NovelToon NovelToon

Cinta Sekar

keluarga Rahardika

"Letakkan dompetmu dan semua yang ada padamu... hari ini...aku nyatakan kau bukan lagi anak seorang Rahardika"

suara berat tuan Hadi Rahardika mengema di ruang tamu yang luas itu,di belakangnya berdiri seorang lelaki berusia 25 tahun.

Dia tersentak,shock dan sangat kecewa,Alando...menatap nanar punggung sang papa,mencoba menguatkan hatinya.

nyonya Ayunda sang mama yang hanya menangis sambil memeluk mertuanya, sedangkan adik perempuannya Chika hanya duduk dengan tangan gemetar mendengar apa yang di katakan sang papa.

demi keegoisan nya,tuan Hadi Rahardika mengusir anak sulungnya yang baginya sangat memalukan, hanya karena Alando menolak dijodohkan dengan anak dari sahabat dan kolega bisnis papanya.

Alando memandang wajah sang mama yang sudah penuh dengan airmata,mencoba tersenyum tipis seakan berkata 'aku baik-baik saja ma'...kemudian beralih melihat wajah renta sang nenek.

Alando berjalan mendekati mamanya,membawa wanita yang telah melahirkannya itu ke dalam dekapannya.

"Restui aku ma, restui aku pergi"

baiknya di telinga sang mama, Chika yang sedari tadi duduk diam kini berlari ke arah kakaknya, memeluk erat sang kakak,seakan tak ingin ditinggal pergi.

"Jangan pergi kak!"

ucap Chika lirih, Alando memberi isyarat agar tak bicara,dan sontak itu membuat Chika semakin terisak.

dilepaskannya pelukannya dari orang-orang yang disayanginya,kemudian memandang sekeliling ruangan itu,mencoba menyimpan dalam memori nya, rumah megah dimana dia hidup selama 25 tahun lamanya.

sekali lagi Alando tersenyum, menghapus pelan airmata yang mengalir begitu saja dan melangkah kan kaki meninggalkan rumah megah tersebut setelah meletakkan kunci mobil,dompet,ponsel dan segala perhiasan di tubuhnya.

Alando terus melangkah kakinya keluar rumah,masih bisa di dengar nya Chika sang adik meminta papanya untuk tidak mengusir Alando,dia ingin berlari mengejar kakaknya tapi para pengawal mencegahnya, Chika hanya bisa melihat sang kakak berjalan meninggalkan rumahnya.

Dipandanginya untuk terakhir kalinya rumah itu, sebelum dia benar-benar meninggalkan rumah itu.

"Den...." pak Karmin satpam yang sudah lama ikut dengN keluarga Rahardika.

"Saya pamit pak....nitip papa,mama,nenek dan adik-adik saya pak!"

"Hiks...hiks ... maaf den bapak gak bisa bantu aden.. tolong terima ini den...tolong....hanya sekedar uang untuk naik bis..."

Alando sangat terharu,pak Karmin memang yang paling dekat dengan Alando,tak jarang Alando menemani pak Karmin diposain catur bila dia ada waktu senggang.

"terimakasih kasih pak,saya pamit"

Pak Karmin hanya memandang punggung Alando yang semakin menjauh menyusuri jalanan kompleks yang memang jauh dari rumah besar.

Alando berencana pergi ke kota B menemui sahabatnya Rico dengan uang yang diberikan pak Karmin cukup rasanya naik bis menuju kota B.Rico adalah sahabat masa kuliah Alando dan sampai sekarang masih saling bertemu dan bertukar kabar.

Sesampainya di jalan raya, Alando menyetop bis yang kebetulan melintasi jalanan tersebut.

"Bis ini kemana pak?"

tanya Alando pada bapak-bapak yang ada disampingnya.

"ke kota B,aden mau kemana?"

tanya di bapak.

