Auri stella Anggraini Kusuma
gadis sederhana,ceria dan selalu tersenyum.dia adalah anak kedua dari keluarga Kusuma,dia memiliki seorang kakak bernama seyla.mereka berdua adalah saudara tiri namun Stella baru menyadarinya saat usianya menginjak 8 tahun,dan sejak saat itu ia di cap sebagai anak pembawa sial oleh ayahnya
Sela Andini Kusuma
kaka dari Stella dia adalah anak dari seorang sekretaris ayah Stella akibat kesalahan yg sebenarnya di buat oleh sekertaris ayah Stella itu membuat ayahnya untuk menerima Stella sebagai anaknya.saat itu sela berusia 7 tahun sedangkan ibu Stella sedang mengandungnya 8bulan.hal tersebut pun dirahasiakan.
Gavin Cokroatmojo
putra tunggal di keluarga Atmojo,pria tampan dingin namun sopan pada yg lebih tua darinya,dia akan di jodohkan dengan salah satu putri keluarga Kusuma karna sebuah perjanjian dari kakek kedua keluarga besar tersebut
Dewan Darupurnama
pria tampan dan pendiam sahabat sekaligus tangan kanan Stella,dia sudah dianggap seperti kakak oleh Stella.
Bara Malik Narendra
anak dari salah satu orang kepercayaan keluarga Kusuma yg sudah dianggap adik oleh stela.dia anak laki-laki yg pandai akibat suatu kejadian dia akhirnya hidup bersama Stella dan magang di perusahaan Stella bagian IT
Farunisa Aulia
gadis cantik ditolong oleh Stella dia bekerja di perusahaan Stella sebagai sekertaris dan juga sahabat baik Stella
Galang ganendra gumilar
...seorang CEO muda yang jatuh cinta pada seorang gadis yang sangat sederhana dan juga ternyata adalah sahabat masa kecilnya...
"kau memang anak pembawa sial, apakah tidak cukup dengan kejadian kakakmu 5bulan yang lalu sekarang kau juga membuat ibumu kehilangan nyawanya," seorang pria yang tengah menarik tangan anak perempuannya akibat emosi yg meluap dia berteriak kepada putrinya dan mencengkeram kuat tangan putrinya itu.
"ayah hiks hiks sakit yah,bukan Aku yang melakukannya yah aku tidak melakukannya," menangis karna ketakutan dan sakit di pergelangan tangannya akibat cengkraman kuat sang ayah.
" cukup!!cukup!! jangan kau panggil aku ayah lagi,aku tidak Sudi mempunyai putri seorang pembunuh.Kanapa kau tidak jadi seperti kakakmu yang selalu bisa membanggakan ayah, kenapa kau berbuat seperti ini,"
"ayah..ayah lepaskan aku, aku mau dibawa kemana?"
"diam kau harus dihukum akibat perbuatanmu
kau ini masih kecil namun sudah membuat kesalahan yang sangat besar mulai malam ini kau harus tidur disini tidak boleh keluar kecuali ayah yang menyuruhmu keluar, mengerti!!"
"ayah kumohon jangan aku takut gelap ayah, kumohon ayah buka pintunya." memukul-mukul pintu yang sudah terkunci rapat. "ayah, buka ayah kumohon, aku tidak melakukannya ayah buka pintunya, ayah...hiks hiks ayah." semakin lama suaranya semakin melemah dan hilang.
terdengar suara pintu dibuka seorang wanita paruh baya sedang mencoba membangunkan majikannya. "non bangun sudah siang nanti terlambat loh ke kampusnya, ini kan hari pertama non masuk kuliah." melihat majikannya tidur gelisah dia pun sedikit mengkhawatirkannya, namun setelah gadis itu bangun dia langsung bertanya seperti biasanya "non mimpi hal itu lagi." sambil mengusap punggung gadis tersebut.
"iya Bik aku mimpi buruk lagi."
