NovelToon NovelToon

Istriku Ternyata Cinta Pertamaku

Pengenalan tokoh dan cerita

pengenalan tokoh dan cerita

Hadi Wijaya

Anak pertama dari Delon Wijaya dan Henny. Hadi adalah seorang CEO muda yang berusia 28 tahun, memiliki adik bernama Aldi Wijaya yang berusia 19 tahun. Hadi memiliki tunangan yang bernama Yulia yang berusia 27 tahun

Mereka berdua sudah menjalin hubungan selama 4 tahun lamanya, tapi dirinya tidak pernah tertawa, karena dirinya masih mencintai Gadis kecilnya, Gadis itu bernama kristiani Ganesha Malik, Gadis yang menghilang entah kemana. Gadis itu membuat dirinya tidak pernah bisa lagi tertawa, dirinya hanya bisa tersenyum tipis dan dirinya bertunangan dengan Yulia karena pengorbanan Yulia yang selalu menemani dirinya selama bertahun-tahun dan menerima sepenuhnya walaupun Yulia tau dirinya masih menyukai Gadis yang hilang itu. Yulia dengan sabar tetap bersama Hadi dan akhirnya Hadi bisa menerima Yulia sepenuhnya. Walaupun Hadi tau, dirinya tidak akan bisa melupakan Kristiani

Suatu hari Hadi melamar Yulia di kapal pesiar. Yulia juga menerima lamarannya. Hadi dan Yulia akan melangsungkan pernikahan 1 bulan setelah lamaran, tapi Yulia tiba-tiba di terima kerja di luar negeri selama 2 tahun. Yulia memilih membatalkan pernikahan untuk melanjutkan karirnya, pernikahan itu hanya tinggal 1 Minggu lagi, tapi dirinya tetap lebih baik membatalkan pernikahan, dirinya tidak peduli tentang pernikahan, dirinya hanya ingin melanjutkan karirnya

Yulia mengatakan akan menikah setelah kontraknya habis. Hadi menerima perkataan kekasihnya, walaupun dirinya sangat kecewa, tapi karena Yulia adalah satu-satunya orang yang bisa membuat dirinya melupakan masa lalunya, mau tidak mau dirinya menyetujui

Setelah Yulia pergi. Hadi sangat prustasi, undangan yang sudah di sebarkan, orang tuanya mengundang seluruh rekan bisnisnya, tapi ternyata pernikahan itu telah di batalkan, lalu dirinya berpikir bagaimana pandangan orang-orang terhadap dirinya karena gagal menikah

Hadi memutuskan untuk bunuh diri, dari pada dirinya harus menanggung malu, dirinya sudah berdiri di atas jembatan, saat dirinya mau lompat, tapi seorang gadis kecil yang menolong dirinya, Gadis itu adalah Gadis yang sama yang Hadi tolong 3 minggu yang lalu

Gadis itu mengatakan bodoh hanya karena seorang wanita, kau akan membahayakan nyawamu. Kata-kata itu adalah kata-kata yang sama saat Gadis kecil itu akan bunuh diri, Hadi mengatakan Gadis bodoh, karena seorang pria kau akan membahayakan nyawamu

Delon yang mendengar pernikahannya di batalkan dirinya memilih menjodohkan Hadi dengan anak sahabatnya, memang Delon memiliki perjanjian perjodohan dengan anak sahabatnya, tapi Hadi selalu menolak, tapi sekarang dirinya memiliki kesempatan untuk menjodohkan anaknya dengan anak sahabatnya

Delon dan Henny mengatakan untuk menikah dengan anak sahabatnya yang memiliki hutang 7 meliyar padanya. Henny mengatakan untuk menutupi aib keluarga karena akan sangat malu, kalau gagal menikah, sebenarnya 7 meliyar itu hanya membantu sahabatnya bukan meminjamkan. Hadi menerima pernikahan itu, tapi dengan syarat harus ada kontrak pernikahan

Kristiani Ganesha Malik

Anak kedua dari Aprilia Ganesha dan Rapahel Malik, dirinya memiliki seorang kaka laki-laki yang bernama Kristian Ganesha Malik.

