NovelToon NovelToon

Jadilah Milikku

Rencana Pernikahan

Minggu-minggu yang begitu sibuk itulah yang dirasakan Dirga dan Sabrina menjelang pernikahan impian mereka.semua urusan tentang Pemesanan gedung, WO,katering, dan pemilihan sovenir,cincin pernikahan mereka berdua yang melakukannya.

Sabrina dan Dirga hanyalah sepasang kekasih yang hidup sebatang kara di sebuah panti asuhan.

sedari kecil tumbuh bersama membuat Sabrina dan Dirga tak ragu untuk menikah.

Mereka sudah jatuh cinta dari mereka masih kecil

Setelah Dirga bekerja disebuah bank swasta dan Sabrina disebuah Restoran mewah. mereka memutuskan untuk keluar dari panti dan menyewa tempat tinggal di dekat tempat kerja masing-masing.

dan mulai menabung bersama untuk kehidupan mereka setelah pernikahan.

"Sayang, bagaimana dengan sovenirnya."?

Dirga masih berkutat di laptop, mengerjakan sisa tugasnya dari kantor.

Sabrina menyuapi potongan buah kedalam mulut Dirga sesekali ia membelai rambut Dirga menyenangkan prianya.

"Besok aku tidak ada waktu sayang." balas Sabrina murung.

"Mengapa."?

Dirga masih fokus dilayar labtop walaupun dahinya mengerut.

"Besok giliranku lembur."

Dirga menghentikan pekerjaannya dan menatap Sabrina yang duduk disampingnya.

jemarinya naik membelai pipi Sabrina dengan sayang.

"Aku kan sudah bilang, biar aku saja bekerja ."

Sabrina memejamkan matanya, Dirga memang terlalu mencintainya ia tau itu. tapi biaya pernikahan mereka sangat besar, Sabrina tidak akan berdiam diri dan hanya melihat Dirga susah payah mencari uang,

dia tidak tega.gadis itu hanya terdiam dan menunduk.

"Aku kan seorang pria, dan itu tanggung jawabku sayang."

"Tapi kau kan sudah janji aku boleh bekerja sampai kita menikah nanti."?

Dirga mengangguk lemah,dia memang berjanji tapi terpaksa."

"Aku tidak tega melihatmu bekerja."

Dirga menggenggam jemari Sabrina dan membawanya ke dadanya.

"Kau tau aku begitu mencintaimu Sabrina."

"Aku tau, dan aku bersyukur untuk cintamu."

"Berjanjilah jangan membantahku lagi."

"Hmmmm" Sabrina mengangguk.

"Setelah kita menikah, aku tidak ingin kau bekerja dengan alasan apapun."

Sabrina terharu, bahkan airmatanya menetes.

ditatapnya wajah calon suaminya dengan penuh cinta, pria yang begitu menjaganya hingga tak pernah menyentuhnya. pria yang begitu sempurna, Sabrina tidak ingin apa-apa lagi, rasanya Tuhan terlalu baik untuk dirinya.

"Aku berjanji,aku akan mematuhi setiap kata-kata suamiku dan tidak akan membantahnya."

Dirga tersenyum dan seketika meraih tubuh Sabrina kepelukannya.mendekapnya dengan begitu erat, tak lupa mendaratkan ciuman kecil di dahi Tania, membuat gadis itu merasa begitu dicintai.

"Aku mencintaimu Sabrina."

💞

Sabrina melirik malas ke arah jam ditangannya, sudah hampir jam 11 malam.sebenarnya,ia sudah harus pulang dari tadi tadi, namun kata bossnya

ada seorang pelanggan yang sedang menyewa restoran ini dengan harga yang mahal, dan pria itu menyewanya dari sore hari sampai entah jam berapa.

Pria itu pasti punya banyak uang,jelas saja ini restoran mewah dan tidak sembarang orang bisa duduk manis dan makan disini karna harganya sangat mahal.

Sabrina tak mampu membayangkan kalau dirinya dan Dirga makan ditempat seperti ini, makan disini sebesar gajinya sebulan.Sabrina tak sanggup membayangkan berapa jumlah uang yang akan dikeluarkan tuan itu.

menit demi menit berlalu, tidak ada tanda-tanda pria itu keluar dari tempat duduknya.

