Happy Reading 🥳
Nb : Berhubung Extra Part kemarin menurut aku masih acak-acakan, jadi aku tata ulang disini. Jangan merasa aneh ya kalau pernah baca 😊 Tolong pengertiannya 🙏
Motto Geng Mafia Crowned Eagle :
"Ingin mengalahkan kami kalian harus hebat, Ingin menangkap kami kalian harus cepat, Ingin menghancurkan kami? Kalian pasti bercanda!"
Siapa yang tidak tau dengan Geng Mafia Crowned Eagle? Bahkan seluruh dunia mengetahuinya. Geng Mafia terbesar di seluruh dunia. Geng yang memiliki anggota lebih dari 100.000 orang yang tersebar di seluruh dunia. Memiliki 4 anggota inti yaitu Sean Crishtian, Nick Albert, Damian Almo, dan Darren Kendrick. Mereka bersahabat sejak masih kecil. Jadi jangan heran jika mereka terlihat sangat akrab seperti keluarga.
Sean crishtian. Sang ketua dari Geng Crowned Eagle. Wajah tampan badan atletis membuatnya digilai banyak kaum wanita. Memiliki harta dan kekayaan melimpah. Di jamin tujuh turunan tidak akan pernah habis. Harta, tahta dan wanita. Semua telah Sean miliki.Memiliki sifat dingin dan tidak pernah suka dibantah. Irit bicara namun mematikan. Jadi, jangan pernah bermain-main dengan seorang Sean Crishtian.
Nick Albert atau sering disapa Nick. Pria berusia 25 tahun. Memiliki tubuh tegap dengan rahang yang tegas. Memiliki kedipan maut yang membuat para wanita langsung menahan nafas. Nick terkenal ramah daripada yang lain. Sifatnya yang ramah dan mudah tersenyum membuat orang yang ingin mendekatinya tidak merasa takut. Nick juga dikenal sebagai pembunuh paling sadis daripada yang lain. Karena sifatnya yang ramah mampu menutupi semuanya. Dan Nick selalu dikelilingi banyak wanita. One night stand menjadi rutinitasnya. Seperti menjadi obat baginya untuk melakukannya. Selama ini, Nick tidak pernah menjalin hubungan serius dengan wanita. Karena menurutnya wanita itu hanya akan menjadi beban untuk dirinya. Jadi, untuk saat ini, Nick hanya ingin menikmatinya masa mudanya. Menikmati kebebasannya sebelum terikat dengan satu wanita. Ada yang mau dengan Nick?
Damian Almo atau yang sering disapa akrab Damian. Suka membunuh musuhnya dengan membuatnya musuhnya merasa tersiksa lalu ingin bunuh diri sendiri. Seorang psycopath sejati dari lahir. Baginya, jeritan dari korbannya merupakan sebuah alunan melodi yang indah ditelinga nya. Namun, sekarang sudah tidak lagi. Dirinya telah berjanji untuk tidak membunuh lagi. Damian berusia 27 tahun yang di juluki sebagai anggota mafia paling ter-bucin di Gengnya. Jika berhadapan dengan istrinya yang bernama Sena, Damian bagaikan anak kucing yang manja pada induknya. Namun, jika berhadapan dengan orang lain maka akan seperti singa yang sedang kelaparan. Damian dikenal sebagai sosok yang tegas dan berwibawa. Damian hanya lembut dan manja pada Sena, istrinya. Karena baginya Sena adalah wanita paling berharga untuknya. Di hatinya hanya ada Sena seorang. Damian bersumpah, lebih baik tidur ditumpukkan jarum daripada melihat istri tercintanya bersedih. Persetan dengan teman-temannya yang mengatai bucin pada dirinya. Karena Damian tau, teman-temannya belum merasakan mencintai dan dicintai oleh seorang perempuan dengan tulus. Damian bersumpah, jika teman-temannya bertemu dengan sang pujaan hati pasti akan menjadi lebih bucin daripada dirinya. Apalagi Nick yang sering sekali mengatainya Mafia bucin. Damian berani bersumpah, Nick akan bertemu perempuan yang akan membuatnya bertobat. Kita lihat saja nanti, oke?
