“Sayang, ayo bangun ingat kamu harus segera berangkat!” ucap Saras membangunkan sang putri yang masih tertidur.
“5 menit lagi ya Ma, Kania masih ngantuk,” ucap Kania yang masih sangat mengantuk.
“ Ya sudah, mama tidak akan mengganggu kalau kamu telat kuliah jangan salahkan mama,” jelas Saras meninggalkan kania.
“Apa? kenapa tidak bilang dari tadi kalau hari ini pertama masuk kuliah ma,” ucap kania yang langsung beranjak menuju kamar mandi.
Selesai mandi dan berhias Kania langsung turun menuju ruang makan.
“Ma, Fahira sudah datang belum?” tanya Kania sambil mengunyah sepotong roti bakar.
“Belum sayang, mungkin sebentar lagi,” terang Saras.
“Assalamu’alaikum tante dan Kania,” ucap Fahira dengan semangat masuk ke dalam rumah sang sahabat.
“Waalaikumsalam, baru saja dibicarakan sudah datang nak Fahira,” ucap Saras ramah.
“Tante dan Kania tadi lagi ghibah soal Fahira ya?” tanya Fahira dengan tatapan sedikit tajam.
“Ya tadi kami membicarakan kamu karena sangat jelek,” ucap Kania dengan wajah di buat jutek.
“Kalian jahat aku bilangin sama Om Rudi biar...”
Belum selesai Fahira bicara Rudi datang.
“Biar apa Fahira?” tanya Rudi memotong ucapan Fahira.
“Hehe tidak jadi om, tidak jadi,” ucap Fahira yang sok imut.
“Kalian tau tidak, suara kalian terdengar sampai taman belakang,” ucap Rudi kepada mereka bertiga.
“Haha.. itu semua gara-gara Kania om. Kania tadi membicarakan hal jelek kepada Tante Sara om,” terang Fahira.
“Fahira bohong pa, kalau tidak percaya tanya saja ke Mama,” ucap Kania sambil menoleh saras.
“Fahira, tadi tante dan Kania tidak membicarakan hal buruk tentang kamu, kami hanya bercanda.”
“Haduh.. haha.. Fahira hanya bercanda lagian Fahira mengenal kalian seperti keluarga sendiri,” ucap Fahira sambil tertawa memegang perut.
“Ya sudah kalian cepatlah berangkat nanti terlambat,” ucap Rudi wijaya.
“Iya pa, ma kami berangkat dulu Assalamualaikum,” ucap kania sambil menyalami kedu tangan orang tuanya.
“Bye tante dan om Fahira juga berangkat.”
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
“Akhirnya setelah drama Bapak-bapak tadi di bis kita sampai juga,” ucap Fahira yang kesal dengan kejadian didalam bus yang mereka tumpangi.
“Kami datang Universitas Sanjaya Adiguna!” teriak Kania dan Fahira bersamaan.
Mereka berjalan bersama menuju universitas Sanjaya Adiguna, mereka kuliah di universitas yang sama.
Namun, mereka berbeda jurusan.
🌻
Kania dan Fahira kemudian berpisah memasuki kelas masing-masing.
“Bye Fahira,” ucap Kania sambil melambaikan tangannya.
“Bye too Kania!” seru Fahira.
Hari demi hari mereka lewati, tak terasa sebulan sudah mereka menjalani aktivitas sebagai mahasiswi di Universitas Sanjaya Adiguna.
“Kania aku kangen kita makan di tempat mie ayam mang ujang tempat biasa nongkrong,” ucap Fahira.
“Iya aku juga kangen kalau begitu ayo kita kesana lagian kan jam kuliah kita sudah selesai,” balas Kania.
“Oke let's Go!”
“Tapi kamu yang traktir ya.”
“Tenang saja kali ini aku yang bakal traktir.”
“Sungguh?” tanya Kania.
“Iya sungguh kapan seorang Fahira Orlando berbohong Kepada Kania Tamara,”
ucap Fahira.
“Iya-iya aku percaya kamu kok Fahira Orlando,” balas Kania.
“Nah gitu dong, hehe,” uucap Fahira sambil cengengesan.
“Fahira!” panggil Kania
“Hmmm,” jawab Fahira sambil menikmati mie ayam mang ujang.
