Pagi itu tepat sebelum kumandang azan subuh Angga bangun berdoa lalu meminum air putih yang selalu ia sediakan di saat akan tidur. Angga pun bergegas untuk membersihkan diri sebelum masuk waktunya sholat subuh dan melaksanakan sholat subuh secara berjamaah di masjid dekat rumah. Pagi pun tiba dan ia pun sudah selesai bersiap. Angga pun melangkahkan kaki menuju ruang makan. Sesampainya di sana ia hanya melihat ayah sama bunda sedangkan saudaranya yang lain tidak kelihatan lalu Angga pun menyapa ayah dan bunda
"Assalamu'alaikum ayah bunda, selamat pagi" ucap Angga pada kedua orang tuanya
"Wa'alaikumussalam sayang, selamat pagi juga anak bunda,ayah" jawab Ayah Barra dan Bunda Anggia serentak
"Mas sama adik mana bun yah?" tanya Angga
"Mas palingan lagi malas-malasan di kamar sayang karena pagi tidak ada kuliah katanya kalau adikmu sih seperti biasa selalu mempersiapkan segala sesuatunya itu mepet" jawab bunda
Begitulah angga terhadap saudaranya yang lain memiliki sifat yang di bilang bertolak belakang dari sifat saudaranya.
"Begini yah bun, Angga izin ya nanti untuk pulang telat" ucap Angga setelah selesai sarapan
"Mau kemana sayang?" tanya bunda
"Angga mau latihan bun" jawab Angga
"Ya sudah kalau begitu hati-hati jangan kemana-mana kalau sudah selesai langsung pulang" suruh bunda
"Insyaa allah bun yah Angga langsung pulang" jawab Angga semangat
"Kalau begitu angga pergi ya yah bun" ucap Angga pamit sekalian bersalaman
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam" jawab ayah dan bunda
Lalu bergegas ke depan untuk menuju halte tempat iya biasa menunggu bis untuk berangkat sekolah. Karena ini hari pertama Angga masuk sekolah setelah kenaikan kelas jadi ia tidak boleh terlambat. 3 menit kemudian datanglah bis yang ia tunggu. Tanpa melihat ia pun langsung melangkah dan . . . . "Bug" iya menabrak seseorang ketika hendak menaiki bis tersebut.
"Maaf mbak saya tidak sengaja" begitu Angga menabrak dan melihat file yang di bawa orang tersebut jatuh.
"Apakah ada yang luka?" tanya Angga sambil membantu membereskan file yang terjatuh tadi
"Ni filenya maaf ya sudah menghambat perjalanan mbak" ucap Angga penuh penyesalan
"Lain kali hati-hati dong kalau berjalan, punya mata kan untuk melihat?" ucap wanita tersebut kesal
"Sekali lagi maaf mbak" ucap Angga
"Kalau ada yang sakit segera hubungi saya mbak ini nomor hp saya" sambil memberikan kertas sobekan yang sudah ia tuliskan nomor hpnya di situ.
"Eh tunggu" ucap wanita tersebut
"Ya ada apa mbak"? tanya Angga seketika berhenti melangkah
"Kamu harus tanggung jawab karena saya sudah ketinggalan bis gara-gara kamu" ucapnya kesal
"Baik mbak kalau begitu kita naik angkot aja gimana mbak?" tanya Angga
"Kamu ini gimana sih apa kamu tidak lihat kalau penampilan saya sudah cantik seperti ini kamu ajak naik angkot?" ucapnya angkuh dan menyombongkan penampilannya
"Baik mbak kita naik taksi saja" ucap Angga sambil memberhentikan taksi
Sopir taksi pun meminggirkan taksinya lalu mereka bergegas untuk menaikinya setelah angga membuka pintunya mempersilahkan untuk wanita tersebut naik terlebih dahulu. Setelah beberapa waktu hanya keheningan yang menyelimuti mereka. Tak lama wanita tersebutpun membuka suara untuk memulai pembicaraan.
