NovelToon NovelToon

Artis Masuk Kampung

Kemenangan Clara

Hai guys.. balik lagi di karya baru ku, semoga kalian terhibur. Budayakan follow sebelum membaca yak! jangan lupa juga berikan dukungan kalian.

Like. Komen. Vote. biar Author semangat!

Selamat membaca.. 🤗🤗🤗

🌼🌼🌼

Clara Arabella Haidar, gadis mungil nan cantik itu sangat beruntung di kehidupan ibu kota ini yang terbilang sangat keras dalam persaingan.

Clara dengan mudah memasuki dunia entertainment, dunia yang sejak kecil ia impikan. Berkat kekuasan Ayahanda tercinta, yang mempunyai rumah produksi sendiri, sekaligus sutradara yang sangat terkenal pada masanya.

Gadis berperawakan mungil itu dengan mudah ikut terjun di dunia modeling, meski postur tubuhnya jauh di bandingkan dengan model profesional lainnya. Berkat bakat dan relasi yang mendukung hal itu menjadi mudah baginya.

Clara berhasil mengenyam pendidikan sampai Sekolah Menengah Atas saja. Setelah lulus SMA, Clara memilih fokus dengan karirnya, menunda untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Hingga tiga tahun kemudian, Clara baru meneruskan pendidikan nya. Masuk ke Universitas favorit di ibu kota. Itupun karena desakan dari kedua orang tuanya yang meminta agar Clara meneruskan di perguruan tinggi.

Karena paksaan itulah membuat Clara tidak serius saat mempelajari beberapa mata kuliahnya. Setelah dua tahun, Clara memilih cuti. Dengan alasan ada proyek film yang akan di bintanginya.

Dan benar saja, Clara sukses memerankan tokoh peran utama wanitanya. Mendapatkan penghargaan di Festival Film Indonesia sebagai pemeran utama perempuan terbaik. Hal itu membuat saingannya iri akan keberhasilan Clara.

Jesica Mauren, saingan yang tidak pernah menyukai akan kehadiran Clara. Clara dengan mudah menggeser posisi Jesica dari dunia perfilman ataupun modeling.

Karena Jesica menganggap Clara mencapai semuanya dengan kecurangan, bukan karena kemampuan nya.

*

" Oma... " teriak Clara saat baru pulang dengan membawa piala kebanggaannya. Clara memeluk Wina, karena hanya dialah yang selalu mendukung karirnya di dunia Entertainment.

" Cucu oma... " Wina menyambut pelukan dari Clara. " Kamu hebat sayang. " ujar Wina memuji keberhasilan Clara. " Oma bangga. "

" Tengkyu oma. " jawab Clara. Senyum sumringah menghiasi wajah cantiknya yang menuruni dari ibundanya.

Clara memamerkan pialanya pada Wina. Ada rasa bangga tersendiri bagi Clara karena bisa mencapai impiannya. Tidak sia-sia kerja kerasnya selama ini. Melawan keinginan kedua orang tuanya untuk mementingkan pendidikan dari pada karirnya.

" Oma, apa mama dan papa akan senang melihat keberhasilan Clara? " tanya Clara sembari menatap piala yang ia genggam.

" Tentu sayang, pasti mereka akan bangga. " ujar Wina.

Clara mengerucutkan bibirnya, " Tapi Clara gak yakin tuh.. "

" Gak usah di pikirin yang penting kamu bahagia. "

Clara tersenyum dan mengangguk. " Kapan mereka pulang Oma? " tanya Clara pada Wina mengenai kepulangan kedua orang tuanya yang sedang pergi ke Jerman menjenguk Arsenino yang tengah menimba ilmu di Negri sang kakek di lahirkan.

" Minggu depan. " jawab Wina.

Setelah bercengkrama dengan Wina. Clara pergi ke kamar nya untuk membersihkan diri. Hari ini sungguh melelahkan bagi Clara. Clara harus segera beristirahat, karena esok hari dia harus mempelajari proyek baru. Kemenangan Clara di ajang Festival Film Indonesia membuat dirinya menerima banyak tawaran untuk membintangi film layar lebar.

*

Keesokan harinya, suara Lisa sudah memenuhi kamar Clara, membangunkan sang tuan putri yang masih tertidur saat matahari sudah beranjak tinggi.

" Clara... bangun.. " teriak Lisa. Suara cemprengnya memekik di kendang telinga Clara. Hingga gadis itu menutupi telinganya dengan bantal sangat rapat.

" Clara.. bangun! ini udah siang.. " teriaknya lagi.