Nasib kristiani sangat menyedihkan, dirinya harus kehilangan keluarganya karena kesalahan dirinya sendiri saat usia 6 tahun, saat itu dirinya di suruh menunggu, tapi dirinya tidak mendengarkan dan berjalan entah kemana, ia juga lupa Kakanya itu di mana, setelah itu dirinya di ambil oleh preman dan di suruh mengemis selama 3 bulan lamanya, membuat dirinya lupa siapa nama ibunya, siapa nama Ayah dan kakaknya, bahkan dirinya juga lupa nama lengkapnya sendiri, yang dirinya ingat nama dirinya adalah Kristiani, dirinya hanya memiliki 2 foto yaitu satu foto dirinya bersama Kakanya dan satunya lagi adalah foto dirinya bersama Hadi, tapi dirinya tidak ingat foto pria kecil yang bernama Hadi itu siapa bahkan namanya saja tidak ingat

Lalu Kristiani di adopsi oleh keluarga Renata dan di ganti menjadi Riana Renata usianya sekarang sudah 17 tahun 6 bulan, dirinya sangat bahagia memiliki keluarga baru. Ibu angkatnya bernama Marina, Ayah angkatnya bernama Rendra Renata dan Kaka angkatnya bernama Rina Renata yang berusia 20 tahun

Riana sangat bahagia karena memiliki keluarga yang menyayanginya, tapi kebahagiaan itu berubah menjadi kesedihan setelah meninggalnya Ayah angkatnya. Rendra meninggal karena serangan jantung, setelah asistennya mengatakan ke bangrutan. Keluarga yang awalnya bahagia menjadi keluarga yang penuh air mata, bukan hanya meninggalnya Rendra, tapi setelah meninggalnya Rendra rumah dan mobil seisinya di sita oleh bank, bahkan hampir saja Marina masuk penjara karena tidak sanggup membayar hutang

Datanglah seorang ibu paru baya, yang tidak lain adalah ibunya Hadi. Henny membayar hutang yang masih 7 Milyar, karena Henny adalah sahabat kecil Rendra, untuk itu dirinya membantu membayar hutang keluarga Renata

Marina dan anak-anaknya harus pindah di rumah sederhana, yang penting layak untuk mereka. Riana yang masih kelas 2 SMA, dirinya terpaksa berhenti sekolah karena kekurangan biaya, dirinya memutuskan untuk bekerja di tempat makan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apa lagi kakanya yang bersih keras masih ingin kuliah, membuat Riana dan Marina terus bekerja

1 bulan itu berlalu meninggalnya Ayah angkat Riana, dirinya mendapatkan kesedihan lagi, setelah Aldi, pacarnya memutuskan hubungan. Aldi mengatakan karena dirinya sangat malu, memiliki pacar yang miskin. Riana meteskan air mata saat mendengar perkataan pacarnya. Riana memutuskan untuk bunuh diri, bagi dirinya tidak ada gunanya lagi hidup, karena orang-orang yang Riana sayangi pergi meninggalkan dirinya, hingga ada seorang pria yang menasehatinya, dirinya mau mendengarkan nasehat orang itu

Setelah 3 minggu kejadian itu berlalu, ada seorang ibu paru baya yang datang ke rumah, yang Riana dan Rina tau, orang itu adalah orang yang meminjamkan uang pada orang tuanya sebesar 7 meliyar, keduanya tidak tau percakapan apa yang ibu paru baya itu bicarakan. Setelah ke pergantian ibu paru baya itu ibunya mengatakan kedatangan ibu paru baya tadi

Mereka bermaksud untuk menikahkan anaknya dengan salah satu dari kalian, karena kita memiliki hutang pada mereka, jadi mereka menginginkan salah satu dari kalian harus menikah, pernikahan itu hanya sebuah kontrak. Jika ada yang mau di antara kalian menikah, maka hutang kita lunas, dan kuliah Rina akan di biayai oleh ibu tadi. Marina mengatakan sesuai ke inginan Henny, sebenarnya Marina tau, kalau anaknya memiliki perjanjian pernikahan saat suaminya masih hidup, tapi karena dirinya ingin menolong Henny, mau tidak mau pernikahan itu harus di langsungkan 1 minggu lagi

Rina menolak, dirinya masih ingan kuliah. Riana menerima pernikahan itu. Rina juga sebenernya tidak ingin adiknya jadi korban karena hutang untuk itu Rina akan menerima dirinya yang akan menikah, tapi Riana memohon pada Kakanya, agar dirinya yang menikah

Riana tidak menyangka orang yang dirinya nikahi adalah orang yang pernah menolong dirinya, dan orang yang dirinya tolong 1 minggu yang lalu, dirinya juga tidak menyangka, ternyata suaminya adalah Kaka kandungan dari mantan pacarnya yang masih dirinya cintai

Apa Riana dan Hadi yakin tetap dalam pendirian masing-masing. Setelah Riana dan Hadi tau siapa orang yang dirinya nikahi?