"Haissss,mengapa hari ini sial sekali? padahal Sabrina sudah punya janji dengan Dirga untuk memesan sovenir, tapi pria ini merusak semuanya."

Sabrina berjalan kesana-kemari kakinya sudah pegal dengan sepatu highielsnya.

dengan penasaran, Tania melangkah sedikit mengintip di balik pintu dapur.

iapun tertegun, mengamati dari jarak yang lumayan dekat.seorang pria yang sedang duduk, sendirian, memegang gelas berisi minuman beralkohol di tangannya. iris matanya berwarna coklat gelap,dan benar-benar sangat tampan seperti aktor terkenal di tv

kulitnya sangat putih.namun tatapannnya terlihat begitu dingin.Sabrina menggeleng nyeri, pria itu punya aura uang kejam.

Sabrina masih mematung disana seolah pria itu bagai magnet yng menariknya untuk terus menatapnya.

"Sabrina."

Suara tegas itu menghempaskan lamunan Sabrina,ia memegang dadanya sambil mengelus pelan.

Sabrina heran ,mengapa bossnya suka sekali menganggetkan orang lain dengan kemunculannya yang tiba-tiba apalagi dengan tubuh suburnya.

Sabrina membalikan tubuhnya seraya tersenyum manis.

"Boss Surya? mengagetkan saja."

"Siapa yang menyuruhmu duduk disini,aku mencarimu dari tadi." ucap boss Surya menaikan alis.

"aku hanya."

"Berhentilah mengintip tamu kita,pergilah kesana temui pelanggan kita.dia sendirian dari tadi kurasa dia butuh teman bicara."

"Aku." tatap Sabrina melebarkan matanya.

"Yaah....kau pikir siapa lagi,disini hanya ada kita berdua, aku sudh harus pulang."

"Bagaimana denganku boss."? jerit Sabrina cemas

"Kau pikir ini dihutan."?

"Tuan Rafa adalah pria terhormat dia tak akan melakukan hal yang diluar kendalinya,jadi keluarkan pikiran anehmu dalam kepalamu."

Sabrina memejamkan matanya sedikt lega.sesekali masih menatap kearah pria yang asikk dengan minumannya.

"Ini kuncinya."

Boss Surya meletakan sebuah kunci dalam genggaman Sabrina.

"Ketika tuan Rafa pulang baru kau bisa pulang,

dan mengunci restoran ini."

"Tapi boss."

"Kau akan mendapat bonus besar Sabrina, jadi kerjakan dengan sepenuh hatimu."

Boss Surya tersenyum lalu meniggalkan Sabrina yang masih mematung.

"Lumayanlah bisa mendapat bonus besar,dia memang sedang butuh uang sekarang."

Sabrina membalikan tubuhnya menatap ke arah pria itu dan menghela nafas.

"Mengapa aku yang gugup."?

Arogan

Rafael Putra

Pewaris tunggal bisnis properti yang begitu terkenal dan disegani dalam dunia bisnis. pria tampan berusia 37 tahun yang memiliki tubuh tinggi dan memiliki sejuta pesona, yang sangat kaya namun begitu dingin terhadap wanita, ia tidak pernah serius membawa suatu hubungan percintaan dan hanya mengganggap wanita adalah mainannya. namun begitu hanya satu wanita di dunia ini yang begitu ia cintai dan hormati yaitu almarhum Neneknya. Rafael putra sanggup melawan dunia tapi tidak perintah neneknya.

sebelum Nenek meninggal ia mendapat wasiat harus mencari dan menikahi gadis penolong Neneknya yang bernama

"Sabrina Cintya"

Sabrina Cintya

Gadis yatim piatu berusia 18 tahun yang hidup dan besar dalam lingkungan Panti Asuhan. sejak kecil ia tidak punya orangtua lagi. Sabrina sangat cantik dengan wajah teduh dan bermata sayu, rambutnya lurus panjang sampai punggungnya. kulitnya putih pucat dan menjadi daya tarik sendiri untuknya.