Dan yang terakhir, Darren Kendrick atau yang sering di sapa Darren. Anggota paling termuda daripada yang lain yaitu masih berusia 20 tahun. Memiliki kecerdasan di atas rata-rata serta memiliki keahlian dalam tembak menembak. Bisa membunuh musuhnya dalam hitungan detik. Tanpa suara, tanpa menimbulkan kecurigaan. Pelurunya menembus bagaikan angin dalam kedipan mata. Anggota yang tak pernah bisa diremehkan. Di balik senyumannya terdapat suatu hal yang mengerikan. Darren dijuluki sebagai Evil Smile. Maka, jika Darren tersenyum karena kalian maka tamatlah nyawa kalian. Darren tipe orang yang memiliki ambisi yang sangat tinggi. Dan selama ini Darren belum pernah terikat hubungan dengan perempuan manapun. Darren benar-benar membatasi dirinya dengan lawan jenis. Bahkan ada yang menyebutnya jika Darren adalah seorang gay. Namun, Darren tidak memperdulikan itu. Karena menurutnya berhubungan dengan perempuan hanya membuang-buang waktunya saja.
***
Jam telah menunjukkan pukul sembilan kurang limat menit. Namun hal itu tidak membuat Sean terburu-buru. Kecepatan mobil yang ia kendarai masih tetap konsisten. Jalanan terlihat lenggang. Hanya ada beberapa mobil yang berlalu lalang. Kepalanya yang terasa lelah ia sandarkan ke kaca mobil. Kedua bola matanya yang tajam melihat pemandangan di luar.
Terlihat kemerlap cahaya yang memanjakan mata. Kota London dengan segala keindahannya membuat Sean sedikit betah untuk memandanginya. Untungnya ada Xander yang menjadi supir sekaligus tangan kanannya. Jadi Sean tidak perlu repot-repot untuk menyetir malam ini.
Lalu, tidak berselang beberapa menit kemudian akhirnya Sean telah sampai di markas. Tubuhnya ia tegakkan kembali. Raut lelah sudah tergantikan dengan ekspresi wajah yang datar. Kedua bola matanya lagi-lagi menatap tajam. Bagaikan orang yang siap membunuh musuhnya. "Kau tunggu disini. Jangan kemana-mana. Awasi tempat ini. Jika ada yang mencurigakan, kau bisa menghubungiku." Titah Sean ke Xander.
"Baik tuan." Jawab Xander dengan sopan.
Setelah mengatakan hal itu, Sean langsung membuka pintu mobilnya. Meninggalkan Xander di dalam mobil sendirian.
Setelah kepergian Sean, Xander segera me-makirkan mobilnya dengan ke tiga mobil lainnya yang Xander yakini sebagai mobil milik anggota Mafia Crowned Eagle.
Hujan rintik-rintik mulai berhenti. Menyisakan awan gelap dengan sedikit taburan bintang yang menghiasi indahnya malam. Sean menghela nafasnya pelan. Mempersiapkan diri untuk melakukan rapat bersama sahabat-sahabatnya.
Jam telah menunjukkan pukul sembilan tepat. Yang awalnya rapat akan di adakan jam sepuluh malam di rubah menjadi jam sembilan malam. Baginya rapat selama satu jam tidaklah cukup untuk mereka lakukan. Akan banyak hal yang harus mereka bicarakan di rapat malam ini.
Setelah melihat jam tangan, pandangan Sean langsung beralih ke bangunan markas yang berdiri kokoh. Tidak sembarangan orang yang bisa masuk ke dalam markas ini. Hanya orang-orang tertentu yang bisa memasuki markas ini. Markas 3.1 adalah markas perkumpulan anggota inti Geng Mafia Crowned Eagle.
Sudah ada tiga mobil yang terparkir di parkiran markas. "Sepertinya mereka semua sudah datang." Monolog Sean dengan membetulkan dasinya yang sedikit mengendur. "Jika istriku di sini mungkin dia yang akan membetulkannya." Kata Sean pada dirinya sendiri.
Ya, Sean Crishtian sudah mempunyai seorang istri yang bernama Andara Claire Crishtian atau bisa disapa akrab Dara. Perempuan cantik yang berusia 23 tahun itu telah menjadi seorang istri Ketua Mafia. Bagi Sean, istrinya adalah penyempurna di hidupnya. Tanpa Dara, Sean tidak akan bisa berdiri kokoh sampai sekarang.
