bel sekolah pertanda pelajaran berakhir pun berbunyi, alya tergesa gesa menyusun buku pelajaran nya yang berserak di meja belajar nya..dia harus cepat keluar dari sekolah karna ada janji bertemu dengan teman SMP ditempat biasa alya dan teman sekolah nya dulu sering nongkrong.
"Alyaaa!!!!!" teriak seseorang dari seberang jalan sambil melambaikan tangan nya dan alya pun membalas lambaian tangan nya dan ia segera menghampiri sahabat nya!!!
"Nina!!! wow..sudah lama banget nih nggak ketemu kamu terlihat semakin cantik nin." ujar alya dan langsung memeluk sahabat karib nya.
Elnina Syarif adalah sahabat alya. persahabatan mereka sudah lama terjalin sejak mereka memasuki sekolah menengah pertama di salah satu sekolah menengah pertama yang favorit dikota ini.
"Aku kangen banget sama kmu alya!! akhirnya aku bisa kembali lagi kekota ini dan aku juga sudah bilang ke papa ku kalau aku mau pindah sekolah nya ke sekolah kamu juga." ujar nina sambil menggandeng tangan alya memasuki sebuah cafe.
"Yang bener nin?? Aduhh seneng nya!!" ujar alya sambil meremas gemes lengan nina yang tampak montok.
"Auuhh, sakit alya" ujar nina sambil mengusap lengan nya.
"Berarti sebentar lagi kita barengan lagi dong!!" ujar alya sambil menarik sebuah kursi dan duduk diatas nya.
"Kamu pesan apa?" tanya nina.
"Seperti biasa, minuman kesukaan kita, Milk shake oreo." ujar alya sambil mengibas-ngibaskan buku menu yang ada dimeja sebelum nya.
Nina dan Alya pun mengobrol dengan asik nya, maklum lah sudah dua tahun dua sahabat ini terpisah karna nina harus ikut dengan papa nya yang selalu berpindah tugas keluar kota.
Sangkin asik nya membahas apa saja dan bagaimana saja waktu yang mereka lalui tanpa sahabat nya mereka tidak menyadari waktu sudah menunjukkan jam 6 sore.
"Nin, sudah sore nih kita pulang yuk!! soal nya aku belum ngabarin ke nyokap kalau hari ini telat pulang nya. mana ponsel ku mati lagi." ujar alya karna ia tak ingin ibu nya khawatir sebab tak biasa nya alya pulang sampai waktu sore begini.
"Oke deh!! sampai ketemu besok disekolah ya alya." ujar nina sambil melambaikan tangan nya.
"Bye!!" Alya melambaikan tangan nya dan segera menaiki ojek yang sedang mangkal didekat cafe.
Beberapa menit kemudian, alya telah sampai dirumah nya. Ia masuk kedalam rumah tanpa mengucapkan salam. kaki nya melangkah pelan karna ia takut ibu nya mendengar nya suara langkah nya.
"Darimana aja kamu jam segini baru pulang alya?" tanya ibu nya ketika melihat alya masuk perlahan kedalam rumah.
Alya terkejut karna suara ibu nya mengagetkan nya.
"Tadi habis ketemu sama nina ma, mama ingat kan sama temen alya yang dulu itu?" jawab alya.
"Bukan nya dia sudah pindah keluar kota? kamu jangan bohongi mama ya!!" ujar ibu nya yang takut kalau sampai anak nya sudah berani berpacaran.
"Alya nggak bohong." ujar alya sambil memeluk ibu nya.
Begitulah sikap ibu nya alya yang terlalu protektif kepada anak nya, tetapi alya mengerti dengan sikap ibu nya yang seperti itu karna ia terlalu menyayangi alya sebab alya adalah putri semata wayang nya..sejak kecil alya sudah ditinggal pergi oleh papa nya karna meninggal dunia. sehingga ia harus bekerja mati-matian demi memenuhi kebutuhan putri tercinta nya Alya Sandrina.
