Di sebuah rumah yang terbilang mewah bahkan mirip dengan sebuah istana, sepasang suami istri bersama 2 putri mereka sedang berbincang dan menyusun rencana siasat setalah mengetahui keluarga konglomerat Winata sedang mencari menantu untuk putra tunggal mereka yang keterbelakangan mental.
“Pokoknya aku tidak mau mah,pah,” ucap Mita putri sulung keluarga adijaya.
“Aku juga gak mau mah,pah," Sahut Rahma putri kedua keluarga itu yang juga ikut menolak.
“Mita, Rahma setidaknya kalian bantu kami untuk mempertahankan perusahaan yang sudah berada diambang kehancuran,”Pinta Adijaya bahkan terkesan memohon.
“Selama ini kalian hidup dalam kemewahan atas kerja keras mamah dan papah, harusnya kalian balas semua itu sayang,”Sambung Monic.
“Maksud mamah selama ini mamah sama papah gak ikhlas kasih kita semuanya sampai minta balas Budi?,”Tanya mita si Sulung yang memiliki sifat sombong dan angkuh.
“Itu semua memang hak seorang anak mah, mendapatkan kasih sayang dan kenyamanan dari orangtuanya. Mamah sama papah orang tua macam apa sampai meminta balas Budi pada anaknya”Cibir Rahma yang bersifat suka melawan tak kalah jauh dari kakaknya.
“Lalu bagiamana kita akan menyelamatkan perusahaan jika kalian tidak mau menikah”Ucap adijaya frustasi.
“Papah suruh aja Karina, dia pasti akan menerimanya”Balas mita menyarankan di iringi seringai di wajahnya.
Adijaya dan Monic saling melirik, benar yang dikatakan oleh mita. Lagipula karin bukanlah anak kandung mereka tapi mereka menemukannya di tempat sampah dekat rumah mereka yang dulu.
“Pah aku rasa yang dikatakan mita itu benar, lagipula karin kan bukan anak kandung kita”Ucap Monic memprovokasi.
“Kamu benar mah”Saut adijaya tersenyum licik.
“Tapi jangan memberitahu padanya jika tuan muda itu keterbelakangan mental mah, karena aku yakin dia juga pasti menolak jika tahu”Ujar Rahma.
“Iya, kita jangan memberitahunya. Baiklah kita tunggu sampai karin pulang dari kampus”Ucap adijaya.
Mita dan rahma saling melempar senyuman iblis karena berhasil keluar dari perjodohan yang dimana sang pria adalah orang idiot. Sementara mereka mengorbankan gadis tak bersalah untuk masuk perangkap siasat demi perusahaan mereka.
“Assalamualaikum”Salam gadis cantik dengan rambut sebahu baru saja pulang dari kampus.
“Waalaikumsalam”Jawab keempatnya.
“Karin sayang kemarilah, papah mau bicara”Ucap adijaya menjentikkan jarinya meminta karin mendekat.
“Ada apa pah? Apa semua baik baik saja?”Tanya Karin melihat raut wajah papah dan mamahnya begitupun dengan kedua saudarinya.
“Perusahaan papah dalam ambang kebangkrutan nak”Jawab Adijaya menangis di buat buat.
“Apa?tapi kenapa pah?”Tanya Karin terkejut.
“Papah juga gak tahu, sepertinya ada kecurangan orang dalam”Jawab adijaya berpura-pura.
“Lalu kita harus apa pah?”Tanya Karin prihatin pada sang papah.
“Kamu mau bantu mamah dan papah?”Tanya Monic penuh harap.
“Apapun itu jika aku bisa pasti aku bantu”Jawab karin. Sungguh gadis itu benar-benar baik.
“Ada pengusaha yang mau membantu perusahaan papah tapi dengan syarat salah satu putri papah harus menikah dengan anaknya”Jawab Adijaya membuat tangan karin menjauh kan tangannya.
“Karin kamu sudah mengatakan akan membantu kami bukan, jadi mamah mohon jangan berubah pikiran” Ucap Monic kembali menarik tangan sang anak.
“Ayolah karin, apa kau tega melihat mamah dan papah menderita”Ujar mita juga menangis di buat-buat.
