Hujan semakin lebat, Petir berkilatan dimana - mana, rasanya cuaca malam ini sangat mendukung susana hati Viana yang sedang sedih.
Hujan yang turun seperti mewakili Air mata Viana yang mengalir deras di pipinya. Ucapan Daddy nya selalu terngiang - ngiang di otaknya.
"Kamu gak tau diri banget ya Viana! susah payah Mommy sama Daddy mendidik Kamu dari lahir, udah besar malah jadi anak yang ngelunjak. Keluar kamu dari Mansion ini kalau Kamu memang mau hidup bebas, Daddy gak butuh anak Pembangkang seperti Kamu "
Hiks.. Hiks ..Hiks ..
Viana terus berjalan sambil terisak di bawah guyuran derasnya hujan, Dia tidak perduli entah sudah sejauh mana langkahnya membawa dia pergi. Sampai dia tak sadar ada Dua laki - laki berbadan tegap dari arah berlawanan mencoba menghampirinya.
" Hay Cantikk! " Sapa Kedua laki - laki itu dengan membawa minuman Alkohol berkadar tinggi.
" Siapa kalian? Jangan mendekat!! " Viana meneriaki Dua laki - laki itu yang berjalan sempoyongan tak tentu arah semakin mendekatinya. Dalam keadaan takut, Viana pun ikut berjalan mundur untuk menghindar, hingga Viana terjatuh ke belakang karna menabrak pembatas jalan.
" Ayolah Sayang! jangan takut, Kami hanya mau mengajak mu bersenang - senang untuk berbagi kehangatan."
" Aku bilang jangan mendekat, Pergi kalian!! " Bentak Viana.
Namun Dua laki - laki itu sama sekali tak menghiraukan perkataan Viana yang menaikkan sedikit suaranya beberapa oktaf.
BUGH!
BUGH!
Viana terkejut karna tiba - tiba ada seseorang yang datang menolong nya dari Dua laki - laki yang hampir melecehkan nya.
Orang itu adalah Roy, Roy memukuli Kedua laki - laki itu secara bergantian tampa ampun hingga tak berdaya.
Roy menutup tubuh Viana dengan Jas yang dia pakai. Roy tau itu sebenarnya sangat tidak berguna, karena Jas nya juga sudah terlanjur basah akibat Hujan yang sangat deras. Tapi setidak nya Roy ingin Viana berpikir dia sudah aman bersama dengannya.
" Kau tidak apa - apa? " Tanya Roy pada Viana, Namun Viana hanya menjawab dengan menganggukkan kepala.
" Ambilah, Terima kasih karna sudah menolongku! " Viana berdiri untuk beranjak pergi meninggalkan Roy.
" Hei! Kau mau kemana? Apa Kau tidak takut kalau kembali bertemu dengan Dua Penjahat tadi, Bagaimana kalau mereka menyakitimu? " Teriak Roy mengkhawatirkan.
Viana memutar kepalanya menoleh ke arah Roy sekilas, Roy dapat melihat senyum samar Viana sebelum kembali melanjutkan langkahnya berjalan lurus ke depan meninggalkan Roy.
" Bodo Amat! " Pikir Roy sembari mengedikan bahunya setelah melihat Viana pergi mengabaikan nya.
" Dasar ABG! " Umpat Roy berteriak.
" Ini alasan kenapa Aku malas berurusan dengan Wanita yang belum cukup Dewasa, mereka akan berprilaku sesuka hati dan jual mahal seolah - olah terlihat tidak membutuhkan padahal kenyataan nya mereka sangat bergantungan dan manja, dan itu hanya akan membuat susah." Jelas Roy berbicara pada dirinya sendiri.
Saat sudah berada di dalam mobil nya, Roy memperhatikan Viana dari kursi kemudinya dengan lampu sorot mobilnya. Roy dapat melihat dengan mata kepala nya sendiri Viana berjalan tertatih sedikit pincang.
