NovelToon NovelToon

Terjerat Cinta Si Culun

Visual

Zain pratama, atau yang biasa akrap disapa Zain.

Lelaki tampan yang merupakan, mantan kekasih dari Clara. Saudara angkat dari Ariana.

Siculun Ariana, yang merupakan anak angkat dari keluarga David Mahesa.

Gadis sebatang kara, yang diangkat anak oleh kelurga Mahesa.

Clara Mahesa. Gadis cantik, dicintai oleh Zain. Tapi sayang penghianatan yang dilakukan olehnya, membuat Zain membalaskan dendamnya dengan menikahi Ariana, adik angkatnya.

Suara tamparan yang cukup keras terdengar dilantai dua, kediaman Mahesa.

"Plaakk..." Hingga membuat gadis berkacama mata itu, terjatuh kelantai akibat tamparan yang begitu keras, yang diberikan ibu angkatnya Diana.

"Dasar kau wanita murahan Ara..! pasti kaukan, yang sudah menggoda Zain, agar dia mau menikahimu.

Apa kau sengaja mau membalas rasa sakit hatimu, kepada kami..?!" Tanya Diana, yang merupakan Ibu angkat dari Ariana, dengan menjambak rambut gadis itu, yang membuat Araa tampak begitu kesakitan.

"Maa.., tolong lepaskan tangamu, ini sakit..?!" Pinta Araa, dengan airmata sudah menetes membasahi kedua pipinya.

"Maa.., kau panggil aku Mama?! Ingat ya! sampai kapanpun, hanya Clara saja putriku, kau itu bukan anakku, bukan anak kandungku. Kau itu hanya anak angkat!!" Jawab Diana, dengan senyuman sinis diwajahnya.

Ariana hanya menangis, saat mendengar ucapan Ibu angkatnya yang begitu menyakitkan hatinya. Memang dari dulu, Diana sama sekali tidak pernah menganggapnya sebagai seorang putri, hingga tidak heran, kalau dia sering menerima perlakuan kasar, dari wanita paruhbaya itu.

"Maafkan aku Maa.., maafkan aku." Jawabnya, dengan airmata yang terus mengalir.

Aku sama sekali tidak tau Maa.., jadi aku mohon jangan salahkan aku."

"Hentikan tangis omongkosong mu itu..! karena aku sama sekali tidak percaya. Bagaimana bisa, pria sesempurna Zain, mau menikahi gadis bodoh sepertimu." Seru Diana, yang tetap menyalahkan anak angkatnya itu

"Aku sama sekali tidak tau Maa, bagaimana bisa dia akan menikahiku." Jawabnya, dengan airmata yang masih membasahi pipinya.

"Dan kau pikir aku percaya omong kosongmu itu?! kau itu berwajah luguh, tapi mempunyai hati yang sangat busuk!"

"Sumpah Maa...! aku juga sama sekali tidak tau, kalau Tuan Zain, sudah meminta Papa agar aku menjadi istrinya." Jawabnya, berusaha meyakinkan Ibu angkatnya.

"Asal kau tau, Zain itu sangat mencintai Clara, sangat mencintai putriku."Ucapnya, sembari melepaskan genggaman tangannya dari rambut Ara, dan berlalu pergi dari kamar itu.

Ariana hanya bisa menangis, dan menangis dengan apa yang baru saja dilakukan, dan tuduhkan oleh Ibu angkatnya.

"Kenapa kalian begitu membenciku? apa salahku?! aku tidak mungkin menggoda Tuan Zain, aku sama sekali tidak pernah menggodanya, sebab aku juga sangat menyadari kekuranganku." Gumamnya, dengan airmata yang terus mengalir dari kedua matanya.

*******

Dia menatap keindahan alam dari lantai tiga kamarnya.

Seulas senyuman nyaris tak terlihat jelas diwajah tampannya, saat membayangkan dia akan menikahi seorang gadis culun, hanya karena dendamnya pada mantan kekasihnya Clara.

"Aku tidak percaya, sebentar lagi aku akan menikahi siculun itu.( Dengan menyunggingkan senyuman disudut bibirnya.)

Membayangkan saja sudah membuatku muak, dan ini semua karena kau Clara..!! karena kau! aku begitu mencintaimu, tapi apa yang aku dapatkan, hanya sebuah penghianatan." Serunya, dengan raut wajah yang begitu memerah.

Dan aku yang akan membuat adikmu, yang akan membayar semua penghianatan yang kau lakukan dengan laki-laki itu." Gumamnya, dengan kemarahan yang teramat sangat.

Terdengar suara ketukan pintu, yang mengalihkan perhatiannya.

"Masuk..." Teriaknya, dari dalam kamar.

Pintu kamar terbuka, dan menampilkan sosok Adam sekretarisnya, yang berjalan menghampiri lelaki tampan itu.

"Pagi Tuan.."

"Pagi Adam.