“Setidaknya lakukan sebagai balas Budi karena mamah dan papah sudah membesarkanmu”Sambung Rahma melakukan hal yang sama dengan mita.
“Tapi aku anak mereka, wajar jika mereka membesarkan ku”Balas karin. “Mah, pah jika itu persyaratannya maaf Karin gak bisa”Lanjutnya menolak karena ia belum siap untuk menikah.
“Karin papah mohon, apa kamu tega melihat perusahaan kita hancur dan kita bisa jadi gembel” Ucap adijaya memohon.
“Maaf pah” Balas karin menundukkan kepalanya.
“Karin jika kamu menolak itu bukan berarti kami akan membatalkan perjodohan ini, kami akan memaksa kamu sampai kamu tidak mampu untuk menolak” Ucap monic tegas.
“Mamah aku mohon” Pinta Karin sambil menangis.
“Bersiaplah, besok kita menemui keluarga itu” Tegas Adijaya kemudian pergi bersama Monic ke kamar nya begitupun dengan mita dan rahma.
“Hikss hiks kenapa aku merasa bahwa aku bukanlah anak keluarga ini?” Monolognya sambil menangis.
Karin sedang membuat skripsi laporan dari dosennya, dengan kacamata yang bertengger di hidungnya ia fokus di depan laptop yang memancarkan cahaya redup itu.
“Karin, kamu dipanggil papah dan mamah” Ucap Mita dari luar kamar.
“Iya kak”Jawab karin dari dalam kamarnya.
Karin melepas kacamatanya kemudian pergi ke lantai bawah dimana mamah dan papah nya menunggu, sebelum menemui mereka Karin menyempatkan diri untuk menghela nafas agar siap mendengar apa yang mamah dan papah nya akan katakan.
“Selamat malam mah, pah” Sapa Karin dengan senyuman.
“Karin ini bawa, mamah sudah membelikan kamu gaun yang harus kamu pakai besok” Ucap monic memberikan paper bag pada karin.
“Mah, pah apa tidak ada jalan keluar selain ini? Aku masih ingin kuliah dan mengejar pendidikan ku” Ucap karin memelas.
“Tidak ada, percuma jika kau kuliah kami tidak akan ada biaya untuk membayar uang kuliah mu yang sangat mahal itu” Saut monic ketus seraya melirik Karin tajam.
“Tidak ada gunanya kamu terus meminta Karin karena pada akhirnya kami akan tetap menjodohkan kamu dengan tuan muda Winata” Ucap adijaya seraya menyeruput teh hangat buatan pelayan mereka.
“Tapi kenapa aku pah? Kenapa bukan kak mita atau kak Rahma” Tanya karin heran.
“Kamu mau membantah papah Karin?!!! Jika papah bilang kamu maka kamu yang harus menikah bukan mita ataupun Rahma. Apa kamu mengerti?” Bentak adijaya membuat tubuh mika terasa panas dingin.
“Sekarang masuk ke dalam kamarmu dan ingat besok kau tidak boleh kuliah karena papah akan mengantar kamu ke rumah keluarga Winata pukul 10 pagi” Ujar Monic.
“Engga mah. Aku gak mau, besok aku ada ujian mana mungkin aku gak sekolah”Tolak karin menggeleng.
“CUKUP KARIN!!! Sejak tadi kau terus saja membantah, ikut papah sekarang” Emosi adijaya menyeret Karin ke dalam kamarnya kemudian menguncinya tidak peduli seperti apa Karin menangis di dalam sana.
“Mah, pah aku mohon jangan kunci aku!!” Teriak karin sambil terus menggedor pintu kamarnya.
“Hiks...hiks ya Allah.... kenapa jadi seperti ini” Tangis Karin sambil memeluk lututnya.
Keesokan harinya karin terbangun karena sesuatu telah mengenai wajahnya, Karin membuka mata dan melihat kedua kakanya sedang membangunkan nya dengan air.
“Kak, apa yang kalian lakukan?” Tanya karin memposisikan tubuhnya duduk.
“Membangunkan mu, apalagi” Jawab mita.
