NovelToon NovelToon

Don'T Come Back

Akhir bersama Aby

“Sha, jangan lari-lari ih capek tau ngejarnya” Teriak Aby ketika mereka sedang bermain di taman di dekat rumah mereka.

Wanita berambut hitam kecoklatan itu terus berlari kecil dan tertawa sambil melihat kearah Aby yang terlihat kelelahan karena terus mengejarnya. “Ayo kejar dong, masa gitu aja capek sih, lemah kamu huuu” jawab Aresha seraya menjulurkan lidahnya kearah Aby.

Aby lalu duduk di kursi di bawah salah satu pohon sambil meminum minuman yang telah dibelinya sebelum mereka bermain di taman. Akhirnya Aresha mengalah dan menyusul Aby untuk duduk disebelahnya. “Kamu tau gak kenapa aku suka main lari-larian disini sama kamu ?” Tanya Aresha.

Bagi Aby dan Aresha, bermain lari-larian di taman bukan merupakan hal baru yang mereka lakukan, mereka berdua sering menghabiskan sore bersama di taman ini.

“Byyyyyyyy” Teriak Aresha tepat di telinga Aby. 

“Aww” Aby meringis seraya mengelus telinganya.

“Aku tanya kamu malah bobo” Ujar Aresha dengan menunjukkan ekspresi cemberut.

“Iya sayang, kenapa ? kamu nanya apa ? ulang gih aku gak sengaja bobo tadi, maaf yaa” Jawab Aby sambil mengelus lembut rambut Aresha.

Seketika Aresha kembali menampilkan wajah ceria dan kembali bertanya dengan bersemangat. “Kamu tau gak kenapa aku suka main lari-larian disini sama kamu ?” tanya Aresha kembali.

“Hm... karena kamu suka kalo dikejar cowok ganteng kaya aku, yakaaannn ?” Jawab Aby dengan kedipan di matanya yang membuat Aresha langsung tertawa.

“Ish Apasih PD banget kamu” Jawab Aresha sambil tertawa.

“Aku suka main lari-larian di taman ini sama kamu karena aku ngerasa nyaman ngabisin waktu aku di tempat yang indah banget kaya gini sama orang yang aku cinta, rasanya kaya tenang banget.” Ujar Aresha.

“Jadi kamu cinta aku nih ?” Tanya Aby dengan tatapan menggodanya.

“GAKKKKKKKKKKKKKKKK!!!” Jawab Aresha sambil memasang muka cemberut dan berlari menuju tempat parkir mobil Aby untuk pulang karena hari sudah mulai gelap.

Aby tertawa seraya menyusul Aresha menuju mobilnya. “Kamu jahat ih main tinggal aja” Ujar Aby kepada Aresha yang masih tetap diam dan memasang muka cemberutnya.

“Hahahahaha” Tawa Aby kembali dan melajukan mobilnya untuk mengantar Aresha pulang kerumahnya.

Ya begitulah Aresha, ketika Aby menggodanya, dia selalu memasang muka cemberut yang menggemaskan dan itu yang selalu membuat Aby tertawa.

***{}***

Seperti biasa sarapan menjadi rutinitas pagi Aresha sebelum pergi ke sekolah, dia tidak bisa pergi dengan keadaan perut belum terisi karena menurutnya ketika perut kosong, maka dia tidak akan bisa menjalani hari dengan penuh keceriaan seperti biasanya. 

“Assalamualaikum” Ucap Aby sambil mengetok pintu rumah Aresha.

“Waalaikumsalam, masuk nak ayo ikut sarapan sama Aresha” Jawab Ibu Aresha.

“Iya Bunda” Aby langsung menuju ke ruang makan untuk sarapan bersama Aresha.

Aby sudah cukup dekat dengan Ibu Aresha karena sebelum berpacaran, Aby dan Aresha sudah lama dekat dan Aby sering mengunjungi Aresha dan Ibunya dirumah.

“Princess lama banget makannya” Goda Aby kepada Aresha.

