NovelToon NovelToon

ARAH (Kiblat Cinta)

Ardian Pramu Adi

"Adek jangan lupa makan dulu" Teriak Ardi pada adik bungsu nya.

"Iya A" Jawabnya.

"ALFI, SIGIT, HANA" teriaknya

"Bentar A, Sigit lagi beresin dulu kamar" Teriak Sigit dari kamar atas

"Bentar A" saut Hana dari kamarnya begitupun Alfi.

"Kenapa sih pagi-pagi udah teriak-teriak" Gerutu Santi kakak Ardi.

Ardipun membuka celemek yang ia pakai dan mengantung nya "Biasa adik-adik Teteh belum pada turun mereka" Jawab Ardi sambil mendudukan diri di karpet yang sengaja ia gelar supaya bisa makan bersama."Teteh pulang hari ini?"tanyanya pada kakak keduanya.

"Iya,Keponakan-keponakan mu gak ada yang ngurus"

Ardi hanya tersenyum menanggapi itu.

Ardian Pramu Adi anak ke 3 dari sembilan bersodara.Ia memiliki 2 kakak perempuan dan mereka telah berkeluarga, masing-masing ikut pada suaminya.sedangkan Adiknya sudah dua yang menikah Dewi dan Hani.Dewi menikah 3 tahun lalu sedangkan Hani setahun lalu.

Apakabar Hana kembaran Hani. Hana pun akan segera menikah namun Hana selalu mengulur-ngulur waktu ia tak mau melangkahi kakak laki-lakinya.sudah Cukup Hani dan Dewi yang mendahului kakaknya itu menurutnya.

"Gimana persiapan pernikahan Hana?" Tanya Santi.

"Di urus Dewi teh" Jawabnya"Tapi Hana minta undur lagi 2 bulan"

Santi menghela napas panjang lalu meraih tangan Adik laki-lakinya"Ia ingin kamu dulu yang menikah Di"

Ardi tersenyum kecut"Ardi masih punya tanggung jawab Sigit, Alfi dan Alma mereka masih membutuhkan banyak biaya, bila aku menikah akankah aku bisa membagi penghasilan ku dengan baik? dan apakah ia Ridho bila aku berbagi kepada ketiga adikku?"Santi diam, begitupun Sigit, Hana, dan Alfi yang tengah berdiri di dekat tangga sedangkan Alma hanya menunduk."Aku belum menemukan Wanita yang Ridho aku nikahi dengan keadaan ku"

"Ada Aku A, Aku akan membantu" Jawab Sigit.Hana dan Alfi pun berjalan ke arah Santi dan Aldi.

"Aku bisa cari kerja setelah SMP."tambah Alfi

Ardian menghela napas panjang "Dek" Ucapnya, Semuanya pun menatap Ardi "Sigit kamu sekolah lah yang benar, kuliah yang benar jadilah sarjana dengan nilai yang baik, kamu Juga Alfi sekolah yang Rajin dan jangan memikirkan lain sebagainnya.Alma juga Ya" Ucapnya pada adik bungsunya.

"Tapi A...Ucap Hana terhenti karena delikan Tajam Ardi.

" Aa akan menikah, tenang saja"JawabnyaIa pun meraih Piring dan menyendokan Nasi serta sayur"Makan, keburu siang, Aa akan pergi ke ladang"Titahnya.

Santi pun mengelus punggung Hana dan Ardi berbarengan.

Duabelas tahun Ayahnya meninggal dan Duabelas tahun sudah ia mengahabiskan waktu dengan bekerja-bekerja dan bekerja.ia tak pernah berleha-leha layaknya pemuda lain apa lagi setelah ibunya meninggal membuatnya menjadi laki-laki yang harus kuat dan lebuh kuat dari adik dan kakaknya.

Ia laki-laki yang berprestasi bahkan ia pun menyelesaikan kuliah pertaniannya dengan cepat.Semua ia lakukan semata-mata agar bisa segera pulang ke kampung halaman untuk membantu Orang tuanya.

"A Ardi, Bu Sintia titip salam kemarin" Ucap Alma gadis dua belas tahun yang tak pernah melihat sosok Ayah dan hanya merasakan kasih sayang ibu selama 4 tahun itu bercerita."Kemarin Bu Sintia ngajak Alma pulang bareng karena A Sigit gak jemput"Ucapnya.

Ardi mencengkram setir nya kuat, ia merasa gagal karena tidak bisa menjemput adiknya"Maaf ya Aa kemarin harus ke Taraju."Jawabnya

"Gak papa, Nanti dan besok-besoknya juga gak perlu di jemput juga gak papa, Alma bisa bareng pulang dengan yang lain jalan kaki."

"Insya'alloh Aa usahain bisa jemput.tapi kalau adek mau pulang bareng yang lain juga boleh."

