...𝕄𝕒𝕗𝕚𝕒 𝕂𝕖𝕛𝕒𝕞 𝕕𝕒𝕟 𝔾𝕒𝕕𝕚𝕤 ℂ𝕦𝕝𝕦𝕟...
...Genre : Action, Komedi-Roman...
...Cast :...
...1.)Dara Margaretha...
...
.........
...Usia : 23 Tahun...
...Status : singel...
...Pekerjaan : TKI Gelap...
...2.) Alex Felton...
...Usia : 30 Tahun...
...Pekerjaan : Bos Mafia (Dragon)...
...3.) Emma Young...
...Usia : 28 Tahun...
...Bawahan Alex...
...4.) Mark Felton...
...Usia : 26 Tahun...
...Adik kandung Alex...
...5.)Tom Haris...
...Usia : 32 Tahun...
...Tangan kanan Alex...
...6.)Alan Lewis...
...Usia : 30 Tahun...
...Rival Alex...
...Sinopsis :...
Memiliki impian besar. Membuat Dara Margaretha memilih untuk bekerja di luar negeri. Negara yang menjadi tempat untuk gadis culun itu mendapat banyak uang adalah Texas. Tempat di mana negara bebas dengan perjudian. Dengan pendidikan hanya lulusan SMA membuat Dara tak memiliki pilihan selain negara berkerja cepat dan hasil yang besar. Menjadi salah satu TKI gelap, membawanya ke dalam masalah besar.
Karena kecerobohan nya, ia bertemu dengan Alex Felton. Bos Mafia Dragon. Kelompok Mafia terbesar di Texas. Sialnya lagi, Kasino tempat ia bekerja merupakan milik Bos Mafia gila itu. Apa yang terjadi pada si culun bak kelinci manis di mata Alex.
Apakah gadis culun itu bisa melarikan diri dari Alex? Atau malah semakin membuat nyawanya hilang sedikit demi sedikit karena ulah nya menghadapi Bos Mafia Kejam dan gila itu?
Simak kisahnya.....
Aroma alkohol bersatu dengan aroma tembakau menyeruak di ruangan luas itu. Teriakan dan makian mampu memekakkan gendang telinga bagi orang yang baru saja menginjakan kaki di Kasino. Texas adalah tempat yang begitu bebas, perjudian bukan hal tabu di negara satu ini. Gadis berkaca mata tebal dengan tinggi 150 cm itu tampak kesusahan melewati para pria bertubuh berotot dengan tinggi rata 187 cm. Para wanita dengan pakaian kekurangan bahan tampak menemani pria hidung belang yang tengah memasang nomor yang akan di undi di meja.
"Cepat jangan terlalu lelet gadis Asia!" sinis wanita berbibir tebal dengan gincu merah menyala itu kala gadis itu kesusahan melewati lautan manusia.
"Ya..." Jawabnya masih melangkah cepat mengikuti wanita yang memperkerjakan nya di Kasino terbesar di Texas.
Sesekali kaca mata tebal yang membingkai wajahnya merosot. Belum lagi koper berukuran sedang yang ia seret dengan susah payah. Decak kesal dari wanita berambut pirang dengan bentuk tubuh pak gitar spanyol itu membalikkan tubuhnya. Melangkah cepat menuju gadis yang di nilai bertubuh mungil itu. Ia menyeret nya dengan paksa hingga mereka keluar dari gedung besar itu.
Dara Margaretha kembali berdecak kagum kala mereka sampai di lorong yang besar. Dekorasi lorong terlihat begitu mempesona. Gaya Eropa berpadu padan dengan sentuhan lampu kristal bertengger di dinding sebagai penerang di lorong. Ada banyak patung dan lukisan mahal tergantung di dinding. Entah beberapa banyak pintu yang mereka lewati hingga sampai di tikungan paling ujung.
Lorong yang tadinya tampak mewah berubah menjadi temaram. Mata coklat itu tidak berhenti bergerak liar melihat dekorasi yang berubah. Sedikit...menakutkan di mata ia.
Bug!