***
Bel pertanda masuk sekolah telah berbunyi, alya sudah berada disekolah sejak 15 menit sebelum bel berbunyi.
Ia sudah tak sabar ingin bertemu kembali dengan sahabat nya karna selama di sekolah nya alya tak bisa berteman akrab dengan siapapun. Entah kenapa alya ngga bisa menggantikan posisi nina dihatinya..
"Perkenalkan, ini teman baru kalian yang akan bergabung dikelas kita." Ujar guru wali kelas alya.
"Silahkan perkenalkan diri kamu". ujar guru nya sambil mempersilahkan nina untuk berbicara.
"Nama saya elnina syarif. Saya pindahan dari International high school. Senang bisa bergabung dikelas kalian." ujar nina sambil membungkuk kan badan nya.
"silahkan nina kamu bisa duduk dibangku yang kosong itu" ujar guru wali kelas sambil menunjuk bangku kosong yang berada disamping alya.
"Alya,, apa kamu tidak keberatan kan kalau nina duduk dibangku itu?" ujar guru wali kelas nya sebab selama ini alya tak pernah mau memiliki teman sebangku. ia lebih suka duduk menyendiri dikelas nya.
"Tentu saja saya tidak keberatan bu guru." alya menjawab nya dengan cepat sebab mana mungkin alya merasa keberatan, justru alya malah mengharapkan bisa kembali menjadi teman sebangku nina.
Nina segera menghampiri alya dan duduk disebelah nya.
***
Jam istirahat belajar telah tiba, sambil bergandengan tangan alya dan nina menuju kantin.
Mereka membeli beberapa makanan dan memesan minuman lalu duduk bersebelahan. Wajah alya tampak sangat ceria berbeda dengan hari-hari sebelum nya.
Semua teman-teman nya menatap heran, sebab alya yg selama ini jarang berbicara sekarang malah terlihat akrab dengan anak yang baru masuk kesekolah mereka tapi alya dan nina tidak perduli dengan tatapan aneh mereka.
"Alya,, nanti pulang sekolah kamu main ya kerumah aku, aku punya film drama korea terbaru nih." ujar nina sambil menyuapkan bakso kedalam mulut nya.
Alya dan nina sangat menyukai film drama korea karna mereka sangat mengidolakan aktor korea yang sangat tampan.
"Bener nih? kalau gitu aku permisi dulu ya ke ibu aku, nanti takut nya ibu aku marah lagi seperti kemarin karna aku pulang nya telat" ujar alya sambil mengeluarkan ponsel nya dari saku seragam sekolah nya.
"Tapi tante tau kan alya kalau kamu ketemuan sama aku?" tanya nina.
"Iya tau, tapi ibu aku malah curiga kalau aku pergi pacaran." ujar alya memasang wajah cemberut.
"Ya udah gih telpon tante sekarang. biar aku ikut ngomong deh." ujar nina sambil melihat tangan alya yang sedang mencari kontak ibu nya.
"halo ma, hari ini alya telat pulang lagi ya!! alya mau main kerumah nina." ujar alya didalam telpon nya
"Boleh ya tante nina masih kangen nih sama alya!!!" nina menyambar percakapan alya dan mama nya dari kejauhan,,
"iya deh boleh tapi jangan sampai terlalu sore ya. kalau bisa waktu maghrib sudah sampai dirumah ya!!" ujar ibu nya. Walaupun ibu alya suka memarahi nya tapi hati nya sangat baik.
Sesampainya dirumah nina, alya kagum melihat rumah baru nina yang megah dan mewah tak seperti rumah alya yang tampak sederhana saja.
Maklumlah ibu alya seorang single parent jadi mereka hanya hidup seada nya tak seperti nina yang hidup dari keluarga yang berkecukupan.
"Wah bagus banget rumah kamu nin." ujar alya dan mulut nya sampai menganga melihat isi rumah nina yg serba mewah dan berlantai dua.
