Disebuah bangunan tua yg terlihat sudah rapuh termakan usia terdapat seorang laki-laki yang tengah bersiap-siap untuk pergi bersekolah, laki-laki tersebut berusia sekitar 17 tahun berperawakan cukup tampan hanya saja tertutupi oleh wajahnya yg sedikit kusam karena kurangnya perawatan serta tinggi sekitar 175 cm.
laki-laki tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah MC kita yaitu Alex. Ia kini tengah memakai dasi sekolah nya dan juga menatap ke arah kaca untuk mempermudah ia memakai dasi tersebut.
"Huftt~~(menghela nafas), sekarang sudah senin lagi berarti kini saatnya ke kembali ke sekolah dan bertemu dengan para pembully itu lagi" gumamnya kepada diri sendiri.
Disekolah Alex memang sering mendapat pembullyan lantaran ia orang miskin tetapi bersekolah di sekolah yang bisa dikatakan sekolah orang orang kaya. Itu semuanya terjadi lantaran Alex mendapatkan sebuah beasiswa untuk bersekolah di sekolah tersebut. Sekolah tersebut bernama 'SMA PUSAKA ABADI' dan bila ada yg bertanya mengapa tidak ada guru yg membantu atau melaporkan pembullyan tersebut adalah lantaran orang yang melakukan pembullyan adalah anak dari pemilik sekolah tersebut.
"Alex sarapan dulu sebelum berangkat sekolah" ucap ibunya Alex.
Ucapan tersebut berhasil membuyarkan lamunan Alex sebelumnya.
"Baik bu Alex datang" ucap alex membalas perkataan ibunya sebelumnya dan langsung bergegas menuju meja makan sederhana di rumah itu.
setibanya ia didapur sudah ada seorang wanita yg tak lain tak bukan adalah ibu dari Alex. Nama ibunya adalah Rena yg bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah rumah orang kaya di kampungnya. Dan untuk ayahnya telah meninggal sekitar 7 tahun lalu karena mengalami kecelakaan lalu lintas.
"Alex buruan dimakan sebelum dingin" ucap Rena kepada Alex.
"Baik bu" ucap Alex sembari duduk dikursi dan mengisi piringnya dengan sarapan sederhana itu.
"Alex ibu berangkat kerja dulu ya! lekas habiskan sarapannya lalu pergi ke sekolah setelah selesai dan ini uang untuk kamu jajan" ucap Rena sembari memberikan uang Rp. 10.000 kepada Alex, kemudian melanjutkan kembali kalimatnya
" maaf Alex ibu cuma bisa memberikan segini lantaran kondisi keuangan kita yg sedang tidak baik" ucap Rena sembari meratapi nasib ia dan Alex lantaran kekurangan uang.
"tidak apa-apa bu, Alex paham kok dengan kondisi keuangan kita akhir akhir ini. Ibu tak perlu khawatir karena Alex akan berusaha kerja paruh waktu untuk membantu perekonomian kita bu setelah Alex pulang sekolah" ucap Alex untuk sembari tersenyum kepada ibunya
Rena hanya bisa menatap sendu kearah anaknya ini lantaran setelah suaminya meninggal ia dan Alex mengalami banyak masalah dalam hal ekonomi.
"baiklah Alex, ibu pergi kerja dulu ya! lekas habiskan sarapanmu lalu pergi sekolah ya. Assalamu'alaikum" ucap Rena sembari berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh
"Waalaikumsalam. Iya buk selepas sarapan Alex bakalan langsung berangkat sekolah" ucap Alex sembari berusaha memakan sarapannya lebih cepat.
Rena hanya membalasnya dengan senyuman lalu keluar dari rumah untuk berangkat bekerja.
~kembali kepada Alex~
Selepas sarapan tak lupa Alex membereskan alat makannya terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah. Setelah selesai barulah ia mengambil tas sekolah nya yg sudah terlihat lama untuk pergi ke sekolah. sebelum ia keluar pintu tak lupa ia memberikan salam meskipun tidak ada orang di rumah lantaran memang udah kebiasaan.
"Assalamu'alaikum" ucap Alex (hening tak ada balasan lantaran rumah memang kosong lantaran ibunya sudah pergi bekerja)
Alex pun melangkahkan kakinya untuk pergi ke sekolah dan bersiap untuk menghadapi masalah di sekolah nanti. Baru beberapa langkah meninggalkan rumahnya ada suara seseorang yg memanggil namanya dari arah belakang
"Alex........ " ucap orang tersebut.
Alex pun menoleh kebelakang untuk mengetahui siapa orang tersebut yang memanggil namanya
MAAF YA KALO BANYAK KEKURANGAN DAN SALAH DALAM PENULISANNYA DAN CUKUP SEGINI DULU UNTUK SEKARANG.
MOHON UNTUK KOMEN DAN KOREKSINYA BILA MEMANG ADA YANG SALAH DALAM CHAPTER INI AGAR AUTHOR JUGA BISA MEMPERBAIKINYA HINGGA JADI LEBIH BAIK.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA 😘.
