Bingung, aku sungguh bingung,pusing,gak tau harus gimna lagi. Aku sudah berusaha mencari pekerjaan paruh waktu tetap saja masih kurang, padahal dalam sehari pekerjaan ku ada dua macam, Saat siang aku menjadi tukang cuci piring di sebuah restoran yang biasa namun ramai pengunjung dan saat malamnya aku bekerja menjadi pelayan di sebuah kedai coffe.
"Huft... lelah sekali" (sambil menyeka keringat di plipisnya). Entah sudah berpa kali aku membuang nafas kasar. Jujur, aku lelah sangat lelah harus menghabiskan masa mudaku masa SMA ku seperti ini, dengan bekerja dan bekerja di saat orang lain menikmati masa masa itu dengan bermain,berbelanja,fokus pada pelajaran dan mengenal cinta masa SMA, Sungguh getir dan pahit hidupku ini.
Namaku Kirana Larasati Adtmaja, anak kedua dari keluargaku. Aku punya seorang kakak perempuan yang berkuliah di Amerika. Sebenarnya keluargaku cukup mampu untuk membiayai pendidikan dan hidup kedua anaknya ini tapi ada beberapa hal yang membuatku jadi seperti ini.
.
"Kirana...!". Teriak seorang perempuan dengan sangat kencang sampai bisa merusak gendang telinga.
"iya , mah ". Secepatnya berlari dari kamar belakang ke sumber suara.
" iya, mah ada apa ?" . Menundukkan kepalaku sambil mengatur nafas karna berlari cepat tadi.🤭
" Hey , anak sialan lama sekali kau ini" maki wanita itu, dia adalah ibu tiri ku, istri sah ayahku.
" Maaf mah, tadi Anna sedang di kamar." Jawabku masih menunduk.
" Halah banyak alasan, " (sambil melipat kedua tangannya di dada)."
"....."
" Siapkan makan malam yang banyak dan enak, Putriku mau pulang nanti malam."
" Benarkah bu ? benar, kak Amanda akan pulang?." Tanyaku penasaran sambil tersenyum,ada rasa bahagia mengetahui kakaku akan datang.
" Kau itu tuli ? sudah ku katakan Putriku akan datang, kenapa kau malah bertanya? Dasar, anak sialan." Bentak ibu tiriku sambil berjalan meninggalkan tugasku itu.
Aku hanya bisa membuang nafas kasar dan menyemangati diri sendiri. Oke,Sabar ya kirana, dan tetap semangat, batinku menyemangati.
.
Tugas yang di berikan ibu tiriku sudah selesai aku siapkan, aku juga sudah membereskan kamar kakak ku itu , sebenarnya banyak pelayan di rumah ini tapi ibu tiriku tidak mengizinkan siapapun membantu pekerjaanku.
" mamah... i'm coming..." Teriak seorang wanita di depan pintu rumah, siapa lagi kalo bukan kakak tiriku. ya dia kak Amanda.
aku pun buru buru berlari meninggalkan dapur menghampiri pintu rumah megah tersebut.
" Kak Amanda..." teriaku sambil memeluknya.
" Hay ana, wah kamu sudah besar dan makin cantik ya.." Puji kakak tiriku.
" wah , kakak bisa ajah, ada juga kakak yang tiap hari makin cantik dan bertambah elegan saja." pujiku sambil melepas pelukanku.
Dari arah tangga, ibu tiriku turun dengan langkah yang sangat angkuh sambil menatap putrinya sayang sedangkan pas mata kita bertemu ibu tiriku itu malah memberi tatapan jijik padaku.
" Oh putriku sayang, kamu sudah kembali ?" sambil memeluk Kakak tiriku dengan sangat sayang.
" iya mah, aku sudah kembali." jawab kak Amanda dengan senyuman dan melepas pelukannya.
" ya sudah kita makan dulu yuk nak. mamah tau kamu pasti laper." ajak ibu tiriku dengan penuh kasih sayang di setiap katanya.
" akh, mamah benar , aku sangatlah kelaparan hingga rasanya aku akan pingsan."
" hahahhahahha... kau ini nak ada ada saja, ya udah makan yuk"
merka pun berjalan beriringan.
sampai di meja makan,ibu tiriku memperlakukan kak Amanda dengan penuh kasih sayang , sungguh aku sangat iri melihat nya. Banyangkan saja, dia menyendokan nasi dan beberapa lauk pauk ke dalam piring kak Amanda, lantas menyuapi nya. Sungguh aku iri , sanagat lah iri.