"Hei!" teriak wanita cantik itu kala dahi Dara tidak sengaja menabrak punggung belakangnya.
Siapa suruh berhenti mendadak di kala ia masih melihat-lihat sekeliling. Dara mengambil langkah mundur, mengusap dahinya yang terbentur. Tak lupa senyum konyol di lempar sembari membenarkan kaca tebal mata yang ikut merosot.
"Ma——maaf!" serunya takut-takut.
Wanita bergincu merah terang itu melipat tangannya di dada. Jika bukan karena membutuhkan orang untuk membersihkan ruangan VIP di Kasino besar tempat nya bekerja ini. Mana mau ia menerima gadis ini.
"Kau! Tau tugasmu di sini?" tanya nya dengan nada dingin.
Kepala Dara mengangguk cepat. Senyum lima jari di ulas memperlihatkan deretan gigi rapi miliknya.
"Apa pekerjaanmu?" tanyanya dengan nada menyeramkan.
"Itu...menjadi penjaga tempat VIP dan juga membersihkan nya," jawabnya dengan nada mencicit.
"Good! Namaku adalah Bella, aku adalah pengurus Kasino ini. Besok kau akan mulai berkerja. Beristirahatlah di kamar ini. Ini kuncinya!" Ujar Bella sembari melemparkan kunci kamar ke arah Dara.
Hap!
Dengan gerakan cepat Dara menangkap kunci kamarnya."Terima kasih, Bella!" Ujarnya dengan nada pelan.
Bella hanya mengangkat ke dua sisi bahunya acuh. Ia melangkah meninggalkan Dara tanpa sepatah katapun. Dara hanya mampu menghela napas letih. Kepalanya mengeleng pelan. Melihat bagaimana semok depan dan belakang nya. Sebelum jatuh pada dadanya.
Ah! Bagaikan buah melon dan buah jeruk. Sejauh itu perbandingan nya. Dara terkekeh kecil. Apa salahnya dengan punya nya. Yang salah itu adalah milik orang Eropa yang terlalu besar bukan? Bukan karena milik nya yang terlalu...mungil! Ya, bisa di bilang begitu.
Lupakan. Dara kembali menggelengkan kepalanya. Ia menarik kopernya mendekati pintu bercat putih. Dengan sebelah tangan bergerak memasukkan kunci dan memutarnya.
Kreat!
Pintu di dorong pelan. Hingga ia dapat melihat keseluruhan isi kamar. Tidak terlalu kecil atau pun terlalu besar. Dengan kasur singel di dalamnya. Ada pintu di belakang nya. Besar kemungkinan di balik pintu itu adalah kamar mandi pribadi.
"Selamat datang di Texas Dara Margaretha! Hidup di negara yang penuh kebebasan!" serunya untuk dirinya sendiri.
Koper miliknya di tarik memasuki kamar. Sudah saatnya ia beristirahat. Sebelum besok mulai berkerja di tempat yang lumayan di nilai gila. Kasino! Dimana ada banyak jenis orang gila di dalamnya. Namun karena gaji yang besar, Dara mengambil keberanian bekerja di sini. Setidaknya satu tahun dia sudah bisa membeli rumah, dan berhektar-hektar tanah di Indonesia. Cukup satu tahun saja.
...***...
...Door!...
...Door!...
...Door!...
...Khuk!!...
Tiga kali suara tembakan menggema di ruangan khusus itu. Senyum miring tercatat jelas di wajah tampannya. Manik mata hijau itu terlihat begitu mengerikan. Darah segar terus menerus mengalir di dada pria tua itu. Sedangkan di dagunya tampak pula lelahan cairan merah kental itu ikut meleleh.
Tap!
Tap!
Tap!
Sepatu pantofel mahal itu bergesekan dengan lantai. Beberapa pria bertubuh kekar berdiri sejajar di belakang tubuh pria tua yang di ikat di kursi kayu.
"Dasar mahkluk lemah!" Serunya dengan tangan menarik dagu pria itu ke atas.
