NovelToon NovelToon

Istri Simpanan Sang CEO

Episode 1_Jumpa Pertama

Asila Kristina Putri, atau akrab dipanggil Asila. Anak seorang petani yang berhasil lulus dengan predikat mahasiswa terbaik di salah satu Universitas ternama di Indonesia.

Gadis cantik yang memiliki tubuh mungil. Memiliki rambut panjang yang indah, hidung mancung, mata jernih, bibir tipis, dan senyum yang sangat manis serta menawan. Bukan hanya memiliki kecantikan paras, Asila juga memilih hati yang baik dan tulus terhadap semua orang.

Walaupun sebagai anak petani, dia tak pernah malu dengan keadaan keluarganya. Bermodalkan tekat, dia berangkat dari kota kecil yang ada di Jawa Tengah, mengadu nasib di ibu kota Jakarta. Berharap dia bisa berhasil, sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarga.

Ada pepatah yang mengatakan rezeki tak akan kemana, begitulah yang dirasakan Asila. Dia berhasil diterima di sebuah perusahaan besar yang ada di ibu kota.

Dari perusahaan besar tempat dia bekerja inilah, kisah hidupnya akan dimulai.

*** *** ***

Sore ini Asila pulang dari kantor dengan motor matic kebanggaannya. Walaupun motor bekas, tetapi asila tetap mensyukurinya. Motor inilah kendaraan pribadi Asila, yang biasa digunakan untuk segala aktifitasnya.

Dua jam sudah, hujan mengguyur kota Jakarta. Karena habis hujan, tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalan yang biasa Asila lewati. Hanya beberapa kendaraan pribadi yang lewat di jalanan ini.

“Aaaaaaaaaaaaaaaa...!” Teriak Asila ketika seorang tiba-tiba berdiri di tengah jalan.

Asila mengerem motornya dengan cepat, hasilnya motornya sedikit oleng. Tapi syukurnya Asila masih bisa menjaga keseimbangan, sehingga dia tak terjatuh.

“Hai nona, tolong saya...!

Sedari tadi tidak ada kendaraan yang mau berhenti, untuk saya mintai tolong ” Ucap lelaki yang tiba-tiba menghadang jalan Asila.

Asila diam, dan menatap lelaki itu dari atas hingga bawah berulang-ulang kali. Asila takut jika lelaki itu adalah orang jahat.

“Saya bukan orang jahat. Percayalah...!” Tutur lelaki itu tiba-tiba.

Laki-laki itu memang pintar membaca raut wajah seseorang. Oleh karena itu, laki-laki itu bisa melihat keraguan dimata Asila.

“Kau mau minta tolong apa?” tanya Asila akhirnya.

“Bisakah kau antar aku kembali pulang?

atau mungkin bisakah kau pinjamkan uang untukku?

agar aku bisa memesan sebuah taksi" Kata laki-laki itu.

“Disini akan susah mencari taksi. jikapun ada, taksi itu pasti sedang mengantarkan orang” Jawab asila “Jika kamu mau, aku akan mengantarmu ke jalan A. Di sana akan lebih mudah untuk menemukan taksi."

“Terima kasih” Ucap laki-laki itu langsung naik ke boncengan Asila “Apa kau tak memberikan aku helm?”

“Aku tak membawa helm cadangan, aku akan mengantarmu lewat gang-gang sempit” Jawab Asila.

Asila melajukan kendaraan, dia melewati gang-gang sempit untuk menghindari polisi.

Walaupun jarak dari tempatnya ke jalan A cukup dekat, tetapi dia takut jika tiba-tiba ada polisi. Jika itu terjadi maka akan menimbulkan masalah baru nantinya.

Setelah mengendarai motor beberapa saat, akhirnya Asila sampai di tempat yang dia dimaksud.

“Kita sudah sampai, kamu bisa menunggu disini.”

Laki-laki itu turun dari boncengan. Lalu Asila membuka dompetnya untuk mengambil satu-satunya uang yang ada di dompetnya.

