NovelToon NovelToon

Black Fairies

Nicale Alexand

Nicale Alexand, anak perempuan yang masa kecilnya telah direnggut oleh ayahnya sendiri karena ayahnya yang memiliki sifat gila. Saat ini dia sedang berada di dalam air kolam yang sangat keruh yang dalamnya kolam itu sekitar lima meter. Saat ini, dia sedang dididik oleh Michael Alexand yaitu ayahnya untuk menahan nafasnya dalam air agar dia bisa bertahan lama di dalam air. Apabila dia ingin menghirup oksigen keatas air, maka Michael akan langsung menenggelamkannya lagi.

Atas perlakuan ayahnya itu, sudah banyak orang lain yang berusaha untuk membujuk ayahnya agar tidak menyiksa anak keduanya itu, dengan didikan yang gila. Hanya karena mimpi ayahnya untuk memiliki penerus yang mewarisi kekuatanya telah sirna karena ayah dan ibunya telah kehilangan putra pertama mereka yaitu kakak Nicale yang bernama Nicho Alexand di tangan musuhnya.

"Tuan, sudah cukup putrimu baru berumur enam tahun" ujar si A namun tidak di gubris oleh Michael.

"Tuan, kau akan kehilangan dia jika kau terus melakukan hal itu" ujar Si B tapi tetap tidak di open oleh Michael.

"Tuan, kau sungguh tega dan gila karena putrimu sendiri kau hukum dan kau siksa seperti itu" ujar semua orang yang melihat latihan yang dilakukan michael pada putrinya itu. Namun, tetap dia tidak bergeming sedikitpun dari arah air yang di dalam air ada Nicale yaitu putrinya.

Ketika kejadian itu terjadi. Yaitu kejadian dimana kakak laki-lakinya Nicale diculik dari sekolah TK nya dan dilempar ke jurang yang sangat dalam oleh musuh ayahnya karena kakaknya adalah kelemahan terbesar ayahnya yaitu Michael Alexand. Pada saat itu ibunya Nicale yang bernama Nindy Wilzamber sedang hamil satu bulan.

Sejak ayahnya kehilangan kakaknya, ayahnya selalu mengatakan baik bayi yang dalam kandungan istrinya ini perempuan atau laki-laki tetap akan dia jadikan sebagai senjatanya yang paling kuat atau lebih tepatnya akan dijadikan sama seperti dirinya yaitu menjadi pembunuh bayaran nomor satu di seluruh dunia dan sangat di takuti oleh semua orang. Oleh karena itulah, dia di didik oleh ayahnya sendiri bagaikan sebuah boneka yang tidak bisa merasakan sakit sama sekali. Meskipun dirinya mengaduh kesakitan, hal itu bukannya menarik perhatian ayahnya. Tapi ayahnya justru semakin menjadi-jadi mendidiknya dengan berbagai macam didikan keras yang di gunakan agar Nicale tidak merasakan sakit lagi dan tidak mengeluarkan suara lemah seperti mengaduh karena hal terluka kecil. Jadi, percuma saja Nicale mengaduh kesakitan bahkan sampai-sampai ibunya yang ingin membantunya juga tidak di gubris oleh ayahnya.

Sejak kejadian ayahnya sendiri mendidiknya dengan menyuruh dirinya menahan nafas di dalam air, dirinya menjadi bagaikan boneka cantik yang tidak bisa bersuara lagi. Karena dia marah dan benci pada ayahnya maka dia bersumpah di dalam hatinya bahwa bila tidak ada anggota baru dalam keluarganya yang dilahirkan oleh ibunya. Maka dia tidak akan pernah berbicara pada siapapun baik itu pada ayahnya atau ibunya sendiri.

Hari-hari hanya dilewatinya dengan latihan gila yang dibuat oleh ayahnya bahkan dia ingin bersekolah layaknya seperti anak-anak umumnya juga tidak bisa, karena ayahnya memasukkannya ke sekolah khusus untuk mafia, pencuri handal dan pembunuh bayaran.