Wajah penuh luka terlihat begitu mengenaskan. Senyum di lebarkan. Sebelum tangan besar itu mendorong kecil kepala pria itu. Sebelah tangannya bergerak menyelipkan pistol di sakunya. Sebelah lagi membuka ke dua sarung tangannya membuang asal.
"Ambil organ tubuh nya yang kira-kira masih bisa di jual!" titah Alex dengan suara barinton milik nya.
"Siap, Bos!" balas anak buahnya serentak.
Wajah dingin dengan mata elang, garis rahang tegas nan mempesona. Tubuh kekar begitu berwibawa. Jari tangannya bergerak memberikan kode untuk anak buah nya membawa tubuh yang tak lagi berdaya itu pergi.
Alex membalik kan tubuh nya. Wajah dingin angkuhnya selalu mampu membuat siapa saja jatuh tunduk padanya. Mata elang yang mampu mengintimidasi mangsa buruan nya.
"Bagaimana kondisi Kasino saat ini?" seru Alex kala Tom mendekati nya.
"Kondisi sekarang sudah mulai stabil setelah razia besar-besaran yang di adakan oleh tikus-tikus got itu, Bos!" jawab Tom dengan nada tegas.
Pria berkulit hitam dengan tato pedang di lengan berototnya. Tampak menakutkan.
"Jangan lengah lagi. Aku tidak mentolerir kesalahan yang ke dua kalinya, Tom. Jangan sampai aku mengeluarkan jantungmu dari tempat nya!" Alex berbicara dengan nada dingin benar-benar membuat anak buah mereka merinding mendengar nya.
Siapa yang tidak tau Alex Felton. Mafia gila yang menaklukkan daratan Eropa. Hanya satu tahun, cukup satu tahun Alex menguasai banyak orang. Bahkan presiden Texas tak mampu berkutik karena nya. Kekuasaan dan kekuatan yang ia miliki mampu menaklukkan banyak orang. Dengan mudah ia bermain dengan banyak hal. Tidak ada yang mampu mengalahkan seorang Alex Felton.
Kemampuan nya bertarung dan menembak tidak lagi ragukan. Lucunya, tidak ada satu wanita pun yang mampu naik ke ranjang nya dengan selamat. Pria ini cukup misterius. Sudah banyak gadis cantik yang di sodorkan untuk nya. Tidak ada yang lolos dari Kematian. Tidak ada yang bisa menjilat dirinya. Baik dengan narkotika, alkohol ataupun wanita.
Tidak di temukan kelemahan dalam diri Alex. Itulah yang membuat banyak orang ketakutan. Tidak setitik pun celah yang bisa membuat mereka menyerang Alex. Ataupun mengontrol pemimpin Mafia Dragon ini.
"Siapkan mobil! Kita akan ke Kasino!" Titah Alex sembari melangkah meninggalkan bangunan khusus eksekusi itu.
"Baik, Bos!" jawab Tom cepat.
Pria berkulit hitam itu bergerak cepat menuju pintu lain. Memerintahkan bawahannya untuk menyiapkan mobil untuk Alex.
...***...
Dara tidak berhenti-henti menarik rok mini yang berada satu jengkal di atas lututnya. Rambut sebahu nya di ikat satu kebelakang. Baju putih ketat membentuk lekuk tubuh nya. Tidak lupa dengan aksesoris pita berbentuk telinga kelinci di kepalanya. Ia menghela napas letih dari mulutnya.
Ke dua pipinya mengembung pelan. Ia pikir bekerja di tempat VIP tidak akan sulit. Menyusun minuman dan mengawasi tamu yang minum dengan di temani para wanita dengan pakaian seksi. Setelah tamu keluar dari ruangan VIP. Ia membereskan kekacauan di dalamnya. Ada banyak botol alkohol yang berserakan. Tak jarang mereka bercumbu di dalam sana dengan para wanita penghibur. Sebelum keluar. Sudah pasti memutuskan untuk naik ke lantai atas untuk melakukan hal yang lebih intim lagi.
Ih! Menjijikan. Setidaknya itulah yang terlintas di otak gadis perawan tingting ini.
"Hoi!" Seruan keras dan tepukan di bahu nya membuat Dara berhenti melangkah.
