Seorang pria berumur 45 tahunan, berjalan dengan langkah tergesa-gesa dan wajah penuh amarah.
"Bapak Aditya Sucipto?" tanya seorang polisi yang sedang berjaga.
"Iya Pak, dimana putri saya?"
"Mari silahkan pak, ikut saya"
Aditya berjalan mengekor di belakang polisi tersebut. memyusuri kolidor kantor polisi, lalu sampailah mereka di sebuah ruangan.
KRIMINAL
Gadis cantik dengan rambut panjang sedang sangat santai duduk sambil bermain ponsel di sofa, aditya sejenak melihat nya lalu mengambil nafas dan membuang nya perlahan. tatapan aditya tak membuat Keisya takut, ia tetap biasa saja. namun, saat melihat sosok wanita 35 tahunan di belakang papa nya, tatapan keisya menjadi sengit, dia benar-benar tidak menyukai wanita itu.
"Salah apa putri saya pak?" tanya aditya setelah duduk di sebuah kursi depan polisi yang menangkap Keisya.
"Dia terjaring di kamar hotel pak, di kamar tersebut sedang diadakan pesta narkoba besar-besaran dan seks"
"OMG..." ana, ibu tiri Keisya berteriak sambil menutup mulutnya, dengan gaya sok kecantikan!
"Lebay banget sih" cibir Keisya, sambil melirik ibu tirinya itu.
"Namun, kami sudah menge test nya pak. dari sekian banyak pemuda hanya putri bapak yang negatif Narkoba"
Aditya merasa lega, sedikit!
"Kami juga sudah meminta keterangan nya, jadi bapak bisa membawa nya pulang, saat ini putri bapak masih menjadi Saksi. kami akan tetap memanggilnya jika di butuhkan"
"Baiklah pak, saya ucapkan terima kasih"
"Sama-sama pak"
Setelah bersalaman, Keisya masih saja tak memperlihatkan wajah bersalah. ia masih santai. sedangkan Aditya sudah menahan marah sejak tadi.
"Jelaskan kepada papa Keisya" setelah sekian menit, aditya memecah keheningan di dalam mobil.
"Udah mas, nanti saja di rumah" Ana mengelus bahu Aditya sambil melirik licik ke arah Keisya yang duduk di kursi belakang, dengan ketus nya Keisya menjawab "Tidak! aku akan jelaskan sekarang. kalau di rumah nanti papa akan tergoda sama rayuan Iblis!"
"Keisya!!!" Aditya teriak, sehingga Keisya dan Ana yang tengah beradu pandang langsung kaget dibuat nya.
"Maaf pa." ucap Keisya sambil menunduk.
"Sekarang jelaskan sama papa gimana!" suara Aditya masih terdengar horor
Flashback on
Pengumuman kelulusan siswa dan siswi SMA ke Indonesia, disambut dengan perayaan Corat-coret seragam dengan pilox oleh siswa-siswi di kota.
Setalah itu, keisya, Anggita dan Naura langsung masuk ke Mall, menghabiskan uang di Timezone.
Sebelum, kehidupan mereka di penuhi oleh tugas-tugas kuliah, ujian, skripsi dll, maka dari itu mereka memutuskan bermain disana. begitu pikir mereka bertiga.
Malam hari, setelah mandi di rumah Naura, Anggita dan Keisya memutuskan untuk pulang, dan lusa mereka akan pergi berlibur ke Singapore.
Setelah mengantar Anggita pulang, Keisya mendapat notif dari nomor tidak dikenal, nomor tersebut mengirimkan sebuah foto Farel, pacarnya berpelukan dengan seorang wanita.
Kalau tak percaya, datanglah ke hotel Perdana, Nomor 172!!
Tanpa berpikir panjang, Keisya langsung mengarahkan mobil nya ke tempat yang disebut-sebut hotel perdana.
sesampai nya disana, Keisya langsung menuju lantai 3 tepat kamar 172 berada. tanpa mengetuk, Keisya langsung membuka pintu dan masuk!
keisya mencium bau alkohol yang sangat menyengat, asap bertebaran dimana-mana, bahkan keisya melihat beberapa pasangan melakukan seks secara terbuka di depan semua orang.