“Bukan aku yang lama makannya, tapi kamu yang kecepetan datengnya” Jawab Aresha sambil mengunyah nasi goreng yang dibuatkan oleh ibunya.

“Iya nih, biar bisa sarapan gratis hehehe” Ujar Aby sambil tertawa kecil.

Dasar!

Setelah sarapan Aresha dan Aby berpamitan kepada ibu Aresha untuk pergi kesekolah. Selama di perjalanan menuju sekolah, Aresha merasakan perbedaan pada sikap Aby, ketika didalam mobil mereka biasanya bernyanyi bersama ataupun bercanda. Tapi kali ini, Aby lebih banyak diam. Aresha yang menyadari perbedaan itu langsung mencairkan suasana dengan mengganggu Aby dengan mencolek pipi Aby.

“Aby sayang tumben banget diem, kenapa ?” Tanya Aresha.

Aby tersenyum “Gapapa sayang, ada yang mau aku omongin tapi nanti ya pas pulang sekolah”.

Aresha berdecak “Kamu ih bikin aku penasaran, sekarang aja kalo mau ngomong”

“Nanti ya sayang pulang sekolah kita ke taman ya aku mau ngomong disana” Jawab Aby seraya tersenyum.

Aresha mengangguk sambil memasang muka cemberut.

***

Jam istirahat sekolah telah tiba, biasanya Aby sudah berada didepan kelas untuk mengajak Aresha makan bersama di kantin sekolah, tapi kali ini Aresha tidak melihat sosok Aby didepan kelasnya. Aresha semakian penasaran, kenapa Aby bersikap sangat berbeda hari ini, pikirannya hanya tertuju kepada apa yang sebenarnya ingin Aby katakan.

Sudah tidak terhitung berapa kali Aresha menunduk untuk melihat jam di tangannya, Aresha sudah tidak sabar untuk pulang dan berbicara dengan Aby. 

“Teeeeeeeetttt” Bunyi bel pertanda jam pulang sekolah telah tiba.

“Akhirnya” Ujar Aresha. Dia langsung menuju parkiran dan menunggu Aby disana. Tak lama, Aby pun muncul dan mereka segera menuju taman seperti yang Aby katakan pagi tadi.

Sesampainya di taman, Aresha dan Aby langsung turun dari mobil dan mencari tempat duduk untuk mereka berbicara. Setelah cukup lama mereka duduk dan saling diam, akhirnya Aresha memutuskan untuk berbicara lebih dulu.

“Kok kamu diem ? apa yang mau kamu omongin sama aku ?” Tanya Aresha.

Aby menatap Aresha dalam, ada raut kesedihan yang terlihat dari wajah Aby.

Aby tidak menjawab, keduanya kembali terdiam.

Tiba-tiba Aby memegang tangan Aresha, “Aku mau pindah sekolah” Ujar Aby

Aresha terkejut, seketika raut wajahnya berubah. Aresha mencoba tetap tersenyum meskipun kesedihan tetap tampak di wajahnya.

“Ya gapapa dong, biarpun kita gak ketemu di sekolah tapi kita masih bisa ketemu diluar atau gak dirumah kan ?” Tanya Aresha tetap dengan senyumannya.

“Aku mau kita putus” Jawab Aby datar.

Jleb! Tiba-tiba dunia Aresha terhenti. “Maksud kamu apa ?” Tanya Aresha lagi.

“Aku udah gak cinta lagi sama kamu dan aku mau putus!”

“By, bercandanya gak lucu!” Jawab Aresha ketus.

“Aku serius sha, aku minta maaf selama ini aku cuma pura-pura cinta sama kamu dan sekarang aku udah gak bisa berpura-pura lagi, aku mau hubungan kita selesai sebelum aku meninggalkan kota ini.”

“Maksud kamu ?”

“Iya, aku bukan cuma pindah sekolah, aku akan pindah keluar kota” Jawab Aby.

 “By, kita bisa LDR biarpun kamu tinggal di luar kota” 

“Sha! Kamu harus sadar, jadi cewek jangan terlalu polos, aku gak pernah cinta sama kamu, jadi stop buat pertahanin hubungan ini!” Bentak Aby.