"Oke" Jawab Alma.

Tujuan pertama Ardi adalah mengantarkan adiknya ke sekolah SD nya lalu pergi ke Taraju meninjau pembangunan SMP yang ia pegang terakhir ia harus membawa sayur ke garut untuk ia antar malam hari ke pasar.sungguh sangat melelahkan apalagi bila padi di ladang dan Buah-buahan di kebun siap panen ia harus bekerja Ekstra, semata-mata ia lakukan untuk keluarganya.

Sore harinya Ardi sudah sampai di Garut untuk mengambil sayur yang akan ia kirim ke beberapa lapak di Pasar Cikurubuk tasik.

"Ehhh Di, kok sore?" tanya Lukman teman Kuliah Ardi yang menjadi bos sayur di daerah tersebut.

"Iya tadi lihat dulu proyek.barang yang aku pesen semua ada kan?" tanyanya.

"Ada-ada" Jawabnya.

"Ya udah, aku mau makan dulu" pamitnya"Awas barangnya jangan sampai salah"

"Siap" Jawab Lukman.

Ia pun makan di warung yang ada di dekat tempat Lukman.

"Pita,Besok pemontretannya jam berapa?" tanya Seorang wanita yang duduk di hadapan Ardi

"Entahlah" Jawab Wanita berkacamata Hitam, Wanita berpakaian syar'i yang membuatnya menjadi pusat perhatian, apa lagi ia tak melepaskan Masker yang ia pakai.

"Kamu gak makan?"

"Nanti aja di Mobil"

Wanita ber baju Biru pun menyaut"Iya, nanti aja di mobil, aku males ngamanin"Jawabnya.

"Wusss kamu ini" Tegur wanita yang di hadapan Ardi.

"Kita jalan ke taraju aja ya Non, biar sekalian lihat tempat untuk pemotretan besok" Ucap Orang yang duduk di sebelah Ardi.

"Gimana bagusnya aja Pak, Aku sih ngikut aja asal selamat sampai tujuan" Jawab wanita berkacamata hitam itu.Ardi mencerna setiap apa yang di ucapkan oleh orang-orang yang duduk satu meja dengannya.

"Dua minggu lagi Tomi akan nikah" Ucap Wanita berbaju biru.

Terlihat oleh Ardi wanita berkaca mata itu memejangi ulu hatinya seperti tengah merasajan Sesak.

"MBA tuh dia" Ucap wanita berbaju pink yang duduk di depan Ardi

"Jelas,setiap malam keluyuran bareng cewenya mulu"

Brak

"Diem gak usah Gosif" Tegur wanita berkaca mata sambil menaruh hendphonenya dengan kencang hingga menimbulkan suara."Aku ke mobil duluan"Ucapnya seraya mengambil kunci mobil yang ada di sebelah laki-laki yang duduk di sebelah Ardi.

"Den, maaf ya kami mengganggu" Ucap Laki-laki sebelah Ardi.Ardi pun mengangguk.

"Lukman" Panggilnya, Lukman pun mendekat.

"Pesenan mu udah beres semua" Ucap Lukman.

"Bosok aku WA semua pesenanku dan kamu kirim ke rumah ya"

kok gitu?"tanya Lukman heran.

"Aku harus ngurus urusan lain jadi gak bisa bulak balik, Rudi dan Dodi aku kurang yakin sama mereka untuk membawa barang, tau sendiri mereka kalau bawa mobil suka ugal-ugalan.

Lukman mengangguk" kamu dapet Proyek dimana?"

Ardi nyengir"Di SMP yang baru, Cuma beberapa kelas aja sih.tapi alhamdulillah lah."

"Usahamu makin hari makin maju Di, Apa kabar percintaan?"Sindirnya

"Masih abu-abu" Jawabnya santai.

Lukman menepuk punggung Ardi sedikt kencang"Sialan lu, kirain udah terang.keduluin adik mu lagi nanti Di"

Ardi menatap Lukman sekilas lalu kembali menunduk menatap makanan yang ada di hadapannya"Gak papa, asal semua baik aku sih gak papa di duluin."

"Di" tegur Lukman"Cukup Dewi dan Hani.masa Hana juga sih?"

"Gak papa, aku ikhlas kalau itu terjadi." Jawab Ardi sambil meraih minumannya"Dan lagi Prioritasku adalah kebahagiaan seluruh keluarga.aku gak mau egois."

"Di"

"I'm Fine" Potong Ardi."Aku balik dulu lah, mau mandi bersih-bersih sebelum ke pasar"Ucqpnya sambil beranjak"Boleh minta tolong?"

"Apa lagi"

"Bayarin" Jawabnya"Uangnya nanti ku transper bareng dengan sayur."

