NovelToon NovelToon

Fight In The Trash Game

1. Dunia Yang Kejam

Perkenalkan namaku Fanzi Youra umur 26 tahun seorang remaja yang hidupnya tidak beruntung sama sekali tinggal di kota Kuala Lumpur tinggal di sebuah rumah yang selalu ada masalah di dalamnya karena ibu kandung sendiri.

Delapan tahun di dalam penjara karena sebuah kasus murid yang membunuh temannya sendiri karena masalah dendam dengan menggunakan pisau tajam menusuk ke jantung hingga tewas di tempat.

Berita tersebut tersebar dengan cepat melalui sosial media hingga Fanzi kehilangan teman, saudara hingga salah satu bagian keluarganya tepatnya yaitu ayah Fanzi yang meninggal saat Fanzi dalam penjara tidak ada yang memberitahukannya.

Dua tahun setelah Fanzi setelah keluar dari penjara hingga di percepat lulus dari sekolah kehidupannya tidak pernah ada perubahan sama sekali Fanzi yang selalu berusaha melamar kerja sebanyak 9x di tolak karena masalah kasus 10 tahun lalu masih ada beberapa pengusaha sukses tidak mau menerima Fanzi.

Hingga Fanzi yang terkadang setiap pulang ke rumah sering kali terkena marah ibunya karena selalu meminta uang jika tidak pasti ada luka tamparan di wajah Fanzi jadi selalu diam mengurung diri di kamar meskipun Fanzi mempunyai 80 ringgit yang di sembunyikan.

Di pagi hari yang cerah menyinari kamar Fanzi yang masih tidur di waktu pagi pukul 06:07.

"Uh kepalaku kenapa sakit sekali ugh!” Fanzi yang merasa kepalanya sangat pusing karena tadi malam ibunya memarahi hingga memukul kepalanya cukup keras.

Tring!

Sebuah pesan masuk ke dalam telepon Fanzi yang berada di sebelahnya tidak berubah tempat.

[02-11-2028 / 21:34] Ichinose : Fanzi aku ada informasi kerjaan untukmu semoga saja bisa menerimamu kali ini.

[02-11-2028 / 21:38] Ichinose : jangan patah semangat 😁

[02-11-2028 / 21:42] Ichinose : https://infoloker.go.id/Dashboard\_pelamar.

[02-11-2028 / 21:44] Ichinose : Itu link untuk pendaftarannya dan kalau beruntung besok ada panggilan interview langsung lalu banyak orang yang menantikan kesempatan ini.

[02-11-2028 / 06:13] Ichinose : Aku mendoakanmu semoga di terima kerja Fanzi.

"Dasar kubilang beberapa kali semua hanya sia-sia saja tidak akan ada yang mengerti kondisiku!” Fanzi masih memegang kepalanya yang masih terasa sakit tapi tidak terlalu sakit seperti sebelumnya.

[02-11-2028 / 06:17] Ichinose : cobalah datangi aku tau kamu masih di rumah.

"Gadis ini tau saja yang aku pikirkan meskipun aku tidak membalas pesannya!”

Fanzi yang mencoba mendiamkan sambil menenangkan pikirannya agar kepalanya berhenti merasa sakit hingga beberapa menit berlalu Fanzi melihat sebuah bayangan putih di dekatnya saat melihat ke sebuah cermin.

"Bangkitlah... Berusahalah... Sekali... Lagi..”

Di iringi suara yang bicara sekali lalu tidak terdengar lagi hingga seketika hati dengan tangan Fanzi bergerak mengambil handphonenya sambil memeriksa pendaftarannya tadi malam di email ada panggilan interview atau tidak.

"Ayo coba sekali lagi” Fanzi mencoba menyemangati dirinya sendiri karena melihat ada panggilan interview hari ini dari jam 08:00 sampai waktu selesai.

Fanzi langsung menyiapkan beberapa berkas yang langsung di simpan sambil membuat tambahan CV dengan yang lainnya setelah itu Fanzi segera mandi sambil sesekali memeriksa keadaan dirinya lagi kepalanya terasa sakit lagi atau tidak jika tidak Fanzi segera melanjutkannya.

Setelah semua siap Fanzi langsung mengambil uang simpanannya di bawah tempat tidurnya lalu pergi keluar kamar dan saat seudah keluar kamar terlihat rumahnya sepi itu belarti ibunya pergi.

Meskipun begitu saat sudah mengunci pintu dengan kunci cadangan mencari motor Fanzi pemberian terakhir ayahnya tidak ada disana prasangka Fanzi mengatakan ibunya telah memakai motor Fanzi.

"Ugh terpaksa harus pakai bis menyebalkan!” Fanzi yang langsung pergi ke halte bus terdekat sana sambil berlari.