“Di dompetku hanya tersisa uang limapuluh ribu, semoga aja cukup untukmu naik taksi.”

Laki-laki itu menerima uang yang disodorkan oleh Asila.

“Bolehkan aku minta kartu namamu atau kau bisa menyimpan nomerku. Biar aku bisa mengembalikan uangmu” Kata laki-laki itu setelah menerima uang Asila.

“Tak usah dikembalikan, aku ikhlas membantumu” Jawab Asila sambil tersenyum ramah.

“Tapi aku tak mau berhutang budi padamu, jadi tolong......"

“TAKSI"

Teriak Asila sambil melambai-lambaikan tangannya dan memotong ucapan laki-laki tersebut.

“Kau tak perlu berfikir untuk membalas apapun, karena aku benar-benar ikhlas membantumu. Kau bisa pergi” Ucap Asila.

Akhirnya laki-laki itu memilih memasuki taksi tersebut.

“Terima Kasih” Kata laki-laki itu sebelum benar-benar masuk ke taksi.

“Laki-laki yang aneh. Kenapa bisa pergi tak membawa uang dan ponsel. Apa dia sedang jadi Bolang si Bolang, si bocah petualang” Gumam Asila.

Asila melajukan motornya. Melanjutkan perjalanannya untuk pulang.

*** *** ***

Seperti sebuah rutinitas yang slalu dia lakukan setelah sampai di rumah, atau tepatnya di tempat kost yang Asila tinggali.

Asila akan langsung membersihkan diri dan istirahat. Dia akan keluar ketika malam tiba, untuk mencari makan bersama kedua sahabatnya.

Malam pun tiba.

“Sila Asila, buka” Teriak orang dari luar sambil menggedor gedor pintu.

“Iya sebentar” Jawab Asila sambil berjalan ke arah pintu.

“Bisa tidak kamu tak usah teriak-teriak seperti di hutan” Ketus Asila ketika berhadapan dengan tamu yang tak perah punya sopan santun itu.

“Tidak bisa hehehe” Jawab Desi sambil cengengesan.

“Kuy cari makan, Lapar” Ajak Desi sambil mengelus-elus perutnya.

“Kuy berangkat” Jawab Asila sambil menggandeng tangan sahabatnya.

“Sil, kita makan bakso pak Jajang aja yuk.

kelihatannya akan terasa sangat nikmat bila makan anget-anget sehabis hujan begini" Ajak Desi.

“Sedelapan denganmu” Jawab Asila.

"Kelebihan bego" Sungut Desi.

Asila hanya menanggapi sungut Desi dengan tertawaan.

"Tumben lo sendirian. Mana kembaran lo” Tanya Asila.

“Lagi kencan sama pacar barunya" Jawab Desi santai.

"WHAT?"

"Kagetnya gak usah di kuping gue juga kali" Sungut Desi sambil menggosok-gosok kupingnya.

"Deni udah punya pacar lagi..!" Asila kembali memperjelas ucapan Desi.

"Yup, baru tiga hari"

Asila hanya menggeleng-gelengkan kepalanya "Wah, kembaran lo benar-benar Playboy cap kadal"

Akhirnya mereka berdua berjalan sambil membicarakan kebobrokan Deni dan tentunya kebobrokan mereka juga.

Sesekali mereka juga tertawa ketika mengingat kejadian-kejadian lucu yang mereka alami.

Disinilah mereka berada. Di warung bakso pak Jajang. Letaknya yang tak terlalu jauh dari kos-kosan, membuat mereka slalu datang kesini.

“Pak Jajang sayang...

Mau bakso bulat seperti bola pimpongnya dua ya!” Ucap Desi sesampainya di hadapan pak Jajang

“Seperti biasanya ya pak, jadi gak perlu karet dua” Lanjut Asila

“Siap neng, bakso spesial buat neng-neng gelis” Jawab pak Jajang

“Cuma berdua neng, Bang Deni gak iku?” Tanya pak Jajang yang tak melihat keberadaan Deni

“Deni lagi kencan. Doakan ya bang, biar ceweknya gak cepetan sadar" Jawab Desi

“Sadar gimana neng?”

