NovelToon NovelToon

Monarch System

Ch - 01. Awal Dari Akhir Duniaku

Negara Z adalah Negara kecil yang berdiri di sebuah pulau di dekat negara C,

Di negara ini berdiri sebuah Kota bernama kota X, Dimana Kota tersebut menjadi ibukota dan penyokong ekonomi negara kecil di atas pulau tersebut.

Negara Z memiliki 10 juta populasi, 80% mayoritasnya adalah pemuda pemudi negara lain yang datang untuk menempuh pendidikan di kota X.

Hingga kota X disebut juga sebagai kota pendidikan, Karena di kota ini dari sekolah menengah pertama hingga perguruan tinggi menyediakan fasilitas dan kurikulum pendidikan terbaik di dunia,

Banyak orang dari kalangan atas atau raja raja yang ingin keturunan mereka belajar di negara Z, tak terkecuali orang orang kalangan bawah yang juga berharap anak mereka memasuki sekolah di kota X agar memiliki masa depan yang cerah,

Di sebuah kamar asrama, duduk seorang pelajar yang beruntung bisa bersekolah di kota X meskipun keluarganya berasal di kalangan bawah,

Pemuda itu bernama Hayashi Shin, Siswa menengah Atas yang memiliki nilai top rank di sekolahnya kini sedang membolos dan bermain game online di pc komputer yang berada di meja belajarnya,

"Kenapa jadi begini?" Keluh Shin

Shin teringat kembali alasan apa yang membuatnya enggan memenuhi absen kehadiran meskipun masa skorsing yang dia jalani telah usai.

•Dua Minggu lalu

Setelah pelajaran olahraga selesai, Shin mendapat tugas untuk mengembalikan peralatan olahraga ke gudang yang berada di belakang sekolah,

Ketika Shin menuju gudang yang dituju, Shin melihat sekelompok anak sedang membully seorang siswa.

"Hei mana uangnya? bukankah hari ini aku menyuruhmu untuk membawanya!.. hah." teriak siswa pembully dengan nada keras sembari menarik kerah siswa berkaca mata yang meringkuk di tanah.

Disekolah ini memang melarang kekerasan antar siswa, Namun pembullyan adalah salah satu kegiatan siswa berandalan di belakang sekolah,

Banyak dari pihak sekolah tak mengetahui hal seperti ini, Namun meskipun ada yang memergoki kejadian seperti itu para guru juga akan memilih diam karena siswa pembully adalah anak yang berpengaruh di sekolah ini,

Shin memang merasa kasian melihat kejadian tersebut, tapi melapor pada guru juga tak akan menghentikan kejadian seperti itu terulang kembali, pada akhirnya Shin mencoba mengabaikan pembullyan yang dia lihat,

Shin sadar diri, Jika dia ikut campur dia hanya akan membuat masalah yang tak bisa dia atasi, Namun ketika Shin mengalihkan pandangan dan hendak pergi, seorang dari kelompok pembully memanggilnya,

"Hei Hayashi.." Ucap siswa pembully tersebut

Shin terkejut mendengar panggilan tersebut, tapi dia tetap berhenti dan menoleh kearah sumber suara yang memanggilnya,

"Kemari lah! kenapa buru - buru pergi." ucap salah satu pembully sambil melambaikan tangan,

Siswa itu cukup familiar bagi Shin karena tak lain dia adalah teman sekelasnya, lalu teman sekelas itu segera menyuruh Shin untuk mendekat,

Dengan pelan dan ragu, Shin berjalan mendekat kearah mereka, Shin berfikir bahwa penolakan juga tidak berarti atau hal yang percuma dilakukan.

"Hei kawan, bisa bantu pinjami kami uang, cuma sedikit kok." ucap teman sekelas Shin,

Sambil seolah seperti teman lama, teman sekelas shin mulai memalak nya dengan cara halus,

Shin segera menaruh alat yang dia bawa untuk mengeluarkan dompet dari kantong celana olahraga miliknya, Shin berfikir dengan menuruti mereka dia bisa cepat pergi dan tak terlibat masalah.

'Apa ini benar siswa yang terlihat dingin dan tak mudah didekati! jika aku tahu dia se pengecut ini harusnya dari dulu aku memanfaatkannya.' pikir teman sekelas shin

Shin adalah siswa yang pintar disekolah namun sikapnya yang acuh tak acuh di pandang dingin oleh semua siswa, mereka berfikir bahwa Shin membangun dinding kasat mata seolah menghalangi mereka untuk berteman atau mengenal dirinya,

Teman sekelas Shin segera meraih dompet yang dikeluarkan Shin, Shin ingin menghentikan hal tersebut, namun teman sekelas Shin segera mengambil semua uang yang ada di dompet Shin,

"Tunggu, Sisakan untuk membayar buku pelajaran tahun ini." ucap Shin yang kini hanya bisa memohon untuk isi dompetnya,

Melihat sikap Shin yang memohon teman sekelas tersebut semakin berani untuk menindas Shin, setelah mengambil semua uang dalam dompet teman sekelas Shin melempar dompet kosong ke arah dada Shin,

Shin terdiam sejenak memikirkan kejadian yang menimpanya, Secara garis besar uang itu adalah kiriman dari orang tuanya untuk beberapa bulan kedepan,

Uang yang susah payah orang tuanya cari dan berharap masa depan anaknya lebih baik dari hidup mereka, kini raib dari tangan Shin,

Shin merasa kesal, dia ingin sekali menghajar para siswa berandalan yang menatapnya rendah, Namun kehidupan yang berbeda membuatnya bersabar,

Shin hanya akan mendapat lebih banyak masalah jika dia melawan, karena keluarga kecil sepertinya tidak akan pernah sanggup menanggung konsekuensi melawan keluarga ternama,

Pada akhirnya Shin hanya bisa merelakan uang tersebut menghilang dari pandangannya.

"Kenapa kau diam cepat pergi."

Shin tersadar dari lamunan panjangnya, Shin menunduk mengambil dompet kosongnya yang jatuh di tanah, segera dia mengambil peralatan olahraga yang dia letakkan sebelumnya dan pergi menjauh dari tempat itu.

"Hei, Besok bawa lagi uangnya."

Shin terhenti dari jalannya, semula dia berfikir bahwa ini berakhir dengan pengorbanan dompetnya, namun tentu saja itu hanyalah sebuah permulaan.

"Hei Hei, kau tak berfikir ini akhir bukan, jika tidak pergilah dan jadi adik kelas yang baik haha." tawa seorang kakak kelas sembari tertawa bersama kelompoknya.

Shin sejenak berfikir jika dia terus diam maka kejadian yang dia alami akan terus berlanjut, pada akhirnya Shin mencoba untuk melawan kata yang dia dengar.