Sabrina sudah punya tunangan dan tidak sabar untuk membina rumah tangga bersama pria yang ia cintai hampir seumur hidupnya.

namun karna rasa ibanya ketika menolong seorang nenek, Sabrina tidak pernah menyangka akan bertemu dengan serang pria dewasa yang menjebaknya tanpa ia sadari sekaligus menghancurkan segala impiaannya.

Dirga Satria

Dirga satria,pria lembut berusia 20 tahun, bkerja di sebuah Bank swasta tidak memiliki impian dalam hidupnya selain ingin menikahi tunangannya Sabrina cintya. berjuang demi kebahagiaan yang abadimjustru Dirga dihadapkan dengan pilihan yang sulit.

💘

Sabrina kembali menatap ke arah pria itu yang sedang duduk bersandar pada sofa berwarna putih besar itu

dengan pandangan yang kosong pria itu seakan menikmati kesendiriannya.Sabrina mendekati pria itu dan menggeleng.

Mengapa dia tidak pulang saja...bukankah berlama-lama di restoran ini hanya akan menghabiskan uangnya saja.

Duduk sendirian dan hanya ditemani botol-botol anggur mahal yang telah kosong.

itulah pekerjaan orangkaya, menghamburkan uang untuk sesuatu yang sia sia cibir sabrina kesal.

setelah beberapa saat hanya menatap dari jauh, sabrina memutuskan mendekati pria itu,

Mungkin dia butuh sesuatu.

Sabrina menunduk penuh hormat kepada pria tampan dihadapannya.

"Selamat malam tuan Rafa, apakah anda butuh sesuatu."

Rafa mengangkat wajahnya,dan menatap Sabrina dari ujung rambut sampai ujung sepatunya, tertegun sejenak menikmati wajah Sabrina yang memang sangat cantik, jika dilihat dari dekat. memakai kebaya merah maron,senada dengan warna roknya yang menjuntai panjang sampai ujung sepatunya. rambut yang disanggul rapi ala pramugari.

Gadis yang penuh pesona. Rafa mengakuinya.

"Duduk"

Pinta rafa dengan nada arogan yang kentara, Sabrina terkejut. pria ini menyuruhnya untuk duduk bersama dengan angkuh. ia mengangkat dagunya tinggi, meski ia hanya seorang pelayan restoran,tapi dia tak akan membiarkan dirinya dihina.

Rafa hanya menaikan sudut bibirnya,

Baiklah kau mau bermain main denganku sabrina?? beraninya kau bersikap sombong dihadapanku.

"Maaf tuan Raffa, saya tidak bisa duduk dan menemani anda,saya akan berdiri disini, menunggu tuan jika mungkin tuan butuh sesuatu."

"Hahahahah"......

Rafa kembali meneguk anggurnya dan

menatap Sabrina tajam.

"Jadi kau menolak untuk duduk dan menemaniku disini pelayan." Rafa tersenyum sinis.

Sabrina tetap menunduk dengan sopan, tak menjawab sepatah katapun, Rafa mengepalkan tangannya kuat.

"Baiklah.....tetap berdiri ditempatmu dan jangan beranjak sedikitpun dari sana" tunjuk Rafa murka.lalu kembali tenggelam dalam minumannya yang memabukkan.airmata Sabrina hampir menetes,namun sekuat tenaga ia tahan.sabrina memalingkan wajahnya.begini lebih baik,lagipula mungkin Sabrina hanya akan bertahan beberapa menit.

daripada ia harus duduk dan menemani orang asing hal itu berbeda jika Dirga yang duduk disana.

bahkan semalaman pun Sabrina sanggup.

💗

Menit demi menit berlalu namun pria ini tak terlihat ingin meninggalkan restoran ini.

pria itu tak sedikitpun menatap ke arahnya seolah Sabrina tak ada.ia masih terus berlama lama dengan gelas di tangannya seolah ia sengaja melakukannya.

Tania menguatkan dirinya untuk tetap berdiri.

Namun yang dirasakannya adalah kram dan kesemutan yang mulai menjalar dari betis sampai pergelangan kakinya.ia kembali melirik jam tangannya, sudah hampir jam1 malam.

