NovelToon NovelToon

Little Girl Feeling

The Beginning

It's repost and it's real first chapter..

yang sebelumnya gegara coba2 ngehapus 😂 jadi gk jelas..

Happy Reading

!:sorry'bouttypo~teehee~

📝The Beginning

Dipagi hari yang cerah tanpa adanya awan-awan menghalangi langit. Seorang laki-laki berseragam Senior High School tengah berjalan dengan langkah kesal menuju ke sekolahannya dipagi yang cerah ini, hanya karena seorang perempuan yang terus mengikutinya.

“Sudah berapa kali kukatakan! Berhenti mengikutiku, anak kecil!”

Teriak laki-laki yang memakai seragam Senior High School menghentikan langkahnya berbalik menghadap kepada seorang perempuan mungil bukan tepatnya anak kecil memakai seragam Junior High School-nya dengan pita kuning sebagai aksesoris pada rambutnya yang dikuncir 2.

“Aku tidak bisa. Aku tidak ingin ada yang terjadi padamu,” ucapnya polos dengan logat khas anak kecil kepada laki-laki yang 2 kali lipat lebih tinggi darinya walau laki-laki itu masih kelas 1 Senior High School berbeda dengannya yang baru saja menginjakkan kakinya di jenjang Junior High School.

“Apa kau tidak pernah lelah mengikutiku terus, bocah!” teriaknya lagi pada anak kecil depannya sudah mengikutinya selama 2 tahun ini saat ia masih duduk dikelas 3 Junior High School.

Ia Andrei Vyacheslav dan perempuan kecil itu kelas 6 Sekolah Dasar bernama Ella Gallagher.

Ella menggelengkan kepalanya dengan senyum yang manis membuat laki-laki itu semakin ingin meledak dan hancur berkeping-keping bahkan membunuh perempuan itu.

“Sehari saja kau berhenti mengikutiku!”

Andrei yang kesal kembali berjalan dengan langkah lebarnya meninggalkan perempuan kecil itu di belakangnya.

“Tunggu!”

Ella berlari mengejar laki-laki itu yang sudah agak jauh dengan kaki kecilnya.

📝📝📝

“Kenapa kau meninggalkanku? Kau tahukan jika kakimu itu sangat panjang berbeda dengan kakiku yang kecil,” ucap Ella berhenti berlari dan mengatur nafasnya disebelah laki-laki itu.

“Kau baru sadar jika kau itu pendek, dasar anak kecil,”

Andrei menyindir perempuan kecil itu yang duduk berjongkok di sebelahnya.

“Aku bukan anak keciL, aku sudah besar bukan anak kecil lagi,”

Ella mengangkat wajahnya menatap laki-laki di sebelahnya yang tengah memperhatikan gedung di seberang jalan.

“Terserah katamu,” ucap Andrei malas.

Ia tetap memperhatikan gedung di seberang yang sebuah Sekolah Menengah Atas.

“Apa yang kau lihat dari gedung sekolahan di depan? Apa kau menunggu Juan? Tidak perlu kau tunggu, dia pasti sudah pulang,” ucap Ella kembali berdiri di sebelah laki-laki itu setelah nafasnya mulai teratur seperti semula.

“Bukan urusanmu, bocah,” ucap Andrei tanpa menoleh dari arah pandangnya yang sekarang seolah takut jika ia akan kehilangan kesempatan terbesarnya.

“Huft~”

Ella menggembungkan pipinya dan melipat kedua tangannya di dada dan Andrei meliriknya sekilas.

Tak berselang lama bel sekolah itu berbunyi nyaring pertanda jam pulang sekolah. Andrei dengan setia masih memperhatikan gerbang sekolah yang ramai dengan siswa siswi yang pulang hingga matanya menemukan seorang perempuan yang mencangklong tas selempangnya dengan buku-buku yang diapitnya dengan tangan meninggalkan sekolah menuju halte yang tak jauh dari sekolah.

“Ohh, ternyata baru pulang??”

Ella terkejut saat mendapati bel sekolah yang berbunyi dan disusul dengan siswa-siswi yang keluar sekolah.

"Cantik ~" guman Andrei tanpa sadar saat ia melihat seseorang yang ditunggunya.

"Apa kau masih lama menunggu temanmu?"

Ella menarik lengan baju Andrei tetapi tak ditanggapi oleh Andrei yang terlalu asyik memperhatikan perempuan itu.