"Senior, bukankah besok anda harus mengembalikan uang saya." kata Shin dengan sedikit senyum dan kata hormat pada senior pembully,

Shin hendak berbalik ke arah mereka untuk melanjutkan perkataannya namun sebuah pukulan keras menghantam pipinya, membuat Shin kini tersungkur jatuh ke tanah.

"Kakak, sepertinya adik kecil ini butuh pembelajaran." Kata seorang yang memukul Shin sambil melemaskan jemari tangannya,

Sambil melihat Shin tersungkur di tanah dengan memar di pipi, Ketua pembully membenarkan kata salah satu anggotanya.

Setelah menindih tubuh Shin di atas tanah, Pukulan pun berlanjut kearah muka Shin yang terjatuh,

Sang pembully dengan keras menghantam pukulan pukulannya di wajah Shin, sambil terus memukul Shin, senior itu juga mengeluarkan caci makian yang keluar dari mulutnya,

Shin bersabar dengan hal itu, tapi sebuah hinaan membuat Shin geram! Shin yang kehabisan kesabaran seketika menangkap tangan yang memukuli wajahnya.

"Aku sabar kau mengambil uangku." ucap Shin sembari melayangkan pukulan balik kearah pembully yang memukulinya,

"Bam~~" Kerasnya pukulan Shin bahkan membuat sang pemukul tersebut melayang kesamping menabrak tembok,

"Aku diam kau pukuli meskipun itu sakit." Shin berdiri dan perlahan berjalan menuju kearah sang pemukul

"Tapi..Bamm~~" Satu pukulan di wajah membuat si pemukul yang ketakutan kini jatuh pingsan

"Siapa yang mengizinkanmu menghina orang tuaku." ucap Shin tegas di depan siswa pembully yang jatuh pingsan.

Shin melirik kearah ketua sang pembully, mereka terkejut terdiam melihat tatapan tajam Shin yang marah dan balik melawan, mereka kini hanya bisa membeku terdiam tak jauh dari tempat Shin berada,

Shin yang sudah emosi berbalik dan berjalan mengarah ke gerombolan para pembully yang tersisa, Tapi suara guru yang datang menghentikan langkah kakinya,

"Apa yang kalian lakukan?" kata seorang guru tiba tiba datang dan melihat kejadian tersebut,

Sang guru terlihat terkejut melihat kejadian tersebut, keadaan di tempat itu terlihat suram, siswa yang tak sadarkan diri bersandar di dinding, siswa yang babak belur dan menangis, serta empat siswa yang terlihat shock,

Sang guru juga bisa melihat sosok Shin yang berdiri dengan kemarahan lah yang membuat kejadian tersebut bisa terjadi.

Guru itu ingin mengintrogasi lebih lanjut apa yang terjadi, namun di hadapan empat siswa yang berpengaruh itu, sang guru hanya bisa mengesampingkan rasa penasarannya dan segera menangani murid yang terluka.

Guru tersebut segera memanggil pengawas terdekat untuk membawa murid murid yang terluka ke UKS sekolah tanpa bertanya pada siswa yang ada disana,

"Kalian kembali ke kelas masing masing." ucap sang guru mengakhiri kejadian tersebut.

Apa kejadian itu berakhir begitu saja?

Itulah yang dipikirkan Shin dan para siswa, namun beberapa hari kemudian Shin dipanggil ke ruang kepala sekolah karena insiden tersebut,

Ketika sampai di ruang kepala sekolah Shin bisa mengerti untuk apa dia panggil,

Karena ketika Shin sampai, Shin melihat seorang wali dari murid yang dia pukuli hingga pingsan sudah ada di sana sedang menunggunya,

Meskipun sudah menjelaskan apa yang terjadi dan memanggil para murid yang di bully, Shin tetap mendapat hukuman Dua minggu masa skorsing karena tak ada yang membenarkan penjelasannya,

'Inikah kekuatan status dan uang.' pikir Shin.

•Waktu Sekarang

"Ahh~ apa besok bolos lagi? Tidak! Aku harus lulus dengan baik agar orang tuaku tidak cemas." keluh Shin sadar dari lamunannya,

[Ting]

[Anda telah mati 10 detik menuju kebangkitan]

Karena notifikasi dalam game Shin sadar kembali dari pikirannya,

[Yes] [No]

Shin bangkit berdiri meninggalkan kursi meja belajarnya, lalu melangkah cepat dan menjatuhkan diri di atas tempat tidurnya,

"Ayah, Ibu, Maafkan aku yang sudah mengecewakan kalian." keluh Shin setelah memikirkan dirinya telah membuat orang tuanya cemas.

Shin merasa bersyukur kejadian itu hanya berakhir dengan hukuman skorsing tanpa pemanggilan orang tua, Jika tidak Shin akan merasa bersalah pada orang tuanya.

"Untung kepala sekolah masih membelaku." keluh Shin mengingat bahwa wali pembully tersebut ingin Shin dikeluarkan disekolah, jika kepala sekolah tak membelanya mungkin Shin akan merasa malu bertemu orang tuanya,

Shin terus berfikir hingga otaknya merasa lelah, dia memejamkan mata untuk menenangkan diri dan tanpa sadar dia terlelap dalam istirahatnya.

•Beberapa Saat Kemudian

"Ahh~~ panas sekali hari ini." keluh Shin yang perlahan membuka mata karena merasa kepanasan di seluruh tubuhnya,

Shin yang setengah sadar terkejut melihat dinding dinding kamarnya terbakar api, Shin secara reflek berlari untuk keluar dari kamarnya,

Shin membuka pintu kamar asrama secara kasar lalu berlari di koridor asrama, namun Shin merasa lebih panik melihat jalan menuju pintu keluar telah tertutup oleh api.

Tangga lantai 3 menuju lantai 2 sudah hancur, bahkan pintu darurat sudah ditutupi api yang membara,

"Ugh.. Uhukk Uhukk,"

Shin bisa merasakan nafasnya mulai sesak karena asap didalam koridor mulai memaksa masuk dalam paru parunya,

Dia berfikir untuk kembali ke kamar, setidaknya dia mungkin bisa selamat dengan meloncat dari jendela kamarnya,

Meskipun hasil dari itu adalah rumah sakit beberapa bulan, tapi itu tak masalah selama dia bisa bertahan hidup.

Namun ketika dia hendak berbalik menuju kamar tiang dibelakangnya jatuh menutup jalan, Shin pun terjatuh tak berdaya karena oksigen di dalam koridor asrama semakin menipis,

"Uhukk Uhukk~ Arghh" Shin mulai lunglai lemas karena nafasnya terasa berat akibat asap yang terhirup ke paru parunya,

Shin berfikir inilah akhir hidupnya, dalam otaknya kini mengingat keluarga yang tinggal jauh darinya,

'Inikah ingatan yang sering dikatakan orang ketika mau mati.' pikir Shin melihat kenangannya bersama keluarga.

"Maafkan aku mengecewakan kalian." ucap Shin lemah, matanya mulai tertutup menuju kegelapan yang menelan kesadaran miliknya.