" Kata nya tidak apa - apa, tapi kenapa jalan nya kaya Nenek Gayung? " Cibir Roy. " Apa kakinya terluka? " Roy sudah seperti orang Gila, Bertanya dan menjawab pertanyaan nya sendiri.
Roy melajukan mobilnya perlahan mengikuti Viana yang terlihat sama sekali tak memiliki tujuan.
" Sebenarnya dia mau kemana ? " Lagi - lagi Roy bertanya pada dirinya sendiri, saat melihat Viana menghentikan langkahnya duduk di sebuah Halte Bus yang ada di pinggir jalan.
...Lama Roy terdiam memandang Viana yang tengah duduk dari dalam mobilnya, perempuan itu sama sekali tidak beranjak bahkan bergerak dari tempatnya sedikit pun....
...🌿🌿🌿🌿🌿🌿...
...Hallo pembaca setia Author, Author cuma mau bilang kalau Novel ini masih Tahap Revisi supaya lebih Ngena di hati kalian.. Kalau semua sudah selesai Insyaallah akan Author lanjutkan cerita nya......
...Jadi harap bersabar ya, jangan lupa untuk dukung Author terus biar makin semangat.....
...Jangan lupa juga ya Like, Vote, Subscribe dan Tebarkan Gift Terbaik kalian Untuk Author.....
...Love You Sekebon dari Author❤️❤️...
Lama Roy terdiam memandang Viana yang tengah duduk dari dalam mobilnya, Perempuan itu sama sekali tidak beranjak bahkan bergerak dari tempatnya sedikit pun
Huaaaammm'
Roy melirik Jam tangan mahal nya yang melingkar indah di tangan nya. Waktu sudah menunjukan pukul 12 malam, Artinya sudah hampir Dua puluh menit Roy memandangi Viana dari dalam mobil.
Roy yang mulai menguap dan mengantuk langsung melajukan mobilnya pelan hingga dengan kecepatan penuh meninggalkan Viana.
Taoi saat mobilnya sudah hampir mendekati Gedung dimana Unit Apartment berada, pikiran Roy tiba - tiba melayang memikirkan Viana.
Ckiiiit'
Roy mengerem mobilnya mendadak, dan memutar patah stir kemudinya untuk berbalik arah membawanya kembali menuju tempat dimana Viana berada.
Cepat - cepat Roy keluar dari mobil menghampiri Viana, Roy melihat Viana sudah membaringkan tubuhnya di atas kursi besi panjang yang biasa di duduki oleh orang - orang untuk menunggu Bus.
Roy melihat Viana memejamkan mata nya dengan kedua tangan yang melipat di dada.
" Hey.." Roy menepuk dua kali pipi Viana, agar Viana bangun dan membuka kedua matanya
." Astagaa! Kau demam? " Ucap Roy baru menyadari setelah merasakan panas tubuh Viana.
" Kenapa? " Ujar Viana bingung saat melihat Roy sudah berdiri di depannya.
" Ayo! " Roy berusaha untuk membopong Viana yang masih berbaring, Namun tangannya juga tidak kalah cepat di cekal oleh Viana agar Roy tidak menyentuhnya.
" Hey, Kau kenapa? Aku hanya mau menolong mu! " Ungkap Roy kesal. "Badanmu panas sekali, " Roy sadar Viana demam pasti akibat terkena hujan. " Apa Kau mau mati sia - sia disini? "Sinis Roy membentak Viana. Roy benar - benar kesal melihat Viana yang Sok Jual Mahal menolak niat baiknya yang hanya ingin menolong.
" Maaf, Maaf aku terbawa emosi! " Ucap Roy meminta maaf setelah menyadari tadi dia kelepasan membentak Viana.
"Ikutlah denganku! Aku benar - benar hanya ingin menolongmu. Percayalah, Aku orang baik! Bagaimana mungkin Aku menyakitimu, sedangkan aku yang menolong kamu tadi dari Dua laki - laki yang berniat berbuat jahat padamu." Ucap Roy meyakinkan Viana.
" Ehh! " Roy menahan tubuh Viana yang hampir jatuh saat hendak beranjak duduk.