"Andrei...,"

Ella menarik agak keras lengan baju Andrei berkali-kali membuat sang empunya terganggu dengan tingkahnya.

"What?!!"

Andrei menoleh ke arah Ella yang masih tetap setia mengadahkan kepalanya.

"Kapan kita akan pulang? Apa kau masih lama menunggu temanmu?" ucap Ella menatap Andrei polos dengan mata bulatnya.

"Apa itu yang ingin kau tanyakan? Ishh mengganggu saja!"

Andrei kembali menghadap halte tapi kursi yang diduduki perempuan tadi sudah ditempati orang lain menandakan perempuan itu sudah pergi naik bus yang baru saja datang.

"Akh!! Sial!" umpat Andrei.

"Andrei..., " ucap Ella kembali menarik lengan baju Andrei untuk yang kedua kalinya.

"Ya.. ya.. ya.. kita pulang," ucap Andrei malas dan melangkah mendahului Ella dengan langkah lebarnya.

"Tunggu aku, kau meninggalkanku lagi!" ucap Ella kembali mengejar Andrei yang sudah cukup jauh.

📝📝📝

Rumah Andrei dan Ella saling berhadapan sehingga mereka sering berangkat dan pulang sekolah bersama dan juga arah sekolah mereka juga searah karena sekolah mereka sama hanya saja mereka berbeda jenjang pendidikkan saja saat ini.

"Masuklah. Kita sudah sampai didepan rumahmu," ucap Andrei datar saat mereka baru saja sampai di depan rumah Ella.

"Hmm,"

Ella membuka pintu pagar rumahnya yang tingginya hampir sama dengan tinggi tubuhnya membuat Andrei ingin tertawa lepas setiap kali melihat Ella membuka pintu pagar rumahnya tapi kali ini ia hanya tersenyum tipis.

"Eum.. Andrei!!!"

Andrei baru saja ingin menyebrang jalan yang menjadi pembatas rumahnya dengan rumah Ella. Andrei berbalik dan hanya menatap Ella dalam diam.

"Apa besok kau ada kegiatan?" tanya Ella berharap.

Karena setiap hari minggu Andrei selalu latihan basket dengan teman-temannya dan Ella dengan setia akan menunggu Andrei selesai latihan di lapangan basket dekat dengan rumah mereka dan akan membuat Andrei kesal.

"Eumm.. kurasa tidak?"

Andrei mengernyitkan alisnya dan merasakan ada sesuatu yang Ella inginkan.

"Bisakah kau menemaniku mencari buku,"

Ella tersenyum manis dan membuat mata bulatnya sedikit menyusut membentuk bulan sabit.

'Ck! sudah kuduga,' batin Andrei berdecak.

"Please...,"

Ella menyatukan kedua tangannya dan menatap Andrei dengan mata bulatnya penuh harap.

"Heh~ baiklah,"

Andrei membuang nafasnya dan mengalihkan pandangan ke arah lain juga melipat kedua tangannya didada. Ella menatap Andrei dengan wajah senang. Ia tak menyangka Andrei akan menyetujui keinginannya.

"Thank you so much dan jangan sampai bangun kesiangan besok,"

Ella tersenyum manis dan melangkah meninggalkan Andrei yang tersenyum tipis melihat tingkah Ella yang kelewatan batas kanak-kanak.

"Dasar anak kecil,"

Andrei tersenyum kecil saat ia menyeberang jalan menuju rumahnya.

📝📝📝

Esoknya, sebelum eommanya membangunkannya pukul 7 seperti biasa, Ella sudah lebih dulu membuka matanya hingga membuat eommanya heran.

"Pagi semua," ucap Ella ceria dengan gaun selutut berwarna peach dengan motif love dan bunga.

"Pagi sayang," ucap Max –ayah Ella- tersenyum pada putrinya.

"Mau kemana? Sudah berpakaian rapi dan membawa tas selempang kesayanganmu itu?" ucap kakak Ella menggodanya.

Kakak Ella suka sekali menggoda adik perempuannya bahkan pernah ia menggodanya sampai adiknya menangis dan membuatnya dihukum oleh ayah mereka tapi ia tak pernah kapok untuk menggoda adiknya yang polos ini.

"Tentu saja ingin keluar,"

Ella duduk di salah satu kursi meja makan yang berhadapan dengan kakaknya.