.

•Dunia Jiwa

[Tit... Tit]

[Tit... Tit]

'Ah suara apa itu?? Apakah ini Yang disebut akhirat?' Pikir Shin yang mendengar suara yang membangunkan dirinya dalam kegelapan.

Shin berfikir inikah cara reinkarnasi atau karena dia telah dibuang ke neraka?

Layaknya seperti film luar angkasa tanpa gravitasi tubuhnya melayang dalam kegelapan.

Shin mencoba melihat keadaan sekitarnya, namun yang tersaji dimatanya hanyalah kegelapan tanpa ujung,

Setelah beberapa saat Shin kini melihat setitik cahaya yang samar samar di sampingnya,

Shin terkejut melihat cahaya samar samar itu berubah menjadi sosok cahaya yang menatapnya tajam,

Shin ingin berlari namun dia tak bisa mengerakkan tubuhnya sedikitpun, setelah beberapa saat dalam rasa ketakutan sosok cahaya cahaya itu mulai menunjukkan sosoknya,

"Ugrhh~~"

Matanya bertemu dengan cahaya tersebut, kemudian empat cahaya tersebut mulai menutup perlahan seolah telah selesai melihat Shin yang tak berdaya,

'Apa itu tadi? Dewa?? Tapi apa ada dewa yang memiliki empat mata.' Shin terus Berfikir apa yang baru saja dia alami, itu bukanlah sebuah mata dari manusia lebih seperti mata hewan,

Tapi hewan apa yang memiliki empat mata?, empat mata bercahaya itu terlihat memandangnya tajam namun bentuknya mengingatkan Shin bahwa mata tersebut lebih mirip mata dari burung elang.

[Tit.. Tit]

Suara itu seperti mengikuti detak jantungnya, namun ketika shin bertemu dengan mata itu kenapa itu tak bertambah cepat? mengingat jantung Shin berdetak kencang saat kejadian itu terjadi.

Shin yang mulanya berfikir berada di rumah sakit kini sadar bahwa dia tak ada disana, Ia terus berfikir dimana dirinya.

[System Synchronization Is Complette]

[Mulai membentuk tubuh baru bagi sang raja]

'Tubuh baru, Sang Raja, apa itu maksudnya?' Shin ingin berteriak untuk bertanya tapi suaranya tertahan, seolah pita suaranya sedang terkunci.

Tak ada jawaban! Shin yang lelah mencoba kini terpaksa mendengarkan yang disebut sistem itu terus bicara di kepalanya.

[Tubuh baru model A tipe berkembang dipilih]

[Status Player +10]

[Hadiah Koin pemula 1000 Koin Emas]

[Skill Utama pemula ditambahkan]

[Memulai Sin****g**kronasi Tubuh di dunia baru Selesai**]

[Mulai membangunkan kesadaran player dalam 10 detik]

[ 09 detik]

[ 08 detik]

"Tunggu tunggu, bagaimana dengan pertanyaan ku?"

Teriakan Shin berakhir sia sia, Shin sama sekali tak mendapat jawaban dari sistem yang bicara di otaknya.

Shin bisa merasakan kesadarannya mulai hilang kembali,

Pada akhirnya dia hanya bisa mulai pasrah dengan apa yang akan terjadi.

[ 07 detik]. [ 06 detik]. [ 05 detik]

[ 04 detik]. [ 03 detik]. [ 02 detik]. [ 01 detik].

[ 00 detik]

.

•Hutan Shanva

"Uhg~~ Aa hah hah Hutan."

Shin terbangun dengan segera setelah hilang kesadaran. Shin yang terkejut melihat pohon kini mulai melihat sekitarnya dan menyadari dirinya sedang berada di hutan belantara, Shin mencoba berdiri dari posisinya namun tubuhnya terasa berat..

[Selamat Dat....]

[Anda memasuki hutan Shanva]

[Hutan Level 30 Monters Kelas C]

"Oii, Selamat datang hilang kemana tadi, Sial Sistem apa ini!" ketus shin yang melihat layar biru gelap didepan matanya yang secara tiba tiba muncul di atas dirinya yang terbaring di tanah. Setelah beberapa saat perlahan tubuhnya mulai bisa bergerak normal.

"Ini semacam game!, apa ini asli atau.." sebelum Shin selesai dengan ucapannya, sebuah panel pesan muncul menggantikan notifikasi yang lama..

[Peringatan Bahaya!!! Misi]

[Seekor Hellhound Menganggap anda sebagai mangsa]

[Lari Menyelamatkan Diri : 500 Perak]

[Membunuh Hellhound : 80 Emas ]

"Apa?? Ini gila biarkan aku berfikir!" Ucap Shin kesal.

Dalam kondisi terdesak, Shin mulai melihat sekeliling mencari dimana hewan yang dimaksud oleh sistem berada... namun ia tak menemukan hewan bernama hellhound tersebut.

"Insting ini berbahaya!" keluh Shin yang merasakan rasa lapar dari pemangsa merayap di tubuhnya, Shin segera berdiri sambil melihat sekeliling, tanpa pikir panjang ia berlari sekuat tenaga menjauh dari tempat ia berada.

Shin berlari tak tahu arah, dalam otaknya hanya berfikir untuk pergi menyelamatkan diri.

"Huh~ aku sudah jauh dari tempatku sebelumnya, tapi rasa lapar itu masih menggerogoti tubuhku." Shin mencoba terus berlari namun siapa yang mengira bayangan hewan itu terus mendekat dengan cepat,

'Jika ini mirip game harusnya itu ada.' Pikir Shin dalam pelariannya, Shin merasakan bulu kuduknya merinding dengan kuat,

Dan benar saja ketika Shin berbalik ke belakang bayangan itu mulai mendekat dan hendak menerkam lehernya dari belakang.

......................

Ch - 02. Petualang Pemula

"Jika ini mirip game harusnya itu ada." ucap Shin,

Di setiap game tipe adventure yang selalu Shin mainkan, pihak pembuat akan selalu memberi senjata untuk pemula, Jadi Shin berfikir dia juga seharusnya memiliki senjata pemula atau semacamnya,

Ketika Shin ingin membuka sistem tas, Shin merasakan bulu di belakang lehernya berdiri tegak, segera dia menoleh kebelakang dan melihat sosok bayangan hitam itu sudah mendekat ingin menerkam lehernya,

"Krakk~~ Arghhh~~~" Shin berteriak kesakitan dengan rasa sakit di tangannya,

Shin beruntung karena nalurinya bergerak cepat, jika dia tak mengorbankan tangannya mungkin dia sudah mati diterkam hellhound di bagian leher.