Kejadian itu terjadi, ketika dia melihat anak-anak berusia enam atau tujuh tahun sepertinya baru memasuki kelas satu Sekolah Dasar begitu bahagia ketika pulang dan pergi yang selalu di gandeng tangannya ole ibunya. Sedangkan dirinya, hanya akan berada di rumah atau ke markas ayahnya untuk di didik langsung oleh ayahnya.

Karena merasa bosan, dia memberanikan berbicara kepada ayah dan ibunya agar di sekolahkan seperti tetangga-tetangganya. Saat mendengar keinginan dirinya, ibunya sangat bahagia karena putrinya paling tidak bisa mendapatkan pelajaran layaknya anak-anak pada umumnya. Tapi, berbeda dengan rasa senang yang dimiliki ayahnya.

"Apakah kau yakin ingin bersekolah Nicale?" tanya Michael kepada Nicale.

"Ya" ujar Nicale yakin dan senang.

"Kalau begitu bersiap-siaplah, besok kau akan disekolahkan" ujar Michael dengan tersenyum. Begitupun dengan semua pembantu yang sering melihat perlakuan majikannya untuk putri kandungnya sendiri.

Nindy yang mendengar suaminya setuju merasa senang. Namun tidak Nindy dan Nicale ketahui bahwa sekolah yang di maksud oleh Michael yaitu sekolah yang tidak sama seperti anak-anak yang menjadi tetangganya melainkan sekolah yang dipenuhi dengan kengerian yang sangat luar biasa.

Di dalam kamar Nicale, ibunya yang merasa sangat senang sedang sibuk mempersiapkan buku, pensil, tas dan segalanya untuk keperluan sekolah yang biasanya dibawa dan digunakan oleh anak-anak pada umumnya. Begitupun dengan Nicale tanpa dia sadari bahwa dirinya saat ini juga tersenyum saat membayangkan bahwa dia akan normal seperti layaknya anak-anak lainnya.

Besok harinya, dia dibawa ayahnya yang kata ayahnya dia akan pergi ke sekolah jadi dia menuruti ayahnya. Tapi, ketika dengan gembiranya dia naik ke mobil ayahnya dengan membayangkan bahwa dia akan memiliki banyak teman. Seketika, hayalannya itu sirna ketika dia tau bahwa ayahnya membawa dia ke tempat yang terpencil dan sangat jauh dari perkotaan dan juga sangat jauh dari rumah mereka.

Setelah cukup lama dan jauh perjalanan. Bahkan dengan mobil memakan waktu satu jam lima menit, akhirnya mereka sampai di sekolah yang bertuliskan "Kill School". Membuat senyuman yang tadinya ada di bibir Nicale karena telah sampai, menjadi hilang dan digantikan dengan kebencian yang amat sangat luar biasa didalam hatinya terhadap ayahnya sendiri kembali muncul saat membaca nama sekolahnya.

Michael menarik tangan Nicale dengan paksa dan membawanya ke ruang Kepala Sekolah. Namun, tidak ada Kepala Sekolah disana. Jadi, Michael membawa Nicale dengan cara menarik tangannya ke berbagai ruangan kelas untuk memastikan dimana kepala sekolah atau salah satu para guru pengajar untuk membawa Nicale. Karena dia masih ada jam kerja jadi dia tidak akan bisa berlama-lama. Namun, tidak ada satupun guru di ruangan hingga dia ingat "ahhh aku lupa jika biasanya mereka akan di lapangan memanah untuk memperagakan langsung caranya memanah sebagai pemanasan perkenalan".

Saat ini Michael dan Nicale sedang berjalan ke sebuah pintu yang ketika dibuka pintu itu memperlihatkan ruangan yang sangat besar seperti besar lapangan basket. Namun, itu bukan untuk bermain basket melainkan untuk memanah. Setelah sampai disana, baru Michael melepas tangan Nicale dan berjalan ke arah seseorang yang seusia dengan Michael dan membisikkan sesuatu ketelinga orang itu. Setelah itu, saat orang itu melihat ke arah Michael. Michael menunjukkan jarinya ke arah Nicale yang masih memasang wajah dan matanya yang memancarkan api kebencian yang sangat besar dan juga kekesalan yang sangat kuat di dalam hatinya terhadap ayahnya sendiri.