Aresha menangis sejadi-jadinya, dia tak percaya, Aby- cinta pertamanya dan yang dia kira orang yang paling menyayanginya ternyata selama ini hanya berpura-pura mencintainya.

Aby kembali terdiam, dia hanya memandangi Aresha yang sedang menangis.

“Aku minta maaf sha”

Lalu Aby pergi meninggalkan Aresha yang sedang menangis di taman.

Disini, di taman yang selalu bisa membuat Aresha bahagia ketika bersama Aby kini berubah menjadi tempat yang akan selalu diingat Aresha dengan kenangan yang menyakitkan bersama Aby.

“Jaga diri kamu sha” Ucap Aby pelan sambil membelakangi Aresha.

Hanya Aby yang tau, betapa dia sangat mencintai Aresha, dia hanya tidak ingin Aresha merasakan kesedihan atas kepergiannya, dia ingin membuat Aresha membencinya.

Hari baru untuk Aresha

Setelah pertemuan terakhirnya dengan Aby, Aresha terus berdiam diri dikamar. Aresha tidak percaya kalau selama ini Aby hanya berpura-pura mencintainya. Aresha tau itu, dia tau Aby benar-benar tulus mencintainya. Tapi mengapa Aby tidak mempertahankan hubungan mereka ? pertanyaan itu yang selalu muncul dalam benak Aresha.

Hari berganti, Aresha harus tetap menjalani rutinitas seperti biasanya yaitu sekolah. Tapi, kali ini tanpa ada Aby yang datang kerumahnya untuk pergi ke sekolah bersama, tak ada lagi Aby yang menemaninya sarapan dirumah, dan tak ada lagi Aby yang akan bermain kejar-kejaran di taman bersamanya.

“huhhhh” Aresha menarik nafas panjang seolah memberi isyarat dia harus tetap siap dalam keadaan apapun. Aresha lalu bergegas pergi kesekolah. Sesampainya di sekolah, Aresha langsung duduk dan menundukkan wajahnya di meja.

“Sha ?” Panggil Dini

Dini adalah sahabat satu-satunya yang dimiliki Aresha. Aresha dan Dini sudah lama bersahabat sejak mereka duduk di bangku SD. Oleh karena itu, mereka berdua bertekad untuk tetap berada di satu sekolah yang sama. 

“Sha ?” Panggil Dini lagi sambil mencolek badan Aresha.

“Iyaa ?” Jawab Aresha dengan nada yang sangat pelan.

“UKS yuk ?” Ajak Dini

Dini tau apa yang membuat Aresha tampak bersedih, jadi dia berinisiatif untuk mengajak Aresha ke uks untuk berbagi cerita dengannya.

“Hm” Jawab Aresha singkat.

“Lo duluan ke uks ntar gue nyusul, gue mau izin dulu sama bu sofi yaa”

“Iya”

Aresha pun berjalan sendirian menuju uks dan langsung berbaring di kasur yang tersedia di ruang uks tersebut.

Setelah Dini mendapat izin dari gurunya untuk menemani Aresha di uks dengan alasan klasik yaitu “Aresha sedang tidak enak badan”, dia langsung menuju ruang uks untuk menemui Aresha.

“Sha, Aby kenapa ?” Tanya Dini

“Pindah ke luar kota” Jawab Aresha sambil menghela nafas

“Are u okay ?”

“Gue putus sama Aby”

Dini terkejut, mungkin jika hanya pindah sekolah Aresha tidak akan sesedih ini, tapi ini tentang hubungan mereka, hubungan yang bisa membuat Aresha bahagia karena Aby lah cinta pertama Aresha.

“Kenapa ? Aby gak mau LDR ?”

Aresha menggeleng “Dia gak pernah cinta sama gue” Jawab Aresha lirih

“Maksudnya gimana” Tanya Dini bingung, karena selama ini yang dia lihat Aby sangat menjaga dan mencintai Aresha.

“Gue gak tau, dia bilang selama ini dia cuma pura-pura cinta sama gue” Tangis Aresha pecah dipelukan Dini.