" Memangnya kau ingin keluar dengan siapa? Setahuku kau sangat jarang bahkan tidak pernah keluar rumah kecuali...," ucapnya itu menggantungkan kata-katanya.

Ella menatap kakaknya penuh curiga. Ia tahu apa yang akan kakaknya ucapkan.

"Dengan Andrei-mu itu hahahahaha," ucapnya tertawa.

Ia tahu sangat malah jika adiknya ini menyukai Andrei karena ia sering melihat adiknya selalu berangkat dan pulang sekolah dengan Andrei dan juga ia dan Andrei sering bermain basket bersama.

"Juan, berhenti mengganggu adikmu ini,"

Aliah kesal pada putranya saat melihat Ella yang menunduk. Ia tidak habis pikir kenapa putranya ini suka sekali menjahili Ella.

"Baiklah. Baiklah. Maafkan aku. Aku hanya bercanda," ucapnya mengedipkan sebelah matanya.

Juan lebih tua 2 tahun dari Andrei dan Andrei sangat tidak ingin jika pertemanan dengan Juan sampai putus karena hanya ia tidak mau jika Juan ada didekatnya, bisa-bisa Juan mencincangnya.

Ella hanya menatap kakaknya kesal.

📝📝📝TBC📝📝📝

Thankseu~

Promise

Happy Reading~

!:typoeverywhere~teehee~

📝Promise

Setelah selesai sarapan, Ella langsung berpamitan kepada orang tuanya dan juga kakaknya yang menyebalkan untuk segera ke rumah Andrei dengan terburu-buru. Ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Andrei.

Ting Tong~~

"Tunggu sebentar,"

Seorang wanita paru baya yang masih terlihat cantik di usianya yang sekarang lalu membuka pintu.

"Hai, mam," sapa Ella pada wanita yang berstatus sebagai ibu dari pria yang dicarinya.

Karen tersenyum senang mendapati Ella berdiri didepan pintu rumahnya. Ia senang jika Ella berkunjung ke rumahnya dan ia sudah menganggap Ella juga kakaknya seperti anaknya sendiri. Ia berharap semoga saja Ella benar-benar menjadi putrinya entah betapa bahagia dirinya ini.

"Ah.. Ella-ah. Masuklah," ucap Karen menyuruh Ella masuk.

"Ne,"

Ella memasuki rumah Andrei entah sudah yang keberapa kali.

"Ada apa yang membuatmu kemari? Apa kau mencari Andrei lagi,"

Karen duduk di sofa ruang tamu dan menepuk kursi kosong di sebelahnya lalu Ella duduk disana.

"Ne eomma. Apa Andrei sudah bangun?" ucap Ella lembut dan membuat Karen tersenyum manis.

Inilah yang membuat Karen sangat menyukai Ella yang selalu ceria, pernah sekali ia memarahi Andrei habis-habisan karena mengacuhkan Ella dan akhirnya Ella menangis.

"Kau kan tahu jika hari minggu ia selalu bangun telat. Jika ia tidak ada latihan dengan kakakmu dan teman-temannya,"

Karen mengelus lembut rambut Ella dan membuat Ella tersipu malah membuat Karen semakin tersenyum.

"Apa aku boleh...," ucap Ella meminta izin untuk masuk ke kamar Andrei.

"Tentu saja boleh. Memangnya kalian ingin kemana?" ucap Karen tersenyum.

"Hari ini buku novel terjemahan kesukaanku akan dijual. Aku tidak ingin melewatkannya. Aku ingin menjadi yang pertama membelinya," ucap Ella penuh semangat membuat Karen lagi-lagi tersenyum.

"Ahh ne. Tentu saja kau akan menjadi yang pertama. Bangunkan Andrei dan suruh dia cepat-cepat bersiap,"

Karen tersenyum san Ella juga tersenyum dan mengangguk lalu berdiri dan berjalan ke arah pintu kamar Andrei.

"Anak yang manis, tapi sayang sekali sebentar lagi ia akan pindah," ucap Karen tersenyum lalu melangkah ke arah dapur.

📝📝📝

Ella sudah berada didepan pintu kamar Andrei lalu membuka dengan perlahan pintu itu dan menyembulkan sedikit kepalanya masuk. Ia mendapati Andrei masih meringkuk diatas kasur dengan selimutnya yang masih membungkus tubuhnya dengan tidur membelakangi jendela yang gordennya sudah terbuka.