"Farelll" teriak Keisya sambil menarik kra baju Farel
"Keisya!!" Pemuda tampan berlawanan tinggi, berkulit putih dengan gaya yang sudah acak-acakan itu berdiri kaget.
Keisya langsung berbalik, hendak meninggalkan tempat itu, ia sungguh-sungguh tak percaya dengan yang ia lihat, terlebih lelaki yang Keisya nilai sangat hebat itu ternyata hanyalah sorang pemuda urakan!!
"Kei, dengerin penjelasanku dulu!!" Farel memeluk Keisya dari belakang, sehingga langkah kaki Keisya terhenti.
"Lepasin!!!" Keisya memberontak, ia benar-benar jijik dengan Lelaki yang dulu menjadi kakak kelasnya itu, lelaki yang membuatnya terbang melayang dengan perhatian dan kasih sayang nya Dua tahun terakhir ini. Perhatian dan Kasih sayang yang sempat hilang dari hidupnya selama 5Tahun ini, sejak Mama nya meninggal.
"Kei, Tetap aku sangat mencintaimu. disini aku cuma bersenang-senang kei," Farel menatap mata Keisya penuh permohonan.
"Mulutmu Bau alkohol" Keisya mendorong tubuh Farel, lalu ia berbalik hendak keluar dari kamar hotel tersebut.
Namun tiba-tiba...
"Jangan Bergerak!!!"
Beberapa polisi langsung masuk dan mengarahkan senjata nya
"Angkat tangan kalian semua!!!"
Keisya berusaha menjelaskan kepada Polisi wanita yang sibuk memborgol tangan nya, namun rasanya sia-sia.
"Jelaskan nanti di kantor!" hanya itu jawaban dari Polisi wanita cantik.
Dasar Polisi bodoh!! bisa mati aku kalau papa tau aku ketangkap polisi. mana suasana nya seperti ini!
Di kantor polisi, sambil menunggu hasil urine. Keisya dan Farel duduk bersebelahan, Farel terus berucap menjelaskan nya, dan meminta maaf. Namun didalam hati Keisya sangat lah sulit mempercayai nya lagi
"Bersenang-bersenang tak harus seperti itu. kenapa bersikap menjijikan seperti ini"
"Aku butuh Kei, aku butuh menyalurkan hasrat ku" jawab Farel tanpa rasa bersalah, Keisya pun menatap Farel dengan tatapan tajam.
"Aku menyalurkan ke wanita lain, karena pacarku sendiri tak pernah mengizinkan ku. jadi tetap semua ini bukan salah ku"
Keisya yang sudah sangat marah dengan perkataan Farel langsung berdiri di depan Farel "Ohh.. jadi semua ini salahku? IYA!!"
"Bukan gitu Kei, duduklah. Akau jelaskan lagi"
Farel salah bicara, sehingga kesalahpahaman terjadi.
Plak...
Dengan keras dan energi yang keisya punya, ia menampar pipi Farel.
Tamparan itu tak sakit sedikitpun bagi Farel, namun berakibat buruk pada Hati nya.
"Diam!!!" seorang polisi berteriak karena keributan Farel dan Keisya.
Farel pun yang hendak mengejar Keisya pun tak jadi, ia duduk kembali di tempat nya dan Keisya berpindah tempat.
"Keisya Aditya" panggil seorang polisi wanita, sehingga Keisya yang baru saja duduk, berdiri kembali.
"Ayo ikut saya" Ajak polwan itu. Keisya pun deg degan, kenapa hanya dia yang di panggil, begitu pikirnya.
Keisya dibawa ke sebuah ruangan, disana keisya di tanyai beberapa pertanyaan, dan di jawab dengan lancar.
"Ini bukti nya pak, ada nomor tidak di kenal mengirimkan foto pacar saya, saya pun kesana pak. hanya lima menit untuk marah-marah kepada pacar saya, saat hendak pulang ternyata bapak dan yang lain datang"
Flashback off.