"Dia perempuan" ujar orang itu yang menghampiri Nicale kepada Michael.

"Ya" ujar Michael.

"Kau yakin, ingin menyuruh kami mendidiknya dengan level yang paling tinggi" ujar orang itu kepada Michael.

"Ya" ujar Michael.

"Apakah dia sanggup menerima semua pelatihan kami" tanya orang itu kepada Michael.

"Dia harus sanggup dan bisa" ujar Michael.

"Kau pasti tau peraturan kami bukan Michael" ujar orang itu.

"Aku tau," ujar Michael.

"Lalu, bagaimana dengan istrimu?" tanya orang itu kepada Michael.

"Tenanglah, masalah ibunya biar aku sendiri yang urus. Yang menjadi urusanmu yaitu mendidiknya agar menjadi nomor satu dan tidak terkalahkan" ujar Michael.

"Itu semua tergantung padanya bukan pada kami. Kami hanya mengarahkan pertahanan dan stamina tubuh mereka. Soal bisa menjadi nomor satu atau tidak tergantung pada orang itu sendiri" ujar orang itu sambil menepuk lembut bahu Nicale.

"Ohhh, kalau begitu aku pergi dulu" ujar Michael.

"Terserah, dan hati-hatilah di jalan. Ingatlah anggap putrimu telah mati" ujar orang itu.

"Aku tau" ujar Michael. Namun, tanpa ada yang sadari bahwa ada satu orang yang sangat emosi sedang menahan kemarahannya.

Robot bersenjata

Kini Nicale ditinggal sendirian oleh ayahnya di "Kill School" dimana sekolah itu adalah sekolah yang mendidik seseorang dengan sangat mengerikan.

Mereka yang ditinggalkan disana akan dianggap oleh orang tua mereka telah tiada tidak terkecuali dengan Nicale.

Saat ibunya Nicale melihat bahwa suaminya telah kembali dengan tidak membawa Nicale awalnya dia gembira. Karena bila suaminya membawanya ke markasnya maka hanya dialah sendiri yang akan mendidik putri mereka. Jadi, dia tidak akan kembali kerumah jika tanpa putrinya. Sedangkan sekarang, suaminya hanya kembali sendirian itu berarti putri mereka memang telah disekolahkan. Namun, Nindy harus merasakan kepedihan yang lebih mendalam saat malam hari ketika dia bertanya kenapa Michael tidak menjemput Nicale dari sekolah.

"Ini sudah malam hari kenapa kau tidak menjemput Nicale" tanya Nindy.

"Dia tidak akan pernah kembali lagi kepelukanmu. Karena dia telah disekolahkan di sekolah Kill School sesuai dengan namanya dia pasti akan dididik dengan baik" ujar Michael dengan tersenyum.

"Kau gila Michael, dia putrimu sendiri dan umurnya baru tujuh tahun. Bagaimana bisa kau menyamakan dirinya dengan putramu yang lebih tua lima tahun darinya. Bahkan kau lebih menyayangi putramu, karena saat dia berumur lima tahun kau belum mendidiknya. Sedangkan anak perempuanmu, saat dia baru berusia empat tahun kau telah membawanya ke markasmu. Apakah kau tidak menganggap putrimu ada" ujar Nindy sambil sedikit suaranya serak menahan tangisnya.

"Justru karena aku menyayanginya dan menganggapnya ada makanya aku mendidik dirinya agar kejadian yang menimpa kakaknya tidak terjadi untuknya" ujar Michael.

"Tapi, tetap saja caramu salah bagaimana jika seandainya kelima putriku bisa berada di satu tempat. Apakah kau akan melakukan hal yang sama kepada saudarinya yang lain" tanya Nindy dengan matanya yang telah memerah.