Hari yang beratpun kembali harus ku jalani ya meskipun aku sudah terbiasa tetap saja rasanya sangat melelahkan, di malam hari aku harus belajar mati matian untuk mempertahankan prestasiku dan beasiswaku, Saat pagi aku harus bangun lebih awal untuk mencuci baju dan menyiapkan sarapan untuk Kak Amanda dan ibu tiriku, Hari ini aku memilih memasak nasi goreng sosis dan ayam goreng untuk sarapan. Seperti biasa saat makanan sudah tersaji aku memilih membawa sarapanku kesekolah dan langsung berangat , kenapa aku gak pamit ? karna, menurut ibu tiriku kalo dia melihat wajahku saat pagi hari dia akan mengalami kesialan terus menerus nantinya. Entahlah, tapi memang itu yang dia ucapkan padaku, sedih ? uh, jangan di tanya lagi sudah pasti aku sangat sedih.
.......
Aku berjalan santai menuju pintu rumah megah tersebut sudah dengan keadaan rapi mengenakan seragam tentunya.
" Ana. " Panggil kak Amanda setengah berteriak.
" iya kak ?" Aku pun berhenti. Kak Amanda berjalan menghampiriku.
" kakak antar yuk ?"
" Akh , gak usah kak, Anna biasa naik bus kok" .Tolakku halus,bukan tidak mau di antar kakak cantiknya ini tapi aku takut kena omel ibu tiriku itu. Pasalnya ibu tiriku itu pernah berkata bahwa aku tidak boleh menunjukan siapa diriku depan umum, Dan harus pura pura tidak tau dan tidak mengenal keluarga Adtmaja. Aku mengerti, memang aku anak yang tidak di inginkan.😢
" Ayolah na, tidak perlu sungkan begitu sama kakak, kebetulan kakak juga mau keluar.". Amanda masih terus berusaha.
" hmmm... baiklah kak, tapi nanti turunin aku di perapatan sekolah aja ya, jangan depan gerbang" Pintaku manis.
" Oke, bentar ya kakak ambil tas dulu"
Amanda pun berjalan cepat menuju kamarnya di atas.
Aku menunggu dalam diam,
Kak Amanda pun turun dengan membawa dua papeer bag yang bertuliskan GUCCI. Setahu ku itukan merek ternama yang sudah jelas harganya pasti bikin jiwa misqueen meronta ronta😂
" lama ya?, nih buat kamu.." menyerhkan salah satu paperbag itu padaku.
Aku menerima nya dengan ragu
" hmmm.. ini apa kak ?" Tanyaku sambil memegang paper bag mewahh tersebut.
" itu hadiah dariku buat kamu. " Amanda tersenyum.
" Wahhh... makasih banyak ya kak, ini pasti mahal ya?"
"akh tidak kok, Sana taruh dulu nanti kita berangkat"
aku nurut apa kata kakak ku.
Amanda menurunkan ku seperti permintaanku saat di rumah tadi,aku pun tersenyum dan mengucapkan trimakasih, aku berjalan riang sambil memikirkan hadiah apa yang di berikan kakaku itu. Sungguh aku ingin sekali pulang dan membuka paperbag itu.
.......
Aku sudah berada dalam halaman sekolah ku, saat aku berjalan menuju kelas ada badan yang sengaja menubruk bahuku dengan keras hingga aku terhuyung dan terjatuh.
"Aww..." Aku meringis menahan sakit di siku ku yang lecet dan sedikit mengeluarkan darah.
"ups .. sorry." Ucap gadis itu dengan nada mengejek sambil melipat tangannya di dada.
Aku pun mendongak dan menatap siapa yang sudah berani membuatku terjatuh.
" Eh , iya Sil gak papa." Jawabku bergetar anatara menahan sakit dan takut, gimana aku gak takut ? kalo tau itu Silvy, Gadis kaya yang sombong, angkuh sekaligus tukang tindas yang lain sesukanya.
Silvy tersenyum jahat sambil membungkuk kan badan dan berbisik padaku " Kirana, Lu selanjutnya" lalu berlalu begitu saja bersama gengnya.
aku bergetar takut, hah apa katanya tadi ? aku selanjutnya? ya ampun aku salah apa si sama dia ? kenapa dia begitu kejam padaku,batinku.
...... .......
Aku berjalan pelan sambil terus meringis perih akibat siku ku yang berdarah dan lecet ini, Aku duduk di kursiku dengan masih mengamati dan meniup niup siku ku ini berharap bisa mengurangi rasa perihnya.
" ini pakai " sambil menyodorkan plester padaku.
aku mendongakan kepala dan terkejut saat yang memberiku plester adalah Kevin, laki laki terdingin dan paling tampan di sekolah.
" Trimakasih ." ucapku sambil terus memandang ciptaan Tuhan yang sangat luar biasa ini.
