NovelToon NovelToon

SUPER RICH MAN

Prolog

Sebuah perusahaan terbesar ketiga di Amsterdam, sebuah isu politik baru saja membuat gempar sekaligus membuat resah para pembisnis. Kemunculan bandar saham alias investor pemilik modal besar tengah bermain saham, sebuah organisasi. Kebocoran data membuat semuanya berantakan.

Saham perusahaan Adijaya Group mendaak anjlok di angka 1,55%, pria parubaya yang terlihat sedang duduk di kursinya begitu geram menatap semua laporan-laporan ini, “Apa-apaan ini?" ucapnya dengan geram.

“Ma—maafkan kami tuan, tetapi itulah yang sebenarnya sedang terjadi, ka—kami—“ asisten bernama Theo itu pun terdiam saat lembaran kertas itu di remas sekuat tenaga oleh tuannya.

“Cepat lakukan sesuatu jangan diam saja, bodoh!”

“Kami sedang mencari investor lainnya, tuan.”

“Perusahaan ini tidak mungkin tutup apa lagi sampai gulung tikar, aku memulai semua usaha ini dari nol!” Adijaya benar-benar panik, dia tak mungkin mau merelakan kekayaannya perlahan ludes satu persatu.

Dia memiliki dua orang puteri yaitu : Sena dan Ariana, keduanya memiliki sifat yang berbanding terbalik. Si manja—Sena, dan si mandiri—Ariana.

Di lobi perusahaan Adijaya Group, seorang pemuda bernama Garry datang untuk mengantarkan kontrak kerja sama antar perusahaan. Dia hanya mendapatkan perintah untuk mengantarkan sebuah amplop coklat bergaris yang masih tersegel.

“Apakah tuan mu ada di ruangannya?” seru Garry dengan gaya tampannya.

“Tuan ada di ruangannya, maaf tuan bolehkah saya tahu siapa nama anda?”

“Garry.”

***

Pintu lift terbuka di lantai teratas gedung Adijaya Group, sepasnag kaki melangkah menuju ruangan CEO. Sebelum langkahnya terheti, dirinya menlihat sosok lelaki berkaca mata yang baru saja keluar dari ruangan tuan Adijaya.

Pria itu nampak gelisah setelah berulang kali menghela napasnya dengan pelan.

“Maaf tuan, apakah tuan Adijaya ada di dalam?”

Theo mengangguk lalu dia mengabsen pria itu dari pucuk kepalanya hingga kaki, “Maaf, saya sedang berbicara dengan siapa?”

Garry tersenyum dan dengan santai menunjukan ID Cardnya.

Usai berbincang ringan itupun Theo membukakan pintu ruangannya dan mempersilakannya untuk masuk, “Silakan masuk, tuan,” tangannya bergerak dengan sopan.

“Terima kasih.”

Adijaya yang mengusap wajah nya dnegan gusar itu pun sontak mengertukan keningnya, “Siapa?” tanyanya dengan lantang.

“Selamat pagi tuan, saya Garry asisten kedua tuan muda Reykhel...”

Reykhel? Papa mendengus, dia tahu siapa pemilik nama itu. Bukan pria sembarangan—juga bukan pembisnis biasa, dialah pemilik Brilian Group. Mr.Billionaire yang sebenarnya.

Garry menawarkan kontrak kerja sama yang tak biasa, di balik kontrak itu ada sebuah maksud terselubung seorang Reykhel. Secara diam-diam dia memiliki niat yang lainnya. Entah apa, bahkan Garry pun tidak tahu apa alasannya.

Sebuah kontrak kerja sama, sekali dayung—dua tiga pulau terlampaui.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

👉👉👉 Next Chapter 👇👇👇

Waktu yang ditentukan pun tiba, sore ini Ariana sudah bersiap rapi. Dirinya memakai dress berwarna putih dan blazer berwarna tosca.

High heels yang ia pakai juga berwarna putih dan sling bag nya yang berwarna hitam. Rambut panjang sebahu ia biarkan terurai dengan wajahnya yang polos tanpa menggunakan make up.

Dia menggenggam tali sling bag nya dengan erat sebagai cara untuk melampiaskan emosinya.

Sebelum Ariana membuka suara, lagi-lagi pria itu memotongnya dengan cepat.

"Tuan muda sangat benci menunggu!" tandasnya dengan tegas.