" Mungkin, tidak akan sekeras ini karena aku akan memiliki lima orang penerusku sekaligus. Namun, karena hanya ada satu yang bisa kudidik maka aku akan mendidik dirinya dengan sangat keras" ujar Michael.

"Kumohon kembalikan putri pertamaku aku sungguh memohon padamu Michael" ujar Nindy dengan sedih karena jika dirinya menangis. Maka yang akan kena imbasnya yaitu Nicale karena Michael sangat tidak suka dengan orang yang menangis.

"Tidak bisa, maka berdoalah agar empat tahun lagi dirinya tetap hidup. Karena menurutku, jika dia tidak bisa bertahan selama empat tahun disana sampai dirinya diberikan julukan atau panggilan maka dia tidak layak menjadi putriku" ujar Michael yakin.

"Apakah kau tidak sedih saat kehilangan dirinya nanti" ujar Nindy.

" Jika dia tidak bisa bertahan maka untuk apa aku bersedih atasnya. Justru aku berdoa agar dirinya bisa lebih cepat keluar dari sana sama sepertiku yang hanya membutuhkan tiga tahun setengah disana" ujarnya.

"Kau gila Michael kau sungguh sangat gila" ujar Nindy.

"Apanya yang gila" ujar Michael.

"Aku ingin bertanya jika aku memiliki anak lagi dan anak yang kulahirkan laki-laki apakah kau akan mendidiknya juga seperti kakak perempuannya" tanya Nindy.

"Tidak akan, jika kakaknya bisa membuat aku puas. Tapi, jika kakaknya tidak membuat aku bangga maka anak yang selanjutnya yang kau lahirkan yang akan kudidik sama seperti kakaknya" ujar Michael dan berlalu pergi.

"Maafkan ibumu ini nak ibu tidak bisa membantumu dari sifat ayahmu yang gila itu" ujar Nindy sambil membayangkan bahwa tidak akan ada lagi senyuman di wajah putrinya itu.

Sedangkan di sekolah Kill School. Para murid baik yang junior atau senior mereka semua saat ini sedang dilatih untuk melawan robot yang bersenjata. Mereka semua dikurung di sebuah ruangan yang sangat luas dimana didalamnya terdapat robot bersenjata yang sangat gila. Mereka semua sedang mati-matian menyelamatkan diri mereka sendiri mereka para murid junior semuanya bisa bertahan karena para murid senior berusaha membantu mereka.

Banyak luka yang diterima murid junior, sampai-sampai setiap kali salah satu robot bersenjata itu melukai mereka. Maka hanya suara rintihan kesakitan yang terdengar. Namun, berbeda dengan Nicale dia tidak pernah mengeluarkan rintihan kesakitan dari bibirnya. Karena hatinya lebih merasakan sakit saat ayahnya sendiri tidak peduli padanya tidak ada apa-apanya dengan robot bersenjata yang dikendalikan ini. Karena ayahnya yang manusia yang bisa mendengar suaranya memohon saja tidak peduli apalagi robot ini.

"Sialan jika terus begini kita akan mati" ujar salah satu murid senior.

"Kau benar, kenapa setiap kali ada murid baru kita akan di kasih ujian dengan robot ini" ujar temannya yang lain.

"Aku tidak tahu dan untuk kalian para murid junior. Kalian harus melawan jangan hanya berlindung dibelakang kami karena tidak selamanya kami akan bisa melindungi kalian" ujar yang lainnya.

Pada saat mendengar kata-kata itu membuat sebagian orang semangat dan berani melawan termasuk Nicale. Dia berani melawan bukan karena kata-kata salah satu murid senior melainkan dia melihat robot itu bagaikan ayahnya sendiri. Jadi kemarahan nya yang selama ini dia pendam dia lampiaskan kepada robot itu.

