NovelToon NovelToon

Story Of Cathleya

Satu langkah awal dimulai

" Nak , Cathleya, kesini sebentar nak, bapak mau bicara..."

Suara itu menyadarkanku dari bius lamunan yang menghanyutkan ku. Bergegas ku hampiri bapakku di ruang tamu. Ku berjalan gontai menuju kesana, dan sampainya disana kulihat bapak bersama ibu tiri ku, Ibu Ida namanya. Aku duduk disebelah bapak.

" Ada apa pak, manggil Cathleya kesini ?"

" Nak , apa kamu sudah yakin untuk merantau ke Jakarta ikut ibumu ? "

Aku terdiam menatap bapak yang sedari tadi menatapku, mengharap jawaban dariku yang sebenarnya bapak sudah mengetahuinya tanpa harus meminta dariku. Dengan berat ku katakan bahwa aku yakin, walau hati ini masih bimbang dan ragu.

" Aku yakin pak, aku harus kerja, aku gak mungkin terus menerus menganggur seperti ini..."

" Kalau sudah yakin , ya sudah, sekarang siapin dulu pakaian dan semua kebutuhanmu nanti disana, kerja ikut orang hati hati, ada apa apa tlp bapak" ucap bapak sambil menepuk bahuku

" iya pak "

" Itu nanti kamu ikut yayasan di Jakarta sana, kalau sudah dapat calon keluarga yang mau kamu jadi baby sitternya, baru kamu bisa kerja, ya kalau di rumah ibu yayasan, kamu harus bantu apa juga gtu disana, ya nyuci lah, nyapu atau bantuin masak gtu , jangan diem aja , tunjukkin kalau kamu bisa kerja , paham belum? " Ucap ibu Ida panjang lebar kepadaku.

" iya paham Bu, kalau gtu aku siap siap dulu pak "

Ucapku sambil berdiri menuju ke kamarku, aku bingung dan ragu, tapi aku harus tetap melakukannya, semua untuk kebutuhan keluarga, dan rasa tak nyaman diriku dengan orang tuaku, terutama sejak bapak menikah lagi dan membawa ibu Ida tinggal dirumah.

Dia tidak terlalu menyukaiku, aku sering mendengar percakapannya ke bapak, dia bilang aku terlalu manja dan tak bisa kerja, dan bapakku juga mengiyakan, itu yang semakin membuatku tidak nyaman disini.

***

" Pak, besok si Cathleya itu udah ada uang saku belum? Beneran mau kerja enggak itu anak, dia tuh terlalu kamu manjain, aku kalau sampe dia kabur kaburan, enggak enak sama ibu yayasan.."

"..Udah tak kasih buat pegangan , jangan ngomong kaya gtu tentang anakku, bapak yakin dia tanggung jawab, bapak enggak manjain dia, rubah pola pikir jelekmu tentang Cathleya, sudah gek istirahat besok berangkat pagi "

***

Pukul 04.30 , suara adzan berkumandang, aku terbangun dari tidurku , aku beranjak dari tempat tidur, kurapikan tempat tidurku, bergegas ambil wudhu dan sholat subuh.

Kubisikan doa , aku berharap jika jalan yang ku ambil ini tepat, mantapkan hatiku menjalaninya, tapi jika yang kujalani ini salah, lindungi aku agar aku tidak membuat masalah nantinya.

Setelah selesai sholat, aku bergegas mandi, dan mulai menyiapkan semuanya ke dalam koper.

Pukul 08.00 aku dan orang tuaku sarapan, saat sarapan kutatap wajah bapak, dalam hatiku "apa aku tega meninggalkan bapak dirumah sendirian?"

Bapak sakit sudah lama , sejak bercerai dari ibu, bapak down, dan tidak bekerja lagi, setiap hari selalu mengeluh sakit. Aku selalu berfikir keras untuk membahagiakannya, tapi aku ragu apa hal sama juga berbalik untukku.

" Cathleya, kenapa kamu melamun terus nak, kamu jangan kabur kaburan, nanti ibumu gak enak sama ibu yayasan, kalau gak mau bilang, jangan mainin orang tua nanti jadinya "

" Apa aku pernah nolak keinginan bapak, enggak kan pak? Kok bapak ngomong kaya gtu seakan akan aku gak punya tanggung jawab pak ?" Aku ingin nangis , aku melawan keinginanku untuk kuliah demi bapak, aku mau jadi baby sitter demi bisa memenuhi kebutuhan rumah , tapi kenapa tanggapan bapak kepadaku justru mengecewakanku .