Dini merasa ada yang aneh dengan Aby, dia tidak bisa mempercayai kalau Aby hanya berpura-pura mencintai Aresha.

***{}***

6 bulan berlalu, Aresha disibukkan dengan kegiatan belajar karena sebentar lagi ujian nasional dan ujian masuk universitas akan segera diadakan. Semenjak kepergian Aby, Aresha hanya fokus pada apa yang dia cita-citakan. Ya, meskipun sering kali Aby datang mengganggu pikirannya, tetapi Aresha sudah mulai terbiasa dengan keadaan seperti itu.

“Sha kantin yok” Ajak Dini

“Bentar, tanggung nih dikit lagi selesai” Jawab Aresha dengan tatapan tetap fokus pada tugas bahasa inggrisnya.

“Buru non, ntar keburu masuk les nih”

Mereka mengikuti les yang diadakan sekolah untuk menambah pengetahuan menjelang ujian nasional dan mengharuskan mereka untuk tetap berada di sekolah sampai sore hari.

“Iya iya” Jawab Aresha seraya menutup bukunya.

Aresha dan Dini berjalan menuju kantin dan duduk di salah satu kursi setelah memesan makanan mereka.

“Sha ntar lo kuliah mau ambil jurusan apa ?” Tanya Dini

“Gue rencananya mau ambil jurusan Fashion Design”

“DEMI APAAAAAAAA” Teriak Dini

“Duhhh apasih berisik tau gak” Ucap Aresha sambil menutup telinganya dengan sangat amat rapat karena tidak tahan mendengar suara Dini yang bisa membuat gendang telinganya rusak.

“Hehehe maaf deh, kayanya kita emang berjodoh deh sha. Dari SD, SMP, SMA, bahkan kuliahpun minat kita sama” cengir Dini

Aresha dan Dini memang sangat menyukai apapun yang berhubungan dengan dunia fashion bahkan mereka sudah sangat sering menggambar gaun-gaun impian mereka sendiri.

“Bilang aja lo gak bisa pisah dari gue, makanya lo selalu ngikutin gue kan ?”

“Idih PD banget lo, mau muntah gue dengernya” jawab Dini sambil menunjukkan gelagat akan muntah yang sengaja dibuatnya.

Begitulah sahabat, saling cela didepan tetapi jika ada yang menyakiti salah satu dari mereka, maka dialah orang yang paling depan untuk membela.

***

“SHAAAAAAAAAA!”

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”

Aresha dan Dini berteriak setelah melihat pengumuman kelulusan mereka. Ya, mereka dinyatakan lulus setelah berhasil melewati “hujan badai” saat ujian nasional.

“Gak nyangka ya kita bisa lulus” Ucap Aresha kepada Dini.

“Kalo gue sih nyangka ya, kalo lo ya kayanya agak sedikit syok lo bisa lulus dengan otak yang cenderung pas-pasan” Canda Dini dengan muka yang dibuat sesombong mungkin.

“Belagu lo nek lampir!” 

“Hahahaha”

“Btw, ujian tes masuk universitas 1 minggu lagi nih, lo udah siap-siap ?” Tanya Dini

“Belum, ntar pas pulang gue siapin deh, lo juga, jangan turutin kebiasaan lo yang baru sibuk sana sini pas H-1 acara” 

“Iyaaa, bawel lo kaya’ Mba Asih (ART dirumah Dini)”.

“Hahahaha enak aja!”

Mereka berjalan menuju kantin untuk menikmati makan dan sekedar duduk bercanda untuk terakhir kalinya sebelum mereka meninggalkan sekolah dan masuk ke universitas.

*Satu minggu kemudian*

Aresha dan Dini sudah sampai di kampus tempat mereka untuk mengikuti tes masuk universitas.

“Eh, kayanya di kampus ini banyak bibit unggul deh” Tanya Dini

“Bibit unggul ? maksud lo ? emang disini ada tumbuhan apa” Tanya Aresha polos

Dini menggeleng dan berdecak bersamaan dengan menatap wajah Aresha tak percaya.