"Kirain kamu mau bayar Cas Di?" Ucapnya sambil menaruh uang 20.000 di meja"Di jangan di transferlah"

"Emang kenapa?" tanyanya

"kalau di Transfer semua bakal di pegang istriku, gak bisa aku putar lagi uangnya" ucapan itu membuat Ardi merasa tersentil.Apakah nanti bila ia menikah akan mengalami hal serupa, bila itu terjadi akankah kebutuhan adik-adiknya akan terpenuhi?.

"Kamu besok yang Antar barangnya, aku akan siapkan uangnya."Ucap Ardi.

" Oke"Ucap Lukman seraya memberi hormat.

Ardi pun berjalan ke arah luar.

Bruk

Awww

"Maaf maaf " Ucap Ardi setelah menabrak wanita di hadapannya.matanya membuat Ardi merasa terhipotis Mata Abu yang begitu indah

"Cantik" Ucap Ardi repleks

Wanita di hadapannya pun menautkan Alisnya.

"Kaca mata ku" Ucapnya sambil meraih kaca matanya, seketika Ardi tersadar.

"Maaf-maaf" Ucapnya sambil mengambil kaca mata wanita di hadapannya.

"Iya gak papa."

"Syukur Alhamdulillah kalau kamu gak papa mah"

"Ya sudah saya masuk dulu" Ucap Si wanita, lalu meninggalkan Ardi yang berdiri di pintu masuk.

"Woy, mau masuk apa keluar?kalau mau masuk jangan ngalangin jalan" Tegur Laki-laki ber kemeja Hitam.

"Maaf" Ucap Ardi seraya berjalan keluar.ia pun segara ke arah mobilnya karena waktu sudah menunjukan pukul 5 ia harus bergegas.

Mata Abu

Pagi-pagi sekali seperti biasa Ardian telah siap dengan setelan baju kaos dan celana jeans nya tak lupa ia pun membawa jaket yang di sampirkan di pundaknya juga tas kecil

"Aa mau kemana hari ini?" Tanya Sigit"Sigit boleh ikut?"

"Kamu gak ada kuliah?" tanya Ardian.

"Gak ada A" Jawabnya.

"Ya udah ikuti Aa dari belakang, Aa mau nganterin mobil ke Pak Dasep."

"Buat Apa?" tanyanya.

Ardi pun duduk dan meraih gelas yang di sodorkan Hana"Pak Dasep Minjem mobil buat di pake ngirim Teh nya"Jawabnya

"Oh gitu, kenapa Sigit harus ngikutin Aa sedangkan di mobil Aa udah ada motor?"

"Aa mau ke SMP dek, mau lihat pembangunan.dan lagi nanti siang bakal ada Lukman nganter sayur jadi kamu stay di Taraju karena Aa harus ke rumah selepas Duhur.paham?"

"Tapi kan aku gak ngerti tentang gituan A"

"Gituan Apa?" tanya Ardi "Kamu cuma tinggal nungguin disana kalau ada yang bilang kurang sesuatu kamu telpon Aa nanti Aa yang urus" Jawabnya.

"Oke kalau gitu." Jawabnya

"Ya udah, tapi sebelum itu kamu anter dulu adik-adikmu"Sigit pun mengangguk paham.

" A"Pangil Hana.Ardi pun menoleh"A, Muharram saja ya?"ucapnya dengan wajah memelas.

"Dari Rabi'ul Awal lalu ke Rajab, terus ke Syawal lalu kemarin Syawal kamu undur lagi ke Dzulhijah sekarang minta Muharram.Apa yang kamu tunggu Hana?" geram Ardi.Sigit, Alfi dan Alma yang duduk di meja makan pun diam menunduk karena takut kakaknya marah.

"Aku nunggu Aa"

"Apa yang di tunggu dari ku?" tanyanya dengan suara sedikit meninggi.

Hana mulai terisak"Aku tak mau melangkahimu."

Ardi menghela nafas panjang lalu membuangnya kasar"Aa akan marah jika Sigit"Tunjuknya pada Sigit lalu Alfi"Atau Alfi yang melangkahiku.Aku Ridho bila kamu yang melangkahiku"

"Tapi A, Aku mau Aa dulu yang menikah.Diana dan Sri suka padamu A.Aa bisa pikirkan"

Brak.

Suara kursi yang jatuh pun terdengar nyaring karena Ardi bangun sambil mendorong kursi itu kasar.

"Dengarkan Aa Hana.Dzulhijah atau tidak sama sekali" Ucapnya Tegas.

Sigit memegang tangan Hana erat membuat Hana yang akan menyela meliriknya.Gelengan kepala dari Sigit yang di dapati Hana.