JANGAN LUPA
(√) KOMEN, SARAN DAN KRITIK
(√) VOTE DAN RATE BINTANG LIMA BILA TIDAK KEBERATAN
(√) LIKE TERUS BIAR AUTHOR TAMBAH SEMANGAT NULISNYA
"Alex....!" ucap orang tersebut
sontak hal ini membuat Alex mengalihkan pandangannya kebelakang untuk melihat siapa yang menyapanya.
"Yo Ren... " ucap Alex dengan singkat lantaran yang menyapa ia tadi adalah seorang bernama Rendy yg merupakan sahabatnya sedari kecil. Rendy ini juga bersekolah disekolah yang sama dengan Alex dan mereka berdua sama-sama bersekolah di sekolah yg sama. Tetapi Rendy ini masih memiliki nasib yg jauh lebih baik kebanding Alex karena dari segi ekonomi saja jelas lebih baik Rendy kebanding Alex meskipun tidak terlalu kaya juga. Alex dan Rendy merupakan siswa yg berprestasi maka dari itu mereka berdua mendapatkan beasiswa ke sekolah yang sama.
"Hehe Lex apakah kau sudah menyelesaikan tugas matematika yang diberikan Buk lisa kepada kita?"ucapnya sembari tersenyum penuh arti.
"Tentu saja sudah. Hmmm biar kutebak, kau ingin meminjam bukuku kan lantaran kau belum menyelesaikan tugas tersebut. apakah benar tebakanku?" ucap Alex sambil memicingkan sebelah matanya ke arah Rendy karena seperti mengetahui motif dibalik pertanyaan itu
"Hehe kau memang pengertian Alex. kau kan tau sendiri kalau aku gak suka pelajaran matematika.. " ucapnya sambil menggaruk kepalanya yg tidak gatal.
meskipun Rendy itu cukup pintar tapi dia sangat tidak bisa kalau mengenai pelajaran matematika. Bahkan parahnya lagi si Rendy ini sangat sering tidur pada saat jam pelajaran matematika.
"Hmm ini.. " sambil menyodorkan sebuah buku. "Tapi lain kali kau harus buat sendiri agar otakmu ini bisa kalo ditanya soal matematika" sambil menunjuk kepala sahabatnya itu
"Makasih Alex kau memang sahabat terbaik lah, tapi aku gak bisa janji ya" sambil nyengir kuda.
"Hmmm baiklah, tapi aku juga gak janji bakal ngasih pinjam lagi" ucap Alex
"Hei janganlah seperti itu kepada sahabat mu ini" sembari memohon
"Hahaha.... kau sungguh lucu Ren saat seperti itu. Maka dari itu belajar yang rajin" sambil menjitak kepala sahabatnya itu.
"huh ini sakit, awas saja kau nanti" ucap Rendy sambil memegang kepalanya yang kena jitakan maut Alex.
"Baiklah baiklah aku minta maaf soal yang tadi itu. Tp boong! " ucap Alex sembari menahan tawanya agar tidak pecah karena melihat muka sahabatnya itu yang sudah jutek lantaran kesal diganggu Alex habis habisan.
"Awas saja kau. kuhajar kau! " sembari berusaha menangkap Alex agar tidak kabur.
"Blee😜... tangkap saja kau bila bisa" ucapnya sambil memeletkan lidah dan berusaha menghindar dari tangkapan Rendy.
Dan terjadilah aksi kejar-kejaran dua laki² yang sudah beranjak dewasa ini. Meskipun mereka sudah hampir dewasa tapi bila mereka bertemu maka akan seperti anak anak. Alex sungguh bersyukur mempunyai sahabat seperti Rendy yang bisa membuat ia tertawa selain ibunya. Karena keasikan berlari mereka tidak sadar bila sudah sampai di depan gerbang sekolah mereka.
~note: Rumah dari Alex dan Rendy ini tidak terlalu jauh dari sekolah hanya sekitar 500 meter maka dari itu mereka datang ke sekolah hanya berjalan kaki.~
Ketika Alex tiba di depan gerbang sekolahnya muka yang awalnya ceria kini langsung berubah datar lantaran ini tempat ia sering dibully oleh siswa lainnya.
Rendy langsung menyadari perubahan wajah sahabatnya itu dan dia juga tau kalau Alex di sekolah memang sering mendapat pembullyan oleh siswa siswi disekolah, tetapi ia tidak bisa membantu sahabatnya itu lantaran keinginan Alex sendiri agar Rendy tidak ikut dalam masalah ini karena Alex tau orang tua Rendy bekerja kepada orang tua salah satu pembully Alex dan ia takut bisa mereka akan di pecat lantaran anak mereka.
"Ayo masuk... " ucap Rendy sembari merangkul pundak Alex untuk memberi semangat.
"Huff baiklah" ucap Alex dengan nada berat.
Baru beberapa langkah memasuki gerbang sekolah sudah terjadi hal yang paling tidak diinginkan oleh Alex.
"haduh kenapa sih si miskin ini masih sekolah... " ucap salah satu dari sebuah kumpulan yang sudah menunggu di samping gerbang.