“Sadar dari khilaf nya bang” Jawab Asila

"Kok bisa?" Pak Jajang masih bingung dengan peryataan Desi dan Asila

“Haduhhhh bang, mana ada cewek yang mau pacaran sama Deni yang super-super Playboy” Jawab Asila

“Gak apa-apa lah neng, kan bang Deni baik dan cakep” Bela bang Jajang.

“Haduh bang, wajah udah kayak baju kusut gitu abang bilang cakep. Cakep itu kalo mirip Oppa-oppa" Ketus Desi

“Ya udah neng, terserah neng-neng saja lah"

Karena keasikan mengobrol dengan pak Jajang, Asila dan Desi lupa kalo mereka masih berdiri di samping pak Janjang.

"Ini neng baksonya. Kalian makanya mau sambil jalan atau sambil lari?" Tanya bang Jajang ngelawak.

“Sambil duduk lah bang, masak makan sambil jalan atau lari.

Lagian bang, Sila gak kuat lari kencang bang."

"Tapi kalo lari dari kenyataan, kita jagonya” Lanjut Asila yang berbarengan dengan Desi

Merekapun tertawa bersama-sama. Tak ada rasa canggung diantara mereka.

Semua itu karena bang Jajang emang sudah dekat dengan Asila, Desi ataupun kembaran Desi yaitu Deni.

Mereka bertiga memang sering beli bakso disini. Karena bakso adalah makanan favorit sejuta umat termasuk mereka bertiga.

...**Hai Readers...

...Jadi ini karya kedua aku dan merupakan novel pertamaku. Karya pertamaku berbentuk cs "Istriku Dosen Cantik". Jadi mohon dukungan dan masukannya untuk author, agar author bisa lebih berkembang....

...Terimakasih...

...❣️❣️**...

Episode 2_CEO Baru

Semua karyawan kantor berbaris dan memberikan hormat, kala melihat rombongan dari CEO Royal Group datang.

Royal Grup merupakan perusahaan nomor satu di Indonesia. Memiliki cabang diberbagai kota yang berpusat di ibu kota Jakarta. Royal Group bergerak dalam berbagai bidang, baik di bidang properti, makanan, kosmetik, pakaian, ataupun alat elektronik.

Hari ini adalah hari dimana Galang Putra Sanjaya, atau yang akrab disapa Galang akan menggantikan posisi ayahnya untuk memimpin Royal Group.

Galang merupakan anak tunggal dari Sanjaya Aditama dan Elisa. Sebagai pewaris tunggal, Galang slalu diberikan fasilitas hidup mewah dan pastinya setiap apa yang diinginkannya pasti akan dimilikinya.

Satu hal yang tidak pernah dimiliki Galang yaitu kasih sayang dari orangtuanya. Semua itu karena kesibukan orangtuanya dan keberadaannya yang harus tinggal jauh dari Indonesia.

Sejak kecil dia tinggal di Amerika bersama kakek dan neneknya. Di Amerika dia harus mempelajari semua tentang bisnis keluarganya dan pastinya menyiapkan diri sebagai pewaris Royal Group.

Galang yang kekurangan kasih sayang tumbuh menjadi sosok yang akuh dan dingin. Galang tidak akan segan-segan memecat karyawan yang melakukan kesalahan. Serta, sangatlah mudah baginya untuk menghancurkan orang-orang yang berani bermain-main dengan dirinya.

Bagai sebuah pisau yang memiliki dua sisi, Galang juga memiliki sisi lain. Galang sangat sayang kepada kakek dan neneknya. Karena hanya mereka yang memberikannya kasih sayang selama ini.

