Aku berdiri menatap pemandangan yang terlihat dari balik jendela, halaman yang luas dan kebun yang subur terlihat sangat indah dan asing untukku karena biasanya aku hanya melihat gedung-gedung yang tinggi dan kepadatan yang terjadi di ibu kota.
Sudah seminggu aku berada di tempat yang asing ini, awalnya aku sangat kaget tiba-tiba terbangun di tempat asing dan sangat terganggu dengan reaksi para dayang yang berlebihan seakan-akan aku akan membunuh mereka jika mereka menyinggungku. Aku bahkan tidak mengira semua ini akan terjadi di hidupku yang sebelumnya sudah sangat sempurna untukku.
Tok..tok..tok..terdengar ketukan pintu yang membuyarkan lamunanku kemudian aku menoleh
"Masuk..." Kataku, kemudian seorang pelayan wanita paruh baya menghampiriku dengan hati-hati dan aku bisa melihat ekspresinya yang tegang dan takut, padahal aku hanya berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa yaa itu adalah kepala dayang wanita yang bekerja dikediaman ini. Namanya Asila Deminto
"Maaf mengganggu waktu Nyonya....Tuan As menyuruh saya memanggil anda ke ruangannya sekarang...." Kata Asila (kepala dayang wanita) dengan berhati-hati dan sambil menunduk tidak berani menatap ku
"Aa..apa!?...apakah sudah waktunya!!?..." jawabku dengan cemas karena ini adalah pertemuan pertamaku dengan suamiku, ahh bukan suamiku tapi suami wanita yang aku rasuki ini.
"Sial...apakah aku akan mati untuk kedua kalinya jika dia tau aku bukan istri aslinya, tapi...aku bahkan tidak tau apakah aku sudah mati di dunia sana...Aaakkkhh kenapa sih aku harus masuk ke dunia novel dan kenapa harus masuk ke tubuh wanita ini!!" teriak batin ku, aku sangat cemas karena aku sudah membaca sampai tamat novel tua yang aku dapat secara misterius ini, bagaimana awal dan akhir novel ini.
"Yy...Yaa Nyonya" jawab Asila yang menegang karena melihatku kalut dan tau kebiasaan Nyonya nya lakukan jika tersinggung, paling tidak pasti ada dayang yang terluka bahkan sampai ada yang mati
Aku hanya bisa mengela nafas sebentar dan mempersiapkan mentalku untuk bertemu suamiku
"Baiklah..ayo pergi.." kataku dengan berat hati dan masih sedikit cemas dengan apa yang akan terjadi nantinya
*FLASBACK ON*
-Seminggu sebelum kejadian misterius terjadi-
Namaku Sissy Amandania artis internasional berumur 29 tahun yang sedang berada di puncak karirnya, aku banyak memenangkan penghargaan film bergengsi diberbagai negara. Aku sudah berkecimpung di dunia hiburan sejak aku berumur 17 tahun, banyak lika-liku yang sudah kuhadapi sampai bisa menjadi aku yang sekarang.
Sekarang aku tinggal di Ibu Kota Columbus, Ohio sebuah negara bagian Amerika Serikat terluas ke 34 dan penduduk terbanyak ke 7 di Amerika Serikat dan aku sedang dalam masa istirahat selama 6 bulan karena baru menyelesaikan proyek film besar dan akan segera tayang.
Karena aku sedang masa istirahat, aku banyak menghabiskan waktu dirumah dan aku sedikit bosan karena tidak banyak kegiatan yang aku lakukan dirumah, hingga pada jam 10 pagi ada paket misterius datang padaku.