"Papa sudah bilang, Jangan pacaran! kenapa gak nurut?" tegas aditya
"Maaf pa, keysha janji gak akan mengulangi nya lagi. Sekarang keysha akan mengejar cita-cita keysha. Menjadi seperti papa"
aditya menghela nafas dengan kasar, setelah kejadian ini. ia tak mau mengambil resiko besar membebaskan keysha. bukan aditya tak percaya dengan anak nya itu, tapi dia tak percaya dengan lingkungan luar. apalagi keysha tak bersahabat dan tak suka di rumah gara-gara Ana, istri baru nya.
Walau kejadian minggu yang lalu masih menyisakan luka di hati Aditya, bukan berarti ia menarik kembali Hadiah yang sudah ia berikan kepada Putri kesayangan nya dan kedua teman nya itu. Apalagi Keysha sudah memenuhi janji nya, menjadi peraih nilai terbaik di Kota.
Keysha tak keberatan dengan satu syarat yang Aditya berikan, Bi Siti dan suami nya, Pak Mat ikut bukanlah masalah besar bagi Keysha. Malah ia lebih suka bersama Bi Siti dan Pak Mat daripada bersama Ana.
"Bibi sama Pak Mat nanti pakai baju bekas papa sama mama saja. Biar keren! kita liburan habisin uang papa, " ucap Keysha, sambil mengeluarkan beberapa baju dari lemari, sedangkan bi Siti memasukkan nya ke koper
"Non Key jangan gitu, kasian papa kalau dihabisin"
"Biarin! daripada di habisin Nenek lampir itu"
"Husss.. Non, jangan keras-keras. nanti bibi juga kena marah," bisik bi Siti di telinga Keysha.
"Hahaha.. " kemudian mereka berdua tertawa lepas, Keysha sangat nyaman berada bemmrsama bi Siti. Bi Siti sudah 20 tahun melayani keluarga Aditya, Sejak Aditya dan mama Keysha menikah, bi Siti sudah bekerja di sana. Bahkan Keysha juga di asuh oleh bi Siti dari kecil, maka dari itu mereka berdua akrab dan cocok sekali.
Jam 5 sore, Anggita dan Naura datang. Mereka diantar oleh Ayah mereka. Ayah Naura Seorang dokter, Ibu Naura dulu adalah Teman sekolah Aditya, sedangkan Ayah Anggita seorang pengacara dan termasuk pengacara pribadi keluarga Aditya. Jadi keluarga mereka bertiga sudah dekat, maka dari itu mereka sangat lengket dan kompak. Sangking kompak nya, Anggita dan Naura juga tidak menyukai Ana.
"Kalian di kasih uang saku berapa?" tanya Anggita sambil menaik turunkan alis nya
"Taraaa!" ucap Naura dan Keysha
"Kartu Kridit Unlimiteed," teriak mereka bertiga sambil mengangkat kartu berwarna hitam itu ke atas.
"Ssstttt" Ucap Keysha sambil meletakkan jari telunjuknya di depan bibir nya, mata nya melirik ke arah lain.
"Jangan Keras-keras, Nanti ada yang Iri, dengki, sakit hati, bisa-bisa dia stroke gara-gara kita, dosa dong kita"
"Hahahaha...." jawab Anggita dan Naura
Tu kan, mereka benar-benar kompak. Saat Keysha melirik, dengan otomatis Naura dan Anggita mengikuti arah mata Keysha, dan akhirnya mereka tau bahwa Ana mengintip mereka di balik tembok.
Kini, mereka semua berangkat ke bandara di antar oleh Joko supir pribadi papa nya, joko melirik laki-laki paruh baya yang slalu menjadi teman bertengkar nya di pagi hari dengan tatapan kesal.
"Non Keysha, bang Joko gak di ajak?" muka melas penuh permohonan.
"sebenarnya Keysha ingin sekali ngajak Bang joko, lalu ngajak Pak Hadi, Pak No, kalian kan slalu membantu aku kabur dari rumah. tapi, lain kali saja ya"
"Hahaha... " Semua orang tertawa.