Walupun hari ini adalah hari pertama Royal Group memiliki CEO baru. Tapi tidak ada yang berbeda dan tidak ada yang berubah di Royal Grup.

“Apa tadi CEO baru sudah datang?” Tanya Asila yang datang dengan nafas memburu.

Pagi ini Asila mendapatkan sebuah kesialan. Dirinya harus mendorong motornya karena tiba-tiba motornya mogok. Maklum motor butut.

“Sudah” Jawab Nadia “Tumben kamu terlambat?

biasanya jadi orang yang paling On Time!”

“Tadi motor aku mogok, jadi aku harus mendorongnya" Jawab Asila sambil merilekskan badannya yang lelah.

“Kasian banget sih kamu, tapi hitung-hitung olahraga pagi Sil."

Ucap Nadia menggunakan bahasa mengejek, yang hanya ditanggapi dengan plototan mata dari Asila.

Setelah beberapa saat. Nadia menarik kursinya agar mendekati Asila.

"Tau gak Sil, CEO kita bening betz.

Andai tiap hari bisa terus bertemu atau setidaknya berpapasan dengan beliau. Ahhh pasti aku jadi semangat 45 untuk kerja” kata Nadia sambil berbinar-binar

"Serius, seganteng itukah?" Tanya Asila yang penasaran.

Nadia mengangguk-anggukkan kepalanya. “Kamu sih pakai telat masuk, jadi gak bisa lihat CEO baru yang tampan”

“ahhhh nasibku” decak Asila karena tak bisa melihat CEO baru.

Mereka berdua akhirnya menggosipkan CEO baru itu, sebelum mereka memulai bekerja.

*** *** ***

Jam telah menunjukan pukul empat sore. Menandakan bahwa semua pegawai kantor bisa kembali pulang. Berbeda dengan Galang, dia masih harus berkutat dengan pekerjaan barunya.

Tak terasa jam telah menunjukkan pukul tujuh malam. Menandakan agar dia harus segera bergegas pulang. Karena ada penyambutan yang dilakukan keluarga, untuknya.

Galang beranjak dari singgasananya untuk menuju mobil pribadinya. Sebenarnya dia tidak begitu peduli dengan penyambutan tersebut, tapi dia harus tetap datang untuk menghormati keluarga.

Saat mobil keluar dari gerbang perusahaan, Galang tak sengaja melihat gadis yang menolongnya kemarin. Gadis itu sedang membantu nenek-nenek yang menyebrang.

"Berhenti" Ucap Galang tiba-tiba pada supirnya.

"Maaf tuan, kita tidak bisa berhenti" Ucap sopir tersebut. "Tuan sudah terlambat untuk datang ke acara. Jika tuan meminta berhenti lagi, akan membuat kita terlambat lebih lama lagi"

Galang hanya diam dan tak menjawab apa yang dikatakan supirnya. Supir ini merupakan supir kepercayaan papanya. Oleh karena itu, supir tersebut akan mengutamakan perintah papanya.

Galang kembali mengingat kebodohan yang dia lakukan kemarin.

Flash back

Galang baru tiba di Indonesia dini hari. Dia ingin berjalan-jalan untuk melihat suasana di sekitar. Karena ingin berjalan-jalan sendiri tanpa diikuti oleh bodyguard, Galang memilih untuk menyelinap.

Sebenarnya ini bukan kali pertama Galang pergi menyelinap. Selama di Amerika dia juga sering melakukan itu, walaupun pada akhirnya jika ketahuan, sang nenek akan mengomelinya sampai pagi"

Rencana awal, Galang hanya berniat berjalan-jalan di dekat rumah saja. Tetapi ketika dijalan dia mendapat lembaran yang menunjukan pembukaan tempat wisata baru yang baru didirikan oleh Royal grub.

Karena menemukan lembaran itu, akhirnya Galang ingin meninjau langsung tempat wisata yang baru dibuka beberapa hari ini.