Ada apa?"

"Apakah anda serius akan menikahi gadis culun itu?! maaf, maksudku Nona Ariana. Bahkan dia jauh memenuhi kriteria anda, dan dia sangat culun. Masih banyak wanita diluar sana, yang jauh lebih cantik Tuan, kenapa harus Nona Ariana yang anda pilih?"

CLara.

Tawa keras langsung keluar dari bibir laki-laki tampan itu, saat mendengar perkataan sekkertarisnya.

"Aku memang akan menikahinya, tapi hanya untuk membuat hidupnya menderita, karena dialah yang akan membayar rasa sakit hati yang ditorehkan Clara padaku." Jawabnya, dengan seringai dibibirnya.

"Jadi anda menikahi Nona Ariana hanya untuk membalaskan dendam anda?" Tanya Adam, seolah tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Tentu, kau pikir aku bodoh apa?! mau menikah dengan wanita sepert itu, jadi pernikahan ini akan berlangsung tertutup. Dan tanpa tersorot media."

"Baik Tuan, serahkan semuanya padaku.'

Terdengar pesan pendek, pada phonsel milik Adam. Meraih dari saku jas, dan membacanya. Dan ternyata pesan itu, dikirim oleh Rina, disainer langganan zain pratama.

Pesan Pendek.

Selamat pagi sekretaris Adam, ini dengan saya RIna. kapan Tuan Zain, dan calon istrinya akan datang keboutique, untuk mencoba gaun pengantin,dan jas hasil rancangan saya.

"Tuan.." Pangggil Adam, tiba-tiba.

"Ada apa?"

"Saya mendapat pesan dari disainer Rina, kapan Tuan, dan Nona Ariana, untuk keboutique untuk mencoba gaun pengatin, dan hasil rancangannya."

Hanya menyunggingkan senyuman bibirnya, saat mendengar uacapan sekeretarianya.

"Kau hubungim siculun itu, untuk segera bersiap-siap karena kita akan menghungi silun itu, untuk segera bersiap-siap, karena kita akan bersiap-siap karena kita akan menjemputnya sekarang juga."

"Anda yakin, Tuan?!" Tanya Adam, ,memastikan.

"Tentu saja, buat apa aku berbohong." Jawabnya, dengan menyunggungkn senyuman siinis diwajahnya.

KEDIAMAN DAVID MAHESA.

Terdengar suara telepone, pada telepone rumah milik keluraga Mahesa. Alma sang pelayan, langsung berlari kecil menyambangi diman telepone ruamah diletakkan.

PERCAKAPAN TELEPONE.

Alma; Hallo selamat pagi.

Adam: Hallo selamat pagi, ini dengan saya Adam, sekertaris dari Tuan Zain.

Alma: Maafkan saya sekretaris Adam, saya tidak mengetahui kalau ini anda.

Saat tengah menerima telepoine dari sekretaris Adam, tiba-tiba Alma dikejutkan dengan kedatangan Clara, anak tertua dari David, saudara angkat dari Araa.

"Siapa yang menelpone, Alma?! " Tanya Clara, yang terlihat begitu penasaran."

"Ini dari sekretaris Adam, Nona?" Jawab Alma, pada gadis itu.

"Sekretaris Adam? berikan padaku, Alma?"Pintanya, pada wanita paruhbaya itu.

"Hallo Adam, ini aku Calara."

"Hallo Nona Clara, tolong sampaikan pada Nona Nona Ariana, kalau aku dan Tuan Willi, akan menjemputnya sekarang.'

"Baiklah, aku akan menyampaikan pesan pada, adikmu yang kampungan itu." Jawabnya, dengan menyunggingkn senyuman disudut bibirnya. Seraya mematikan sambungan teleponenya.

Hanya tersenyum, saat mendengar ucapan yang keluar dari bibiir Clara, yang mengatai Ariana kampungan."

"Biar saya saja, yang menyampaikan pesan dari sekretaris Adam, Nona?" PInta Clara, pada gadis cantik berambut hitam itu.

"Tidak perlu, biar aku saja Alma?" Jawabnya, dengan berlau kelantai dua, menuju kamar yang ditempati oleh Ariana.

Alma menatap nanar kepergian Clara, dengan tatapan nanar. Karena dia sangat mengetahui, bagaiman hubungan Clara, dan Ariana.

"Semoga saja, dengan menikah dengan Tuan zain, bisa membawa kebahagian buat Nona Ariana, kasian selama ini hidupnya sudah banyak menderita." Gumamnya, dengan wajah sendu.

Terdengar suara ketukan pintu, yang mengalihkan perhatian gadis berkacamata itu.

Membuka pintu, dan mendapati sosok Clara, yang sedang berdiri didepan pintu, seraya menampilkan senyum devilnya.

"Boleh aku masuk?" Pintanya, pada Ariana.