“Lo tuh oon banget sih, lo itu polosnya kelewatan. Yang gue maksud bibit unggul itu berarti cowok ganteng bin tajir” Ucap Dini

“OOOHHHHHHHH, makin aneh deh bahasa lo gue gak ngerti” Lalu Aresha berdiri untuk pergi ke toilet sebentar.

“Heh mau kemana lo, main pergi aja”

“TOILET” Jawab Aresha setengah berteriak dan meninggalkan Dini sendirian.

***

“Bibit unggul ? si Dini mau kuliah atau mau nyari suami sih” Gumam Aresha yang tak habis pikir dengan obrolannya dengan Dini tadi.

“GUBRAKKKK”

Tiba-tiba tas Aresha terjatuh karena ditabrak oleh seseorang dan isi tasnya berserakan keluar.

“Eh maaf maaf gue gak sengaja, tadi gue buru-buru” Ucap Alfi, cowok yang menabrak Aresha sambil membantu Aresha memasukkan barang-barang yang terjatuh kedalam tas Aresha.

“Iya gapapa kok, aku juga gak liat kedepan tadi” Jawab Aresha dan segera memasukkan ponselnya yang terjatuh kedalam tasnya dan segera masuk ke toilet.

“Bener kata Dini disini banyak bibit unggulnya” Ucap Aresha dalam hati.

***

Aresha dan Dini segera keluar ruangan karena mereka sudah selesai mengikuti tes masuk universitas tersebut.

“Huhhh semoga hasilnya baik buat kita berdua ya, Amiin” Ucap Aresha lega karena sudah menyelesaikan tes tersebut

“Amiin” Jawab Dini

“Sha, gue mau makan siang dirumah kak Ilham, kangen gue sama anaknya, mau main disana. Lo mau ikut ?”

“Kayanya gak deh, gue  pusing mau istirahat dirumah. Lain kali aja yaa”

“Hmm yaudah iya, terus lo pulangnya gimana ?” Tanya Dini

“Gampang, ntar gue minta jemput bunda aja”

“Yaudah, gue duluan yaa, see you!”

“Iyaa, hati-hati” Ucap Aresha.

Aresha segera mengambil ponselnya untuk menelpon ibunya, tetapi dia melihat perbedaan pada lockscreen ponselnya.

“Perasaan gue gak ganti-ganti tampilan lockscreen deh kok bisa ganti sendiri” Gumam Aresha.

Lalu Aresha mencoba memasukkan password lock di ponsel tersebut

“What! Salah ?” Aresha terkejut

“Fix ini bukan hp gue”

Tiba-tiba suara dering pertanda ada pangglian masuk di ponsel tersebut

“incoming call from 0853xxxxxxxx”

Aresha melihat ke arah layar ponsel tersebut, ternyata nomor tersebut adalah nomor ponsel miliknya. Tiba-tiba, Aresha mengingat kejadian didepan toilet kampus dan barang di tasnya berserakan keluar. Dengan cepat Aresha mengangkat telpon tersebut.

“Halo, ini gue yang punya hp yang lagi lo pegang sekarang, hp lo ada di gue, kayanya hp kita ketuker pas jatoh di depan toilet tadi deh” Ucap Aresha tanpa jeda

“Iya, lo dimana sekarang ? biar gue samperin” Jawab Alfi

“Gue didepan pos satpam, lo masih inget kan muka gue ?” Tanya Aresha

“Iya inget, tunggu ya”

Beberapa saat kemudian Aresha melihat sosok laki-laki yang berlarian menuju kearahnya dan langsung menghampirinya.

“Nih hp lo, maaf yaa jadi ngerepotin gini” Ucap Alfi dan memberikan ponsel Aresha dengan senyuman di bibirnnya.