"yasudah non, bibi kebawah dulu, non bersiap-siaplah supaya tidak terlambat bibi sudah siapkan makanya di bawah." berlalu meninggalkan gadis tersebut.
setelah selesai dan siap untuk berangkat gadis itu kemudian turun menuju ruang makan, terlihat sepi di ruang makan hanya ada bik Mar yang tengah merapihkan meja makan dan menyiapkan makanan untuk majikannya yang baru turun tersebut. "bik mar kak sela dan Ayah kemana? kok belum keliatan." suara tersebut memecah keheningan di ruangan tersebut.
"eh non, iya non sela dan tuan besar sudah berangkat ke kantor katanya sih ada meeting penting."
"ooo." gadis tersebut hanya ber oh ria "bibi Stella hari ini sepertinya pulang malam yah bibi kalo ayah atau Kaka tanya, jawab saja kalau aku ada tugas kuliah bibi,"
"iya non, ya sudah cepat di habiskan makannya mati telat loh,"
setelah selesai makan Stella langsung berangkat menggunakan ojek online tanpa meminta diantarkan oleh supir karna nanti malam dia kan ke tempat biasa ketika dia sedang merasa sedih, yah gadis itu adalah Stella.Auristella Anggraini Kusuma, anak kedua dari keluarga Kusuma.
sesampainya di kampus Stella tiba-tiba mendapatkan telfon dari seseorang
on call
"hello ada apa pagi pagi begini telfon?"
........................
"benarkah? oke nanti setelah pulang kuliah aku langsung kesana,"
..........................
"iya kau tenang saja kebetulan mood aku sedang bagus hari ini, akan ku pastikan,"
....................
"kau memang sangat cerewet, sudah aku tutup dulu telfonnya aku tidak akan mengecewakan mu,"
sambungan telepon pun terputus Stella langsung menuju kedalam kelasnya.Hari ini adalah hari pertama Stella masuk kuliah jadi dia belum mempunyai teman, dan karena dia anak yang pendiam dan terkesan dingin, semakin membuatnya sendiri karna mahasiswa yang lain sibuk mencari kenalan untuk berteman.
setelah selesai kuliah Stella kemudian langsung memesan ojek online untuk mengantarnya ke tempat yang biasa ia kunjungi.Setelah sampai dia di tempat pemberhentiannya, dia berjalan menuju arah hutan.Stella menelepon seseorang dan hanya dengan waktu tidak sampai 15 menit dia di jemput oleh sebuah mobil, setelah sampai di lokasi ia pun masuk ke dalam sebuah bangunan yang sudah tua namun masih terus dari luar sudah terlihat bahwa tempat itu seperti basecamp tempat para gangster karna terdapat bendera berkibar ciri khas dari suatu kelompok gangster.Stella masuk kedalam bangunan tersebut tanpa rasa takut di dalam sudah ada seorang pria tengah berdiri menatapnya tajam, Stella hanya berjalan melewatinya dan duduk di kursi yang ada di belakan pria tersebut
"apa kau sudah siap? jangan membuatku kecewa hari ini,"
tanya pria itu sangat dingin dan dia pun menatap tajam kearah Stella yg tengah duduk di hadapannya.
"baiklah, aku tidak akan pernah mengecewakan mu dan itulah aku yang selama ini memang tidak pernah melakukan itu".
"oh iya Meraka bilang akan ada 5 ronde apa kau sanggup?"
"oke aku akan melayani apapun kemauannya siapkan pakaianku dan segera berangkat jangan buang waktu,"
"Stella hari ini aku merasa firasat buruk sebaiknya saat permainan kau memakai pengaman, apa kau tidak takut terjadi sesuatu? kau itu kan masih dibawah 17 tahun, masih sangatlah muda apa kau tak ingin menikmati masa muda itu?"
tanpa menjawab Stella berjalan keruangan ganti dan mengganti pakaiannya dia pun kini sudah siap, berjalan kearah pria itu dan pergi kesebuah ruangan yg sengaja di disain sangat luas dan mewah,mereka berdua pun masuk kedalamnya.
