NovelToon NovelToon

Hanya Istri Siri

Part_1

Dengan menggunakan ijazah SMA yang baru saja di ambil di sekolah, Rara memutuskan untuk mencari pekerjaan kesana-kemari.

Semenjak kepergian ayahnya, Rara tidak bersemangat lagi menjalani hari-harinya.

Rara kini hidup sebatang kara, ibunya entah kemana. Mungkin saja ibunya sudah hidup enak bersama majikannya.

Karena terakhir dia mendengar kabar bahwa ibunya kabur bersama suami majikannya.

Sekarang di sinilah Rara berada, tinggal seorang diri di rumah sederhana dengan pagar anyaman bambu dan lantainya juga masih tanah.

Semenjak ibu meninggalkan dia dan ayahnya, Rara sudah terbiasa sekolah sambil berjualan tempe goreng, tahu goreng, bakwan.

Alhamdulilah banyak teman sekolahnya yang sudah menjadi pembeli langganannya.

Kadang juga Rara menerima orderan dari para tetangga untuk membuat kue lapis, molen, cucur dan masih banyak lagi. Kebanyakan dari mereka order untuk di bawa ke acara hajatan. Dan kini setelah lulus pun Rara masih tetap berjualan dan menerima orderan. Karena hasilnya lumayan untuk membeli beras dan kebutuhan lainnya.

Yang penting bisa beli beras saja sudah alhamdulilah. Kalau sayur dia lebih memilih memetik di kebun. Lumayan biarpun tiap hari hanya memakan sayur daun singkong saja, tapi dia sudah sangat bersyukur.

Sudah tepat satu minggu semenjak kepergian ayahnya. Ayahnya memang sudah sering sakit-sakitan semenjak di tinggal ibu.

Sebenarnya rara sangat kasihan sama ayahnya. Setiap hari selalu mengharapkan kedatangan ibu meskipun itu mustahil.

Ibunya memang bekerja di kota sebagai membantu rumah tangga. Tapi tak pernah sekalipun ibu mengirim mereka uang, ibunya memang suka bergaya hidup mewah semenjak bekerja di kota.

Rara juga tak pernah meminta uang kepada ibunya begitupun ayahnya.

Ayahnya merasa sebagai kepala keluarga tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka, karena penghasilan ayahnya bekerja tidak seberapa. Paling hanya tiga puluh ribu per hari.

Ayah Rara membiarkan ibunya untuk pergi bekerja, karena ayahnya berharap mungkin ibunya bisa membantu membiayai sekolah Rara. Tapi nyatanya tidak, setelah ibunya pergi ke kota, ibunya tak pernah sekalipun menghubungi mereka selaku keluarganya.

Rara tahu jika ibunya pergi bersama suami majikannya itu juga karena beberapa minggu yang lalu ada orang kota yang mendatangi rumahnya dan bertanya keberadaan ibunya. Tapi rara mengatakan tidak tahu karena sejujurnya memang Rara tidak tahu keberadaan ibunya.

Seperti biasa hari ini Rara membuat orderan yang di pesan tetangga. Setidaknya Rara harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Sambil menunggu panggilan kerja, karena dia sudah mengirim lamaran ke beberapa PT bahkan melamar sebagai SPG tapi sampai saat ini belum ada satupun panggilan interview.

Teman sekolahnya sudah di terima kerja di PT padahal dia nilai ujian juga standar bahkan tinggi badan juga di bawah Rara. Tapi Rara sama sekali tidak iri, dia selalu berfikir mungkin dirinya belum diberi kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji tetap.

°°°°

Terdengar ada orang yang memanggil Rara dari luar rumah. Ya mungkin itu tetangganya.

Rara meninggalkan pekerjaannya sebentar dan bergegas untuk membukakan pintu.

Cklek

"Silahkan masuk Bu Sri

Lalu Bu Sri ikut masuk dan mengikuti Rara sampai ke dapur.

"Belum selesai ini Ra?"tanyanya

"Belum bu ini sebentar lagi, adonannya juga tinggal dikit. " sambil menunjukan baskom berisi adonan.

"Santai saja Ra, acaranya juga nanti sore. nanti kalau kue cucurnya sudah jadi semua kamu antar kerumah ya,masukin kesini."ucapnya, sambil memberikan baskom yang masih kosong kepada Rara.

"Siap Bu Sri," ucap Rara,sambil mengacungkan kedua jempolnya.

"Saya pamit pulang, "ucapnya.

"Eh tunggu dulu bu!" ucap Rara lalu dia mengambil beberapa kue cucur yang sudah di tiriskan dan memberikannya kepada Bu Sri.

"Tidak usah repot-repot Ra, "sambil mengambil kantong kresek berisi kue cucur.