Tapi yang membuat Joko semakin kesal adalah, saat Pak Mat ikut ketawa.
"Lumayanlah, Kerja cuma jadi tukang kebon tapi bisa kok pergi ke sinopur" Ucap Pak Mat penuh kebanggaan.
"Astaga Pak Mat, bukan sinopur," Anggita memutar bola nya malas
"Singapura kaleee pak Mat" sahut Naura
"Ihh, bapak malu-maluin ibu saja" kesal bi Siti
"Hahaha... " suara tawa renyah kembali terdengar.
Hidup Keysha sudah lebih dari cukup, ketika berkumpul dengan orang-orang yang bekerja di rumah nya. Ia tak butuh siapapun lagi, terutama ibu tiri nya itu.
...****************...
"Yeaaaahhhh" Anggita, keisya, dan Naura berteriak sambil meloncat kesekian kali nya. Bi Siti berdiri tak jauh dari mereka sambil memegang kamera keluaran terbaru.
Setelah beberapa kali, akhirnya bi Siti berhasil menangkap gambar yang pas dengan icon patung singa yang menjadi ciri khas negara tersebut. Ya, mereka saat ini berada Marlion park, tujuan utama mereka setelah kemarin malam mereka sampai di Singapura.
Masih banyak tempat yang mereka datangi. Universal Studio, Walau bukan anak-anak lagi, mereka masih suka dengan karakter Disney. Lalu Singapore Flyer, mereka naik ke bianglala besar, berburu kuliner di kampung india, dan berburu oleh-oleh di kampung Arab.
"Nona Keisha, kalau gini di pasar juga banyak" Ucap pak Mat sambil memegang sebuah gelang warna-warni plastik.
"Lagian siapa yang mau beli itu pak mat" Keisha menahan tawa nya.
"Lihat itu" Anggota menunjuk ke dalam toko "Kita mau beliin pak Mat itu"
"Akik?" Mata pak Mat berbinar-binar.
"Belilah sebanyak pak Mat mau, jangan lupa beliin juga Bang Joko, Pak Hadi, dan Pak No" Dengan cepat Pak Mat mengangguk dengan mata menatap etalase tang didalam nya terdapat banyak sekali batu Akik ber warna-warni.
Kaisha dan yang lain nya lalu untuk mencari oleh-oleh. Walaupun sudah membeli banyak oleh-oleh barang-barang branded, mulai tas, sepatu dll, tetap saja mereka terus berbelanja. Mereka benar-benar menghabiskan uang papa mereka.
Mata keisha menangkap sebuah toko yang berbeda sekali. Jika yang lain nya berbentuk kedai dengan bangunan depan semi peemanent, tidak dengan toko tersebut, bangunan permanent dengan interior khas timur Tengah.
"Gak usah kesana lah kei, lagian cuma jual Abaya" cegah Naura
"Kalian kesana saja dulu, aku pengen masuk kesana"
Naura dan Anggita pun pergi, meninggalkan Keisha dan Bi siti.
Keisha perlahan melangkahkan kaki nya masuk ke toko tersebut. Ia melihat sekeliling nya, Abaya bergantungan di sana, wana Hitam, Merah, Coklat dan masih banyak lagi.
"Bibi gak suka baju gini non"
"Bukan buat bibi kaleeee" Kaisha memutar bola nya, ko bisa-bisa nya bi siti dengan percaya diri nya bilang seperti itu.
Tanpa bicara lagi, Keisha memilih abaya di sana, memasukkan nya ke tas plastik yang di tenteng bi siti.
Sangking enak nya memilih abaya, tanpa disadari Keisha sudah memborong 10 potong abaya. Mulut Keisha langsung menganga saat ia mengetahui itu di kasir.
Entah kenapa Keisha ingin sekali membeli abaya tersebut. Ia teringat kepada mama nya yang sangat suka memakai Abaya. Meski Keisha juga punya beberapa potong Abaya di rumah, ia tak pernah memakainya dan sekarang malah membeli begitu banyak Abaya. Rasa menyesal dirasakan oleh Keisha setelah sampai di hotel.