Kevin pun berlalu meninggalkan tempat duduku kembali ke belakang ke tempat duduknya. ya kebetulan kita satu kelas.
hay readers...
ini visual Kevin ya , nanti di part part yang lain aku bkan kenalin Sosok Kevin gimna ya sebenarnya.
kalo ada yang gak setuju dengan visualnya , bisa bayangin sendiri ya yang cocok jadi Kevin siapa, soalnya ini cuman imajinasi author doang...
Happy reading ....
❤️❤️❤️❤️
Teng.. teng... teng..
(Anggap suara bell sekolah)
.......
"Baiklah anak anak sampai di sini dulu pelajaran kita, tolong kerjakan halaman 28." ucap Bu Guru Mira.
" Iya bu." Serentak satu kelas.
murid murid yang lain pun berhamburan keluar kelas menuju kantin. Aku lebih memilih diam di kelas dan membuka buku pelajaran berikutnya.
" Kirana , ke kantin yuk ?." Ajak Sinta, teman baiknya yang beda kelas itu. ya, aku kelas XII.A sedangkan Sinta kelas XII.C lumayan jauh si memang jarak antar kelas kita karna Sinta anak IPS sedangkan aku anak IPA.
"Akh, gak deh Ta, aku bawa bekal kok" Tersenyum manis sambil menujukan bekalku.
" Yah, kamu mah gitu, gak setia kawan." jawab Sinta kecewa sambil memajukan bibirnya dan melipat tangan ke dada.
" hahah... ya udah deh ayo aku temenin." aku pun bangkit dari duduku dan berjalan beriringan sambil sesekali bercanda dengan Sinta tak lupa bekal ku ku bawa, Hampir setiap hari aku bawa bekal untuk meminimalisir pengeluaranku. Karna aku harus bisa membagi uang untuk keperluanku yang lainnya. karna Uang sekolah sudah di tanggung pemerintah.
.
Kantin sekolah
Sinta : " Kamu pesen apa na ?."
"aku , Es teh manis ajh Ta, aku kan punya bekal" Sambil menunjukan bekal yang ku bawa.
Sinta. : " oh oke, ya udah aku pesen dulu ya, kamu pilih ajh tempat duduk kita di mna."
Aku berjalan dan memilih meja ujung dekat taman untuk aku dan Sinta menyantap makanan.
saat sedang menunggu Sinta mengantri untuk mendapatkan pesanannya.Aku di kejutkan dengan kedatangan Silvy dan gengnya itu yang tak lain, Shopy,Dewi, Putri. Mereka berempat adalah para mengganggu ketentraman anak anak lain, Itulah yang ku fikir selama ini.
Silvy : " Wah lihat, ada anak kebanggaan sekolah di sini" Berkata setengah teriak dengan nada merendahkan.
Silvy duduk di sampingku di ikuti teman temannya yang menduduki bangku kosong di meja ini.
aku hanya diam sambil tertunduk, sungguh aku malas meladeni mereka. Sungguh, aku hanya ingin sekolah dengan tenang tanpa ada masalah.
Silvy :" Lu bawa bekal ke sekolah ? semiskin itu lu ?sampe gak mampu beli makanan di kantin sekolah ?." ejeknya di ikuti rawa teman temannya.
lagi lagi aku hanya bisa diam sambil menahan marah. Hanya bisa bersabar dan menahan rasa sakit hati, bagaimana pun aku harus lulus dari sekolah ini dengan baik dan nilai tertinggi.
Silvy mengambil kotak makanku dan membukanya lalu dia menyendokan makanan itu ke mulut ku.
" aaaa." ucap Silvy sambil menyodorkan kan sendok yang penuh dengan nasi itu.
aku pun nurut dan membuka mulutku, saat mulutku masih mengunyah Silvy sudah menyodorkan nasi lagi padaku sungguh aku tak bisa menelan semua ini berkali kali Silvy melakukannya sampai mulutku terasa sesak dan tersedak.Aku sungguh tak kuat lalu aku pun menyemburkan makananku ke depan dan terbatuk batuk.
"ukhuk.. ukhuk.."
(Batuk Kirana)
" Wah berani lu muntahin semua makanan ini ? padahal gue udah baik hati mau nyuapin lu!." Geram Silvy sambil menumpahkan sisa makanan ke kepalaku.
lagi dan lagi aku hanya bisa diam.
" Rasain, Denger ya ini belum apa apa Kirana." Ucap Silvy mengancam lalu berlalu meninggalkan ku.
Geng nya pun mencibir ke arahku dan sengaja mendorongku sampai aku terjatuh
Brugg.."
keningku kena pinggiran meja darah segar mengucur ke pelipis ku.