"Ya, ada apa?" tanya dengan mata menelisik pria berpakaian serba hitam dengan tato pedang di belit naga di leher nya.
"Pergilah ke lantai puncak. Dan bersihkan kamar VVIP di sana!" titahnya dengan nada menyeramkan.
"Tapi saya hanya di perintahkan untuk membersihkan lantai—"
"Kau mau membantah!" Potong nya berteriak sembari menarik pistol di ikat pinggang nya. Menyodorkannya ke arah Dara.
Dara terperanjat. Kepalanya mengangguk cepat. Sebelum berlari cepat menuju lift yang tak jauh dari posisi nya berdiri tadi. Umpatan kasar terdengar samar di bibir pink itu.
"Gila saja paman jelek itu! Seenak jidatnya menyodorkan moncong pistol ke arahku. Aku ini masih ingin hidup lama tau!" dumelnya.
Manik mata hitam itu menoleh ke depan menatap nomor lantai. Sebelum menekan nomor lantai lima. Lantai paling puncak. Sebenarnya, Bella melarang nya mendekati lantai lima. Tidak ada alasan jelas. Wanita berbibir tebal seperti di segar tawon itu berpesan untuk tidak naik ke lantai lima. Hanya pekerja lama saja yang boleh naik ke sana. Apa boleh buat kan. Ia lebih sayang nyawa dari pada di marahi oleh Bella.
Ting!
Pintu lift terbuka. Kaki kecilnya melangkah keluar dari dalam lift. Kepalanya celingak-celinguk kala sampai di lorong panjang dan luas itu.
"Woh...." bibirnya tak berhenti bergumam kata takjub melihat lorong yang di nilai seperti ruang tunggu yang begitu mewah.
Aroma harum mulai tercium jelas. Ada banyak guci mahal, pajangan lukisan besar berbentuk naga dan lampu kristal gantung besar di tengahnya. Belum selesai rasa kagumnya. Samar-samar ia mendengar erangan dan desahan menyatu menjadi satu.
Ke dua matanya berkedip cepat. Ada dua pintu di depan nya. Satu pintu tertutup dapat. Satu pintu lagi tampak terbuka sedikit.
"Suara apa itu?" serunya dengan nada penasaran.
Kaki pendek itu bergerak cepat dengan langkah penuh ke hati-hatian. Ia menggigit bibir bawahnya pelan. Kala sampai di depan pintu yang terbuka itu. Perlahan ia mendorongnya dengan lambat. Suara aneh terdengar semakin jelas masuk ke Indra pendengaran nya.
Glek!
Gila! Sudah payah Dara menelan air liur yang yang terasa tersangkut di kerongkongan nya. Tubuh nya bergetar hebat. Meskipun lampu di kamar itu temaram. Berkat kaca mata tebal miliknya. Ia dapat melihat dengan jelas apa yang terjadi di dalam sana.
Sungguh. Ini benar-benar mengerikan. Bukan hanya soal orang memadu kasih di atas ranjang besar itu. Tapi itu tentang.....
Bruk!
Tubuh Dara terjungkal kebelakang saking syoknya. Ia hampir terpekik keras, jika saja telapak tangannya tidak menggatup bibir nya. Erangan di dalam berhenti. Grasak grusuk terdengar samar. Dara menyeret tubuh nya dengan ke dua tangannya. Kakinya terasa membeku.
Kreat!!!!
Deg!
Deg!
Deg!
Pria bertubuh kekar dengan otot lengan yang kuat. Dada bidang penuh dengan darah bercampur peluh itu tampak begitu menakutkan. Dia memakai celana pendek selutut. Mata hijau tajam itu tampak berkilau kala di terpa cahaya lampu kristal.
"Ada yang mengintip rupanya!" serunya dengan nada menyeramkan. Senyum miring tercetak mampu membuat bulu kuduk Dara berdiri.
Kepala Dara menggeleng cepat. Bibirnya bergetar. Kala mata nya menangkap noda darah di telak tangan pria tampan namun menyeramkan itu. Langkah kaki dengan senyum psikopat itu merenggut kesadaran Dara. Gadis itu pingsan di tempat saking takutnya.