...****************...
"Jangan non, biar bibi saja yang turun membeli pizza"
"Tidak bi, bibi disini saja packing kan semua barang-barang ini. Aku beli sendiri"
Keisha turun dari lantai 27 hotel tersebut. Ia berjalan keluar untuk membeli pizza di MC Donald yang tak jauh dari sana.
Jangan takut Keisha, ini singapura, bukan lah Indonesia yang mempunyai banyak sekali macam penjahat.
Setelah beberapa menit Keisha menunggu, 3 box pizza sudah siap dan kini ia jinjing keluar dari restoran cepat saji tersebut.
"Astaga... Kenapa Naura ini sangat cerewet sekali" kesal Keisha karena sejak tadi Naura menelpon nya.
Keisha menolak panggilan dari Naura, lalu mengetik sebuah pesan.
Bukkkk...
Keisha terjatuh saat ia di tabrak oleh seseorang.
"I'm so sorry" Pria itu membantu Keisha berdiri "Are you Okey?" Tanya pria tersebut.
Keisha mengibaskan rambut nya, lalu menatap pria asing di depan nya.
Emosi Keisha langsung padam, saat melihat pria tampan yang terlihat sangat bersalah.
"I'm sorry" Ucapan pria tersebut membuat Keisha tersadar dengan lamunan nya.
"Hmmm.. no problem" jawab Keisha sambil membetulkan baju dan rambut nya
"are you hurt?"
"I wasn't hurt"
"Really?" Tanya pria tersebut dengan menatap Keisha penuh perhatian
"Ya, jangan kha.." Keisha menutup mulut nya, saat ia merasa salah bahasa "Hmmm.."
"Orang indonesia?"
Keisha tersenyum "Iya, kamu juga?"
"Iya aku juga orang Indonesia, lagi kuliah di sini"
"Hmmm" Keisha tersenyum sambil menunduk
"Aku Reihan" pemuda itu mengulurkan tangan nya, Keisha pun langsung mendongak, menatap pemuda tersebut. Ada rasa ragu, tapi pada akhirnya Keisha menjabat tangan Reihan
"Keisha"
"Kamu kuliah juga?" tanya reihan
"Tidak, aku lagi liburan"
"Kamu nginap dimana?"
"Di hotel Harbaour bay situ"
"Tunggulah sebentar, aku akan mengantar mu"
"Tidak, hanya di simpang sana, aku jalan kaki saja" tolak Keisha, jujur ia takut. bagaimana pun juga dia adalah orang asing
"Please, anggap saja aku teman setanah air. Jangan takut, aku bukan penjahat" Reihan tersenyum, sungguh membuat jantung Keisha berdetak kencang.
Keisha membalas sersenyuman Raihan dan mengangguk.
Reihan pun segera masuk untuk membeli sesuatu. Tak lama mereka keluar, dan masuk mobil.
"Thanks Rai"
"Sama-sama Kei" Reihan tersenyum. Keisha pun membuka pintu mobil, lalu keluar.
Setelah dua langkah maju, Keisha berbalik. Ia melihat Raihan melambaikan tangan nya kepada Kaisha.
"See you next time" Teriak Raihan
"See you Rei"
Mobil Reihan perlahan berjalan, keluar dari hotel.
begitu juga Keisha, ia naik lift menuju kamar nya. Bibir nya tak berhenti tersenyum, entah kenapa ia terus mengingat Raihan.
"Kamu kenapa sih Kei? Jangan-jangan kamu kena setan di jalan ya"
"Kamu gak usah ngaco deh Nggi, aku gak papa"
"Aaahh.. sudahlah, ayo makan pizza nya" Ajak Naura, yang seperti nya udah tergoda dengan toping di atas pizza tersebut.
...****************...
Slow Update ya,
yang pengen tau kisah nya, bisa tekan tombol ❤ dulu...