Ella mendekati Andrei lalu berjongkok tepat didepan wajah Andrei karena kasur yang Andrei tempati cukup pendek. Ella hanya tersenyum-senyum sendiri menatap wajah Andrei yang sangat tampan menurutnya jika ia sedang tidur.

Sangat tenang berbeda sekali dengan Andrei yang membuka matanya, sangat dingin padanya. Tapi ia lebih suka saat Andrei tersenyum, sangat manis.

"Tampan sekali,"

Ella tersenyum dan menyentuh hidung Andrei yang mancung lalu sedikit mencubit pipi Andrei. Karena merasakan ada yang menyentuhnya Andrei merasa terganggu dalam tidurnya.

"Sebentar lagi, mom,"

Andrei masih dengan matanya yang tertutup dan Ella hanya cekikikan lalu Ella menyentuh pipi Andrei dan menekannya pelan dengan senyum yang masih melekat di wajah imutnya.

"Mom...,"

Andrei terputus dan membuka matanya dengan malas dan mendapati Ella yang sudah ada di depannya dengan senyum manis yang melekat erat di pipinya.

"AKKKHHHHHH!!! YAKKK!!! APA YANG KAU LAKUKAN DIKAMARKU??!!"

Andrei memundurkan badanya menjauhi Ella yang menatapnya bingung hingga pinggir kasurnya. Sangat pinggir hingga dapat membuatnya benar-benar terjatuh jika ia kembali mundur.

"Kau kan sudah janji akan menemaniku ke toko buku," ucap Ella berdiri dari jongkoknya dengan pelan karena kakinya mulai kram.

"Kapan aku janji?"

Andrei mengerutkan alisnya bingung. Padahal baru kemarin ia mengatakan iya dan berjanji akan menemani Ella mencari buku.

"Kemarin... Bukankah kemarin kau sudah berjanji,"

Ella menaiki kasur Andrei dan duduk menghadap pria itu.

"Mau apa kau?" ucap Andrei semakin mundur.

Ia benar-benar akan jatuh tapi ia kembali maju hanya sedikit.

"Membangunkanmu dan juga duduk," ucap Ella tersenyum khas kanak-kanaknya.

"Ishh...," desis Andrei memutar bola matanya malas.

"Ayo cepat mandi dan berpakaian. Kau kan sudah janji padaku akan menemaniku mencari buku," ucap Ella menarik lengan Andrei untuk turun dan ke kamar mandi.

"Kapan aku janji padamu?" ucap Andrei mengerutkan dahinya.

"Apa kau sudah lupa? Kemarin kau kan sudah janji padaku," ucap Ella malas.

Ella kesal karena Andrei tidak mengingat janjinya kemarin padahal pria itu sudah berjanji tepat sebelum dirinya masuk tapi sudah lupa hanya dalam satu malam saja.

Andrei terus mengingat-ingat kejadian tadi malam karena terlalu banyak belajar atau terlalu fokus pada satu hal, dirinya jadi mudah melupakan sesuatu. Ella menatap Andrei penuh harap.

'Akh! Sial!' batin Andrei yang baru saja mengingat janjinya pada Ella.

"Sudah ingat?" ucap Ella menatap penasaran dan melebarkan mata bulatnya.

Andrei berdecak kesal dan beranjak dari kasur lalu berjalan dengan malas menuju kamar mandi. Tanpa bertanya pun Ella sudah yakin kalau Andrei mengingat janjinya semalam.

"Jangan terlalu lama dikamar mandi atau kita akan kesiangan," ucap Ella tersenyum manis.

📝📝📝

"Hah~ segarnya… tidak sia-sia aku mandi sepagi ini," ucap Andrei yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah.

Badannya terasa sangat segar ketika selesai mandi tapi ia bukan orang yang akan segera mandi dan lebih banyak bermalasan daripada mandi. Ia selalu berpikir kalau mandi adalah hal yang akan terakhir dilakukannya di waktu libur seperti ini tepatnya ketika hari sudah berganti malam.

"Kenapa kau bisa tampan sekali??"

Ella menatap Andrei yang menurutnya berkali-kali lipat lebih tampan saat ia baru saja selesai mandi, ia sedari tadi menunggu Andrei hingga ia selesai mandi.

"AKHH!! Sedang apa kau disana?!!"