"Jangan pikirkan soal Aa Hana, Aa ini laki-laki nikah di usia berapapun tak akan jadi masalah sedang kamu.Kamu mau di panggil perawan tua?kalau kamu sampai di panggil perawan tua kamu sama saja dengan mencoreng harga diri Aa.Aa membesarkanmu, menyekolahkan mu itu dengan kerja keras Hana.Aa ingin yang terbaik untuk mu dan Aa ingin Jangan buat Aa merasa gagal jadi kakak untuk kalian." Ucapnya sambil berjalan menjauh."Sigit Antar Alfi.Aa tunggu kamu di Proyek."Ucapnya sambil berlalu meninggalkan Hana yang menangis."Alma Ayo Aa antar"Ucapnya melembut membuat Alma mengangguk dan meraih tasnya berjalan meninggalkan meja makan.

"Aa" Panggil Alma, Ardi pun menoleh lalu tersenyum meski pun ia tak ingin."Jangan marah"Ucap Alma sambil bergelayut pada tangan kekar milik Ardi "Alma Takut" Cicitnya.

Ardi pun menghela nafas panjang lalu duduk berjongkok di hadapan adik kecilnya"Aa gak marah, Aa hanya menegur kakakmu yang ngeyel."Jawabnya"Kamu kalau di bilangin sama yang lebih tua jangan membantah ya Sayang gak baik"Ucapnya sambil mengelus hijab Coklat yang menutupi kepala Alma.

Alma pun mengangguk"Alma sayang Aa"

"Aa juga sayang pake banget sama Kamu"

Ardi pun menggendong Alma yang memeluk lehernya, berjalan keluar rumah menuju mobil baknya.

Di sepanjang jalan Ardi terus mendengarkan Alma yang berceloteh.Ia menceritakan tentang teman-temannya yang memiliki adik, yang di belikan barang-barang oleh ibunya juga Ayahnya yang baru pulang dari kota.Hatinya merasa tercubit di Usia Alma yang 11 tahun Alma tidak merasakan apa yang teman-temannya rasakan.

"Nanti mau ikut Aa ke pasar?" tanya Ardi.

"Pasar?"Tanya Alma meraya menoleh.Ardi pun mengangguk

" Aa mau ngater sayur ke Cikurubuk, nah Adek ikut aja kita berangkatnya sebelum Magrib jadi kita bisa sambil jalan-jalan."

"A Alfi di ajak?" tanyanya.

"Boleh." Ucap Ardi

"Asik, Makasih Aa.Nanti Alma boleh beli makanan di Mini Market kan?Alma pengen beli Coklat Batang kya Denisa yang di beliin Ayahnya Coklat batang"

"Boleh" jawabnya.

"Asik, Saya Roti keju ya A"

"Apapun" Jawabnya sambil mengelus hijab yang di Kenakan Alma.Ia bahagia saat melihat Adiknya tertawa gembira, bukan hanya bahagia ia seperti mendapatkan kembali Energi tambahan untuk menjalani hari-harinya yang baru.

..._____________________...

Disisi lain seorang wanita tengah bergelut dengan beberapa orang yang tengah memasangkan Make up dan Siger pengantin di kepalanya.

"Apa sudah?" tanyanya, ia sudah kesal hampir 1 setengah jam dari setelah shalat subuh ia di make up belum lagi setelah pemotretan Baju pengantin ia harus pergi ke ACD untuk pemotretan Baju Muslim.sungguh harinya sangat melelahkan.

"Bentar lagi, tinggal Bunga melatinya aja" Jawab Penata Hijab

"Berasa mau nikah Aku" Gerutunya.

"Kapan donk? kalau mau nikah undang aku.Aku make up in gratis" Ucap penata Rias yang tengah memegang kuas

Pita memutar bola matanya malas"Gak usah ngalu"

"Ck ck ck.kamu ini udah Cantik Pit,pinter, model lagi.pasti banyak yang suka sama kamu"

"Iya Pit.Mau nunggu lebih dari 35 ya ?"

"Sebentar lagi, tunggu aja" jawabnya Asal.

"Amin" Seru satu ruangan membuat Pita menelan salivanya serat.

Pita merutuki apa yang di Ucapkannya tadi dalam hati Konyol banget kamu Pit, Sebentar lagi mbah mu pacar aja kagak ada.

...______________________...

..." Sigit jaga rumah"Titah Ardi....

"Jangan lupa Bawain Martabak Cokju" Ucap Sigit saat melihat kakaknya akan masuk ke dalam mobil yang di dalamnya sudah ada Alfi dan Alma.

"Dadah Aa Sigit" Ucap Alma.

"Dadah Alma, jangan lupa beliin makanan yang banyak ya?"

"Enggak, kata Aa gak boleh boros" tegur Alma membuat Sigit dan Alfi mengendus sedangkan Ardi tersenyum kemenangan.

"Hemat pangkal kaya ya Dek?" Ucap Ardi.

"Betul betul betul" Ucapnya sambil tertawa.