Bapak menatapku tajam, aku tahu tatapan itu tatapan marah untukku.

" Bapak hanya menasehati kamu, jangan sampe kamu seperti ibumu, tidak bisa dinasehati, kamu ngerti nak, sekarang selesaikan makanmu, kita berangkat ke agen bus terdekat"

" iya pak, aku sudah selesai, aku siap siap dulu ke kamar "

Aku bergegas menyuci piring dan kembali ke kamar, untuk mengecek semuanya.

Sambil berjalan ,kudengar ibu Ida mengatakan sesuatu ke bapak.

" Itu liat sendiri, anak kalau dimanja ya begitu, berani jawab orang tua, lama lama bisa jadi kaya ibunya, tegas sama anak itu pak "

" sudah sudah buru habiskan itu makananmu, kita ke agen bus, biar gak telat "

Sakit hati ini Ya Allah, aku merasa seperti musuh untuk orang tuaku sendiri. Aku merasa beban buat mereka, padahal aku sudah merelakan impianku demi mereka.

***

Agen Bus

Aku semakin berantakan perasaanku, semuanya berkecamuk dalam hatiku, Saat bus yang akan membawaku pergi datang, aku semakin gelisah, tapi ini yang memang harus ku jalani. Aku pasrah. Mungkin ini yang akan mendewasakan ku nantinya.

Aku mendekati bapak , air mataku sudah dipelupuk mata, ingin jatuh tapi aku berusaha menahan.

" Pak, aku berangkat dulu ya, bapak dirumah hati hati, dijaga kesehatannya, obatnya jangan lupa diminum, istirahat yang cukup Pak, jangan capek capek, doain ya pak, aku pergi dulu " ucapku sambil kucium tangan bapak.

" Iya hati hati, jangan ngecewain ibumu juga bapak " ucapnya sambil mengantarku ke tempat duduk di bus.

Aku sudah di bus, ibu dan bapak masih di luar, air mataku menetes, aku tidak tega meninggalkan bapak dirumah sendiri.

30 menit kemudian bus mulai berjalan, aku melihat bapak semakin jauh, aku menghadap jendela, pandanganku kosong , aku tidak tahu apa yang aku rasakan, hanya saja semuanya berkecamuk di dadaku, sampai aku sendiri bingung bagaimana menjelaskan rasanya.

" Udah jangan cengeng , kamu itu udah Gedhe , wajar kalau merantau cari uang buat hidup, orang itu butuh uang, gak cuman mentingin belajar mulu, orang mah kalau mau kuliah itu juga harus mikir dulu, keluarganya mampu enggak buat biaya kuliah, gtu. orang buat makan aja masih bingung kok pengen kuliah..." ucap Bu Ida tanpa menatapku sedikitpun.

Aku hanya diam, mulutku serasa enggan menanggapi ucapan ketus itu.

" Nanti disana, kamu jangan males, ya nyapu, masak bantuin ibu yayasan gtu , jangan kabur kaburan, semuanya sampe kesana itu pake duit , ngerti kan? " ucapnya lagi.

" Kamu itu seumuran sama Dewi, anak saya, dia sekarang udah kerja di Indomaret, udah dapet penghasilan , gak apa apa minta ke saya , udah bisa sendiri, kamu belajar mandiri kaya dia, ngerti ? "

Sepanjang perjalanan aku hanya diam dan tak hentinya aku menatap keluar jendela, dan tak hentinya pula ibu Ida berucap ketus kepadaku, membanding bandingkan aku dengan anaknya. Aku menangis , kenapa aku harus merasakan semua ini, aku rindu ibuku, yang bayangannya saja tak mampu kuraih, karena terlalu lama menangis , akhirnya aku tertidur , berharap segera sampai dan menjalani semuanya , semua hal baru dihidupku .

Dunia Baru, Orang Baru

***

Jakarta, Yayasan Harapan Mulia Baby Sitter

Aku sampai di tempat yayasan baby sitter , tempat ibu Ida bekerja, ibu Ida mengajakku bertemu dengan ibu Wahyu.

Ibu Ida pencet bel berkali kali, dan keluar seorang ibu ibu separuh baya, perawakannya tinggi , rambutnya pendek , putih , dan logat sundanya kelihatan sekali.

" Eh Bu Ida, masuk sini, udah lama td? " ucap Bu Wahyu merangkul Bu Ida , dan sesekali tersenyum kepadaku , aku membalas senyuman itu.