Ting..Tong..terdengar bell pintuku berbunyi, aku yang sedang duduk di sofa sambil menonton tv dan makan cemilan segera berlari kecil kearah pintu
"Siapa ya??" kataku sambil membuka pintu dan menatap seorang lelaki yang membawa kotak bingkisan berwarna coklat, yaa dia adalah pengantar paket
"Apakah anda Nona Sissy Amandania?" tanya pengantar paket
"Yaa itu saya" jawabku singkat
"Ohh ini ada paket untuk Nona Sissy" kata pengantar paket sambil menyerahkan kotak bingkisan berwarna coklat padaku
"Ahhh iyaa" Jawabku sambil menerima paketnya yang disodorkan padaku dengan mencari-cari nama pengirim paket tapi sesaat kemudian pengantar paket berkata
"Tolong tanda tangani disini" kata pengantar paket yang kemudian segera aku tanda tangani berkas yang disodorkan padaku, setelah itu aku masuk ke dalam rumah sambil membolak-balikkan kotak bingkisan untuk menyelidiki paket mencurigakan itu dan tak lama kemudian aku membuka bingkisan itu yang ternyata isinya adalah sebuah buku tua
"hmmm...buku? buku apa ini?" kataku yang masih tetap menyelidiki buku itu dan kemudian aku membaca tulisan sampul bukunya
"Kisah Sang Kegelapan Ankin....apakah ini novel? kebetulan sekali aku sedang bosan, aku akan membaca ini" gumamku sambil berjalan ke arah sofa dan mulai membaca novelnya
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul jam 5 sore, aku sangat terhanyut dalam alur cerita novel ini dan aku tidak sadar waktu sudah berlalu cukup lama hingga aku selesai membaca novelnya
Novel ini menceritakan tentang kehidupan gelap seorang anak laki-laki yang saat itu berumur 12 tahun bernama Ankin yang sudah di bunuh oleh ibunya tapi dengan beruntung dia bisa bertahan hidup, kemudian Ankin menjalani hidup dengan menyembunyikan identitasnya dan mulai mencari tau kenapa dia dibunuh bahkan dengan ibu kandungnya sendiri, saat dia menginjak umur 17 tahun dan mengetahui alasannya yang ternyata hanya karena sudah muak melihat anaknya, Ankin pun menjadi gelap mata dan hatinya di penuhi dengan kegelapan rasa kecewa marah murka sedih jijik dendam bercampur jadi satu hingga menarik Sang Kegelapan itu sendiri yang kemudian merencanakan pembalasan tersadis untuk ibunya yang menjadi akhir bagi ibu bahkan keluarganya. Ankin yang sudah membalaskan dendamnya ke ibunya itu pun malah merasa perasaan dendamnya semakin besar dan mulai menghancurkan kerajaan yang ditinggali ibunya bahkan setelah dia menghancurkan kerajaannya, dendamnya pun tidak padam dan malah semakin menjadi dan membuat Ankin semakin termakan kegelapan yang akhirnya dia mengakhiri hidupnya sendiri karena disaat-saat terakhir dia merasa hampa dalam dirinya tidak terkira dan mengingat momen kebersamaannya dengan keluarganya dulu yang membuatnya sangat terpukul dan tidak memiliki keinginan untuk hidup karena alasan hidupnya sudah tidak ada lagi selain balas dendam yang sudah terselesaikan.
"Gilaa cerita apa ini....hiks..hiks..kenapa dari awal sampai akhir..hiks..hiks.. tidak ada kebahagiaan untuk Ankin, hidupnya sangat menderita...huuuaaa...hiks...sangat tidak adil" gumamku yang sambil menangis tersedu-sedu dan berakhir ketiduran.
Beberapa saat kemudian aku terbangun dari tidurku
"Uhhg...sepertinya aku ketiduran karena lelah menangis tersedu-sedu, pasti mataku sangat sembab" Batinku sambil bangun untuk duduk dari tidurku
"Aakkh...kenapa kepalaku sangat sakit...ehhh dimana ini..." Gumamku sambil melihat-lihat sekitar kamar yang sangat asing dan aneh
"Memang ada ruangan seperti ini dirumahku?..tidak..tidak mungkin ada...tapi ini dimana.." kataku sambil bangun dari tempat tidur dan mencoba berjalan kearah pintu tapi saat berjalan aku melewati cermin dan aku tidak sengaja melihat pantulan diriku di cermin dan sangat kaget bahwa itu bukan diriku tapi wanita asing yang bahkan aku tidak kenal.
