Klan Xi, adalah sebuah Klan yang sangat besar dan kuat yang berada di dalam wilayah Kekaisaran Matahari. Klan ini adalah klan besar yang berada pada peringkat pertama keluarga terkuat dan terbesar di Kekaisaran Matahari yang bahkan Kaisar Kekaisaran Matahari saja harus memberikan muka dan menghormati keluarga ini jika tidak ingin memiliki masalah dengan keluarga Klan Xi.
Di sebuah ruangan yang cukup besar terlihat sesosok wanita cantik yang tengah melahirkan putranya, wanita itu adalah menantu Patriak Klan Xi yang saat ini tengah berjuang melahirkan tuan muda kelima Klan Xi.
“oooeeeekkkkk…….oooeeeekkkkk…..!!!!!”
Suara tangisan bayi terdengar sangat keras bahkan saking kerasnya tangisan bayi itu membuat seorang pria paruh baya yang tadinya mondar-mandir dengan gelisah terlihat tersenyum lega dan bahagia,, bukan hanya dia bahkan pasangan paruh baya di sebelah pria itu juga terlihat bahagia.
“Selamat Yang’er, akhirnya putramu telah lahir dengan selamat”
“Terima kasih ibu, aku yakin putraku itu akan sangat tampan seperti ayahnya ini….!!!”
Pasangan paruh baya di dekatnya menggeleng pelan melihat kenarsisan putra mereka, saat sang ibu ingin menegurnya terlihat seorang tabib yang keluar dari kamar yang digunakan untuk melahirkan.
“Tabib Xian, bagaimana keadaan anak dan putraku?”
Sang tabib tersenyum sebelum berkata “Selamat Xi Yang, putramu telah lahir dengan sangat sehat, sementara istrimu masih menenangkan diri sembari menyusui tuan muda kelima Klan Xi ini.”
“Benarkah!!!??? Ayah ibu! Anakku sehat ibu hahahaahaa….!!!!?”
Tanpa menghiraukan ayah dan ibunya lagi Xi Yang memasuki kamarnya dan mendapati istri dan putranya yang masih berbaring dengan putranya yang tengah meminum asi.
“Sayang, bukankah putra kita sangat tampan?”
“Benar, dia sangat tampan seperti ayahnya!”
Baiklah, kenarsisan Xi Yang membuatku terlihat jengah begitu juga dengan istrinya jadi mari kita skip saja adegan ini.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\= Sepuluh tahun kemudian \=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Sepuluh tahun sudah Xi Suja hidup di dunia keduanya ini, selama sepuluh tahun itu pula dia selalu dimanjakan oleh keluarganya meskipun dua bulan lalu dia baru saja kehilangan kakek dan neneknya yang meninggal membuat ayahnya yang merupakan putra tunggal Patriark Klan Xi menggantikan ayahnya yang mangkat.
Selama sepuluh tahun itu Suja yang tidak lain adalah reinkarnasi dari Letnan Kolonel Paspampres dari bumi hidup dengan begitu baik dan bergelimang harta, namun meskipun bergelimang harta Suja diajarkan untuk selalu berbagi bahkan disuruh untuk makan bersama dengan para pengemis agar dia bisa menghargai uang dan kehidupannya yang mewah itu.
Sementara itu Xi Suja saat ini tengah berada di lapangan pelatihan Klan bersama kedua kakak laki-lakinya, dia terlihat sedang berlatih pedang bersama dengan kedua kakaknya itu.
“Xi’er, ayo kita makan nak….!!!!”
Teriakan seorang perempuan yang memanggilnya membuatnya menghentikan latihannya, dilihatnya seorang perempuan paruh baya yang masih cantik tengah berdiri sambil menggendong seorang anak perempuan kecil yang masih berusia dua tahun saja.
“Ibu, apakah adik Xian sudah mandi?”
Ya, anak perempuan itu adalah adiknya yang baru saja terlahir dua tahun lalu saat dia sedang mempelajari sejarah dunia tempat tinggalnya kala itu.
“Adikmu sudah mandi dan sudah makan, sekarang tinggal kamu saja dan juga keempat kakakmu yang belum. Cepat panggil mereka, setelah itu mandi dan makan..!!!”