Dari sinilah kesialan terjadi. Saat melihat-lihat tempat wisata itu tanpa sadar Galang kecopetan. Semua uangnya ada di dompet dan dia tak membawa apa-apa lagi selain dompet tersebut.

Karena dia tidak tau jalan pulang, akhirnya dia asal jalan, sayangnya nasib buruk emang telah menimpanya.

“Sial, Sial, Sial” Umpatnya.

Galang berlari ke sebuah rumah-rumahan yang ada di taman kompleks.

Hujan deras mengguyur kota Jakarta. Hampir dua jam Galang berteduh di rumah-rumahan. Setelah lama menunggu hujan akhirnya reda.

Galang kembali ke jalan raya untuk mencoba mencari pertolongan. Galang berusaha menghentikan setiap kendaraan yang melintas untuk meminta tolong. Sayangnya tidak ada satupun kendaraan yang mau berhenti.

Galang melihat ada montor yang akan lewat, jika dia hanya melambaikan tangan pasti hasilnya akan sama dengan sebelum-sebelumnya. Sehingga Galang menghadang motor tersebut dengan tubuhnya.

"Aaaaaaaaa" Teriak perempuan tersebut.

Benar dugaan Galang motor itu berhenti tepat sebelum menabraknya.

Galang mencoba meminta bantuan pada perempuan itu dan ternyata perempuan tersebut mau menolongnya dengan tulus tanpa meminta imbalan.

Galang diantar menggunakan motor oleh perempuan itu. Dia juga diberi uang lima puluh ribu untuk membayar taksi.

Akhirnya Galang bisa pulang atas bantuan perempuan tersebut. Sebelum masuk ke dalam taksi, Galang mengucapkan rasa terimakasihnya kepada perempuan yang telah menolongnya.

Taksi melaju menjauh dari perempuan tersebut. Galang hanya tersenyum membayangkan wajah perempuan tersebut.

“Ahhh sial, aku belum menanyakan namanya” Umpat Galang ketika dia menyadari kalau dirinya belum berkenalan dengan perempuan tersebut.

Galang tadi hanya meminta kartu nama perempuan tersebut, tapi juga tidak diberikan oleh perempuan itu. Galang hanya bisa menertawakan kebodohannya sendiri.

Flash back off

Tanpa sadar Galang tersenyum kembali mengingat kebodohan yang dia lakukan kemarin.

"Andai aku tahu siapa dirimu, pasti mudah bagiku untuk mencari keberadaan mu." Gumam Galang

Sekarang Galang hanya bisa berharap dipertemukan lagi kepada perempuan baik itu. Perempuan baik yang telah menolongnya.

Galang merasa kagum dengan perempuan itu. Perempuan yang mau membantu orang tanpa memandang siapa yang dibantu dan tidak meminta balasan.

"Sejak pertama melihat matamu, aku melihat ketulusan yang terpancar dari sana." Gumam Galang kembali.

Episode 3_Aku Menemukanmu

Dua Minggu sudah Galang menggantikan papanya menjadi CEO Royal Grup. Baru dua Minggu Galang bekerja, tapi telah banyak perubahan di Royal Grup.

Dibalik sosoknya yang tampan dan menawan, Galang dipandang sebagai pemimpin yang sangat tegas dan tak pandang bulu. Bahkan dia sudah memecat dua manager dan empat kepala divisi yang ketahuan melakukan kecurangan selama bertahun-tahun.

Selama dua Minggu fokus Galang adalah mengurus pimpinan perusahaan yang curang. Kali ini dia akan melihat kerja para staf perusahaan.

Galang akan mengamati kerja para staf perusahaannya melalui CCTV. Royal grup memang terpasang banyak CCTV dan sebenarnya lebih banyak lagi CCTV tersembunyi yang hanya diketahui beberapa orang penting di perusahaan.

Kali ini dia akan mengamati keseriusan para staf saat bekerja. Jika nanti ditemukan ada staf yang bekerja tidak baik, dia akan memperingatkan pimpinan staf yang bertanggung jawab di setiap divisi.