Andrei kaget karena mendapati Ella yang masih dengan setia duduk diatas kasurnya dan menatapnya penuh kagum dengan mata bulatnya yang membuat Andrei risih.

"Menunggumu," ucap Ella dengan polos.

"Hah??!! Cepat keluar aku ingin ganti baju dan berhenti menatapku dengan mata bulatmu itu. Membuatku tidak nyaman saja!" ucap Andrei menghampiri Ella yang terus menatapnya.

Ella menggeleng dan merebahkan badannya di kasur Andrei yang sangat empuk dan luas menurutnya. Ranjang kasur di kamarnya tidak seluas ranjang Andrei dan ranjangnya hanya dapat digunakan oleh satu orang saja.

Andrei menarik tangan Ella memaksanya untuk berdiri tetapi Ella bersikukuh mempertahankan posisinya. Ia menggeleng menolak permintaan Andrei.

"KAU INI!!!!" bentak Andrei keras dan berkacak pinggang dengan spontan membuat Ella langsung bangun dari tidurnya dan menunduk dalam.

Ella tidak pernah melihat Andrei membentaknya seperti ini. Ini adalah yang pertama. Andrei langsung tersadar kalau ia sudah membentak Ella. Dirinya tidak sengaja membentaknya.

“Ma.. maafkan aku. Bukan maksudku membentakmu,” ucap Andrei.

Ella hanya diam menundukkan kepalanya.

Andrei menghela nafasnya panjang, “Jangan menangis. Aku akan segera mengganti bajuku. Tunggulah disini,”

Langsung saja Ella mengangkat kepalanya dan menatap Andrei dengan wajah sumringah.

📝📝📝TBC📝📝📝

Are This is Same?

Happy Reading~ne~

!:sorry'bouttypo~teehee~

📝Are This is Same?

Ella dengan setia menunggu Andrei yang tengah berganti baju di depan kamar mandi hingga pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan tubuh tinggi nan tegap milik Andrei.

"Let's go!!"

Ella spontan berdiri dari duduk bersilanya didepan kamar mandi.

"Akh! Mengagetkan saja kau ini,"

Andrei mengelus dadanya dan menggeser tubuh Ella agar dia bisa lewat.

"Ayo…," ujar Ella manja dan Andrei hanya berdeham mengiakan.

"Bersabarlah sebentar,"

Andrei merasa risih karena Ella mengganggunya yang ingin menata rambut.

"Tidak perlu disisir,"

Ella tak sabaran menghampiri Andrei yang berdiri didepan cermin setinggi tubuh Ella tapi Andrei tak memperdulikannya.

"Eh?!"

Andrei menatap Ella bingung saat perempuan itu tiba-tiba saja menyeretnya menuju kursi dan mendudukkan paksa dirinya. Ella mengambil alih sisir ditangan Andrei dan dengan sabar menata rambut Andrei yang lumayan panjang.

"Sudah selesai,"

Ella tersenyum puas melihat tatananya pada rambut Andrei. Andrei berdiri dari duduknya dan berjalan menuju cermin tadi. Andrei menatap tak percaya pantulan dirinya dalam cermin. Sungguh berbeda dengan dirinya yang biasa.

'Pintar juga anak ini,' batin Andrei.

"Sudahkan? Kalau begitu, ayo pergi,"

Ella dengan semangat menarik tangan Andrei meninggalkan kamar laki-laki itu dan Andrei yang belum mengucapkan apapun hanya bisa pasrah saat Ella menariknya keluar kamar.

"Mom, aku keluar dulu," ucap Andrei saat melewati ruang keluarga dan mendapati ibunya disana.

"Hati-ha… Oh God! Siapa yang baru saja mendandani anak laki-lakiku ini? Terlihat tampan sekali,"

Karen tersenyum jahil saat ia yang sedang fokus pada majalah dan menoleh pada putra tapi pemandangan langka lah yang ia dapat.

Putranya yang selalu tampil biasa dengan rambut yang tak pernah ditata rapi tapi hari ini rambutnya tertata dengan rapi. Karen tersenyum jahil pada Ella yang mengalihkan pandangannya ke arah lain. Karen terkekeh gemas melihat tingkah Ella yang menghindarinya.