“Baik ibu”
********************************************************************
Sementara itu di ruang aula Klan terlihat Patriark Klan Xi dan juga semua tetua tengah berkumpul membahas sesuatu, jika dilihat dari ekspresi mereka semua sepertinya masalah yang mereka bahas cukup mengganggu mereka semua.
“Apakah Klan Ling benar-benar mencoba mengusik kita dengan menghancurkan semua panti asuhan yang kita dirikan? Siapa yang membuat mereka bisa bertindak begitu lancangnya dengan menyerang semua yang kita bangun?”
Semua tetua bergetar mendengar nada berat Patriark Xi Yang, kabar yang sampai di telinga mereka sepertinya membuat Patriark Klan Xi itu benar-benar murka.
“Maaf Patriark, kami tidak bisa menemukan siapa yang mendukung mereka. Sepertinya mereka bekerja sama dengan sekte besar aliran hitam atau setidaknya dengan salah satu kekuatan dari luar Kekaisaran kita, kami mendapatkan informasi dari mata-mata kita kalau setiap seminggu sekali akan ada seseorang yang tidak diketahui mendatangi kediaman mereka dan setiap orang itu pergi pasti tiga atau empat tetua atau pasukan mereka akan bertambah kuat setidaknya satu sampai dua tingkat.
Selain itu mata-mata kita juga mendapatkan sesuatu yang cukup mencengangkan, menurut mata-mata kita setidaknya sebulan sekali mereka akan mendapatkan kiriman sumberdaya yang setidaknya setara dengan satu juta batu spiritual tingkat tinggi.”
Informasi dari salah satu tetua yang mengetuai bidang informasi membuat ekspresi Xi Yang semakin gelap, sumberdaya yang setara dengan satu juta batu spiritual itu sama dengan pendapatan Klan mereka selama satu bulan. Jika Klan Ling benar-benar mendapatkan itu semua dari luar Kekaisaran Matahari maka itu berarti mereka memiliki niat untuk melakukan pemberontakan kepada Kaisar, dan itu adalah hal yang sangat tidak diinginkan oleh Patriark Xi Yang karena itu sama saja dengan penghinaan baginya dan Klannya yang merupakan salah satu pendiri Kekaisaran Matahari ini.
“Kumpulkan sebanyak mungkin informasi yang lain, jika mereka mendapatkan sumberdaya sebanyak itu maka sudah pasti mereka merencanakan pemberontakan. Tetua kedua dan tetua keempat persiapkan pasukan kita untuk menghadang mereka atau menyerang balik jika mereka memang benar-benar merencanakan pemberontakan, tetua pertama dan ketiga bawa sebagian kecil pasukan untuk menyelamatkan semua anak-anak yang tidak memiliki orang tua, orang-orang miskin dan sepuh, serta mereka yang menjadi pengemis dan kumpulkan di tempat yang telah kita bangun sebelumnya.
Tetua yang lainnya segera persiapkan semua perlengkapan tempur kita, kita harus mengantisipasi semua yang mereka rencanakan…!!! Apa kalian sudah mengerti…!!!???”
“Kami mengerti Patriark…!!!!”
“Bagus, cepat persiapkan semuanya dan yang lainnya laksanakan bagian kalian..!!!”
Semua tetua Klan Xi segera melesat keluar setelah mendapatkan tugas masing-masing meninggalkan Patriark Xi Yang yang duduk sembari mendesah pelan, tindakan yang dilakukan oleh Klan Ling sepertinya benar-benar membebani pikirannya.
“Semoga saja dugaanku salah, tapi jika memang Klan Ling ingin memberontak akan kupastikan semua keluarga mereka mendapatkan akibatnya…!!!!!”
Baru beberapa saat saja para tetua pergi sesosok bayangan masuk dan berlutut di depan Xi Yang.
“Saya melapor Patriark!”
Raut wajah Xi Yang berubah menggelap saat melihat salah satu mata-mata rahasia miliknya menghadap.
“Katakan!”
“Mohon ampun Patriark, saya dan rekan-rekan menemukan berkas mencurigakan saat menyusup ke dalam ruangan Patriark Klan Ling. Ini berkasnya Patriark”
Xi Yang membaca gulungan yang diberikan mata-mata miliknya dengan cepat, gerakan matanya terlihat serius sebelum berubah menjadi sorot kemarahan saat membaca lebih jauh.