Erangan pelan di bibir tipis mengalun rendah. Perlahan ke dua kelopak matanya terbuka. Ia mengerjab pelan menyesuaikan cahaya memasuki retina matanya. Hingga ke dua matanya terbelalak menatap sekitar. Beberapa kali ia terbatuk karena aroma pengap menusuk hidungnya. Ke dua bola mata coklat itu mengedar, ada banyak perabotan yang usang di sana. Tubuh nya terasa kaku. Kepalanya menunduk, kembali ia terkejut dengan keadaan nya sendiri. Tubuh nya terikat di bangku begitu pula dengan ke dua kaki pendek nya.
"Eeemm! Eeemmmm!!!!"
Sial sekali bukan? Bukan hanya tubuh dan ke dua kakinya saja yang terikat. Bibirnya di lakban. Gila! Siapa yang telah melakukan semua ini padanya?
Dara menarik napas perlahan. Membuang nya pelan-pelan. Otak nya kembali mencoba memproses memori. Mengobrak-abrik isi otaknya, apa yang terjadi padanya? Hingga ia dalam keadaan kurang baik. Dahi kuning langsat itu berlipat dalam. Dara berpikir begitu keras. Hingga ke dua sisi dahinya berpeluh.
Pekikan samar di balik lakban meredam nada yang harus nya keluar melengking. Ia baru ingat apa yang terjadi. Saat itu ia akan membersihkan ruangan VVIP di gedung paling atas. Lalu ia mendengar nada dan erangan aneh di dalam salah satu bilik yang di sedikit terbuka. Dengan rasa penasaran tinggi, ia mengintip. Ia melihat pria yang tengah...jangan! Jangan ingatkan lagi. Tubuh Dara bergetar, ini kali pertama ia mengalmi hal semenakutkan itu. Lebih menakutkan dari pada melihat puluhan hantu khas Indonesia.
Brak!
Terdengar pintu terbuka kasar. Dengan cepat-cepat Dara memejamkan mata. Ia harus memantau situasi dulu. Dara harus tau apa yang sebenarnya terjadi. Ingatannya hanya sampai tepat di saat pria gila yang penuh darah itu keluar dari kamar dan tersenyum padanya. Derap langkah kaki terdengar jelas memantul.
"Apa dia masih belum sadar?" suara bariton seksi itu seakan familiar di gendang telinga Dara.
"Belum Bos! Dari tadi malam di bawa ke sini. Dia belum membuka mata Bos," jawab Tom dengan nada penuh hormat.
Alex mengusap pelan dagunya. Manik mata hijau tajam itu tampak menelisik tangkapannya ini. Ah! Sudah seperti binatang saja.
...Tap!...
...Tap!...
...Tap!...
Tungkai kaki panjang Alex melangkah lebar. Hingga berhenti di depan tubuh Dara. Sebelah kakinya di lipat, jari jemari tangan panjang itu menengadahkan dagu. Mata elang itu menelisik wajah gadis berkacamata dengan seksama. Bulu mata tipis namun terlihat lentik, bulu alis mata tampak tersusun rapi, bibir pink, hidung minimalis, dan garis mata yang sempit. Khas orang Asia. Jari Alex berubah yang mengapit dagu Dara.
Pria bule ini menolehkan ke kanan dan ke kiri wajah Dara. Sebelum melepaskan nya dengan cepat. Pria ini berdiri dengan tegak.
Manusia langka. Satu kata yang ada di otak Alex. Di Texas tak banyak bentuk wajah dan tubuh mungil seperti gadis ini. Kalau di ukur tinggi nya dan gadis ini. Hanya di atas pinggang sedikit. Tom, pria berkulit hitam itu memperhatikan bagaimana sang Bos memindai gadis Asia yang di temukan pingsan di ruangan khusus Alex. Ruangan yang tidak sembarangan orang yang bisa masuk di sana.