" Lihatlah! untuk duduk saja kau tak memiliki tenaga " Roy kembali kesal saat ini juga di buat Viana.
Tanpa mendapatkan persetujuan dari Perempuan itu, Roy bergerak cepat merengkuh Viana ala Bridal untuk di bawa masuk ke dalam mobilnya. Roy sempat melihat wajah polos Viana dengan mata yang terpejam, bibir Viana terlihat pucat dan sedikit bergetar. Roy dapat melihat bahwa Viana saat ini benar - benar sedang kedinginan.
Roy tersenyum sebelum membaringkan tubuh Viana di kursi Jok bagian belakang. Hatinya menghangat saat melihat Viana menyusupkan kepalanya di dada bidang miliknya walau itu terjadi hanya sebentar " Dasar pembangkang! " Gumam Roy
Setelah hampir 20 menit lamanya mobil Roy melaju dengan kecepatan penuh, kini mobilnya sudah terparkir apik di Basemant tepat dimana Apartemen nya berada. Roy kembali membopong tubuh Viana untuk di bawa masuk ke dalam Unitnya.
Namu saat sudah diambang pintu, lagi - lagi Roy kembali di buat kesal oleh Viana, karna menahan tangannya yang menahan langkah Roy masuk dengan memegang Handle pintu.
" Apalagi? " Ucap Roy sebisa mungkin memelankan nada suaranya.
" Kau tau? Aku juga lelah dan ini sudah larut malam! Besok aku juga harus bekerja! Jadi percayalah padaku, Aku benar - benar hanya ingin menolongmu, sekarang cepat lepaskan pegangan tanganmu itu agar Aku bisa membawamu masuk dengan cepat ke dalam kamar untuk beristirahat." Pinta Roy pada Viana.
Seketika Viana melepaskan pegangan tangannya di handle pintu yang menahan langkah Roy. Dan saat itu juga Roy membawa Viana melangkah masuk ke dalam Unitnya.
" Bik, Tolong bawakan Air hangat dan Washlap yang baru ke kamar Ku ya! " Ucap Roy meminta tolong pada Bik Na.
" Baik, Tuan! " Bik Na yang baru saja menerima Instruksi dari Tuan Mudanya, langsung menjalankan tugas nya menyiapkan Air Hangat dan Washlap untuk segera di bawa ke kamar Roy.
Bik Na adalah ART yang bekerja di Mansion kediaman Kedua Orang Tuanya. Bik Na biasa di tugaskan Nyonya Besar nya Dua kali dalam Seminggu untuk membersikan Unit Apartment yang kadang Roy tinggali jika tidak pulang Ke Mansion.
Perempuan berumur hampir separuh baya itu merasa sedikit heran, Bukan suatu hal yang biasa bagi Bik Na saat Tuan Muda nya memerintah untuk datang ke Unit Apartment nya.
Tok.. Tok..Tok..
" Tuan.. Permisi, ini Air hangatnya!" Seru Bik Na berujar.
CEKLEK'
Roy buru - buru membuka pintu sebelum mempersilahkan Bik Na masuk. Bik Na yang langsung menyadari keberadaan Viana di dalam kamar majikan nya terdiam membeku. Matanya melirik ke arah Roy seoalah sedang mencari jawaban siapa Perempuan itu.
" Bik, ini tidak seperti yang Bibik pikirkan. " Sangkal Roy untuk menepis segala pikiran buruk Bik Na terhadap dirinya. " Tolong urus Dia terlebih dahulu dan gantikan baju nya. Setelah itu baru Aku jelaskan kenapa Dia bisa ada di sini! " Bik Na mengangguk setelah mendengar perintah dari Tuan Muda nya.
" Kasian dia sedang Demam, Aku juakan menelpon Dokter Luxe untuk datang kesini. " Roy berjalan lenggang meninggalkan Bik Na untuk keluar dari kamar nya.
Setelah Roy benar - benar kekuar, Bik Na mulai mengganti baju Viana yang basah dengan baju kemeja milik Roy untuk di pakai sementara, karna di Apartement Roy sama sekali tak ada baju Perempuan.
