NovelToon NovelToon

Cinta Tak Pernah Salah

epilog

Malam,,,

Saat dimana jiwaku terbebas

Bebas mengukir ribuan kata

Bebas menyalurkan banyak hasrat

Bebas berfikir tentang dunia

Malam,,,

Kesunyiannya mampu hadirkan ribuan inspirasi tanpa batas

Dinginnya mampu buatku tahu

Seberapa hebat aku bertahan pada dunia yang kejam ini

Dan yang pasti mampu membuat otakku sedikit berkreasi

Malam,,,

Gelap Mu mengajariku caranya mencari cahaya

Cahaya yang sulit didapat

Namun begitu mudah terlihat

Meski hanya secercah bias kecil saja

Malam,,,,

Bersamamu aku mampu renungi segalanya

Kunikmati setiap detik hidupku kala mala menyapa

Yang dimana saat insan lain terlelap

Namun bersama malam kurangkai jutaan kata

Perkenalkan Kirana, adalah gadis berusia 18 tahun yang sedang mencari jati dirinya. Dia hampir lulus SMA, dan sedang menikmati masa-masa remajanya. Meskipun hidup Kirana tidak terlalu beruntung.

Ya bisa di bilang tidak terlalu beruntung karena Dia bukanlah orang mampu, keluarganya hidup sederhana bisa dibilang pas-pasan. Bisa makan dan bersekolah saja mereka sudah bersyukur.

Tapi Kirana tetap bahagia, karena memiliki keluarga dan sahabat yang sayang pada dirinya juga selaku mensuport apapun yang dia lakukan.

Semoga kalian para pembaca juga mensuport dengan like dan komennya ya makasih,

penulis baru jangan dibully klo tulisannya masih acak kadul hehe

memendam cinta yang salah

Tetttt ... tetttt ...

Bell pulang sekolah terdengar, memekakkan telinga. Namun entah kenapa? Begitu sangat membahagiakan, bagi semua murid-murid. Mereka semua berdiri memberi hormat. Pada guru, dan saat guru keluar. Semua murid ikut berhamburan, keluar ruang kelas.

Kecuali Kirana dan dua sahabatnya. Mereka malah asik berbincang, tanpa memperdulikan teman-temannya yang berhamburan keluar kelas.

"Ren, Dit kalian mau langsung pulang ya?" tanya Kirana pada dua sahabat karibnya. Yang dibalas Reni, dengan anggukan dan gelengan oleh Dita.

"Emang kamu mau kemana?" tanya Reni langsung menyambar. Sebelum Kirana sempat membuka mulut, untuk menanyai Dita.

"Aku ada janji sama Adit, mau nemenin dia ke toko buku," sahut Dita. Tanpa menghiraukan tatapan aneh Kirana dan Reni.

Ya, mereka memang tau kalo Dita memang menyukai Adit. Tapi selama ini, Dita tidak pernah berani mengungkapkan perasaannya, pada Adit. Karena menurutnya, cewek gak boleh terlalu berani. Buat ngungkapin perasaannya, sama cowok duluan 'tabu' katanya.

Itu juga yang akhirnya membuat Kirana selama ini memendam perasaan. Rasa sukanya pada siswa kelas sebelah, cowok yang dia taksir dari awal Kirana masuk di SMA ini.

Dia cowok yang juga sekelas dengan Adit. Dia tampan, tapi terlalu dingin dan kaku saat berhadapan dengan siswi-siswi disini. Makanya, biarpun banyak yang suka padanya, tidak ada seorangpun yang berani mendekatinya karena keacuhan dan sikap cueknya.

"Kok bisa, kamu janjian sama Adit? Bukannya kamu, jarang ngobrol sama dia?" tanya kirana yang diiringi kata "Iya" dan anggukan dari Reni.

Dita tersenyum, tanpa cepat memberikan jawaban, yang membuat Kirana dan Reni penasaran. Setelah dia membereskan buku-bukunya dan karena desakan dari Reni. Akhirnya Dita menjawab.

"Nanti aku kasih tau ditelpon. Aku sekarang buru-buru," ucap Dita sambil berlalu pergi.

Kirana dan Reni sedikit kesal, dengan jawaban Dita yang tidak memuaskan. Akhirnya mereka pun mengejar Dita, karena berlari sambil menoleh kenbelakang, untuk menyuruh Reni cepat. Akhirnya, tanpa sengaja Kirana menabrak seseorang. Tapi untungnya, orang yang dia tabrak punya badan lebih besar dan tinggi. Jadi dia tak terjatuh, dan malah dia menahan tubuh Kirana juga agar tidak terjatuh.