Sabrina mengedarkan pandangannya,berharap menemukan satpam yang biasa bertugas. namun sia sia...tak ada siapapun.

tidak ada yang bisa menegur pria arogan ini padahal

restoran mereka biasa tutup pada jam 10

sabrina kembali menatap pria dihadapannya.

uang bisa membeli segalanya. jemari Sabrina terkepal.

kakinya sudah tidak kuat menopang tubuhnya.

kedua lutut kakinya gemetar.

Rafa menyadari kesakitan gadis itu namun ia tak bergeming,itu akan menjadi pelajaran berharga bagi Sabrina agar jangan menentangnya.

"Tuan Rafa, maafkan saya, tapi berapa lama lagi tuan disini...saya benar-benar sudah lelah."

"Terserah padaku, ucap Rafa tidak perduli, aku bahkan berencana sampai pagi disini dan kau,"

Telunjuk Rafa mengarah lurus pada wajah pucat Sabrina.

"Harus tetap berdiri ditempatmu....ucap rafa begitu dingin."

"Apa."

Airmata Sabrina menetes.

Bantu Author like,vote, dan komen ya teman"qu sayang.....😘😘😇😇

Rencana Rafa

"Apa"?

Airmata Sabrina menetes menatap rafa dengan tatapan marah.

Apa karna dia punya uang jadi tak sedikitpun memandang orang lain.?

"Jangan mengutukk aku didalam hatimu Sabrina." desisnya sinis.

Sabrina mengangkat wajahnya ketika Rafa menyebut namanya,

Dari mana dia tau namaku.

Sabrina belum sempat menjawab, matanya menatap mata Rafa sedang mengarah ke dadanya.

Rafa terkekeh dengan pikiran kotor Sabrina.

"Bukankah kau memakai papan nama di dadamu."?

Tunjuk Rafa,hingga membuat wajah Sabrina memerah.

iapun menunduk malu.

Rafa menggeleng seraya berdiri. sebelum meninggalkan meja ia menyerahkan beberapa lembaran uang tebal di genggaman tangan Sabrina,

"Itu tip untukmu karna telah menemaniku."

Sabrina tak sempat memanggil Rafa, karna tubuhnya terlalu lemah kakinya seakan lumpuh.

"Kau sendiri yang ingin berdiri kan?? Rafa mengingatkan. tadi aku menawarkanmu untuk duduk bersamaku tapi kau menolak."

Rafa meninggalkan Sabrina yang seketika itu juga tersungkur dengan airmata yang menetes.

diremasnya lembaran uang dalam genggamannya dengan gemetar.

Rasanya menyakitkan ketika,kau tidak memiliki cukup uang.tidak....ia tak boleh menangis,tidak boleh..ini adalah resikonya, orang orang kecil seperti dirinya akan selalu dihina dan direndahkan,itulah kenyataan yang harus ia terima, lagipula dia hanya seorang pelayan.

Sabrina menundukan kepalanya dalam dalam dengan isakan yang menyakitkan.penderitaan Sabrina tidak sampai disitu saja,belum lagi rasa sakit di kakinya yang membuat ia tak kuat berjalan.kedua kakinya seakan mati rasa.

gadis itu meringis.setelah beberapa saat memijit betisnya.

Sabrina berusaha bangun dengan kaki yang masih begitu kesakitan. menegakan tubuhnya, sudah lewat tengah malam dan ia harus segera pulang.

Sabrina mulai membersihkan meja tempat pria itu minum tadi, membuang botol bekas dan sampah.

setelah selesai membersihkan ruangan itu, sabrina duduk bersandar di kursi sambil memeriksa ponselnya.

lebih dari 10 kali panggilan dan beberapa pesan masuk dari Dirga. mata Sabrina yang berkaca-kaca, mulai menitikan airmata.