Galang telah duduk di sofa panjang yang ada dalam ruangannya. Disampingnya ada Alex yang menjadi sekertaris pribadinya. Alex adalah orang yang sangat dipercaya Galang.

Galang dan Alex menilai dengan serius tiap divisi. Hingga Galang melihat salah satu staf yang yang ada di divisi Keuangan.

Deg

Galang membulatkan matanya. Pandanganya tertuju pada salah satu staf perempuan yang tak asing baginya. Perempuan cantik yang memiliki perawakan mungil dan mengenakan pakaian berwarna biru.

Perempuan itu sedang berbicara dengan rekanya sehingga wajahnya terlihat jelas dari CCTV.

“Alex, segera hubungi HRD dan minta pihak HRD untuk membawa CV dari semua staf keuangan kesini. SEGERA” Ucap Galang tiba-tiba tanpa mengalihkan pandangannya dari layar.

“Kenapa tuan?” Tanya Alex bingung “ Apa ada yang salah dengan staf di divisi keuangan?”

“Tak usah banyak tanya, cepat hubungi dan segera minta apa yang aku minta” Jawab Galang ketus.

“Baik Tuan”

Alex langsung meninggalkan ruangan Galang untuk menghubungi HRD.

Sepeninggalnya Alex, Galang tetap melihat CCTV yang ada di ruangan divisi keuangan. Dia memperhatikan perempuan cantik yang telah menolongnya atau mungkin telah mencuri perhatiannya.

Sebenarnya beberapa hari ini Galang kecewa, karena tak pernah ketemu lagi dengan perempuan yang telah menolongnya.

Beberapa kali pula Galang kembali ke tempat dimana dia ditolong perempuan itu, dengan harapan bisa bertemu kembali. Tapi sayangnya keinginannya tidak pernah terwujud.

Harapannya yang telah pupus kini kembali lagi. Tanpa terduga perempuan yang dia cari selama ini adalah salah satu stafnya.

Senyum Galang merekah di bibirnya, hatinya berbunga-bunga. Dia akan segera tau siapa sebenarnya sosok penolongnya sekaligus pencuri perhatiannya.

Hampir tiga puluh menit Galang menunggu, akhirnya seseorang datang memberikan CV staf keuangan yang dia minta.

“Lelet sekali kamu. Aku hanya minta dibawakan CV dari satu divisi. Tapi harus menunggu hingga setengah jam” Ketus Galang pada kepala HRD

“Maaf tuan” Cicit HRD itu.

“Letakkan dimeja ku dan kau segera kembali keruangan mu”

HRD itu langsung meletakkan CV tersebut di meja kerja Galang dan langsung berpamitan kepada Galang “Permisi tuan”.

Galang mematikan laptop yang ada di meja sofa. Lalu beranjak ke meja kerjanya. Dia hanya butuh biodata perempuan yang dicarinya selama ini.

Dilihat dan diteliti setiap informasi dari Asila Kristina Putri perempuan yang telah menolongnya. Tanpa diketahui siapapun, dia tersenyum licik.

“Karena aku menemukanmu, aku anggap kita berjodoh. Kau akan menjadi milikku Asila Kristina Putri” Gumam Galang

Galang langsung mengambil HP dari mejanya dan menghubungi Alex.

"Panggil staf keuangan yang bernama Asila Kristina Putri. Sekarang"

*** *** ***

Asila telah berada di depan ruang CEO. Dia sedang mengatur jantungnya yang berdetak kencang karena ketakutan. Asila sungguh takut, karena CEO barunya adalah orang yang tak bisa menolerir masalah sekecil apapun.

Sedari tadi Asila mengingat-ingat apakah dia pernah melakukan kesalahan kepada CEO barunya. Sayangnya sekeras apapun dia memikirkan, hasilnya nihil. Dia tidak mengingat apapun.