Aku dan bu Ida diajak ke ruang tamu, beliau menawari minum.

" nih pada mau minum apa teh? "

" Es boleh kali teh" ucap Bu Ida

" terus adeknya mau apa? " ucapnya sambil menatapku

" sama aja bu " ucapku lirih.

" neng , neng Mirna, ambilin minum atuh buat bu Ida Ama nih ada neng baru mau gabung " ucapnya sambil menatap anak tangga .

Tak selang berapa lama, muncul perempuan, dari umurnya mungkin sebaya denganku, dia turun sambil menjawab "iya Bu"

" Siapa itu teh? " tanya Bu Ida

" Mana? Oh neng Mirna, iya itu mah anak baru, kemaren baru dateng kesini, dari Semarang dia " ucap Bu Wahyu

" Oalah, anak baru, ya udah beneran dong teh, biar si cathleya ini ada temennya, belum pengalaman soalnya, kalau ada yang sebaya, kan bisa belajar bareng " ucap Bu Ida

" Siapa namanya tadi? " ucap Bu Wahyu menatapku

" Cathleya Bu " ucapku lirih

" Cathleya, nama nya cantik sekali, cocok sama orangnya, maneh geulis pisan " ucap Bu Wahyu tersenyum kepadaku

" Terima kasih Bu " ucapku

" Ini anaknya Bu Ida ? "

" Bukan Bu, ini anaknya temen suami saya " jawab Bu Ida sambil ketawa

Bukan main hatiku bergetar, terlihat jelas dia tidak menyukaiku, aku mau menolak, tapi memang dia bukan ibu kandungku, aku tidak kuasa menahannya.

" Oalah, ya kaya yang saya udah bilang kemarin Bu Ida, untuk pendaftarannya 550rb, nanti saya tampung disini dulu, kalau sudah ada yang cari baby sitter , saya kasihkan , nanti untuk gaji yang 10% buat saya, sisanya masuk ke rekening cathleya gtu, paham ya? " ujar Bu Wahyu menjelaskan

" Cathleya, kamu itu ditanya , jawab !!!" Ucap Bu Ida kepadaku

" Iya Bu Wahyu saya paham "

" Ya sudah klu sudah paham, saya buat notanya ya? "

" Iya Bu "

***

Setelah administrasi selesai, aku diantar ke kamarku oleh Bu Wahyu.

" Neng Cathleya, ini kamar sementara disini bareng bareng Ama anak yang lain, klu mau mandi ,toilet ada disana , sementara disini dulu sampe ada yang butuh baby sitter ya , ya sudah saya tinggal turun dulu ya, Bu Ida saya turun dulu ya " ucapnya tersenyum sambil menepuk pundak Bu Ida.

" Iya teh, duluan "

***

" Cathleya, inget ya, kamu gak boleh kabur, gak boleh males malesan, saya udah bayar 550, itu nanti gaji awal kamu lgsg transfer ke saya 550, jangan lupa " ucap Bu Ida

" Iya Bu, saya pasti langsung transfer setelah gajian "

" Ok saya pergi dulu "

Bu Ida meninggalkan saya , entah apa yang membuat hati saya tumpul tak mampu merasakan apa apa, kosong dan bingung yang saya rasakan.

***

Aku mulai beres beres dan merapikan tempat tidurku, rasanya sepi sekali , ini tempat asing bagiku, badanku rasanya lengket sekali, aku berfikir segera untuk mandi. Ketika ku bergegas ambil handuk dan peralatan mandi, tiba tiba Mirna memanggilku.

" mbak, boleh kenalan? " ucapnya sambil mengulurkan tangannya untukku

" boleh mbak, aku Cathleya, kalau mbak? " ucapku sambil menerima uluran tangannya.

" aku Mirna mbak, dari Semarang "

( Semarang , itu kan tempat tinggal ibu kandungku, rasanya kangen sekali aku dengan beliau, tapi aku tak bisa mengharapkan hal yang sama dari beliau ) " ucapku dalam hati.