"Kiranaaa awas!!!" teriak Reni. Namun terlambat, Kirana terlanjur menabrak orang itu.

Tanpa di sangka, ternyata orang yang dia tabrak tadi, adalah si cowok dingin yang selama ini dia taksir. Rasanya Kirana senang, bisa menabraknya. Dan membuat, tubuh mereka tanpa jarak sama sekali. Lagi asiknya, bergelut dengan pikirannya, terdengar suara berat dan datar berkata.

"Seperti anak kecil saja. Keluar kelas, sambil lari-lari!" ketusnya dingin tanpa ekspresi.

DUARRRRR!!

Serasa ada petir disiang bolong, mendengar ucapannya. Tidak disangka kata-katanya, tidak setampan wajahnya. Begitu buruk dan menyakitkan, apalagi untuk seorang wanita.

Kirana mundur selangkah menjauhinya, sambil menatap wajah pria itu. Dengan perasaan kesal, akhirnya keluar juga kata-kata yang tak kalah kasarnya.

"Emang, cuma anak kecil yang boleh lari-lari? Emang gadis remaja sepertiku, harus kehilangan kebebasan buat lari? Hanya karena aku dianggap sudah dewasa? Dasar cowok Kolot!!" bentak Kirana sedikit keras.

Kirana mengira dia akan berlalu begitu saja tanpa menghiraukan ucapannya. Namun, lagi-lagi dia salah. Dia yang hendak melangkah pergi, malah berbalik arah, lalu menatap tajam mata kirana. Dipegangnya pundak Kirana, dia sempat berpikir jika pria itu akan meminta maaf. Tapi Kirana kembali salah menebak.

"Sebenernya, pengen aku ladeni. Tapi, meladeni orang seperti kamu sama saja aku meladeni anak kecil. Gak bakal selesai!" ketusnya sambil berbalik dan melangkah pergi.

Tinggal lah Kirana yang melongo mendengar kata-katanya. Tak di sangka, selama ini Kirana merasa telah memendam cinta pada orang yang salah. Karena selama ini dia tau, walaupun dia terkenal dingin dan kaku. Tak pernah sekalipun terdengar, dia bicara kasar pada wanita. Itulah kenapa, Kirana sempat mengaguminya.

Belum lagi, dia anak paling pintar disekolah. Membuat Kirana, makin tergila-gila padanya. Tapi, hari ini akhirnya Kirana sadar, sudah salah menyukai seseorang.

"Kirana, kamu gapapa?" tanya Reni sambil menepuk punggung. Yang membuat Kirana tersadar dari kegalauan hatinya.

"Iya Ren, aku ga papa," sahut kirana.

Kirana menarik nafas, dan membuangnya sekuat tenaga. Untuk menghilangkan kekesalan, dan kekecewaan hatinya.

Saat Kirana tersadar, ternyata Dita sudah tak kelihatan lagi dimana-mana. Di parkiran, tempat Adit biasa memarkir motornya pun, sudah tak ada lagi. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pulang, dengan naik angkot tanpa Dita bersama mereka.

"Si Dita, jahat banget ya Kir. Masa gak cerita-cerita sama kita. Apa kita udah gak dianggapnya teman lagi? Masa cuma karena cowok dia jadi berubah sama kita," gerutu Reni mengajak Kirana bicara.

Karena asik melamun, Kirana tidak memperhatikan pembicaraan Reni. Dan saat Reni tersadar, bahwa sahabatnya sedang melamun. Reni berusaha menyadarkannya, dari lamunan panjang.

"Kir, hei. Kirana Adira Putri," bisik Reni tepat di telinga.

"Eh~oh, ya Ren. Ada apa? Kenapa Ren?" tanya Kirana gelagapan. Takut Reni marah. Karena dia tidak menyimak pembicaraannya.

"Ihhh, kamu nih Kir kayak Dita aja. Gak perduli sama aku lagi," sungutnya kesal.

"Maaf, Reni cantikku, Sayangku. Kok gitu sih ngomongnya? Siapa yang gak perduli lagi, jangan gitu ah, aku tadi cuma sedikit melamun. Dan Dita juga, pasti gak maksud gitu. Mungkin, dia cuma belum sempet jelasin kekita. Udah gak baik ngambekan gitu," rayu kirana pada Reni.

"Habis, kamu sih Kir. Masa aku ngomong didiemin aja. Jadi kaya orang gila. Aku ngomong sendiri tau," rajuknya dengan bibir di majukan. "Terus, Dita juga. Masa, hal sepenting itu gak cepet-cepet dikasih tau ke kita. Kan jadi sebel akunya," sambungnya lagi.

