Andini adalah seorang wanita yang cantik,anggun,penuh perhatian. Andini tipe wanita yang mengagungkan Cinta dan rasa. Hati nya mudah tersentuh dengan kata - kata romantis dalam puisi - puisi cinta. Andini adalah seorang istri yang penuh perhatian dan kasih sayang terhadap suaminya.
Erlangga adalah laki-laki yang tidak banyak bicara, serius, tetapi penuh kasih sayang. Erlangga tampan, berkaca mata, berkulit putih seperti Andini. Erlangga suami yang bertanggung jawab terhadap istri dan keluarga besarnya.
Malik adalah laki-laki yang mengutamakan penampilan dan fisik. Menyukai kegiatan gym dan pembentukan badan. Malik pandai membuat dan merangkai kata cinta dalam puisinya. Malik tipe laki-laki yang romantis dan lucu.
Konspirasi Hati ( Permainan Hati Andini)
Rentang dunia mengurungku
Meluap emosi buta kan nafsu
Lingkari batas hasrat kuasa
Tak peduli merongrong jiwa
Seribu alasan dalih keadaan
Paksa kehendak oleh tuntutan
Walau tak lahir kenistaan
Namun tak juga ada kebenaran
Berat hidup melangkah salah
Beban bertambah nafsu menggila
Coba ku sekah keinginan dunia
Menolak kuasa hasrat membuta
Tak mau diam berhenti di sini
Melingkar di jalan yang terkotori
Meski semua menjanjikan
Namun naluri mengisyaratkan agar menghindar
Dari konspirasi dan kepalsuan
Kasihan sekali! Memang benar! Aku tiada sadar. Rindu ini ternyata kesasar.
Bodoh! Karena menikmati rindu yang tiada pasti. Berita tentang nya yang selalu di nantikan. Padahal nyatanya tiada dia mengerti. Di sini ada hati - hati sepenuh hati.
Ter pasung jiwa terkurung. Terkungkung dalam dunia yang bikin bingung. Dilema ini menjadi konspirasi mengeksekusi. Membunuh mimpi tak bertepi. Aku limbung, terhuyung jatuh ter surung. Berusaha bangun tergesa.- gesa. Terseret arus dunia fana. Hingga lupa pada ke Esa an Yang Maha Segala.
Rasamu,rasaku, rasa kita. Bukan rasa dia juga mereka. Terlebih yang hobby mencibir, mem bully dengan bahasa bibir. Tak tahu mungkin dia. Bahwa ini adalah takdir. Takdir yang membuat aku tersingkir, terusir dari hati yang fakir. Fakir akan kasih sayang, cinta kasih.
Karena kamu, aku merasakan pahitnya gelombang rasa. Karena kamu aku belajar sabar. Karena kamu aku pernah menunggu. Karena kamu aku berusaha bisa ikhlas. Karena kamu pula aku mengerti segala sesuatu yang bukan untuk ku sampai kapanpun tidak pernah jadi milik ku. Sekeras apapun aku berusaha. Jika hanya seorang yang berjuang maka di akhir jalan tidak akan ada kita. Karena berjalan menyusuri menuju kita butuh dua pasang kaki. Butuh sepasang hati. Butuh dua jiwa. Butuh dua pikiran yang menyatu untuk membuktikan tujuan dari kita.
Bukan aku sendiri dengan sepasang kaki. Satu hati, satu jiwa, satu pikiran yang entah pasangannya di mana. Di sini aku. Sekarang kini. Mulai bisa membuka mata. Mulai bisa berfikir, mulai bisa ikhlas melepaskan hati dari rasa yang hanya diliputi kebodohan Maya.
Untuk kamu yang pernah di sini. Di hati ini. Terimakasih untuk semua rasa yang pernah tercipta. Rasa sayang yang tiada terbalas. Rasa rindu yang selalu menunggu. Rasa sedih kala di tinggalkan. Rasa penasaran dalam pencarian. Rasa ikhlas yang akhirnya kudapatkan. Maaf aku pamit! Jaga dirimu dalam baik. Doakan aku segera lupa. Pada kenangan - kenangan dalam angan yang tiada mungkin jadi kenyataan.
Isi suara Erlangga.
Aku jadi sedih! Bolehkah aku menangis? Menangisi kepedihan ini. Kekecewaan karena kamu dengan sengaja membuat luka menganga di hati.
Tapi aku tipe orang yang mau menerima teh manis walaupun sebenarnya aku menginginkan kopi. Aku bisa menerima keberadaan kamu disisi aku, walaupun aku menginginkan yang lain dari kamu. Aku tidak ingin serakah dengan kemauan aku. Aku bisa bahagia walaupun tanpa kamu dan hati mu. Aku bisa bergembira walaupun aku seorang diri meratapi kesedihan ku.
Aku bersyukur, ada Tuhan ku yang selalu menemani aku. Aku hanya ingin DIA tidak akan meninggalkan aku dalam kesunyian perasaan ku. Karena aku tahu. Semua yang ada di angan ku adalah kebodohan aku sebagai manusia yang tidak bersyukur dan berbudi.