"Hahh!!!...Aa..apaa.. yang terjadi...ii..ini siapa!!?...lohh ini aku tapi bukan aku...siapa wanita ini" teriakku di depan cermin sambil memegang wajah, badan dan rambut dengan bergerak-gerak memutar dan mencubit tangan untuk memastikan apakah ini mimpi atau bukan tapi ini sangat nyata bahkan sakitpun terasa. Teriakan ku mengundang dayang yang masuk dalam ruanganku
"Nyo..nyonyaa...aa..anda sudah bangun!!? " kata dayang itu sambil menunduk gemetar ketakutan dan keringat bercucuran
"hmm!?...Nyonya!!?...Akuu!!??..." batinku
"Heii...ini dimana?" tanyaku pada dayang itu
"Ya?...Ahh...ii..ini kamar nyonya, di kediaman keluarga Philinore" jawab dayang itu yang masih gemetar ketakutan
"Apaa?...Philinore??.. sepertinya itu nama yang tidak asing...dimana aku pernah mendengar nama ini?..di filmku?.. hmmm bukan...bukan film, Aahhh aku ingat itu nama keluarganya Ankin kan di novel!?, tapi kenapa..." gumamku yang kemudian aku terdiam karena memikirkan sesuatu yang sangat mustahil
"Eeyyy....mana mungkin ini di kediaman Ankin Philinore yang itu...itu kan ada di dunia novel, masa iya aku masuk kedalam novel...haha..ha..ha tidak mungkin kan.."gumamku masih tidak percaya kalau ini di dunia novel sambil berjalan bolak balik dengan sedikit cemas
"Hei...kamu, aku mau tanya ini bukan kediaman Tuan As Philinore yang punya anak namanya Ankin Philinore dan katamu aku Nyonya...apakah namaku Allie Philinore?...bukan kan??...haha..ha..ha pasti bukan..." tanyaku ke dayang yang semakin gemetar ketakutan karen melihat wajahku yang tegang dan serius
"Aa..aa..anuu...me..memang benar ini kediaman Tuan As Philinore ya..yang punya anak bernama Ankin Philinore dan na..namaa Nyonya benar Aa..aallie Philinore" jawab dayang itu yang sedikit terbata-bata karena ketakutan
Aku yang mengetahui fakta ini, pikiranku seakan membeku tidak bisa berfikir apa-apa untuk beberapa waktu, diamku membuat dayang itu semakin ketakutan dan saat aku menyadarinya aku melirik dayang itu, dan dayang itu kaget dan membuat dia berlutut di hadapanku sambil menahan tangis yang sangat susah dia bendung, disitu pikiranku mulai kembali berjalan lagi dan mulai sadar bahwa sepertinya ini benar-benar ada di dunia yang aku baca
"Baiklah..kamu bisa keluar sekarang" kataku ke dayang itu karena aku kasihan melihatnya sangat ketakutan dan berlutut di hadapanku
"Bba..baikk...Nyo..nyonya!" Dayang itu segera berdiri dan berlari keluar ruangan
Bersambung.....
Hai reader terimakasih sudah membaca Novel amatir ini, aku akan terus belajar dan berusaha agar novel ini semakin bagus dan seru ceritanya🙏😘🤗
~Salam dari Duchess May~
Aku kembali termenung, mencerna semua hal yang terjadi dan mencoba menerima apa yang telah aku alami ini. Aku mulai mengingat-ingat kejadian-kejadian yang akan terjadi di novel dan aku baru menyadari jika aku adalah tokoh wanita yang psikopat yang membuat tokoh utama menghancurkan segalanya termasuk dirinya.