Hari ini, Keisha merasa sangat bosan sekali. Tidak ada kegiatan apapun untuk mengisi waktu nya. Jam sudah menunjuk ke angka 11, matahari juga mulai naik dan sinar nya pun sudah mulai terasa membakar kulit.
Keisha yang sejak pagi berada di halaman depan memandangi laptop nya, kini masuk kembali kedalam rumah. Jam makan siang segera tiba, ia ingin mandi setelah itu makan lalu bobo siang. Begitulah rencana Keisha.
Andai saja Naura tidak ke rumah nenek nya, atau Anggita tidak menghadiri acara pernikahan kakak sepupu nya, pasti sejak tadi Keisha tidak sebosan ini berada di rumah.
"Papa?"Ucap Keisha saat ia sedang menyisir rambut nya. Keisha segera turun saat mendengar suara papa nya memanggil nama nya.
Namun saat hampir sampai di pintu, Keisha kembali mengambil beberapa lembar kertas di meja belajar nya. Dia terlihat bersemangat sekali, berlari menghampiri Aditya yang baru saja pulang setelah dua hari berada di luar kota.
"Keisha," Aditya merentangkan tangan nya, menyambut putri tercinta nya yang baru saja turun dari tangga.
"Papa, Keisha kangen sekali" Gadis itu langsung melompat dan memeluk Aditya.
"Papa juga kangen sama kamu sayang, makan siang dulu yuk"
Keisha mengangguk, lalu ia menggandeng tangan Aditya sambil berjalan menuju ke meja makan.
"Pa, lihat ini" Keisha meletakkan beberapa lembar kertas di samping piring Aditya "Tadi udah aku print, enak nya Keisha masuk ke kampus mana?"
Aditya menatap Keisha sejenak, lalu mengambil kertas di hadapan nya. Sekilas, Aditya melihat seksama setiap tulisan di beberapa lembar kertas yang ia pegang.
"Mas," Wanita cantik datang, sungguh itu membuat mood Keisha langsung buruk "Air hangat nya sudah siap" Wanita tersebut memegang pundak Aditya.
"Sebentar, aku makan dulu setelah itu mandi" Jawab Aditya, lalu Ana pun duduk di samping aditya, tepat nya berhadapan langsung dengan Keisha. Namun, seperti biasa, Keisha berusaha tak menghiraukan Ana.
"Kita makan dulu saja, nanti malam kita bahas ini ya sayang," Aditya meletakan kembali kertas tersebut di samping piring nya, sambil menatap dan tersenyum kepada Keisha.
Keisha pun mengangguk, ia pikir papa nya itu mungkin masih capek.
Setelah makan siang, Keisha memilih untuk tidur siang. Ya begitulah seorang tuan putri, dia tak pernah menyapu atau bahkan merapikan tempat tidur saja dia tidak bisa.
Di sisi lain, Aditya baru saja selesai mandi. Aditya duduk di sebuah sofa, lalu Ana juga duduk di samping nya.
"Aku takut sekali, kejadian kemarin membuat ku trauma" Aditya merubah posisi duduk nya, kaki nya ja angkat dan di letakan di atas paha Ana.
"Lalu gimana mas?" Ana memijat kaki aditya yang berada di pangkuan nya.
"Aku tak tau harus bagaimana An, Proyek ku banyak sekali dan aku akan sering ke luar kota bahkan ke luar pulau satu tahun ke depan ini. Aku sangat tau bagaimana Keisha, dia sudah dewasa dan tak akan mau mendengarkan mu"
"Aku punya ide mas"
Aditya pun menoleh, menatap wanita di depan nya yang sudah senyum sumringah kepada nya.
"Bagaimana kalau Keisha kita masukan ke pesantren saja. Kan di pesantren tempat mas kemarin nyumbangin dana ada kampus nya juga"
Aditya diam, ia menatap Ana.