Clara hanya sedikit melenguh tanpa berminat untuk membuka kedua matanya. Lisa terus saja mengguncang bahu Clara agar cepat bangun.

" Woy.. bangun.. hari ini kita ketemu ama pak Wira. " seru Lisa memperingatkan jika atasannya ada pertemuan dengan produser film yang akan di bintangi oleh Clara.

Clara terkesiap mendengar nama Wira di sebut. Kesadaran nya mulai bangkit, dengan segera menghempaskan bantal yang menutupi telinga serta wajahnya.

" Ketemu pak Wira? " tanya Clara pada asisten pribadinya.

Lisa mengangguk " Buruan.. jangan ampe telat nih. "

" Jam berapa emang ketemunya? " Clara.

" Sebelas " jawab Lisa dengan malas.

Clara menoleh ke arah jam dinding, " Kenapa lu gak bangunin gue dari tadi sih.. " kesal Clara yang melihat jam menunjukkan pukul 10.30 yang artinya tinggal 30 menit lagi. Dengan cepat Clara pergi ke kamar mandi.

" Lu di bangunin nya sudah dari tadi! jangan salahin gue! " Lisa.

Clara tidak mau dirinya tidak tepat waktu, apalagi akan bertemu dengan produser, seharusnya dia datang lebih awal dari jam yang di tentukan.

Clara tidak mau di cap sebagai artis yang tidak profesional dalam bekerja dan meninggalkan kesan buruk di pertemuan pertama.

Mandi secapat kilat untuk mempersingkat waktu dan berpenampilan seadanya tanpa make up yang mencolok. Kecantikan alaminya sangat berguna pada saat genting seperti ini.

Bermodal kaca mata hitam untuk menutupi wajah polosnya saat bertemu dengan awak media yang selalu saja mengikuti kemanapun ia pergi.

" Cepet Lis.. jangan ampe kita telat, apalagi sampe pak Wira dateng duluan. " ucap Clara dengan langkah yang lebar menuju mobilnya.

" Sip.. " jawab Lisa. Asisten yang selalu siap siaga menjaga dan menemani Clara dimana pun dan kapanpun.

" Oh.. iya. nanti malam ada pesta untuk ngrayain kemenangan lu. " Lisa mengingatkan Clara untuk menghadiri pesta perayaan yang khusus diadakan untuk Clara.

" Oke. " Clara.

*

Di tempat lain, jesica yang mendengar Clara mendapat proyek film baru sangat geram. " Harusnya gue yang dapet film itu. " ujar Jesica penuh kebencian.

" Tenang bos, kita pasti akan mendapatkan proyek itu, apapun caranya. " seru asisten pribadi Jesica yang selalu mendukungnya, walau hal buruk yang harus ia tempuh demi mencapai tujuannya.

Jesica yang fokus dengan minuman yang ia genggam menoleh ke arah Rita, " Apa maksud mu? "

Seringai licik tersirat di wajah Rita. Wanita itu membisikan rencananya untuk menggagalkan Clara mendapatkan proyek film itu dan mengambil alih peran utama ke tangan Jesica.

" Ide bagus! " seru jesica yang senang mendengar rencana Rita.

Jesica sangat yakin, jika ide Rita itu akan menguntungkan nya mendapatkan kembali kejayaan di dunia entertainment seperti dahulu, saat Clara belum muncul dan menghancurkan karirnya.

*

*

*

...Kalo suka jangan lupa berikan dukungan kalian....

...Like. komen. vote....

...Bye.. bye.....

Rencana Jesica

Gadis cantik yang kini berusia 25 tahun itu nampak serius saat membaca alur cerita yang baru saja di berikan oleh asisten pak Wira.

Clara terlihat sangat menghayati karakter tokoh yang akan di perankannya. Karakternya sangat cocok dengan kepribadian Clara yang sesungguhnya.

" Bagaimana Clara Anastasya? " tanya asisten pak Wira mengenai pendapat Clara. Yah, Clara mempunyai nama panggung yang berbeda dengan nama aslinya. " Apa anda akan menerima tawaran kami? "

Clara meletakkan satu bendel kertas yang berisi sinopsis, lengkap dengan dialog dari jalan cerita yang akan di perankannya.

" Kami harus membacanya lebih lanjut, baru akan kami putuskan untuk menerima tawaran ini atau tidak. " jawab Clara.

Pak Wira dan asisten nya mengangguk mengerti. " Oke. kami akan menunggu jawaban Anda. Saya harap anda akan menandatangani kontrak kerja nya secepat mungkin. " ucap Pak Wira yang tidak mau menyiakan kesempatan emas untuk merekrut Clara menjadi bintang filmnya.