"Kamu kelas berapa sekarang?" tanyanya setelah melihat dengan seksama pakaian yang ku kenakan
"Saya kelas 3 SMA mbak" jawab Angga
"Maaf mbak kalau boleh tau mbak kerja apa ya atau seorang mahasiswa?" tanya Angga penasaran tanpa melihatnya karena ia merasa wanita tersebut bukan mahramnya
"Saya dosen di universitas A" jawab wanita tersebut ketus
"Kalau begitu salam kenal buk saya Angga" ucap Angga mencoba memperkenalkan diri
"Baiklah saya sasmita dan salam kenal juga" jawab Sasmita
"Saya panggil ibu atau mbak ya?" tanya Angga
"Mbak aja" jawab Sasmita
Suasana pun kembali hening.
(dalam hati Sasmita)
"Ni anak setelah ku lihat-lihat cakep juga dan kelihatan dewasa sekali walaupun masih SMA. Penampilannya juga sederhana Aduh mita apa-apaan sih lu dia tuh masih bocah dan satu lagi bisa bahaya kalau yudis tau kamu memuji lelaki lain ya walaupun dia masih SMA" rutuknya setelah memuji di awal
Setelah cukup lama akhirnya sampailah mereka di universitas A. Setelah dia turun lalu membantu dan mempersilahkan Sasmita keluar iya pun masuk kembali untuk melanjutkan perjalanan ke sekolah.
Setelah mengantarkan mbak sasmita sebelumnya Angga pun tiba di sekolah. Setelah membayar ongkos Angga melihat jam di tangannya lalu bergegas menuju kelas karena bentar lagi masuk. Begitu sampai di depan kelas Angga langsung duduk di tempat duduk tepat di samping Azka sahabatnya. Namun pagi ini Azka belum juga datang padahal waktu masuk tinggal 5 menit lagi.
Tepat sebelum bel berbunyi datanglah Azka dan segera menempati tempat duduk tepat di samping Angga. Kelas pun di mulai. Pelajaran demi pelajaran iya lewati hari itu. Dan tidak terasa waktunya pulang pun tiba dan ini adalah waktu yang di tunggu oleh anak-anak sekolah sepertinya. Angga dan Azka pun menuju ke cafe dekat sekolah mengendarai mobil sport yang selalu Azka bawa. Sesampainya di cafe mereka langsung memesan dan bima pun buru-buru ke toilet.
Tanpa Azka sadari ia memikirkan mbak yang ia tabrak di halte tadi pagi.
(dalam hati Angga berkata)
Menurutku mbak itu cantik juga ya walaupun sedikit kadang jutek tapi mbak itu juga manis kalau waktu dia senyum tadi tapi sayang dia dosen lebih tua dariku atau mungkin sudah memiliki pasangan.
"Kamu kenapa ga?" tanya Azka ketika melihat ku sedikit melamun
"Emangnya kenapa aku kenapa bro?" tanya Azka lagi
"Ya elah ku tanya malah lu balik tanya gimana sih, napa lu melamun?" tanyanya balik
(dalam hati Angga)
Ia juga ya kenapa aku melamun dan kenapa juga wajah mbak itu yang muncul di benakku waktu ku melamun tadi, apa yang terjadi dengan ku sebenarnya" tanya ku terhadap diri ku sendiri
"Ku hanya memikirkan kedepannya ku akan melakukan apa terhadap hidupku bro" jawab Angga pasti
"Wah jauh bener pemikiran lu ga" timpal Azka sedikit terkejut
"Ya kan kita hidup bukan hanya untuk hari ini ka" jelas Angga
"Terus kalau sekarang apa rencanamu kedepannya ga?" tanya Azka
"Kalau sekarang sih ku akan fokus buat rencana jangka pendek dulu ka" jawab Angga
"Kalau kamu ka apa rencanamu kedepannya?" tanyaku lagi
"Kita kan bentar lagi lulus tak mungkin datar aja" lanjutku
"Kalau aku sih setelah lulus mau ke US ga, sebab aku sadar aku kan anak laki satu-satunya jadi mau tidak mau aku harus belajar untuk meneruskan usaha orang tua" jawab Azka
"Wah bagus tu ka, ya memang sebagai seorang anak kita akan mendapat amanah dari orang tua kita bermacam bentuk dan tingkat kesulitan" jelasku
Begitulah percakapan kami siang ini. Tak lama pun ku izin pamit dengan sahabatku untuk pergi latihan.