"Sebenar nya ini rumah kakak aku. Rumah lama kami masih direnovasi, jadi kami tinggal disini untuk sementara waktu." ujar nina sambil mengeluarkan laptop nya.
"Wahh..hebat ya kakak kamu sudah bisa punya rumah sebagus ini." ujar alya sambil duduk diatas sofa diruang tv.
"iya..kakak aku pengusaha sukses sekarang, beruntung banget kan dia?" ujar nina
"Mudah-mudahan kita bisa sukses juga ya nin." balas alya.
"Amiinnn "nina cepat mengaminkan doa alya.
Nina dan alya sedang asik menonton film drama korea diruang tv sambil membahas tentang film-film korea yang lain nya.
Tak berapa lama terdengar suara mobil memasuki halaman depan rumahnya.
"Tuan sudah pulang?" sapa penjaga rumah nya yang bernama bang udin.
"Tadi neng nina membawa teman nya masuk kedalam rumah." ujar bang udin karna kakak nina selalu berpesan untuk selalu memberitahu nya setiap ada tamu yang datang.
kakak nina membuka pintu rumahnya dan masuk kedalam rumah.
Alya segera merapikan duduk nya karna daritadi alya memang duduk santai sembarangan.
"Kakak sudah pulang? tumben cepat pulang nggak kayak biasa nya." ujar nina ketika melihat kedatangan kakak nya.
Lelaki itu pun tak menjawab pertanyaan adik nya. ia malah bergumam dalam hati nya, "Berisik amat nih bocah, terserah aku dong mau pulang kapan aja." batin nya.
Lelaki itu pun naik kelantai atas menuju kamarnya.
Alya menatap lelaki itu terpesona karna ketampanan nya. Sungguh mempesona dan tampak sangat berwibawa seperti aktor korea idaman nya.
"Alya..!! Nina melambaikan tangan nya kewajah alya yg sedaritadi menatap wajah kakak nya.
Nina tertawa melihat wajah sahabat nya yang melongo seperti orang bodoh.
"Ciee..jatuh cinta nih sama kakak aku?" Nina menggoda alya.
Alya hanya tersenyum malu, karna kedapetan sahabat nya memasang wajah ***** nya.
"Aku nggak nyangka nin..ternyata kakak kamu yang selama ini kamu ceritain itu sangat tampan ya!" ujar alya.
Sudah hampir 5 tahun alya dan nina menjalin persahabatan tetapi alya sama sekali tak pernah melihat kakak nya nina sebelum nya. Karna sejak kakak nina tamat SMA ia langsung melanjutkan studi nya keluar negeri.
"Entar aku kenalin deh sama kakak aku." ujar nina.
Selang beberapa menit tampak kakak nina sedang menuruni anak tangga menuju ke dapur nya untuk mengambil air minum.
Nina yang melihat kakak nya langsung berlari memanggil nya.
"Kak rendy sini deh..nina mau kenalin nih sahabat nina yang dulu pernah nina ceritain." ujar nina sambil melambaikan tangan nya memanggil kakak nya.
Rendy segera menghampiri adik nya.
"makasih ya kak..udah bantu nina pindah kesekolah yang sama dengan teman nina!!
"Oh itu alasan nya kenapa nina maksa banget pindah kesekolah yang biasa-biasa aja, padahal bnyak sekolah bertaraf internasional dikota ini." ujar rendy dalam hati nya.
"Alya, kenalin ini kak rendy." ujar nina
Alya mengulurkan tangan nya dan rendy menerima uluran tangan nya.
"Saya rendy, kakak nya nina." ujar rendy dan segera menarik tangan nya.
"Cantik juga temen nya nina. Udah tinggi, ramping, putih lagi kayak salju. nggak kayak si nina, gendut." batin rendy dan ia tertawa lucu dalam hatinya, karna melihat adik nya yang bertambah gendut setiap hari.