BRAK…!!!!!
“Keparat…!!!! Tenyata mereka benar-benar merencanakan pemberontakan..!!!! Cepat temui tetua yang menyiapkan pasukan kita, katakana untuk menyiapkan pasukan secepatmya karena kita akan meratakan Klan Ling malam ini juga..!!!!”
“Baik Patriark..!!!”
.
.
.
.
novel ini adalah hasi revisi novel sebelumnya yang berjudul My Journey to Immortality, setiap hal-hal seperti tingkatan kultovaso dan lainnya akan dijelaskan di chapter2 berikutnya.
Di saat semua tetua Klan tengah mempersiapkan diri untuk menyerang Klan Ling, Xi Suja masih setia menikmati makanannya sembari membaca sebuah gulungan yang dipegangnya.
“Xi’er, bisakah kamu makan dengan baik? Habiskan makananmu dulu baru lanjutkan membaca nanti” Ming Mei tidak habis piker dengan kelakuan putranya yang satu ini, di saat kedua kakak laki-lakinya makan dengan tenang dan sopan dia malah makan sambil membaca gulungan yang entah apa isinya.
“Tidak bisa ibu, kalau aku tidak bisa menghafal isi gulungan ini nanti ayah dan Guru Xian bisa memarahiku,” Guru Xian yang dimaksud adalah Tabib Xian yang juga orang yang membantu ibunya saat dia lahir dulu.
Sebagai seorang anak sepuluh tahun dan reincarnator dia sangat haus akan ilmu pengetahuan yang ada di dunia keduanya ini, dia selalu membaca setiap gulungan yang ada di ruangan baca dan ruang kerja ayahnya di dalam kediaman mereka setiap selesai melatih fisik dan mentalnya di bawah bimbingan sang ayah dan juga Tabib Xian.
Ming Mei hanya bisa mendesah lelah, keempat putranya yang juga ada di sana menggeleng sebelum menggerutu.
“Sudahlah ibu, biarkan saja Suja’er seperti itu. Apa ibu mau melihatnya merajuk lagi seperti perempuan seperti bulan lalu?”
Suja merengut tidak terima mendengar perkataan kakak keduanya, ibu dan keempat kakaknya tertawa pelan sebelum melanjutkan makan mereka.
Setelah selesai makan Suja pergi menemui gurunya yang telah menantinya di dalam ruangannya, Tabib Xian tersenyum melihat muridnya yang datang dengan wajah marah.
“Apakah kakakmu mengganggumu lagi Xi’er?”
“Huh, kalau guru sudah tau kenapa tanya lagi?”
Meskipun dia berkata tidak sopan tapi Tabib Xian tidak menegurnya karena dia adalah muridnya yang paling pintar bahkan lebih pintar dan lebih patuh daripada kakak-kakaknya.
“Baiklah, sekarang jelaskan bagaimana cara membuat ramuan untuk menyegarkan kulit dan memperkencang kulit wajah!”
Meskipun masih kesal akan ejekan kakaknya Suja tidak berani membantah perintah gurunya, untung saja tadi dia tetap membaca gulungan dari gurunya sembari makan.
“Ramuan penyegar kulit dan pengencang kulit terbuat dari Tumbuhan Lidah Buaya, Akar Daun Kemangi, Rumput Lidah Naga, dan Akar Daun Selasih. Keempat bahan tadi ditakar dengan perbandingan 20:10:15:5, karena mengekstrak Akar Daun Kemangi dan Rumput Lidah Naga merupakan langkah yang paling sulit maka perbandingan keduanya ialah 15:20. Setelah ditakar dengan benar selanjutnya tinggal membuatnya dengan……….”
Sore hari setelah dia selesai mempelajari resep-resep obat yang diberikan Tabib Xian, Suja menuju lapangan pelatihan untuk kembali melatih fisiknya.
Dengan berbekal satu buah pedang kayu dan juga kedua tangan dan kaki yang terikat beban 5 kg setiap kaki dan tangan Suja mulai berlari mengitari lapangan pelatihan yang luasnya sama dengan luas lapangan bola di Bumi, beberapa jam setelah itu dia menghentikan larinya setelah berhasil mencetak skor dengan 100 kali lari dalam lima jam.