"ke kota B juga pak"

Perjalanan ke kota B cukup memakan waktu karena cuaca yang tidak mendukung.

beberapa hari ini memang hujan deras dan itu yang menyebabkan jalanan licin dan bis tidak bisa melaju lebih kencang.

ciiiittttt

suara ban bisa yang bergesekan dengan aspal jalan ketika di rem.

"Tenang-tenang!jangan panik!

teriak si kernet bis karena penumpang sedikit panik, pasalnya samping kiri jurang dan ada sungai yang mengalir deras.

belum juga penumpang tenang tiba-tiba bis oleng dan sopir berusaha mengendalikan sebisa mungkin.... sedetik kemudian

ciiiiittt

byuuurrrrr...

Disisi lain,mama Ayunda mondar-mandir tidak jelas di kamar Chika, Chika benar-benar sampai pusing di buatnya.

"Ma...diem dong... cepetan telpon kak Danish!"

"perasaan mama gak enak chik....gimana ini? gimana kalo terjadi apa-apa pada Alando!"

isak tangis keduanya semakin menjadi,mereka benar-benar terpukul atas tindakan sang tuan besar rumah ini,yang perkataan nya adalah sebuah titah baginya.

"telepon kak Danish ma..hiks..hiks..."

"iya..iya..."

tut...tut...tut....

Sambungan telpon tersambung namun Danish tak jua mengangkat nya.

"sekali lagi ma...pake HP Chika aja"

Dan benar saja,ketika no.ponsel Chika yang tertera di layar ponsel Danish,dia pun mengangkat nya.

"Hallo Chik!ada apa?"

"kak...hiks...hiks...pulang kak hiks...kak Alando hiks..."

"Ada apa dengan kak Alando"

walaupun Danish begitu cuek selama ini dengan Alando yang penyebabnya tak lepas dari kelakuan sang papa yang terus-menerus membandingkan Alando yang penurut dengan Danish sing anak berandalan, membuat hubungan kedua adik kakak itu sedikit renggang.sejak lulus SMA 1 tahun yang lalu, Danish memilih untuk tinggal di luar rumah bersama para gang nya.

Chika akhirnya menceritakan semuanya pada Danish dan Danish begitu geram dengan apa yang di lakukan sang papa.

anak yang begitu dia banggakan sekarang sudah dia usir dengan tangannya sendiri.

"tunggu kakak,kakak pulang sekarang!!"

disisi lain,semua penumpang sedang berjuang mati-matian untuk keluar daei bis yang sudah terjebur ke dalam sungai, Alando yang berhasil keluar dari bis namun arus deras sungai membuat Alando terseret arus dengan beberapa penumpang yang lain.

Dengan sekuat tenaga alando mencoba berenang ke tepi sungai namun gagal.

warga sekitar yang sedang melintas melihat kejadian naas itu,dan berusaha meminta bantuan pada seluruh warga.

setelah beberapa saat semua penumpang tertolong kecuali mereka yang terseret arus sungai.

Di tepi sungai yang lain seorang gadis tengah menyusuri sawah yang ada ditepi sungai,dia melihat seseorang tergeletak pada sebatang kayu besar di pinggir sungai.

"Ayah...ayah... ada mayat!!".. ucap Sekar.

bersambung...

Penemuan Mayat?

"Ayah....ayah....ada Mayat!"

teriak Sekar yang sudah berada di dekat tubuh yang berada di atas kayu tersebut.

dilihatnya tubuhnya penuh dengan luka.

"Mana Kar?"

tanya ayahnya.

"itu yah..coba lihat!"

Pak Wandi mendekati tubuh itu dan ternyata masih bernyawa walaupun sangat lemah.

akhirnya pak Wandi bersama sang anak membawa tubuh itu ke klinik desa, sebelum nya pak Wandi meminta warga yang kebetulan lewat pematang sawah didekat sungai.

"Bagaimana bu mantri?"

"Lukanya cukup banyak disekujur tubuhnya, dan juga ada luka di kepalanya,namun kita masih bisa menyelamatkan pasien!"