Perjalanan yang panjang hingga akhirnya sampai disana dengan sedikit berjalan kaki mulai terlihat sekumpulan banyak orang disana mengikuti antrian.

"Panjang sekali antriannya jadi malas menunggu kalau gini” Fanzi yang ingin memutuskan kembali lagi.

"Fanzi disini!” Seseorang memanggil Fanzi dari jauh.

Tidak lama orang tersebut langsung menerobos barisan lain untuk lewat agar bisa bertemu dengan Fanzi yang baru saja datang.

"Hah... Hah... Aku kira kamu tidak akan datang Fanzi” ternyata orang tersebut adalah Ichinose yang ikut melamar kerja.

"Sedang apa disini?” Fanzi dengan cuek.

"Aku juga kesini untuk melamar kerja karena hari ini ada panggilan interview dan aku senang kamu datang Fanzi” Ichinose yang tersenyum kepada Fanzi karena bisa melihat Fanzi lagi setelah beberapa 2 tahun saling mengirim pesan.

"Ya terima kasih sudah memberitahuku dengan selalu membantuku selama ini luvia” Fanzi sambil memalingkan wajahnya.

"Ehh sama sama Fanzi” Luvia Ichinose yang wajahnya memerah sedikit namun baru pertama kali mendengar Fanzi memanggil nama depannya.

Lalu Luvia langsung mengajak Fanzi ke tempat mengantri berdua sambil sesekali mengajak mengobrol dengan Fanzi hingga akhirnya 5 orang di antrian tengah masuk ke ruang tunggu di antaranya Fanzi dengan Luvia terpisah.

"Selanjutnya silahkan masuk” Seorang wanita langsung bicara kepada salah satu pelamar.

"Baik” Fanzi yang memutuskan masuk lebih dahulu.

Lalu saat sudah di dalam ruangan dengan ada beberapa orang yang bersiap bertanya dengan suasana yang sedikit tegang sekaligus gugup.

Pertanyaan demi pertanyaan Fanzi jawab dengan cepat dan jelas meskipun dari ketiga orang disana sebagai penguji para pelamar ada yang mengenal Fanzi seperti berita di 2 tahun lalu yang baru keluar dari penjara.

"Pak saya ingat anak ini yang melakukan pembunuhan di sekolah kepada temannya sendiri” seorang pria muda berbisik.

"Sudah biar saya urus dan Fanzi Youra dari berkasmu dengan interview sebelumnya perhatikan cukup bagus sesuai ekspektasi diriku tapi kenapa kamu memilih bagian pekerjaan sebagai OB? (office boy)” Pria dewasa dengan wajah sudah menua.

"Karena saya sadar kualitas diriku yang hanya bisa memulai dari bawah bukan di tingkatan tengah maupun lebih tinggi di tambah kemampuan maupun pengalamanku masih dangkal jadi saya tidak ada pilihan untuk memilih sebagai OB” Fanzi tau batasan dirinya.

"Sebenarnya memang kamu layak di tempatkan di bagian OB tapi masalahnya ini adalah perusahaan besar banyak yang lebih berpotensi melebihimu di tambah lagi ada beberapa orang yang mengenalmu di masa lalu kasus anak sekolah dan saya tidak akan menyembunyikannya darimu”

"....” Fanzi mulai sadar diri bahwa dirinya memang tidak layak.

"Dunia ini sekali penjahat tetaplah di kenal sebagai penjahat jadi jika kamu ingin sukses hingga mendapatkan uang sendiri berusaha lah dari bawah sekali pun untuk memperbaiki sisi burukmu karena dunia ini tidak bisa membedakan penjahat baik dan penjahat yang benar-benar jahat kamu mengerti?” orang tersebut kembali bicara.

"Aku mengerti permisi” Fanzi pergi tanpa mengambil kembali berkasnya.

Fanzi yang benar-benar sudah merasa di titik sudah sangat lelah untuk di tolak karena masalah kasus di masa lalu hingga membuatnya terpuruk masuk ke jurang neraka.

"Fanzi?” Luvia yang melihat Fanzi keluar dengan tatapan sudah menyerah dan lelah.

"Aku ingin sendiri dan urus saja urusanmu” Fanzi tanpa melihat wajah Luvia lagi.

Fanzi yang menghiraukannya langsung pergi keluar lalu berjalan kaki menuju halte bus kembali namun melihat toko bunga langsung mencoba mendatangi hingga membelinya beberapa tangkai lalu terpikir untuk mendatangi makan ayahnya.

Dalam perjalanan menuju tempat makam umum dengan cuaca yang mulai berhembus angin hingga akhirnya sampai di depan makam yang dibuka secara umum.

"Ayah ini kedua kalinya datang kesini setelah 3 tahun lalu setelah kematian ayah dan maafkan tidak bisa menjadi seorang anak yang ayah harapkan” Fanzi langsung menyimpan dua tangkai bunga yang di belinya.