“Hemm, sepertinya ayah masih sibuk. Apa aku harus memanggilnya atau melatih sendiri dulu Jurus Langkah Singa yang dia berikan? Ah tapi lebih baik aku berlatih sendiri dulu, siapa tau aku bisa semakin mahir menggunakannya nanti.”
Setelah bergumam sendiri Suja mulai mengambil kuda-kuda untuk melatih jurus Langkah Singa pemberian ayahnya, jurus Langkah Singa adalah sebuah teknik atau ilmu meringankan tubuh tingkat menengah yang dimiliki oleh ayahnya yang juga dipelajari oleh semua anggota Klan Xi baik itu penjaga, pasukan, dan para murid Klan Xi.
“Jurus Singa Angin : Singa Mengejar Mangsa"
WUUUSSSSSS………
Dengan hanya mengandalkan kekuatan fisiknya Suja melesat dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat kemudian mulai kembali memutari lapangan pelatihan seperti sebelumnya, Jurus Langkah Singa memang adalah ilmu meringankan tubuh tapi dengan beberapa modifikasi yang dilakukan oleh Xi Yang jurus ini bukan hanya untuk melarikan diri saja tapi juga bisa digunakan untuk membuat lawan kebingungan dalam pertarungan.
Jurus Langkah Singa hasil modifikasi Xi Yang memiliki lima tahapan.
Tahap pertama jurus ini adalah Langkah Singa Angin dan Langkah Singa Api yang berguna untuk melarikan diri sekaligus menyerang menggunakan api dari titik tertentu selama pengguna menggunakannya.
Tahap Kedua jurus ini adalah Singa Angin Mengejar Mangsa dan Singa Angin Menerkam Mangsa, jurus ini digunakan dalam pertarungan apalagi saat melakukan penyerangan terhadap lawan.
Tahap ketiga ialah Singa Api Membakar Mangsa, seperti namanya jurus ini akan membuat lawan yang terkena jurus ini terbakar oleh api apabila jika dikombinasikan dengan Qi.
Tahap keempat ialah Singa Menghancurkan Gunung, jurus ini harus menggunakan Qi agar potensi serangannya bisa maksimal.
Tahap terakhir atau tahap kelima ialah Auman Singa, jurus ini bisa digunakan tanpa Qi untuk menyerang mental lawan namun tentunya tidak akan bisa maksimal dampaknya, jika menggunakan Qi bukan hanya akan melemahkan mental lawan tapi jurus ini bahkan bisa membunuh lawan hanya dengan auman saja.
Selama dua jam Suja terus berlatih sendirian demi menguasai jurus selanjutnya dari teknik Langkah Singa Angin yaitu Langkah Singa Api Membakar Mangsa, dalam dua jam itu juga dia sesekali beristirahat demi mengisi kembali tenaga miliknya yang terkuras saat melatih teknik Langkah Singa.
Saat ini Xi Suja memang belum mulai berkultivasi karena dia lebih memilih memantapkan pondasi tubuhnya terlebih dahulu, dia tahu jika meningkatkan tingkatan dalam kultivasi harus diimbangi dengan pondasi tubuh yang sempurna atau setidak-tidaknya cukup untuk menjaga tubuhnya sat sudah memulai kultivasi.
Selama tujuh tahun dia selalu melatih dan memperkuat tubuhnya demi mendapatkan pondasi yang sempurna dan kuat serta kokoh saat berkultivasi, setidaknya dia ingin memiliki pondasi tubuh yang kokoh sampai saat dia mencapai Alam Pondasi nantinya.
Tingkatan Kultivasi sendiri memiliki dua tingkatan yang diketahui oleh semua orang di dunia ini, meskipun sebenarnya Xi Suja mengetahui ada masih banyak lagi tingkatan kultivasi dari buku 1001 Semesta pemberian Heavenseal sebelum dia bereinkarnasi.
Tingkat awal kultivasi terdiri dari:
Alam Pemula atau bisa juga disebut Penyerapan Qi (1-10 tingkat).
Di tingkat ini terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:
Tingkat 1-3, alam penyerapan dan pengendalian Qi.
Tingkat 4-6, alam Pembentukan tubuh dan pembiasaan tubuh dalam menerima Qi.
Tingkat 7-9, alam penyempurnaan Qi.
Tingkat 10, alam puncak.