Dirga pasti sudah tertidur sekarang dan Sabrina tak ingin mengganggunya dengan pesan di tengah malam. anggap saja Sabrina sudah tidur, dia berencana membalas pesan besok pagi.

jika Dirga tau dia lembur seperti ini, dirga pasti akan menyuruhnya berhenti. dan Sabrina tak ingin itu terjadi sebelum pernikahan sebulan lagi ia masih bisa menghasilkan sedikit uang.

setelah berpamintan kepada Bossnya yang entah dar mana saja tiba-tiba muncul dihadapannya,

Sabrina melangkah keluar restoran,melangkah sedikit pelan,untung ia menyewa apartement kecil yang tidak terlalu jauh dari restoran tempatnya bekerja, Sabrina bisa menghemat pengeluaran.

Sabrina berjalan sedikit pincang karna kram dikakinya masih belum membaik,malahan sakitnya bertambah parah.

untung besok jatahnya libur jadi Sabrina bisa istirahat.

Sabrina berjalan menyusuri jalan yang sepi, ini sudah lewat tengah malam. tak ada seorangpun yang lewat.

Sabrina mengedarkan pandangan sekelilingnya merasa sedikit takut.

namun baru saja ia melangkah,kakinya mengejang da terasa begitu menyakitkan hingga tubuh Sabrina terhuyung dan terjatuh.

Sabrina membentur aspal tanpa daya,sementara roknya sobek sampai ke lututnya.

"Aaaaaccccch.........sakit sekali."

Sabrina memegang betisnya yang kesakitan.

Tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti persis disampingnya, Sabrina mengangkat wajahnya dan terkejut melihat sosok pria yang keluar dari balik kemudi mobil dan menghampirinya.

"Tuan, Rafa. "

"Dimana rumahmu, ayo...aku akan mengantarmu."

Rafa meraih tas Sabrina yang tergeletak tak jauh dari tempatnya jatuh.pria itu hendak merarih tubuh Sabrina untuk membantunya berdiri. namun ia tertegun.ketika gadis itu menghempas tangannya.keduanya bertatapan tajam.

"Saya tidak butuh pertolongan anda tuan Rafa."

Sabrina memalingkan wajahnya.

Yang benar saja walau kakinya terasa sakit tpi ia tak sudi di tolong oleh pria angkuh dan sombong ini,baru beberapa saat pria ini menghinanya.

lupakah, pria menyebalkan ini,kalau dialah penyebab rasa sakit yang Sabrina alami saat ini.

"Kau yakin tidak mau kutolong."?

"Tidak, terimakasih atas perhatianmu tuan Rafa,

aku akan pulang sendiri dan baik baik saja."

Rafa mengeraskan rahangnya. merasa kesal karna sikap Sabrina yang angkuh.

Dasar gadis keras kepala.

"Ini hampir jam 2 pagi, bagaimana jika ada orang jahat."? Rafa belum menyerah untuk membujuk.

"Satu-satunya orang yang jahat disini adalah dirimu sendiri tuan Rafa." ucap Sabrina lantang tanpa rasa takut.

Meski yaah. mana mungkin ia baik baik saja mengetahui,jalanan ini begitu sepi. kemungkinan adanya orang jahat seperti kata tuan Rafa sangat besar.

Tapi...

Ia tak akan mau tunduk pada kepada pria sombong ini. Sabrina, mengangkat dagunya angkuh. ia ingin tuan Rafa melihat bahwa dia gadis yang kuat.

Rafa menatap dingin kepada sabrina,

tak ada pilihan lain selain menjalankan rencananya sekarang.

Sabrina gadis yang keras kepala.

"Baiklah,aku akan pergi saja."

Rafa menegakan tubuhnya,dan menyisipkan tangan kedalam saku celananya,sekilas ia menatap Sabria.

Keduanya bertatapan..

"Silahkan, lebih naik tuan Rafa pulang saja."

lirik Sabrina sinis.

Rafa mengerang,meninggalkan Sabrina masih berada dipinggir jalanan, ia membalikan tubuhnya sesaat sebelum masuk ke mobil.

Tunggu saja,kau akan bertekuk lutut kepadaku.

Raffa masuk ke dalam kemudi mobil dan ,kemudian meraih ponsel.dan menelfon seseorang.

"Lakukan sekarang." ucap Rafa tajam.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!