"Aku sudah lelah dengan hidupku selama 2 tahun ini yang benar-benar membuat semangatku padam tidak ada gunanya lagi” Fanzi yang langsung terduduk di tanah dengan wajah sudah pasrah.

Lalu langit dengan angin mulai gelap hingga hujan turun dengan deras hingga membuat semua orang yang ada di sana pergi ke tempat meneduh namun tidak dengan Fanzi yang sudah ingin mengakhiri semuanya.

"Fanzi nanti kamu sakit jika terus begini” Seorang Gadis dengan pakaiannya yang sudah basah karena hujan besar.

"Aku tidak peduli lagi pada diriku sendiri! PERGILAH!” Fanzi dengan secara keseluruhan sudah basah.

"Maafkan aku sudah memaksamu untuk melamar kerja hari ini dan jika kamu tetap ingin disini aku akan menemanimu” Luvia yang langsung duduk di sebelah Fanzi agar Fanzi tidak sakit karena hujan.

"Semua membenciku, menjauh dariku kenapa aku harus hidupku hancur selama ini!”

"Masih ada cara bagaimana jika kita berdua membuat sebuah usaha sendiri?” Luvia yang mencoba menghibur Fanzi karena penguji calon karyawan yang memberitahukan kepada Luvia.

"Orangtuamu saja menyuruhmu menjauhiku kenapa kau sendiri mendekatiku terus?” Fanzi yang masih tidak mau pergi.

"Karena aku peduli padamu dan masih ada harapan Fanzi” Luvia terus menerus menyemangati Fanzi.

"Aku sudah lelah Luvia, kamu memanglah orang baik yang aku kenal tapi usahamu sia-sia yang kamu lakukan untukku selama ini”

"Menjauhlah dariku sekarang juga!!” Fanzi yang mulai berdiri lalu mendorong Luvia hingga terjatuh ke tanah.

Bruk!

"Ugh Fanzi kenapa?”

"Maaf Luvia biarkan diriku sendiri untuk sekarang” Fanzi langsung berjalan pergi dari sana.

"Ugh ah sakit” Luvia mencoba berdiri namun kakinya tersayat oleh batu di tanah hingga kakinya berdarah.

Fanzi yang berjalan keluar dari makam dengan pakaian penuh basah karena hujan lalu langsung menyebrang jalan namun Luvia yang memaksa kakinya bergerak meskipun sakit langsung mengejar Fanzi hingga ke tengah jalan.

"Fanzi... Berhenti... Ini... Bukan.. dirimu... Yang.. dulu” Luvia bicara sambil nafasnya terengah-engah.

Lalu sebuah mobil dengan hitam bermerk Toyota dengan kecepatan sedang.

"Pak sebaiknya hati-hati ini sedang hujan”

"Tenang saja tempatnya sudah dekat”

Fanzi yang mendengar perkataan Luvia memang benar dirinya yang dulu sudah di lupakan.

"Aku telah membuang diriku”

Tiid! Tiid!!

Mobil yang menyalakan klakson mobil karena melihat 2 orang yang berada di tengah jalan.

"Luvia hati-h-” Fanzi langsung berlari kembali mendekati Luvia yang mobil dekatnya ingin menabraknya.

"Aagh” Luvia yang terdorong kembali ke arah semula.

BRAK! DUAKK!

Fanzi yang terlempar beberapa meter karena di tabrak oleh mobil hingga sebagian tubuhnya retak.

"Argh... Maaf...” Fanzi yang kemudian hilang kesadaran karena darah yang terus menerus mengalir keluar.

Lalu kedua orang yang berada dalam satu mobil tersebut langsung berjalan keluar mobil melihat korban yang telah di tabrak tidak sengaja di tambah hujan langsung memanggil ambulans dan segera membawanya ke rumah sakit.

"Fanzi bangun... Jangan pergi... Maafkan aku.. hiks.. hiks..” Luvia yang ikut berada di dalam mobil sambil menangis melihat kondisi Fanzi yang tubuhnya berlumuran darah.

"Uh sakit sekali” Fanzi yang tersadar untuk sebentar.

"Fanzi bertahanlah hiks” Luvia yang masih menangis untuk Fanzi.

"Syukurlah Kamu baik baik saja Luvia dan jangan menangis untuk seorang yang gagal sepertiku”

"Lalu Luvia apa kamu di terima bekerja disana?”

"Hiks iya aku di terima bekerja disana dan kamu bukanlah orang yang gagal namun orang yang paling baik yang aku temui” Luvia sambil menahan air matanya keluar.

"Untunglah aku ikut senang” Fanzi tersenyum senang mendengarnya.

Seketika alat pemeriksa detak jantung Fanzi mulai berdetak pelan.