Bik Na mengoleskan minyak angin di bagian perut, kepala serta tengkuk Viana. Bik Na juga sempat membangunkan Viana untuk meminum Obat Demam yang Bik Na ambil dari kotak P3K.
Klek'
" Bik, apa sudah selesai? " Roy menyembulkan sedikit kepala nya, tangan nya masih menggenggam handle pintu kamarnya agar tidak terbuka lebar, sebagai bentuk penjagaan andai saja Bik Na belum selesai mengganti Baju Viana.
" Sudah Tuan. " Jawab Bik Na jelas, singkat dan padat.
" Bik, Dokter Luxe tak bisa datang. Apa kita bawa saja Dia ke Rumah sakit? " Ungkap Roy menanyakan pendapat Bik Na.
" Tidak perlu Tuan, Saya sudah memberi Nona ini Obat Penurun Panas. Kalau sampai besok Pagi panasnya belum juga turun baru kita bawa Ke Rumah Sakit. " Roy hanya diam, dia memikirkan apa mengikuti saran Bik Na adalah keputusan yang terbaik.
" Tuan, Saya juga sudah menyiapkan air hangat untuk Tuan. "
" Terima kasih Bik, Bibik pulang lah dan istriahat. Aku sudah menelpon Uya untuk datang kemari agar menjemput Bibik pulang."
" Tapi Tuan, bagaimana dengan?..." Selain mengkhawatirkan Viana, Bik Na juga mengkhawatirkan Roy, Apa Roy bisa mengurus Viana sendirian? sementara Viana sedang sakit.
" Aku akan mengurusnya Bik, Percayalah! "
" Baiklah, Tuan! " Seru Bik Na berjalan untuk keluar dari kamar Majikan nya.
" Bik! " Panggil Roy lagi, " Tolong jangan ngadu soal ini sama Mami dan Papi ya, " Roy cengengesan ke arah Bik Na. Bik Na hanya tersenyum menanggapi permintaan Tuam Mudanya.
Bik Na sangat menyayangi Roy, sedari kecil yang menjaga Roy adalah Bik Na. Saat kedua Orang Tua nya pergi perjalanan Bisnis pun yang menjaga Roy adalah Bik Na.
Setelah Bik Na kembali ke Rumah Utama diantar oleh Uya, Roy langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersikan dirinya.
Air hangat yang di siapkan Bik Na di Bathup tak dia pakai, karna dia pikir dia tak mungkin berendam tengah malam, Roy memilih mengguyur tubuhnya dengan air hangat yang keluar langsung dari shower.
" Kenapa kau sudah bangun? " Tanya Roy pada Viana saat baru saja melangkah keluar dari kamar mandi yang hanya menggunakan Boxer, sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil.
Viana hanya memejamkan matanya, Dan sama sekali tak menjawab pertanyaan Roy. Viana malu karna sudah melihat oemandangan yang tidak senonoh tak seharusnya dia lihat.
" Astaghfirullah.. Laki - laki Tua ini menodai mata ku yang masih suci " Batin Viana mengumpat Roy dalam hati.
" Kenapa diam? Kau kenapa sebenarnya? " Roy duduk di tepi Ranjang menghampiri Viana dan menempelkan punggung tangannya di kening Viana untuk mengecek suhu tubuh Viana apa masih panas atau tidak.
" Sudah tidak terlalu panas seperti tadi, " Ungkap Roy. " Kau sebenarnya kenapa? " Kesal Roy, Roy merasa heran kenapa Perempuan yang ada di hadapan nya ini terus memejamkan matanya.
" Om aku malu, kenapa Om tidak me_ma_kai baju di hadapan ku " Terang Viana malu - malu.
" Hey! Jadi itu sebab nya Kau terus menutup mata mu? "
" Heem! Tolong pakai Baju Om sekarang juga, Mata ku sangat tak terbiasa dengan hal - hal seperti ini " pinta Viana.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!