“Tidak terasa ya dari kita kecil dan sampai saat ini kita selalu bersama contohnya saja sekolah, dari Tk-Kuliah kita disekolah yang sama apa kamu tidak bosan?” tanya Kania sambil mengingat masa lalu mereka.
“Tidak pernah ada kata bosan dalam kamus persahabatan kita sampai kapanpun kita tetap lah Sahabat,” terang Fahira sambil menekankan kata Sahabat.
“Aku Kania Tamara, berjanji akan selalu menjadi sahabat terbaik Fahira Orlando,” ucap Kania dengan wajah serius.
Fahira yang mendengar ucapan dari kania menangis terharu dan mereka saling berpelukan seperti teletubbies.
Bagi Fahira, Kania adalah sahabat sekaligus keluarga untuknya.
Ia dan Kania sudah seperti keluarga dekat.
“Dan aku Fahira Orlando berjanji akan selalu menjadi sahabat terbaik dari Kania Tamara,” balas Fahira dengan sangat serius.
Mereka kemudian kembali menikmati makanan mereka berdua.
“Besok-besok kita akan datang kemari dan menikmati mie ayam mang ujang.”
“Siap!” seru Fahira.
Happy Reading.. 😘🤗
Seorang gadis sedang tidur di ranjang empuk miliknya, terlihat bahwa gadis itu begitu nyenyak dan nyaman dengan ranjang yang ia kuasai.
“Drrt.. drrt.. drrt..” Suara getar ponsel Kania.
Kania mengabaikan getaran ponsel miliknya dan memutuskan untuk melanjutkan tidurnya yang indah.
“Drrt... drrt... drrt..” Lagi-lagi ponsel milik Kania bergetar membuat si empunya ponsel akhirnya menerima sambungan telepon yang entah dari siapa.
“Siapa lagi jam segini menelpon?” tanya kania yang setengah sadar dengan nada kesal.
“Hallo Kania, maaf aku mengganggu di jam segini. hari ini aku izin tidak masuk,” jawab Fahira sedih.
“Aku kira siapa, kenapa suara mu terdengar sedih dan kenapa hari ini kamu izin tidak masuk?” tanya Kania dan membuka matanya lebar-lebar ketika tahu bahwa sahabatnya yang menghubungi dirinya.
“Mami aku sedang sakit di London jadi aku harus segera pergi. kemungkinan aku lama di London.”
“Astaga tante Jesica jatuh sakit? kamu hati-hati disana semoga tante cepat sembuh aku pasti akan merindukanmu titip salamku untuk keluargamu,” ucap Kania sedih.
“terima kasih Kania, aku juga pasti akan merindukanmu. I love you my best friend ucap Fahira dan memutuskan sambungan telepon sepihak.
Setelah menerima sambungan telepon dari sahabatnya, Kania langsung beranjak dan memutuskan untuk membersihkan diri.
40 Menit Kemudian.
Kania berjalan menghampiri kedua orangtuanya yang sedang berada di meja makan.
“Ma, Pa Kania berangkat,” ucap Kania lesu karena untuk pertama kalinya ia berangkat seorang diri tanpa sahabatnya.
“Loh kenapa tidak sarapan dulu?” tanya Saras.
“Tidak ma,” jawab Kania dengan nada lesu.
“Iya sayang, kamu kenapa terlihat lesu seperti itu nak, tidak seperti biasanya. oya, dimana Fahira? kenapa jam segini belum juga datang biasanya sudah buat berisik satu rumah ini?” tanya Saras penasaran.
“Tante Jesica sedang sakit di London Ma. jadi Fahira izin untuk pergi ke Sana. Aku sekarang sendirian,” ucap Kania dengan air mata yang mulai jatuh.
“Anak Papa tidak boleh bersedih seharusnya kamu semangat agar sahabatmu Fahira semangat disana sayang,” ucap Rudi sambil menghapus air mata Kania.
“Dan do'a kan agar Tante Jesica cepat sembuh,” sambung Saras.
“Terima kasih Pa, ma kalian orang tua the best,” ucap Kania sambil memeluk Saras dan Rudi.
“Ya sudah cepat sana berangkat nanti kamu telat!” seru Saras sambil mencubit pelan pipi putri kesayangannya.