Alam Pondasi (1-10)
Alam Pondasi terdiri dari tiga bentuk pondasi tergantung kemampuan setiap kultivator Alam Pemula yang ingin memasuki Alam Pondasi.
Pondasi Bumi, adalah pondasi paling lemah dan dimiliko oleh banyak kultivator.
Pondasi Langit, setingkat lebih tinggi dan paling banyak dimiliki kultivator.
Pondasi Surga, pondasi ini adalah pondasi paling sulit dan paling misterius yang dapat dibentuk karena mengharuskan kultivator Alam Pemula menembus tingkat sepuluh dan mencapai tingkat 15 untuk membentu Pondasi surga.
Alam Peralihan, ini berguna untuk menyiapkan kultivator sebelum mulai membentuk inti (4 tingkat).
Tingkat pertama alam peralihan ialah pengetahuan akan ilmu pengetahuan.
Tingkat kedua, menguji ilmu kultivator Alam Pondasi.
Tingkat ketiga, Pengetahuan akan kultivasi.
Tingkat keempat atau terakhir, pengujian keteguhan hati kultivator dalam menjalani jalan kultivasi.
Alam Inti, di sini mereka membentuk Inti atau bisa juga dikatakan sebagai penentu kekuatan antar kultivator setelah mereka menerobos dari Alam Peralihan.
Inti sendiri terdiri dari beberapa yang diantaranya ialah:
Merah, adalah inti terlemah.
Kuning, inti yang sedikit lebih kuat dari Inti berwarna Merah.
Hijau, biasanya ini dimiliki oleh mereka yang standar artinya mereka tidak bisa dibilang berbakat dalam jalan kultivasi.
Biru, ini adalah warna inti yang sangat langka bahkan mungkin hanya bisa muncul dalam 100 tahun sekali.
Biru Tua, Inti menengah yang mana biasanya dimiliki mereka yang berbakat terutama yang memilih menjalani jalan pemurnian tubuh.
Ungu, Inti yang sangat langka karena hanya muncul 500 tahun sekali.
Hitam, Inti legenda yang muncul 1000 tahun sekali.
Putih, sama dengan Inti Hitam karena inti putih juga adalah legenda.
Inti Elemen, inti elemen adalah inti yang misterius karena tidak ada yang mengetahui keberadaanya bahkan para dewa sekalipun kecuali dewa yang memiliki tingkatan yang tinggi.
Inti elemen ini mewakili semua elemen yang ada tanpa terkecuali, bisa dibilang Inti atau core dari inti merah sampai inti putih adalah warna dari elemen utama yang dimiliki setiap kultivator.
Inti ini bisa ditingkatkan sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan pemiliknya, seperti inti merah yang mewakili elemen api bisa ditingkatkan menjadi elemen magma jika pemilik inti ini menguasai atau menyerap sumber daya yang bisa membuatnya memiliki inti air dan tanah.
Alam Jiwa (4 tingkat).
Alam Jiwa Agung (alam yang sangat sulit ditembus karena mengharuskan orang yang ingin menembusnya membuka delapan gerbang).
***Setiap tingkat disebut dengan sebutan bintang, contohnya Kultivator Alam Jiwa Bintang satu dan seterusnya.
.
.
.
note:
Reincarnator adalah mereka yang terlahir kembali setelah kematiannya, seperti Xi Suja yang dulunya adalah seorang tentara di kehidupn sebelumnya***.
Dua hari berlalu sejak Suja melatih teknik Langkah Singa yang dia pelajari, selama dua hari itu pula pemahamannya akan teknik pemberian ayahnya itu meningkat pesat.
Meskipun peningkatannya dalam menguasai teknik Langkah Singa sudah berkembang pesat tapi dia saat ini masih terjebak dalam jurus keempat, sehari yang lalu dia memang telah berhasil menguasai teknik ini hingga jurus ketiga dan telah mulai mempelajari jurus keempat.
Namun mempelajari jurus keempat ternyata sangat sulit untuknya, dari tiga jurus yang telah berhasil dia kuasai hanya jurus ketiga yang dia kuasai dengan cepat karena hanya membutuh waktu selama dua hari sedangkan jurus pertama dan kedua membutuhkan waktu satu bulan sebelum dia berhasil menguasainya dengan sempurna.