"aku akan menggunakan yang biasa kau pilihlah sesuka mu." berlalu meninggalkan Dewa.
******
sesampainya di sebuah kerumunan Dewa mendatangi Stella
"kau akan bermain dengannya, pastikan kau tidak mengecewakan ku." menunjuk seseorang yg ada di sebrang mereka.
seorang wanita mengangkat tangannya yg memegang sebuah kain dan saat kain itu di lempar keatas semua orang pun yang ada di sana bersorak-sorai deru mesin yg beradu di tengah jalan kota.
setelah 4 putaran semua orang semakin meneriaki jagoannya karna tinggal 1 putaran lagi untuk menyelesaikan permainan tersebut sesuai perjanjian yang telah mereka sepakati.
tak terasa akhirnya Stella memenangkan balapan tersebut semua bersorak Sorai meneriakkan Queen DA .
"wah wah wah, kau memang yang terbaik girl," bertepuk tangan dan menuju arah Stella.
"kau urus sisanya aku akan pulang ini sudah lewat tengah malam." melempar kunci mobil yg tadi dia kenakan dan dia berjalan menuju halte bus.
*skip perjalanan*
saat tiba di rumah seperti biasanya orang rumah sudah berada di alam mimpinya masing-masing, Stella pun berjalan perlahan menuju kamarnya agar tidak membangunkan yang lainnya.
Didalam kamar diapun langsung masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. selesai dengan kegiatannya, dia menuju tempat kebesarannya yang selalu memanjakan tubuhnya.
"huh, sungguh melelehkan."
membaringkan tubuhnya pada kasur yang sangat empuk membuatnya terlelap tanpa membutuhkan waktu yang lama.
"kakak tampan kenapa Kakak menangis?"
seorang gadis kecil yang berusia 5 tahun menghampiri anak laki-laki yg tengah menangis sendirian.Ya, meskipun dia lebih besar dari gadis kecil itu, kira-kira usianya 10 tahun. ternyata dia tengah mencari orang tuanya, dia terpisah saat mengejar pesawat mainannya.
anak laki-itu tersenyum dan mengusap kedua pipinya yang basah akibat air matanya. "Kaka tidak apa-apa hanya saja Kaka sedang mencari ayah dan ibu kakak, Kakak terpisah dari mereka saat Kakak mengejar ini." menunjukan pesawat mainannya.
Meraka berdua pada akhirnya mengobrol sambil berjalan mencari orang tua anak laki-laki tersebut, tanpa disadari ada yang memperhatikan mereka dari jauh. sepertinya orang tersebut tengah mendengarkan percakapan kedua anak kecil itu
"nak apa kau sedang mencari orang tuamu?, aku adalah teman dari orang tuamu dia mengatakan bahwa mereka ada urusan mendadak jadi kalian di titipkan dengan om apa kalian mau ikut pulang ke rumah om? nanti jika urusan orangtuamu selesai dia akan menjemput kalian."
seorang pria berkata pada anak laki-laki tersebut, mereka berdua pada akhirnya mengikuti pria tersebut menuju mobil ya.
"kalian duduklah dibelakang, dan kau jaga adik perempuan mu, om akan mengemudikan mobilnya"
setelah sampai di sebuah rumah yang tampak tak terurus dan terlihat menyeramkan untuk anak-anak usia mereka. sebenarnya mereka berdua takut Untuk masuk namun mereka di paksa untuk masuk kedalam rumah itu.
di dalam tiba-tiba kedua tangan dan kaki anak kecil itu di ikat menggunakan tali. keduanya pun menjadi sangat ketakutan Karena tingkah pria itu menjadi berubah dia berteriak-teriak dan menghancurkan setiap benda yg ada di rungan tersebut.
karna semakin ketakutan gadis kecil itu menangis.
"Diam!. jangan membuatku marah jangan menangis!" bentaknya pada gadis kecil itu
"kau tenangkan adikmu itu jangan biarkan dia terus menangis atau aku akan membunuh kalian!" tatapannya tajam dan suara yang menakutkan tertuju pada anak laki-laki itu.