"Aku tidak percaya bahwa aku benar-benar masuk ke novel, aku dulu sempat berpikir bahwa orang yang mengalami time travel itu sangat keren karena mereka biasanya masuk ke tubuh tokoh utama atau tokoh yang penting yang akan menyelamatkan dunia..hah!! haha..ha..haha aku bahkan masuk ke tubuh wanita yang melebihi antagonis bisa dibilang wanita psikopat" batinku dengan perasaan yang tidak bisa di gambarkan sambil duduk dikursi
"Tunggu...sekarang Ankin umur berapa ya...jika sudah lebih umur 12 tahun itu berarti wanita ini sudah membunuhnya tp dia tidak tau bahwa Ankin selamat...itu akan sangat berbahaya...sepertinya aku harus bertanya ke dayang yang tadi...siapa pula namanya tadi" gumam ku
"Heii...apakah diluar ada orang?.." kataku dengan nada sedikit teriak karena ini ruangan yang luas
Tok..tok..tokk...pintu terbuka dan aku melihat dayang wanita paruh baya menggampiriku, kali ini dia hanya sedikit takut dan tegang tidak seperti dayang yang tadi sampai gemetar ketakutan sampai hampir menangis
"Apakah ada yang bisa saya bantu Nyonya?" tanya wanita itu
"Aku mau tanya berapa umur Ankin sekarang?" tanyaku
"....!!" dayang itu tampak kaget
" Kenapa kamu diam saja??...aku tanya berapa umur Ankin sekarang? " tanyaku lagi
"Maafkan saya Nyonya, Umur Tuan Muda Ankin masih 3 tahun" jawab dayang itu
"Apa masih 3 tahun!!?...berarti ini masih sangat jauh dari bencana yang akan datang, jika aku memperbaiki sikap Aille ini mungkin kedepannya tidak akan terjadi bencana dan aku juga tidak dalam keadaan yang berbahaya" batinku senang karena ini masih banyak kesempatan untuk menghindari bahaya yang terjadi ke depannya
"Bawa Ankin kesini" kataku
"Apaa!!!? jawab dayang itu reflek
"Aku bilang bawa Ankin kesini! kenapa aku selalu mengulang perkataanku, sepertinya kamu butuh pensiun ya atau cepat matilah saja!!" kataku dan kemudian aku tersadar dan kaget akan sikap dan kata-kataku
"Sial kenapa aku sangat tidak sopan kepada wanita paruh baya ini, apakah ini efek dari tubuh ini jadi aku terbawa emosinya dan kepsikopatan nya, ini tidak bisa dibiarkan...aku harus bisa mengendalikan jiwa dan raganya" batinku
"Ma..maafkan saya Nyonya....akan saya bawa Tuan Muda kesini segera" jawab dayang paruh baya itu dengan tegang dan dengan cepat berlalu keluar
Beberapa saat kemudian dayang itu membawa Ankin ke ruanganku, terlihat Ankin berjalan di belakang dayang itu dengan perlahan dan menunduk mendekat kearahku, aku bisa melihat bahwa Ankin sepertinya takut kepadaku
"Baiklah..kamu boleh pergi" kataku sambil menatap dayang paruh baya itu
"Ta..tapi..Nyonya...." dayang menjawab dengan ragu
"Huhh....aku tidak akan menyakitinya, jadi kamu tidak usah khawatir" kataku sambil mengela nafas panjang
"Kalau begitu saya permisi dulu" jawab dayang itu sambil menunduk dan pergi
"Nah...Ankin sini mendekat padaku dan duduk di sampingku" kataku sambil tersenyum hangat dan menepuk-nepuk kursi di sampingku, kemudian Ankin mendekat perlahan dan duduk disampingku, terlihat dia tegang dan menahan tangis karena takut, yahh aku mengerti kenapa dia takut, sepertinya aku harus berusaha untuk membangun kepercayaannya lagi padaku
"Sekarang setelah aku perhatikan, Ankin pasti memiliki trauma terhadapku (Aille) karena dari kecil dia sudah sering dimarahi dan diabaikan, bahkan dia pernah dipukul hanya karena tidak sengaja lewat di depannya...Dasar wanita gila!!!!.... huhh..haha..ha..dan sekarang wanita gila itu sudah jadi bagian dariku...huuuhhh....." batinku sambil memegang kepala dan menghela nafas panjang
Aku terdiam sejenak sambil memperhatikan tubuh mungilnya, rambut lurusnya berwarna hitam, mata berwarna biru, hidung mancung dan pipi yang cubby, dilihat pun dia nantinya akan menjadi lelaki dewasa yang tampan, bagaimana bisa Aille melakukan kekerasan pada anak yang sangat imut dan lucu ini, benar-benar psikopat.
"Emm...Ankin.." kataku sedikit ragu untuk memulai pembicaraan karena canggung, aku mencoba tersenyum hangat sambil membelai lembut kepalanya, terlihat Ankin menegang kaget sambil menutup mata dengan erat saat aku menyentuh kepalanya, mungkin dia mengira aku akan memukulnya lagi, tak lama kemudian Ankin yang merasa tidak terjadi apa mulai membuka matanya dan melihat kearahku
"Maafkan Ibu...Ankin..Ibu tidak akan melakukan hal buruk lagi padamu" kataku dengan masih tersenyum hangat dan membelai kepala Ankin
Ankin yang mendengar perkataanku itu terdiam sejenak
"Ibu...tidak akan marah lagi kepadaku?" tanya Ankin dengan suara yang lirih tapi masih terdengar
"Iyaa" jawabku
"Ketika aku tidak sengaja bertemu ibu...ibu tidak akan marah dan memukuliku lagi?" tanyanya lagi
"Dasar wanita gila!!...teganya kau lakukan itu pada Ankin....hiks" Batinku kesal sambil mengutuk Aille yang asli
"Iyaa Ankin...Ibu berjanji" jawabku dengan suara yang begetar dan mata berkaca-kaca menahan air mata agar tidak keluar reflek memeluk Ankin.