"Oh...maaf, aku melamun, aku hanya terkejut karena Kakak jarang datang kekamarku. Tentu saja boleh, ayo masuk." Jawabnya, dengan mempersihlahkan Clara untuk masuk kekamarnya.

Kedatangan Zain

"Apakah boleh aku masuk?" Bertanya, dengan nada penasaran menatap gadis cantik itu.

"Tentu saja boleh Kakak, ayo masuklah," Jawabnya, dengan mempersihlahkan saudaranya untuk masuk.

Clara menjatuhkan dirinya dikursi, seraya menatap intes adik angkatnya, dengan tatapan sini.

"Katakan padaku, apakah kau akan tetap menikah dengan Zain?!" Bertanya, seraya menyunggingkan senyuaman disudut bibirnya.

"Iya Kakak, aku akan tetap menikah dengannnya." Jawabnya, dengan raut wajah yang begitu penasaran.

Hanya tertawa kecil, seraya menatap Araa, dengan tatapan mencemooh.

"Apakah kau tau, alasan kenapa dia menikahimu? dia menikahimu, hanya untuk membalas dendam, dia itu saki hati karena aku memutuskan hubungan kami," Ucapnya, dengan tawa kecilnya.

Mendengar apa yang dikatakan Clara, membuat hati Ariana begitu sakit, saat mendengar kenyataan kalau dia hanya dijadikan alat, untuk membuat saudaranya cemburu.

"Aku tau Kak, dia hanya mencintaimu, bahkan sangat mencintaimu.Tapi kenapa kau tegah menghianatinya, hanya karena pria seperti Jason, padahal ada laki-laki yang baik, yang mencintaimu dengan tulus." Jawabnya, dengan mencoba untuk tersenyum, dibalik rasa sakit yang dia rasakan.

Raut wajah Clara seketika berubah merah, saat mendengar dengan apa yang dikatakan oleh adik angkatnya.

"Apa hakmu, untuk menasehatiku? dan aku rasa kau harus bersiap-siap, bisa saja dia akan mencampakanmu. Karena kau sama sekali, bukan tipenya. Dan kau lihat penampilanmu ( Dengan menatap Araa, dari atas hingga bawah)

Ariana hanya tersenyum, saat mendengar dengan apa yang dikatakan oleh Kakak angkatnya. Dan bukan hal baru bagi seorang Ariana, mendapat hinaan, ataupun perlakuan kasar, daro saudara angkatnya, dan ibunya.

"Kau memang sangat cantik kak? dan sampai kapanpun, aku tidak akan pernah bisa menandingimu."

"Tentu saja, jadi wajar saja kalau Zain begitu tergila-gila padaku. Bahkan sampai sekarang, aku rasa dia masih mencintaiku." Jawab Clara, dengan percaya dirnya.

Terdengar suara ketukan pintu, yang mengalihkan tatapan kedua pasang mata tersebut.

"Masuk..?!" Teriak Ariana, dari dalam kamar.

Pintu terbuka, dan menampilkan sosok Alma, sang pelayan.

"Ada apa, Alma?" Bertanya, dengan nada penasaran.

"Maaf Nona Araa, Tuan Zain sudah datang."

Mengernyitkan dahinya, dan dia terlihat begitu penasaran, saat mengetahui kedatangan calon suaminya.

"Untuk apa dia datang, Alma?"

"Dia.." Ucapnya terhenti, dan tatapan matanya beralih menatap Clara, dan dia yakin gadis itu, belum menyampaikan pesan Zain.

CLara terlihat kesal, dan tanpa mengucapkan sepata katapun, dia langsung berlalu keluar dari kamar itu.

"Maafkan saya Nona, tapi apakh Nona Clara sudah menyampaikan pesan pada anda?" Bertanya, dengan nada penasaran.

"Belum," Jawabnya, seraya menggeleng pelan.

Alma hanya menghembusakan napas kasar, saat mendengar apa yang dikatakan oleh Ariana.

"Segera bersiap-siaplah karena Tuan Zain, sudah datang untuk menjemput anda."

"Menjemputku? Kemana?" Bertanya, dengan nada yang begitu penasaran.

"Saya tidak tau pasti Nona? tapi segerahlah bersiap-siap, dan saya minta dandanlah yang cantik, karena anda akan keluar bersama calon suami Nona." jawabnya, dengan senyuman kecil diwajahnya.

Tersenyum kecil saat mendengar ucapan Alma, dan dia tahu wanita itu, tengah berusaha untuk menghiburnya.

"Terima kasih Alma, karena kau begitui baik padaku, selama kehadiranku dirumah ini. Dirumah ini hanya kau, Papa, dan para pelayan yang lain, yang bersikap baik padaku."

Membingkai senyuman kecil diwajahnya, saat mendengar apa yang dikatakan Ariana.

"Nona adalah wanita yang baik, dan aku yakin anda akan bahagia bersama Tuan Zain."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!