Mereka sepakat untuk memberikan waktu tiga hari untuk Clara memberikan jawabannya. Clara dan tim management nya tidak mau gegabah dalam memberikan keputusan, mereka harus mempelajari lebih lanjut agar kedepannya tidak menimbulkan masalah. Dan di kedua belah pihak tidak ada yang di rugikan, hanya keuntunganlah yang di dapatnya.

*

Malam harinya, sesuai yang sudah di jadwalkan. Clara akan menghadiri sebuah pesta kecil yang di adakan oleh teman-temanya untuk merayakan keberhasilan Clara meraih piala Festival Film Indonesia dengan kategori pemeran utama perempuan terbaik.

Clara berpenampilan dengan sebuah dress yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Sungguh sangat memikat bagi siapapun yang melihatnya, terutama para kaum adam.

Lisa yang biasanya selalu berada di sampingnya, malam ini tidak bisa menemani Clara. Lisa meminta ijin pada Clara untuk menjenguk ibunya yang tengah di rawat di rumah sakit, setelah beberapa saat lalu Lisa mendapatkan kabar dari orang yang menjaganya.

" Clara.. " suara seseorang memanggil nama Clara ketika gadis itu baru saja tiba.

Clara tersenyum dan melambaikan tangannya, lalu menghampiri Bela.

" Selamat ya beb. " ujar Bela ketika Clara sudah berdiri di dekatnya. Tidak lupa memberikan selamat pada Clara atas kemenangannya, menautkan pipi kanan dan kiri mereka.

" Tengkyuu beb. " ujar Clara.

" Loh.. Lisa kemana? tumben gak ngintilin lu. " tanya Bela mengenai asisten pribadi Clara yang tidak terlihat.

" Lisa ke rumah sakit, tadi dapet kabar kalo ibunya ngedrop. " jelas Clara.

Bela membulatkan bibirnya menanggapi jawaban Clara.

Tidak berselang lama, teman-teman lainnya ikut mengucapkan selamat pada Clara. Dan acara pun segera di mulai.

Clara meminum minuman yang sudah biasa ia tenggak, untuk menghormati temannya.

" Clara.. kapan lu kenalin cowok lu ke kita kita. " ujar salah satu teman Clara. Mereka mengetahui jika Clara mempunyai kekasih yang sengaja di sembunyikan. Tak ada teman yang tau mengenai sosok kekasih Clara yang sering sekali di banggakan oleh Clara. Bahkan media pun sangat sulit memecahkan identitas kekasih dari artis papan atas itu.

" Rahasia! ntar lu pada naksir lagi, kalo gue kasih tau. " seru Clara. Bukan Clara tidak mau memberitahu kan identitas dari kekasihnya, karena kekasih yang selalu di umbar gadis itu hanya fiktif belaka.

Gadis berparas cantik itu berpengetahuan nol mengenai hubungan dengan lawan jenis. Alias tidak pernah pacaran! bahkan ciuman pertamanya pun di renggut oleh aktor lawan mainnya dalam sebuah film layar lebar.

Tetapi untuk menutupi kepolosannya, Clara mengumandangkan jika dirinya ahli dalam hal itu. Sampai dengan bangga ia mengumbar bahwa dirinya sudah biasa melakukan sex bebas dengan kekasihnya.

Bukan karena Clara tidak laku atau tidak ada yang berminat dengan dirinya. Namun, Clara tidak begitu yakin jika dirinya menjalin hubungan serius dengan seorang pria, terlebih belum ada pria manapun yang mampu menggetarkan hatinya.

" Cih.. pelit amat lu! " gerutu Bela.

" Dasar bucin! " ujar yang lainnya.

Clara hanya tersenyum menanggapinya. Memilih untuk menikmati segelas wine yang berada di genggamannya.

*

Sepasang mata tengah mengamati gerak gerik dari Clara. " Bos, target udah masuk perangkap. " ujar wanita yang sesari tadi mengamati Clara, melaporkan hasil pengamatannya.

" Oke. lakukan dengan sempurna. " jawab seseorang di balik sambungan telepon, yang tidak lain adalah Jesica.

Sesuai dengan saran dari Rita, asisten pribadi nya. Jesica menjalankan rencananya malam ini, untuk menghancurkan karir Clara dengan menyuruh orang bayaran.

Seringai licik terlihat di wajah Jesica. " Sebentar lagi.. tamat riwayat mu! " ucapnya dengan tawa mengerikan.