Rendy merasa ada yang berbeda didalam hatinya setelah perkenalan nya dengan Alya. Padahal rendy yang berwajah tampan itu disukai banyak wanita tetapi rendy tidak pernah tertarik dengan wanita-wanita yang pernah mendekati nya karna rendy memang terlalu memilih dalam soal pasangan, tapi berbeda dengan alya, entah kenapa dia begitu tertarik dengan wanita satu ini.
"Akan tetapi bagaimana mungkin aku bisa menyukai nya? alya kan masih anak sekolahan sama seperti adik aku!!! tapi akh..masa bodoh karna kita tak pernah tau kapan cinta itu hadir dan kita tak bisa memilih kepada siapa cinta itu diberi karna ia hadir dengan sendirinya." ujar rendy dalam lamunan nya.
"Nina..!!!" sapa rendy kepada adik nya yang lagi asik membaca novel ditaman belakang rumah sambil memakan snack nya.
"Hhemmm!!!" jawab nina cuek tanpa melihat ke arah kakak nya.
"Udah berapa lama sih temenan sama alya?? kok kakak gak pernah tau?"tanya rendy yang sedang berbasa basi.
"Udah lama sih sekitar lima tahunan gitu kalau nggak salah. emang kenapa kakak nanyak? tertarik sama alya?" jawab nina yang masih asik dengan buku novel nya.
rendy tak menjawab pertanyaan adik nya.
"Kalau begitu boleh dong sering ajak alya main kerumah!! yaa biar kamu nggak kesepian selama tinggal dirumah kakak." ujar rendy beralasan, padahal sebenar nya rendy lah yang ingin sering bertemu dengan alya.
Nina menghentikan kegiatan membaca novel nya dan melihat ke arah kakak nya yang sedang tersenyum sendiri.
"Kakak suka ya sama alya???" ujar nina yang menggoda kakak nya.
"Hheemm gimana ya..kakak suka aja melihat kamu berteman sama dia, kayak nya orang nya sopan dan baik." ujar rendy yang memasang ekspresi salah tingkah.
"Alya itu memang baik banget kak. emang kenapa tiba-tiba kakak ngebahas alya, kalau kakak suka sama dia, mau aku kasih tau nomor handphone a?" nina tau kalau kakak nya pasti menyukai alya, soal nya ia bisa melihat dari ekspresi wajah kakak nya yg memerah dan semangat ketika membahas tentang alya dan biasanya rendy tak pernah perduli dengan siapa nina berteman.
"Bolehlah, manatau jodoh!" jawab rendy senang dengan senyum nya yang terkembang.
"Entar ya aku ijin dulu ke alya, kali aja dia nolak!!" nina meledek kakak nya.
"Mana mungkin teman kamu nolak, kakak kamu kan tampan." ujar rendy sambil berdiri dari tempat duduk nya.
"cihhh, sok kegantengan banget sih." balas nina dengan tatapan sinis nya.
"Kakak mau kemana? nih nomor ponsel alya." nina memberikan ponsel nya kepada kakak nya.
Rendy segera kembali menghampiri adik nya dan mengambil ponsel nya. ia mengetik menyimpan nomor ponsel alya dihandphone nya.
Nina sama sekali tak keberatan jika kakak nya menjalin hubungan dengan sahabat nya karna nina nggak mau kakak nya salah pilih pasangan lagi dan menurut nya alya lebih pantas menjadi kekasih kakak nya
Dulu sebelum mengenal alya rendy pernah memiliki seorang pacar tetapi nina tidak menyukai pacarnya rendy karna nina tau wanita itu hanya memanfaatkan kekayaan kakak saja dan syukurlah akhirnya kakak nya sadar dan memutuskan hubungan nya dengan wanita itu.