"Xi'er, sudah berapa banyak yang kamu kuasai dari jurus Langkah Singa?"
Seorang pria yang tidak lain ayahnya sendiri mendekatinya yang saat ini tengah berlatih, Xi Suja dengan semangatnya berlari mendekati ayahnya menggunakan jurus pertama Langkah Singa.
Xi Yang terkejut dan mengumpat dalam hati melihat putra kelimanya telah menguasai jurus pertama Langkah Singa padahal dia memberikannya gulungan teknik itu baru dua bulan yang lalu, dia terus mengumpat dalam hati karena tidak menyangka Teknik Langka Singa jurus pertama yang susah payah dia kuasai dalam lima bulan malah bisa dengan mudahnya anaknya itu kuasai hanya dalam waktu tiga bulan.
"Ka-kamu......kamu sudah sudah menguasai jurus pertama ini hanya dalam waktu dua bulan saja Xi'er," Xi Yang bertanya dengan hati-hati sambil menahan rasa sakit hati yang dia rasakan akibat kejutan yang diberikan anaknya.
Suja dengan tanpa rasa bersalah dan tidak mengetahui apa yang akan terjadi tersenyum lebar, dia kemudian menjelaskan pada ayahnya pemahamannya pada teknik dan berhasil membuat sang ayah muntah darah.
"Ka-kamu…!!!! Kamu sudah menguasai tiga jurus….???!!!!"
Kali ini bukan rasa sakit yang dia tahan, tapi dalam hatinya dia mencoba menahan jeritan akan kebahagiaan sekaligus keputusasaan yang dia alami.
Dia membutuhkan waktu satu tahun lebih hanya untuk menguasai jurus ketiga, tapi anaknya bukan hanya melampauinya tapi bahkan sudah memulai memahami jurus keempat hanya dalam dua bulan setelah dia memberikan teknik itu padanya.
'Oh Dewaaa…….!!!!! Monster macam apa yang kau buat menjadi anak kelimaku ini…..!!!!?????"
Xi Yang benar-benar putus asa sekarang, pencapaiannya sebagai jenius terkenal nyatanya tidak ada apa-apanya di depan sang anak.
"Ayah, kulihat banyak sekali anggota Klan kita yang sibuk di sana-sini. Memangnya apa yang terjadi pada mereka?"
Xi Yang tersenyum dan mengelus kepala putranya, dia merasa bahagia melihat putranya begitu peduli pada semua anggota dan pasukan Klan mereka.
"Tidak ada apa-apa Xi'er, ayah hanya ingin membawa mereka untuk latihan ke Klan sebelah. Anggota Klan kita sudah mulai terlihat malas berlatih, jadi ayah ingin membawa mereka untuk latih tanding di Klan Ling."
"Boleh aku ikut ayah....!!!???"
"Maafkan ayah Xi'er, untuk kali ini kamu tidak bisa mengikuti ayah. Hanya kakak pertama, kedua, dan ketiga mu yang akan mengikuti ayah."
"Yaaaahh……."
Xi Yang tersenyum lembut dengan wajah bahagia, tidak pernah dia menyangka memiliki putra bungsu akan membuatnya menjadi begitu bahagia meskipun dia memiliki seorang putri kecil adik dari putra bungsunya itu.
"Ayah, apakah aku bisa meminta sesuatu?"
"Hmmm?? Memangnya apa yang kamu mau putraku…???"
Suja tersenyum gembira, dia terlihat memikirkan sesuatu yang memberikan perasaan negatif pada ayahnya.
"Ayah, aku ingin jalan-jalan. Sudah lama aku tidak ke kota Bintang, aku ingin menemui kakek dan nenek Ming."
Nah kan, perasaan negatif yang dirasakan Xi Yang memang selalu tepat sasaran kalau berkaitan dengan anaknya yang satu ini.
Nenek dan kakek Ming yang dimaksud Suja adalah keluarga Patriark Klan Ming yang berada di Kekaisaran Yun, mertuanya itu hanya datang setahun sekali untuk melihat kondisi hidup mereka.
"Xi'er, kamu tahukan kalau Kekaisaran Yun itu sangat jauh? Dan bagaimana dengan pelajaranmu? Apa kamu akan diizinkan Tabib Xian meninggalkan pelajaran?"