Aku yang bukan anaknya saja merasakan sakit hatinya apalagi Ankin sendiri pasti sangat berat untuknya. Hari demi hari dia lalui tanpa adanya kasih sayang dari Ibu dan Ayahnya, tidak hanya mengabaikannya bahkan orang tuanya melakukan kekerasan padanya, sungguh anak yang malang.
Aku tidak bisa membiarkan ini terus terjadi, jika ingin membuat Ankin menjadi anak yang normal maka dia harus mempunyai keluarga yang harmonis, sedangkan pasangan Philinore ini mempunyai hubungan yang sangat buruk, tidak ada cinta di antara mereka makanya pasangan Philinore ini mengabaikan Ankin
"Huhhh....sepertinya banyak hal yang harus aku lakukan, memikirkannya saja sudah sangat melelahkan" batinku sambil menghela nafas panjang
Aku melakukan percakapan santai dengan Ankin untung mengurangi kecanggungan, setelah itu Ankin kembali ke kamarnya dan aku yang lelah dengan semua ini memutuskan istirahat sejenak.
***
Sudah seminggu aku disini, banyak hal yang harus aku pikirkan, bagaimana aku bisa masuk ke novel? ini masihlah jadi misteri bagiku, aku akan mencari tau itu nanti. Sekarang bagaimana aku harus bertahan hidup disini? ini yang penting, aku harus mulai melakukan sesuatu untuk menghindari akhir yang buruk, semua ini tergantung aku.
*FLASBACK OFF*
Aku berjalan dibelakang Asila mengikutinya ke ruangan suamiku, saat berjalan aku melihat sekeliling ruangan, melewati koridor panjang dan mewah, seperti cerita di novel keluarga Philinore adalah salah satu dari tiga bangsawan di kerajaan ini yang kaya raya dan termasuk keluarga kuno yang memiliki sejarah di kerajaan ini, banyak para bangsawan hormat pada keluarga Philinore, bahkan raja pun tidak bisa sembarangan memperlakukan keluarga ini, benar-benar sia-sia jika akhir nya keluarga ini hancur di tangan anaknya sendiri karena ulahku.
Tidak terasa aku sudah sampai di depan ruangan untuk bertemu suamiku, hatiku saat ini sangat berdebar dan sedikit cemas. Mengingat cerita dinovel bahwa sebenarnya As Philinore (suamiku) ini memiliki sifat yang tegas dan bijaksana tapi ada satu sifatnya yang dia sembunyikan dan harus di waspadai yaitu sifat haus darahnya, jika ada yang menyinggung nya dia tidak segan-segan menghancurkannya bahkan kelurganya, hanya Aille yang pernah menyinggunya tapi masih baik-baik saja, itu pun masih jadi misteri untukku karena di novel tidak dijelaskan dengan detail. Sebenarnya bisa dibilang pasangan Philinore ini memiliki sifat yang sama, sama-sama kejam tapi bedanya As masih memiliki kontrol di depan orang (poker face), jika sudah tidak ada orang barulah dia beraksi di belakang layar, sedangkan Aille dia tidak bisa mengontrol emosinya, Aille memiliki reputasi buruk di pergaulan kelas atas dan banyak bangsawan yang tidak suka padanya tapi bahkan As tidak membuang Aille yang seperti itu. Aku memiliki banyak dugaan tapi aku harus pastikan dengan mataku sendiri.
"Nyonya..kita sudah sampai.." kata Asila
"Baiklah..." jawabku singkat dengan menarik nafas dan mengeluarkannya perlahan
Tok..tok..tok...Asila mengetuk pintunya dan berkata "Tuan..Nyonya sudah disini"
"Masuk.." Jawab singkat As Philinore
Bersambung....