"Bukan gitu sohibku yang cantik, aku tadi masih kesel aja sama si anak songong itu. Makanya jadi melamun," jawab Kirana menjelaskan alasannya melamun.

"Dan soal Dita, kan nanti malem, dia janji mau kasih penjelasan ditelpon, sama kita. Jadi sabar ya, jangan ngambek lagi. Nanti ilang cantiknya," canda Kirana berusaha agar Reni tidak kesal lagi.

"Ya udah deh, kalau emang gitu. Kamu juga, jangan terlalu dibawa perasaan. Nanti malah sakit sendiri. Karena kecewa," ucap Reni. Dia mencoba mengerti dan memberi pengertian.

"Iya ya Ren, kenapa juga aku masih kesel. Mungkin karena selama ini aku suka sama dia. Jadi perlakuannya yang seperti tadi, tidak sesuai ekspetasi ku. Makanya, aku malah jadi kecewa."

"Ya udah, lupain aja. Jangan terlalu dipikirin. Mungkin tadi, dia cuma kaget aja. Jadi asal ngomong," sahut Reni menenangkan.

"Ya udah deh, iya, iya. Aku coba buat gak mikirinnya lagi," ujar Kirana berusaha senetral mungkin. Agar Reni tidak cemas. Padahal dalam hati, dia masih saja kesal.

Maaf ya kalau banyak kata yang salah author baru belajar nulis...hehe

YANG SUKA CERITA INI TOLONG KASIH LIKE, KOMEN DAN VOTENYA YA ITU ADALAH PENYEMANGAT BUAT AUTHOR BARU SEPERTIKU INI. MAKASIH

Kesal yang berlarut

Harum Kusumawati, adalah gadis desa. Karena kecantikannya, banyak pemuda desa yang menaruh hati padanya. Namun harum belum menemukan yang bisa meluluhkan hatinya. Harum tinggal di desa bersama ibu dan dua adiknya, sang ayah sudah pergi meninggalkan mereka. Saat harum berusia lima belas tahun.

Adik harum anak yang kedua bernama Guntur Prasetya. Guntur sekarang berusia 17 tahun, sedangkan yang nomer tiga bernama Arini Sulastri. Sekarang Arini berusia 14 tahun, mereka hidup sederhana. Karena ayah mereka meninggal tanpa meninggalkan apapun. Namun, mereka bahagia meski hidup sederhana.

Sang ibu bekerja di ladang milik juragan Abdul, orang terkaya di kampung ini. Kampung Sukasari, yang sejuk dan masih hijau belum terpapar banyak polusi. Guntur masih bersekolah di SMA yang berada di kampung sebelah. Sedangkan Arini, masih sekolah di SMP dikampung mereka.

Sehari-hari harum membuat kerajinan tangan, harum pandai merajut dan membuat apa saja untuk dijadikan berbagai kerajinan. Seminggu sekali, Harum selalu ke kota untuk menjual hasil tangannya. Hasilnya bisa dipakai untuk membantu kebutuhan mereka, sekaligus keperluan adik-adiknya.

Mungkin sebagian orang berpikir, Harum gadis sombong karena memiliki paras cantik. Padahal Harum masih belum ingin menikah di usianya ini, karena masih ingin melihat adik-adiknya sukses. Setidaknya Harum ingin Guntur lulus SMA dahulu.

Itulah alasan Harum, yang sudah berusia 22 tahun belum ingin menikah. Meskipun di kampungnya, gadis-gadis seusia Harum bahkan sudah memiliki beberapa anak. Namun demi cita-citanya, untuk menyekolahkan adik-adiknya. Harum bahkan tidak berpikir untuk segera menikah. Meskipun cibiran kadang datang, membuat telinganya serasa panas.

"Alah percuma saja cantik, kalau udah setua itu belum laku. Mending kayak anakku, meski gak cantik sudah punya dua anak. Dasar gadis sombong maunya pilih-pilih," cicit salah satu ibu-ibu dikampung nya. Saat itu Harum sedang berjalan, untuk kejalan besar menunggu angkot ke kota.

Rasa sakit tentu bergelayut di hati Harum, namun Harum tak menggubris ucapan si ibu. Karena menurut Harum, mereka hanya bisa menilai luarnya saja. Mereka tak tau bagaimana isi hati Harum sebenarnya.