Ekspresi Suja redup saat mengingat tabib Xian, gurunya itu memang sangat ketat dan tidak pernah membiarkannya pergi sebelum menyelesaikan pelajarannya.
"Huh! Kalau begitu berikan aku uang yang banyak ayah! Aku ingin bersenang-senang di kota!"
Xi Yang terkejut mendengar kata 'bersenang-senang' dari putranya, tapi dia hanya bisa menghela nafas panjang membiarkan sang putra meminta apapun padanya.
'Asalkan dia tidak keluar Kekaisaran Matahari, uang berapapun tidak masalah. Benar, meskipun dia menghabiskan ratusan keping emas tidak apa-apa yang penting dia tidak keluar dari Kekaisaran ini.'
Xi Yang kembali ke ruangannya berniat mengambil beberapa ratus emas untuk diberikan pada pelayan putranya sebelum mereka ke kota, hanya saja dia tidak akan pernah pernah menyangka uang yang akan diberikan padanya akan kurang karena kelakuan anak kelimanya.
.
.
.
.
Suja sendiri saat ini tengah berada di kamarnya untuk mendalami ilmu pengobatan dari gulungan-gulungan kitab yang diberikan tabib Xian, sudah lebih dari dua tahun dia mulai mempelajari ilmu pengobatan dari tabib Xian dan sudah mampu meracik seratus ramuan-ramuan sederhana yang berguna bagi mereka yang bukan kultivator.
Dari seratus ramuan itu ada beberapa ramuan yang sangat berguna bagi manusia, dan tentunya akan sangat mahal dan berharga jika ramuan-ramuan itu berhasil ditemukan dan diracik di Bumi.
Ramuan-ramuan yang dia berhasil kuasai diantaranya adalah obat untuk penyakit diare, diabetes, usus buntu, katarak, gagal ginjal, dan radang paru-paru.
Bahkan dia juga sudah mampu membuat ramuan untuk mengobati penyakit kanker, jika saja dia berada di Bumi mungkin dia sudah menjadi orang paling kaya dengan hasil penjualan semua ramuan itu.
Setelah merasa cukup lama mendalami setiap gulungan berbagai macam ramuan obat yang diberikan gurunya, Suja mulai mempersiapkan diri untuk pergi bersenang-senang di kota.
Sore itu tepat pada jam enam sore menurut jam Yin dan Yang miliknya, Suja ditemani dua orang pelayan perempuan dan empat pengawal pergi menyusuri ibukota Kekaisaran Matahari dengan sesekali berhenti jika mereka menemukan rumah makan ataupun jajanan yang menarik perhatian Suja.
Jam Yin dan Yang adalah sebuah jam kayu yang mekanisme kerjanya sama seperti jam dinding yang ada di Bumi dan ukurannya pun bervariasi, ada jam Yin dan Yang berukuran sebesar telapak tangan anak kecil seperti milik Suja, ada yang sama ukurannya dengan jam dinding di Bumi, dan yang paling besar ukurannya berdiameter 10 x 8 meter dan ukuran paling besar ini biasanya dimiliki oleh keluarga Kekaisaran.
Jam Yin dan Yang muncul empat tahun yang lalu, tidak ada yang mengetahui siapa pencipta jam ini karena bahkan orang-orang yang mengedarkan jam ini juga tidak pernah melihat wajah asli orang yang menyuruh mereka.
Hanya saja menurut orang-orang itu, pencipta jam Yin dan Yang terlihat masih berusia anak-anak yang menurut mereka masih berusia 15 tahun.
Tentunya perkataan mereka hanya dianggap sebagai rumor, karena bagaimana mungkin seorang bocah 15 tahunan mampu menciptakan sebuah benda yang sangat berharga seperti jam Yin dan Yang?
Hanya saja kenyataan memang suka mempermainkan ekspektasi, pencipta jam Yin dan Yang ternyata memanglah masih anak-anak bahkan lebih kecil dari umur yang dirumorkan, pencipta jam itu malah saat ini tengah berkeliling dengan senangnya di ibukota Kekaisaran Matahari sembari sesekali memberikan makanan bagi para pengemis dibantu para pelayan dan pengawalnya
.
.
.
note : jika menemukan kesalah baik dalam susunan kalimat atau yang lainnya, jangan lupa untuk mengingatkan author yaa....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!