“Jangan jadi gadis pemalas, pergi dan bersiaplah karena papah sudah menunggumu untuk pergi ke rumah keluarga Winata." suruh Rahma sinis.
“Kak apa kalian tidak bisa membantuku untuk bebas dari rencana perjodohan ini? Aku mohon kak aku masih ingin kuliah” Pinta Karin menyatukan kedua tangannya.
“Tidak akan ada orang yang mau masuk ke dalam sumur penderitaan karin” Balas mita ambigu seraya tersenyum licik begitupun dengan Rahma.
“Tunggu, apa maksud kalian disini?” Tanya karin.
“Ckk Karin Karin, kau adalah mahasiswa semester akhir tapi selalu saja ketinggalan berita terkini karena hanya terus mementingkan tugasmu yang tidak berguna itu” Ledek Rahma tertawa puas diikuti Mita.
Ya karena Karin adalah tipikal gadis yang kurang bergaul, ia memanfaatkan ponsel dan laptopnya hanya untuk tugas, berita viral bagaimanapun ia tidak akan mengetahuinya, bukan tidak ada sosmed hanya saja karin memilih mengabaikan notif yang menurutnya tidak penting.
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE YA BIAR AKU MAKIN SEMANGAT BUAT UP 😊😊
BERSAMBUNG.......
Karin sudah rapih dengan gaun biru langit pemberian monic semalam dan juga wajahnya di makeup natural oleh Mita dan Rahma. Adijaya dan Karin akan segera berangkat namun bukan keluarga adijaya namanya jika tidak ada drama.
“Karin mamah benar benar minta maaf jika memaksa kamu, tapi ini semua demi kebaikan keluarga kita sayang” Ucap Monic sambil memeluk putrinya.
“Kami juga minta maaf ya Karin, kami tidak bisa menggantikan posisi kamu saat ini karena kami harus membantu papah mengurus perusahaan” Sahut mita bergantian memeluk Karin.
Karin tidak membalas ucapan keduanya, ia hanya diam tak berekspresi. Baginya percuma mereka meminta maaf karena pada akhirnya ia benar-benar harus berkorban demi keluarga yang sepertinya tidak sayang padanya dengan tulus.
“Ya sudah mah kami berangkat dulu ya, doakan semoga anak kita benar-benar bisa menikah dengan keluarga Winata” Ucap adijaya.
“Pasti pah, lagipula putri kita cantik pasti keluarga itu akan menyukai karin” Puji Monic pura pura.
“Ayo Karin” Ajak adijaya dan Karin mengikuti papahnya tanpa protes sama sekali.
Selama perjalanan karin memasang wajah datar dan tak bersemangat membuat adijaya sedikit geram dengan putri angkatnya itu.
“Jangan coba coba menunjukan wajah itu di depan keluarga winata Karin” Suara adijaya seperti ancaman.
“Lalu aku harus apa pah? Tertawa? Hahaha. Begitu pah?” Balas karin berani.
“Karin, kamu melawan papah?” Tanya adijaya terkejut karena selama ini Karin adalah anak yang penurut, ia bisa melakukan apapun demi keluarganya.
“Aku tahu pah, kalian semua hanya bersandiwara. Berpura pura menyayangiku demi sebuah tujuan licik. Ya pah aku tahu semuanya, aku tahu tujuan papah bukanlah demi perusahaan saja tapi agar papah bisa memperdayaku untuk menguras harta keluarga itu kan” Ucap karin berani karena semalam ia mendengar dengan jelas apa yang mamah dan papahnya bicarakan.
“Bagus jika kamu sudah tahu jadi kami tidak perlu merayumu lagi untuk melakukan hal yang kamu dengar semalam” Balas adijaya acuh.
“Kenapa papah tega sekali menikahkan aku dengan pria keterbelakangan mental? Demi uang? Demi harta dan kekuasaan pah?” Tanya karin teriak.
“Ya, semuanya benar. Uang, harta dan kekuasaan adalah segalanya bagi keluarga kita dan kamu harus mengikuti kemauan mamah dan papah ketika kamu nanti sudah benar benar menjadi bagian keluarga itu” Jawab adijaya tak kalah teriak.