***
"Baiklah untuk hari ini cukup sampai disini, dan jangan lupa tugasnya saya tunggu paling lama hari kamis sebelum jam 23.59. Dan kalian sudah tahu konsekuensinya kalau terlambat apalagi tidak mengumpulkan tugas yang saya berikan" ucap Sasmita tegas mengingatkan
"Kalau begitu saya permisi Assalamualaikum" ucapnya
"Waalaikumussalam" jawab mahasiswa
Lalu Mita pun beranjak pergi meninggalkan kelas untuk langsung menuju ruangannya. Setelah sampai di ruangannya Mita segera menyandarkan punggungnya di kursi. Tak lama "kriiing kriiing" suara hp Mita berbunyi dan segera di angkatnya setelah melihat yang menelpon adalah yudis pacarnya.
"Halo sayang" ucap yudis membuka percakapan
"Kamu itu kebiasaan sayang kalau nelpon tidak mengucapkan salam dlu" ucap Mita kesal
"Hehe sorry lupa soalnya kebiasaan dengan klien begitu, ya sudah Assalamualaikum sayangku lagi apa tu" lanjut Yudis mengelak
"Waalaikumussalam beb, ni baru selesai dari kelas tadi. Bentar lagi juga pulang" jawab Mita
"Kamu sendiri lagi apa beb?" lanjut Mita bertanya
"Eh ini lagi sama klien sayang. Ya sudah pulangnya hati-hati ya" timpal yudis
"Ya sudah semoga urusanmu lancar beb" harap Mita
"Dah sayang, eh maksudnya Assalamualaikum sayang" ucap Yudis
"Waalaikumussalam beb" jawab Mita
Mita pun segera melangkahkan kaki untuk pulang setelah memastikan bahwa tidak ada kelas dan semuanya beres. Setelah makan malam dan sholat isya Mita pun menyandarkan tubuhnya di kepala tempat tidur dan mulai melayangkan fikiran sejenak untuk flash back kejadian hari ini dan tanpa sadar fikiran nya langsung mengingat kejadian tadi pagi bersama anak itu. Aku merasa tidak bisa marah dengan anak itu padahal kejadian yang dulu aku langsung marah. Aku merasa aneh terhadap diriku sendiri. Setelah waktu menunjukkan pukul 22.00 Mita pun memastikan kalau tidak ada panggilan dari Yudis dan Mita merasa belakangan ini sikap Yudis kepadanya berubah. Semoga saja ini hanya perasaannya saja. Mita pun segera tidur untuk mengistirahatkan tubuh dan fikirannya.
***
"Assalamualaikum yah bun" sapa Angga ketika menuju meja makan
"Waalaikumussalam ga" jawab ayah Barra dan bunda Anggia serentak
"Besok insyaa allah Angga yang masak ya bun!" seru Angga
"Bi besok kerjakan aja yang lain sarapan dan makan malam insyaa allah Angga yang masak jadi bibi bisa mengerjakan hal lain" suruh ku
"Baik den Angga kalau begitu say permisi tuan nyonya den" ucap bi inah permisi
"Bi duduk sini bi makan sama-sama!" suruh Angga
"Aduh den gak usah bibi di belakang aja" timpal bi Inah
"Gak papa bi kita makan disini sama-sama" ucap Angga meyakinkan
Setelah makan malam selesai ayah langsung menuju ruang kerjanya dan Angga langsung menuju kamar untuk mengerjakan tugas dan istirahat.
"Krrriiiiiinnnngggggg" bunyi suara alarm yang ia setel jam 02.30. Segera ia membuka mata lalu meneguk air yang ada di nakas. Kemudian bergegas membersihkan diri untuk melaksanakan sholat malam sekaligus sholat istikharah untuk memantapkan hati atas apa yang akan aku lakukan. Tanpa ia sadari azan subuh pun berkumandang ia bergegas menuju masjid. Setelah melaksanakan sholat Angga pun bergegas pulang untuk menyiapkan sarapan.
"Emmm apa yang akan aku masak ya untuk sarapan hari ini?" tanya Angga pada dirinya sendiri
"Baiklah kalau begitu aku akan masak masakan indonesia aja nasi goreng special lauknya ayam balado sama telur dadar terus sambel terasi biar makin enak. Lalapannya ku kasih timun sama selada terus airnya ku buatkan jus alpukad" timpalnya lagi
Ia membuka kulkas dan mencari bahan masakan yang di perlukan. Lalu mempersiapkan menu sarapan pagi dengan cepat agar semua bisa sarapan tepat waktu. Sarapanpun telah siap dan waktunya sarapan pun tiba Angga memanggil seluruh anggota keluarga 1 per 1 semua dan tak lama mereka pun sudah kumpul di meja makan. Dan berdoa bersama sebelum sarapan. Setelah berdoa . . .