"Tidak sama sekali bu, ini juga masih banyak lebihnya jadi saya kasih sedikit ke ibu."

"Terimakasih Ra, ya sudah saya pulang dulu," lalu Bu Sri pergi meninggalkan rumah Rara.

Setelah kepergian Bu Sri, Rara melanjutkan lagi menggoreng cucur. Setelah selesai dan sudah di tiriskan, dia menatanya di baskom kosong yang tadi di bawa Bu Sri.

Tring tring

Terdengar ponsel milik Rara yang tergeletak di atas meja berbunyi. Ternyata ada pesan masuk dari lelaki yang baru dua hari dia kenal. dia bernama Arjuna tapi Rara memanggilnya Juna.

Dia mengirim pesan berisi kata-kata indah untuk menghibur kesedihan Rara.

Rara bertemu dengannya saat dia sedang berjualan sayur di daerah rumahnya.

Dia berjualan sayur menggunakan sepeda motor.

Awalnya Rara juga heran kenapa lelaki setampan dia mau berjualan sayur. Tampangnya yang mirip boy band korea, mungkin bisa saja dirinya bekerja di bidang entertain dan sejenisnya. Tapi anehnya dia malah memilih menjadi tukang sayur.

Rara membaca pesan itu sambil senyum-senyum sendiri. Jujur saja Juna perhatian sekali kepadanya. Setiap saat dia selalu mengirimkan pesan dan menanyakan kabar, walaupun baru kenal dua hari.

Tapi dia seolah menunjukan ketertarikannya kepada Rara walaupun itu hanya melalui pesan atau panggilan telpon.

°°°°°°°°

Di sebuah balkon perumahan elite berdiri seorang lelaki tampan yang sedang menghubungi orang suruhannya.

📞"Semuanya sudah kami kerjakan tuan, saya jamin tidak akan ada satupun perusahaan yang mau mempekerjakan wanita itu, "ucap seorang di balik telpon.

📞"Bagus, saya suka kerja kalian."sambil menyunggingkan senyumannya.

"Nanti bonus untuk kalian akan dikirimkan asisten saya. "ucapnya lalu mematikan panggialan telponnya.

Kita lihat saja, sampai kapan kamu mampu bertahan hidup seperti itu."gumamnya

°°°°°°°

Part_2

Sudah dua bulan tepatnya kedekatan antara Rara dan Juna. setiap hari Juna

menyempatkan berkunjung ke rumahnya saat dirinya sedang berjualan sayur.

bahkan Juna sering memberikan sayuran gratis tanpa harus bayar.

beberapa kali Juna mengatakan kepada Rara jika dia akan menikahi Rara secepatnya.

tapi Rara mengatakan kepada Juna jika dirinya masih terlalu muda untuk menikah dan ingin mengenal Juna lebih jauh lagi. karena memang Rara tidak mau kalau nantinya salah pilih suami.

Bukannya Rara itu memilih pasangan yang tampan, yang kaya atau apalah. hanya saja Rara ingin mencari pasangan yang memang mau menerimanya apa adanya. siap hidup susah karena memang rara itu orang tak punya.

Juna terus mencoba meyakinkan Rara jika dirinya benar-benar serius akan menikahinya.

Rara yang melihat kesungguhan Juna selama ini menjadi tak enak hati. akhirnya dia menerima lamaran Juna dan mereka berniat akan menikah bulan depan.

Hari ini Rara tidak mendapat orderan dari para tetangga, jadi lebih memilih berjualan keliling kampung.

Rara berjualan dengan berjalan kaki, dan sedikitpun rara tidak pernah mengeluh.

Rara berjualan dengan menenteng dua wadah yang berisi jajanan pasar. hari ini dia berjualan donat, odading, tahu goreng, tempe goreng.

Alhamdulilah jualannya ludes karena di borong ibu-ibu yang sedang senam pagi.

jadi dia bisa pulang lebih cepat ke rumah.

setelah pulang Rara memilih menghitung penghasilannya pagi ini. total semuanya sekitar 150.000. dia menyimpan uang 100.000 sebagai modal usaha untuk berjual lagi besok. lalu 30.000 untuk di tabung dan 20.000 untuk di pakai membeli kebutuhannya hari ini.

Tring

Bunyi ponsel Rara yang berada di saku berbunyi. dia mengambilnya dan melihat pesan masuk dari Juna. ternyata Juna mengajaknya jalan-jalan siang nanti.

masih ada dua jam waktu senggang untuknya sebelum siang nanti. Dia memilih pergi ke hutan pinus untuk mencari kayu bakar karena jaraknya juga dekat dari rumah.

Setelah sampai di hutan pinus Rara mengambil ranting-ranting pohon yang tergeletak di tanah. beberapa kali dia menepuk-nepuk wajahnya karena gatal digigit nyamuk.