Awalnya hanya satu robot yang dia peluk lehernya lalu menutup mata robot itu dengan baju luarnya yang dia lepas lalu dia mencari apapun yang bisa dirinya tarik yang berbentuk baik itu kabel atau apapun itu hingga robot itu mengeluarkan asap dan tumbang. Namun, lama kelamaan dirinya sendiri telah menumbangkan tiga robot. Murid lainnya yang melihat baik itu murid senior atau junior merasa takjub karena dia murid junior tapi sudah bisa menumbangkan tiga robot.

Bahkan para guru yang melihat mereka di monitor kamera juga merasa takjub padanya. Pasalnya, dia tidak pernah sama sekali merintih kesakitan saat robot bersenjata itu melukai dirinya. Begitupun saat dia melawan robot itu tidak ada sama sekali terlintas di matanya kalau dia ketakutan melainkan matanya memancarkan api kemarahan yang sangat besar.

"Aku tidak tau apa dan kenapa kalian kemari tapi yang jelas diriku di bawa oleh ayahku kemari tanpa persetujuanku dan aku membenci ayahku. Namun, aku yang masih lemah tidak bisa mengalahkannya. Jadi, aku melampiaskan segala kemarahanku terhadap ayahku kepada robot sialan ini. Jadi jika kalian memiliki kebencian. Meskipun, itu sedikit pada seseorang yang ingin kalian kalahkan tapi tidak bisa. Maka lampiaskan hal itu pada robot-robot ini" ujar Nicale lantang dan tegas karena ruangannya serba tertutup membuat suaranya menggema beberapa kali.

Ketika semua orang baik para murid atau guru yang melihat mereka dari monitor mendengar ucapannya. Para murid melakukan apa yang dikatakan oleh Nicale sehingga membuat mereka semua bisa menumbangkankan semua robot-robot itu. Meskipun dengan waktu yang sangat lama. Sedangkan para guru yang mendengar ucapannya dan sukses membuat para murid bisa mengalahkan robot-robot itu tersenyum.

"Siapa namanya dan anak siapa dia bagaimana bisa dia memiliki kebencian yang sangat besar terhadap sosok ayahnya dan itu membuat aku penasaran siapa sesungguhnya orang yang beruntung menjadi ayahnya meskipun itu sangat dibenci olehnya" ujar Kepala Sekolah.

"Namanya Nicale Alexand putri pertama dari Michael Alexand dan Nindy Wilzamber" ujar salah satu guru.

"Michael Alexand yang dikabarkan kehilangan putra pertamanya" ujar Kepala Sekolah.

"Ya, karena itulah dari yang ku dengar bahwa dia mendidik putrinya dengan sangat keras di markasnya sejak usia putrinya baru empat tahun" ujar guru tadi.

"Begitukah, hahaha pantas saja dia sangat membenci ayahnya. Ternyata inilah alasannya" ujar Kepala Sekolah.

"Sepertinya, iya bahwa itulah alasannya" ujar semua guru.

Saat mereka melihat di monitor bahwa semua robot telah tumbang dan para muridpun telah terduduk lemas dilantai Kepala sekolah mengumumkan sesuatu hal yang membuat para murid terkejut.

"Nicale Alexand kau akan kujadikan sebagai ketua umum untuk seluruh kelas murid junior apakah kau menerimanya" tanya Kepala Sekolah.

"Namaku Nicale Wilzamber aku tidak mengenal siapapun yang memiliki nama keluarganya Alexand" ujar Nicale.

"Hahaha baiklah apa kau menerimanya" ujar Kepala Sekolah.

"Aku menerimanya. Tapi, bagaimana dengan mereka apakah mereka menerima diriku sebagai ketua mereka" tanya Nicale.

"Kami menerimanya karena kau telah menyelamatkan nyawa kami" ujar mereka.

Sudah tiada

Sejak saat dimana Nicale dijadikan ketua. Maka dia selalu menjadi ketua karena bakatnya yang muncul dengan sendirinya saat dia membayangkan wajah ayahnya.