"Ya udah hati-hati di rumah jaga Kedua kakak mu dengan baik kalau ada apa-apa telpon Aa atau A Yayan(Suami Dewi yang rumahnya tidak jauh dari rumah Ardi)"

"Sip." Jawab Sigit.

Ardi pun mengucap salam lalu menyalakan mobilnya.di mobil tidak ada perbincangan hanya ada suara radio Alma dan Alfi sibuk dengan Handphonenya mereka tengah memainkan game di satu Handphone yang tengah di pegang Alfi.

Sesampainya si daerah mangunreja ia menghela nafas pelan ia lupa tak membawa air minum ia pun memberhentikan mobilnya di depan mini market.

"Dek turun yuk, Aa mau beli dulu minum.sekalian kan adek mau beli Coklat sama Roti" Ucap Ardi.

"Alfi mau cemilan boleh?"

"Boleh, tapi jangan banyak-banyak secukupnya Aja." Jawab Ardi.Alfi pun mengangguk."Adek sama Aa lansung masuk aja, Aa mau nelpon dulu."Titahnya.Alfi dan Alma pun masuk mengambil keranjang dan membeli makanan yang sekiranya biaa mereka makan.

Saat masuk Ardi di kejutkan dengan seorang Wanita dengan pakaian serba lebar tengah membantu adiknya membawakan Roti isian Keju yang terletak di rak paling Atas.

"Kamu sama siapa kesininya dek?" tanya Si wanita yang hanya terlihat bagian belakangnya saja.

"Sama Aa, Teteh?"

"Teteh sama rombongan" Jawabnya.

"Mau ambil apa lagi?" tanyanya.

"Coklat batang"

"Kalau coklat batang ada di depan Kasir dek" Jawabnya"Teteh Pamit ya, mau ambil minuman dulu"Alma pun menganggul.

"Aa" Petiknya saat melihat Ardi, Ardi pun mendekat,"Mau beli apa lagi?"tanya Ardi.

"Coklat"

"Coklat aja?" tanyanya.

"Sama Kotak besar boleh?" tanyanya.Ardi pun mengangguk.

"Beli jajanan yang sehat A Alfi"

"Alfi baru bawa dua A, ini juga untuk di makan bareng Adek nanti di mobil"

"Iya Ambil yang sekiranya di makan, jangan ambil yang akan jadi Mubajir gak baik" Ucapnya."Bawain Aa 2 botol air mineral, Aa tunggu di sana ya.Aa mau nyari Body lotion Buat kalian"Ucapnya.Yang langsung di angguki Alfi dan Alma.

"Bedak Alma habis" Ucap Alma "Sama Parfum"

"Parfum aku juga"

"Nanti parfumnya milih sendiri, Ayo cepet bawain Air dan beli apa yang mau di beli" Ucapnya pada ke dua Adiknya.ia pun berjalan ke arah body lotion lalu mengambil 3 body lotion yang biasa ia dan kedua adiknya pakai tak lupa bedak Bayi untuk sang adik.ia tak pernah malu melakukannya bahkan ia pun tak malu saat mengantar adik-adiknya belanja pakaian mau itu pakaian sejenis baju atau pun dalaman.

"Ambil Parfumnya jangan yang kaya orang tua" Ucapnya pada ke dua adiknya.

Adik perempuannya mengambil Parfum dengan botol yang besar berwarna pink dan Biru.

"Menurut Aa wangian mana?" tanyanya sambil mengarahkan dua botol itu bersamaan.

"Biru, Wanginya lebih seger" Ucap seseorang dari arah belakang Ardi, Ardi pun menoleh ia tertegung dengan wanita yang berdiri di belakangnya senyumnya sangat manis, matanya Abu seperti Mata wanita itu.apakah itu dia? "Kalau buat Adek yang bening kecil, Coba hisap baunya." ucapnya sambil menunjuk kearah Parfum yang di maksud."Aa gak sekalian beli?"tanya wanita itu.

"Dirumah masih ada" Jawabnya tergagap.

"Oh kirain, kalau mau beli, yang ini cocok untuk Aa" Ia memberikan parpun dengan botol berwarna putih dengan tutup berwarna Hitam.

"Pita ayo" Seru seseorang.

"Bentar" Jawab si wanita"Ya udah aku pamit ya.Ini buat kamu"Ucapnya sambil memberikan Coklat kepada Alma dan Alfi"

"Maksih teh" Jawab Alma dan Alfi bersamaan.

"Sama-sama" Jawabnya lalu berlalu.

Ardi mematung sambil memegang botol yang di berikan wanita bermata Abu itu.

"Ayo A" Ajak Alma.

Ardi pun mengerjap lalu mengangguk.ia mengekor ke kedua adiknya menuju kasir."