" Aww..". Aku pun meringis sambil menangis, rasa sakit di keningku tak sebanding dengan rasa sesak di hatiku rasa sakit hati ini sungguh sangat pedih.
di tambah lagi para siswa yang lain hanya nenonton tanpa membantu termasuk Sinta yang hanya bisa diam. Aku mengerti karna mereka semua takut pada Silvy ya karena selain dia sering membully siswa siswi yang lain dia adalah anak orang kaya dan orangtuanya salah satu investor besar di sekolah ini.
.
Aku berlari sambil menangis dengan keadaanku yang berantakan menuju kamar mandi. Di jalan aku berpapasan dengan Kevin. Aku hanya menatapnya sebentar lalu berlari lagi menuju toilet untuk membersihkan dan merapikan diriku yang sungguh amat sangat berantakan . Aku masuk kesalah satu Toilet lalu menangis sejadi-jadinya.
" hik.... hik... hik.. "
Tangisku sungguh menjadi jadi. Sakit sungguh sakit rasanya di permalukan dan di perlukan seperti ini.
Aku tetap mencoba tegar dan menata hati, tetap pada tujuan pertamaku, Aku harus bisa mendapatkan nilai terbaik saat ujian Nasional nanti.
Baiklah Kirana, kamu harus terus bersabar dan ingat tujuan utamamu.batin ku
tok... tok.. tok..
Sinta :" Kirana ? kamu masih di dalam ?." Tanyanya dengan nada penuh kekhawatiran.
" Iya ta, aku masih di dalam." jawabku, jujur aku kecewa padanya tapi aku tahu kenapa dia diam saja, Aku tak mau merusak persahabatan kita begitu saja hanya karna masalah ini.
Sinta pun membuka pintu dan masuk kedalam toilet, sambil terus menunduk dia berkata " Maaf."
" Iya ta gak papa, sebelum kamu minta maaf pun aku udah maafin kamu kok, aku ngerti ko situasinya pasti sulit buat kamu." Jelasku panjang agar Sinta mengerti
Sinta pun memeluk ku dengan erat. " Sungguh benar benar aku minta maaf ya na, aku gak bisa nolongin kamu". Sinta mulai terisak menangis di pelukanku , aku menepuk nepuk punggungnya berusaha menyalurkan kekuatan yang tersisa untuknya meski pun aku lebih tersakiti di sini. Sinta pun melepaskan pelukannya lalu membantu ku membersihkan sisa sisa nasi yang ada di seragam, muka dan rambutku.Dia juga membersihkan darah yang terlanjur mengenai seragamku ini. Setelah semuanya selesai Sinta pamit padaku karna harus masuk ke kelasnya yang berada di ujung gedung sekolah ini.
Aku masih merapihkan diri depan cermin toilet dan terdengar pintu di buka dengan keras, sontak aku menoleh dan sungguh sangat terkejut melihat siapa yang datang , Ya merka yang sudah merusak seragamku dan melukai keningku Silvy dan teman temannya.
" Mau apa lagi kalian?." Tanyaku berani sekaligus gugup, entah keberanian dari mana.
" Wah wah wah udah mulai berani lu sama gue ?" Jawab silvy dan balik tanya. sambil menjambak rambutku dengan sangat kuat sampai aku meringis.
" aww.. sakit Silv..." keluhku sambil memegangi tangan Silvy yang masih menjambak rambutku.
" Sakit ? lu berhak nerima ini semua, dasar cewek sialan" mendorongku hingga aku tersungkur ke lantai.
aku memberanikan diri untuk bertanya.
"Apa kesalahkanku ? Sampai kalian tega memperlalukan ku seperti ini." Tanyaku sudah berderai air mata , aku tak tahan sungguh sangat aku tak kuat.
" Lu gak tau salah lu apa ?" .Teriak Putri
"Dasar Cewek kegatelan." Ejek Dewi.
"Siram dia." Perintah Silvy.
Shopy pun menurutinya lalu menyiramkan air bekas kain pel padaku.
"aaakh..." Teriaku.
Shopy :" Rasain lu, makanya jadi cewek jangn kegatelan dan gak usah sok populer."
"Kunci dia." Perintah Silvy lagi sambil masih menyilangkan tangan ke dadanya.
"Oke bos." jawab shopy.
Shoppy, Dewi, dan Putri menyeretku hingga masuk ke dalam salah satu Toilet aku masih berusaha berontak dengan sisa tenaga yang ada.
"gak, jangan, jangan lakuin ini sama aku." Aku memohon pada mereka semua . Tapi tidak ada satu pun yang tergerak hatinya.
Disini lah aku berada, Dalam toilet sepi karna sudah masuk jam pelajaran . Aku terus menangis, menangisi nasib ku yang seperti ini, tadinya hanya si sekolah aku mendapatkan ketenangan tapi sekarang dimana pun aku berada aku tak akan pernah tenang lagi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!