"Emmm sepertinya enak" bunda Anggia penasaran
"Angga tidak tau bun enak atau tidak, tapi Angga sudah melakukan yang terbaik yang Angga bisa bun" jelas Angga
"Ini enak banget lo ga" timpal Fajar abangku sambil menyantap sarapan yang di ambilnya
"Alhamdulillah kalau enak bang, Angga hanya berusaha dan berdoa yang menentukan enak atau tidak itu Allah" jawab Angga bersyukur
"Ya sudah habiskan ya sarapannya Angga mau bersiap ke sekolah dulu, permisi" lanjut Angga undur diri dari meja makan setelah selesai menyantap sarapan paginya
Di langkahkan kakinya menuju kamar untuk bersiap ke sekolah. Begitulah hari-hari pertama di minggu pertama Angga sekolah. Namun ada yang mengganjal di hatinya setelah pertemuan dengan mbak Sasmita di waktu itu dan hingga saat ini Angga pun belum berjumpa lagi dengannya.
Hari pun berubah dan tidak terasa weekend pun tiba. Angga pun hendak memulai pagi harinya akan tetapi hati dan fikirannya sedang memikirkan hal yang mengganjal dan rencana yang akan ia bahas dengan ayahnya. Karena tidak mau gegabah mengambil langkah tepat jam 09.00 pagi ia pun mencari keberadaan ayahnya untuk mengkonsultasikan isi hati dan rencananya. Dan ia pun langsung menuju ruang kerja ayahnya karena biasanya hari sabtu gini ayahnya masih berada di ruang kerjanya.
"Tok tok tok"
"Assalamualaikum yah, boleh Angga masuk" tanya Angga
"Waalaikumussalam nak masuk saja" jawab ayahnya
"Duduk" suruh ayahnya
"Kamu tumben nemuin ayah, ayah tau kamu nak kalau tidak ada yang serius kamu tidak akan nemuin ayah seperti ini" jelas ayah
"Coba kamu bilang, apa yang mau kamu bicarakan?" tanya ayah Barra
Ku menarik nafas lalu membuangnya perlahan untuk sedikit tenang.
"Bismillah" ucapku memulai
"Begini yah seperti yang ayah tahu Angga kan sudah kelas 3 dan sekarang sudah menuju 18 tahun bulan depan. Jadi angga mau membicarakan kegundahan hati Angga sekaligus membicarakan tentang beberapa rencana Angga yang menurut Angga perlu di bincang kan sama ayah" jelas Angga
"Baiklah akan ayah dengarkan dulu baru ayah akan kasih solusi atau saran yang lain. Mulailah dengan kegundahan mu terlebih dahulu" suruh ayah Barra
"Begini yah belakangan Angga merasa gundah karena terus terbayang seorang wanita. Namun Angga bingung dengan perasaan ini yah. Menurut ayah bagaimana? apa yang harus Angga lakukan?" jelasku dan bertanya
"Menurut ayah, kamu harus istikharah nak untuk memilih apakah kamu akan lanjut atau tidak dengan perasaanmu itu nak" jawab ayah Barra
"Alhamdulillah yah Angga sudah melakukan itu dan karena ada jawaban dari Allah makanya Angga nemuin ayah untuk menambah keyakinan Angga untuk terus atau tidak yah" jelas Angga
"Alhamdulillah bagus kalau seperti itu ga. Ayah bangga sama kamu karena setiap mengambil keputusan kamu selalu melibatkan Allah untuk mencari petunjuk yang terbaik" ucap ayah Barra bangga mengetahui anaknya selalu melibatkan sang pencipta dalam setiap langkah hidupnya.
(dalam hati ayah Barra)
"Ya allah semoga anak-anakku selalu istiqomah di jalanmu. Dan semoga kehidupan mereka selalu berada dalam lindungannya. Ya walaupun ku sadar 2 saudaranya yang lain berbeda dengan Angga tapi ku selalu berdoa dan berharap yang terbaik untuk mereka" batin ayah Barra
Bersambung
Lanjut episode selanjutnya ya :)
Saya harap semoga bisa menghibur walau dalam tulisan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!