“Aku gak mau pah!!!” Tolak karin menggeleng. “ Aku gak mau menghabiskan hidupku dengan seorang pria yang mungkin tidak akan bisa melindungi ku nantinya. Aku akan katakan pada keluarga itu tujuan papah yang sebenarnya” Ucap Karin yakin membaut adijaya sontak terkejut.
“Jangan coba coba karin atau papah akan menyakitimu sekarang” Ancam adijaya. Bersamaan dengan itu mereka sudah sampai di mansion keluarga Winata. Beberapa penjaga membukakan gerbang tinggi berwarna hitam yang dimana didalamnya terdapat bangunan mewah nan megah.
“Awas saja kamu karin” Ucap adijaya sebelum keluar dari mobil.
Karin hanya menatap punggung papahnya yang sudah keluar lebih dulu disusul olehnya, sepasang suami istri menyambut kedatangan mereka, terlihat dari wajah nya kedua orang tua itu sudah berumur sekitar 50an tapi terlihat masih sangat muda.
“Selamat datang adijaya” Ucap Abra Winata.
“Terimakasih banyak tuan Abra dan nyonya Rose” Balas adijaya sopan pada kedua winata itu.
“Apa ini putrimu adijaya?”Tanya rose yang sedikit kesulitan berbahasa Indonesia mengingat dia adalah blasteran Indonesia-Belanda.
“Iya nyonya di putriku” Jawab adijaya mengangguk. “ Sayang ayo perkenalan dirimu” Tutur adijaya.
“Selamat siang, perkenalkan nama saya Karin” Ucap karin menyalami tangan rose yang dibalas pelukan oleh wanita cantik itu.
“Kau cantik sekali sayang”Puji rose seraya melepas pelukannya.
“Terimakasih banyak Nyonya”Balas karin tersenyum.
“No, panggil aku mommy ya” Tutur rose diangguki oleh karin.
“Ya sudah ayo masuk, di luar sangat panas” Ajak abra dan mereka semua masuk ke dalam mansion megah keluarga Winata.
Karin tak henti memandangi setiap sudut dan lukisan ratusan juta yang tergantung di dinding berdesain klasik kuno itu, belum lagi perabotan yang ada disana kebanyakan dari perak dan juga emas murni.
“Karin, ayo kesini sayang” Tutur rose meminta Karin duduk di sebelahnya.
Karin menurut dan duduk di sebelah rose dengan canggung, ia mencari-cari dimana tuan muda Winata yang akan dijodohkan dengannya. Entah mengapa setelah melihat ketulusan rose hati karin tersentuh ia membayangkan bagaimana perasaannya jika Karin sampai menolak putranya yang keterbelakangan mental dan sudah di tolak puluhan bahkan ratusan kali oleh gadis manapun. Mulai dari kalangan atas sampai bawah.
Sekitar 10 pelayan datang menyajikan makanan dan minuman untuk karin dan adijaya, karin benar benar merasa sedikit risih jika di rumah ada pelayan sebanyak itu dan mayoritas adalah laki laki. Rose memberikan jus pada Karin yang tentu langsung diterima oleh karin.
“Baiklah sambil minum kita berbincang mengenai perjodohan ini ya” Tutur abra.
“Silahkan tuan abra”Tutur adijaya.
“Sebelumnya maaf karin, kamu sudah tahu kan seperti apa pria yang akan menikah denganmu?” Tanya abra dibalas anggukan canggung oleh karin.
“Apa kamu menerima perjodohan ini meski sudah mengetahui kekurangan pasangan kamu?” Tanya Abra memastikan.
Karin diam, tampak ia sedang berpikir. Ingatannya kembali lagi ketika rose dengan hangat menyambutnya seakan ia sudah menantikan semua itu sejak lama, ia bisa merasakan bagaimana ketulusan rose padanya. Karin menghela nafas kemudian menganggukan kepalanya dengan yakin, bukan harta atau kekuasan yang karin mau hanya saja ia sudah pasrah dengan takdirnya saat ini.
“Maaf sayang jika mommy boleh tahu, apa yang membuat kamu mau menikah dengan anak mommy?” Tanya rose ragu.