"makasih bu mantri"

"Ya pak saya permisi dulu"

Pak wandi mengeledah baju yang dipakai oleh pemuda itu,berharap ada dompet dengan identitas didalamnya,namun sayang yang ditemukan pak Wandi hanya uang sebesar 300.000 ribu.

"Trus gimana yah?"

"Ayah juga binggung Kar!"

"Kamu tunggu saja orangnya ya,kata bu mantri sebentar lagi mungkin siuman"

"Ayah mau kemana?"

"Ayah mau nyari info, barangkali ada kejadian diatas....kok sampai ada orang hanyut!"

"iya yah... hati-hati "

Sekar duduk di kursi yang ada di depan ranjang rumah sakit yang di tempat i pemuda itu,ya .. Alando lah yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit itu, beruntung dia bisa selamat setelah terseret arus sungai yang cukup deras.

Setelah beberapa jam, tiba-tiba tangan Alando bergerak-gerak, Sekar yang melihat itu mulai mendekati ranjang Alando.

"Kamu sudah bangun?"

tanya Sekar,pemuda itu menatap Sekar dengan wajah keheranan.

"Aku Sekar tadi kami menemukan kamu di pinggir sungai, kamu seperti nya terseret arus sungai yang deras" lanjutnya.

"Ini dimana?" tanya pemuda itu

"ini di klinik desa!"

"iissst....kepalaku sakit"

"pelan-pelan saja"

Sekar membantu pemuda itu untuk sedikit mengangkat kepalanya dan menyandarkan badannya.

"Jangan banyak bergerak!"

Ceklek...

"Yah gimana?"

tanya Sekar ketika tau siapa yang datang.

"Ada Informasi kalo di wilayah sana ada bis yang terguling ke sungai... beberapa korban yang selamat sudah di evakuasi dan yang terseret arus sungai masih dalam mencari an,nah ini ayah mau daftar in dia ke sana"

terang pak wandi panjang lebar.

"Siapa nama kamu nak?"

Alando diam saja,dia terlihat berpikir keras, mengingat sesuatu yang dia lupakan.

"Pak...saya .. saya tidak ingat apa-apa..."

ucap Alando pada akhirnya.

"Yah"

Sekar dan pak wandi saling pandang,mereka juga binggung bagaimana caranya mendaftar kalo ada salah satu korban hanyut yang selamat kalo orangnya saja tidak tau siapa dirinya sendiri.

Akhirnya dokter memeriksa dan memberikan tau bahkan luka di kepala nya mungkin yang menjadi penyebab dia hilang ingatan.

atas permintaan Alando juga,dia tak ingin di daftarkan jadi salah satu korban.

hari berganti hari, Alando sudah di perbolehkan pulang,dan karena binggung harus kemana,pak Wandi meminta kakaknya pak Wahyu yang hanya tinggal sendiri untuk menampung Alando.

"Rama..."

panggil Sekar,ya... Sekar memberikan nama Rama pada Alando dan pak Wahyu memberikan identitas diri Rama sebagai anak pak Wahyu,pak Wahyu membuka bengkel di desanya jadi Rama selalu membantu pak Wahyu setiap hari di bengkel.

kadang kala dia akan berkebun jika ada yang meminta dan di beri upah, tentu saja dia mulai banyak belajar untuk berkebun atau ke sawah.

"Ada apa Kar?"

"Dipanggil ayah,katanya ada kerjaan yang butuh bantuan kamu"

"okey aku kesana"

Alando yang sekarang menjadi Rama,masih terlihat sangat tampan walaupun tak sebersih pertama kali bertemu dengan pak Wandi dan Sekar, tentu saja karena banyak menghabiskan waktu di luar ruang .hal yang tak pernah dilakukan dulu semasa masih menjadi tuan muda Rahardika.