" Semarang nya mana mbak? "

" Aku daerah Peterongan mbak "

" Dari Toko Sri Ratu sama SMK 7 Semarang, mananya kak? " tanyaku antusias

" Lho mbak e malah tahu daerahku, aku warung makan "Berkah" mbak, itu ibuku " ucap Mirna menjelaskan

( Astaga itu samping rumah ibuku, gmana kabarmu sekarang Bu? )

" Emang kamu orang mana mbak? Kok tahu daerahku? "

" Aku punya teman di Semarang mbak, aku orang solo "

" Oalah gtu ceritanya, ini mbak mau mandi atau mau ngpain? Itu kamar mandinya sebelah sana, kalau mau nyuci itu disampingnya, trs kalau mau jemur baju itu didepan mbak, pintunya dibuka aja" ucapnya sambil menunjuk arah pintu

" iya mbak makasih sudah ngasih tahu 😉 "

***

Selesai mandi , moodku lumayan membaik, walau tetap masih berasa sepi dan sunyi. Aku melihat lihat sekeliling, mencoba untuk beradaptasi, sampai tiba tiba Mirna kembali mengagetkanku dengan suaranya.

" Cathleya " ucapnya sambil menghampiriku yang duduk di depan tv. aku menengok ke arahnya dan tersenyum " iya mbak Mirna"

Dia duduk di sebelahku , " Bolehkan aku manggil kamu Cathleya ?"

" Ya boleh lah mbak, kan emang namaku Cathleya "

" Syukur deh, jadi kan bisa lebih akrab kalau manggil nama, kamu manggil aku juga Mirna aja "

" Hehe iya Mirna, gmana kamu udah dapet yang mau pake jasa baby sitter belum ? "

" Kemungkinan besok aku dah kerja Lya, semoga aja aku dapet majikan yang baik, seenggaknya enggak kasar , kamu gimana kira kira kapan ?"

" hmmm kalau aku belum tahu kapannya Mirna , aku baru pertama kali ini juga sebenarnya "

" Semoga ceper dapet kerjaan Lya, kalau disini terus, kita udah kaya pembantunya Bu Wahyu aja tapi enggak dibayar "

" Iya kak amiin "

" Ya sudah aku bobo duluan ya, ngantuk banget e aku Lya, kamu juga gek bobo, capek to abis perjalanan jauh ? " ucapnya seraya berdiri, mengajakku balik ke kamar

" Iya Mirna , capek aku, tapi mau sholat dulu baru bobo "

" Ya sudah, aku duluan ya " ucapnya sambil menarik selimut di kasurnya. "iya Mirna " ucapku sambil beranjak menuju tempat wudhu dan sholat.

Dalam sujudku, dalam bimbangku, aku hanya memohon kepada Allah semoga melindungi ku dari bentuk ancaman bahaya apapun itu, begitupun untuk orang tuaku.

Seusai sholat, aku merasa lapar, ku tengok ke dalam tasku, aku masih ada bekal roti sisir dan air mineral, aku mulai makan roti itu perlahan, tiba tiba saja hp ku berbunyi , ternyata ada notif pesan dari bapak.

" Nak, gimana sudah sampe tempatnya belum? sudah makan apa belum? Jangan lupa sholat, hati hati kerja ikut orang nak "

Itu pesan ayahku di chat , aku balas chat itu mengabarkan kalau aku sudah sampai dan selamat sampai tujuan. Dalam hatiku semakin sedih, aku meninggalkan bapak dirumah sendirian , disaat bapak juga memiliki riwayat sakit diabetes, aku khawatir akan keadaannya, tapi dalam hatiku juga berusaha menguatkan ku, karena hanya dengan aku bekerja, roda perekonomian keluargaku akan sedikit terbantu.

Malam semakin larut, aku bergegas untuk tidur dan berharap besok pagi, aku sudah bisa mulai bekerja.

Semakin nyata

***

Sudah hampir seminggu aku disini, aku semakin mampu beradaptasi dengan semua hal baru yang ku temui. Disini aku melakukan apa yang harus aku lakukan dan meyakinkan hati , aku harus berani melawan dunia yang memang kejam.

Kulakukan kegiatan rutinku dipagi hari, setelah selesai semuanya , ku dengar suara Bu Wahyu memanggil namaku dari bawah.

" Neng, neng Cathleya , sini bentar atuh neng, ibu pengen bahas sesuatu ma neng " ucapnya terdengar jelas.

" Iya Bu sebentar, saya turun " aku bergegas turun ke bawah menemui Bu Wahyu.

Aku sampai di ruang tamu, ku lihat beliau sedang memegang beberapa data, lalu kudekati beliau.

" Iya Bu ada apa? " ucapku sambil duduk didepan Bu Wahyu.