Dengan menahan rasa sakit yang sangat perih akibat luka ditangan kirinya, Shin memukul kepala sang hellhound hingga gigitan hellhound itu terlepas dari lengannya,

"Brakk~" Tubuh hellhound itu Mebarak keras di batang pohon besar tak jauh dari Shin,

Shin tak percaya kekuatan pukulannya mampu membuat tubuh hellhound yang lebih besar terpental menjauh darinya,

Tapi meskipun begitu keadaan juga tak berubah banyak, dengan tangan kiri yang sudah tak bisa digunakan melawan dengan kekuatan hanya akan berakibat fatal.

"Errrr~~" Sang hellhound mulai bangkit berdiri kembali, bersiap menyerang Shin yang terluka parah ditangan,

Shin pun menatap sang hellhound, 'B**agaimana ada anjing sebesar itu?ini sudah masuk dalam kategori monster.' pikir Shin yang berdiri dengan memegang luka ditangan kirinya,

Shin berfikir keras bagaimana melawan hellhound yang ingin memangsanya tersebut.

"Inventory"

[Ting]

Seketika layar inventory muncul dihadapan Shin,

namun Shin terlalu berharap bahwa di inventory nya memiliki sebuah senjata didalamnya,

Hellhound yang melihat Shin berdiam diri kini mulai menyerang dari arah samping mengincar leher Shin kembali.

Shin yang terpaku dengan refleknya menghindari serangan tersebut sambil menendang tubuh sang hellhound.

Meskipun tendangan itu sekali lagi membuat tubuh hellhound terpental, Tendangan itu masih tak cukup untuk membunuh sang Hellhound,

Namun Shin bisa melihat bahwa gerakan sang hellhound kini mulai melambat akibat pukulan dan tendangan yang Shin lancarkan.

Shin yang merasa terpojok tanpa sengaja melihat koin di dalam inventory miliknya, Shin mengalihkan sistem inventory menuju sistem perdagangan

"Store"

Ketika sistem perdagangan telah terbuka Shin segera beralih ke bagian pembelian senjata, Shin yang tak memiliki banyak kesempatan segera mencari senjata yang familiar dengannya,

Shin yang pernah belajar pedang kayu segera membeli senjata pedang secara acak dari perdagangan sistem.

[Pembelian Berhasil]

Pedang yang telah dibeli secara ajaib muncul ditangan Shin, dengan sisa sisa tenaga miliknya Shin memegang pedang panjang itu kearah depan, bersiap untuk melakukan pertarungan dengan sang hellhound.

Hellhound yang sedari tadi bersiap menyerang kini mulai bergerak maju untuk menerkam Shin,

Shin merasa entah kenapa kini dia bisa membaca gerakan sang hellhound yang melambat, namun Shin juga berfikir bahwa itu adalah kesempatannya untuk lolos dari kematian.

Hellhound yang kelaparan kini melompat untuk menerkam leher Shin kembali, 'Sebesar apa pun ukurannya dia hanya binatang buas tak berotak.' pikir Shin yang melihat gerakan sang hellhound terus mengincar leher bagian belakang miliknya,

Shin yang melihat hellhound melompat ke udara menggunakan sisa tenaganya untuk bergerak maju, Shin berfikir ketika hellhound berada di udara dia memiliki penuh celah,

Sehingga dengan kondisinya Shin hanya bisa memanfaatkan kesempatan tersebut,

Ketika hellhound sedang mengarahkan gigitannya, Shin menghindar dan dengan cepat menghunuskan pedang miliknya hingga menembus tubuh sang hellhound.

"Slasshh~~" Shin bisa merasakan sensasi pedang ditangannya saat menembus semua organ dalam milik sang hellhound,

"Huffff~~ Hahh~~" Shin menarik nafas lega karena melihat hellhound yang mengincarnya kini telah mati,

Shin mendorong kesamping tubuh sang hellhound yang jatuh menimpanya, 'Aku benar benar membunuhnya, perasaan apa ini?' pikir shin

"Apa aku merasa takut? Bahkan tanganku masih bisa merasakan sensasi saat pedangku menembus organ tubuh hellhound ini." Keluh Shin sembari melihat tangan kanannya yang masih gemetar,

Shin tak mengerti apa yang terjadi padanya, Apa yang sebenarnya membuat dia takut! kematian? sensasi membunuh mahkluk hidup? Shin berfikir keras namun dia sama sekali tak menemukan jawabannya.

Shin bangkit dari posisinya, dengan sisa tenaga miliknya Shin menarik pedang panjangnya, membuat darah akibat tusukan pedang ditubuh hellhound mengalir membasahi tanah,

[Anda berhasil membunuh Hellhound]

Hadiah 80 Emas

[Mendapat taring hellhound]

Taring yang jatuh dari anjing hutan

biasa digunakan untuk membuat aksesori di tukang tempa

harga jual : 05 Perak

[Kulit Hellhound]

Kulit dari anjing hutan

biasa digunakan untuk membuat kain di toko kain

harga jual : 05 Perak

[Bangkai Hellhound]

tubuh mati anjing hutan biasa digunakan untuk pupuk tanaman

harga jual : 0

[Anda naik level 2]

[Anda naik level 3]

[Anda naik level 4]

[Anda naik level 5 ]

[Penyembuhan Pemula hingga level 15]

[100 Koin Emas hadiah naik level 5]

[Mendapat Skill Berpedang Lv 1]

Seketika tangan Shin yang terluka secara instan sembuh kembali dan tenaganya yang hilang juga telah terisi.

Shin melirik bangkai hellhound dihadapannya, Matanya kini tertuju pada statistik hellhound yang di tunjukan oleh penglihatannya,

[Hellhound] [C]

Monster Level 15

Str : 15

Agi : 20

Int : 13

P/def : 15

M/def : 08

Anjing neraka yang hidup berkelompok di wilayah pintu masuk hutan Shanva, sejenis monster pemburu yang sering memburu hewan lemah.

"Hah, apa aku ini dianggap hewan lemah sial." ketus Shin

Shin yang dipandang rendah oleh anjing hutan itu merasa kesal, karena di kehidupan sebelumnya dia juga pernah dianggap seperti itu, mengingat kejadian pembullyan di belakang sekolah.

Tapi Shin juga merasa beruntung, melihat level sang hellhound yang tinggi dia bisa mengalahkannya dengan satu tusukan pedang.

Shin yang melihat status itu kembali tersadar melihat kata berkelompok dari deskripsi sang hellhound.

Tapi setelah melihat hellhound itu terbunuh tak ada hellhound lain yang datang, Shin berfikir bahwa itu adalah anjing kelaparan yang terpisah karena melihat dirinya sebagai mangsa yang lemah.

"Status"

[Nama : Hayashi Shin]

Job : None

Level : 5

Str : 12 +10

Agi : 09 +10

Vit : 13 +10

Dex : 11 +10

Int : 22 +10

Luk : 93 +10

Skill Utama :

Eve Eyes Lv. 1 : Menampilkan Status benda serta mahkluk hidup

Sense Lv. 1 : Meningkatkan kepekaan pemain

Learn Lv. 1 : Mempercepat daya dalam pembelajaran sesuatu

Magic Lv. 2 : Api , Kegelapan

Luck Max : Terkunci

Skill Learn :

Berpedang Lv. 1.