Harum pun, tetap melanjutkan perjalanan menuju jalan besar. Sampai saat Harum menunggu angkutan, seorang pria dengan motornya menghampiri.

"Eh Harum, mau ke kota ya. Kalau mau biar saya anter," tawar si pria pada Harum.

Harum tersenyum ramah. "Gak usah Mas Ben, Harum gak mau merepotkan. Lagipula gak enak dilihat orang," tolak Harum berusaha selembut mungkin. Harum tak ingin, sampai lelaki itu sakit hati karena ditolak.

"Lha emang kenapa gak enak, kan aku bukan suami orang Rum. Lagipula, akukan hanya mengantarmu," ucap si pria yang dipanggil mas Ben kekeuh.

"Bukan gitu Mas, tapi saya gak terbiasa diantar. Jadi tolong hargai saya ya Mas," ujar harum. Berusaha memberi pengertian, agar Ben tidak tersinggung.

"Alah kamu nih, selalu saja begitu. Saya tau kamu cantik, tapi gak usah terlalu sok kecantikan juga. Ya sudah kalau gak mau di antar," ketus Ben. Dan langsung menghidupkan kembali motornya, Ben pun berlalu dengan meninggalkan sakit di hati Harum.

Tak Lama Angkutan datang, Harum pun langsung naik. Tanpa terasa air matanya jatuh, ternyata ucapan Ben meninggalkan bekas di hati Harum.

"Apa benar aku sombong? apa benar aku sok kecantikan. Aku hanya ingin menjauhi fitnah, tapi mengapa malah kata-kata menyakitkan yang aku dapatkan. Apa aku seburuk itu di mata semua orang?" tanya harum dalam hatinya.

Harum berusaha menghapus kesedihannya, dengan memikirkan adik-adik serta ibunya. Senyum mereka saat Harum pulang membawa rupiah. Serta beberapa barang pesanan mereka, membuat harum merasa bahagia.

Sesampainya di kota, Harum langsung menuju toko langganannya. Dimana Harum selalu menjual hasil kerajinan tangannya. Sang pemilik toko menyambut Harum Ramah.

"Eh Dek Harum, sudah datang ya. Pesenan Mbak yang kemarin sudah dibuatkan?" tanya si pemilik toko.

"Iya Mbak sudah, ini Mbak Hesti. Semoga Mbak suka," jawab Harum dengan senyuman.

Harum pun menunjukan barang-barang yang dibawanya. Beberapa tas hasil rajutannya, dan Bros-bros cantik karya tangannya.

"Wah sesuai ekspektasi, saya gak pernah kecewa sama hasil buatan mu. Nah untuk Minggu depan, ada pesanan lagi. Semua udah Mbak catet, nanti kamu tinggal bilang bisa gak. Jadi biar bisa dilanjut tidak pesanan yang dimau pelanggan," tutur Mbak Hesti. Mbak Hesti si pemilik toko, langsung memberikan sebuah catatan.

"Oh ini bisa Mbak, tapi bahan-bahannya bagaimana?" tanya Harum lagi.

"Tenang sudah Mbak siapkan, tapi karena bahannya dari sini. Jadi kita bayar upahnya saja, kamu bersedia kan?" tanya Mbak Hesti balik.

"Iya Mbak, mau di stok yang selain pesanan gak Mbak?"

"Boleh, kalau kamu sempat bikin yang lain. Tapi, yang penting yang pesanan dulu ya. Soalnya mau diambil Minggu depan," sahut mbak Hesti setuju.

"Ya sudah kalau begitu Mbak, Harum permisi dulu. Kalau ada perlu lagi Mbak bisa telepon ke nomer adik ku," pamit Harum pada Mbak Hesti.

"Lho udah mau balik saja, gak mau minum dulu?" tanya Mbak Hesti menawarkan.

"Gak usah Mbak, nanti beli saja di jalan. Lagi pula saya mau belanja beberapa keperluan rumah," jawab Harum menolak dengan sopan.

"Ya sudah hati-hati ya, ini uang pembayarannya." Mbak Hesti pun mengulurkan sebuah amplop pada Harum.

"Iya Mbak terimakasih, Harum pamit dulu." Harum pun beranjak meninggalkan toko milik Hesti.

Harum langsung berbelanja, membelikan berbagai keperluan rumah. Juga tidak lupa pesanan adik-adiknya, Harum juga membelikan beberapa makanan kecil kesukaan keluarganya. Setelah semua dibeli, Harum langsung kembali menuju kampungnya. Harum tak bisa berlama-lama di kota, karena angkutan ke kampungnya tidak setiap saat ada.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!