***
Keesokan harinya,
Nina meminta alya untuk main lagi kerumah nya untuk melanjutkan episode drama korea yang selanjutnya, tentu saja alya tidak merasa keberatan karna alya juga sering kesepian dirumah nya sebab ibu nya alya juga jarang berada dirumah.
"Alya,,gimana kak rendy udah ngehubungin kamu?" tanya nina yang penasaran bagaimana kelanjutan pendekatan kakak nya dengan alya.
"Kayak nya belum deh, memang nya ada perlu apa kak rendy meminta nomor aku? emang nya kak rendy takut kamu bolos sekolah?" uajr alya bercanda.
"Ya nggaklah..mana mungkin aku bolos, aku ini kan anak baik alyaaa." jawab nina jengkel dan alya pun tertawa melihat sahabat nya memasang wajah kesal nya.
Alya tidak tau tujuan rendy yang sebenar nya yang meminta nomor ponsel nya, alya hanya beranggapan mungkin karna rendy khawatir sama adik semata wayang nya.
Alya mendengar suara ponsel nya berdering dengan nomor yang tidak ia kenal.
"hallo Alya, ini rendy kakak nya nina," rendy memulai percakapan mereka.
"Ohh kak rendy, ada apa ya kak?" tanya alya
"Cuma mau nanyak, kalian sudah pulang sekolah belum?" Rendy mulai berbasa basi.
"Baru aja mau keluar dari kelas kak." jawab alya polos.
"Kita barengan aja ya pulang nya, kantor kakak juga ngelewatin sekolah kalian kok." Rendy hanya beralasan saja padahal rendy ingin bertemu dengan alya karna entah mengapa rendy merasa jatuh cinta setiap kali melihat wajah alya yg cantik dan polos itu.
"Baiklah kalau begitu kak, kami tunggu ya" alya menutup telpon nya.
"Kak rendy ya alya?? mau ngapain dia nelpon?" tanya nina yang sedang melihat jalan raya untuk menghentikan taksi.
"Katanya kak rendy mau jemput kita" jawab alya.
"Baguslah kalau dia mau jemput. berarti kita nggak perlu nunggu naik taksi." ujar nina sambil mengibaskan tangan nya karna nina merasa kegerahan.
"tiitt..tiitt," Suara klakson mobil rendy menghentikan percakapan nina dan alya.
Nina bergegas menghampiri mobil kakak nya dan menarik tangan alya, ayok!!! tuh kak rendy dah datang. jangan buat dia menunggu lama,, ntar dia ngamuk kayak singa." ujar nina sambil berjalan cepat dan alya berlari kecil mengimbangi langkah nina yang panjang.
Didalam mobil nya,
Rendy tersenyum dan sesekali mencuri pandang menatap alya dari kaca spion depan karna posisi alya duduk dibangku belakang sedangkan nina duduk disamping rendy.
Alya merasa risih karna rendy selalu melirik nya. Agar suasana tidak terlihat kaku rendy memulai pembicaraan nya.
"Kalian laper gak??" tanya rendy.
Dengan cepat adik nya menjawab, "ya lapar lah kak, ini kan udah jam nya makan siang." nina melirik melihat kakak nya.
"Kalau begitu kita pergi makan dulu ya, emang kalian mau makan apa?" tanya rendy.
Nina kembali menjawab nya dengan cepat "Apa aja boleh yang penting kita ditraktir, ya kan alya?" ujar nina sambil melihat ke arah dimana alya berada.
Alya tak menjawab nya, ia hanya tersenyum tipis.
Tidak berapa lama rendy langsung memarkirkan mobil nya disebuah restoran.
Alya dan nina pun segera masuk, rendy berjalan menyusul dibelakang mereka.
Setelah memesan makanan nya, rendy bertanya kepada alya.
"Setelah lulus nanti kamu berencana kuliah dimana alya?" tanya rendy.
"Kalau rencana sih dikota ini aja kak..banyak kok perguruan tinggi yang bagus disini. Lagian kalau memilih tempat kuliah yang jauh kasihan sama mama kak." jawab alya.