Kini empat tahun telah berlalu, dimana seluruh anak-anak akan di jemput oleh orang tua mereka. Pada saat itu Nindy juga ingin ikut suaminya untuk menjemput putrinya. Namun saat dia melihat seluruh anak-anak keluar dan berjumpa dengan orang tuanya hanya Nicale yang tidak ada.

"Bram, dimana dia. Apakah dia tidak selamat" ujar Michael.

"Dia sudah pergi ke tempat yang seharusnya sejak dua tahun lalu" ujar Bram membuat Nindy menangis.

"Kenapa kau mengambil putraku Nicho dan memberikan Nindy kepadaku dan saat kau memberikan aku putri lain. Tapi kau mengambil putri pertamaku. Kenapa apa salahku" ujar Nindy dengan sedikit berteriak.

"Dia tidak selamat itu berarti dia tidak pantas menjadi putriku" ujar Michael membuat seluruh murid lainnya memandang dirinya dengan mata yang penuh dengan kebencian.

"Ada apa" tanyanya.

"Kini aku tau, kenapa saat pelatihan pertama kami dia bisa sangat membencimu" ujar Mety.

Semua orang kembali kerumah masing-masing begitupun dengan Nindy dan Michael. Saat mereka sampai mereka di kejutkan dengan semua lampu mati dan para pembantu dan penjaga yang handal yang di rekrut langsung oleh Michael diikat dan di mulutnya ditutup dengan kain.

Saat melihat hal itu Nindy langsung berlari ke kamar putri kecilnya yang baru berumur lima bulan. Tapi, dia tidak menemukan putrinya dan berlari dengan meneriaki kata-kata putriku berulang-ulang hingga dia sampai di kamar putri tertuanya. Ketika dia masuk ke kamar putrinya disana juga tidak ada.

"Ini gara-gara dirimu kenapa kau memiliki banyak musuh" ujar Nindy sambil menunjuk ke arah Michael yang dengan santainya sedang meminum kopinya.

"Kenapa kau sama sekali tidak khawatir kepada putri kecilku" sambung Nindy lagi.

"Kenapa aku harus khawatir disaat seluruh permainan yang barusan terjadi di rumah ini ulah putri tertuamu" ujar Michael membuat Nindy bingung.

"Nyonya yang dikatakan tuan benar bahwa semua kejadian yang terjadi di rumah ini ulah nona pertama. Dia kembali setelah lima menit tuan dan nyonya pergi untuk menjemputnya" ujar bibi Mai selaku pembantu disana.

"Jika dia kembali lalu dimana mereka kenapa aku tidak melihat keduanya" tanya Nindy.

"Sepertinya kedua nona ada di gudang. Karena tadi saat nona tertua memasuki kamar nona termuda untuk menjatuhkan beberapa barang dan mematikan lampu seperti ruangan lainnya. Tapi di sana kami tidak mendengar suara benda jatuh. Setelah lama kami mendengar tidak ada suara dari dalam. Kami melihat nona tertua keluar dengan sedikit tersenyum dan mengarah ke arah gudang dan disanalah kami mendengar suara seperti seseorang sedang berbenah, dan sesekali kami mendengar suara seperti seseorang bersin sepertinya itu nona tertua yang sedang berbenah dan bersin. Mungkin karena debunya" ujar bibi Mai.

"Apakah benar bahwa mereka berdua disana" ujar Nindy sambil berlari ke arah gudang.

"Tidak bisa dibuka" ujar nya lagi.

"Sayang, apakah kalian di dalam. Jika iya, izinkan ibu masuk sayang. Ibu sungguh merindukanmu. Di dalam pasti sangat dinginkan izinkan ibu memeluk kalian ya" ujar Nindy dengan merayu agar putrinya membuka pintu. Pasalnya tidak mungkin pintu gudang di kunci dari dalam jika tidak ada orang biasanya akan dikunci dari luar.

"Hahahah" tawa balita yang tidak terlalu besar tapi bisa di dengar oleh semua orang dirumah Alexand House karena sedang hening.

"Bibi Mai ini sudah jam makan malam bukan" tanya Nindy.

"Ya nyonya dan makanannya sudah siap" ujar bibi Mai.