“Oke ma, pa Kania berangkat dulu Assalamualaikum!” Kania pamit dan mencium punggung tangan orang tuanya secara bergantian.
“Waalaikumsalam!” seru Saras dan Rudi bersama.
***
Di Universitas Sanjaya Adiguna.
Kania sibuk membolak-balik lembar buku yang ia baca tanpa sadar ada sepasang bola mata yang sejak tadi memandang Kania dari kejauhan.
saat Kania hendak beranjak dari tempat duduk Kania terkejut. sepasang Anak manusia kini saling pandang.
Deg... deg.. deg...
Kenapa dengan jantungku?
Kania yang tanpa sadar memberikan senyum kepada pria itu.
Baru saja pria tersebut ingin mendekat, Ia mendapat telepon.
Seketika itu pria tersebut pergi.
Kania hanya menatap kepergian pria tersebut hingga tak terlihat lagi.
Siapa Dia? kenapa jantungku seperti ini? apakah ini yang dinamakan jatuh Cinta pada pandangan pertama?
“Boleh aku gabung makan disini bersamamu?” tanya Clarissa.
“Tentu saja boleh, lagian saat ini aku sendirian,” ucap Kania santai.
“Hai kenalkan namaku Clarissa, kamu bisa memanggilku Cla saja karena itu sapaanku!” seru Clarissa memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan.
“Kania Tamara biasa dipanggil Kania,” ucap Kania sambil menjabat tangan Clarissa.
“Tumben sendiri temanmu mana?” tanya Clarissa sambil mengedarkan pandangan kesana kesini.
“Fahira, namanya Fahira dia Sahabatku kebetulan hari ini ia tidak masuk kuliah,” ucap Kania.
“Kalau boleh tahu kenapa Fahira hari ini tidak masuk?” tanya Fahira sekali lagi.
“Mami Fahira sedang sakit di London, jadi dia pergi kesana,” terang Kania.
“Lantas mengapa mami Fahira tidak disini?” tanya Clarissa penasaran.
“Orang tua Fahira, mereka sudah bercerai sejak Fahira di bangku sekolah Dasar jadi Fahira sering wara-wiri Indonesia London,” ucap Kania sedih.
“Kasihan Fahira, maaf,” ucap Clarissa sedih.
“Sudahlah tidak apa-apa,”balas Kania.
“Kalau begitu apakah boleh aku menemanimu selama Sahabatmu Fahira tidak disini?” tanya Fahira.
“Why not? justru aku sangat senang kalau kamu menemaniku dan aku harap seterusnya kamu menemani aku dan Fahira,” balas Kania.
“Tentu saja, akhirnya aku memiliki teman,” ucap Clarissa.
Clarissa dan Kania terus saja berbincang-bincang, mereka terlihat sangat cocok satu sama lain padahal baru saja bertemu.
“Temanmu mana?” tanya Kania penasaran.
Clarissa tertawa kecil kemudian melambaikan tangannya.
“Aku tidak memiliki teman,” balas Clarissa santai.
Kania mengernyitkan keningnya ketika Clarissa mengatakannya dengan sangat santai.
Cla sepertinya anak yang baik. Selain baik Clarissa juga ramah.
Clarissa menepuk lengan Kania yang terlihat melamun.
“Hayo kamu sedang memikirkan apa?” tanya Clarissa sambil menyipitkan matanya.
“Tidak ada. Hanya aku penasaran kenapa kamu tidak memiliki teman.”
Wajah Clarissa seketika berubah serius dan di detik berikutnya ia tertawa kecil.
“Aku tidak suka teman yang sok cantik, saat aku melihat kamu sepertinya kamu tipe orang yang berteman bahkan bersahabat dengan tulus,” terang Clarissa jujur.
“Kamu ini seperti peramal saja,” celetuk Clarissa.
Perbincangan terus saja berlangsung, Kania benar-benar merasa sangat akrab dengan Clarissa.
Bahkan mereka mulai bertukar nomor telepon satu sama lain.
Di hari sabtu yang cerah Kania dan keluarga seperti biasa, sebulan sekali pasti meluangkan waktu untuk berkumpul keluarga.