"Semoga kita bertemu lagi Pita" Ucap Ardi saat melihat Pita yang masuk kedalam Mobil yang terparkir di belakang motor-motor yang berjejer.

Makan bersama

Ardi merasa kepalanya sangat berat hari ini.Mungkin karena semalam pulang dari pasar ia pergi ke sawah karena hujan ia takut terjadi longsor jadi ia membuka bendungan yang ia pasang kemarin.

ia mengambil Handphonenya dan menghubungi Sinta kembaran Santi yang berpropesi sebagai dokter.setelah tersambung ia pun menyuruh kakaknya datang untuk mengecek konsidinya.

Dibawah Hana tengah berdebat dengan Hani dan Dewi tentang konsep pernikahannya membuat Alma dan Alfi memilih untuk masuk ke dalam kamar.sedangkan Sigit di sibukan dengan Ayam yang di pelihara oleh kakaknya.

"Astaga Apa ini?" tanya Sinta saat masuk ke dalam rumah.

"Teh Sinta" Ucap Hana, Hani dan Dewi.

"Assalamu'alaikum" Ucapnya pada ke tiga adiknya yang duduk di ruang tamu.

"Wa'alaikum salam" jawab mereka sambil mendekat dan menyalami Sinta.

"Lebih baik kalian buatkan makanan soalnya temannya Teh Santi akan datang."

"Baik teh" Jawabnya

Santi pun masuk ke dalam kamar Ardi yang terletak di sebelah tangga.ia menghiraukan perdebatan adik-adiknya itu.ia bukan Santi atau Ardi yang bijak dalam menghadapi masalah jadi ia lebih baik mengabaikannya, dari pada malah memperkeruh keadaan.

"Kenapa kok bisa sakit?" tanya Sinta.

"Wa'alaikum salam" Ucap Ardi sambil beranjak duduk.

"Assalamu'alaikum" Ucap Santi sambil mendekat lalu memeluk adik laki-laki yang telah ia anggap sebagai kakak itu.karena Ardi memikul banyak beban bahkan sekolahnya pun dulu Ardi yang biayai.begitupun Santi yang berpropesi sebagai Guru.Adiknya ini benar-benar menyekolahkan adik-adiknya dan kakak-kakaknya dengan baik, benar-benar mengantarkannya pada gerbang ke suksesan.Dewi adiknya kerja di kelurahan, begitupun Hani.Belum lagi Hana ia bekerja di salah satu SMA dekat rumahnya sebagai Guru.

"Aku butuh di periksa bukan di peluk" Ucap Ardi, namun tak urung ia pun membalas pelukan kakaknya dengan sayang.

"Kok bisa demam sih Di?" tanya Santi sambil beranjak mengambil alat-alat medisnya"Di kamu itu harus jaga kesehatan biar nanti pas Nikahin Hana kamu terlihat Fress apa lagi kamu akan jadi orang paling sibuk"

"Sepulang dari Pasar kemarin aku langsung ke Sawah teh soalnya hujan deras teh.aku takut longsor kalau longsor berabe, karena aku gak mungkin terjun ke sawah karena ada Proyek di Taraju yang harus di urus"

Sinta mengelus lengan Ardi dengan sayang."Jangan terlalu di Porsir ya, suruh Mang Dadang atau Mang Wahid jangan semua oleh mu."

"Kasihan teh kalau aku nyuruh mereka malam-malam, Aku gak papa kok."

"Terus di Proyek siapa yang tanganin?"

"Ada Guntur"

Sinta mengangguk paham, Ia pun mengeluarkan beberapa obat dari tas nya"Untung aku bawa Obat"Ucapnya"Nanti akan ada Temannya Santi, Dia lagi di perjalanan boleh ya pinjem kamar tamu."

"Buat Apa?"

"Temannya kecelakaan pas pemotretan di Situ Cilangla, asalnya ia nyuruh Teteh kesana tapi tetehnya gak bisa karena harus jagain kamu disini, Santi juga sebentar lagi datang."

"Teteh kasih tau aku sakit ya?"

"Enggak, adik-adikmu mana bisa menghendle semua untuk acara pernikahan Hana jadi Biar Santi yang urus"Jelasnya sambil mengulurkan Air dan Obat" Udah makankan?"

"Udah" Jawabnya"Kakak juga bantuin"

Sinta cengir"Aku bantuin Bungkus besek aja pas nanti hari sebelum hari H, Sama ngurusin Rumah"Jawabnya"Kamu tau sendiri Di aku gak terlalu tertarik dengan hal semacam itu, itu melelahkan dan membuat ku pusing"

Ardi mengangguk paham, Gimana kerjaan Suami teteh?"

"Lancar" Jawabnya" Ia akan dinas di Bandung beberapa Bulan"

"Ditinggal donk?"Goda Ardi.