Kedutan halus di dahi kuning langsat itu terbentuk. Tangan yang di ikat di belakang tubuh mengepal sempurna. Hati kecilnya tak berhenti merapal banyak doa. Perutnya sakit sekali. Jujur, susah payah Dara menahan laju gas yang ingin keluar dari bawah sana. Padahal di bawah sudah mangap-mangap minta di lepaskan gas yang membuat perut terasa di belit.
"Tolong cepatlah keluar dari ruangan ini tuan-tuan gila. Aku sudah tidak tahan untuk kentut!"
Itulah kata yang di rapal pelan di dalam hatinya. Alex, Bos Mafia gila ini masih belum beranjak. Seakan masih betah berlama-lama menatap mahkluk yang di nilai langka ini.
TIDAK!!!!!
BUUTT....BRUT!!!!!!!!
Oh Tuhan! Tolong bunuh saja Dara hari ini. Gas beracun keluar tanpa bisa di cegah. Wajah ke dua pria Eropa itu langsung terlihat dengan ekspresi beragam. Yang berkulit putih langsung memerah dengan pangkal hidung mengerut. Telapak tangan besarnya langsung melayang menutup hidung nya. Sedangkan yang berkulit hitam bertambah kelam. Ke dua jari tangannya menjepit pangkal hidung mancung nya.
Kelopak mata Dara yang tadi di pejamkan langsung terbuka. Gila saja! Aroma jengkol busuk menyatu dengan bau sambal terasi basi. Kombinasi gas yang benar-benar mampu membunuh orang. Ke dua nya terpontang panting keluar gudang, bak tengah di serbu bom nuklir. Beberapa anak buah yang berjaga di luar gedung menatap aneh sang bos yang terbatuk-batuk sembari menyedot oksigen bersih dengan rakus. Tom tak kalah sama, hidung pria berkulit hitam itu tampak kembang kempis menghirup oksigen bersih. Ini pertama kalinya seorang Bos Mafia besar Texas mencium bau kentut bak bau gas beracun.
Jika di luar ruangan ke dua pria itu menghirup udara segar. Di dalam ruangan Dara menyumpah serapah dalam hati karena aroma tak sedap dari tubuh nya. Tidak bisa bergerak menjauh karena tubuh nya terikat. Ah! Mati sudah ia setelah ini.
Dara Margaretha telah pasrah dengan keadaan. Mau di tembak sampai mati. Atau apapun namanya kematian yang ia dapatkan ia pasrah. Karena ia telah mengetuti pria gila itu. Sudah pasti dewa kematian akan langsung menyapanya setelah ini. Sudah pasti.
...***...
Ke dua bola mata coklat bening itu bergerak liar. Menghindar dari tatapan pria yang duduk di kursi singasana di atas sana. Ia duduk di lantai dengan kaki dan tangan terikat. Bedanya, kali ini mulutnya tidak di lakban. Laju katanya tidak akan terhenti. Ke dua mata sipit itu tampak bengkak karena menangis. Ia sudah membayangkan jenis kematian apa yang harus ia terima.
"Kau!" seru suara bariton milik Alex menggema di ruangan mewah itu.
Begitu banyak orang berseragam hitam dengan ke dua otot lengan besar. Di setiap anggota terlihat memiliki tato pedang dengan naga melilit ujung pedang. Dapat gadis cerdik ini tangkap. Jika mereka adalah kelompok Mafia. Sebelum menginjak Kasino, ia mendengar bisik-bisik lirih dari para penjaga yang membawa nya ke Kasino. Ia mendapat informasi Mafia gila yang benar-benar kejam. Pria yang tidak pernah pandangan bulu. Menghabisi siapapun yang menghalangi jalannya.
Pria yang tidak memiliki nafsu seksual pada wanita. Hanya sampai sana Dara mendapatkan informasi. Akan tetap kini satu informasi ia dapat kan dengan
cuma-cuma tentunya dengan taruhan nyawa. Benar-benar gila. Bibir pink nya tampak pucat.
"Kau di panggil Bos!" Teriak Tom dengan mendorong punggung belakang Dara dengan senjata pemukul runcing.
Dara mengangkat pandangan nya.
Deg!
Deg!
Deg!