"Oh gitu, mau ambil jurusan apa rencananya?" Rendy kembali bertanya.
"Rencana nya sih arsitek kak" jawab alya.
"Waw, bagus tuh jurusan arsitek, entar kamu bisa bekerja diperusahaan kakak karna usaha kakak bergerak dibidang kontraktor dan sangat membutuhkan seorang designer." ujar rendy.
"Kok kamu bisa kepikiran ambil jurusan arsitek?" tanya rendy.
"Iya kak, almarhum papa dulu juga seorang arsitek, disaat karir nya yang hampir sukses, papa malah meninggal." jawab alya dan tertunduk sedih.
"Hhemm..maaf alya seharus nya saya tidak bertanya seperti itu." ujar rendy menyesal karna membuat alya jadi bersedih.
Nina memotong pembicaraan mereka, karna nina melihat wajah sedih alya dan ia ingin merubah suasana nya.
"Jadi ceritanya sekarang ini kak rendy ngarep alya kerja dikantornya kakak atau ngarep alya jadi pacar kakak?." ujar nina sambil tertawa pelan.
Rendy membulatkan matanya menatap nina, karna menurut nya nina terlalu blak-blakan.
Pesanan mereka pun akhir nya tiba dan mereka menyantap makan siang dengan beberapa obrolan ringan lain nya. setelah perut mereka terasa kenyang. Rendy mengajak adik nya dan alya untuk segera pulang, karna rendy ingin segera beristirahat.
Sesampainya dirumah rendy naik kelantai atas dan pergi kekamar nya untuk beristirahat sedangkan nina dan alya duduk diruang tv untuk melanjutkan drama korea nya.
"Alya," nina memanggil nama alya.
"Hemm" jawab alya yang masih fokus menatap layar laptop nina.
"Kamu sukak gak sama kak rendy?" tanya nina.
alya yg semula fokus menatap layar laptop memalingkan wajah nya melihat ke arah wajah nina.
"Apaan sih?" tanya alya dan kembali melihat layar laptop.
"Aku setuju banget kalau kamu pacaran sama kak rendy soal nya kalian terlihat serasi. kamu cantik dan kak rendy tampan." nina terbawa suasana drama korea nya.
Alya menjitak kepala nina pelan karna ia merasa khayalan nina sudah kejauhan.
Akan tetapi sebenar nya alya juga menyukai rendy dan punya perasaan lebih dari sekedar kakak.
Gambar ilustrasi alya yang masih SMA
Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore, alya ingin berpamitan untuk pulang kerumah nya.
Nina mengantarkan alya kedepan pintu rumah nya dan rendy yang sedang duduk diruang tamu sambil memainkan laptopnya melihat alya berjalan keluar pintu rumah.
Ia segera bangkit dari tempat duduk nya dan menghampiri mereka.
Rendy tau ini adalah kesempatan emas untuk mendekati alya.
"Kamu mau pulang alya? biar kakak yang antar ya!! soalnya udah sore banget nih entar takutnya kamu kemaleman dijalan lagi?" ujar rendy beralasan, padahal ia memang ingin mendekati alya.
"iya nih alya udah mau maghrib." timpal nina
"Memangnya nya kak rendy ngga repot?" tanya alya karna ia tak enak rendy menghentikan kegiatan nya tadi.
"Kak rendy itu nggak pernah repot, nyantai terus hidup nya." jawab nina.
Tangan nina menyikut perut rendy yang berdiri disebelahnya.
"Iya kok ngga repot," ujar rendy dan tersenyum memandang wajah cantik alya.
Rendy bergegas menuju mobil nya yang terparkir dihalaman depan garasinya.
Alya tak dapat menolak tawaran mereka karena memang sebenarnya alya juga senang diantar pulang oleh rendy.
Alya begitu canggung duduk berdua didalam mobil dengan seorang lelaki karena selama ini alya memang tak pernah berpacaran ataupun dekat dengan laki laki manapun sebelum nya.