"Aku hanya kasih ide saja mas" Suara Ana melembek, karena tatapan Aditya
"Keisha gak akan mau, dia kan suka kebebasan"
"Ngomong saja dulu sama Keisha mas, siapa tau dia mau"
Aditya kembali diam, ia memikirkan lagi ide istri nya itu. Tak ada salah nya di coba dulu, atau di paksa saja sekalian, batin Aditya. Dia benar-benar sudah sangat takut dengan pergaulan anak jaman sekarang. Bukan Aditya tak percaya dengan putri nya itu, tapi ia takut Keisha masuk kedalam lingkungan yang salah dan hal-hal kemarin terjadi lagi.
...****************...
Jam lima sore, Keisha turun dari lantai dua rumah nya dengan badan segar dan wangi. Seperti nya dia baru saja selesai mandi.
Rumah nya sepi, seperti rumah hantu, umpat Keisha dalam hati.
"Kei"
Keisha langsung menoleh saat seseorang memanggilnya.
"Papa?"
Aditya menghampiri putrinya itu yang masih diam, ia langsung merangkuh keisha dan membawa nya ke keluar rumah.
"Mau kemana sih pa?" tanya Keisha saat Aditya membuka kan pintu mobil
"Udah, ayo ikut saja"
Keisha pun masuk ke dalam mobil, begitu juga Aditya.
Mobil pun berjalan, membelah jalan raya yang tak terlalu padat. Keisha terus saja bertanya kemana tujuan Aditya membawa nya. Namun, Aditya hanya menjawab nya dengan senyuman.
Mobil yang di kendarai Aditya berhenti di sebuah Bangunan berlantai dua dengan interior minimalis modern. Di atas gedung tersebut, terdapat sebuah tulisan PT. Samudra Word. Ya, itulah kantor sederhana namun terlihat begitu sangat epic sekali. Kantor milik Aditya, yang berhasil ia kembangkan nya begitu pesat.
"Ngapain ke sini pa? Aku sekarang pakai kaos" Omel Kaisha saat ia tau papa nya itu membawa nya ke kantor.
"Calon CEO Samudra word bebas dong pakai apapun"
"Bener sih, tapi kan malu pa" Keisha sibuk membenarkan rambut nya, mengoreksi tatanan wajah nya.
"Sudah, ayo turun" titah Aditya sambil membuka belt, lalu turun dari mobil.
Mau tak mau, Keisha juga turun dari mobil. Lalu mengikuti langkah kaki Aditya. Keisha melingkarkan tangan nya di lengan Aditya, lalu berjalan beriringan dengan Aditya.
"Selamat sore Pak, Nona Keisha" Sapa seorang satpam.
"Selamat sore" Jawab Keisha ramah, ya begitulah Keisha.
Semua karyawan menyapa Aditya dan juga Keisha, mereka berdua terus berjalan, terus berjalan dan menaiki tangga menuju ke lantai 2. Tepat nya menuju ke ruangan Aditya.
"Silahkan masuk bos besar" Ucap Aditya, sambil membuka kan pintu ruangan nya.
"Terima kasih" Keisha berjalan melewati Aditya dengan mengangkat sedikit dagu nya.
"Hahaha.. " setelah menutup pintu nya, Aditya dan Keisha tertawa bersama.
Keisha melangkah kan kaki nya ke sebuah sofa berwarna hijau tua di sebuah sudut ruangan.
"Tunggu" cegah Aditya, sehingga Keisha mengurungkan niat nya yang hampir saja menjatuhkan tubuh nya ke sofa.
"Kenapa duduk di sana? duduklah disini" Aditya memutar kursi kebesaran nya, lalu menepuk nya sambil melihat Keisha dengan senyuman penuh kasih sayang.
Keisha pun dengan senyuman merekah berjalan menghampiri Aditya. Aditya pun menarik kursi nya kebelakang, lalu Keisha mendaratkan tubuh nya di atas kursi kebesaran PT. Samudra Word.
setelah itu, Aditya duduk di kursi depan meja yang memiliki ukuran lumayan besar, ia tersenyum bahagia melihat anak semata wayang nya yang seperti nya sangat bahagia itu.
Hati Aditya mulai bergemuruh, dada nya sesak. Sungguh kebingungan sedang melanda diri nya saat ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!