“Mungkin karena mommy, entah mengapa aku merasa nyaman dekat dengan mommy meski baru bertemu, aku bisa melihat ketulusan mommy padaku dan aku sudah menyerahkan kehidupanku pada takdir. Jika memang takdirku seperti ini maka aku akan terima dan mommy percayalah aku tidak mengincar harta atau semacamnya disini, aku tulus mommy” Jawab karin menjelaskan.
“Mommy percaya denganmu sayang” Balas rose mencium kening karin.
“Adijaya, tolong kau atur pernikahan mereka ya” Ucap abra, ia begitu sibuk dengan pekerjaan nya yang harus ia urus di masa tua karena anaknya tidak bisa mengerjakan tugas tugasnya.
“Saya mengerti tuan abra, anda adalah pekerja keras. Di umur anda yang sudah tua tapi anda tetap semangat bekerja, sayang sekali tuan muda harus mengalami semua itu” Ucap adijaya berpura pura simpati bahkan Karin sendiri malu dengan kelakuan sang papah.
“Mommy boleh aku tanya sesuatu?” Tanya Karin tiba tiba.
“Ya sayang”
“Apa yang terjadi pada tuan muda sampai membuatnya menjadi seperti sekarang?” Tanya Karin takut takut.
Rose tersenyum kemudian menggenggam tangan Karin, ia menarik nafas dalam-dalam baru ia menatap karin dengan lembut.
“Anak mommy mengalami kecelakaan 2 tahun yang lalu di Belanda, saat itu ia sedang mabuk berat sehingga tidak sadar jika ada pembatas jalan di depannya, anak mommy menabraknya dan terpental dari dalam mobil. Kepalanya membentur trotoar jalan sehingga membuat salah satu bagian otaknya retak dan dokter mengatakan bahwa anak mommy mengalami keterbelakangan mental karena itu. Kekasihnya dan juga teman-teman nya menjauhi dia sampai akhirnya mommy memutuskan untuk membawa dia kesini dan mencari gadis yang cocok untuknya”Jelas rose berusaha sekuat mungkin untuk tidak menangis.
“Dan gadis itu adalah kamu Karin” Sambung abra mengelus rambut panjang karin.
“Mommy dan Daddy jangan sedih lagi ya, Aku janji akan terus bersama tuan muda meski apapun yang terjadi. Aku akan ada bersamanya dalam suka maupun duka. Itu adalah janjiku mommy” Ucap karin menggenggam tangan rose dan abra.
“Terimakasih banyak sayang” Ucap tuan dan nyonya winata.
Karin menatap jalanan yang dilaluinya, adijaya Sangat bahagia karena akhirnya karin menuruti kemauannya. Sejak pergi dari rumah keluarga Winata adijaya seperti orang yang tidak waras membuat karin sedikit muak oleh pria berkedok papahnya itu.
“Papah tahu kamu juga menginginkan harta keluarga mereka bukan? Karena itu kamu menerima perjodohan itu” Ucap adijaya dengan senyum iblisnya.
“Aku bukan gadis berpikiran licik seperti anak anak emasmu pah, aku menerima perjodohan ini karena aku melihat bagaimana ketulusan tuan dan nyonya Winata. Aku tidak habis pikir bagaimana bisa papah berkhianat pada keluarga sebaik mereka” Balas karin heran.
“Dengan setia papah tidak mendapatkan apapun karin” Ujar adijaya.
“Setelah aku berhasil masuk ke dalam keluarga itu tidak akan aku biarkan pandangan serta rencana buruk papah berhasil” Ucap karin penuh penekanan.
Rasanya karin sudah lelah menjadi anak penurut, ia tidak menyesal mematuhi perintah orang tuanya namun ia juga butuh kasih sayang tulus, bukan drama yang selalu berhasil merebut ketulusan nya. Selama ini gadis itu tahu jika keluarganya selalu memanfaatkan nya dalam hal apapun, ia selalu diam dengan niat menjadi anak berbakti, namun bertahun tahun berlalu karin tak juga menemukan kasih sayang tulus orang tuanya.