Semakin hari mereka semakin akrab,tak terasa 4 bulan sudah keberadaan Rama di desa itu.Sore ini Rama berkunjung ke rumah pak Wandi, Mereka berada di teras rumah sambil mengobrol disuguhi camilan ringan oleh Sekar.

"kayaknya aku memang gak punya keluarga Kar, buktinya gak ada yang nyari aku sama sekali"

"mungkin kamu dari kota,soalnya penampilan awal kamu dulu gak kayak orang desa hihihihi"

"hihihi...iya kali ya?.... Sekar...."

"hemm....ada apa Ram?"

"Menikah yuk!!....kamu mau kan?"

Sekar hanya diam dan sangat kaget dengan lamaran dadakan dari Rama, Sekar menunduk seketika...

dan kemudian mengangguk.

bukan main senangnya Rama,dia hampir saja melompat dari kursinya.

"bentar lagi aku lamar kamu ke pak Wandi,nunggu ayah kami datang"

"secepat itu?"

"hemm...ingin cepet-cepet deket sama kamu"

"makasih Sekar kamu mau terima aku" lanjutnya dengan sangat tulus.

3 minggu setelah acara lamaran itu, hari ini mereka melangsungkan ijab qobul.

pak Wandi mengundang seluruh warna desa yang memang berjumlah tak lebih dari 100 kk.mereka bersuka cita atas menikah nya Rama dan Sekar.

Acara selesai dan sekarang mereka sedang berada dikamar untuk istirahat.

"Bang.... ehmmm aku mandi dulu ya"

ucap Sekar sangat gugup,entah mengapa sejak lamaran Rama waktu itu,hati Sekar selalu berdebar kencang kala berdekatan dengan Rama.

diluar dugaan Rama malah memeluk Sekar dari belakang, meletakkan kepalanya di bahu Sekar.

"terimakasih sudah menerima aku"

ucap Rama

",aku janji sebisa mungkin bikin kamu selalu bahagia" lanjutnya.

Acara mandi yang akan dilakukan Sekar nyatanya berubah haluan menjadi malam indah pertama mereka.

dari kamar tersebut sebisa mungkin Sekar tak mengeluarkan suara desahannya,karena dapat dipastikan suara nya akan sampai ke luar kamar karena kamar itu bukan kamar kedap suara.

Disisi lain

"Bagaimana??" tanya Danish

"Maaf bos kami beneran tak menemukan tuan Alando di tempat teman-temannya!"

jawab mereka sambil menunduk takut.

"B3go!!!! B*ngsat!!!! kerja begitu saja tidak becus!"

bugh...bugh .bugh...

Danish menghajar anak buahnya satu persatu,Rangga sang asisten sekaligus sahabat nya hanya bisa geleng-geleng kepala.

setelah lelah menghajar mereka, Danish menghempaskan tubuhnya di sofa rumah yang di jadikan markas untuk dia dan sahabat nya.

"Kemana lagi gue nyari di ngga!!"

"Sabar Dan....kita pasti bisa temuin kakak loe!"

'Apa kakak baiklah-baik saja' gumam Danish lirih.

bersambung

pulihnya ingatan Alando

Dua bulan sudah pernikahan mereka berjalan,namun seminggu yang lalu sakit pak Wandi kambuh lagi dan kali ini pak Wandi sudah tak dapat ditolong lagi.

penyakit Diabetes yang dideritanya memang sudah menjalar kemana-mana, akhirnya seminggu yang lalu pak Wandi tak dapat lagi menahan rasa sakitnya.

"Aaagghhhh...." teriak Alando.

"Bang....ada apa?" tanya Sekar dengan paniknya.

"Sakit Kar.....sakit kepala ku sakit!"

"bang ada apa?? bang....tolong...tolong ..."

teriak Sekar ketika melihat suaminya ambruk di teras rumah.

beberapa tetangga yang mendengar teriakkan dari Sekar datang menolong suami Sekar.