"ssuutt, jangan menangis," menutup mulutnya mengunakan satu jarinya sebagai isyarat.
"kakak aku ingin pulang aku tidak mau di sini hiks hiks hiks."
"jangan menangis Kakak janji akan membawamu pulang, sekarang jangan menangis sini tidurlah di kaki Kaka jangan menangis bagi."
anak perempuan itu pun menggeser tubuhnya dengan susah payah karna kedua tangan dan kaki nya yg terikat. Setelah itu dia pun membaringkan badannya kepalanya di letakan di atas paha anak laki-laki tersebut.
"hiks hiks hiks Kakak aku ingin pulang aku takut Kaka aku ingin pulang."
dengan suara yang kian melemah.
pagi menjelang hari ini Stella sedang tidak kuliah dia di ajak kakaknya Sela untuk ikut dia ke kantor hanya sekedar membantunya dengan beberapa laporan.
mereka berbincang diruang makan dengan ceria layaknya persaudaraan pada umumnya namun ayah mereka selalu mendiamkan Stella dia hanya berbicara seperlunya saja pada anak kandungannya itu.
"Stella nanti kamu ikut Kaka kekantor yah, Kaka mau mengajari kamu untuk persiapan kamu jika sudah selesai kuliah agar bisa langsung bekerja di perusahaan."
"mmmm kak itu. apa aku boleh jika tidak ikut Kaka hari ini? aku sedang malas keluar kak."
"ayo lah temani kaka, bantu Kaka juga hehehe, lagi pula apa kamu tidak bosan di rumah seharian?".
"dia tidak akan bosan, karna dia pasti akan keluyuran hingga pagi, jadi dia tidak bisa menemanimu, sudah biarkan saja." ucapan ayah yg sangat tajam dan menohok untuk Stella, dia menatap sinis anaknya.
"tidak ayah, aku ingin mengajaknya untuk hari ini saja, lagi pula hari ini akan ada sahabat ayah untuk membicarakan bisnis bukan? jadi saat ayah bertemu dengannya, aku akan ada yg membantu pekerjaan ayah yang sekiranya harus di selesaikan hari ini dan Stella bisa membantuku juga."
"terserah.Ayah akan berangkat duluan."
berlalu meninggalkan putrinya yang sedang menyelesaikan sarapan mereka.
"ayo Stella bersiap jangan menggunakan pakaian hitam mu itu, pakai lah baju kantor yang sering aku belikan, atau jika tidak pakailah dress saja."
mereka berdua masuk ke kamar masing-masing untuk bersiap, di dalam kamar.Stella berdiam diri dan meneteskan air mata yang selalu dia sembunyikan di depan orang lain.
"ayah, apakah kamu masih belum bisa memaafkan rain yah?, kenapa ayah begitu membenci rain?.Rain tidak pernah melakukan sesuatu untuk mencelakai ibu ayah, ada orang lain di sana saat itu, tapi kenapa ayah tidak percaya.kenapa ayah malah menghukum rain?, Ibu, rain kangen sama Ibu, rain mau ikut ibu saja." batin dan pikiran Stella bergejolak dia selalu saja menangis setelah ayahnya mengatakan sesuatu pada nya dengan penuh kebencian.
suara gedoran pintu dari luar mengagetkan Stella, kakaknya sudah berteriak dari luar kamarnya, menyuruh Stella untuk cepat karna mereka akan berangkat.
"Stella cepat jangan terlalu lama."
Stella pun keluar kamarnya dengan terburu-buru dia menuruni tangga karena sudah di teriaki kakaknya tadi.
Stella yang selalu bermake-up dengan sangat tipis sehingga sekilas nampak terlihat tanpa make-up.dia menggunakan dress biru yg baru di belikan kakaknya dua Minggu yang lalu, saat kakaknya tugas ke London Inggris.
"kak Sela tunggu kak." dengan membetulkan posisi tas selempang mini yang mungkin hanya muat untuk menyimpan hp dan dompet saja tidak terlalu besar.