“Tidak, kau tidak boleh melakukan itu” Ujar adijaya melotot yang dibalas acuh oleh karin.
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE YA BIAR AKU MAKIN SEMANGAT BUAT UP 😊😊
BERSAMBUNG........
Di lain tempat seorang pria yang tampan dan mapan namun memiliki kekurangan dari segi mental sedang asik bermain di kamarnya, ia memang sudah menginjak usia 27 tahun namun tingkahnya seperti seorang anak 5 tahun setelah mengalami insiden yang memilukan.
“Jay??” panggil mommy rose dari luar kamar putranya.
“Mommy?!!!” Pria itu berlari dan memeluk manja sang mommy.
“Apa yang sedang Jay lakukan disini hmm?” Tanya mommy rose.
“Bermain, eehh aku bermain bersama dia, dia dan dia” Jawab putranya menunjuk 3 orang pelayan yang diperintahkan untuk menemani tuan muda Winata.
“Baiklah sayang, lanjutkan mainnya ya mommy pergi dulu” Tutur mommy rose lembut.
“Oke siap mommy” Balas jay memberi hormat sambil tertawa tidak jelas.
Ya pria itu adalah Jayden Winata, anak tunggal keluarga winata yang keterbelakangan mental, di usianya yang sudah bukan remaja lagi jay belum menikah karena gadis gadis menolak menikah dengannya karena kekurangannya saat ini.
“Aku mau permen” Pinta Jay sambil mengemuti jarinya.
“Maaf tuan muda, anda sudah makan banyak permen nyonya besar melarang itu tuan muda” Jawab seorang pelayan menolak permintaan Jayden.
“Huaaaa.....mommy permen, huaaaa” Suara tangis jayden menggema di dalam kamar membuat beberapa pelayan panik karena sekali tuan muda mereka menangis maka akan sulit untuk mendiamkannya.
“Tuan muda, ehh bagimana jika kita pergi ke taman untuk melihat lihat bunga” Ucap seorang pelayan pria mengajak jayden untuk membuatnya berhenti menangis.
“Aku tidak mau, mommy permen huaaa” Tolak jayden menggelengkan kepalanya yang mendongak ke atas karena menangis.
“Tuan muda anda harus minum susu, saya akan ambilkan dulu ya” Ucap pak ratim selaku kepala pelayan yang mengurus jayden.
“Tidak mau, tidak mau, tidak mau!!!!!” Tolak jayden bahkan kini pria itu sudah berbaring di lantai sambil terus menangis.
“Tuan muda jangan berbaring disana atau anda bisa kedinginan” Ujar pelayan wanita berniat membantu Jayden untuk berbaring di ranjang.
“Biarkan saja, biar kalian semua di marahi oleh mommy dan kalian juga akan menangis sepertiku” Ucap jayden menunjuk ketiga pelayanannya.
Pak Ratim menyuntikkan obat tidur kepada Jayden membuat pria itu perlahan mulai kehilangan kesadarannya dan tertidur pulas. Ketiga pelayan membopong tubuh Jayden dan merebahkannya di ranjang. Kedua pelayan perempuan itu pergi ke luar kamar sementara pak Ratim masih di dalam untuk menemani tuan muda.
“Astaga tuan muda benar-benar sulit untuk di diamkan” Ujar salah seorang pelayan yang tadi mengurus jayden bernama Lilly.
“Untung saja pak ratim memberinya obat tidur, jika tidak kita bisa seharian membuat tuan muda diam” Saut pelayan lain bernama Oliv.
“Jika kalian masih ingin bekerja maka berhenti menggosip tentang tuan muda” Ucap pak ratim yang datang tiba-tiba.
“Eh bapak, maaf kami tidak bermaksud” Ucap Lilly takut. Ia sangat mengenal seperti apa sifat ketua pelayan yang seperti peramal itu.
“Pergilah, kerjakan tugas kalian” Usir pak ratim dingin.
“Baik pak, permisi” Ucap keduanya bersama dengan gemetar kemudian pergi dari depan kamar tuan muda jayden.