" Oh iya neng, ini kan ada keluarga , kayaknya dia teh chinesse, namanya Bu Siska, di Bekasi, katanya dia butuh baby sitter untuk baby umur 4 tahun, kamu mau enggak neng? ibu kan tanya ma neng dulu, kalau mau besok pagi biar dianter kesana gtu neng, jadi bisa mulai kerja , gmana?? " ucap beliau panjang lebar

Tanpa berfikir panjang, aku mengiyakan ucapan Bu Wahyu. Setelah melakukan administrasi dan dijelaskan tentang peraturan dari panti, aku kembali ke kamar untuk bersiap siap .

***

Sesampainya di kamar, aku duduk di kasur, aku ingin memberi tahu bapak tentang ucapan Bu Mirna tadi.

Ku tlp bapak, lumayan lama tidak ada jawaban, akhirnya ku coba menelpon bapak untuk yang ke 4 kali, dan diangkat.

" Halo assalamualaikum pak "

" Iya nak, waalaikumsalam, ada apa nak? "

" Gimana kabarnya bapak? Bapak sehat kan? "

" Bapak ya begini nak, kaki sakit kesemutan gak ada berhentinya, Bapak udah pasrah nak "

" Kenapa ngomong begitu to pak, yang semangat pak, jangan begitu "

" Bapak udah capek, tiap hari sakit sakitan begini, beli obat gak mampu, kamu juga belum dapet dapet kerjaan "

" Aku dapet kerjaan kok pak, justru Lya tlp bapak ini mau bilang kalau besok Lya udah mulai bisa kerja pak, Majikan Lya orang Bekasi orang chinesse lam katanya "

" Trs gajimu gimana nak? Nanti kalau udah dapat gaji pertama, tolong kirimi bapak untuk beli obat nak "

" Iya pak, nanti kalau udah kerja udah dapet gaji, Lya pasti kirim uang buat bapak beli obat , doain Lya ya pak, sekarang Lya siap siap dulu, bapak buru maem sama banyakin istirahat pak "

" Ya sudah nak, bapak jadi tenang sekarang , iya kamu siap siap dulu nak "

***

Keesokan harinya aku bangun lebih awal, aku diberi seragam Bu Wahyu, aku sudah memakainya dan sudah siap semuanya. Tepat pukul 08.00 aku turun menemui Bu Wahyu, Ternyata waktu turun Bu Wahyu sedang makan , beliau menawariku untuk ikut makan, disini Bu Wahyu hanya hidup sendiri, karena suami dan anaknya meninggal karena kecelakaan 3 tahun yang lalu.

" Udah siap neng? Sini makan dulu sini, ibu bikin tumis oncom, kacang panjang, Ama lauk telur , sini duduk " ucap beliau sambil mengambilkan nasi untukku

Aku duduk didepan Bu Wahyu dan bergabung untuk sarapan bersama.

" iya Bu Wahyu terima kasih "

" Kamu sudah siap beneran kan? "

" sudah Bu "

" Ya sudah nanti ibu nyuruh kang Mulya anterin kamu sampe rumahnya Bu Siska, transport nanti sudah saya, jadi neng tinggal lgsg kerja kalau sampe sana ya, hati hati namanya kerja ikut orang, kita juga harus waspada ya neng "

" iya Bu saya sudah siap. Saya akan hati hati Bu "

Kamu melanjutkan makan bersama sambil menunggu kang Mulya datang, tak selang berapa lama setelah kami selesai makan datanglah Kang Mulya mengetuk pintu , dan muncullah perawakan bapak sudah setengah tua dari balik pintu mengenakan jacket warna abu abu, badannya agak gemuk dan badannya tinggi , kulitnya sawo matang, kisaran usianya sudah kepala 5.

" Assalamualaikum Bu Wahyu "

" Waalaikumsalam Kang, eh Kang Mulya sudah sampai, neng Cathleya kenalin ini kang Mulya, Kang Mulya ini kenalin neng Cathleya " ucap Bu Wahyu memperkenalkan aku dengan Kang Mulya.

" Iya neng, saya Kang Mulya, ini Bu yang mau diantar ke Bekasi ?"

Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan Kang Mulya.