"Apakah ada diantara kalian yang melihat kedua putriku sudah makan" tanya Nindy.

"Sepertinya belum nyonya, karena kami diikat oleh nona pertama di dekat dapur. Sedangkan seluruh makanan ringan dan bahan makanan ada di dapur dan juga tadi saat nyonya pergi nona muda masih tidur. Sedangkan tadi saat nona tertua pulang nona mudapun masih tidur" ujar bibi Mai mewakili semua pembantu berbicara.

"Baiklah kalau begitu bibi siapkan makanan di meja" ujarnya.

"Laksanakan nyonya" ujar semua orang.

"Sayang kelu,,," ujar Nindy terpotong karena pintu gudang yang terbuka dan memperlihatkan dua gadis yang cantik keluar dari gudang.

"Sayang empat tahun ibu tidak bertemu denganmu kau sudah terlihat berbeda kau sangat cantik sayang" ujar Nindy sambil mengelus kepala Nicale.

"Namanya" tanya Nicale dingin.

"Mixella Alexand" jawab Michael.

"Hallo Mixella Alexand perkenalkan namaku Nicale Wilzamber senang berkenalan denganmu" ujar Nicale membuat semua orang terkejut kenapa Nicale mengubah nama belakangnya.

"Nicale apa maksudnya ini" ujar Michael.

"Maaf tuan nama anda siapa" tanya Nicale.

"Nicale Alexand,,,,," ujar Michael marah namun dihentikan oleh Nindy.

"Michael cukup" ujar Nindy tidak kalah marah.

"Sayang, kenapa kau mengubah nama belakangmu" tanya Nindy kepada Nicale.

"Bibi Mai, boleh aku bertanya" ujar Nicale dengan memandang ke arah Mai.

"Tentu nona tertua" ujar bibi Mai.

"Bibi, pada saat hari pertama diriku di antar ke sekolah. Apakah ibuku ada mencariku ketika aku tidak pulang dan apakah ibuku ada bertanya pada ayahku dimana putrinya berada. Jika ada, lalu apa jawaban yang diberikan oleh ayahku" ujar Nicale membuat bibi Mai serba salah antara jawab atau tidak.

"Jawab saja karena dia bertanya" ujar Michael.

" Anda benar nona, pada saat dimana nona tidak pulang. Malamnya nyonya bertanya kepada tuan dan jawaban tuan bahwa nona telah di sekolahkan di Kill School. Jadi, tuan menyuruh nyonya agar menganggap nona telah tiada. Pada saat itu, nyonya sangat histeris saat mendengar ucapan tuan. Lalu saat nyonya protes dan mengatakan bahwa tuan telah gila, tuan mengatakan maka berdoalah agar nona selamat ketika empat tahun kemudian" ujar bibi Mai.

" Benarkah ibu" ujar Nicale.

"Ya kurang lebih begitu nak" ujar Nindy.

"Baik, dengarkan aku baik-baik. Nicale Alexand putri dari keturunan Michael Alexand telah tiada empat tahun yang lalu saat dirinya tidak di jemput oleh ayahnya. Kini empat tahun kemudian anak perempuan yang memasuki rumah ini bukan anak dari keturunan Alexand melainkan dari keturunan Wilzamber dan untukmu tuan Alexand selama ibuku Nindy Wilzamber masih berada di rumahmu ini, aka aku juga akan di sini. Tapi, jika ibuku keluar dari rumah ini maka akupun akan keluar. Jadi, aku tidak ingin kalian memanggil aku dengan nama belakang Alexand ingatlah baik-baik namaku Nicale Wilzamber. Jangan pernah buat kesalahan denganku karena kalian tidak akan tau apa yang bisa kulakukan terutama untukmu tuan Michael Alexand. Kau juga tidak bisa lagi menindas diriku jika kau masih melakukannya maka jangan salahkan aku kalau aku bisa membunuhmu" ujar Nicale dengan memancarkan kebencian dimatanya membuat semua mematung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!