" Papa, hari ini acara bulanan kita pergi kemana?" tanya Kania.
" bagaimana kalau kita pergi ke way kambas? ". jawab Rudi.
" apa hanya ke Way kambas saja pa?, apa tidak ada tempat yang lain setelah kita pergi ke Way Kambas? ". tanya Kania lagi.
" tentu saja ada sayang, setelah kita dari Way kambas kita pergi makan malam di Resto yang baru itu bagaimana? ". ucap Rudi.
" horee... Kania mau Pa". ucap Kania senang.
" kamu ini Kania di umur 18 tahun ini masih terlihat seperti anak kecil saja". goda Rudi.
" hai Rudi jangan bicara seperti itu bagaimana pun Kania Tamara Anakku ". terang Saras menekankan kata anakku.
" benar itu pa, kania Kan anak mama". ucap Kania manja.
" anak Papa juga dong". ucap rudi mendekati Kania.
" Kania Tamara anak dari Papa Rudi Wijaya dan Mama Saras wijaya ". ucap Kania merangkul lengan kedua orang tuanya.
" ya sudah ayo bersiap-siap ". seru Saras.
setelah berkeliling melihat para gajah mereka mampir di sebuah resto yang terbilang cukup baru namun para pengunjung sangatlah ramai.
" Bagaimana sayang enak tidak ?". tanya Saras pada kania.
" enak ma, tapi". ucap Kania menggantungkan kata Tapi.
" tapi apa sayang? ". tanya Saras pada Kania penasaran.
" tapi masih enak masakan buat mama". ucap Kania polos.
Rudi dan saras yang mendengar ucapan polos dari anak mereka sontak tertawa.
" Papa kira kenapa sayang, ya jelas enak masakan Mama kamu sayang ". terang Rudi.
" Pa, Ma Kania berkeliling melihat pemandangan disekitar sink boleh? ". ucap Kania.
" boleh sayang tapi jangan lama-lama ya sebentar lag kita pulang. ". jawab Rudi.
" siap". balas Saras.
Kania mengedarkan mata kesana kesini takjub akan pemandangan malam. Kania berjalan tanpa melihat kearah depan.
Bruuk!!
" aww". pekik Kania.
" kamu kalau berjalan yang benar dong pakai nabrak segala emang aku apaan". oceh Kania tanpa memperdulikan pria tersebut yang sibuk merapikan tumpahan air susu di kemeja.
" justru kamu yang seharusnya berjalan dengan benar nona". sahut Afdhal.
saat mata mereka saling memandang mereka terkejut satu sama lain.
" kamu". ucap mereka bersamaan.
" maaf aku tidak sengaja tadi". terang Kania malu.
" haduh ngapain aku justru minta maaf, dasar Kania bodoh". ucap Kania dalam hati.
" kamu tidak apa-apa kan nona? ". tanya Afdhal.
" ti.. tidak apa-apa, kamu tenang saja". jawab Kania grogi.
" oya nama kamu siapa? ". tanya Afdhal.
saat kania baru ini membuka mulutnya Papa dan Mama Kania memanggilnya terlebih dahulu.
" Kania cepat sayang, kita harus pulang!!". teriak Rudi dan Saras bersamaan.
" maaf aku harus pulang sekarang, aku benar-benar minta maaf". ucap Kania serius.
" it's okay ". balas Afdhal. sambil terus memperhatikan kepergian Kania.
Sesampainya dirumah.
" Pa, ma Kania langsung ke kamar ya ". ucap Kania.
" istirahat lah sayang ". balas Saras.
" haduh kenapa bertemu dia lagi dengan cara seperti ini, dan kenalan setiap melihat dia jantungku berdegup kencang. aku juga belum tau namanya, menyebalkan". ucap Kania sambil memeluk guling biru bergambar Doraemon kesukaannya.
disisi lain.
" gadis itu lagi, sungguh menarik". ucap Afdhal sambil mengingat kejadian di Resto tersebut. " seharusnya tadi aku bisa tahu siapa namanya.. akhh.. besok saja aku bertanya dengan roy". ucap Afdhal membatin.
jangan lupa klik like dan tambahkan favorit.
jangan lupa untuk meninggalkan komentar di bawah..
ingat!! 1 like sangat berharga buat Author
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!