" Iya kang, ini neng Cathleya yang mau diantar ke Bekasi , alamatnya kemarin udah saya wa ya kang"

" Iya Bu, sudah , terus ini sudah siap apa masih nunggu apa? "

" Neng Cathleya udah siap apa belum? Kalau udah siap sekarang aja gpp "

" Saya sudah siap Bu "

" Enggak ada yang ketinggalan kan? "

" Enggak ada Bu "

" Ya sudah Kang, ini dianterin sampe tujuan ya, jangan dibawa kabur, hehehhe, hati hati di jalan , alamat sesuai yang kemarin ya, untuk ongkosnya nanti balik kesini Kang saya yang kasih "

" Hehhehe. Kalau saya bawa kabur, ntar Bu Wahyu gak mau ngajak saya kerja lagi, malah jadi pusing saya nanti Bu, hehehehhe " gurau Kang Mulya.

Aku pun berangkat diantar Kang Mulya menuju Bekasi , rumah Bu Siska . Selama diperjalanan Kang Mulya banyak bertanya kepadaku, awalnya aku memberi sikap siaga , aku takut dengan orang baru, tapi setelah mengerti bahwa Kang Mulya tidak ada niatan buruk hanya sebagai basa basi biar tidak bosan dijalan, aku menanggapi dengan santun pertanyaan demi pertanyaan Kang Mulya, Beliau juga sopan kepadaku.

" Neng, namanya kerja ikut orang , harus hati hati, selalu waspada, apalagi neng itu perempuan, ya , ngerti maksud saya kan neng ? "

" Iya pak saya mengerti "

" Harus bisa beradaptasi , pekerjaan usahakan selesai tepat waktu, terus kalau ada apa apa jangan sungkan langsung komunikasi sama Bu Wahyu neng, Bu Wahyu orangnya baik, pasti langsung dibantu kalau ada apa apa, itu pesen saya neng "

" iya pak, saya akan inget pesen bapak "

" emang usia kamu berapa neng? Tahu kerjaan ini darimana neng ? "

" saya 19 tahun pak, dari temennya bapak saya pak "

( sebenernya aku tahu kerjaan ini dari ibu tiriku, tapi dia tidak mau mengakui ku sebagai anak sambungnya, maka aku tak akan memaksanya )

" masih muda sekali atuh neng, ya sudah buat pengalaman aja ya neng "

" iya pak terima kasih pak , masih jauh ini pak ? "

" Lumayan neng , hehehe, anak saya juga seusia neng mungkin lebih tua 2 tahunan , dia dulu ikut Bu Wahyu juga, setelah 2 tahun ikut kerja, dia mutusin buat kuliah lagi neng, dia tanya ke bapak, pak boleh enggak neng kuliah pak, siapa tahu setelah neng dapet gelar, neng bisa dapet kerjaan yang lebih baik, gtu dia bilang , ya sudah pasti bapak sebagai orang tua mendukung atuh neng, demi kebahagiaan anak kan neng, jadi sekarang dia sudah mulai daftar kuliah, dia kuliah pake uang nya sendiri neng, namanya Tika , anak bapak neng "

" Iya pak, semangat belajarnya tinggi ya pak "

" hehehhe iya neng, semenjak istri bapak meninggal , dia berusaha keras agar perekonomian keluarga bapak menjadi baik, malah bapak sebenarnya kasihan sama neng Tika, umurnya masih muda tapi dia dewasa sebelum waktunya, dulu bapak sempet sakit parah neng, bapak rasanya hancur banget ngeliat anak bapak yang kerja banting tulang cari nafkah buat bapak , melihat anak bapak berusaha keras, tergerak di hati bapak, bapak harus sehat, harus bisa kerja lagi, biar bisa penuhi tanggung jawab bapak lagi, gtu neng, hehehhe maaf bapak malah jadi cerita panjang lebar ya neng "

" Gak apa apa pak, semoga impian anak bapak terwujud ya pak , saya sebenarnya juga pengen kuliah, tapi saya belum ada biaya pak "

" Ya semoga nanti cepet dapat hasil neng , jadi bisa buat kuliah ya neng, amin "

" amin pak, makasih doanya ya pak, tapi kayaknya enggak mungkin pak saya kuliah "

" Lho kenapa neng ?, maaf nih ya neng, neng masih muda jangan pesimis neng "

" Iya pak , doain aja ya pak "

" iya neng pasti saya doain neng, semoga sukses ya neng "

" Amin pak, terima kasih pak "

Aku sendiri tidak yakin apakah orang tuaku akan mendukung ku kalaupun ada uang untuk kuliah, itu impianku tapi serasa sangat sulit untuk kugapai. Haruskah ku pupus harapanku, tapi aku takut harus berdebat dengan bapak jika aku ingin melanjutkan kuliah, kenapa seakan akan hidupku impianku tidak ada artinya dibandingkan dengan uang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!