Titel :

None

"Apa ini maksud dari status +10 ketika dalam kegelapan itu? tapi jika tidak ada itu mungkin aku sudah.." Ucapan Shin terhenti karena berfikir buruk pada dirinya sendiri,

Setelah Shin melihat status miliknya, Shin memandang pohon yang berada agak jauh darinya, Shin berjalan mendekat dan memukul sekuat tenaga pohon tersebut dengan tangan kirinya,

Seketika pohon itu pun menciptakan lingkaran retak akibat pukulan Shin, Meskipun terlihat kuat Shin merasa aneh, kenapa dia tak bisa membunuh anjing yang menyerangnya dengan kekuatan seperti itu? atau karena perbedaan level mereka.

Setelah menguji coba kekuatan baru dalam dirinya, Shin beralih melihat pedang panjang di tangan kanannya,

"Black Feather Sword"

[Black Feather Sword]

Damage 175

Efek : Paralyze + Crit 30

Pedang hitam yang diambil dari bulu burung Phoenix

tercipta dari salah satu api suci (Api hitam)

Tidak bisa dijual (Terikat)

"Apa maksudnya terikat? apa itu semacam kontrak?" Shin melihat pedang hitam ditangannya secara seksama, meskipun harganya yang lumayan menghabiskan koin, dia tak kecewa karena pedang tersebut memiliki kualitasnya yang baik.

Setelah memeriksa pedang tersebut, Shin kini mencoba untuk mempelajari sistem yang bersamanya,

Dari pemahaman Shin sistem yang bersamanya memiliki beberapa Menu, seperti Inventory, Store, Alkemis, dan Blacksmith,

Namun 2 dari menu tersebut masih terkunci, yang berarti tidak bisa dia akses, Meskipun begitu Shin yang sudah sering bermain game bisa lebih cepat paham dengan fitur dari sistem tersebut,

Setelah beberapa saat Shin mulai terbiasa dengan sistem miliknya, Meskipun Shin masih belum mengerti kenapa dia bisa sampai di dunia ini, atau tujuan dari sistem tersebut,

Shin juga sudah mencoba bertanya pada sistem namun sistem sama sekali tak pernah mau merespon setiap pemikirannya.

"Map"

[Ting]

"Wah ada map juga ternyata." ucap Shin,

Shin tak berfikir sistem memiliki peta, karena dalam menu tidak ada hal tersebut, tapi siapa sangka jika sistem miliknya juga memiliki peta layaknya game pada umumnya.

Meskipun begitu Shin merasa kecewa karena di dalam layar panel map tersebut, yang terbuka hanya sebagian tempat dimana dia pertama kali datang ke dunia ini sampai ke tempatnya saat ini,

Tapi Shin juga berfikir tak masalah karena suatu saat itu akan berguna baginya.

"Info Hutan Shanva."

[Hutan Shanva]

Hutan terbesar di dunia Sagart yang dipenuhi monster dengan kelas A, B, C, dan D. Monster dengan kelas rendah cenderung berada di pintu masuk dan pinggiran luar hutan, sedangkan monster kelas tinggi berada di hutan bagian dalam.

"Monster itu hampir membunuhku. Kenapa dia di rank C? apa aku selemah itu di dunia ini?" ucap Shin merasa kesal menyadari bahwa dirinya kini hanya mahluk lemah

Setelah Shin selesai mengecek fitur dari sistem, Shin memutuskan untuk keluar dari hutan Shanva tempatnya berada, Karena jika Shin ingin tahu tentang dunia Sagart, Shin harus mencari seorang untuk mendapat informasi.

"Jika ini seperti game, yang pasti aku harus bertambah kuat untuk bertahan hidup." ucap Shin menyemangati dirinya sendiri.

Shin mencoba menanam tekad untuk menyemangati diri, Karena Shin juga tidak tahu apa dia akan hidup lagi jika mati, merasakan sakit yang sebelumnya Shin berfikir bertambah kuat adalah jalan utama menghindari kematian.

Dengan tekad dan jiwa petualang yang membara, Shin memegang erat pedang ditangan dan mulai memburu dan membunuh monster monster yang bisa dia hadapi sembari mencari jalan keluar dari hutan Shanva.

.

•Bagian lain sisi hutan Shanva

Di bagian lain hutan shanva terlihat sekelompok petualang sedang menghadapi beberapa hellhound karena misi dari guild kota mereka.

"Alanor." Seorang berteriak pada Knight yang sedang menghadang gigitan hellhound yang mengarah padanya, Namun hellhound yang lain menggigit tangan sang warrior,

"Panah Angin." Seketika panah dari belakang Knight menancap pada tubuh hellhound yang menggigit Alanor,

"Panah Es." Sorcerer dalam tim juga merapal mantra untuk menembakkan es tajam ke arah hellhound lainya,

Dengan dua serangan yang dilancarkan bersamaan dua hellhound yang menggigit sang knight mati tak berdaya tergeletak di tanah.

"Ukhh~~" Alanor mengeluh kesakitan karena gigitan kedua hellhound yang telah mati, Sorcerer dan Archer kini sedang melawan satu hellhound tersisa,

Memberikan waktu pada Priest dalam tim mereka untuk menyembuhkan luka yang di derita Alanor,

"Healing." ucap sang Priest

Luka yang diderita Alanor pun perlahan sembuh, disisi lain sang Sorcerer dan Archer masih berusaha melawan dan membunuh satu Hellhound yang tersisa.

"Terima kasih, Sera." ucap Alanor

Setelah merasa lukanya telah pulih, Alanor berdiri dan berlari untuk membantu kedua temanya,

"Elena, Jaak, Berpencar ke sisi kiri dan kanan." ucap Alanor,

Elena dan Jaak mengangguk mendengar perkataan Alanor, mereka pun bergerak ke sisi kiri dan kanan untuk mengepung hellhound yang sendirian,

Alanor yang melihat hellhound sudah tak memiliki ruang gerak segera maju kedepan untuk menyerang, bersamaan dengan elena dan Jaak yang bersiap melancarkan serangan mereka.

"Auw~ " Hellhound yang merasa terpojok meraung keras, sekujur tubuhnya yang sedikit hitam kini mulai berubah menjadi merah padam.

"Gawat, cepat bunuh monster itu sebelum terlambat." Teriak keras Alanor memberi komando pada Elena dan Jaak agar menyerang hellhound tersebut, Serangan mereka bertiga pun mengarah ke hellhound tersebut.

"Baammm~~" Tiga serangan dari mereka melesat tepat kearah sang hellhound yang sedang berubah,

"Apakah berhasil?" Guman elena, karena dia hanya bisa melihat debu asap dari skill mereka menutupi tempat dimana sang hellhound berada.