Karin mencengkram ujung bajunya karena takut, hari ini ia tidak ikut ujian pelajaran yang cukup penting di bidang jurusannya. Sekarang karin berakhir di ruangan sang dosen pemilik pelajaran yang sedang memikirkan hukuman apa yang pantas untuk Karin.
“Jadi kamu bolos ujian karena masalah keluarga?” Tanya dosen itu setelah mendengar alasan Karin sebelumnya.
“Iy-iya pak” Jawab Karin terbata bata.
“Keluargamu sangat terkenal dan pastinya berpendidikan , seharusnya mereka mengerti bahwa ujian kali ini sangatlah penting. Kau bolong dalam mata pelajaran ku untuk menyelamatkan nilai kau harus menyalin buku referensi 5 jilid dalaman dalam seminggu” Ucap si dosen memberi tugas pada karin.
“Pak bayu tolong berikan tugas yang lebih ringan, tidak mungkin saya bisa menyelesaikan semua itu dalam 1 minggu” Pinta Karin memohon.
Semoga saja ada belas kasihan darinya.
“Jika kau ingin nilai maka kerjakan, tapi jika kau tidak butuh maka lupakan saja dan siap siap mendapat nilai 0 dalam pelajaran saya” balas nya tegas.
Ternyata dia tidak punya hati, 1 minggu astaga
“Baik pak , permisi” Ucap Karin kemudian keluar dari ruangan dosennya untuk pergi ke perpustakaan mencari contoh buku referensi.
Di perpustakaan banyak yang sedang membaca buku dan juga ada beberapa yang sekedar untuk mojok bersama kekasih mereka, karin bukanlah orang yang ingin tahu urusan orang lain karena itu dia tidak ingin melihat apalagi mengomentari tentang teman teman nya. Namun justru karena sifatnya itu karin tidak memilki seorang teman sama sekali dan Karin tidak perduli.
“Aku rasa ini cukup” Gumam karin setelah mengambil 5 buku referensi dengan jumlah halaman masing-masing 80.
Karin segera keluar dari perpustakaan untuk kembali ke rumah dan siap mengerjakan tugas tugasnya agar nilai mata pelajarannya yang kosong dapat di isi. Sesampainya di rumah Karin membayar ongkos taksi kemudian bergegas masuk ke dalam rumah tanpa mempedulikan semua keluarganya yang ada disana. Berkali kali Monic memanggilnya namun tak di hiraukan oleh karin karena Karin masih sangat kesal pada keluarganya.
Karena mereka aku harus siap siap banting jari.
Karin membuka laptop dan juga buku referensi sesuai jilid yang ia ambil, kacamata tak lupa untuk ia tenggerkan di matanya setelah itu dia baru memulai mengerjakan tugas tugasnya. Cukup lama Karin mengetik bahkan kini laptopnya terasa panas dan berdoa saja agar tidak meledak.
“Ini bahkan belum setengah jilid pun tapi tanganku rasanya tidak punya tulang bahkan jariku juga terasa ingin putus semua. Astaga kenapa menyusahkan sekali tugas ini” Gerutu karin menjatuhkan kepalanya ke sandaran sofa.
Tok tok tok
“Non Karin, ini bibi” Ucap bibi narti dari luar kamar karin.
“Iya bi masuk aja, gak di kunci kok” Tutur karin.
“Non maaf ganggu, ini bibi buatkan jus jeruk biar non seger dan semangat nugasnya” Ucap bi narti meletakan segelas jus di meja.
“Ahhh bibi baik banget sih, makasih banyak ya bi” Ucap karin karena di rumah hanya bi narti yang sepertinya tulus menyayangi nya.
“Iya sama sama non, ya udah bibi balik ke dapur ya mau siapin makan malam soalnya” Ucap bi narti pamit keluar.
“Iya bi, Sekali lagi makasih ya bi” Tutur karin diangguki bi Narti.
Karin meminum jus yang dibawa bi narti, tubuhnya sedikit segar setelah meminum jus nya sehingga ia memutuskan untuk melanjutkan mengerjakan tugas nya yang sangat banyak itu.
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE YA BIAR AKU MAKIN SEMANGAT BUAT UP 😂😊
BERSAMBUNG.......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!