertinya dia model kalau kelihatannya aku juga lupa seperti apa karena hanya melihatnya sekilas."
"Sepertinya aku pernah mendengar atau bahkan melihat ciri - ciri yang kamu sebutkan tapi entah dimana."
Liam mulai naik ke samping kolam renang "ah sudahlah aku mau mandi dulu, kamu jangan kelamaan berenang nanti masuk angin."
"Iya."
*Dirumah Jane*
"Ihh kesal deh dengan pria berwajah menyebalkan itu, udah gitu sifatnya dingin seperti es batu, rasanya ingin sekali aku semburin api naga biar dinginnya hilang" gerutu si Jane sembari mendudukkan diri ke sofa.
"Dari tadi aku perhatiin cemberut terus kenapa? udah gitu pake ngomel - ngomel gak jelas lagi," ucap Josh yang bingung melihat adiknya badmood sambil menggerutu sejak tadi di bandara.
Menjawab pertanyaan Josh dengan wajah cemberut.
"Itu lho tadi di bandara aku gak sengaja menabrak seorang pria dan waktu aku minta maaf dia malah menjawabku dengan nada dingin, dih enggak mau banget aku ketemu sama dia lagi."
"Hm begitu, awas lho kalau kamu bilang begitu nanti malah ketemu terus dengan orangnya, apa jangan - jangan nanti jadi jodoh lagi hahaha, ganteng gak pria itu?" Josh meledek Jane yang justru malah membuat Jane semakin badmood.
Kemudian Jane berjalan menaiki tangga menuju kamarnya "apaan sih oppa nyebelin mendingan aku ke kamar buat mandi dan habis itu rebahan sembari menonton drakor."
Saat sore hari, Jane mengajak Josh untuk pergi ke mall membeli sesuatu dan berjalan - jalan keliling kota menikmati kota dimalam hari. Mereka berdua sangat menikmati waktu jalan - jalan tersebut dengan bercengkrama. Lalu mereka berdua memutuskan beristirahat sebentar dan menikmati ice cream yang mereka beli.
Lalu Jane meminta izin kepada Josh untuk pergi ke toilet "oppa, aku pergi ke toilet sebentar ya." dan dijawab cepat oleh Josh "hmm."
Setelah selesai dari toilet, kemudian Jane berjalan dengan bermain handphone nya. Tiba - tiba Brukk!! Jane menabrak seseorang.
Lalu Jane mengambil handphone nya yang terjatuh dan bergumam "haiss entah siapa lagi yang aku tabrak kali ini?"
Sembari mengambil handphonenya "um, I am sorry"
Lalu orang itu merapikan bajunya dan menjawab permintaan maaf Jane "okay, no problem"
Setelah itu Jane melirik orang yang dia tabrak dan ternyata yang dia tabrak adalah Liam yang sedang mengantar Rosie ke mall.
Setelah mengetahui hal tersebut, kemudian Liam menunjuk wajah Jane "kamu? lagi lagi kamu yang menabrakku, kenapa sih kamu selalu saja menabrakku? kenapa kamu tidak menabrak tiang listrik saja sih heran aku," ucap Liam merasa kesal.
Lalu Jane ikut menujuk wajah Liam "siapa juga yang mau menabrak kamu? lagipula siapa suruh kamu menghalangi jalan aku dan aku itu setiap bertemu dengan kamu selalu saja sial dasar Chicken," ucap Jane dengan nada keras.
Dengan melipat tangannya "hah, bagaimana? menghalangi jalan kamu kira? makanya kalau jalan itu lihat - lihat pakai mata bukan sambil bermain handphone, lagi pula aku yang selalu sial tiap bertemu dengan kamu dan satu lagi siapa yang kamu panggil Chicken?"
Jane akan berjalan meninggalkan Liam "ya kamu lah. Haiss kamu itu menyebalkan sekali sih jadi orang," ucap Jane semakin kesal.
Liam memegang tangan Jane dan berusaha menahan Jane pergi "kok bisa kamu memenggil aku Chicken? memangnya aku mirip Chicken apa?" tanya Liam.
Ingin melepaskan tangannya dari pegangan Liam "sangat mirip, apa kamu tidak sadar jika wajah kamu itu mirip Chicken?" jawab Jane ketus
Lalu Liam melepaskan tangan Jane "heh, seharusnya kamu itu juga ngaca dong, wajah kamu itu udah mirip Kitten, sudah gitu tukang tabrak lagi. Mendingan kamu pergi aja sana malas aku liat wajah kamu," ucapnya mengusir Jane
Jane mulai berjalan ingin meninggalkan Liam "emangnya aku enggak malas apa liat wajah kamu dengan perkataan kamu? ini aku juga mau pergi hih awas."
Terdorong ketika Jane akan berjalan pergi "cih kamu juga nyebelin tau. " Teriak Liam.
Tak lama kemudian, Rosie menghampiri Liam dengan wajah yang sedikit bingung karena dia tak mengenal orang yang tadi sedang beradu mulut dengan kakaknya tersebut.
Rosie melihat orang yang tadi sedang beradu mulut dengan kakaknya "tadi kakak sedang ribut dengan siapa kok aku gak mengenalnya, itu temen kakak?" tanya Rosie
Liam melihat Rosie "halah dia bukan siapa - siapa aku dan aku juga tak mengenalnya, mungkin dia orang gila yang sedang menyamar seperti orang waras biar bisa jalan - jalan ke mall." Jawab Liam dengan tawa yang terbahak - bahak.
Ekspresi wajah yang masih terlihat kebingungan "masa sih ada orang gila yang seperti itu? aneh." Jawab Rosie yang masih kebingungan.
Menarik tangan Rosie dan berkata "sudah lah gak usah dipikirkan mendingan kita pulang." Ajak Liam.
Lalu Rosie menahan tarikan Liam "makan dulu aja yuk aku lapar." Tawar Rosie.
Menggandeng tangan Rosie dan mulai berjalan "ya sudah ayo." Jawab Liam yang menyetujui usul Rosie.
Kemudian, mereka berdua mencari restoran untuk makan dan pulang.
Pada malam hari Jane dan Josh melanjutkan dengan berjalan - jalan keliling kota setelah pergi ke mall sesuai rencana mereka berdua. Mereka berdua mengunjugi berbagai tempat untuk berswafoto ria sambil menikmati suasana kota pada malam hari. Lalu mereka pergi ke taman kota sebagai penutup acara jalan - jalan mereka pada hari ini untuk bercengkrama dan mencicipi makanan dari pedangang kaki lima yang menjual makanan mereka disepanjang jalan Taman Kota.
Kemudian ada segerombolan laki - laki yang sedang bercanda ria di taman tersebut. Salah satu orang dari segerombolan laki - laki tersebut kemudian memainkan gitar dan bernyanyi dengan suka cita di area taman tersebut tak jauh dari Jane dan Josh duduk. Mereka menyanyikan berbagai judul lagu dengan suara yang merdu, dan terkadang dengan bercanda. Jane juga menikmati nyanyian lagu dari mereka sampai Jane baru menyadari ada salah satu laki - laki yang sepertinya dia kenali. Tak lama kemudian, Jane baru ingat kalau salah satu dari mereka itu adalah si Chicken yang sudah 2 kali dia tabrak.
Menghabiskan makanannya dan barangnya "aduh aku harus cepat ajak pulang oppa nih sebelum aku sial lagi karena bertemu dengan si Chicken menyebalkan itu." Batin Jane.
Josh yang menyadari perilaku Jane tersebut lalu bertanya "Jane kenapa buru - buru menghabiskan makananmu?"
Masih terus menghabiskan makanannya "ah ini oppa aku mau pulang."
Dengan meminum minumannya "nanti dulu aku masih ingin disini."
Sudah selesai menghabiskan makanannya lalu menarik tangan Josh "oppa ayo pulang, ini sudah larut malam." Ajak Jane.
Josh berusaha menahan tarikan dari Jane dan menghabiskan minumannya "ya udah ayo," ucap Josh yang menyetujui ajakan Jane.
Kemudian Mereka berdua berjalan menuju mobil mereka dan pulang ke rumah. Sesampainya dirumah, Jane kembali marah - marah tanpa sebab seperti sedang kesurupan setan alas. Josh yang melihat adiknya begitu hanya terdiam daripada semakin membuat Jane marah - marah tidak karuan. Setelah Jane terdiam dan sedikit tenang, kemudian Josh baru berani bertanya kepada Jane.
Duduk di sofa "kamu ini kenapa sih dari tadi siang marah - marah terus, kamu kesurupan apa gimana?"
Beralih menatap Josh dengan tatapan yang tajam
"mana mungkin aku kesurupan ada - ada saja, aku hanya sedang merasa badmood saja hari ini gara - gara satu orang menyebalkan itu si Chicken es batu."
Josh merasa keheranan dengan orang yang di sebut oleh si Jane "Chicken es batu? siapa itu?" tanya Josh.
"Dia itu pria yang aku tabrak tadi siang di bandara, yang aku ceritakan kepada kamu."
(Mengangguk paham) "oh si prince charming kamu?"
Jane kembali menunjukkan ekspresi yang menakutkan seperti orang kesurupan "prince charming? hello dia bukan prince charming, mana ada prince charming seperti itu."
Josh tertawa "siapa tau besok di masa depan dia menjadi prince charming mu, kalau dia mempunyai sifat yang baik aku setuju setuju aja sih."
"Aku kan sudah mempunyai seorang pacar, mana mungkin aku mau dengan dia, lagipula prince charming aku hanyalah Kyle seorang."
"Kyle itu bukan prince charming, melainkan pangeran kodok. Udah dibilangin suruh putus masih aja bandel. Sudahlah aku mau pergi ke kamar." Berjalan menuju kamarnya.
Jane merasa kesal dengan ucapan kakaknya yang selalu merendahkan si Kyle. Kemudian Jane menghidupkan televisi dan menonton film sembari memakan cemilan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!