Rendy fokus melihat jalan dan sesekali melirik kesamping mencuri pandang melihat wajah alya.
"Ini mau dianter kemana ya alya..kok saya nggak dikasi tau alamat nya," ujar rendy yang bingung mau berbelok ke arah mana.
"ohh iya kak aku lupa, kejalan merak ya kak..kompleks perumahan indah permai," jawab alya.
"Pacar kamu ngga marah kan kalau saya yang nganter kamu pulang?" ujar rendy berbasa basi padahal ia sengaja ingin mengintrogasi alya apakah ia sudah punya pacar atau belum sebab tidak mungkin wanita secantik alya belum memiliki kekasih.
"Alya nggak punya pacar kak," jawab alya malu.
"Serius?" tanya rendy meyakinkan jawaban alya.
Alya hanya menganggukkan kepala nya.
Rendy tersenyum mendengar jawaban alya yang memuaskan hati nya berarti ia punya kesempatan untuk mendapatkan alya karna rendy memang ingin sekali menjadikan alya yang cantik ini sebagai kekasih nya.
Rendy memang banyak disukai wanita tetapi tak satu pun yang mengena dihatinya dan rendy menganggap mereka hanyalah hiburan yang berlalu begitu saja.
Tapi bukan berarti rendy seorang playboy, hanya saja rendy merasa kesulitan untuk menghindar dan menolak ajakan mereka, walau hanya sekedar makan malam bersama karena dia memang orang yang sangat menjaga perasaan wanita.
Sesampai dirumah alya, rendy memarkirkan mobilnya ditepi halaman rumah alya yang memang tak berpagar.
Tampak rumah kecil sederhana namun memiliki seni arsitektur yang indah dan terdapat hamparan rumput hijau yang menutupi halaman rumah nya dan memiliki taman kecil yang menambah keasrian nya.
"Alya, turun ya kak!" ujar alya yang ingin membuka pintu mobil rendy.
Rendy dengan cepat menarik tangan alya yang hendak membuka pintu mobil nya hingga membuat alya terkejut.
alya membalikkan badannya dan alya menatap wajah rendy dengan tatapan heran.
"Alya,,sebenar nya aku suka sama kamu, bolehkan aku jadi pacar kamu?" Ujar rendy yang mencoba mengungkapkan perasaaan nya karna rendy telah jatuh cinta kepada alya sejak pandangan pertama nya.
Alya hanya terdiam dan masih menatap wajah tampan rendy.
Alya bingung menjawab nya karna ia tak tahu harus bilang apa.
"Aku serius alya." ucap rendy meyakinkan perasaan nya ke alya
"Iya, aku tau ini terlalu cepat tapi aku yakin dengan perasaan aku ke kamu, aku sayang kamu alya!" ujar rendy sambil memegang pipi alya.
Alya masih terdiam dan ia memejamkan matanya lembut karna alya masi tak percaya dengan ungkapan cinta rendy kepadanya. "Bagaimana mungkin rendy yang tampan dan sukses memilih aku sebagai kekasihnya sedangkan aku masih anak SMA yang masa depan nya belum jelas dan aku juga bukan dari keluarga yang terpandang seperti dirinya." ujar alya dalam hati nya.
Masih ada keraguan dihati nya, alya takut rendy hanya mempermainkan perasaan nya saja tapi di sisi lain hati nya, ia juga tak ingin menolak dan melepaskan kesempatan ini karna sebenarnya alya juga menyukai dan mengagumi rendy yang sukses diusia muda nya.
"Baiklah, kita coba!!" jawab alya singkat.
Rendy yang mendengar jawaban alya malah tertawa dan alya mengerutkan dahi nya.
"Kenapa tertawa, memang nya ada yang lucu?" tanya alya dengan wajah polos nya.