"Awas." teriak jaak

Namun apa yang tak mereka duga! hellhound tersebut telah memasuki mode berseker nya dan dengan cepat menyerang mereka bertiga hingga terluka sampai tak mampu bergerak.

Sera yang berjaga dibelakang segera mengunakan skill healing area untuk menyembuhkan teman temanya yang terluka akibat serangan brutal sang hellhound,

Hellhound yang semula mengincar Elena kini berpindah haluan untuk menyerang Sera yang berada jauh dibelakang Alanor,

"Gawat, Lari!" Jaak berteriak karena menyadari maksud sang hellhound.

Jaak menarik busurnya untuk memanah sang hellhound, Jaak berfikir dengan begitu sang hellhound akan berbalik mengincar dirinya,

Namun anak panah jaak yang melesat dihindari dengan mudah, seolah serangan jaak sama sekali tak berarti untuk sang hellhound,

Dengan kecepatan penuh hellhound dalam mode berseker bergerak mendekat ke arah sera, lari pun percuma! hanya dengan sepersekian detik saja sang hellhound sudah berada di depan Sera.

"Ahh~~ ini kah akhirnya." keluh Sera yang kehabisan mana tak mampu lagi mengeluarkan skill pelindung untuk dirinya sendiri,

Sera yang merasa kematian sudah ada didepan mata kini hanya bisa pasrah dan memejamkan mata sambil berharap kematiannya berlangsung dengan cepat,

"Ttak"

......................

Ch - 03. Kenapa Mereka Takut Padaku?

Shin yang bertujuan keluar dari hutan menulusuri bagian - bagian hutan Shanva sambil memburu monster tingkat C untuk menaikkan level miliknya.

Meskipun awalnya terasa sangat sulit hingga Shin ingin menyerah, namun berkat quest harian dan perjuangannya, monster area pintu masuk hutan pun sekarang terasa mudah untuk diburu.

[Quest harian]

Type : C

Membunuh monster level 10-20 ( 19/20 )

Hadiah

Exp : 2000

Koin : 1000 Gold

Random Box

Poin Status +10

Titel Beginner (Hadiah dari 10x menyelesaikan misi harian)

"Sudah berapa hari aku di hutan ini? 10 hari 11hari!" Keluh Shin

Shin merasa buta arah karena sudah berkeliling hutan namun dia sama sekali tak menemukan jalan keluar, Bahkan Shin berfikir untuk hidup saja di hutan Shanva karena terlalu lama berada di dalam hutan.

Peta dari sistem juga menunjukkan bahwa dia sudah mengarah berlawanan dengan area hutan bagian dalam yang dia jumpai beberapa hari lalu,

'Seberapa besar hutan ini? bahkan sudah berhari hari aku belum menemukan jalan keluar.' pikir Shin dalam renungan nya.

Shin yang merasa lapar menyalakan api unggun untuk memanggang daging babi hutan yang di buru sembari menaikkan levelnya.

"Status"

[Nama : Hayashi Shin]

Job : None

Level : 14

Str : 19 +10

Agi : 21 +10

Vit : 22 +10

Dex : 18 +10

Int : 32 +10

Luk : 93 +10

Poin Status : 20

Skill Utama :

Eve Eyes Lv 2 : Menampilkan Status benda serta mahkluk hidup,

Sense Lv 2 : Meningkatkan kepekaan pemain,

Learn Lv 2 : Mempercepat daya dalam pembelajaran sesuatu

Magic Lv 2 : Api , Kegelapan

Luck Max : Terkunci

Skill Learn :

Berpedang Lv 3. Time Sleep Lv 1.

Titel :

None

Shin juga merasa levelnya terlalu lambat, bahkan dengan bantuan quest dia hanya bisa mencapai level 14 dalam seminggu, tak seperti pertama kali dia bisa naik level 4 level dari level 1,

Hingga Shin berfikir dia butuh ratusan ribu exp untuk naik per level miliknya,

Mengesampingkan levelnya yang lambat Shin masih merasa bersyukur karena sekarang semua monster type C bisa di bunuh dengan mudah,

Setelah menutup menu status Shin kembali mengeluh karena tak dapat keluar dari hutan,

"Ah bagaimana cara keluar dari hutan ini?" Geram Shin, Sambil menyantap daging yang telah matang,

"Srakk srakk" Sebuah suara dibalik semak semak membuat

Shin yang sedang menyantap makanannya melirik kearah suara tersebut,

Shin yang menoleh dan mendapati seekor monster beruang berwarna coklat yang keluar dari balik semak semak yang berada tak jauh darinya,

[Warbear] [C]

Monster Level 15

Str : 11

Agi : 08

Int : 09

P/def : 21

M/def : 18

Monster hutan yang hidup menyendiri di hutan Shanva.

Aktif berburu dimalam hari dan tidur disiang hari.

Beruang ini memang lambat namun dia sangat berbahaya ketika hp miliknya sudah berkurang drastis, skill serangan miliknya bahkan bisa membunuh monster di atas rank nya dalam sekali serang.

Beruang yang kelaparan tersebut terpancing oleh aroma sedap dari daging panggang milik Shin yang sedang duduk di dekat api unggun,

Beruang itu hanya terdiam dan takut mendekat karena api unggun yang Shin nyalakan.

"Huh~ Levelku datang sendiri." ucap Shin dengan santai sembari terus menyantap daging panggang nya, Shin melanjutkan makanannya karena Shin tahu bahwa beruang takut akan api.

"Bagus tunggulah disitu sebentar." Shin segera menyelesaikan makan malamnya, lalu dia berdiri dan menarik pedang dari inventory miliknya,

Beruang yang sedari tadi terdiam kini mulai waspada karena niat membunuh yang keluar dari Shin mengarah padanya.

Setelah Shin melangkah menjauh dari api unggun nya, sang beruang langsung maju menerjang untuk menyerang Shin,

Serangan beruang yang lambat bisa di hindari Shin dengan mudah, membuat sang beruang terus maju melewati Shin yang menghindar kesamping,

Beruang yang tak dapat menyerang dengan gigitan kini berdiri tegak menampilkan sosok besarnya yang garang bersiap kembali untuk menyerang Shin dengan cakarnya,

.

"Hehh~, Aku tak ingin bermain karena kau mengganggu waktu makan ku."

Melihat beruang yang berdiri Shin menarik pedangnya kebelakang bersiap untuk menyerang,

"Slashhh~~" Dengan cepat Shin melesat melewati sang beruang meninggalkan luka dalam di leher sang beruang,

Setelah beberapa detik kepala beruang itu pun jatuh ketanah, meninggalkan tubuhnya yang perlahan ambruk,

[Mendapat Kulit beruang]

Kulit Beruang hutan yang lembut digunakan untuk membuat kain musim dingin karena kehangatan alami

Harga jual 50 perak

[Kuku Beruang]

Cakar tajam beruang yang berguna bagi Blacksmith untuk membuat senjata tangan

Harga jual 10 Gold

[Daging Beruang]

Daging keras dari beruang hutan berguna untuk alkemis untuk membuat ramuan

Harga jual 02 Gold

"Hadiah dari level 10 sudah kukira sangat bagus." Ucap Shin yang telah usai mencoba skill barunya, dia merasa senang ketika mendapat skill seperti itu, karena itu bisa menjadi kartu terakhir ketika dalam keadaan berbahaya.