Jadi? Seperti halnya tanaman. Jangan lagi disiram dan di pupuk lagi rasa cinta yang tidak akan mungkin.
Kembalilah menuang teh manis bersama - sama dengan pasangan yang menemani kamu selama ini. Bersama dialah, dia mengetahui segala kekurangan dan kelemahan kamu.
Apa yang di kwatir kan Andini telah terjadi. Andini mulai merasakan jatuh cinta lagi dengan sosok laki-laki yang atletis. Laki-laki itu bernama Malik. Andini seperti remaja yang sedang berbunga-bunga dan dibuai oleh angan - angan kosong nya.
Mungkin saja berawal dari rasa simpati dan kekagumannya terhadap sosok laki-laki yang selalu menjaga penampilan nya itu. Dari postur tubuhnya, Malik memang selalu menjaga keseimbangan nya. Kegiatan gym nya untuk membentuk badannya agar lebih Maco tidak ketinggalan.
Andini kini terjerat oleh perasaan nya terhadap Malik. Setiap malam, Andini selalu berbagi cerita walaupun melalui chat - chat pribadinya bersama Malik. Bak gayung bersambut. Malik pun selalu melayani Andini dengan kata - kata romantis dan rayuannya yang bikin jantung Andini berdebar hebat.
Mungkin saja ini pernah dirasakan oleh Andini sewaktu awal pacaran dengan Erlangga yang sekarang sudah menjadi suaminya itu.
Andini jadi membohongi suaminya. Di sampingnya ada Erlangga tetapi di hati dan pikirannya selalu di penuhi oleh bayangan Malik.
Andini terkadang senyum - senyum sendiri tatkala duduk melamun dengan ponselnya di genggaman tangannya. Seperti anak baru Gedhe, ponsel itu sekarang tidak jauh dari jangkauan nya. Setiap hari, Andini menjadi lupa diri. Andini jadi berharap mendapatkan chat dari Malik walaupun sekadar memberikan bentuk perhatian kecilnya.
Seperti pagi ini, setelah membuatkan secangkir teh untuk Erlangga. Andini kembali berkutat dengan ponselnya. Erlangga yang masih duduk di ruang tengah, masih menikmati secangkir teh buatan Andini dengan sebatang rokoknya yang sudah menyala. Di liriknya Andini yang duduk di sampingnya.
"Ada kesibukan lain sekarang?" tanya Erlangga kepada Andini.
Andini terlihat terkejut dengan pertanyaan Erlangga karena sedari tadi Andini fokus dengan ponselnya.
" Eh? Iya nih Mas! Aku sekarang mulai belajar menulis cerita novel di aplikasi ini loh!" sahut Andini lalu dengan cepat menunjukkan aplikasi yang ia pakai untuk mengekspresikan perasaan dan karya - karya nya.
" Bagus dong! Tapi jangan lupa kan suami kamu ini loh!" ujar Erlangga.
" Tentu saja tidak dong sayang!" sahut Andini sambil duduk merapat di dekat Erlangga dan me nyrobot pipi kanan dan kiri Erlangga.
" Emh! Hari ini mau masak apa?" tanya Erlangga sambil membelai dengan lembut rambut Andini.
" Mas Langga mau di masakin apa?" tanya Andini dengan manja.
" Apa saja, terserah kamu saja. Yang penting ada sambel trasi nya ya sayang!" jawab Erlangga sambil mengecup lembut dahi Andini.
" Baiklah! Mau gulai ayam kentang gak sayang? Aku buatin itu saja dengan lalapan rebusan daun ubi nya." ucap Andini.
" Wow itu menu yang paling enak." sahut Erlangga yang berusaha membuat Andini senang.
" Hehehe! Mas Langga suka kan?" tanya Andini.
" Tentu saja! Semua masakan hasil olahan tangan istri ku pasti enak dan aku suka." ujar Erlangga.
" Masak? hehe. Mas Langga sudah mulai pandai merayu nih!" sahut Andini dengan suara manja.
" Kamu suka di rayu gak?" kata Erlangga sambil mengecup lembut dahi istrinya kembali.
" Hehehe! Ngomong - omong belajar dari mana soal rayu merayu mas?" tanya Andini yang membenamkan kepalanya di dada Erlangga yang bidang.
" Alami saja! Bukankah dulu kamu makin tergila-gila aku karena rayuan ku?" ujar Erlangga.
" Enggaklah! Semua karena Mas ganteng dan sudah mapan...haha." sahut Andini sambil mencubit pinggang suaminya itu.
" Suami mu ini dari dulu gantengnya kelewatan. Jadi jaga dia baik- baik jangan sampai tergoda dengan wanita manapun." kata Erlangga menggoda.
" Awas saja kalau itu terjadi!" sahut Andini sambil mencubit pinggang Erlangga dengan gemas.
Tunggu aku di dalam peraduan mu. Di atas tilam mu yang sering tertutup kelambu. Tunggu!!! Bukankah kemarin kau telah berjanji untuk ikut menjaga hati ini.
Tunggu!!
Bukankah kemarin kau telah berjanji untuk ikut menjaga hati ini..
Agar tak lagi patah.