"Luvia bisakah kamu meminta tolong untukmu sesuatu?” Fanzi dengan kondisinya semakin menurun drastis dengan darah yang terus menerus keluar dari dalam tubuhnya melalui beberapa lukanya.

"Iya apa yang ingin aku bantu?” Luvia dengan wajah yang masih menangis untuk Fanzi.

"Tolong sampaikan permintaan maafku kepada ibuku, teman-teman yang kita dulu sekaligus mengunjungi kuburan Zhigen”

"Terakhir hentikan tangisanmu nanti habis sia-sia sehingga menghapus wajah cantikmu Luvia Ichinose” Fanzi langsung mencoba mengangkat satu tangannya.

"Aku akan mencoba memenuhi permintaan terakhirmu Fanzi” Luvia yang melihat Fanzi mengangkat satu tangannya langsung memegangnya lalu menempelkannya pada pipinya sendiri.

"Terimakasih banyak Luvia”

"Saat ini aku takut tapi aku senang ada dirimu disini meskipun tubuhku mulai terasa dingin namun sangat nyaman sekali, boleh aku tidur sebentar Luvia?” Fanzi yang senang Luvia ingin menggenggam tangannya di saat saat terakhir untuknya.

"Iya selamat tidur semoga mimpi indah” Luvia sambil menahan air matanya keluar dari mata.

Disisi Fanzi yang di saat-saat kematiannya matanya seperti melihat bayangan hitam membawa sabit di tangannya di dekat Fanzi akan melakukan proses pemisahan jiwa dengan tubuh Fanzi.

Sosok bayangan hitam langsung menarik jiwa Fanzi keluar dari tubuhnya hingga membuat tubuhnya langsung lemas seluruh tubuhnya kehilangan jiwanya sendiri.

"Detak jantung korban telah berhenti” Perawat yang ada di dalam mobil mencoba segala cara untuk membuat jantungnya berdetak lagi.

"Hiks Fanzi semoga kamu damai disana” Luvia mencoba kuat ketika merasa tangan Fanzi dingin dan tidak bertenaga lagi hingga seketika air matanya mengalir keluar dari mata Luvia.

"Maaf nona teman anda sudah tidak bisa di selamatkan” perawat yang berada di mobil bicara kepada Luvia sambil menutup seluruh tubuh Fanzi dengan kain putih.

Hari dimana kematian Fanzi yang tidak memiliki penyesalan lagi jiwanya yang sudah terlepas dari tubuhnya sendiri dan Fanzi melihat betapa pentingnya dirinya untuk Luvia hingga menangisinya di hari kematian Fanzi.

"Dirimu sudah mati jangan terus perhatikan terus” Sosok tersebut bicara kepada Fanzi.

"Ah maaf dan sebelumnnya terimakasih sudah membiarkanku hidup lebih lama sebelumnya” Fanzi yang langsung bicara kepada sosok gelap tersebut.

"Tidak perlu berterimakasih diriku hanya melakukan tugas dan ikuti diriku ada seseorang yang sudah menunggumu” Sosok hitam membawa sabit itu bicara kepada Fanzi.

"Ya”

Fanzi yang dalam bentuk Roh manusia yang sudah mati langsung di bawa ke suatu tempat penuh yang berwarna putih adalah surga dengan merah kegelapan adalah neraka disana terdapat satu orang yang menunggu kedatangan Fanzi.

"Jadi akhirnya aku mati” Fanzi dengan merasa sedih.

"Selamat datang pasti kamu sudah menjalani hal yang berat selama ini” Suara seseorang yang Fanzi sangat kenal.

"Ayah! Aku merindukanmu ayah” Fanzi yang merasa sangat senang di sambut oleh ayahnya.

"Kamu pasti sudah melewati hal-hal sulit sendirian pasti sudah sangat lelah sekali selama ini” Ayah Fanzi yang bicara lagi.

"Iya ayah dan maaf aku tidak bisa menjadi anak yang bisa membahagiakan ayah maupun ibu sendiri yang stress berat selama kematian ayah” Fanzi yang menunduk tidak berani memperlihatkan wajahnya.

"Ayah mengerti dan mengetahuinya semua yang kamu alami lalu tidak akan memeluk ayahmu ini setelah lama merindukannya?” Ayah Fanzi yang langsung mengulurkan kepada Fanzi.

"Hmph dasar ayah menganggapmu seperti anak kecil saja” Fanzi yang langsung mengangkat wajahnya.

"Bukankah kamu sangat rin--”

"Iya aku merindukan ayah” Fanzi yang langsung memeluk ayahnya langsung.

"Jika ayah berikan kesempatan kedua apa kamu mau memulai hidupmu lagi menjadi lebih baik?” Pak Ryan langsung bertanya kepada Fanzi.