*

Pandangan Clara perlahan memudar, kepalanya pun terasa pusing. Dengan cepat Clara berpamitan pada Bela dan yang lainnya untuk meninggalkan pesta itu lebih dulu.

" Apa perlu gue anter? " tanya Bela yang melihat keadaan Clara.

Clara menggeleng. " Gak usah Bel, gue masih bisa jalan sendiri. gue kayanya kecapean kurang istirahat. " ujar Clara.

" Lu nyetir sendiri? " Bela.

" Gak Bel, gue bawa supir. " jawab Clara.

" Oh.. " Bela.

" Yaudah, gue cabut duluan yak. tengkyu semuanya. " ucap Clara sebelum meninggalkan pesta.

Dengan berjalan sempoyongan, Clara menyusuri koridor untuk sampai ke lobby hotel, dimana supirnya menunggu. Kebetulan acara pesta itu di adakan di ballroom hotel yang biasa mereka booking untuk acara seperti ini, bersama teman-teman dekatnya.

Tubuh Clara limbung di tengah perjalanan. Dengan cepat dua orang yang mengintai Clara sedari tadi memapahnya, membawanya untuk melancarkan misi dari atasan yang berani membayarnya dengan mahal.

" Bos, target udah aman. " ujar wanita yang tengah melapor pada Jesica.

" Oke. Saatnya beraksi. " Jesica tertawa puas, karena rencananya berjalan dengan mulus.

Jesica tidak sabar menunggu hari esok, hari dimana seorang Clara Anastasya akan mengalami kehancuran.

*

*

*

...Jangan lupa berikan dukungan kalian. ...

...Like. komen. vote. ...

...Bye.. bye.. ...

Kecemasan

Keesokan harinya, berita foto Clara tersebar mengguncangkan dunia maya. Terlihat di foto itu, Clara tengah berbaring dengan bahu terbuka karena bagian tubuh lainnya tertutupi oleh selimut.

Tidak lupa di samping nya berceceran botol minuman alkohol berbagai merk, jarum suntik, dan selembar cek bertuliskan nominal yang berjumlah fantastik.

Foto di ambil dengan sangat jelas, sehingga memperkuat dugan-dugaan yang negatif bagi Clara.

Di luar sana, Clara dengan cepat menjadi topik hangat bagi kaum netizen. Sedangkan Clara masih tertidur pulas efek dari obat tidur yang kemarin tidak sengaja ia meminumnya, minuman yang ia tenggak tanpa di sadari sudah tercampur dengan obat tidur dengan dosis lumayan tinggi.

Lisa dan tim manajemen Clara sudah kalang kabut di buatnya. Berita mengenai Clara yang di duga sebagai pengguna obat terlarang dan tuduhannya menjadi wanita pemersatu bangsa dengan tarif yang melejit sudah heboh.

Kedua orang tua Clara yang berada di Jerman pun langsung mendengar berita itu. Mereka berdua memutuskan untuk segera pulang.

" Dimana sih ni anak. " gerutu Lisa saat panggilannya tak kunjung di angkat oleh Clara. Lisa sangat cemas dengan situasi saat ini, di luar rumah keluarga Haidar sudah di penuhi banyak wartawan untuk meminta keterangan langsung dari Clara.

" Gimana Lis? apa Clara masih susah di hubungi? " tanya Wina yang ikut cemas dengan cucunya.

" Belum oma. ponselnya nyambung tapi gak di angkat-angkat. " jawab Lisa dengan wajah yang gelisah.

Wina mengembuskan nafasnya kasar, memijit keningnya yang terasa amat pusing. " Apa benar, cucu ku seperti itu? "

Lisa menghentikan langkahnya yang sedari tadi mondar-mandir, meletakkan ponselnya ke saku celana, lalu mendekati Wina. " Oma.. " ucapnya menenangkan wanita yang sudah berkulit keriput itu.

" Clara gak seperti itu, aku tau betul gimana Clara, pacar pun gak punya. " ujar Lisa.

Wina menoleh, seakan tak percaya dengan ucapan Lisa. " Masa sih? "

" Beneran oma, gayanya doang yang selangit, ngaku-ngaku punya cowok lah inilah itulah.. padahal... zonk! " seru Lisa.

" Tapi.. ini! " Wina memperlihatkan foto Clara yang tersebar.

Lisa menghela pasrah. " Itu bisa aja jebakan oma.. kita liat nanti aja.. kalo perlu kita proses ke jalur hukum. Lisa yakin kok, ini semua pasti gak bener. " jelas Lisa.