MAAF KALO BANYAK SALAH DALAM PENULISANNYA DAN MOHON UNTUK DIKOREKSI AGAR KEDEPANNYA LEBIH BAIK LAGI. BESOK INSYAALLAH UP LAGI KALO GAK ADA HALANGAN.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA 😘
"Haduh kenapa sih si miskin ini masih sekolah... " ucap kumpulan orang di samping gerbang.
Meskipun Alex dan Rendy tidak melihat tapi mereka sudah kenal betul asal suara tersebut yg merupakan gank yang sering ngebully Alex setiap dia sekolah. Gank tersebut adalah kumpulan yang diketuai oleh Bobby Adiguna yang merupakan anak dari pengusaha Bryan Adiguna yang merupakan seorang pengusaha kaya nomor dua di kota ini sekaligus pemilik sekolah ini. Di dalam gank itu juga ada beberapa anak pengusaha lain seperti Jimmy, Reza dan Haikal
" Nah bener banget tuh Bob, seharusnya si miskin ini gak bersekolah disini karena ia disini hanya menjadi aib bagi sekolah kita"
ucap Jimmy yg juga diangguki oleh Reza dan Haikal.
"Tciih... kalau bukan karena dia yang membela dirimu sudah kupastikan dirimu sudah lama meninggalkan sekolah ini" ucap Bobby dengan kesal.
Alex langsung saja melenggang pergi menuju kelasnya diikuti Rendy begitu saja lantaran ia tidak bisa melawan, lagipula sudah biasa bagi dirinya dibully oleh mereka. Sontak saja hal itu membuat kesal kumpulan tersebut lantaran tidak dihiraukan. Bobby sebenarnya sudah bersiap untuk memberi pelajaran kepada Alex namun langsung dihentikan oleh Reza.
"Biarkan saja dulu kali ini Bob, nanti sepulang sekolah baru kita beri dia pelajaran yang tidak akan dia lupakan" ucap Reza sembari tersenyum devil.
Perkataan tersebut langsung dibalas anggukan oleh mereka bertiga karena itu bukanlah suatu ide yang buruk juga.
"Baiklah, mari kita buat dia tidak bisa berjalan lagi nanti." balas Bobby
"Siap bos dengan senang hati" balas mereka serempak.
"Kebetulan sekali aku sudah lama tidak berolahraga." ucap Haikal
~*****~
sementara ditempat Alex ketika masuk kelas ia langsung duduk dikursi yang terletak dipojok belakang kelas. Tak lama datang seorang perempuan cantik menghampiri Alex dan menyapanya.
"Pagi Lex... " ucapnya
"Pagi juga Sab... " balas Alex.
Perempuan cantik tersebut adalah Sabrina Wijaya yang merupakan salah satu most wanted disekolah ini sekaligus merupakan anak seorang pengusaha sukses Abraham Wijaya yaitu pengusaha kaya nomor satu dikota ini.
Kring...Kring...Kring...
Bel tanda mulainya pembelajaran pun terdengar dan pembelajaran pun dimulai.
Kali ini adalah jam pelajaran matematika dengan guru yang bernama buk Lisa. Tak terlalu banyak yang menarik dalam pelajaran kali ini lantaran mata pelajaran yang diajarkan merupakan mata pelajaran yang membosankan dan paling tidak disukai oleh murid.
Satu satunya hal yang menarik adalah adanya beberapa murid yang diberi hukuman berlari keliling lapangan 20 kali lantaran tidak membuat pekerjaan rumah.
~3 jam kemudian......~
Kring...Kring... Kring...
Bel pertanda waktu istirahat pun berbunyi dan para murid langsung berhamburan menuju kantin sekolah. Di kelas kini hanya tersisa dua orang yaitu Alex dan Sabrina.
"Kau tidak ke kantin? " tanyanya ke Alex
"Tidak. Aku mau membaca buku ini" jawab Alex.
Sabrina tau itu cuma alasan Alex saja. Dia juga tau Alex tidak mau membelanjakan uangnya melainkan lebih memilih untuk menabung uangnya agar bisa ia gunakan untuk membeli keperluan sekolahnya lantaran kondisi keuangan keluarganya yang tidak mencukupi.
"Sudahlah ayo ikuti aku! Kita ke kantin aku yang traktir" ucap Sabrina kepada Alex
"Tapi-... " belum selesai Alex menyelesaikan kalimatnya ia sudah keburu ditarik oleh Sabrina dan dengan terpaksa pula Alex mengikuti Sintia.
**MAAF KALAU JARANG UPDATE YA!
MAAF JUGA KALO BANYAK SALAH DI SANA SINI JUGA AUTHOR AKAN BERUSAHA UNTUK MEMBUAT NOVEL INI LEBIH BAIK LAGI KEDEPANNYA.
TERIMA KASIH SUDAH MAMPIR UNTUK MEMBACA NOVEL AUTHOR YANG PERTAMA INI, MOHON KRITIK DAN SARANNYA YANG MEMBANGUN AGAR KEDEPANNYA LEBIH BAIK LAGI**.
🎊🎉🎊🎉HAPPY NEW YEAR🎉🎊🎉🎊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!