BAB 1. Hari-Hari Riana

Hari-hari keluarga Renata selalu di hiasi dengan senyuman. Keluarga yang sangat bahagia. Marina dan Rendra sudah duduk di meja makan menunggu anak-anaknya yang masih belum saja turun dari kamar. Rina pun berjalan menuruni tangga menuju meja makan hingga dirinya pun sampai di meja makan dirinya langsung menyapa kedua orang tuanya

"pagi mah, pagi pah."

"pagi juga sayang." jawab Rendra

"adikmu kemana sayang?"

"tadi masih rapih-rapih mah."

.

Tidak lama Riana pun turun lalu dirinya mendekati meja makan hingga dirinya sampai di meja makan, lalu dirinya langsung menyapa ibu, ayah dan kakaknya yang biasa dirinya memanggil Cici

"pagi mah, pagi pah, pagi Ci."

"iya sayang." jawab Marina dan Rendra berbarengan

"iya dek."

Setelah menyapanya, Riana tidak lupa mencium pipi kedua orang tuanya dan kakaknya. Rina berdiri menarik kursi untuk adiknya, dirinya sangat menyangi adik angkatnya itu

"terimakasih Cici."

"iya, sama-sama dek."

Riana lalu langsung duduk. Rina juga tidak lupa selalu membuatkan roti selai coklat ke sukan adiknya. walaupun ada 4 pelayanan, tapi dirinya selalu memanjakan adiknya, itulah kebiasaan pagi di rumah keluarga Renata. Setelah semuanya selsai sarapan, seperti biasa Riana harus pergi ke sekolah, Rina harus pergi kuliah dan Rendra harus pergi ke kantor, hanya Marina yang ada di rumah, karena yang lain memiliki ke sibukan masing-masing, lalu mereka berjalan ke luar di ikuti oleh Marina yang mengantar sampai di dekat mobil

"hati-hati pah."

"iya mah."

Lalu Rendra mencium kening istrinya sekilas. Rina dan Riana hanya tersenyum melihat kebiasaan orang tuanya, bahkan Rina dan Riana juga berharap dirinya bisa memilih suami seperti Ayahnya yang selalu romantis dan belum pernah mendengar keributan di rumah ini hingga Rina dan Riana dewasa

"papah hati-hati." ucap Rina dan Riana berbarengan

"iya sayang, kalian harus belajar yang benar, agar menjadi anak yang berguna."

"iya papah." jawab Rina dan Riana masih berbarengan

Rendra langsung masuk mobil yang sudah di tunggu asisten pribadinya yang bernama Kiki. Setelah Rendra masuk mobil, Kiki langsung melajukan mobil itu pergi ke kantor. Sekarang tinggal Rina dan Riana yang akan berangkat

"mah, Rina berangkat dulu ya."

"iya sayang."

"dek awas ya kalau nilai mu jelek, cici tidak akan pernah mengijinkan mu untuk berpacaran."

"iya Ci."

Rina lalu mencium kening adiknya yang sudah biasa dirinya lakukan setiap mau pergi kemana pun dirinya selalu saja mencium kening adiknya

"hati-hati ya Ci."

"siap dek."

"hati-hati sayang."

"iya mah."

Marina langsung mencium kening anaknya lalu setelah itu Rina langsung masuk mobil, lalu dirinya langsung melajukan mobil itu pergi ke kampus, sekarang tinggal Riana yang akan berangkat sekolah

"mah, Riana berangkat dulu."

"iya sayang, hati-hati."

"iya mah."

Marina lalu mencium kening Riana lalu seperti biasa dirinya selalu bilang ke pak Budi untuk menjaga anak angkatnya

"pak, jaga anak saya dengan baik."

"baik nyonya."

Pak Budi membuka pintu mobil untuk nona kecilnya, lalul Riana langsung masuk mobil, setelah nona kecilnya sudah masuk dirinya juga langsung melajukan mobilnya ke sekolah

...****************...

Riana setelah pulang sekolah seperti biasa dirinya bertemu dengan aldi. karena Aldi sudah kuliah, dirinya selalu bertemu di tempat biasa. Pak Budi mengikuti kemana saja nona kecil nya pergi, karena Marina yang selalu mengatakan jangan lengah, terpaksa pak Budi sudah seperti bodigar

"hai sayang."

"hai koko."