Hai reader, terimakasih sudah membaca karyaku ini🙏😘🤗
~Salam dari Duchess May ~
Aku memasuki ruangan suamiku, terlihat pria berumur 20an, memiliki rambut lurus berwarna hitam, mata berwarna biru dan memiliki wajah yang bisa di bilang tampan sangat gagah dan berwibawa sedang duduk di meja kerjanya, aku baru percaya setelah melihatnya dengan mataku sendiri bahwa ternyata cerita orang yang mengalami time travel bertemu pria yang sangat tampan itu tidak semua bohong, bahkan aku yang dulu seorang artis sering bertemu dan berinteraksi dengan aktor tampan tidak pernah aku merasa tersihir dengan ketampanannya dan pria ini adalah suamiku
"Hahaha..haha apakah aku dapat jackpot!! gila apakah dia manusia? kenapa bisa tampan begitu..." batinku sambil yang masih terus menatapnya, saat aku masih fokus menatap wajahnya aku kaget karena mata kita bertemu dan itu menyadarkan ku bahwa sekarang bukan waktunya untuk mengagumi wajahnya itu
"Mulutmu bisa kering jika terus terbuka seperti itu" kata As yang menatapku tanpa ekspresi, seketika aku menutup mulutku dan jadi salah tingkah
"Duduklah" Kata As yang kemudian dia berdiri dari meja kerjanya ke kursi panjang yang ada diruangan itu
Aku mengikutinya duduk dengan sedikit gugup dan semakin gugup saat aku sudah duduk berhadapan dengan As yang tiba-tiba menatapku dengan diam dan tidak bisa kubaca apa maksud tatapannya itu. Tegangku sedikit berkurang saat pelayan membawakan teh untuk kita berdua
"Kenapa dia hanya menatapku dan tidak bicara apa-apa! aku jadi tidak tau harus bagaimana..." batin ku yang merasa semakin terbebani dengan tatapannya itu, karena di novel tidak banyak informasi mengenai As Philinore
Saat aku ingin meminum tehnya aku kaget karena tiba-tiba dia bicara
"Kamu..." kata As yang tiba-tiba tidak melanjutkan kata-katanya tapi masih menatapku dengan tatapan yang tidak bisa dibaca
"Yy...yaa??....Aa..aku??...kenapa?" jawabku jadi terbata-bata karena kaget bercampur gugup
"Kamu...sakit? kamu terlihat pucat" tanya As dengan ekspresi datar
"Hhmmm!!?....apa ini??...bukankah di novel As adalah pria dingin?? tapi sepertinya dia bukan pria dingin, melihat dia bertanya seperti itu padaku..." batinku yang sambil terus waspada terhadap sikapnya
"Ahh aku baik-baik saja" jawabku dengan senyum canggung
"Tidak, aku rasa kamu benar-benar sakit" kata As dengan tegas sambil minum tehnya dengan santai
"Hhmmmm..???" aku menatapnya dengan penuh tanda tanya berharap dia menjawab kebingunganku dengan kata-katanya barusan
"Melihatmu disini duduk di hadapanku, minum teh yang kusediakan dan bahkan mau berbicara kepadaku...sepertinya kamu sakit parah atau mungkinkah kamu sudah gila..." jawabnya dengan tenang menekankan kata "kamu sudah gila" sambil menatapku sekilas dan sedikit tersenyum tipis sampai tidak terlihat oleh orang lain tapi berbeda dengan ku, aku bisa melihatnya
"Ciiihhh.....dia bukan pria yang dingin tapi pria kurang ajar!!..." batinku sambil tersenyum kecut
Entah kenapa aku merasa tubuh ini menunjukkan reaksi dari perkataannya itu tanpa aku sadari aku menjadi terbawa dengan perasaan Aille yang asli
"Dari awal aku sudah gila karena mau menikahimu bahkan punya anak denganmu" jawabku reflek yang kemudian aku tersadar bahwa perkataanku sangat kasar, mungkin bisa membuat As tersinggung, saat ini aku meyakini apa yang aku pikirkan bahwa dugaanku tentang jiwa ku bisa terpengaruh dengan Aille yang asli itu benar, aku tidak bisa mengontrol emosi di tubuh ini, apa yang harus aku lakukan, jika aku seperti ini terus ini bisa berdampak ke Ankin