Kesalahannya hanya satu, dia terlambat saat pertama kali CEO itu datang. Tapi jika difikirkan kembali, itu bukan masalah besar yang harus ditangani langsung oleh CEO.

Tok tok

"Masuk" Jawab seseorang dari dalam ruangan.

“Permisi Tuan, saya Asila Kristina Putri dari staf keuangan. Apa Tuan memanggil saya?” Ucap Asila hati-hati

“Duduklah”

Asila tak bisa melihat wajah CEO itu, karena sang CEO sedang berdiri menghadap jendela ruangannya.

“Terima Kasih Tuan”

Asila duduk dengan tenang. Hanya duduknya yang tenang karena jantungnya sedang maraton.

Asila tak berani mengangkat wajahnya. Dia duduk dengan menunduk dan menautkan kedua tangannya yang bergetar.

Galang duduk di sofa yang ada di depan Asila. Dia memerhatikan Asila yang sedang ketakutan. Rasanya Galang ingin tertawa melihat tingkah Asila.

“Hai, Apa Kau mengingat aku?” Ucap Galang menyapa Asila.

“Maaf Tuan?” Asila mengernyitkan wajahnya dan mencoba berfikir.

Asila merasa tidak pernah mengenal seorang dari kalangan atas apalagi CEO kaya seperti bosnya. Temannya yang kaya hanya dua yaitu Deni dan Desi. Tapi kedua sahabatnya itu juga memilih hidup sederhana sepertinya.

“Aku orang yang kamu tolong dua minggu lalu, apa kau lupa?"

Asila melihat wajah Galang dengan seksama.

“Oh aku ingat. Kamu orang aneh yang menghadang ku kan?

Kamu yang pergi tak membawa uang ataupun HP, padahal tidak tahu jalan.”

Asila dengan lantang mengatakan itu padahal saat ini yang ada dihadapannya adalah bosnya sendiri yang kapan saja bisa memecatnya.

“Ups” Asila reflek menutup mulutnya dan menunduk “Maafkan saya Tuan, saya telah lancang”

“Teryata itu yang kau pikirkan tentang saya.” Jawab Galang dengan nada ketus.

“Ma..ma..maafkan saya Tuan” jawab Asila terbata-bata "Ma...maafkan saya yang telah lancang. Tolong jangan pecat saya Tuan"

“HA HA HA” Tawa Galang pecah.

Galang sudah tak tahan lagi melihat wajah ketakutan dari Asila “Asila kau sangat lucu, kau sangat menggemaskan dengan wajah takutmu”

Asila semakin takut. Pasalnya CEO yang terkenal dingin itu tiba-tiba tertawa begitu keras. Untung ruangan ini kedap suara jika tidak orang yang mendengar bisa-bisa ketakutan seperti Asila.

“Apa Tu... Tuan akan memecat ku sekarang juga?” Cicit Asila pelan.

“Aku masih mendengarnya Asila."

"Maaf Tuan, maaf"

"Kau tak usah minta maaf ataupun takut Asila, aku tak akan memecat mu” Jawab Galang setelah berhenti tertawa dan melihat kecemasan Asila.

“Tenanglah.

Perkenalkan namaku Galang Putra Sanjaya, kamu bisa memanggilku Galang” ucap Galang memperkenalkan diri

“Nama saya Asila Kristiana Putri, Tuan bisa memanggil saya Asila” Jawab Asila sopan.

“Mana Asila yang tadi atau Asila yang kemarin menolongku?

Kau tak perlu takut Asila, Santai saja”

“Iya Tuan” Jawab Asila yang mulai tenang.

“Jangan panggil Tuan, panggil Galang aja!”

"Tapi Tuan, itu ti....."

“Tanpa penolakan” Potong Galang.

Akhirnya Galang dan Asila berbincang santai dan tak terasa waktu istirahat telah tiba.

Mereka menghentikan obrolannya sampai disini. Karena Galang akan ada rapat satu jam lagi dan Asila telah meninggalkan Ruangan cukup lama.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!