"Aku mau ayah” Fanzi yang tidak pernah menolak keputusan ayahnya.

"Kalau begitu lakukan yang terbaik hingga ayah menjemputmu lagi dan sekarang gunakan kesempatan ke 2 untuk hidup yang lebih baik yah nak dan jangan pernah menyerah dan jangan takut pada kematian ayah akan memperhatikan diri mu nak jangan menyerah" ucap Pak Ryan langsung mengingatkan kepada Fanzi.

"Akan aku lakukan yang terbaik ayah” Fanzi langsung melepaskan pelukan rindu kepada ayah kandungnya.

"Sampai jumpa nak” Pak Ryan langsung meniup Jiwa putranya yaitu Fanzi ke arah lain.

Atas izin penjaga Surga Fanzi yang di perbolehkan pergi terbawa Arus angin kencang ke arah lain bukan ke neraka ataupun kembali ke dunianya dahulu melainkan dimensi kehidupan dunia lain.

******

{Fanzi POV}

Fanzi yang yang langsung masuk ke dalam sang istri dari kerajaan Azteria yang sangat cantik dan anggun yang bernama Stella Cornelia yang langsung datang kepada raja.

"Suamiku Zhiyu aku.. hah..." Ratu Stella Cornelia atau sering di kenal oleh beberapa orang dengan nama Shiraishi Stella setelah menikah dengan seorang petualang terkenal karena kehebatannya yaitu Shiraishi Zhiyu sang Death Ripper.

"Ada apa hingga kamu datang kesini istriku? Dan duduklah dahulu lalu tarik nafas dengan lancar" ucap sosok raja itu ternyata bernama Shiraishi Zhiyu yang langsung mengajak istrinya duduk di dekatnya.

Tap! Tap! Tap!

"Aku sedang mengandung anakmu yang selalu kamu dambakan sejak beberapa tahun lalu akhirnya dewa mengabulkan permohonan kita" Ratu Stella yang sangat senang bercampur bahagia dengan langsung berjalan mendekati tempat suaminya mengerjakan tugasnya.

"Maaf yang mulia kami lengah membiarkan istri anda berlari dengan menggunakan kekuatannya” 2 Prajurit yang baru sampai disana sambil meminta maaf karena kesalahannya.

"Hm kembali ke tempat patroli kalian sekarang dan serahkan padaku urusan istriku yang nakal ini lalu tinggalkan kami berdua disini sedangkan urusan yang masih tersisa akan saya urus secepatnya” Zhiyu yang wajahnya lebih bersemangat dari biasanya karena perasaan senang yang muncul saat istrinya memberitahukan sendiri bahwa sedang mengandung anak pertamanya yang di tunggu-tunggu.

"Baik yang mulia” 2 prajurit bersama 3 orang yang membantu mengurus tugas tugas raja tersebut langsung kembali berpatroli menjauhi ruangan tersebut.

Pla-Takk!

"Aaww sakit maafkan aku” Stella yang meminta maaf atas sikapnya.

"Tidak masalah mulai saat ini jangan berlarian di lorong lagi karena banyak para pelayan dengan prajurit lain berjalan-jalan disana apa lagi menggunakan kekuatanmu sendiri tapi Huuh lupakan saja lalu sudah berapa bulan mengandung bayi kita?” Zhiyu yang bersikap lembut kepada istrinya.

"Hehe maaf habisnya senang sekali karena baru mengetahui diriku sedang mengandung anak kita lalu kalau tidak salah tadi itu Tabib yang memeriksaku karena aku sering merasa mual dan memberitahuku bahwa aku sudah mengandung anak selama 2 bulan tidak di ketahui” Stella yang langsung memberitahukan kepada suaminya.

"Yasudah lain kali harus lebih hati-hati” Zhiyu yang mengingatkan kepada istrinya.

"Iya” Stella yang sangat merasa bahagia.

Di dalam ruangan tersebut untuk pertama kalinya merasa bahagia bersama karena istrinya sedang mengandung anak pertama dan mereka akan menjadi seorang orangtua dari anaknya saat sudah lahir.

2. Pesta Kerajaan

Semua yang pelayan yang bekerja di kerajaan Azteria sekarang mulai sangat sibuk untuk mempersiapkan pesta yang sangat besar perintah raja

"semua pelayan sekarang siapkan tempat untuk pesta perayaan" ucap raja Zhiyu kepada semua pelayan yang bekerja di dalam istana bekerja keras dengan exstra.

setelah selesai persiapan tempat perayaan dan makanan sudah di siapkan tinggal menunggu prajurit yang membuka gerbang kerajaan agar seluruh rakyat bisa masuk ke dalam istana.