"ya ampun Stella, kenapa kau tidak pernah menggunakan kosmetik yg sering Kakak belikan?" sambil merapihkan riasan diwajahnya.
"ya ampun kak, Kaka terlalu banyak membelikannya. Belum habis satu kaka sudah membelikan yang baru." sambil memasukan tubuhnya ke dalam mobil.
seperti biasanya, jika mereka berdua pergi bersama mereka tidak akan menggunakan supir, melainkan Stella yang akan mengemudi.
setelah menempuh perjalanan dan kemacetan di pagi hari selama hampir 1 jam akhirnya mereka sampai di depan gedung yg menjulang tinggi.Semua karyawan memberi salam pada Sela seperti biasa namun hari ini mereka sedikit heran dan saling bertanya tanya siapa yang bersama Sela.
"ehh, itu siapa yah yang bersama Bu Sela?" seseorang berbisik pada rekan di sebelahnya.
"tidak tau." dia menjawab pertanyaan rekannya singkat namun berbisik
"mungkin, itu adiknya Bu Sela, putri kedua dari keluarga Kusuma." bisik karyawan yang lainya.
karena Stella baru pertama kali menginjakkan kaki di perusahaan ayahnya itu, dia seperti anak yang di sembunyikan dia tidak pernah diajak ayahnya pada saat acara kantor atau yang lainnya.Sela memperkenalkan Stella pada karyawan yang ada di sana.
"perkenalkan semuanya, ini adalah adik kesayangan ku, namanya Stella dia sedang ingin melihat-lihat kantor hari ini, berilah salam padanya." memegang pundak Stella dan menatap para karyawan nya.
"selamat datang Bu Stella." ucap mereka serempak.
"terima kasih." Stella menundukkan kepalanya dan sedikit mencondongkan badanya ke depan.
Stella dan Sela pun masuk ke lift khusus direktur, setelah kepergian mereka berdua beberapa karyawan ada yang langsung balik ketempat duduk masing-masing, ada juga yang masih asik mengobrolkan tentang Stella mereka memuji kecantikan Stella yg tidak kalah dari kakaknya. bahkan jauh lebih cantik dan imut.
"cantik banget adiknya Bu Sela, keliatannya dia lebih lembut dan sopan dari pada kakaknya yg galak dan sombong."
celetuk salah seorang karyawan wanita.
"ssutt jangan bicara sembarangan, takut kedengaran sampai ke telinga Bu Sela.Apa kamu mau di PHK?"
timpal seorang karyawan laki-laki yang sedang bersaman ya.
"sudah lah, tidak usah di buat pusing lebih baik kita melanjutkan pekerjaan kita dari pada kena marah."
sahut yang lainnya mengingatkan.
**********
di sisi lain Sela mengajarkan kepada Stella tentang grafik keuangan di kantornya, Stella di suruh untuk mengecek lagi laporan keuangan perusahaan 2 tahun terakhir, tanpa di duga Sela, ternyata Stella sudah mampu menguasai hal itu.Sela pun senang karena dia tidak perlu capek-capek untuk menjelaskan panjang lebar.Keduanya pun berkutik pada perkejaan masing-masing. Sela pada layar monitor nya dan Stella pada berkas-berkas yang menumpuk di hadapannya.
"Stella, kamu mau makan siang apa? biar kak pesankan pada office boy."
"tidak usah kak, aku akan makan di kantin kantor saja."
saat mereka tengah sibuk tiba-tiba ayah mereka masuk keruangan Sela. dan mengajak Sela untuk makan siang bersama rekan bisnis sekaligus sahabat nya.
"Sela, nak apa kamu bisa ikut papa makan siang bersama om Cokroaminoto?, dia ingin bertemu denganmu katanya."
"em, baiklah ayah aku akan merapikan ini sedikit." sambil merapikan mejanya.
Stella yang tengah sibuk dengan berkas-berkas nya. dia hanya diam dan tidak menghiraukan ayahnya yang juga tidak menganggap durinya ada.