Aldi memang memanggil Riana dengan sebutan sayang sedangkan Riana memanggil Aldi dengan sebutan koko. Aldi mengajak Riana duduk di taman, keduanya saling berpandangan mata sambil tersenyum. Pak Budi hanya menundukkan kepala, sebenarnya dirinya sangat malu, jika harus mengawasi mereka berpacaran, tapi karena ini kerjaan dirinya jadi dirinya mau tidak mau selalu mengikuti nona kecil

"bagaimana sekolah hari ini sayang?"

"lancar koko, Kalau koko?"

"lancar sayang."

Aldi membelai rambut pacarnya yang tertiup angin. " Aku ikat rambutnya ya?"

"iya koko."

Aldi mengikat rambut pacarnya setelah selesai mengikat rambut pacarnya dirinya langsung menuju kecantikan pacarnya

"sayang, kalau seperti ini terlihat jelas wajah cantikmu yang selalu terbayang di setiap malam."

"apaan sih Koko."

"sayang, jika kau sudah lulus sekolah, apa kau mau bertunangan sama aku?"

"tentu saja aku mau koko."

"baiklah, tidak terasa hubungan kita sudah 3 bulan sayang, aku juga tidak menyangka bisa mendapatkan Gadis cantik sepertimu."

"Koko apaan sih, mulai deh."

" Aku ingin sekali cepat bertunangan denganmu sayang, tapi karena usiamu yang masih 17 tahun kita tunggu sampai lulus."

"baik, Koko, aku juga sangat mencintai Koko, tapi sebelum lulus sekolah 4 bulan lagi, Koko harus mengenalkan aku pada orang tua Koko."

"baiklah sayang, tentu saja aku akan mengenalkan kau pada orang tua aku dulu, aku ingin kau menjadi wanita yang bisa mendapatkan hati mamah."

Aldi langsung murung karena mengingat orang tuanya yang tidak suka dengan tunangan Kakanya, tapi dirinya belum tau apa alasan orang tuanya yang tidak pernah suka pada Yulia, yang dirinya tau, orang tuanya terpaksa menyetujui Kakanya bertunangan dengan Yulia

"Koko, memang kenapa?"

"sayang, jika orang tua aku tidak setuju apa yang akan kau lakukan?"

"tidak setuju karena apa koko, semua orang pasti memiliki alasan sendiri, kenapa tidak setuju termasuk aku kalau nilai aku jelek, Cici melarang aku untuk pacaran, Cici ingin aku tetap fokus belajar."

"aku tidak tau apa alasan mamah tidak suka pada Yulia, tapi jelas aku hanya tau mamah tidak menyukai Koko bertunangan dengan Yulia ."

"aku yakin, orang tua Koko memiliki alasan, aku yakin mereka setuju dengan hubungan kita, tidak ada orang tua yang tidak setuju pada hubungan anaknya tanpa alasan."

"iya sayang, kita berdo'a saja supaya mamah merestui hubungan kita."

"iya Koko."

Riana melihat jam tangannya yang sudah menujukan pukul 16.00 WIB, lalu dirinya pun memutuskan berpamitan dengan pacarnya karena sudah sore

"Koko, aku pulang dulu."

"iya sayang."

Riana langsung berdiri lalu langsung berjalan mendekati mobil bersama Aldi di ikuti pak Budi yang dari tadi setia menunggu nona kecil yang sedang pacaran. Aldi membuka pintu mobil untuk pacarnya, lalu Riana langsung masuk ke dalam mobil sambil tersenyum

"sayang, hati-hati, ingat jangan lupa mandi terus makan."

"iya Koko bawel."

Aldi langsung menutup pintu mobil itu, lalu pak Budi langsung melajukan mobilnya untuk pulang, setelah Riana pulang Aldi juga memutuskan untuk pulang, dirinya langsung masuk ke dalam mobil, lalu melajukan mobilnya untuk pulang. Setelah 30 menit Riana sampai di pekarangan rumah. Pak Budi langsung membuka pintu mobil untuk nona kecil. Riana turun sudah di sambut oleh Kakanya yang dari tadi sudah setia menunggu adik kesayangannya

"sore Cici."

"sore juga dek, adek habis keluyuran kemana?"

"habis dari taman Cici."

"tidak melakukan sesuatu yang lebih kan?"

"iya Cici tenang saja, semua masih utuh."

"utuh apanya, hatimu saja sudah di penuhi oleh Aldi, dek."

Rina langsung menggandeng tangan adiknya lalu mereka langsung berjalan masuk ke dalam rumah.