Aresha segera mengambil ponselnya dan mengembalikan ponsel milik Alfi

“Iya gapapa kok” Jawab Aresha

Alfi lalu mengulurkan tangannya ke Aresha “Salam kenal, gue Alfi. Gue semester 3 di fakultas teknik arsitektur”

Aresha juga mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Alfi “Salam kenal kak, aku Aresha, calon mahasiswa disini. Baru calon yaa soalnya belum tau lulus gak tesnya tadi hehehe” Cengir Aresha

Alfi tersenyum “Panggil nama aja, anggep kayak temen yaa”

“Eh ? iya maaf” Aresha menunduk malu

“Lo mau pulang ? mau gue anterin ?” Tawar Alfi

“Eh gak usah gapapa, gue mau telpon bunda minta dijemput” 

“Ohh oke, hati-hati yaa. Semoga hasil tesnya lulus biar bisa ketemu terus” Goda  Alfi sambil mengedipkan sebelah matanya.

“I-iya semoga” Jawab Aresha kikuk.

Aresha segera menelpon Ibunya untuk minta dijemput. Tak lama kemudian Ibunya datang dengan mobil Honda Jazz-nya. Mereka pun segera bergegas pulang kerumah.

Dunia baru

Tidak terasa hari yang ditunggu-tunggu Aresha pun tiba. Hari dimana Aresha resmi menjadi mahasiswa. Ya, Aresha dan Dini dinyatakan lulus di universitas tersebut dengan peringkat yang sangat memuaskan.

“Sha, abis sarapan di cek lagi yaa barang-barang yang disuruh bawa apa aja, Bunda gak mau kalo sampe kamu kena hukum pas ospek nanti” Ucap Ibu Aresha seraya menemani Aresha sarapan.

“Iya Bunda, semuanya udah aku siapin kok” Jawab Aresha.

Setelah menghabiskan sarapannya, Aresha bergegas pergi kekampus untuk mengikuti ospek sebelum memulai pembelajaran di bangku kuliah yang sebenarnya. 

Sesampainya dikampus, Aresha sudah disambut dengan senyuman Dini yang sangat merekah didepan gerbang kampus. Dini langsung menggandeng tangan Aresha untuk segera masuk ke dalam kampus tersebut.

“Akhirnya ya, gue udah gak sabar nunggu momen kayak gini” Ujar Dini bersemangat

“Momen apaan ?” Tanya Aresha bingung

“Duh, otak lo tu ditaro mana sih, emangnya lo gak nyambung sama omongan gue ?” Dini heran kenapa dia bisa sampai bersahabat dengan orang seperti Aresha. Aresha yang “sedikit lama berpikir” ketika diajak bicara benar-benar menguji kesabarannya.

“Ohhhhh gue ngerti sekarang, lo udah gak sabar buat kuliah disini kan ?” Tanya Aresha lagi dengan tampang polosnya.

Dini memberikan senyum miring kepada Aresha dan dibalas dengan tawa oleh Aresha.

***

“Nyari dimana nih ? emang ada yang mau ? orang disini belum ada yang kenal juga” Tanya Aresha pada dirinya sendiri.

Disisi lain, Alfi sedari tadi terus memandangi Aresha yang berjalan sendirian dengan raut wajah kebingungan. Lalu Alfi menghampiri Aresha dan menepuk pundaknya pelan.

Aresha menoleh “eh ? Alfi ?” Tanya Aresha ragu-ragu.

“Iya, Alhamdulillah deh kalo masih inget gue hehehe. Btw, lo lagi ngapain ? Kayaknya lagi bingung banget” Jawab Alfi.

“Iya sumpah bingung banget, kita yang lagi ospek disuruh kakak-kakak pengawas buat nyari 1 orang kakak tingkat buat dijadiin tim buat challenge pas perkemahan nanti. Ya gue bingung lah, gue kan anak baru disini, gue mana ada yang kenal apalagi sama kakak tingkat disini, lagian mustahil kalo ada yang mau diajak kayak...” 

“Gue mau!” Potong Alfi yang membuat Aresha langsung menghentikan ocehannya.

“Haaa ?!”