Setelah di rasa siap, lantas Sean melangkahkan kedua kakinya untuk berjalan masuk ke dalam markas. Hanya memerlukan waktu kurang lebih lima menit untuk sampai di ruangan perkumpulan.
Sesampainya di depan pintu, Sean menempelkan sebuah kartu untuk membuka pintu. Hanya mereka yang mempunyai kartu itu lah yang bisa masuk ke dalam markas 3.1 .
Klik
Pintu ruangan terbuka secara otomatis. Di sana sudah ada Damian, Nick dan juga Darren yang tengah melakukan kegiatannya masing-masing.
"Ketua selalu datang terlambat. Bukannya ketua harus memberikan contoh yang baik pada anggotanya?" Sindir Nick dengan tersenyum tipis. Nick menatap wajah Sean dengan pandangan yang tidak bisa di artikan.
Darren yang mendengar hal itu langsung membalikkan badan. "Apa rapat kita bisa di mulai sekarang?" Ujar Darren yang paling malas jika harus membuang-buang waktunya.
Sean melangkah masuk ke dalam ruangan. Setelah itu ia duduk di kursi kebesarannya. Perkataan Nick maupun Darren tidak ia respon sama sekali. "Baiklah, rapat kita mulai." Ujar Sean sebagai pemimpin rapat. Aura sebagai ketua Mafia dapat mereka rasakan. Inilah Sean Crishtian, sang ketua dari Geng Mafia Crowned Eagle.
...***...
- UP setiap hari jam 3 pagi 🥰
- Jangan lupa untuk tekan tombol like dan favorit ❤️ Tinggalkan jejak di komentar juga ya 🙏 Tolong support aku dengan komentar positif dari kalian dan like dari kalian 🥺🥰
Jangan lupa follow instagram mereka ya 🤘
@eldencrishtian
@lexacrishtian
@garvincrishtian
@seancrishtian
@daracrishtian
@kenzocrishtian
@crownedeagle_03
@nickalbertreal
@raraagathareal
Dan yang mau tau spoiler semua karyaku untuk next chapter bisa follow instagram aku juga 😊
instagram: @fullandari
Kalian bisa tau info tentang Update semua karyaku, bisa memberi kritik atau saran lewat DM atau QnA, bisa ngobrol bersama pemain My Possesive Husband dan menambah teman disana 😊
Happy Reading 🥳
"Sebentar lagi kita akan pergi ke markas kita yang satunya. Apakah mereka sudah berkumpul?" Tanya Sean dengan menatap wajah satu persatu sahabatnya.
"Mereka semua sudah berkumpul Sean. Hanya tinggal menunggu kedatangan kita." Ujar Darren menjawab pertanyaan Sean.
Sean mengangguk mengerti. "Sesuai rencana yang telah kita ambil bersama. Dalam satu tahun ke depan kita akan fokus untuk memperkuat keamanan Geng Mafia Crowned Eagle serta memperkuat bisnis kita. Setelah itu kita akan fokus memperluas pasar sekaligus memperluas daerah kekuasaan kita. Perketat seleksi jika ada yang ingin masuk ke Geng Mafia kita. Ingat motto Geng Mafia Crowned Eagle. Ingin mengalahkan kami kalian harus hebat, Ingin menangkap kami kalian harus cepat, Ingin menghancurkan kami? Kalian pasti bercanda!" Kata Sean dengan tegas. Kedua bola matanya menatap tajam. Rahangnya sedikit mengeras. Aura kebencian sangat terlihat jelas dari tubuh Sean. Damian, Nick dan juga Darren menjadi merinding sendiri ketika mendengarnya.
"Lakukan sesuai rencana. Jangan melenceng dari rencana. Ingat, jangan ada forum di dalam forum. Kalian sudah tau jika aku benci pengkhianat bukan? Bagiku pengkhianat sama dengan mati. Mau kalian sahabat, bawahan, bodyguard, saudara ataupun keluarga. Bagiku sama saja. Pengkhianat tetaplah pengkhianat." Dengan nada yang rendah dan penuh penekanan di setiap perkataan nya Sean mengatakannya.
Mereka tau itu. Mereka telah dekat satu sama lain. Dan mereka semua sudah mengerti akan sifat masing-masing. Meskipun sifat dan watak mereka sangat berbeda namun mereka bisa mengimbanginya dengan cara menghargai satu sama lain.