Kemudian aku melirik sekilas untuk melihat reaksi As, dan benar saja As saat ini menatapku dengan tatapan tajam tapi itu hanya beberapa detik yang kemudian memperlihatkan raut muka tenangnya sambil minum tehnya lagi, kelihatan sekali dia pandai menyimpan emosinya, yahh walaupun dia sedang berusaha menutupi ekspresi marahnya aku tetap bisa melihatnya, aku sudah sering berakting dengan berbagai situasi dan ekspresi bahkan aku akan sangat peka dan cepat tanggap dengan reaksi orang sekitar
"Huhh...dulu di dunia hiburan aku di juluki Ratu 3 detik, waktu aku tau julukan itu ku kira maksudnya tiga detik menatapku maka orang-orang akan jatuh cinta padaku...haha..ha aku sempat malu karena berpikir begitu tapi ternyata itu karena aku pandai menilai sesuatu dengan benar hanya dengan melihatnya dalam tiga detik" batinku
"Tarik kembali kata-kata mu barusan" tegas As sambil menatapku tanpa ekspresi
"Aku tarik kembali kata-kataku tadi!!" seketika aku berkata begitu karena paham situasinya sedang tidak memungkinkan untukku berdebat dengannya sekarang
"Kubilang tari....Aa..apa!!?" jawab As yang kaget dengan perkataanku barusan membuatnya bertanya-tanya, kali ini ekspresinya tidak dibuat-buat ini ekspresi kaget aslinya
Yahhh aku yakin As kaget dengan sikapku ini, yang biasanya pasti akan adu mulut saat bertemu dengannya tapi kali ini aku bisa di bilang sangat tenang dan tidak membuat keributan
"Eemm...kalau boleh tau kenapa memanggilku kesini" tanyaku dengan hati-hati mengalihkan pembicaraan
Saat ini As sedang menatapku tajam dia seperti sedang mencari-cari jawaban atas pertanyaannya tapi tidak dia dapatkan, aku pura-pura diam menikmati teh seperti orang bodoh
"Hanya karena ingin saja" jawabnya
"Aa..apaa??!" aku tidak menyangka bahwa As aka berkata seperti itu, sepertinya As akan mudah untuk di ajak kerja sama nantinya
"Baiklah, kamu boleh pergi" kata As datar
"Ahh..yaa" jawabku singkat, lalu aku pergi dari ruangan nya dan berjalan menuju kamarku di antar Asila, saat dijalan aku baru terpikirkan sesuatu
"Aku tidak tau bagaimana dunia ini berjalan, aku hanya tau dari novel pasti itu tidak semua hal di ceritakan di novel, karena fokus nya di Ankin, aku dapat sedikit informasi dari novel tentang sejarah disini, sepertinya aku harus ke perpustakaan" batinku
"Asila, tolong antar antar aku ke perpustakaan sekarang" kataku
"Baik, Nyonya" jawab Asila
Aku berjalan melewati koridor panjang sambil melihat-lihat sekitar
"Hmmm....ternyata perpustakaannya lumayan jauh dari kamarku, aku masih saja takjub dengan desain kuno indah dan mewah, ini seperti aku sedang syuting, memakai baju berat begini" batinku
"Silahkan masuk Nyona, ini perpustakaannya" kata Asila yang kemudian membuka pintu
"Uwahhh...gilaa!!!! Ini perpustakaan keluarga kan? bukan perpustakaan nasional?" kataku
"Ya nyonya, ini perpustakaan keluarga Philinore, perpustakaan ini tidak ada apa-apanya di banding perpustakaan milik keluarga kerajaan" jelas Asila
"Ohh begitu" jawabku sambil mengangguk dan berjalan melihat sekitar
"Kamu bisa pergi, aku akan lama disini" kataku kepada Asila
"Baik Nyonya, saya undur diri dulu" jawab Asila yang berlalu pergi meninggalkan ku di perpustakaan sendiri
Aku berkeliling mengitari rak buku terdekat dan mencari buku yang akan aku baca nanti, kemudian aku melihat satu buku yang menarik perhatianku, aku mengambil buku itu dan berjalan ke meja baca.
"Aku akan baca disini" gumamku sambil duduk dan membuka bukunya, aku mulai membaca bukunya.
Bersambung...
Hai reader, terimakasih sudah baca karya ini, author sangat mengharapkan saran kalian agar bisa lebih baik lagi. sekali lagi terimakasih😘😘🤗
~Salam dari Duchess May~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!