Dan raja langsung saja menunggu di tempat duduk bersama dengan istrinya dan menunggu rakyatnya datang dan menyuruh para pelayan untuk menyambutnya dan prajurit kerajaan berjaga di depan dan di dalam kerajaan sebagai antisipasi datangnya para pembunuh dan lainnya yang memanfaatkan keadaan dan setelah menunggu lama pun datang juga para rakyat dengan baju yang bermacam macam tetapi terlihat sopan.

"Terima kasih atas datangnya ke kerajaan karena kami mengadakan perayaan ini atas istriku mempunyai anak di dalam kandungannya selama beberapa tahun baru sekarang keluarga ku di karunia anak yang masih ada di dalam kandungannya" ucap raja zhiyu kepada rakyat nya karena saking senangnya raja sendiri.

"Dan sekarang mari nikmati makanan yang telah aku sedia kan" ucap raja senang dan rakyat nya juga senantiasa senang atas menunggu kelahiran anak raja zhiyu.

Dan rakyat pun langsung menikmati perayaan sangat senang bahkan raja merasa sangat senang melihat rakyatnya tercinta bisa datang ke pesta perayaan istri nya hamil.

"sayang apa ini tidak terlalu berlebihan membuat pesta sampai begini?" tanya Stella pada kepada suaminya.

"Ya tidak apa kita kan jarang buat pesta besar seperti ini aku pun memang ingin melakukan nya saja dan lihat sekarang rakyat kita sangat senang bahkan tadi ada yang memberi selamat kepada kita akan menjadi ayah dan ibu" ucap raja zhiyu kepada istrinya.

"Ya sudah kalau begitu kita tidak akan ikut makan apa hanya akan melihat saja kasian dong ke anak kita di dalam perut aku tau?!" ucap istrinya yang langsung marah dan menggembungkan pipi yang terlihat lucu.

"ehh iya maaf aku lupa terlalu menikmati lagu dan yang lainnya sampai istri ku ingin ikut makan yasuda aku akan menyuruh pelayan untuk membawa makanan untuk kita" dan langsung sigap sang raja menyuruh kepada pelayan menyiapkan makanan untuk kami dan setelah beberapa saat makanan pun datang di bawa ke hadapan sang raja dan ratu.

"Nah makanan sudah datang mari kita makan sayang" ucap raja zhiyu kepada istrinya dan makan yang ada di meja langsung di makan oleh raja dan ratu sampai habis dan pada saat ratu melihat jam yang terpasang di dinding menentukan pukul 22.00 dan ratu pun mengajak sang raja.

"Sayang kita tidur yuk liat jam di sana udah jam 22.00 waktunya tidur" ucap Nyonya Stella kepada sang raja.

"Ya sebentar lagi pesta nya selesai dan nanti kita istirahat dan pergi ke kamar" ucap sang raja zhiyu kepada istrinya yang sudah lelah.

Dan pesta pun selesai sampai malam dan akhirnya selesai dan raja menyatakan terima kasih kepada rakyat nya yang telah datang atas pesta yang sudah di gelarnya dan raja langsung menyuruh pelayan dan prajurit untuk membantu membereskan ruangan yang tadi di pakai pesta nya.

"Yuk kita pergi ke kamar dan tidur istriku?" tanya raja zhiyu kepada istrinya.

"yuk aku udah capek banget kita siap siap besok beli perlengkapan bayi nanti besok gimana kan kita jarang keluar kerajaan" ucap istrinya.

"Iya besok kita pikir kan baik baik semoga gak ada kerjaan dan kita bisa membeli di luar kerajaan mencari barang barang yang bagus" ucap sang raja dan langsung masuk ke dalam kamar dan tidur langsung agar besok bisa mempersiapkan badan yang sehat.

keesokan hari nya mereka bangun dari tempat tidurnya dan mereka langsung mandi masing masing dan siap pergi ke aula kerajaan untuk melihat apakah ada masalah atau tidak

"Selamat pagi semuanya apa sekarang ada tugas yang sulit di selesaikan?" tanya sang raja kepada para yang bekerja di sana.

"Tidak ada yang sulit untuk sekarang jadi sepertinya bisa di selesaikan sendiri sendiri dan sekarang sedang berjalan baik" ucap yang bekerja sedang mengurusi tugas yang berada di kerajaan.

"Ohh kalau begitu aku akan pergi keluar dari kerajaan saya ada urusan biasa istriku hamil jadi ingin beli alat bayi dan sekalian refreshing keluar sekali sekali" ucap raja zhiyu bersama dengan Nyonya Stella pergi ke pasar yang berada di luar kerajaan.

"Jadi kita kemana dulu sekarang?" ucap raja zhiyu.

"ya ke toko alat bayi dulu aja dulu baru kita pergi membeli baju untuk kita" ucap Nyonya Stella kepada suaminya.