"Dan untuk kau Nick, jika kau ingin menjadi mata-mata dengan bekerjasama dengan mereka, berhati-hatilah. Jangan bertindak gegabah. Kau tau bukan, lawan kita yang sekarang bukanlah seperti Derrick. Lawan kita yang sekarang bukanlah lawan yang bisa kita remehkan."
Nick langsung menatap wajah Sean. Memang benar apa yang di katakan Sean tadi. Nick harus lebih berhati-hati. Jika salah langka sedikit saja, maka nyawanya yang akan menjadi taruhannya.
Tidak. Bukan hanya nyawanya saja yang menjadi taruhan, tetapi juga nyawa ke tiga sahabatnya yang menjadi taruhannya. "Oke bung. Aku mengerti itu." Jawab Nick sambil menatap wajah Sean.
Darren menghela nafasnya lega setelah mendengar jawaban Nick. Setidaknya Nick sekarang mau menurut.
Lalu, pandangan Sean langsung beralih ke Darren. "Dan kau Darren, aku dengar kau sekarang menjadi incaran Marvin Gracious. Apa itu benar?" Tanya Sean ke Darren.
Darren mengangguk. "Ya kau benar Sean. Aku memang menjadi incarannya sekarang." Jawab Darren dengan menatap wajah Sean. Terlihat tenang seperti biasanya. Itulah sosok Darren.
Jari-jemari Sean lantas langsung mengetuk meja membuat sebuah nada irama yang terdengar sangat khas. "Bukankah Marvin itu adalah seorang Bos bandar narkoba sekaligus pengedar di kalangan atas? Untuk apa dia mengincar mu?" Kini Sean bertanya-tanya akan hal itu.
"Menurut pendapat ku, Marvin mengajak Darren bekerjasama agar dapat membantunya di bisnis yang ia geluti sekarang." Kini Damian mulai ikut berbicara. Mulai dari tadi Damian cenderung menjadi pendiam, tidak banyak bicara seperti biasanya.
Nick setuju dengan pendapat Damian. "Aku setuju dengan mu Damian. Tapi Sean, aku merasa aneh dengan salah satu anggota Geng Mafia The King Of Blood. Dia paling suka memainkan boneka beruang yang ada di gendongannya. Tapi siapa namanya?" Ujar Nick yang bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Nick mencoba untuk mengingat nya. "Sial! Kenapa aku bisa lupa namanya!" Gerutu Nick dengan kesal karena tidak berhasil mengingatnya.
Salah satu alis Darren terangkat. Sedangkan Damian dan juga Sean menatap Nick dengan pandangan penuh tanda tanya.
"Apa yang kau maksud itu Lucas Endless, Nick?" Tebak Darren tepat sasaran.
Kedua bola mata Nick langsung berbinar senang. Terlihat seperti anak kecil yang mendapatkan sebuah hadiah yang ia inginkan. "Iya, kau benar Darren. Namanya Lucas Endless. Kalau tidak salah, bukankah dia menjadi salah satu orang yang paling di takuti di Dunia? Bahkan polisi pun sampai tidak bisa berkutik lagi dengannya." Kata Nick dengan semangat empat lima.
Sean mencoba mengingatnya. Sean tidak terlalu hafal dengan anggota Geng Mafia dari saudara tirinya itu. "Lucas Endless?" Gumam Sean.
Damian yang melihat Sean sedikit bingung lantas bangkit dari tempat duduknya. "Maaf jika aku akan memotong rapat ini. Tapi aku punya sesuatu hal yang menarik untuk kalian."
Sontak saja perkataan Damian yang begitu tiba-tiba langsung membuat Sean, Nick dan Darren menatapnya.
"Sesuatu yang menarik? Apa itu Damian?" Tanya Sean sambil menatap wajah Damian. Apakah sesuatu hal yang menarik inilah yang menjadi alasan sahabat nya itu terdiam dari tadi?
"Jangan membuat jantung ku berdebar-debar Damian. Kau tau, aku tidak suka jika di buat penasaran seperti ini." Dengan nada yang protes Nick mengatakannya.
Sedangkan Darren terlihat anteng di tempatnya. Tidak berbicara sama sekali.