Ariana ingin tahu siapa nama pria yang tengah berdiri di hadapannya ini, bagaimana bisa ada seseorang yang sangat tidak sopan seperti dia?

"Bolehkah saya tahu nama anda, Tuan?"

Freezer

Waktu yang ditentukan pun tiba, sore ini Ariana sudah bersiap rapi. Dirinya memakai dress berwarna putih dan blazer berwarna tosca.

High heels yang ia pakai juga berwarna putih dan sling bag nya yang berwarna hitam. Rambut panjang sebahu ia biarkan terurai dengan wajahnya yang polos tanpa menggunakan make up.

Ariana masuk ke dalam mobil berwarna putih miliknya, kemudian memakai sabuk pengaman, bahkan papa dan Kak Sena tidak terlihat di ambang pintu. Setidaknya mereka bisa mengantar kepergiannya untuk bertemu dengan tuan muda tersebut.

Setelah memakai sabuk pengaman Ariana memasukkan kunci mobil ke dalam lubang yang kecil itu, lalu melajukan nya dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota yang ramai.

Sepanjang perjalanan Dia terlihat gelisah karena tidak tahu seperti apa rupa dari tuan muda tersebut, dari kabar yang beredar dirinya hanya tahu jika CEO dari Brilian Group adalah seorang pria yang tak pernah mengenal belas kasih terhadap lawan bisnisnya.

Pria itu akan melakukan apa saja untuk mempertahankan eksistensinya di dunia bisnis, melakukan apapun untuk menaklukkan lawannya. Bahkan, dia juga tak segan-segan untuk menggunakan cara ekstrim yang pastinya tak ingin orang lain dengarkan.

Ya, setidaknya itulah yang Ariana ketahui.

***

Satu jam kemudian Ariana sampai disebuah restoran elit di kota Amsterdam. Letaknya tak jauh dari gedung Brilian Group. Sebelum turun, tidak lupa dirinya menatap spion kecil yang tergantung di atas kemudi untuk merapikan rambut, setelahnya dia menghela napas pelan.

Sejujurnya dirinya juga sangat gugup karena bagaimanapun juga, ini adalah pengalaman pertamanya. Perlahan Ariana turun dari mobil lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam restoran tersebut, pintu yang terbuat dari kaca itu terbuka otomatis.

Tak jauh dari pandangan matanya seorang pria bertubuh tinggi kekar sedang menunggunya tepat di depan sebuah pintu yang masih tertutup rapat.

Apakah dia tuan muda yang Papa maksud? Tanya Ariana dari dalam hati. Dia mengangguk saat pria itu menganggukkan kepalanya, lalu menggerakkan tangannya dengan sopan meminta dirinya untuk segera masuk ke dalam ruangan yang sedang ia belakangi itu.

"Selamat datang, putri Adijaya... Tuan sudah menunggu anda di dalam ruangan. Silakan masuk."

"Nama saya Ariana, tuan -"

"Tidak ada yang bertanya siapa nama anda, Nona!"

Apa? Ariana bahkan sampai terbelalak saat mendengar bagaimana pria itu memotong kalimatnya dengan cepat.

Dia menggenggam tali sling bag nya dengan erat sebagai cara untuk melampiaskan emosinya.

Sebelum Ariana membuka suara, lagi-lagi pria itu memotongnya dengan cepat.

"Tuan muda sangat benci menunggu!" tandasnya dengan tegas.

Ariana ingin tahu siapa nama pria yang tengah berdiri di hadapannya ini, bagaimana bisa ada seseorang yang sangat tidak sopan seperti dia?

"Bolehkah saya tahu nama anda, Tuan?"

Pria itu hanya diam, lalu menggeser tubuhnya ke samping untuk membukakan pintu, "Silakan masuk."

Ariana benar-benar geram dibuatnya, kedua tangannya sudah mengepal erat tali sling bag nya, dengan gigi yang menggemelutuk di dalam mulut.

Sial! Dasar manusia freezer!

Akhirnya, Ariana pun melangkah masuk keruangan VVIP itu. Dia berjalan melewati sosok pria yang baru saja ia beri gelar dengan sebutan Freezer.

Saat Ariana mencoba melirik pria itu dengan ekor matanya, tetapi tidak jadi. Kilatan di matanya begitu tajam setajam silet, seolah siap untuk menguliti kulit Ariana mentah-mentah.

Hal itu membuatnya mendadak merasakan hawa dingin dari seorang iblis pencabut nyawa.

Siapakah gerangan pria itu?