"Yaudah kita pergi ke sana aku tau tempat di mana membeli alat bayi yang aku tau" ucap raja zhiyu.

Sesudah membeli yang mereka butuh kan langsung pulang dengan selamat kembali ke kerajaan dan menyimpannya di lemari nya agar sebagai persiapan nanti.

"Bagaimana sudah kan membeli yang di butuhkan dan perasaan baru bisa keluar lagi dari kerajaan" raja zhiyu kepada istrinya.

"Senang sekali terima kasih yah sudah membelikannya dan aku terlalu banyak belanja baju buat kita sehari hari" ucap istrinya yang berbicara kepada suaminya.

"Ya tidak apa apa aku juga tidak melarang kok ini semua demi buat kamu dan anak kita nanti lahir dan syukur lah kamu senang maaf yah kemarin aku terlalu menikmati jadi aku tidak terlalu cepat tanggap kepada kamu sayang yah?" ucap suaminya kepada istrinya.

"Ya aku maaf kan lain kali jangan begitu dan sekarang kita istirahat saja di kamar yuk" ucap istrinya yang merasa senang sekaligus kecapean di pasar tadi.

3. Kelahiran Anak

9 bulan kemudian waktu berlalu dengan cepat tidak terasa sudah dekat dengan hari dimana anak akan keluar dari kandungan sang istri dari raja zhiru.

Pada saat sedang tertidur berdua istri nya bangun dan dengan cepat membangunkan suaminya karena perutnya sudah besar dan tidak bisa berjalan juga susah dan pada saat itu juga perasaan sang istri perutnya seperti anaknya akan keluar dan segera membangunkan suaminya dan akhirnya terbangun dan suaminya pun langsung membawa tabib dan pelayan perempuan untuk membantu istrinya melahirkan lalu setelah yang lain datang sang raja pun menunggu di luar di dalam pikirannya sangat cemas sekali tidak mau kehilangan istri atau anaknya yang baru lahir.

"Tabib bagaimana persalinannya apakah berjalan lancar kah?" tanya sang raja ke pada tabib.

"Kita tunggu sebentar lagi dan semoga saja persalinan nya berjalan lancar dan ke 2 nya selamat anda berdoa saja semoga di lancarkan dalam persalinannya" ucap tabib nya hanya bisa berdoa dan berharap selamat.

Dan tidak lama terdengar suara teriakan bayi dan secara langsung raja langsung masuk ke dalam kamarnya karena khawatir.

"Syukur lah tuan anak anda yang baru lahir baik baik saja dan istri anda sudah kehilangan banyak darah dan sekarang tidak apa apa hanya kelelahan jadi dia tertidur untuk beberapa lama" ucap pelayan perempuan yang membantu persalinan istrinya.

"Syukur lah kalau begitu terima kasih ya tuhan" ucap sang raja menyatakan bersyukur.

setelah menunggu beberapa jam kemudian sang raja sambil menggendong anaknya ke dalam kamar sambil menunggu istrinya bangun dan istrinya terbangun kan oleh suara anaknya yang bersuara

"Ehh ini anak kita sayang sudah lahir?" ucap istrinya bertanya.

"Ya sayang benar aku menunggu kamu bangun dari tadi udah 2 jam loh" ucap suaminya sambil menggendong anaknya yang sedang tertidur kembali.

"Maaf aku kecapean mungkin waktu melahirkan tadi, dan aku boleh menggendong anakku kan sayang yang lucu ini?" ucap istrinya.

"Ya boleh aku dari tadi menunggu kamu bangun itu aku mau memberi nama anak kita siapa yang cocok kata kamu?" tanya suaminya kepada istrinya.

"Hmm kan anak kita laki laki bagaimana kalau namanya kagami youra bagus tidak?" tanya istrinya.

"Boleh juga namanya lumayan bagus sayang kamu pinter banget buat nama untuk anak kita" ucap suaminya yang merasa senang tidak terbendung.

"hehe siapa dulu ibunya" ucap istrinya yang terkekeh.

"iya deh iya sekarang kamu mau lanjut tidur sama kagami atau mau jalan jalan keluar sambil menggendong anak kita?" tanya suaminya.

"hmm lebih baik aku tidur dulu aja badan aku masih lemes banget" ucap istrinya

"yaudah kalau gitu aku ikut tidur juga yah bertiga 1 kasur di tambah sama anak kecil" ucap suaminya yang senang dan langsung tidur bertiga.

"Ya tidak apa apa sekali sekali" ucap istrinya langsung tidur memeluk bayinya dan sekaligus dengan suaminya.

...[5 Tahun setelah kelahiran]...

kagami bermain dengan ibu nya dan ayahnya sedang bekerja di ruang kerja bersama dengan rekannya.

"kagami kecil kamu di mana ibu akan temui kamu dan langsung memakan kamu kalau kamu tidak ketemu loh" ucap Nyonya Stella yang bermain dengan anaknya kagami.