Melihat respon ke tiga sahabat nya yang terlihat antusias, Damian langsung tersenyum. Dengan tenang Damian melangkahkan kedua kakinya menuju sebuah meja yang terletak di sudut ruangan.
Klik
Lampu yang awalnya menyala sempurna langsung berubah redup.
"Apa yang sedang kau lakukan Damian?" Tanya Sean. Sean mulai merasa heran dengan apa yang dilakukan sahabatnya itu.
"Tunggu saja Sean." Sahut Darren dengan menyandarkan tubuhnya. Seakan-akan tau dan mengerti dengan apa yang sedang dilakukan Damian.
Kening Sean berkerut heran lalu menatap wajah Darren, meminta penjelasan. Namun, Darren dengan antengnya hanya mengangkat salah satu alisnya lalu tersenyum tipis.
"Sial! Kenapa aku tertinggal banyak hal!" Gerutu Sean di dalam hati karena tidak menemukan jawaban dari Darren. Selanjutnya Sean beralih menatap Nick untuk meminta penjelasan. Namun dengan polosnya Nick hanya menggeleng tidak tau.
Klik
Semua mata langsung tertuju ke sebuah layar lebar yang ada di dalam ruangan itu. Semua langsung di buat terkejut dengan gambar yang di tampilkan.
"Bagaimana bisa kau mendapatkannya Damian?" Sungguh Sean di buat terperangah dengan apa yang ia lihat sekarang. Begitupun juga dengan Nick. Nick hanya bisa melihat dengan mulut yang sedikit terbuka.
Di hadapan mereka sekarang terpampang jelas biodata pribadi milik Geng Mafia The King Of Blood. Geng Mafia paling di takuti di seluruh Dunia. Geng Mafia yang di ketuai langsung oleh saudara tiri Sean Crishtian yang bernama Garvin Crishtian.
Darren langsung bertepuk tangan. Memberikan sebuah apresiasi terhadap sahabatnya itu. "Ternyata kau bergerak lebih dulu Damian." Kata Darren sambil menatap wajah Damian yang tengah berdiri dengan gagahnya.
Damian menyeringai tipis. "Jangan anggap remeh diriku Darren. Aku bisa tertinggal tapi aku juga bergerak lebih maju dari pada kalian."
Sean menggeleng sambil tertawa pelan. Lalu, jemarinya langsung menyugar rambutnya ke belakang. "Kehebatan mu memang tidak pernah bisa di ragukan lagi Damian." Kata Sean memuji Damian.
Damian langsung menatap wajah Sean. "Tentu saja Sean." Jawab Damian menanggapi pujian Sean tadi.
Sementara itu Nick menatap apa yang terpampang di hadapannya. "Bagaimana bisa kau mendapatkan ini?" Tanya Nick begitu penasaran.
Damian yang di tanya seperti itu lantas berjalan untuk kembali ke tempat duduknya. "Tentu saja dengan perjuangan Nick. Menyelidiki mereka bukanlah sesuatu hal yang mudah. Apalagi mencari kelemahannya. Kau tau? Mencari kelemahan mereka bagaikan mencari jarum di tumpukan jemari." Ujar Damian menanggapi pertanyaan Nick.
Nick langsung bertepuk tangan. Mengikuti hal apa yang di lakukan Darren tadi. "Kau memang hebat Damian!" Ucap Nick sambil menggelengkan kepalanya. "Aku jadi heran, apakah mereka mempunyai wanita?" Pertanyaan spontan yang keluar dari bibir Nick langsung membuat mereka juga berfikir.
Namun, berbeda dengan Sean. Sean langsung menghela nafasnya pelan. "Mereka tidak mempunyai wanita karena mereka tidak ingin mempunyai kelemahan. Seperti Garvin dan juga Alfa. Sebelum nya mereka berdua sama-sama mempunyai wanita yang mereka jaga. Tapi bukankah kalian tau endingnya seperti apa? Lucy Matilda Adira, mantan istri Garvin pergi meninggalkan Garvin. Sedangkan kekasih Alfa, mati di bunuh tangan Alfa sendiri."
Kedua bola mata Nick langsung membola terkejut. Saking terkejutnya hingga mencondongkan tubuhnya ke arah Sean. "Kau tidak bercanda kan Sean?"
Sean mengangguk. "Aku tidak bercanda Nick. Bukankah kabar itu bukanlah kabar yang baru? Itu sudah menjadi kabar yang banyak di ketahui oleh orang-orang seperti kita." Jawab Sean.