Agar tak lagi gundah.
Walaupun keberadaan kita tiada lah berubah.
Tapi mengapa?
Justru kau dengan sengaja semena - kena.
Menampakkan kemesraan mu bersamanya.
Yang notabene musuh hatiku.
Sengaja kah kau?
Apa itu perlu?
Untuk agar aku tahu.
Di balik cerita sedih mu tersimpan asli yang palsu.
Hem ternyata baru kini kutahu!!
Maaf ya!!
Dengan terpaksa dan berat hati.
Ku bulat kan tekad mesti menyiksa kalbu.
Aku harus menghapus jejak mu.
Jejak yang selama ini kucari.
Dimana Adamu sudah kutahu.
Bagaimana kabarmu.
Sehatlah selalu...
Tak perlu lagi ku usik hidupmu.
Tak ingin lagi kulihat kemunafikan mu.
Biarlah aku kembali ke masa ku.
Sewaktu lalu tiada ada keberadaan mu.
Selamat ya!!
Kau menang kali ini...
Aku tersenyum sakit sekali.
Dengarkan cerita bualan yang nyata - nyata tak sama dengan nyata.
Jelas terpapar di depan mata keasyikan mu sesak kan dada.
Maaf Aku harus pergi!!
Meletakkan harapan.
Menata kembali hati.
Kembali kepada yang asli.
( Jerit Suara Hati Malik )
" Andini! Kamu yang datang ke Semarang atau aku yang ke Medan." ucap Malik yang mulai gusar karena rindunya.
" Oh Malik! Jangan secepat itu! Aku masih belum siap meninggalkan Erlangga." sahut Andini melalui sambungan telepon itu.
" Kamu terlalu egois Andini! Kau selalu pasang status Wa mu dengan suami kamu mesra - mesra. Maksudnya apa?" kata Malik dengan suara keras di seberang sana.
" Maaf! Aku menyakitimu lagi. Tapi bukankah Erlangga memang nyata - nyata adalah suami aku." ujar Andini yang mulai tidak menjaga perasaan Malik.
" Lalu aku? Apakah kau kira aku tidak memiliki hati? Kau kira aku tidak terbakar api kecemburuan itu?" sahut Malik.
" Maaf! Aku tidak akan mengulangi nya lagi sayang!" ucap Andini akhirnya.
" Ya sudah! Aku ingin kita ketemu dalam waktu dekat ini." ajak Malik.
" Aku..aku belum sanggup Malik! Erlangga masih selalu memantau aku. Dia masih selalu menjaga aku." kata Andini.
" Ya Tuhan! Lalu tidak bisa meminta lebih padamu? Bagaimana dengan perasaan ku, Andini?" kata Malik seperti menahan amarahnya di seberang sana.
" Aku kangen kamu, Malik! Aku sangat merindukanmu. Tetapi aku tidak cukup berani untuk menemui kamu. Aku masih istri nya Erlangga. Dan aku masih harus setia dengan nya." kata Andini.
" Hah? Hari ini kamu bilang kedelai besok kamu bilang tempe. Pendirian kamu tidak kuat Andini. Jadi apa mau kamu?" ujar Malik melalui sambungan telepon itu.
" Maaf Malik. Aku sangat menyukai kamu. Tetapi rasa ini sangat menyiksaku. Status aku masih istri Erlangga. Tetapi hati dan pikiran ku hanya tertuju nama kamu. Aku tidak cukup kekuatan untuk menentang ini semua. Aku hanya bisa menikmati rasa ini sampai suatu saat kita bisa bersama dan bersatu. Aku dan kamu dalam hubungan yang suci." ucap Andini dengan suara bergetar.
" Kamu sangat egois, Andini!" sahut Malik.
" Maaf kan aku Malik!" ujar Andini.
" Baiklah! Aku selalu paham dan memahami kamu, sayang! Maaf aku sudah marah padamu. Karena rindu ini pun sangat menyiksa aku." ucap Malik akhirnya.
Sambungan telepon itu pun terputus. Andini dan Malik sama - sama merasakan getaran dan jantung yang berdebar hebat. Puncak kerinduan yang tidak bisa di luapkan . Hubungan mereka masih terlarang. Andini masih istri Erlangga sedangkan Malik memang masih single dan belum pernah menikah.
Bunga itu sudah berguguran.
Daunnya pun ikut rontok diterpa angin kencang. Rambut pirang ku terbawa terbang bersama alunan rayuan mu yang tak ujung nyata.
Maaf!! Jika aku harus mencari kebahagiaan yang nyata. Tidak sekadar bualan semata. Aku dan kamu hanya serangkaian kata yang membuat terbang melayang pikiran. Ujung - ujungnya hanya impian dan bayangan yang tak bisa di tangkap. Lalu? Kita sama - sama menyakiti hati tanpa ujungnya. Kapan di selesaikan? Jika pertemuan tak pernah kau usahakan. Jadi? Aku tidak akan kemana-mana. Doa ku selalu ada dalam tiap hembusan nafas mu. Jika memang masih ada nama ku di hatimu.
( Kegalauan dan dilema Andini)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!