"Stella ayo, kamu juga ikut." menarik tangan Stella pelan.
"tidak perlu kak.Ini masih banyak yang harus di kerjakan, kak pergilah aku bisa makan di kantin bawah." tanpa menatap ayah dan kayaknya yang berlalu meninggalkan dirinya.
Stella merapikan semua berkas-berkas yang telah di kerjakan nya tadi.Dia menaruh di atas meja kerja kakaknya, lalu dia mengambil hp dan memberi pesan pada kakaknya bahwa pekerjaannya sudah selesai.
sebenarnya dia sudah selesai saat ayahnya masuk kedalam ruangan kakaknya, namun dia berpura-pura belum selesai, dia mencari alasan agar ayahnya tidak akan mengatakan kata-kata yg bisa menyakiti hatinya jika dia harus ikut makan bersama.
Stella menuju lift, dia berdiri di depan lift direktur.Saat pintu terbuka ternyata hanya ada seorang pria saja kira-kira seumuran dengan kakaknya.Dia pun tidak jadi masuk dan berpindah ke lift biasa, namun pria itu menahan pintu lift dan bertanya pada Stella.
"tunggu sebentar, kau ingin turun kan?, kenapa tidak jadi masuk?"
"tidak apa, aku akan menggunakan lift yang lain."
"tidak perlu masuklah." dengan nada sedikit tegas pria itu menyuruh Stella masuk.
Stella pun masuk, mereka berdua hanya terdiam satu sama lain namun pria tersebut tiba tiba bertanya pada Stella.
"apa kamu anak baru di sini?, aku sudah melihat setiap karyawan om Kusuma, selama aku bekerja sama dengannya.Namun aku baru melihat mu sekarang."
"bukan, aku tidak bekerja disini." jawab Stella singkat dan pintu lift pun terbuka, Stella langsung keluar dan menuju arah keluar kantor.
pria itu pun menatap kepergian Stella yang meninggalkan banyak pertanyaan pertanyaan dalam kepala pria tersebut. siapa dia kenapa aku baru melihatnya, bahkan dia berlalu meninggalkan aku begitu saja, baru kali ini ada perempuan yang bisa bersikap cuek kepadaku seperti itu. tiba-tiba ada senyuman licik tercetak di wajah pria itu.Dia pun berdiam menunggu lift itu membawanya ke basement .
saat Stella sampai di depan pos keamanan dia teringat kunci mobil kayaknya ada padanya, karena ojek yang di pesannya sudah tiba dan dia malas untuk masuk ke dalam lagi dia akhirnya meminta tolong pada kepala keamanan itu untuk memberikan ke sekertaris kakaknya, atau langsung di berikan pada kakaknya.
"maaf pak permisi boleh saya minta tolong?" tanya Stella sopan.
"iya ada apa yah mbaknya?"
"pak tolong berikan kunci ini ke sekertaris Bu Sela, stau berikan langsung Bu Sela yah paket, terima kasih."
"iya mbak, ngomong-ngomong mbaknya ini siapanya Bu Sela ya?" tanyanya bingung, karna Stella memberikan kunci mobil Sela padanya.Sebelumnya tidak pernah ada orang yang bisa menyentuh barang-barang Ibu bos sembarangan.
"saya Stella pak, sekali lagi terimakasih pak." Stella berlalu dan langsung naik ke ojek pesanannya tanpa menjawab pertanyaan satpam tersebut perihal hubungannya dengan Sela.
satpam itu hanya bengong melihat kepergian Stella yang semakin jauh dengan ojek yg di ditumpanginya, dan masih meninggalkan pertanyaan pada kepalanya, karna jawabannya tidak dijawab.
di atas motor Stella memberi pesan pada seseorang.Agak lama dia berkutik pada handphone nya, setelah memasukan handphone nya pada tas, sebuah senyum misterius terukir di wajah cantiknya yang membuat Stella terlihat menyeramkan, untungnya Abang ojol tidak melihat senyuman Stella yang bisa membuat siapa saja membeku dan tercekat saat melihatnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!