"kasihan ya..ayahnya meninggal sekarang suaminya sakit"

"iya bu....kasihan sekali"

begitulah perbincangan ibu-ibu yang ikut melihat Rama pingsan di teras rumah.

setelah diperiksa mantri desa, Rama diberi obat.

"istirahatlah bang...gimana? masih sakit?"

"Sekar....?"

"ya..ada apa bang?"

"Sebagian ingatanku pulih!"

Deg..

Sekar kaget,dia berpikir kalo ingatan Rama sepenuhnya pulih akankah Rama akan meninggalkan dia?seakan tau apa yang di pikirkan oleh istrinya, Rama mengenggam erat tangan istrinya

"Jangan khawatir sayang... kita akan tetap bersama"

"Aku akan tetap dan selalu mencintaimu Sekar!"

"Terimakasih bang"

ucap Sekar sambil memeluk erat suaminya.

ingatan Rama tak sepenuhnya pulih, buktinya dia tak ingat kala terakhir kali dia di usir dari rumah megahnya,yang dia ingat hanya kejadian-kejadian sebelumnya.

mengingat kehidupan dia yang serba pas-pasan di desa, Rama berpikir lebih baik dia kembali ke kota,dia yakin sekali kalau keluarga nya juga mencari-cari dia yang sudah lebih dari 6 bulan ini pergi dari rumah.

Setelah memikirkan segalanya akhirnya Sekar memutuskan untuk mengikuti suaminya pergi ke kota.sebenarnya perasaan Sekar sudah tidak nyaman,rasanya akan ada sesuatu yang menimpanya dan Rama.

"Bang kita mau kemana? kan alamat rumah abang, Abang masih lupa!"

"Alamat rumah temennya adik abang aja,abang inget!"

"Ya udah,kita berangkat kapan bang!"

"kita berangkat setelah semua urusan disini selesai,rumah kamu juga harus di jaga seseorang,kalo kita berkunjung lagi ke sini enak,udah bersih karena dirawat orang"

"Biar pak Wahyu aja bang,dia kan abangnya ayah"

"Jangan kasihan pak Wahyu,harus ngurus i rumah ini dan punya dia... kasihan..ntar capek"

Setelah beberapa hari, akhirnya rumah di percaya pada Andi,sepupu Sekar dari pihak ibunya.memang tinggal nya bukan di desa itu,namun Andi dan istrinya tinggal satu rumah dengan mertua Andi,dan setelah kepergian Sekar nanti, Andi dan Istrinya akan tinggal di sana.

"Besok kita berangkat"

kata Rama dengan wajah yang sangat berbinar,dia yakin keluarga nya akan sangat senang melihat dia datang, apalagi dia dstang bersama istrinya.

"Iya bang"

jawab Sekar,beda dengan Sekar yang seakan tidak rela meninggalkan desanya, ada sesuatu yang tiba-tiba mengusik hatinya.

bawa semua dokumen penting kamu Kar, barangkali nanti di kota kamu bisa kerja kalo kamu ingin".

"Iya bang!"

Malam semakin larut, Rama tidur dengan lelapnya sambil memeluk Sekar dengan erat,beda dengan Sekar yang tidak bisa tidur dengan nyenyak.bayang-bayang sang ayah tiba-tiba muncul menganggu tidurnya,seakan tidak rela jika Sekar pergi dari desa itu.

" Sekar harus ikut Rama yah,dia suami Sekar sekarang!"

gumam Sekar sebelum akhirnya terlelap karena ngantuk.

Pagi menjelang, menyambut pagi yang cerah itu,pak Wahyu dengan berat melepaskan Sekar dan Rama yang telah dianggap anak nya sendiri.namun tekat Rama yang ingin memperkenalkan Sekar pada keluarga besarnya membuat dia semangat ke kota hari ini.

Dengan menumpang mengunakan mobil bak terbuka,milik salah satu warga, Sekar dan Rama menuju jalan arah ke kota, memang sangat jauh dari terminal bis,makanya mereka menunggu bis di pinggir jalan menuju kota.

beberapa kali bis lewat namun dengan penumpang penuh,jadi mereka mengurungkan niat untuk naik, menghadap bis berikutnya lebih lenggang.