[Time Sleep Lv. 1]

Menghentikan waktu sesaat (Durasi : 0,5 detik)

Batas (Sehari 1x)

[Anda berhasil menyelesaikan Quest harian]

Type : C

Membunuh monster level 10-20 ( 20/20 )

Hadiah

Exp : 890

Koin : 1000 Gold

Random Box

Poin Status +10

Titel Beginner didapat

[Anda naik level 15]

Mendapat 100 Emas

Poin Status +10

Mendapat titel Beginner

Random Box

Hadiah Level 15, 200 Gold

[Quest Job Request]

[Dungeon Stone Level Beginner]

Dibutuhkan pemilihan job untuk menaikkan ke level selanjutnya.

"Aku tahu itu, tapi job memang penting." Keluh Shin,

Shin berfikir bahwa dia bisa memilih job jika naik level 10 tapi ternyata pemilihan tersebut datang pada level 15.

Shin yang mendapat quest baru memikirkan cara untuk keluar hutan terlebih dahulu sebelum mengunakan stone tersebut, karena dirinya tak tau apakah jiwanya saja atau tubuhnya juga ikut masuk dalam dungeon tersebut,

Shin belum pernah memasuki dungeon, Jadi Shin harus waspada, apalagi itu dungeon dari sistem yang dirasanya kejam.

Tak bisa dibayangkan jika hanya rohnya yang memasuki dungeon, yang berarti itu kematian beresiko tinggi! tubuh yang tertinggal hanyalah makanan siap saji bagi pemangsa yang lewat.

Shin berlarut dengan pikirannya memikirkan saat terbaik untuk memasuki dungeon dari sistem' tersebut, hingga tanpa sadar ia tertidur dan malam pun berganti dengan terik matahari pagi.

Dikala mentari pagi menerpa kelopak matanya yang terpejam, ia terbangun dari tidurnya dan berfikir kenapa ia bisa tertidur tanpa ia sadari,

'Apakah mungkin karena aku sudah mencapai level 15, hingga pemulihan otomatis ketika naik level tak lagi ada dan itu membuatku lelah.', pikir Shin

Shin tak berfikir dia akan merasa lelah setelah mengunakan skill barunya, Tapi Shin masih bersyukur karena tak terjadi hal berbahaya saat dia tertidur,

Hutan Shanva adalah hutan penuh monster buas jadi Shin selalu berhati hati ketika beristirahat, apa lagi kebanyakan monster hutan Shanva aktif pada malam hari.

Mengabaikan pemikiran percuma yang mampir di otaknya, Shin beranjak dari tempat dia berada untuk berburu sarapan paginya,

Betapa beruntung apa yang Shin rasakan, tak jauh dari tempatnya berada Shin merasakan kehadiran monster kecil untuk sarapan pagi,

"Hohh~~ Kelinci! apakah aku sudah dekat dengan bagian luar hutan ini." pikir Shin,

Shin berfikir begitu karena dia menemukan monster kelas E di sekitarnya, Setelah menyembunyikan kehadirannya Shin mengambil jarum berburu yang dia beli dari perdagangan sistem,

[Rabbit] [E]

Monster Level 10

Str : 05

Agi : 31

Int : 05

P/def : 11

M/def : 10

Kelinci hutan yang hidup di bagian pintu keluar hutan Shanva

kelinci cepat dengan kaki yang kuat yang suka memakan herbal hutan

[Jarum Pemburu]

Damage : 55

Efek : Racun pelumpuh

Terbuat dari tulang punggung ular python.

Sering digunakan pemburu pemula untuk melawan monster lemah

Harga : 1000 Emas (100x)

"Syuutt~~"

Kelinci yang sedang sarapan pagi menyadari jarum tersebut dan dengan cepat bergerak menghindar, namun dengan sense milik Shin, ia dengan cepat meluncurkan jarum kedua mengarah mengenai kelinci yang berada di udara karena menghindari jarum pertama, membuat kelinci terjatuh tak bisa bergerak.

Setelah merasa kelinci itu telah mati terkena jarum, Shin segera berjalan kearah kelinci yang berada jauh darinya, Saat Shin mengambil kelinci tersebut Indra pendengaran Shin yang telah dipertajam mendengar suara teriakan dari seseorang,

"Arghh~~"

Shin bisa mendengar jelas suara teriakan tersebut, dengan cepat Shin memasukkan kelinci buruannya kedalam inventory miliknya, Lalu dia segera bergerak cepat menuju ke arah sumber teriakan tersebut.

"Itu teriakan manusia! akhirnya aku menemukan seseorang." ucap Shin sambil berlari,

"Auww~"

Setelah beberapa saat Shin kini mendengar lolongan keras hellhound yang menggema di hutan Shanva,

Shin yang bergerak cepat kini telah sampai di tempat tujuannya, dari atas dahan pohon sekitar, Shin mengawasi orang orang yang ingin dia temui,

"Hellhound mode berseker." Ucap Shin

Shin yang berada di atas dahan pohon kini bisa melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi,

[Hellhound] [C]

Monster level 20

Mode : Amarah

'Kenapa hellhound ada disini padahal beberapa hari aku tak pernah melihatnya.' pikir Shin

Shin melamun karena melihat hellhound yang biasanya berada di pintu masuk area B ada disana.

"Gawat, Lari." ucap keras Jaak

Shin tersadar dari kebingungannya karena mendengar teriakan jaak yang keras, Hellhound yang dapat melakukan mode berseker memang memiliki sedikit kecerdasan dalam berburu mangsa,

Jika dalam keadaan terkepung sudah dipastikan hellhound akan membunuh yang terlemah atau yang paling merepotkan untuk mengurangi jumlah,

Meskipun mode berseker hanya beberapa menit tapi jika dibiarkan maka para petualang yang Shin lihat pasti akan mati,

Shin kini melihat hellhound itu melompat ke udara mengarah kearah Sera yang jatuh terduduk terdiam karena kehabisan mana,

Tak menyia-nyiakan kesempatan hellhound yang lengah, Shin mengambil pedangnya dari inventory dan melempar pedang tersebut ke arah hellhound yang masih berada di udara.