“Iya gue mau, kita kan udah kenalan jadi apa salahnya kalo gue bantu lo” Senyum Alfi

“Ini serius ? beneran ? gak usah deh, gue gak mau ngerepotin” Aresha pura-pura menolak 

“Yaudah kalo gak mau” Alfi berbalik dengan senyum jahilnya dan perlahan berjalan menjauhi Aresha

Aresha lalu mengejar dan menarik tangan Alfi “eh iya gue mau, please bantuin gue ya, gue gak ada yang kenal disini selain lo” Ucap Aresha dengan wajah memelas

“HAHAHAHA, dasar cewek!” Tawa Alfi dan dibalas cengiran oleh Aresha.

Lalu Aresha mengajak Alfi ke lapangan untuk mendaftarkan nama mereka sebagai tim pada saat acara perkemahan di hari terakhir ospek nanti.

Sesampainya di lapangan, Aresha bertemu Dini dengan seorang cowok yang sepertinya akan menjadi tim Dini nanti.

Dini melirik ke arah Aresha dan berbisik pelan “Sha, lo dapet bibit unggul kayak gitu dari mana ? gimana bisa dapet ? lo genit-genti sama dia ya ?!” Oceh Dini

“Enak aja lo! Gue udah kenal sama dia pas kita tes masuk universitas kemarin, tadi gak sengaja ketemu dan dia mau bantuin gue” Ucap Aresha.

“Lo kok gak bilang sama gue sih kalo lo ada kenalan bibit unggul disini”

“dih, penting banget gue bilang sama lo, bhay!” Aresha lalu pergi meninggalkan Dini dan menghampiri Alfi yang sedari tadi menunggunya.

***

Hari ini adalah hari terakhir ospek dimana acara terakhir dari ospek ini adalah diadakan perkemahan yang diadakan di kampus Aresha.

*Whatsapp*

Aresha : Fi, udah dimana ? gue tunggu di parkiran yaa

Alfi : Masih dijalan, bentar lagi sampe

Aresha : Yaudah nyetir sana, jangan sambil main hp

Alfi : Iyaa bawel

Semenjak pertemuan mereka kembali di hari pertama ospek Aresha, mereka mulai dekat dan sering chatting bersama.

Tak lama kemudian, Aresha melihat mobil Alfi memasuki parkiran kampus dan segera menghampirinya.

“Lama gak nunggunya ?” Tanya Alfi kepada Aresha.

“Gak kok cuma 2 menit”Cengir Aresha seraya mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya bersamaan.

Alfi tersenyum dan mengelus rambut Aresha. Aresha terdiam sejenak lalu tersadar ketika tangan Alfi merangkulnya.

“Kantin dulu yok, gue laper tadi dirumah belum makan” Ujar Alfi

Aresha hanya mengangguk dan mengikuti Alfi berjalan ke kantin.

***

Pukul 19.30 

“Selamat sore Adik-adik, hari ini adalah hari terakhir kegiatan ospek kalian sebagai mahasiswa baru disini. Untuk itu agar kalian lebih mengenal tentang kampus ini, kalian ditugaskan untuk mencari bendera yang sudah tim kami sembunyikan di beberapa ruangan dan mengumpulkannya sebanyak mungkin. Karena kalian sebagai mahasiswa baru disini, kalian akan berkeliling kampus bersama dengan tim yang telah kalian pilih agar kalian tidak bingung mencari ruangan yang ada di kampus ini. Baik, silahkan berkumpul bersama tim kalian masing-masing dan mulai pencarian sampai pukul 20.30, Good luck!” Ucap salah satu pengawas ospek di kampus Aresha.

Aresha dan Alfi mulai mengelilingi kampus untuk mengumpulkan bendera. Dari Perpustakaan, Ruang Dosen, hingga ruang kelas belajar mengajar mereka masuki.

“Huhhh, nih kampus luas juga ternyata, kalo gue ditinggal sendirian disini bisa nyasar gue” Ucap Aresha seraya menarik nafas tanda kelelahan setelah cukup lama berkeliling.

Alfi tersenyum “Belum terbiasa aja, ntar kalo udah agak lama dikampus pasti bakal inget sendiri jalannya”.

Jam menunjukkan pukul 20.30, Aresha dan Alfi bergegas kembali ke lapangan untuk mengumpulkan bendera yang mereka temukan dan duduk di tenda yang telah disediakan untuk beristirahan sebelum acara “Api Unggun” dimulai.