" Mudah-mudahan. " Wina.

*

Clara yang baru terbangun dari tidurnya merasa pusing. Memijat keningnya lalu menyandarkan tubuhnya. Dilihat sekeliling yang terlihat sangat asing. " Dimana ini.. " tanyanya pada diri sendiri.

Clara terkejut melihat pakaiannya yang terlepas dari tubuhnya. " Apa yang terjadi? "

Bunyi ponsel Clara terdengar nyaring, membuat gadis itu segera tersadar dan meraih ponsel yang berada di dalam tasnya, tergeletak tidak jauh darinya.

Suara teriakan yang melengking terdengar di sebrang sana, setelah Clara menerima panggilan itu.

" Claraaaaa.....!!! " Dengan cepat Clara menjauhkan ponsel dari telinganya.

Clara berdecak kesal saat suara Lisa membuat telinganya sakit. " Bisa gak sih, gak usah teriak -teriak! " seru Clara.

" Lu dimana??!!"

Clara melihat sekeliling mengamati tempat sekitar, " Gak tau.. kayanya di hotel. " jawab Clara tanpa resah sedikit pun.

" Lu sebenernya ngapain sih! foto lu kesebar ke mana-mana? " Lisa.

" Foto apaan? " tanya Clara yang belum mengetahui beritanya sudah memenuhi media sosial.

" Coba lu liat berita hari ini. terus lu kasih tau dimana lu sekarang! jangan keluar kamar sebelum gue ama tim jemput lu. " ucap Lisa.

" Iya. " Clara memutuskan panggilan.

Clara mulai berselancar di dunia maya melihat berita terkini mengenai dirinya. Kedua mata Clara membulat, telapak tangannya reflek menutupi mulutnya yang menganga tak percaya.

Foto itu mirip sekali dengan suasana hotel yang sekarang ia tempati. Sungguh, Clara tak tau kejadian apa yang telah menimpanya. Bahkan Clara tak mengingat apapun setelah kepergiannya dari pesta itu.

" Gawat! " serunya saat mengingat jika situasi ini sangat merugikan nya. Bukan memperdulikan pendapat orang lain, yang hanya di pikiran nya sekarang adalah ibu kandungnya. Bisa celaka ketika ibundanya melihat gosip yang tidak benar itu.

Hancur sudah kebebasan yang selama ini ia dapat. " Kacau.. kacau.. kacau... " ucap Clara sembari bangkit untuk ke kamar mandi.

" Sial! " umpatnya. Dirinya masih lengkap dengan pakaiannya, tetapi kenapa di foto itu melibatkan dirinya yang seolah olah telanjang bulat.

Dengan susah payah Lisa dan timnya membawa keluar Clara dari hotel itu, menghindari dari wartawan yang berkumpul, awak media mengikuti gerak gerik Lisa sang asisten Clara untuk mempermudahkan bertemu dengan Clara.

Beredarnya berita yang tidak benar, membuat Clara hanya bisa berdiam diri di dalam rumah. Clara menyerahkan semua masalahnya pada pengacara nya. Ia yakin jika semua akan baik-baik saja, mengingat dirinya tidak melakukan apapun seperti yang dituduhkan padanya.

Clara sengaja menonaktifkan ponselnya untuk menghindari panggilan dari kedua orang tuanya. Untuk saat ini Clara belum bisa mengelak dari tuduhan itu tanpa bukti yang kuat untuk di tunjukkan pada kedua orang tuanya.

Hatinya semakin di buat gelisah saat mengetahui kedua orang tuanya akan tiba esok hari.

" Beneran Lis, nyokap bokap gue besok udah sampe ke rumah? " tanya Clara dengan raut wajah yang terlihat lesu.

Lisa mengangguk.

" Aduh.. bisa gawat nih. " ucap Clara. Clara mengigit ujung kukunya untuk mengalihkan rasa cemasnya.

Tamat sudah riwayatnya. " Aaarrggghhhhh... " teriak Clara frustasi. Susah payah ia meyakinkan kedua orang tuanya untuk mengijinkan dirinya terjun di dunia entertainment. Semua itu akan berakhir sia-sia karena tuduhannya yang tidak benar sama sekali.

Clara sangat yakin jika hal ini akan menjadi senjata pamungkas bagi kedua orang tuanya untuk menghentikan aktifitas nya di dunia entertainment.

*

*

*

...Jangan lupa berikan dukungan kalian....

...Like. komen. vote....

...Bye.. bye.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!