"Kamu itu memang lucu alya, kamu kira menjalin hubungan hanya untuk coba-coba? atau kamu ragu sama aku??" tanya rendy sambil mencium tangan lembut alya.
"Alya menjadi canggung dengan perlakuan rendy karna selama ini ia tak pernah disentuh pria mana pun tetapi alya berusaha bersikap biasa saja.
"Jadi sekarang kita resmi pacaran kan?" tanya rendy untuk meyakinkan jawaban alya.
Alya hanya menganggukan kepala nya mengiyakan.
Rendy mengelus rambut panjang alya.
"Kamu memang berbeda alya, kamu sangat istimewa." ujar rendy dalam hati nya.
"Alya masuk dulu ya kak?" ujar alya sambil membuka pintu mobil nya.
"Alya, panggil aja rendy." ujar rendy karna ia tak ingin lagi ada jarak di antara mereka.
"Okey." alya segera berjalan masuk kehalaman rumah nya.
Rendy segera melajukan mobil nya dan kembali pulang kerumah nya.
Alya masuk kerumah nya dengan wajah sumringah.
ibu nya yang sejak tadi memperhatikan anak nya, ada yang berbeda dengan nya.
"Kenapa kamu senyum-senyum begitu??" tanya ibu nya.
"nggak ada kok ma, alya cuma seneng aja jam segini sudah ada mama dirumah!" jawab alya berbohong.
Alya tak ingin ibu nya tau kalau alya sudah mempunyai seorang pacar karna ibu nya pasti melarang keras dan alya memutuskan untuk menyembunyikan hubungan dengan rendy.
***
Keesokan paginya, ponsel alya berdering dan membangunkan tidur nyenyak nya, ia melihat layar ponsel nya ternyata nina yang menelpon nya. ia segera menerima panggilan telpon nya
"Morning alya, hari ni kita berangkat kesekolah barengan ya!! mumpung kak rendy mau anterin kita nih." ujar nina
"Morning too nina, iya ini aku mau mandi." jawab alya yang masih memejamkan matanya.
"Kamu baru bangun? cepetan alya."
nina memutuskan sambungan telpon nya.
Alya segera membuka mata nya dan bergegas masuk kedalam kamar mandi, ia segera memakai seragam sekolah nya dan menyantap sarapan nya.
Tak selang berapa lama mobil rendy sampai didepan rumah alya dan rendy membunyikan suara klaksonnya. Alya pun keluar rumah dan berpamitan ke mama nya.
Didalam mobil.
"Alya sebentar lagi kan kita liburan semester nih,,kamu ada rencana mau liburan kemana?" tanya nina.
"Kayak nya aku gak kemana kemana nin, palingan juga dirumah, mama kan kerja". jawab alya yang memang tak pernah berpiknik untuk menghabiskan liburan sekolah nya.
"Bagaimana kalau kita liburan kepuncak bareng kak rendy. mau kan kak??" nina terlihat begitu bersemangat kalau membahas tentang liburan.
" boleh" jawab rendy singkat
Emang nya kamu nggak kerja??" tanya alya yang memberanikan diri memanggil rendy dengan kata "kamu".
"Kita bisa berangkat dihari weekend sayaaang!" ujar rendy sambil melihat wajah alya dari kaca spion depan.
"Sayaang??" nina merasa bingung dengan ucapan kakak nya yang memanggil alya dengan sebutan sayang.
Rendy tersenyum melihat adik nya.
"Alya sekarang udah jadi pacar kakak". ujar rendy sambil mengelus dagu adik nya.
"Hah??" ujar nina dengan ekspresi terkejut.
"Memang nya kapan jadian nya?" tanya nina yang masih tak percaya dengan ucapan kakak nya.
"Baru aja kemarin nina." jawab alya.
"Kalau gitu kita jadi liburan kepuncak nya ya!! sekalian merayakan hari jadian kalian." ujar nina sambil memeluk lengan rendy sebagai ucapan selamat nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!