“Nih” Alfi memberikan minuman isotonik kepada Aresha

“Thanks” Tangan Aresha menyambut pemberian Alfi dan meminumnya sampai hampir habis.

“Makasih ya fi, lo udah mau repot-repot bantuin gue, kalo gak ada lo mungkin gue keliling kampus ini sendirian” Ucap Aresha.

“Iya sama-sama, gue seneng kok nemenin lo jalan hehe” Kekeh Alfi.

“Hahaha, bisa aja mas” Jawab Aresha.

“Hahahahaha” Tawa mereka berdua.

***

Seluruh mahasiswa sudah berkumpul ditengah lapangan untuk menghidupkan api unggun sambil bernyanyi, pertanda mereka sudah diakhir acara ospek yang diadakan untuk mahasiswa baru.

Aresha duduk ditengah-tengah antara Dini dan Alfi. Mereka duduk didepan api unggun sembari menghangatkan tubuh mereka karena sedari tadi mereka berada diluar ruangan dan berhadapan langsung dengan angin malam.

“Sha, gak mau ngenalin dia sama gue nih ?” Dini berbisik ke Aresha dan melirik Alfi sekilas.

“Apa sih, jangan malu-maluin gue deh lo” Ujar Aresha kesal.

“Pelit banget lo, jangan-jangan itu gebetan lo ya jadi lo gak mau gue rebut dia dari lo”

“Ssssssttt!” Aresha memberi isyarat kepada Dini untuk diam.

“Berisik lo, kalo mau kenalan ya kenalan aja sana, dia bukan gebetan gue!” Bantah Aresha.

Tiba-tiba datang seorang cowok yang langsung duduk disebelah Alfi

“Eh fi lo ikut acara kemah juga, kok gak bilang sama gue ?” 

“Emangnya lo mak gue ? gue harus lapor semua kegiatan gue sama lo gitu ? Ucap Alfi dengan tawa singkat

“Hahaha sialan lo! Lo ikut siapa disini ? Tanya Reza lagi

Reza adalah teman Alfi di kampus, mereka cukup dekat karena mereka sudah berteman sejak ikut tes masuk universitas.

“Nih kenalin, temen gue mahasiswa baru disini, gue ikut kemah buat bantuin tugas ospek dia” Jawab Alfi.

“SABIIIII, temen apa temen nih ?” Goda Reza kepada Alfi dan membuat Aresha sedikit salah tingkah.

Alfi tersenyum “sekarang masih temen, gak tau deh nanti” Cengir Alfi. 

Aresha hanya tersenyum canggung, dia tidak habis pikir bagaimana bisa Alfi berbicara seperti itu dan berhasil membuatnya sedikit blushing.

“Hai, gue Reza sohibnya Alfi” Reza menyalami Aresha

“Hai, gue Aresha”

“Hai, Reza” Lalu Reza menyalami Dini

Dini tersenyum “gue Dini” lalu menjabat tangannya dengan Reza.

“Nah kenalannya udah, sekarang gue mau tanya sama lo. Lo ngapain dateng ke perkemahan mahasiswa baru ? jangan bilang kalo lo buntutin gue ?” Tanya Alfi kepada Reza dengan raut wajah curiga.

“Emangnya lo cantik mau gue buntutin ?!” Ejek Reza kepada Alfi

Alfi tertawa “hahaha, terus kenapa lo ikut acara ini ?” Tanya Alfi lagi

Oh iya gue lupa kalo lo belom tau, adik sepupu gue kan diterima di kampus ini juga, karena dia belum ada yang kenal disini jadi dia minta bantuan gue buat jadi tim dia, kasusnya sama kayak lo sama si itu tuh” Goda Alfi sambil melirik ke arah Aresha.  

“Cih, alesan lo gak kreatif” Ucap Alfi

“Hahahaha” Tawa Reza

Lalu mereka berempat duduk didepan salah satu tenda di tengan lapangan, dan menghabiskan malam mereka dengan bernyanyi dan bercanda.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!