"Rara..."teriak seorang ibu-ibu yang sedang berjalan ke arahnya.

Rara hanya tersenyum memandang orang yang datang ke arahnya.

"Bu Mona sama siapa "tanyanya kepada bu Mona saat dirinya sudah berada di depannya.

"Ibu sama suami ra itu di belakang. "sambil menunjuk ke arah suaminya yang sedang berjalan ke arah mereka.

"kamu kok cantik-cantik mau ke hutan sih, sayang banget tuh wajah bentol-bentol. "sambil menatap ke arah wajah Rara.

"Namanya juga orang susah bu, mau cantik atau jelek juga tetap saja tempatnya kalau nggak ke hutan ya ke kebun. "sambil tersenyum ke arahnya.

"Yang sabar Ra, kalau butuh bantuan jangan sungkan-sungkan minta tolong ke ibu. tapi kalau membantu uang sih ibu juga nggak punya. "ucapnya

"Iya bu terimakasih sudah mau perduli sama Rara.

"Kita itu tetangga Ra jadi sudah sepantasnya untuk saling tolong-menolong.

emm sudah dulu ya Ra, saya sudah nggak tahan nih dari tadi di gigitin nyamuk.

"Saya pulang Ra, kamu hati-hati disini. "ucapnya lalu melangkah pergi.

"Iya bu "lalu Rara kembali mengumpulkan ranting pohon pinus.

Setelah melihat kayu bakar yang dia kumpulkan sudah cukup, Rara langsung menaikannya ke dalam gendongannya. lalu dia segera bergegas pulang ke rumah.

saat tiba di depan rumah dia melihat Juna yang sudah rapih dan sangat tampan. rupanya dia sedang menunggunya.

"Juna, kenapa datangnya secepat ini? "Rara bertanya sambil menaruh gendongan kayu bakar di teras rumah.

"Aku sudah terlalu kangen jadi memutuskan untuk datang lebih awal. "ucapnya

"Kenapa kamu bekerja sekeras ini sayang, lihat tuh wajah cantiknya bentol-bentol. "sambil membelai wajah cantik Rara.

"Sudah biasa sayang "jawab Rara sambil menundukan kepalanya.

"Tatap aku "perintah Juna tapi Rara masih tetap menunduk.

"Malu sayang, kita masuk saja yuk nggak enak kalau dilihat tetangga. "ajak Rara lalu dia masuk ke dalam rumah diikuti Juna di belakangnya.

"Sayang aku mandi dulu ya "pamit Rara lalu mengambil handuk di kamar dan segera berlalu memasuki kamar mandi.

"Mau mas bantuin nggak "ledeknya

"Apaan sih yang, belum sah "jawabnya lalu dengan cepat menutup pintu kamar mandi.

Setelah selesai mandi Rara memakai minyak kayu putih di wajahnya untuk meredakan gatal karena bentol-bentol. lalu dia mengajak Juna untuk segera pergi. dia sengaja tidak memakai make up karena memang tidak biasa dan yang dia punya hanya cream cusson dan bedak cusson baby.

Part_3

Siang ini Rara sangat bahagia karena bisa jalan berdua dengan Juna. dia begitu baik dan perhatian kepadanya. Juna mengajaknya untuk jalan-jalan ke pantai. disana mereka saling bercanda tawa bersama. dan tak lupa mengabadikan momen mereka berdua tentunya.

Rara pulang ke rumah pukul 21.00 WIB karena memang jarak rumahnya ke pantai itu 3jam. sebelum pulang mereka singgah sebentar di masjid yang mereka lewati untuk melaksanakan ibadah shalat maghrib. walaupun dia belum siap kalau harus menutup auratnya 100% tapi dia selalu ingat perkataan ayahnya dulu. "Sesibuk-sibuknya kita, luangkanlah waktu 5 menit saja untuk menjalankan kewajiban kita."

Sampai sekarang Rara masih ingat nasihat-nasihat yang pernah ayahnya katakan dulu. bahkan Rara juga menjaga jarak dengan Juna kekasihnya. dia tidak mau melakukan kontak fisik sebelum mereka sah menjadi suami istri. jika Juna memaksa Rara hanya mau bergandengan tangan saja. dan selama dua bulan ini mereka tidak pernah melakukan apapun selain bergandengan tangan. untung saja juna memakluminya.

°°°°°°°°°°°°

Pagi harinya seperti biasa, Rara keliling kampung untuk menjual dagangannya.

cukup lama dia berkeliling tapi dagangannya tidak ada satupun yang terjual. akhirnya dia melanjutkan berjualan ke kampung sebelah, dengan berjalan kaki, dan cuaca sudah nampak panas karena ternyata sudah menjelang siang tapi Rara tak sekalipun mengeluh. walaupun perjalanan ke kampung sebelah sekitar satu jam dengan berjalan kaki tapi tetap dia lakukan.