BAB 2 . Meninggal

Pagi hari seperti biasa Marina dan Rendra sudah duduk di meja makan, menunggu anak-anaknya . Rina merasa pikirannya gelisah dari semalam, dirinya lalu pergi ke kamar adiknya. Rina langsung membuka pintu kamar adiknya, dirinya melihat adiknya yang sedang merias wajah lalu dirinya langsung mendekati adiknya

"pagi dek."

"pagi juga Ci."

Riana langsung membalikkan badan lalu langsung menatap Kakanya

"dek, hari ini setelah sekolah langsung pulang, perasaanku sangat gelisah."

"baiklah Cici."

"baiklah, kau lanjutkan berdandan, aku akan turun dulu."

Rina langsung melangkahkan kakinya tiba-tiba Riana langsung memegang tangan Kakanya

"tunggu Ci."

Rina lalu membalikkan badannya lagi dirinya menatap mata adiknya dengan penuh pertanyaan

"ada apa dek?"

"perasaanku dari semalam tidak enak Ci, gelisah dan sedih."

Rina langsung membelai rambut adiknya memakai kedua tangan

"taidak apa-apa dek, semuanya pasti baik-baik saja, yang penting kau harus pulang lebih awal."

"baik Ci."

"sudah lebih baik cepat lanjutkan, setelah itu langsung turun, sudah di tunggu papah sama mamah."

"baik Ci."

Rina langsung melanjutkan langkah kakinya keluar. Riana melanjutkan lagi merias wajahnya. Rina setelah di depan pintu, dirinya menatap adiknya yang sedang berdandan, dirinya memiliki perasaan kuatir dan sedih, tapi tidak tau, perasaan apa dan apa yang akan terjadi, lalu dirinya menutup pintu kamar adiknya langsung menuruni tangga

"pagi Nona muda."

"pagi juga."

Rina langsung berjalan mendekati meja makan hingga dirinya sampai di meja makan lalu langsung menyapa kedua orang tuanya

"pagi mah, pagi pah."

"pagi juga sayang." jawab Rendra

"pagi juga sayang, adikmu belum selesai juga?"

"belum mah."

Rina langsung menarik kursi, dirinya lalu duduk, dengan pikiran yang gelisah. Riana setelah selesai langsung turun masih dengan pikira gelisah, setelah sampai di dekat meja makan dirinya langsung menyapa kedua orang tuanya

"pagi mah, pagi pah."

Seperti biasa Riana selalu mencium pipi ke dua orang tuanya dan Kakanya. Rina langsung menggeser kursi untuk duduk adiknya. Lalu Riana duduk. Mereka langsung mulai sarapan. Marina juga merasakan hal yang sama, dirinya sangat gelisah. Marina menatap anak-anaknya lalu menatap suaminya secara bergantian

"ada apa ini, kenapa aku memiliki perasaan yang tidak enak, Tuhan, tolong lindungi anak-anakku dan suamiku, jangan sampai mereka terjadi apa-apa nanti."

Setelah mereka selesai sarapan seperti biasa mereka berjalan keluar untuk melakukan aktivitas masing-masing. Rendra melihat motor asistennya yang tidak ada, dirinya langsung bertanya pada Pak Eko yang tidak lain adalah satpam di rumah Rendra

"pak, apa Kiki dari tadi belum sampai?"

"belum tuan."

Tidak lama Kiki datang, dirinya langsung memberhentikan motor lalu berjalan mendekati Rendra dengan bandan yang penuh keringat

"pagi pak CEO, pagi nyonya, pagi nona muda, pagi nona kecil."

Mereka semua hanya menggunakan kepala

"Kiki, kenapa kau mandi keringat?"

"begini pak CEO."

Kiki diam sebentar dirinya sangat takut untuk mengatakan pada pak CEO, karena atasan dirinya memiliki penyakit jantung. Kiki ingin mengatakan kalau uang perusahaan di bawa kabur oleh Rehan, yang tak lain adalah adik tiri Rendah, perusahaan sekarang mengalami kebangkrut

"ada apa Kiki?

"pak CEO, uang perusahaan di bawa kabur oleh tuan Rehan, sekarang perusahaan bangkrut, karena ke kekurangan dana."

Rendra langsung sesak nafas setelah mendengar perkataan asistennya, dirinya langsung memegang dadanya

"pah tenang."

Riana yang melihat Ayahnya sakit, dirinya langsung lari ke dalam untuk mengambil obat Ayahnya

"pah tenang dulu."

