Tokoh Utama Wanita : Tiffany Hanatasya
Tiffany Hanatasya atau biasa di panggil Tiffany, