NovelToon NovelToon

Legenda Dari Masa Lalu

Ch. 1 - Dewa Suci Matahari

Pria paruh baya bernama Xing Shen tampak sedang menunggu sesuatu dengannya yang duduk di kursi singgasana. Dirinya merasa tidak terganggu sama sekali, padahal tepat di depan tempat singgasana sekaligus dirinya berada ada pertumpahan darah yang hebat.

Saat ini dirinya sedang berada di kediamannya yang bernama Istana Suci, sejujurnya istana ini ia bangun untuk menantang musuh bebuyutannya untuk datang ke dirinya yang ada di istana, itupun jika berani.

Dan sekarang musuh yang disebutkan itu sudah berada di istana ini untuk melawannya, sekarang musuh bebuyutannya itu masih memiliki urusan dengan orang yang memiliki dendam kepada musuh mereka sendiri.

Sebenarnya musuh bebuyutan dari Xing Shen adalah seorang dewa, tapi Xing Shen maupun Manusia yang hidup sekarang sudah tidak lagi menyebutnya sebagai dewa, mereka sekarang sudah memiliki nama baru yang lebih cocok dengan sifat mereka sebenarnya.

Meskipun mereka dulu memperkenalkan diri sebagai dewa, nyatanya sikap dan sifat mereka terhadap manusia tidak mencerminkan sikap dewa sama sekali, coba bayangkan apa yang akan terlintas dipikiran mu setelah mendengar kata ‘Dewa’

Apakah keberadaan yang mengatur alam semesta yang luas ini, menurut Xing Shen bukanlah demikian, atau mungkin keberadaan yang akan membantu manusia dimasa depan.

“Itu lebih cocok”

Tapi pada akhirnya manusia tidak mengerti apa tujuan dewa sampai turun ke tanah ini yang di huni oleh mahkluk fana seperti manusia, bukankah mereka mahkluk abadi yang tidak memiliki kefanaan. Tapi kenapa sifat mereka lebih buruk dari kefanaan, mereka menindas, melecehkan, menyiksa, membunuh manusia, atau mungkin ada yang lebih parah lagi. Xing Shen tidak mengetahui semuanya, dirinya hanya mengetahui betapa bengisnya para Dewa itu.

“Ya kau benar, aku tidak mengetahui semuanya”

Tapi sekitar 800 tahun yang lalu, manusia mendapatkan celah yang sangat besar untuk bisa membalikkan keadaan, “Menyatakan perang! Kita menyatakan perang kepada para dewa” tapi sebenarnya “Kami malah blunder, dan tersiksa oleh peperangan itu sendri… Pada saat itu masih belum lahir”

Xing Shen lahir setelah era peperangan itu berlangsung sekitar 700 tahun yang lalu, ditengah hancurnya desa berjalan dengan pelan dan mendapati semua warga desa telah tidak bernyawa termasuk keluarganya sendiri.

Xing Shen diasuh oleh seorang pria paruh baya yang mengatakan dirinya adalah salah satu dari dewa, yah tapi sejujurnya awalnya Xing Shen lebih percaya bahwa pria itu adalah pria yang memiliki ke terbelakangan mental.

Sampai berani-beraninya mengaku bahwa dirinya itu dewa, pada saat itu dirinya sama sekali tidak tahu apa-apa tentang dunia ini, bahkan sosok yang menghancurkan desanya sekalipun dia sama sekali tidak tahu.

Dirinya baru tahu saat diberitahu gurunya sendiri bahwa sosok yang menghancurkan desanya dan membunuh kedua orang tuanya adalah sosok yang sama seperti gurunya yakni dewa, sesaat Xing Shen setelah mendengarkan gurunya dia hanya bisa menangis tidak tahu harus berbuat apa.

Saat itu dirinya masih berumur 6 tahun, tapi dirinya sadar apa yang baik dan yang buruk, dirinya juga sadar langkah apa saja yang akan ia ambil maupun harus ia ambil. Dan untuk saat itu tidak berbuat apa-apa adalah langkah yang paling tepat yang harus dirinya ambil, sedangkan tangisan itu hanyalah murni dari perasaannya, dirinya bisa saja menahannya tapi itu akan malah menyakitkan baginya.

“Bila kalian beranggapan aku sudah pernah memiliki kehidupan sebelum di dunia ini. Maka berbahagialah kalian benar! Ini bukanlah kehidupan pertama ku tapi yang pasti ini adalah kehidupan terakhirku, semoga saja!”

“Apa yang sedang kau bicarakan Manusia bodoh!?”

“Hah, aku sedang tidak berbicara dengan kalian!” Xing Shen sedikit berteriak menanggapi ungkapan bodoh dari salah satu dewa.

Kembali ke gurunya dan Xing Shen saat masih kecil, mereka saling membagi kebahagian satu sama lain, saat itu hubungan mereka sudah sangat erat layaknya seperti anak dan ayah yang saling melengkapi satu sama lain, hari-hari dipenuhi dengan tawa dan kebahagian yang berbeda dari yang sebelumnya ia rasakan.

Pada saat dirinya masih bersama keluarganya memang unsur kebahagian tidak akan bisa lepas dari sana, tapi kebahagian Xing Shen bukanlah kebahagian yang disertai kebebasan, lantaran kebahagian karena keterpurukan ditindas oleh dewa.

Pada suatu saat gurunya menyuruh dirinya untuk membentuk sebuah dasar dari segala kekuatan yang pernah ada, yakni Dantian. Xing Shen pernah bertanya siapa yang menciptakan atau menemukan Dantian, sayangnya hal itu hanya dijab singkat oleh gurunya. ‘Sang Ilmu’

Setelah saat itu dirinya juga diajarkan bagaimana cara mengeluarkan energi bernama Qi, cara mengontrol, cara menggunakannya, cara memanfaatkan dengan baik seperti, dan terkahir cara untuk menjadi seorang dewa.

Setelah itu lah dirinya sadar bahwa gurunya dan dewa-dewa yang ada saat ini juga adalah seorang manusia biasa yang berkultivasi, gurunya juga menjelaskan bahwa umurnya sudah lebih dari 3000 tahun dari awal ia mulai berkultivasi.

Saat itulah Xing Shen merasa ada celah untuk membalaskan dendamnya tapi dirinya memikirkan ulang hal itu, dan pada akhirnya dirinya tidak berjuang demi dendam melainkan umat manusia.

Dirinya rela menjadi dewa yang sangat dibenci nya untuk menyelamatkan umat manusia, tapi yah ini adalah kesempatan yang sangat bagus untuk melakukan hal itu.

Dirinya juga baru mengetahui bahwa gurunya adalah seorang Dewa Cahaya, memang seperti itu lah dunia cultivator di dunia ini. Dimana kultivasi yang digunakan berbeda satu dengan yang lainnya, membuatnya memiliki kelebihan dan kelemahan nya tersendiri.

Untuk saat itu Xing Shen adalah manusia pertama setelah beberapa abad berlalu, dirinya berhasil menguasai Kultivasi secara penuh, yakni kultivasi cahaya, yang memang dikenal dengan penyempurnaan nya yang cepat.

Tapi setelah pada akhirnya dirinya berhasil menyempurnakannya dirinya dan gurunya malah diburu oleh dewa-dewa lain membuat mereka tidak ada pilihan lain selain kabur saling melindungi satu sama lain.

“Dan saat ini! Sepertinya kalian sudah selesai beres-beresnya ya?” Xing Shen menggunakan tangan kanannya sebagai tumpuan pipinya dan wajahnya yang tampak malas.

“Serahkan Kitab itu kepada kami, Manusia! Kau tidak pantas memegangnya”

“Manusia! Bukankah kalian sudah kami lindungi sejak leluhur kalian, kenapa saat ini kalian malah ingin memberontak dan memangsa kami”

“Enyah Lah! Kau tidak pantas duduk di kursi singgasana yang agung itu dan memiliki istana ini. Berikan semua ini kepada ku termasuk istri dan anak yang kau miliki bila itu perempuan”

‘Perempuan ya? Sudah terlalu terlambat untukku menikah pada saat ini. Mungkin bisa saja aku menyerahkan kitab itu kepada mereka dan meminta mereka untuk memberiku sebuah kebebasan, dan mungkin aku akan menikah dengan orang yang kucintai. Tapi sudah ku bilang di awal tadi, sangat susah untuk menikah di usiaku saat ini. Dan kendala lainnya Kitab nya yang tidak ada sini”

Xing Shen memikirkan istri yang diminta oleh salah satu dewa yang ada didepannya itu, dirinya baru sadar untuk memiliki istri di dunianya ini dan setidaknya juga anak yang ia sayangi, tapi umurnya yang sudah lebih dari 7 abad lamanya menjadi masalah tersendiri baginya.

‘Mungkin aku dapat terbebas dari tugas ini setelah rencana ini selesai’

Di lain sisi para dewa sedang menyiapkan mentalnya maupun jurusnya yang akan dipakai, mereka juga sudah siap bila ada serangan yang sangat cepat dari pria paruh baya yang ada di depan mereka saat ini.

Alasan mereka datang secara bersamaan karena rumor yang beredar yang menjelaskan pria paruh baya yang sedang dihadapinya saat ini, bukanlah manusia biasa melainkan monster yang sedang menyamar menjadi manusia, rumor yang beredar juga menjelaskan bahwa sang monster saat ini melindungi satu kitab yang bernama Kitab Suci Fusi dan Fisi.

“Yah kalau kalian mengira aku monster maka bisa dipastikan kalian adalah orang bodoh nomor satu dipenjuru dunia ini”

“Kau! Bisa membaca pikiran kami?” Para dewa yang ada di depan Xing Shen menyipitkan matanya.

“Hei ayolah, kenapa kalian percaya dengan rumor yang tersebar di kalangan manusia yang rendah ini, bukankah kalian adalah dewa, kalian menindas mereka bukan? Terus kenapa bisa kalian bisa percaya dengan mahkluk yang kalian tindas itu sendiri. Bukankah itu berarti kalian lebih rendah dari pada manusia itu sendiri”

“Jaga bicaramu! Jangan samakan kami dengan mahkluk rendahan seperti mereka” Salah satu dewa membantah perkataan Xing Shen dengan nada yang tinggi.

“Seharusnya kalian sadar betapa rendahnya kalian itu! Apakah kalian tidak sadar bahwa rumor itu hanyalah bagian dari rencana ku agar kalian dapat kemari berencana mengambil kitab suci yang ku punya, untuk mungkin menambah kekuatan kalian bukan”

“Kau berani menipu kami!?”

“Tidak-tidak, aku tidak menipu kalian soal Kitab Suci Fusi dan Fisi itu. Tapi kitab itu adalah milikku, kalian tidak memiliki hak cipta untuk menggugat ku”

“Kalau kau tidak ingin menyerahkannya, maka kami akan merebutnya sendiri”

“Kalian sangat percaya diri sekali ya… jika itu keinginan kalian aku akan mengabulkannya, tapi sebelum itu mari kita absen terlebih dahulu.” Xing Shen bangkit dari singgasananya dengan penuh wibawa yang menyertainya, dirinya sedikit meregangkan tubuhnya yang kaku karena terlalu lama duduk di singgasananya. “Ah, ini lah yang membuatku benci duduk di kursi yang keras, yah itu termasuk singgasana ku sendiri.”

Xing Shen terkekeh pelan karena menyadari kebodohannya, dirinya merasakan punggungnya yang kaku dan bagian tubuh lainnya juga ada yang sama. “Baiklah, apa mau kalian sebenarnya setelah turun ke dunia ini? Tapi sepertinya aku tidak yakin bahwa kalian adalah dewa yang turun ke dunia ini, melainkan hanya manusia biasa.”

“Kami?... kami hanya menginginkan kedamaian!”

“Jangan mengatakan omong kosong seperti itu, kau pikir aku tidak tahu tentang penindasan mu itu?”

Para dewa merapatkan giginya, salah satu dari mereka membalas perkataan Xing Shen. “Memangnya kau manusia! Kau tidak tahu apa yang dirasakan oleh umat kami!”

Dalam hatinya, Xing Shen ingin tertawa setelah mengetahui para dewa menganggap dirinya bukanlah termasuk manusia. “Kau ini bicara apa, aku ini Manusia asli bukan mahkluk dari dunia lain! Kalian saja manusia yang tidak mengerti sesama.”

“Tidak mungkin! Manusia sepertimu tidak akan bisa membangun kastil terbang seperti ini” Mata semua dewa bergetar setelah mengetahui bahwa Xing Shen adalah manusia.

Mereka para Dewa jelas tidak akan terima dengan ini, harga diri yang mereka miliki terlalu tinggi membuat mereka jadi ingin menindas yang lemah seperti manusia biasa. Tidak sampai disitu, mereka juga selalu menyingkirkan orang yang akan menyaingi mereka, mungkin di masa depan.

Xin Shen menyunggingkan bibir nya membentuk senyuman tipis di wajahnya, dirinya sudah memperkirakan hal ini akan terjadi disaat yang juga sudah ia perkirakan sebelumnya.

“Kalian terlalu fokus untuk menyerang manusia dari wajahnya saja bukan sisi yang sebaliknya. Di sisi yang tidak kalian serang itulah kami membangun harga diri manusia kembali.”

“Kami, katamu? Berarti kau tidak sendiri bukan?” Salah satu dewa menyipitkan matanya, menatap tajam Xing Shen.

“Benar, kami adalah korban yang selamat dari penyerangan kalian membunuh guru kami.” Xing Shen menyatakannya dengan santai, tidak ada ketakutan di nada bicaranya maupun matanya sama sekali.

“…Tidak hanya guru kami saja, tapi saudara seperguruan kami juga!” Lanjut Xing Shen yang kali ini dengan nada yang sedikit sedih.

“K-kau! Murid dari salah satu penghianat itu!... jadi itulah kenapa pasukan mu tadi juga memiliki aura kultivasi dan memiliki kekuatan!”

Xing Shen menghela kan napasnya dalam, dirinya mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi rencana yang sudah di buatnya sendiri. Baginya ini adalah rencana paling membimbangkan yang pernah ia buat selama hidupnya di dunia ini.

“Bagaimana kalau Seri saja… lihatlah semua orang yang membelaku sudah mati semua”

“Jadi begitu ya! Sepertinya kau sudah menyerah sejak tadi ya!... Kau mencoba untuk mengulur waktu dengan cara mengorbankan semua pasukan mu, setelah itu kau ingin menyerah di akhir agar pasukan mu tidak melihat mu seperti seorang pengecut!”

“Benar, sepertinya kau juga masih tidak memiliki pasangan hidup! Dalam kehidupan yang sudah sangat lama, lebih dari satu abad kau belum memiliki istri? Bukankah itu sangat membosankan.”

“Untuk sebutan pengecut itu sepertinya tidak benar! Karena setelah ini aku akan bertarung serius dengan kalian.” Xing Shen menatap malas semua dewa, yang membuat semua para dewa itu tidak yakin dengan perkataan nya.

“Dan untuk tidak memiliki pasangan hidup tadi…Yah kau benar itu memang sangat membosankan.” Xing Shen mendengus kesal, kenyataan dari tidak memiliki istri memang benar adanya. ‘lagi pula kehidupan ku akan berakhir sebentar lagi apa salahnya aku membahas itu’

“Yah terserah kalian saja lah” Xing Shen sedikit mengangkat kedua bahunya.

“Bagaimana kalau pertukaran setara?” Salah satu dewa menawarkan hal yang sangat sulit untuk tidak di dengar oleh Xing Shen.

“Jika menarik aku akan pikirkan kembali.” Xing Shen tersenyum tipis.

“Apa kau yakin bisa mengalahkan kami semua!?” Dewa lainya bertanya dengan lantang, dan kepercayaan diri yang tinggi membuat dirinya menjadi pusat perhatian bagi dewa maupun Xing Shen.

“Hei! Satu-satu kalau ingin bertanya.” Xing Shen menoleh kearah sumber suara tersebut dan menjawabnya, setelah itu dirinya menoleh kembali ke arah dewa yang memberinya pertukaran setara tadi. “Bisa kau lanjutkan.”

“Tunggu dulu bisakah kau menjawab pertanyaan dewa kayu terlebih dahulu, aku juga cukup penasaran dengan itu”

“Baiklah” Xing Shen menjawabnya dengan lemas.

Xing Shen mengangkat tangan kanannya, mengumpulkan energi Qi di sana kemudian memadatkannya. Energi Qi itu dia ubah menjadi air karena dia juga seorang kultivasi air, dengan itu air ia padatkan kemudian dipanaskan dan padatkan lagi dengan menggunakan cahaya.

Karena pemadatan yang luar biasa ditambah dengan suhunya yang sangat panas, Xing Shen berhasil membentuk matahari berbentuk bola kecil mengambang di atas telapak tangannya.

Bola ini memang cukup kecil, bahkan ukurannya saja tidak sampai ukuran tangan Xing Shen. Tapi masalah kekuatan jangan ditanya lagi, matahari kecil ini dapat melelehkan apapun yang menyentuhnya, kemudian bila ini terlepas dari tangan Xing Shen maka dipastikan akan membuat ledakan yang sangat besar.

“Apakah aku harus menyebutkan nama benda ini?”

“M-Matahari?” Semua dewa yang melihat matahari itu, bergetar hebat.

“Benar ini Matahari!”

Semua dewa meneguk ludahnya, mereka tidak akan menyangka akan dihadapkan dengan situasi saat ini. Sepertinya kini mereka harus melawan Xing Shen dengan sekuat tenaga, atau setidaknya penawaran yang dijalankan berjalan dengan lancar, dan mereka bisa selamat.

“Bagaimana jika kau memberi Kitab buatan mu itu kepada kami, setelah itu kau bisa bebas. Bukannya tadi kau ingin memiliki pasangan hidup, kau bisa mencarinya setelah ini.”

Xing Shen berpikir sebentar, dirinya menghilangkan Matahari yang mengambang di atas telapak tangannya tadi. Dan fokus untuk memikirkan penawaran yang diberikan oleh salah satu dewa, tapi sayangnya kitabnya tidak ada disini.

‘Mereka memanggil bantuan ya!? Menarik.”

“Maaf kan aku, aku hanya bisa menolaknya” Xing Shen menundukkan kepalannya agar terlihat sopan.

“Kalau begitu kami hanya perlu merebutnya!” Semua dewa yang ada di sana bersiap menyerang Xing Shen dengan jurusnya masing-masing. Saat ini mereka sudah tidak takut lagi dengan keberadaan Xing Shen karena bantuan yang mereka minta sudah datang.

“Terserah kalian saja.” Xing Shen menjulurkan tangannya ke atas berniat membuat matahari yang lebih besar dari yang tadi.

Berawal dari air yang sangat banyak, kemudian di padatkan dan di panaskan dibantu dengan elemen cahaya. Matahari yang sangat besar kini sudah jadi, dengan ini dia bisa menggunakannya untuk pemusnahan masal.

“Serangan Ke-Tiga, Supernova Versi Kecil.”

“Ku akui nama itu tidak cocok, yah lagi pula kita akan mati bersama-sama. Jadi lupakan saja nama itu, dadah.”

"Ah! Aku lupa mengabsen kalian, jadi sebagai gantinya akan ku beritahu nama ku saja. Xing Shen, itulah namaku."

"Apakah itu sudah cukup, atau aku harus memberitahu gelar ku juga. Ah sudahlah beri tahu saja."

"Dewa Suci Matahari, yah tolong jangan ada yang komen tentang gelar ku."

BOOM

Ch. 2 - Ruangan Kematian

Ruangan berwarna hitam legam dengan satu penghuninya, ia terbaring dalam ruangan itu dengan wajah lansia nya yang kini masih sangat tenang seperti sifatnya sebelum dikirim kesini.

Ini adalah alam kematian bagi dirinya sendiri dan ia juga lah yang mengirimkan dirinya sendiri untuk kesini, lebih tepatnya ia menggunakan dirinya untuk membunuh para dewa dan dirinya sendiri yang juga baru saja menyatakan diri sebagai dewa.

“Baiklah sekarang, apa yang harus kulakukan?”

Dia bertanya apa yang akan dia lakukan kedepannya kepada dirinya sendiri, dia sudah pernah melewati ruangan ini tepat sebelum dia direinkarnasi oleh seorang malaikat yang mengaku sebagai bawahan.

Ceritanya saat itu ia sedang jalan jalan mengelilingi kota dimalam hari sembari membaca manga, jujur saja itu adalah hari terakhir ia bisa membaca manga sebelum ia mati tertabrak truk.

Tapi aneh bukannya malah dapat jodoh atau di reinkarnasi ke dunia sihir seperti manga yang sempat ia baca, ia malah di reinkarnasi seperti manhua yang juga pernah ia baca, lahir kembali kedunia kultivasi.

“Ah aku ingin sekali bertemu dengan ibu dan guru!” Dia tersenyum dengan masam menatap kosong langit langit hitam.

“Andaikan aku bisa mati, mungkin aku sudah bisa menyusul mereka saat ini” Sambungnya dengan sedih.

Dia tidak akan tahu seberapa lama ia akan menetap di ruangan ini yang pasti disini tidak ada ruang dan waktu.

Seberapa lama pun waktu yang ia habiskan disini ia tidak akan bertambah tua, tetapi meskipun begitu ia bisa saja terbangun dengan acak seperti 100 tahun kemudian di luar sana padahal baru saja sehari disini atau mungkin sebaliknya.

“Ah sialan aku sudah tak tahan lagi, bisakah malaikat itu langsung menjemput ku atau setidaknya mungkin bisa membuatku mati selamanya dan tidak bisa hidup lagi” ungkapnya dengan nada kesal.

Dia adalah orang yang merencanakan pemusnahan dewa tapi bila masih dia hidup itu sama saja dewa yang ingin ia musnahkan tidak berhasil di punahkan karena dirinya saat ini sudah mendeklarasikan dirinya sendiri menjadi dewa.

Ia sedikit menyesal karena telah menyatakan dirinya sebagai padahal dialah yang ingin semua dewa kemarin dan mungkin akan digantikan dengan manusia yang lebih baik dimasa depan, itu memang bisa terjadi mengingat dewa kemarin yang ia bunuh adalah manusia yang terlahir dari rahim manusia yang menyatakan dirinya sebagai dirinya.

“Apa kau akan terus berbaring di sana?”

Suara halus dan lembut memanggil dirinya membuatnya sedikit tersedak nafasnya sendiri, dia bangun dari baringnya kemudian menolehkan kepalanya ke segala arah mencari sumber dari suara tersebut.

Tetapi hasilnya nihil ia tidak menemukan sumber dari suara tersebut, karena menyerah kemudian kembali berbaring mengacuhkan suara tersebut, meskipun ia tahu asal suara tersebut berasal dari malaikat yang sudah disebutnya tadi ia tetap tidak mencarinya, entah apa alasannya.

“Bisakah kau tidak terlalu bermalas-malasan Ar-“

“Bisakah kau diam saja jika kau tidak ingin menampakkan wujud mu. Berisik kau tahu!?” Xing Shen langsung menyelanya.

“Apa kau pikir aku akan tertipu seperti dulu lagi, hmph! Tidak akan. Jujur saja kenapa aku heran kenapa diriku dulu malah mencari mu hampir sampai berminggu-minggu , tidak itu hampir 7 bulan! tapi aku tidak pernah menemukanmu, tapi setelah aku menyerah baru kau menampakkan dirimu di hadapanku. Brengs#k emang! Jujur saja apa kau tidak memiliki rasa simpati? Ah aku lupa kau kan malaikat!”

Xing Shen berpikir untuk memancingnya untuk menampakkan dirinya agar tidak perlu membuang buang waktu lagi sepertinya yang pernah dialaminya dulu.

Shen Li sedikit trauma karena dulu di kematian pertamanya ia sudah pernah mendekam di ruangan ini selama hampir 9 bulanan, mencari keberadaan malaikat itu tanpa kepastian.

‘Tapi apakah itu memang kematian pertamaku? Lupakan, sekarang aku harus memancing malaikat ini untuk menampakkan dirinya terlebih dahulu!’ batinnya sambil memikirkan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya saat ini.

“Manusia yang menarik! Kau ingin memancing mahluk bawahan Tuhan ini? Sayang sekali sepertinya kau salah sasaran” Malaikat itu menjawab isi hati dari Xing Shen dengan nada seperti menahan tawa.

Ughhh

Ini membuat Xing Shen tersedak nafasnya sendiri kedua kalinya.

Xing Shen sedikit lupa bahwa mahkluk yang sedang menjadi lawan bicaranya adalah bawahan dari Tuhan, sesosok mahkluk mulia yang bernama malaikat pengetahuan yang memiliki pengetahuan lebih dari siapapun.

Dia memiliki nama lain yang bernama malaikat pengelana ini dikarenakan ia memiliki tugas untuk mengantar surat dari Tuhan kepada mahkluk ciptaannya, sejujurnya nama malaikat pengetahuan hanyalah sebuah julukan bukan sebuah gelar yang terus menempel padanya.

Karena ia sudah pernah menjelajahi semua alam semesta untuk mengirim surat dari Tuhan, ia jadi tahu apa saja yang ada di dunia ini karena perjalanannya itu.

Jadi gelar dan tugas nya sudah jelas bahwa ia adalah utusan Tuhan yang menyampaikan surat dari tuhan kepada mahkluk ciptaanya yang mungkin saja spesial bagi Tuhan.

“Hei! Ketimbang kau masih berbaring tidak jelas di sana, bagaimana kalau kau bermain catur denganku?” Ajaknya

Xing Shen sedikit memincingkan matanya, mungkin yang ada di hatinya saat ini adalah pertanyaan tanpa akhir yang berbunyi ‘Apakah kau sudah mau muncul!? Apa kau sudah muncul!? Cepatlah! Muncullah kalau kau belum muncul!’ dengan pertanyaan dan pernyataan yang muncul secara bersamaan.

Xing Shen sangat ingin keluar dari sini tetapi sebelum itu terjadi, malaikat itu harus menampakkan dirinya terlebih dahulu.

Tetapi ajakan dari suara malaikat itu terlalu jelas, tadinya ia berpikir bahwa itu hanyalah fatamorgana yang tidak nyata.

Tetapi semakin kesini fatamorgana yang masih bergema di telinganya itu seperti nya akan adanya, ia pun bangun dari baringnya dan menampar dirinya sendiri agar sadar dari fatamorgana itu tapi hasilnya malah lain, ia melihat ada meja didepan nya dengan dua kursi yang saling berhadapan.

“Apakah kau sedang berhalusinasi! Argust?”

Sesosok perempuan cantik dengan baju putih rapi, dengan rambut blondenya yang terikat duduk di kursi yang bersebrangan dengan Xing Shen.

Bajunya sangat sopan tidak seperti blonde pada umunya, Xing Shen sedikit terkejut karena masih ada perempuan yang berpakaian sangat rapi seperti yang ada di hadapan nya saat ini yang hampir tidak menunjukkan lekuk tubuhnya sama sekali.

“Yah aku hanya terkejut kok!” Sahut Xing Shen sembari berdiri menegakkan badannya.

Tap Tap Tap

Suara langkah terdengar, berasal dari kaki Xing Shen yang sedang berjalan menuju ke kursi yang sudah di sediakan.

Tapi anehnya langkah demi langkah nya yang tercapai terasa lebih ringan, wajahnya yang keriput berubah menjadi muda seiring dengan kakinya yang terus melangkah, membuatnya seperti berjalan di lorong yang bisa memundurkan waktu hidupnya.

Sesampainya sudah di samping kursi, wajah tampan anak mudanya terlihat sempurna dengan fisiknya yang juga muda kembali.

Mata orang malas sekaligus mata seorang pemburu atau predator berpadu sempurna di sepasang iris nya yang berwarna merah delima tua itu.

“Maaf kamu siapa ya!?” Tanya Xing Shen dengan datar.

“Anj@ng kenapa kau tidak ingat dengan ku? Bukankah dari tadi kau terus memikirkan cara lolos dari ku dan ruangan ini!?” Wanita itu membentak dengan keras membuat Xing Shen seperti dilanda angin yang berhembus kencang.

Xing Shen sejujurnya tidak mengenal seorang wanita yang ada dihadapannya saat ini, ia sedikit terkena shock saat menyadari bahwa seorang wanita didepannya saat ini adalah malaikat yang pernah ia temui dulu

Ch. 3 - Anak Kecil

“Akhhh!”

Raungan yang penuh dengan kesengsaraan menggema didalam gua, sembari memegang kepalanya dengan kedua tangannya, raungan keras kembali terdengar memecahkan kesunyian yang ada.

Anak itu meraung keras menghantam lantai dengan tangannya, menitihkan air mata karena tidak kuat menahan rasa sakit yang menyerang kepalanya, dia akhirnya terbaring lemas dan tidak sadarkan diri karena tidak kuat menahan rasa sakit, tanda bahwa ia sudah menyerah dengan keadaannya saat ini.

9 jam telah berlalu anak kecil itu mulai sadar dari pingsannya, tangan nya yang mulai bergerak dan matanya yang mulai terbuka, pikirannya yang mulai jernih bertanya kepada dirinya sendiri ‘Kenapa aku bisa ada disini?’ Menelusuri setiap ingatannya bahwa ia baru saja bermain catur dengan malaikat perempuan yang tidak waras itu.

“Ah aku lupa! Aku kan membuat pertaruhan dalam permainan itu, tapi kenapa aku tidak bisa ingat isi pertaruhannya” Teriaknya

Sekarang yang ada di dalam tubuh anak itu adalah Xing Shen yang baru saja menyelesaikan permainan catur brutalnya dengan Malaikat Pengetahuan yang berwujud perempuan cantik berambut blonde.

Ingatan nya sekarang diisi dengan dua hal penting yang pertama adalah ingatan dari pemilik tubuh dan yang kedua adalah isi dari pertaruhan yang dipertaruhkan oleh Malaikat Pengetahuan.

“Huh! Aku tidak menyangka bahwa aku bisa seri dengan mahkluk yang memiliki kecerdasan dan juga pengetahuan lebih dari mahkluk mana pun itu!” Xing Shen yang ada di dalam tubuh anak itu hanya tersenyum masam sembari tubuhnya bergetar dengan sendirinya.

“Tapi tunggu dulu! Kenapa aku masih bisa ingat pertaruhan yang diajukan oleh malaikat itu!?” Xing Shen kembali bertanya tanya.

Otaknya kini mulai berkerja dengan keras memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, apa yang sebenarnya ia tanyakan sampai-sampai membuat ingatannya tidak bisa ditelusuri atau tidak bisa diingat kembali.

Ini membuat nya hampir gila karena memikirkannya secara berlebihan, saat ini ia sedang menundukkan kepala nya dan berpikir keras dia berpikir bahwa ia harus menemukan jawabannya terlebih dahulu sebelum mulai ber-kultivasi.

“Pertaruhan, pertaruhan, pertaruhan, pertaruhan yang tidak bisa diingat! Sialan!” Xing Shen berteriak kesal karena belum menemukan titik terang.

“Sebentar! Itu dia! Tidak bisa diiangat! Dari dulu aku tidak bisa mengingat kehidupan pertama ku dan perjalanan hidup ku! Huh, sialan memang, berpikir seperti itu saja sangat susah” Dia tersenyum masam kembali karena tidak bisa menemukan hal kecil seperti itu.

“Jadi sudah jelas bahwa aku mempertaruhkan dia menjelaskan ingatanku secara detail, tapi kenapa aku tidak ingat. Apa memang aku tidak boleh mengingat nya? Sepertinya memang tidak boleh! Yah sudah lah lupakan saja. Baiklah! Sekarang mari kita mulai perjalanan panjang yang mengesalkan ini!”

Xing Shen tampak bersemangat dengan wajah yang masih anak anak nya dia berjalan ke sisi gua, duduk bersila kemudian mulai berkultavasinya.

Xing Shen ingin membentuk dasar Fondasi Kultivasinya terlebih dahulu agar ia tidak kesulitan untuk mempelajari kultivasi kultivasi yang sangat bervariasi bentuk dan cara kerjanya.

Dasar Fondasi kultivasi itu seperti kamar kamar yang bersebelahan, yang untuk satu kamarnya diisi dengan satu jenis kultavasi sedangkan kamar lainnya diisi oleh jenis kultivasi yang berbeda.

Ini membuat orang yang memiliki ilmu ini dapat memiliki beberapa jenis kultivasi secara bersamaan yang masing masing jenisnya memiliki elemen yang berbeda atau sama tapi berbeda cara kerjanya.

Ilmu atau teknik ini diturunkan oleh guru pertamanya yang memiliki kultivasi cahaya, atau lebih dikenal sebagai cultivator cahaya.

Entah apa alasan nya dibalik menurunkan teknik ini kepada Xing Shen, tapi Xing Shen sangat berterima kasih kepada gurunya tersebut karena dari teknik ini lah ia bisa menciptakan serangan seperti ‘Little Supernova’ yang di pakainya kemarin untuk memusnahkan semua dewa.

Sejujurnya sangat jarang manusia yang dapat menguasai lebih dari satu jenis kultivasi secara bersamaan, di kehidupan sebelumnya Xing Shen tidak pernah melihat sekalipun manusia yang memiliki jenis kultivasi lebih dari satu, jadi hanya dia sendiri yang memiliki jenis kultivasi yang lebih dari satu.

Bahkan gurunya sekalipun hanya memiliki satu jenis kutivasi yakni kultivasi cahaya, Xing Shen sedikit curiga bahwa dia adalah hasil uji coba dari eksperimen gurunya.

Itu didukung dengan perkataan gurunya yang burbunyi. “Anak kecil(Xing Shen)! Mungkin saat ini kau adalah manusia pertama yang akan menguasai dan memiliki beberapa jenis kutivasi, bahkan semua dewa termasuk aku tidak memiliki kemampuan ini, ahahaha beruntung sekali kau. Tapi ingatlah, mungkin ada manusia manusia lainnya yang memiliki bakat yang sama seperti teknik ini. Yah itu hanya dugaan ku saja sih! Hehehe”

Karena teringat oleh perkataan guru pertamanya yang seperti menunjukkan bahwa dia adalah hasil eksperimen, konsentrasi yang tingginya itu terpecah seketika.

Xing Shen langsung tertawa terbahak bahak mengingat pesan dari guru sengklek nya itu yang baru saja terlintas di kepalanya, suara tawa bergema dan memecahkan keheningan yang ada di goa tersebut, kini air matanya sudah sedikit keluar perutnya juga sedikit sakit membuatnya menghentikan tawanya saat ini.

“Andaikan peristiwa itu terulang kembali” Gumamnya pelan

Xing Shen kemudian membaringkan tubuhnya di lantai gua, sembari menatap langit langit gua yang masih bersinar terang seolah sedang memantulkan cahaya.

Dia kemudian tersentak kaget karena ada cahaya disini, sedari tadi ia tidak melihat pintu keluar dan berspekulasi bahwa gua ini tertutup dari luar karena tidak mungkin bagi cahaya matahari untuk sampai kesini.

Xing Shen kemudian bangun dan mulai berjalan menyusuri goa itu yang hanya memiliki satu lorong, dan hasilnya adalah nihil tidak ada jalan keluar di ujung sini yang ada hanya sebuah kolam kecil.

Tapi anehnya kolam yang ada dihadapan Xing Shen saat ini menghasilkan cahaya yang sangat lembut dan suatu energi bernama Qi yang sangat banyak dan padat.

Xing Shen langsung tersenyum lebar dan bergumam. “Lucky!”

Bagi Xing Shen ini adalah keberuntungan terbesar dalam hidupnya, ia tidak akan menyangka akan menemukan kolam air yang menghasilkan energi Qi yang sangat banyak dan padat.

Mungkin tidak hanya Xing Shen yang akan merasa beruntung bila menemukan kola mini, mungkin semua cultivator yang sejatinya adalah orang yang menguasai teknik kultivasi akan sangat beruntung.

Bagaimana tidak, energi Qi akan sangat berguna untuk menaikkan basis kultivasi seseorang yang menyerapnya, biasanya seorang cultivator akan menaikkan basis kultivasinya setinggi mungkin agar menjadi yang terkuat dan mungkin akan menginjak yang lemah.

“Sungguh hukum alam yang konyol tapi nyata adanya” Xing Shen Bergumam pelan.

“Yah mungkin akan fokus untuk membuat dasar fondasi terlebih dahulu! Setelah itu… Mungkin aku akan membentuk Fondasi kultivasi cahaya untuk menjadi seorang cultivator cahaya. Tapi sepertinya itu tidak mungkin, mengingat hanya aku murid dari guru sengklek itu! Sepertinya kultivasi petir saja, apa kultivasi air saja ya? Ah itu masalah nanti sekarang aku akan fokus kepada pembentukan dasar fondasi dasar fondasi terlebih dahulu!”

Xing Shen kemudian berjalan ke sisi goa, duduk bersila kemudian fokus yang ada di hadapannya saat ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!