Jantung Dara bertalu-talu. Tubuh nya bergetar. Meskipun pria yang duduk dengan meneguk cairan merah pekat tampak begitu gagah dan mempesona. Tetap saja di balik bingkai sempurna itu ada jiwa psikopat yang akan membuat orang mati dalam satu kali pukul.
"Kenapa kau masuk ke dalam ruanganku? Siapa yang memerintahkan kau masuk ke ruangan terlarang, huh!"
Suara Alex kembali terdengar lebih tajam dan sedikit serak. Karena alkohol yang masuk ke dalam mulutnya. Dara mengigit pelan bibirnya, gadis culun ini sungguh merasa otaknya buntu. Tidak tau ide apa yang harus ia keluarkan.
Melihat Dara yang masih bungkam. Kembali ujung runcing senjata pemukul itu mendorong punggung belakang Dara. Benar-benar tidak berkutik. Lidahnya kelu, tidak mampu bergerak. Ke dua manik matanya tampak berair.
Alex mengulas senyum miring. Dengan telapak tangan di angkat. Maid yang berada di samping tubuh nya bergerak menerima gelas wine di tangan Alex. Pria gagah dengan wajah dingin itu turun dari singasananya. Satu persatu anak tangga ia turuni.
Dara seakan lupa bernapas. Aroma alkohol menyeruak menghantam paru-paru nya. Ujung dagunya di apit kasar. Sakit! Sungguh. Tom mundur dua langkah sebelum berdiri bersisian dengan bawahnya yang lain.
Hembusan napas Alex menerpa wajah polos Dara. Ke dua kelopak mata Dara terpejam.
"Aku tukar pertanyaan," ujar Alex,"apa yang kau lihat di dalam sana gadis kecil?" lanjut nya dengan sedikit berbisik.
Glek!
Dara susah payah meneguk air liur nya. Kala membuka kelopak matanya. Manik mata coklat nya beradu dengan manik mata hijau elang nan dingin milik Alex. Pria itu menatapnya dengan intens. Jika dalam keadaan normal mungkin Dara akan terpukau karena Visual Alex yang di nilai gagah dan sempurna tanpa cacat. Di leher nya ada tato naga tanpa pedang menambah kemaskulinnya.
"Jawab gadis kecil!" Desak Alex menekan ke dua sisi rahang Dara.
"Eugh!!!" Dara mengerang di kerongkongan nya. Sakit sekali.
"Jawab!" Alex kembali mendesak.
"Ke...sa——sakit!" balas Dara susah payah.
Alex tersenyum setan. Ia melepas cengkraman nya. Namun tidak beranjak dari posisi semula.
"Tidak mau jawab?" ulang Alex lagi.
"Itu...aku mencari tua...tuan kar...kar..karena jatuh..cin...cin..ya padamu!"
Oh my God! Terkutuk lah lidahnya. Bagaimana ia bisa mengatakan kata-kata gila itu. Kontan saja Alex tertawa keras. Anak buahnya mengerutkan dahinya. Ini pertama kali ia mendengar sang Bos besar tertawa seyaring itu.
"Oh...astaga!" Alex berusaha menghentikan tawanya. Wajahnya kembali di dekatkan ke daun telinga gadis culun itu."Buktikan!" sambungnya.
Ke dua kelopak mata Dara berkedip cepat. Apa yang harus ia buktikan?
"Ca.. caranya?" balasnya tergagap-gagap.
Apapun harus ia lakukan agar bisa bertahan hidup. Pulang dengan utuh ke Indonesia. Harus!
Senyum aneh terlihat di wajah Alex.
"Bercinta di sini. Di depan anak buahku!" balas Alex.
Rahang Dara terjun bebas. Bercinta? Dengan pria gila ini? Alex tersenyum setan. Ke dua tangannya bergerak menyentuh kancing depan seragam Dara. Dara membeku, ia bahkan berhenti bernapas sesaat. Kala satu persatu kancing bajunya di buka. Ke dua manik mata Alex tidak beralih. Ia tetap menatap ekspresi wajah Dara. Apakah Bos Mafia Texas ini akan melakukan hal gila padanya?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!