"Apakah Lucy masih hidup?" Kini Damian mulai bertanya-tanya.
Darren yang mendengar hal itu langsung menegakkan tubuhnya. "Lucy masih hidup sekarang. Dari dulu sampai sekarang."
Sontak saja Sean langsung menatap wajah Darren. "Bagaimana kau bisa mengetahuinya Darren?"
Darren langsung menatap wajah Sean. "Tentu saja aku mengetahuinya Sean. Beberapa tahun ini aku diam-diam melacak keberadaannya. Lucy memang pandai bersembunyi. Bahkan Garvin sampai bisa di kelabui."
***
- UP setiap hari jam 3 pagi 🥰
- Jangan lupa tinggalkan jejak dengan menekan tombol like 👍 dan tinggalkan jejak juga di komentar ya. Tidak vote gpp kok. Asal kalian kasih like dan komentar positif buat aku..🥺❤️ Tolong bantuannya 🙏
Jangan lupa follow instagram mereka ya 🤘
@eldencrishtian
@lexacrishtian
@garvincrishtian
@seancrishtian
@daracrishtian
@kenzocrishtian
@crownedeagle_03
@nickalbertreal
@raraagathareal
Dan yang mau tau spoiler semua karyaku untuk next chapter bisa follow instagram aku juga 😊
instagram: @fullandari
Kalian bisa tau info tentang Update semua karyaku, bisa memberi kritik atau saran lewat DM atau QnA, bisa ngobrol bersama pemain My Possesive Husband dan menambah teman disana 😊
Happy Reading 🥳
"Apakah Lucy masih hidup?" Kini Damian mulai bertanya-tanya.
Darren yang mendengar hal itu langsung menegakkan tubuhnya. "Lucy masih hidup sekarang. Dari dulu sampai sekarang."
Sontak saja Sean langsung menatap wajah Darren. "Bagaimana kau bisa mengetahuinya Darren?"
Darren langsung menatap wajah Sean. "Tentu saja aku mengetahuinya Sean. Beberapa tahun ini aku diam-diam melacak keberadaan nya. Lucy memang pandai bersembunyi. Bahkan Garvin sampai bisa di kelabui."
Prok.. Prok.. Prok..
Nick dengan spontan langsung bertepuk tangan. Merasa speechless dengan semua yang terjadi. "Aku tidak pernah menyangka jika akan menjadi semenarik ini." Ujar Nick dengan tersenyum bangga. "Aku juga tidak pernah menyangka jika aku di kelilingi oleh sahabat yang luar biasa cerdas seperti kalian." Ucap Nick merasa kagum.
Sedangkan Sean langsung memijat pangkal hidungnya. Merasa sedikit pusing dengan semua yang terjadi. Akan tetapi, ada perasaan lega ketika mengetahui perempuan itu masih hidup. Namun satu hal yang langsung terfikir kan oleh Sean. "Apakah dia hidup seorang diri atau bersama orang lain?" Tanya Sean sambil menatap wajah Darren.
Darren langsung beralih menatap wajah Sean. Sebuah smirk tipis tersungging di bibirnya. "Mungkin kau akan terkejut jika mengetahuinya." Jawab Darren sambil menatap wajah Sean.
Nick dan Damian menunggu jawaban dari Darren.
"Jika kau bukan sahabat ku, mungkin kau akan aku kuliti hidup-hidup agar mau memberitahu kami tanpa kami minta." Sarkas Damian sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Merasa tidak sabar.
"Iya, kau benar Damian." Sahut Nick menyetujui perkataan Damian.
Sean menatap datar wajah Darren. Ada sedikit rasa penyesalan ketika Sean baru menyadarinya. Awalnya Sean tidak mau mencari tau keberadaan Lucy karena Sean ingin lepas dari masalah Sean - Lucy - Garvin. Apalagi permasalahan dengan Raya. Waktu itu Sean belum bisa move on dari Raya. Akan tetapi semesta seakan tidak memberinya ijin untuk lepas dari masa lalunya. "Jawab Darren." Suara tegas dari Sean langsung mengalihkan perhatian mereka bertiga. Jika Sean seperti ini, maka sudah tidak ada waktu untuk bercanda.