"aku harus bersembunyi dari ibu nanti kalau aku ketemu bakal di tangkap" dan suara kagami pun terdengar dan ibunya datang ke sana.

"hayo kena kau kagami" ucap Xian langsung menangkap kagami dan langsung menggelitiknya dan sampai tertawa di badan ibunya.

"Wuah ibu iya maaf haha haha" ucap kagami yang kecil ke ibunya.

"iya sekarang makan kagami kecil yah kamu belum makan loh" ucap ibunya dan langsung terdengar suara perut kagami kecil yang lapar.

Kyuucuk!

"Waduh kok suara sih" ucap kagami kecil dan langsung malu ketahuan ibu nya lapar.

"Yuk makan nanti nambah kurus loh" ucap Nyonya Stella langsung menggendong nya dan membawanya ke meja makan dan langsung menyuruh pelayan membawa makanan siang nya kehadapan langsung.

"bwu nantwi kalaw mwakan ajari akwu dasar sihir yah??" tanya kagami kecil yang makan sambil berbicara kepada ibunya.

"telan dulu makannya baru bicara lain kali yah dan nanti ibu ajar kan dasar sihir nanti kita pergi ke perpustakaan kerajaan banyak buku tentang sihir di sana" ucap ibunya dan langsung saja berbinar binar yang ingin langsung belajar dasar sihir.

"Ya bu" ucap kagami kecil yang langsung menelan makanan dan langsung menghabiskan makan siangnya.

"Nah gitu nurut kan nanti ibu bawa ke perpustakaan dan kita belajar sihir" ucap Nyonya Stella langsung pergi bersama kagami sambil di gendong dan langsung pergi ke perpustakaan kerajaan.

Setelah selesai makan bersama putranya yang masih berusia 5 tahun langsung mengajaknya berjalan menuju suatu tempat yang sangat di inginkan oleh anaknya yang bernama Kagami Youra.

"Wuah banyak sekali bukunya dan bermacam-macam" ucap kagami yang terpukau melihat banyak buku.

"Ya sekarang kamu turun dulu ibu panggil penjaga perpustakaan biar bisa cari buku gampang" ucap ibunya dan datang satu sosok seperti malaikat.

"Ada apa nyonya datang ke perpustakaan ini" ucap sosok itu.

"Malaikat?" tanya kagami.

"Iya saya yang menjaga perpustakaan ini dan nama saya adalah Mikhaile" ucap sosok itu memperkenalkan diri kepada kagami.

"Ini anakku namanya kagami Youra dan umurnya 5 tahun " ucap ibunya berbicara pada mikhaile.

"Wah selamat yah nyonya sudah punya anak dan aku tidak di beritahukan tentang itu padahal aku bisa membantu nyonya" ucap Mikhaile.

"Maaf saya melupakanmu Mikhaile dan mohon di maklumi saja" Nyonya Stella berbicara kepada Mikhaile yang sedang memperhatikan anaknya.

"Tidak apa apa nyonya dan Tuan kagami kecil mau mencari buku apa?" ucap Mikhaile langsung bertanya kepada kagami.

"Hm tidak tau banyak sekali buku" kagami yang pusing ingin memilih.

"Aduh lucunya kalau lagi berpikir dan kita pergi ke tempat memilih buku hanya dengan berdiri di lingkaran yang bisa menyesuaikan kebutuhannya sendiri" ucap Mikhaile langsung pergi ke tempat itu langsung bertiga.

"Wah banyak sekali buku di dalam sini" ucap kagami kecil dan sampai di tempatnya.

"Sekarang tuan berdiri saja di atas lingkaran itu dan nanti buku akan datang" ucap Mikhaile.

dan kagami pun berdiri di atas lingkaran dan datang buku 7 sihir dan dan langsung terbang di depan hadapan kagami.

"Wah banyak sekali buku yang datangnya" ucap kagami dan muncul pelayan untuk memberi tau kepada Nyonya Stella.

"Nyonya anda harus kembali” Pelayan dengan Raut wajah ketakutan.

"Ada apa?" Ucap Nyonya Stella.

"Yang mulia Zhiyu jatuh pingsan saat sedang mengerjakan tugasnya" ucap pelayan itu.

"Yasudah sebentar lagi aku kesana dan Mikhaile tolong jaga anak aku saat belajar sihir" Nyonya Stella langsung pergi.

"Siap nyonya tenang saja keselamatan tuan muda di tangan saya" ucap Mikhaile kepada Nyonya Stella.

Mikhaile bersama Kagami yang langsung di ajak berkeliling di dalam sana sambil melihat-lihat bermacam-macam koleksi buku yang sangatlah menarik untuk Kagami baca di dalam perpustakaan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!