"Kami kepanasan?"

Rama mengelap keringat di kening sang istri, terlihat matahari sudah meninggi namun boleh juga ada bis berikutnya yang lewat.

"Iya bang, haus juga"

"ini tadi kan abang bawa air mineral"

ucap Rama sambil mengambil air di saku samping rangsel nya.

"Bang itu ada bis"

ucap Sekar senang karena ada bis yang sedang melaju ke arah mereka.

setelah menyetop bis tersebut mereka naik dan mendapatkan tempat duduk paling belakang.

"Kita akan segera bertemu keluarga aku Sayang!"

ucap Rama antusias.

"apa keluarga kamu bisa nerima aku nanti bang?"

"harus dong apalagi kamu kan istri abang sekarang...cup"

kata Rama sambil mencium kening istrinya.

Sekar tersenyum mendapatkan perlakuan dari suaminya,dia merasa sangat bahagia bisa disayang oleh Rama sang suami.

beberapa kali bis melaju seperti tergesa-gesa,para penumpang kadangkala ada yang berteriak agar sopir mengurangi kecepatan.

"Kenapa kok ugal-ugalan gini sih bang bis nya?"

Sekar berbisik pada suaminya.

"Kejar setoran kali yank"

jawab Rama,namun Rama merasa bisnya masih di batas wajar ngebutnya.hingga di depan ada perlintasan kereta api...

Bis dengan kecepatan tinggi mencoba menerobos karena perlintasan tersebut yang tanpa palang pintu,entah petugasnya ada di mana, petugas yang harusnya menjaga perlintasan tanpa palang pintu itu,

naas tak dapat di tolak saat bis baru saja melintas, kereta dari arah kanan bis menabrak kepala bagian bis tersebut hingga beberapa meter dari perlintasan.

Semua penumpang histeris,hingga beberapa diantara mereka ada yang merintih kesakitan,ada yang sudah tak sadarkan diri.

######

Karena hari ini hari libur, Rangga dan Alvi teman Danish libur kuliah dan libur kerja, Danish memiliki bengkel mobil sendiri,dengan hasil jerih payahnya sendiri, Rangga dan Alvi adalah teman Danish yang ikut mengelola semenjak masih di bangku SMA sampai sekarang, mereka masih tercatat sebagai mahasiswa di sebuah universitas di kota.otak cerdas Danish terus berputar kala itu agar bisa menghasilkan uang sendiri, berawal dari balapan liar hingga bisa masuk arena balap resmi dia lakoni, terkumpulnya pundi-pundi uang tersebut Danish jadikan sebuah bisnis yang masih berhubungan dengan hobinya dan teman-temannya yaitu bengkel mobil dan motor.

---"Telah terjadi kecelakaan diperlintasan kereta api untuk kesekian kalinya di daerah XXX,para korban yang meninggal dan selamat di bawa ke rumah sakit Harapan"----

suara dari TV yang fokus di perhatikan oleh Rangga,sedangkan Alvi masih setia dengan makan siangnya

"Haiishhh,emang dasar ya sopir bis sekarng gak ada sabar-sabar nya?? pemerintah juga!! udah tau perlintasan kereta eehh ga di kasih palang!! kalo udah gitu siapa coba yang mau tanggung jawab!!"

celetuk Alvi disela-sela makannya.

"Kak Alan!!!" pekik Rangga sambil berdiri memandang ke arah TV.

"Hah???!! maksud kamu Ngga??"

tanya Alvi binggung.

kebiasaan Rangga yang tak langsung menjawab membuat Alvi masih dilanda kebingungan.

tut...tut...tut...

"Hallo....."

"Dan!!! loe dimana?"

"susul gue ke rumah sakit Harapan!! sekarang!ntar gue jelasin!!

tut.

bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!