Darren menghela nafasnya pelan. "Menurut informasi yang aku dapat, Lucy hidup dengan seorang anak laki-laki. Anak kecil itu bernama Varrel Goldwin Miller."
"Varrel Goldwin Miller." Gumam Sean mengulangi perkataan Darren.
Damian merasa bingung sekarang. "Apakah anak kecil itu anaknya? Jika iya, kenapa dia tidak menambahkan nama Crishtian di belakang nama anaknya?" Itulah yang menjadi pertanyaan Damian.
Darren menoleh ke arah Damian. "Aku juga kurang tau tentang hal itu. Tapi, bukankah dari awal dia menjadi istri Garvin, di belakang namanya tidak pernah menyandang nama Crishtian? Namanya tetap Lucy Matilda Adira. Tidak berubah menjadi Lucy Matilda Adira Crishtian."
Sean terdiam di tempatnya. Kedua tangannya mengepal erat. Lalu, Sean langsung bangkit dai tempat duduknya. "Rapat kita selesai. Lakukan sesuai rencana kita. Jangan melenceng dadi rencana awal. Jika ada sesuatu hal yang penting jangan lupa memberitahu yang lain. Jika rencana awal gagal, maka kita pakai rencana B. Kita masih mempunyai 2 rencana cadangan. Tapi ingat, rencana kita yang terakhir mempunyai resiko yang sangat besar." Ujar Sean menjelaskan.
Mereka bertiga mengangguk mengerti.
"Kita menuju markas besar kita." Setelah mengatakan hal itu, lantas Sean melangkah kan kedua kakinya keluar ruangan. Di ikuti oleh Nick, Damian dan Darren.
Sementara itu, di Mansion mewah milik ketua Mafia Dunia yang bernama Garvin Crishtian terlihat sepi dan lenggang. Hanya ada maid, bodyguard dan bawahan-bawahan yang bekerjasama dengan Garvin.
Mansion milik Garvin terletak di Texas, Amerika Serikat. Mansion Garvin termasuk ke dalam jajaran Mansion termahal di Texas. Hanya saja Garvin tidak ingin terlalu menonjolkannya karena tidak ingin dunianya terusik oleh orang lain. Garvin memilih tinggal di Texas karena jauh dari kedua orang tua dan saudara tirinya. Namun, Garvin melakukan semua ini karena memiliki alasan tersendiri.
Sudah hampir 10 tahun lamanya Garvin tinggal di Texas. Jika Sean dan Dara tinggal di London bersama Mommy dan Daddy-nya agar bisa dekat dengan Mommy dan Daddy maka berbeda dengan Garvin.
Mansion Garvin memiliki penjagaan yang ketat. Tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam Mansion miliknya. Semua ini Garvin lakukan karena untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang terjadi. Garvin adalah seorang ketua Mafia di Dunia. Jadi nyawanya bisa kapanpun akan terancam.
Tap..
Tap..
Tap..
Suara langkah kaki terdengar tegas. Wibawa seorang Garvin Crishtian memang sudah tidak dapat di ragukan lagi. Aura intimidasi sangat kental terasa. Hal itu membuat bodyguard, maid dan orang-orang yang bekerja di bawah Garvin langsung berbaris rapi dengan kepala yang menunduk hormat.
"Selamat datang Tuan Garvin." Sapa mereka dengan serempak.
Sedangkan Garvin hanya diam dan terus melangkah. Wajahnya terlihat sangat datar. Tatapan mematikan dapat mereka lihat dari kedua bola matanya.
Tap..
Langkah Garvin terhenti. Tubuhnya berbalik dan menatap semua orang yang bekerja padanya.
Jantung mereka semua berdetak sangat cepat. Takut jika sesuatu hal buruk terjadi lagi di malam hari. Mereka semua berusaha mempertahankan posisi mereka masing-masing.
"Kalian bisa kembali." Suara tegas dan penuh perintah itu membuat mereka bernafas lega.
"Baik tuan." Jawab mereka dengan serempak.
Setelah itu tubuh Garvin berbalik dan berjalan melangkah untuk menuju kamarnya dengan menggunakan lift.
Sesampainya di dalam kamar, Garvin mulai membuka pakaian yang ia pakai. Hingga akhirnya hanya menyisakan celana yang menutupi aset berharga milik Garvin Crishtian. Terlihat jelas di tubuhnya terdapat tato yang terlihat sangat menyeramkan.