"Sudahlah, aku pergi dulu,"

Andrei menggandeng Ella keluar rumah. Ella membungkukkan badannya dan mengikuti Andrei. Karen tertawa kecil melihatnya. Putranya yang biasanya terlihat dingin hari ini sangat menggemaskan dimananya.

📝📝📝

Matahari sudah hampir sepenuhnya naik, menandakan siang segera tiba dan jam yang melingkar dengan manis di pergelangan tangan Andrei menunjukkan pukul 11.58 waktu setempat, hampir mendekati pukul 12 siang tepat.

Ditambah lagi siang hari ini cukup terik. Membuat orang-orang malas keluar atau memilih segera mencari tempat meneduh dari panasnya matahari bagaikan membakar kulit kepala.

"Aslinya kau ini mau ke toko buku yang mana?!!"

Andrei mulai kesal karena sedari tadi mereka hanya berjalan-jalan tanpa tujuan melewati jalan yang selalu sama. Andrei ingin mencari tempat teduh untuk menghindari matahari yang menyengat tubuhnya.

"Aslinya aku ingin ke toko itu,"

Ella menunjuk salah satu toko yang berada di seberang jalan yang terlihat sangat kuno tapi malah menambah kesan jadul di jalan itu.

"Kenapa tidak segera kesana?!" ucap Andrei yang sudah kesal segera menggandeng Ella bersiap menyebrang.

"Tunggu...," cegah Ella.

"What?!!"

"Buku yang ingin kubeli belum muncul di etalase toko," ucap Ella akhirnya karena sejak tadi Ella terus mengamati toko tersebut tapi buku yang dicarinya tak ada.

"Kenapa tidak bertanya saja pada penjualnya???" ucap Andrei kesal.

"Aku... aku... aku takut," ucap Ella sangat pelan malah tapi Andrei masih dapat mendengarnya.

Andrei yang kekesalannya sudah mencapai batas teratas segera menggandeng Ella menyebrang tanpa persetujuan perempuan itu.

📝📝📝

Klinting~~

Suara lonceng toko berbunyi saat Andrei membuka pintu. Aroma buku-buku lama menyambut kedatangan Ella dan Andrei ke toko tersebut.

"Selamat datang," sapa seorang wanita paruh baya saat Ella dan Andrei memasuki toko.

"Buku apa yang ingin kau cari?" tanya Andrei pada Ella saat mereka berdiri didepan wanita itu.

Wanita itu tersenyum melihat dua remaja di depannya.

"Apa ada yang bisa kubantu?" ucap pemilik toko buku ramah dan tersenyum.

"Eumm… Bibi... apa kau masih menjual novel ini?"

Ella menunjukkan ponselnya yang terpampang gambar novel yang diinginkannya.

"Novel itu ya? Buku itu sudah terjual habis," jelas wanita itu.

Rasa kecewa menghampiri Ella saat buku yang diinginkannya ternyata sudah terjual secepatnya ini. Padahal hanya toko inilah yang menjual buku itu dari apa yang Ella dengar.

"Apa kau masih ada sisa bukunya itu?" tanya Ella berharap masih ada sisa satu atau dua buku.

"Tunggu sebentar,"

Wanita itu pergi untuk mencari apakah masih ada buku yang tersisa tanpa sepengetahuannya. Ella menatap sekeliling toko yang tidak berubah sedikitpun semenjak ia terakhir kali datang ke toko ini.

Dulu, toko ini sangat ramai tapi kelihatannya mulai sepi ditambah lagi sekarang banyak toko-toko buku baru.

"Apa masih lama?" tanya Andrei merasa terabaikan oleh Ella.

"Akh!" pekik Ella terkejut.

Ella lupa kalau ia tidak datang seorang diri melainkan dengan Andrei.

"Kau melupakanku!"

Andrei tak suka tapi tetap tak dihiraukan oleh Ella yang terlihat lebih tertarik dengan buku yang berada di rak paling bawah.

"Hey!!" ucap Andrei kesal dan mengibaskan tangannya didepan wajah Ella.

Sejak mereka masuk, Ella tidak menghiraukannya sedikitpun padahal biasanya Ella terus mengganggunya tapi kali ini, tidak.

Ella berjalan menuju rak tersebut lalu berjongkok dan mengambil buku yang menarik perhatiannya itu. Sampul buku tersebut terlihat sudah sedikit usang mungkin karena buku yang Ella pegang saat ini adalah buku keluaran lama.