Rendra langsung terduduk di lantai. Marina ikut duduk sambil menyangga kepala suaminya, lalu Rina juga ikut duduk di lantai termasuk Kiki. Rasa sakit Rendra semakin sakit

"mah, jika ada sesuatu dengan papah, tolong jaga anak-anak kita dengan baik."

Marina menjawab dengan anggukan kepala. Setelah istrinya menyetujui permintaannya Rendra langsung menutup mata

"pah, papah." panggil Marina

"papah bangun." panggil Rina

"nyonya mari kita bawa ke rumah sakit"

"baik."

Kiki memegang tangan pak CEO, ternyata sudah tidak ada denyut nadi. Kiki langsung terdiam setelah memeriksa denyut nadi atasannya

"Ki, kenapa?"

"pak CEO sudah meninggal nyonya."

"pah bangunan pah." panggil Marina

"papah bangun, jangan tinggalkan Rina pah, cepat bangun."

Marina dan Rina menangis hingga tersedu-sedu, lalu Marina memeluk suaminya. Rina memegang tangan Ayahnya hanya Riana yang belum tau, karena dirinya mengambil obat Ayahnya di ruang tamu, sedangkan ruang tamu itu terletak di lantai 3. Riana lari sambil membawa obat Ayahnya lalu langkah Riana terhenti saat melihat Ayahnya yang sudah menutup mata. Obat yang di pegangnya langsung terjatuh, dirinya lalu lari mendekati orang tuanya sambil meteskan air mata

"apa yang terjadi dengan papah, mah, ayo kita bawa ke rumah sakit mah."

Marina tidak menjawab pertanyaan anaknya, tangan kanannya memeluk kepala suaminya, tangan kiri Marina memeluk Riana. Riana semakin paham apa maksud ibunya yang tidak menjawab pertanyaan dari dirinya. Riana langsung melepaskan pelukannya lalu dirinya memegang tangan Ayahnya

"tidak, tidak mungkin, papah bangun, papah jangan tinggalkan Riana pah, Riana mohon pah bangun, cepat bangun pah Riana mohon papah bangun pah."

Air mata Riana semakin deras setelah mengerti maksud ibunya. Rina langsung menarik adiknya dalam pelukannya, air mata dirinya juga semakin deras, tapi dirinya tetap mencoba menenangkan adik kesayangannya yang terus teriak-teriak memanggil Ayahnya

"tenangkan dirimu dek, jangan teriak-teriak."

"tidak Ci, ayo bawa papah ke rumah sakit Ci."

Riana langsung melepaskan pelukan Kakanya lalu dirinya langsung mendekati Kiki, setelah dirinya di samping Kiki dirinya langsung memegang tangan Kiki

"asisten Ki, ayo bawa papah ke rumah sakit jangan diam saja."

"nona kecil yang sabar, papah nona sudah meninggal."

"tidak asisten Ki, Riana mohon ayo bawa ke dokter, pasti papah bisa sembuh, ayo asisten Ki."

"nona kecil, papah nona kecil sudah meninggal, dokter tidak akan bisa menanganinya karena mereka juga hanya manusia biasa."

"tidak asisten Ki, Riana yakin papah pasti masih hidup, apa karena tidak ada uang asisten Ki diam saja."

"bukan begitu nona kecil, tapi karena papah nona kecil sudah meninggal."

"tidak!"

Rina yang melihat adiknya belum menerima kenyataan lalu dirinya langsung mendekati adiknya, setelah itu dirinya langsung memeluk adiknya lagi. Marina masih meneteskan air mata sambil terus memeluk suaminya, tapi mata dirinya terus saja melihat anaknya yang terus saja memohon pada asistennya

"papah, kenapa meninggalkan aku sangat cepat, bagaimana aku harus mengurus anak-anak kita."

Kiki juga ikut menangis karena dirinya sudah bekerja selama 10 tahun dengan pak CEO, tentu sudah paham kondisinya, tapi dirinya tidak pernah menyangka jika perkataan dirinya akan menghilangkan nyawa pak CEO

"kenapa tuan Rehan melakukan ini, dia sudah di besarkan oleh keluarga Renata, tapi sekarang dia membalasnya dengan penghianatan, kasih sayang yang tulus selama bertahun-tahun yang di berikan oleh keluarga Renata, tapi dengan sadis menghancurkan keluarga yang sudah membesarkan dirinya." Batin Kiki

Rina masih memeluk adiknya yang masih terus menangis hingga tersedu-sedu termasuk dirinya yang menangis tersedu-sedu, tapi dirinya mencoba untuk menangkan adiknya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!