" Iya, tapi tak apa namanya juga tugas negara"Jawabnya

"Iya, Keponakan aku minta adik tuh" Ucapnya.

"Ngada-ngada aja kamu, dua tahun lagi lah insya'alloh nanti aku kasih dia adik." Ucapnya sambil menepuk pelan tangan Ardi"Aku gak bisa ngurusnya satu aja udah nyusahin Mertua apa lagi dua"

"Belajar"

"Iya, aku lagi proses belajar." Jawabnya"lebih baik kamu Tidur Di, nanti aku bangunin kalau makanan siap.kita makan bareng"

"Jangan teteh yang masak"

Sinta mengerucutkan bibirnya"Ya tau, aku juga gak mau ngasih Racun pada adikku"Candanya.

"Belajar Teh, Teteh pasti bisa kok" Ucap Ardi.

"Insya'alloh" Jawbnya"Ya udah aku ke luar dulu ya, kamu istirahat "

Ardi pun mengngguk lalu merebahkan kembali tubuhnya.

Sedangkan Sinta keluar untuk melihat adik-adiknya.

"Kenapa muka mu di tekuk gitu Git?" tanyanya saat melihat Sigit duduk meja makan.

"Aa nernak ayam banyak banget, pusing banget ngurusinnya" Jawab Sigit sambil meraih tangan kakaknya untuk di salami.

"Jangan ngeluh, dia nernak untuk kita semua.Untuk biaya kalian sekolah"

Sigit mengangguk mengerti."Aa gimana?"tanyanya

"Dia demam, kamarin malam katanya hujan-hujanan."

"Iya kemarin dia Hujan-hujanan.belum lagi siangnya harus nganter kesik dan semen ke Taraju."

"Kakak mu itu pekerja keras sekali, kamu harus mencontohnya.jangan sia-siakan peluhnya buat dia bangga memiliki adik seperti Mu."

"Iya aku paham" Jawab Sigit.

Tok tok tok.

Suara ketukan pintu pun menghentikan Sinta yang akan berbicara ia pun beranjak dan di dapati 5 orang ada di depan pintu.

"Masuk-masuk" Ucapnya sambil memberi jalan.dan menyuruh Sigit membawakan Minum.

"Assalamu'alaikum" Ucap Mereka.

"Wa'alaikum salam" Jawab Sinta."Siapa yang terluka Tere?"

"Artisnya Ruli" Tunjuknya pada Wanita yang duduk sendiri"Tangannya dan kakinya luka"

"Hanya lecet Saja" Ucap Wanita yang di tujuk Tere.

"Ikut aku ke kamar Yuk, biar aku periksa di kamar." Wanita itupun mengangguk dan mengikuti Sinta masuk.

Sinta menggelengkan kepala saat mendapati luka Lecet di dengkul dan telapak tangan kiri wanita di hadapannya.bahkan lecetnya hanya mengelupas kulit saja tanpa berdarah

"Mereka selalu membesar-besarkan"

"Mungkin karena mereka Khawatir" Jawab Sinta.

"Maaf merepotkan" Ucapnya sambil memegang tangan Sinta..

"Iya" Jawab Sinta"Mau keluar?"

"Boleh aku numpang istirahat dulu, badan ku lelah rasanya jadwal ku padat minggu-minggu ini"

"Kamu minumlah Vitamin ini, dan istirahat" Ucapnya sambil menyodorkan.obat dan Air pada wanita itu.

Wanita itu pun mengangguk dan meminum obat yang di berikan Sinta.sedangkan Sinta setelah melihat wanita itu berbaring ia segera keluar bergabung dengan teman-temannya Santi.

"Gimana?"

'Dia hanya perlu istirahat, aku sudah beri dia vitamin"

"kok Vitamin?tangan dan kakinya?" tanya Ruli

"Tangan dan kakinya baik-baik aja."

"oh syukur deh kalau begitu."

Santi pun datang lalu mengajak Hana bergabung, sedangkan Hani dan Dewi mereka masak di dapur.

Selepas Shalat Dzuhur Ardi keluar kamar dan menggelar karpet di bantu Sigit dan Alfi ia duduk disana sambil bermain dengan tiga keponakannya yang sangat menggemaskan.Tak lama Santi pun datang bersama tanunya.sedang Sinta, Hana, Hani dan Dewi menghidangkan makanan di bantu oleh Sigit dan Alma.

Mereka pun makan dengan sesekali berceloteh, sedangkan Ardi mencuri-curi pandang pada wanita bermata Abu yang tengah berceloteh sambil makan bersama sang adik Alma.

"Aduhhhh ini hidangannya enak banget, Makasih ya " Ucap Tere.

Ruli pun mengangguk"Makasih ya San atas jamuannya."