Alhamdulilah sesampainya di kampung sebelah dagangannya langsung habis terjual semua. bahkan dia mendapat pesanan membuat snack untuk hidangan di acara pengajian. dengan senang hati dia menerima orderan itu. setelah berkeliling selama dua jam di kampung sebelah, dia memilih untuk pulang.

Rara pulang dengan berjalan kaki, ketika merasa lelah dia memilih untuk duduk sebentar di teras rumah orang. sambil mengambil botol aqua yang dia bawa dan memakan odading yang dia sisakan tadi.

Ketika Rara sedang asyik makan tiba-tiba ada seseorang yang menyapanya.

"Neng sendirian, "sapa lelaki itu

"Ah iya mas "sambil menoleh ke arahnya.

"Jualan apa neng? "tanyanya

"Jualan jajanan pasar mas, tapi sudah habis. "ucap rara

"Neng sepertinya bukan orang sini, saya baru lihat soalnya.

"Saya dari kampung sebelah mas, karena tadi jualan saya belum habis jadi saya memilih jualan kesini. "jawabnya

"Oh begitu, pulangnya naik apa neng? "tanyanya

"Saya berjalan kaki mas.

"Memang tidak takut yah berjalan kaki sendirian? bukannya kalau ke kampung sebelah jalannya melewati hutan? "tanyanya

"Iya mas, insya'allah saya berani mas.

"Mau saya antar neng, tenang saja saya tidak minta bayaran. "tawar lelaki itu

"Ah tidak usah mas, kita tidak saling kenal.

"Upss saya lupa belum memperkenalkan diri. "sambil menepuk keningnya.

"Perkenalkan nama saya Akbar "sambil mengulurkan tangannya ke arah Rara.

"Saya Mutiara biasa di panggil Rara. "sambil menerima jabatan tangannya.

"Cantik sekali namanya secantik orangnya "sambil menatap ke arah Rara.

"Sudah ya mas saya pulang dulu, takut kesorean, Assalamu'alaikum "ucap Rara lalu segera beranjak pergi.

"Wa'alaikum'salam "jawabnya

Rara terus berjalan melewati hutan pinus untuk sampai ke rumahnya. baru saja di pertengahan jalan. dia melihat ke arah belakang ada pengendara motor yang sepertinya sedang mengikutinya. karena yang dia lihat motor itu tetap berjarak di belakangnya dan tidak melewati Rara berjalan.

Rara tampak panik dan terus mempercepat langkahnya. sehingga dia tidak fokus melihat ke arah depan dan dia terjatuh tersandung ranting pohon di depannya.

lututnya tampak berdarah dan tangannya terasa perih. tapi dia tetap berusaha bangkit dan terus berjalan.

Hingga tidak dia sadari pengendara motor itu sudah berada di depannya. dia sangat takut, meskipun belum melihat wajah pengendara motor itu, karena dia memakai masker wajah. tapi Rara takut jika orang itu berniat jahat kepadanya. ketika Rara akan berlari, pengendara motor itu langsung mencekal tangannya.

"Permisi pak saya mau pergi, "ucap Rara sambil mencoba melepaskan tangannya.

"Hey nona mutiara "ucapnya dan spontan Rara menoleh ke arahnya.

Lelaki itu membuka masker yang menutupi wajahnya dan Rara langsung bernafas lega. ternyata dia akbar, lelaki yang baru saja bertemu dengannya tadi.

"Kenapa kamu mengikutiku "tanya Rara

"Saya hanya memastikan jika nona pulang dengan selamat, tadi saya tawarkan tumpangan nona menolak. jadi saya mengikuti nona, tapi nona malah terlihat ketakutan. "ucapnya dengan santai

"Ya sudah sekarang saya mau lanjut pulang, lebih baik kamu pulang juga. "sambil menatap tajam ke arahnya.

"Santai dong nona, setidaknya izinkan saya bertanggung jawab untuk mengantar nona.

"Tidak usah "jawabnya tapi Akbar tetap tidak mau melepaskan cekalan tangannya. akhirnya Rara menuruti tawarannya untuk mengantarkan dia pulang.

Kali ini kau beruntung nona "gumam seseorang berpakaian serba hitam yang sejak tadi melihat interaksi antara Rara dan Akbar.

📞"Halo tuan, maaf kali ini saya gagal untuk membawa wanita itu. tapi saya sudah menghasut warga kampungnya untuk tidak membeli dagangan miliknya. tapi sepertinya wanita itu tangguh tuan, dia tetap berjualan di kampung sebelah. "ucap lelaki itu kepada seseorang di balik telpon.

📞"Bodoh "jawab seseorang di balik telpon lalu mematikan panggilannya secara sepihak.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!