Bertemu Tuan Muda

Ariana kini memasuki ruangan VVIP, dia terkejut saat pintu ruangan tertutup. Spontan Ariana mengelus dada.

"Putri Adijaya?" seru seorang pria yang tengah berdiri membelakanginya, dia lah tuan muda Rey yang di maksud papa.

Tuan muda sedang menikmati pemandangan kota dari balik jendela kaca yang besar, rasa-rasanya itu bukanlah lagi jendela, melainkan sebuah dinding raksasa yang membuat mata bisa memandang pemandangan indah.

"I- iya Tuan muda, sa- saya Ariana... salam kenal Tuan."

Rey mendecih, "Cih! Bangga sekali kau memperkenalkan nama mu?"

Ariana memilih diam, tak ingin mendebatkannya.

Terlihat jelas guratan emosinya, "Karena saya adalah orang yang terpilih untuk menikah dengan anda, Tuan muda."

Rey menyeringai, "Dejavu!" diam sejenak, lalu Rey membalikkan tubuhnya untuk menatap tajam pada Ariana.

Kedua tangan yang tadinya berada di dalam saku celana, pun, Rey mengeluarkan tangan kirinya dan memanggil Ariana dengan gerakkan jari tengahnya.

Astaga, huh! Menyebalkan sekali si Tuan muda itu. Bagaimana bisa dia memperlakukan seseorang dengan cara yang tak manusiawi?

"Tuan memanggil anda, Nona," seru Jackson, sang sekretaris alias si manusia kulkas.

Ariana yang geram pun, rasanya ingin sekali mematahkan leher tuan Rey.

Tetapi demi papa, dia harus bersabar.

Ariana mengangguk sembari melangkahkan kakinya mendekati Tuan muda. Sekiranya jarak di antara keduanya hanya menyisakan setengah lengan saja.

Manik biru Rey menatap tajam pada wajah manis Ariana, lalu dia menaikkan satu alisnya dengan seringaian yang menyebalkan.

Rey memang tak tahu malu dan lidahnya terkenal kejam terhadap siapapun dan apapun yang tak ia sukai, dia sedikit menundukkan tubuhnya agar sejajar dengan tinggi tubuh Ariana yang hanya sebatas bahunya.

Rey mendekatkan bibirnya di telinga Ariana, hal itu spontan membuatnya terkejut dan ingin memundurkan langkahnya.

Namun, Rey dengan cepat meraih pinggang gadis itu lalu menahannya dengan kuat.

"Bagaimana jika aku menguji tubuhmu di atas ranjang? Anggap saja sebagai DP."

Seketika Ariana menahan tangisnya, dia tak pernah di perlakukan sehina ini.

Ariana menundukkan pandangannya, dan Rey mulai meraba punggungnya.

Tubuh Ariana bergetar, disaat rasa cemas dan khawatirnya melanda.

Tak seberapa lama terdengar suara tawa dari mulut Rey, "Hahaha..." dia menganggap gadis itu sebagai sebuah lelucon.

Bruk!

"Aaaaahh!" Ariana meringis kesakitan.

Rey menghempaskan tubuh mungil Ariana ke lantai, sling bag yang jatuh di dekatnya pun langsung di tendang sekuat mungkin oleh kaki jenjang Rey.

"Kau pikir aku sudi melakukannya, hah?" lalu Rey menatap sinis padanya.

hari ini dia telah membuat seorang wanita menangis, karenanya, dia tak pernah memikirkan perasaannya yang telah di hina dan di lecehkan seperti ini.

Lalu Rey pun berjongkok, kembali menyesuaikan tinggi tubuhnya dengan Ariana yang terduduk di lantai.

Dia mencengkeram kuat rahangnya, "Hanya wanita yang berasal dari keluarga yang nyaris jatuh miskin, berani sekali kau mengharapkan hal yang seperti itu dariku!"

"Emh!" Kepala Ariana bahkan sampai terdorong ke belakang saat Rey menghempaskan nya, kedua tangannya terkepal erat dengan buliran air matanya yang menetes.

Harga dirinya telah terhina, dia menatap punggung Rey yang mulai menjauh mendekati pintu.

"Jackson! Siapkan pernikahan super megah untuk menyambut nyonya muda!"

Jackson pun mengangguk, "Baik, Tuan muda Rey."

Manik silver Jackson menatap tajam ke arah Ariana, membuatnya seolah telah menjadi target yang terkunci.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!