"Ia sama-sama" Jawabnya "Pita kenal sama Alma?" tanyanya pada Pita yang duduk bersebelahan dengan Alma.

"Waktu itu Teh Pita kasih aku sama A Alfi Coklat"

"Oh, makasih Ya Pit."

"Kapan ? perasaan kita selalu bareng-bareng Pit tanya Tere.

" Waktu habis pemotretan di ACD."jawabnya"Kita ketemu di Mini market Mangunreja."

"Oh dua minggu lalu ya" Ucap wanita yang berbaju loreng, Pita pun mengangguk.

"Jadi kamu kenal Ardi donk?" tanya Santi

"Enggak, aku gak kenalan sama mereka.aku tau nama Alma dan Alfi pun karena ia menyebut dirinya Alma dan ia pernah memanggil-manggil Alfi kakaknya.kalau sama Aa" Ucapnya sambil menengadahkan tangan ke Arah Ardi"Aku gak kenal,hanya mungkin pernah bertemu."

"aku ingit waktu itu kita satu meja ya?" Ucap Ruli yang langsung di angguki Tere.

"Iya, waktu saat saya ambil sayur"Jawab Ardi.

" Oh gitu"Ucap Santi."Ya udah kenalin iyu adik aku namanya Ardi,dan Sigit."Ucapnya "Nah itu Alfi sebelah Hana, lalu Hani, Dewi dan Alma."

Ruli dan yang lain mengangguk.

"Nah ini Ruli" Ucapnya sambil menepuk paha Wanita berbaju biru,"Sebelahnya Tere, lalu Jesika, Wahyuni dan di ujung Pitaloka"

Salam kenal"Ucap Wahyuni dengan tangan ia satukan🙏

"Salam kenal juga kak" Ucap Sigit sedang yang lain hanya mengangguk.

"Nanti pada dateng ya di Acara nikahannya Hana" Ucap Santi.

"Pasti kan Aku yang bakal ngerias wajahnya" Jawab Tere

"Insya'alloh"Ucap Ruli dan Wahyuni bersamaan sedangkan Jesika hanya mengangguk

"Maaf kalau aku kayanya gak bakalan dateng" Ucap Pita

"Kenapa?"

"Dua hari sebelumnya aku harus udah ada di Bandung, Ada prodak kosmetik baru yang akan launcing di hari nikahannya Hana." Ucapnya pada Santi, lalu menatap Hana sendu"Maaf ya Hana, tapi tenang nanti aku kirimin kamu hadiah"Ucapnya.

"Aku juga mau hadiah" Ucap Alma.

"Adek gak boleh nyela" Ucap Ardi, Alma pun langsung menunduk.

"Jangan terlalu keras A" Tegur Santi.

"Gak papa, Nanti Teteh kirimin buat kamu juga ya.kamu mau di kirimin Apa?" tanyanya pada Alma.

"Boneka boleh, Alma belum punya boneka" Ucapnya.Arda yang mendengar itu menutup matanya dadanya seketika sakit, entahlah ia sangat sensitif bila adik kecilnya Alfi dan Alma berucap kemauannya yang belum ia penuhi ia selalu merasakan sesak.

"Mau boneka apa?" tanya Pita

"Apa aja" Jawabnya"Seperti De Pika juga gak papa"Ucapnya menunjuk keponakan kecilnya yang tengah duduk di lahunan Sinta.Santi yang mendengar nama anaknya di sebut pun menoleh, Anaknya tengah memainkan Boneka Pinguin di hadapnya.

"Adek, nanti Teteh belikan yang lebih besar mau?" ucap Santi mendahului"Jangan merepotkan Teh Pita gak baik"

"Maaf" Ucapnya pada Pita"Ya udah dari teteh saja"

Pita membelai kepala Alma dengan sayang, ia tak punya adik karena ia adalah anak tunggal yang tinggal bersama neneknya, ibu dan Ayahnya bercerai ia hanya mendapatkan tunjangan hidup.ia juga sebenarnya memiliki adik tapi tak pernah bertukar kabar.

"Nanti teteh kirimin boneka lain juga buat kamu" Ucapnya lalu merengkuh Alma ke dalam pelukannya.membuat Ardi sesak ia merasa ada pukulan keras ke ulu hatinya saat melihat perlakuan Pita pada Alma.Belum ada wanita yang bisa mengambil hati Alma, semua teman Kakaknya atau adiknya yang di kenalkan padanya tak pernah sedekat itu namun Pita, ia telah mencuri hati Alma.Namun sepertinya bukan hanya Alma saja Ia pun tersentuh.

"A sepertinya A Lukman datang" Ucap Sigit.

"Suruh ia masuk dek, agar dia makan bersama" Ucap Ardi pada adik laki-lakinya.Sigit pun menuruti apa yang di ucapkan Ardi.

Mereka pun meneruskan makan bersama.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!