"Takk~"

Pedang yang Shin lempar menembus tepat dileher sang hellhound hingga menancap di tanah,

Hellhound yang terlihat ganas kini terjatuh tak bernyawa dihadapan Sera yang masih memejamkan mata karena pasrah akan kematian,

Tak memperdulikan apa yang telah membunuh sang Hellhound Alanor dan dua temannya segera berlari menuju Sera yang masih merasa ketakutan,

"Sera, Apa kamu baik baik saja?" ucap elena sembari memeriksa keadaan Sera, Alanor dan jaak yang telah mendekat juga menunggu jawaban Sera dengan rasa khawatir mereka,

"Maaf, Maafkan aku." ucap Alanor merasa bersalah atas kejadian yang menimpa mereka,

Alanor merasa dia lalai dalam memimpin party mereka, sehingga kejadian berbahaya seperti ini bisa terjadi.

"Alanor ini bukan waktunya untuk itu, kita juga tak menduga akan bertemu anjing hutan disini, sebaiknya kita keluar hutan dulu." Ucap

Jaak sambil menepuk pundak Alanor yang merasa bersalah karena kejadian yang mereka alami.

"Ia kak, tapi siapa yang menolong kita?" ucap Elena yang melihat pedang hitam tertancap di tanah sambil memeluk Sera yang masih merasa ketakutan.

"Ahh~ maafkan aku jika aku merebut buruan kalian." Ucap shin yang keluar dari pohon untuk menunjukkan diri.

Dalam game online yang sering Shin mainkan, merebut buruan orang lain adalah tindakan yang melanggar! sehingga dia segera keluar menunjukkan diri untuk meminta maaf.

Serentak sosok Shin yang keluar dari balik pohon membuat party Alanor terkaget.

"Siapa kamu?" kata Alanor sembari mengarahkan pedang, Jaak juga ikut menarik busur dengan anak panah yang ditahan kearah Shin yang mencoba mendekati mereka,

Shin yang melihat Alanor dan jaak waspada menghentikan langkah kakinya untuk mendekati mereka, Meski Shin hanya ingin bertanya, melihat kewaspadaan Alanor dan Jaak, Shin hanya bisa terdiam untuk menjaga sopan santun agar konflik yang tidak diperlukan tidak terjadi.

"Kakak berhenti." Ucap Elena cepat melihat tindakan Alanor dan Jaak yang mengangkat senjata, Elena adalah seorang penyihir jadi dia sangat sensitif terhadap mana,

Elena bahkan menahan rasa mual akibat aliran mana yang keluar dari dalam tubuh Shin.

"Tapi." Ucap Alanor,

Meskipun elena menyuruhnya berhenti Alanor masih ragu dan waspada pada Shin yang berdiri diam ditempatnya,

"Jika dia mau membunuh kita, kita tak kan bisa bicara sekarang." ucap Elena menegaskan dengan keras pada kakaknya, Elena juga bisa merasakan Sera sedang gemetaran merasakan sejumlah mana yang ada disekitar Shin.

Alanor pun menurunkan pedangnya melihat tubuh adik dan partnernya gemetaran diikuti dengan Jaak yang juga menurunkan anak panah yang mengarah pada Shin sebelumnya.

Shin yang melihat kejadian itu hanya bisa merasa bingung dengan tingkah laku mereka yang seolah takut padanya,

"A-apa tujuanmu?" tanya Elena terbata bata karena gemetaran dan ragu bertanya pada Shin.

Shin terdiam sebelum menjawab pertanyaan elena, karena tak mungkin juga Shin bilang dia seminggu yang lalu dihidupkan kembali di dunia ini,

Ditambah lagi Shin sama sekali tak mengerti apapun tentang dunia yang dia tinggali sekarang.

"Ah~ Aku hanya ingin keluar dari hutan ini karena aku sedang tersesat." 'Yah itu kebohongan yang masuk akal untuk diucapkan.' menurut pemikiran Shin.

"K-kau akan keluar dari hutan jika mengikuti jalan itu." jawab Elena menunjuk kearah pada jalan setapak di hutan menuju kearah luar hutan.

Shin yang mendengar perkataan elena tak berkata lebih jauh pada mereka, Melihat sikap mereka Shin merasa akan lebih baik jika dia segera pergi dari sana,

Shin yang telah tahu jalan keluar kini mengarahkan tangannya pada pedang hitam miliknya, membuat pedang hitam itu perlahan menghilang dan secara otomatis memasuki inventory miliknya,

Setelah pedangnya kembali ke dalam inventory Shin pun berbalik untuk pergi meninggalkan para petualang yang takut padanya,

"Tu - Tunggu." kata sera yang ketakutan berusaha berteriak pada Shin yang berjalan menjauhi mereka

"Ya." Shin berbalik dan melihat sera berusaha mengatakan sesuatu dalam keadaan takutnya.

"Sera." ucap Elena memegang tangan Sera, ia merasa tindakan Sera akan membahayakan dan elena pun menatapnya dengan penuh ketakutan,

Namun Sera terus melanjutkan tindakannya meskipun dia tau maksud dari Elena

"Te - Terima kasih sudah menyelamatkanku." ucap sera berkata perlahan

"Ji -Jika kau mau keluar hutan setidaknya sembunyikan aura milikmu." kata Sera menambah kata dari ucapan terimakasihnya,

meskipun dengan rasa ragu Sera berfikir setidaknya harus membayar sesuatu karena dia telah diselamatkan oleh Shin,

"Aura?" Shin kebingungan dengan aura yang dimaksud Sera, hingga Shin terpaksa harus bertanya pada sistem tentang aura yang dimaksudkan oleh Sera,

"System"

Seketika Shin melihat aliran hitam disekelilingnya, Shin pun Shock melihat hal tersebut, pantas saja mereka begitu takut. Mungkin mereka menganggap Shin sedang memamerkan hal tersebut.

[Aura]

Aura adalah kekuatan spesial dunia Sagart Bisa juga disebut Mana, Ki atau Energy penyebutan berbeda tiap wilayah.

[Penekan level 15]

Melepas penekan mana karena telah mencapai level 15 membuat monster berlevel rendah tak berani mendekati pemilik mana.

'Pantas saja tak ada monster yang berani mendekat setelah tadi malam.' pikir Shin mengetahui kenapa dia bisa tidur nyenyak semalam.

'Tapi priest itu, meskipun takut tapi tetap memberitahuku.' pikir Shin kembali,

Shin merasa berterima kasih pada Sera, dia mulai menyukai dan respect dengan sifat Sera, Namun pandangan respect Shin pada Sera dipandang berbeda oleh Alanor dan Jaak, hingga Alanor dan Jaak kembali mengarahkan senjata pada Shin,

Tapi Shin tak memperdulikan apa yang Alanor dan Jaak lakukan, Shin kini hanya tersenyum pada Sera sembari berbalik pergi meninggalkan party Alanor,

Apapun alasannya, Shin sama sekali tak peduli dirinya dibenci petualang yang dia jumpai, yang jelas dia kini merasa senang karena akhirnya dia menemukan jalan menuju kearah luar hutan.

......................

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!