Setelah itu Garvin mendudukkan kan dirinya di atas tempat tidur. Di usapnya dengan kasar wajah tampannya. Pikirannya berkecamuk. Hatinya terasa terobrak-abrik. "Lucy." Lirihnya pelan. Ditariknya dengan kuat rambut yang berada di kepalanya. Buliran kristal jatuh membasahi kedua bola matanya ketika nama perempuan yang ia cinta lagi-lagi muncul di ingatannya. "I miss you."
Sedangkan di negara yang berbeda dengan perbedaan waktu 7 jam lebih cepat dengan iklim cuaca yang sangat berbeda terlihat seorang perempuan cantik yang di juluki sebagai single Mom. Perempuan cantik itu tinggal di sebuah rumah yang cukup sederhana.
Perempuan itu sedang sibuk memasak di dapur untuk sarapan pagi. Mulai dari mengupas bawang, menggoreng hingga mencuci sayuran ia lakukan seorang diri.
Sudah hampir 6 tahun lamanya perempuan itu tinggal seorang diri. Tidak ada keluhan yang keluar dari bibirnya. Hanya ucapan puji syukur dan senyuman yang selalu tersungging di bibirnya. Bahkan orang yang menjadi tetangganya merasa heran. Bagaimana bisa perempuan secantik itu ditinggal pergi suaminya.
Makanan telah siap. Mulai dari sayuran bening, telor mata sapi dan juga daging suwir tidak pedas telah tersedia di atas meja makan. Keringat mulai membasahi keningnya. Namun, hal itu tidak membuat perempuan itu merasa lelah.
"Nasi tinggal menunggu matang. Sekarang waktunya membereskan rumah lalu membuka toko." Ujarnya pada dirinya sendiri.
Kulitnya yang putih bersih itu terlihat bersinar. Rambut yang dulunya hitam panjang sekarang ia ubah menjadi sedikit pendek. Sekarang perempuan itu menggunakan celana pendek warna hitam yang ia padu padakan dengan baju crop berwarna biru langit. Meskipun menjadi seorang single Mom, perempuan itu tidak pernah ketinggalan zaman. Pakaian yang gunakan selalu stylist dan cocok untuk tubuhnya yang body goals.
"Mommy, mommy.." Suara tangisan terdengar dari seorang anak kecil yang berusia 5 tahun.
Sontak saja perempuan itu langsung menoleh. "Varrel, kamu sudah bangun sayang." Dengan cepat perempuan itu menghampiri anaknya.
Varrel Goldwin Miller namanya.
Digendongnya Varrel lalu ia kecup beberapa kali wajahnya. "Bagaimana tidur kamu sayang?" Tanya perempuan itu. Di tatapnya wajah Varrel dengan penuh cinta.
Meskipun Varrel adalah darah dagingnya, entah kenapa wajah anaknya itu lebih mirip dengan ayahnya. Dari mata, hidung, rahang hingga sifat nya tidak membuang sama sekali dari ayah Varrel.
"Tidur Valel nyenyak Mom." Jawab Varrel dengan suara yang cadel. "Tapi, Valel lindu ayah." Ujarnya dengan suara yang lirih.
"Mommy juga rindu ayah kamu sayang. Hanya saja Ayah kamu tidak menginginkan Mommy sama sekali." Ujarnya di dalam hati.
***
- UP setiap hari jam 3 pagi 🥰
- Jangan lupa tinggalkan jejak dengan menekan tombol like 👍 dan tinggalkan jejak juga di komentar ya. Tidak vote gpp kok. Asal kalian kasih like dan komentar positif buat aku..🥺❤️ Tolong bantuannya 🙏
Jangan lupa follow instagram mereka ya 🤘
@eldencrishtian
@lexacrishtian
@garvincrishtian
@seancrishtian
@daracrishtian
@kenzocrishtian
@crownedeagle_03
@nickalbertreal
@raraagathareal
Dan yang mau tau spoiler semua karyaku untuk next chapter bisa follow instagram aku juga 😊
instagram: @fullandari
Kalian bisa tau info tentang Update semua karyaku, bisa memberi kritik atau saran lewat DM atau QnA, bisa ngobrol bersama pemain My Possesive Husband dan menambah teman disana 😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!