"Manis sekali,"

Ella tersenyum kecil melihat sampul buku itu yang mengingatkannya pada kenangannya saat ia kecil.

"Nona.... maaf buku itu sudah tidak ada," ucap wanita itu baru saja kembali, Ella menoleh dan tersenyum.

"Tidak apa-apa, aku beli buku yang ini saja,"

Ella berdiri dari jongkoknya dan meletakkan buku yang dipegangnya diatas meja kasir.

"Ahh~ ini buku yang terakhir kujual. Sudah sangat lama buku ini tidak ada yang mau membelinya. Awalnya aku ingin menyumbangkannya tapi...,"

Wanita itu menatap buku yang sekarang ada dalam genggamannya. Ella menatap penasaran wanita itu.

"Ah tidak. Ambillah buku ini," ucapnya memberikan buku tersebut pada Ella yang menatapnya bingung.

"Aku memberikannya padamu secara gratis. Lagipula dulu aku sudah menjual banyak buku ini dan ini yang terakhir tapi tidak ada yang mau membelinya,"

Wanita itu memberikan bukunya kepada Ella yang segera menerimanya dan mengucapkan terima kasih lalu menggandeng Andrei keluar toko. Wanita itu terus mengamati Ella dari dalam toko. Ella terlihat senang membuatnya tersenyum.

'Kau lihat dia, sayang? Bukankah mereka sangat mirip. Kau lihatlah senyumnya yang lebar itu. Andai saja kau dan anak kita masih hidup. Aku yakin mereka akan menjadi teman dekat,' batin wanita itu saat mengingat persamaan dari Ella dan anaknya yang sudah tiada.

📝📝📝

Setelah dari toko buku itu mereka hanya berjalan-jalan untuk menghabiskan waktu libur hari ini. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang sangat serasi yang tengah menghabiskan waktu liburan mereka.

"Beruntung sekali kau mendapatkan buku itu secara gratis. Kelihatannya kau sangat senang," sindir Andrei melirik Ella yang terlihat sangat senang.

"Heum.. tentu saja. Bukankah buku ini sangat manis? Dulu aku pernah mempunyainya tapi hilang di jalan saat aku pulang dari sekolah,"

Ella ingat dulu ia pernah memiliki buku yang sama dengan buku yang ada dalam genggamannya tapi buku itu hilang karena kecerobohannya padahal itu buku pemberian dari neneknya.

Ella sangat menyukai buku itu hingga ia selalu membawanya kemanapun dan berulang kali dibacanya tapi Ella tidak pernah sekalipun merasa bosan.

Ella menatap Andrei yang lebih tinggi darinya dengan wajah melas. Andrei yang melihat itu merasa curiga perkataan apa yang akan keluar dari mulut Ella.

"Lapar...," ucap Ella dengan senyum polosnya.

Andrei sedikit menghembuskan napas lega. Dia pikir Ella menginginkan sesuatu yang aneh sehingga merepotkannya ternyata perempuan disampingnya ini hanya sedang lapar.

"Aku juga. Ini semua karena kau. Jika saja kau tidak terlalu lama berjalan-jalan mungkin tidak akan seperti ini,"

Ella hanya tersenyum saat Andrei menyalakannya. Memang salah Ella membuat mereka berjalan bolak-balik tadi, Ella akui itu.

"Kau ingin makan apa?" tanya Ella saat mereka melewati beberapa restoran.

"Terserah kau saja," jawab Andrei.

“Apa paman dan bibi dirumah?” tanya Ella berhenti melangkah.

Andrei tanpa berpikir lalu menggeleng, “Entahlah. Mungkin tidak,” jawab Andrei mengedikkan bahunya tak tau.

“Jawaban apa itu?!”

Andrei hanya mengedikkan bahunya acuh membuat Ella mendengus kesal.

“Bagaimana kalau makan disana?”

Ella menunjuk salah satu restoran yang ada di seberang jalan.

“Baiklah. Ayo,”

Andrei menggandeng Ella secara tidak sadar hingga penyebrangan jalan. Ella yang terkejut Andrei tiba-tiba menggandengnya secara tidak sadar langsung memerah. Ia gugup seketika dan kelihatannya Andrei tidak kalau ia menggandeng Ella hingga mereka memasuki restoran.

📝📝📝TBC📝📝📝

Thankseu~chuuu~( ˘ ³˘)❤

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!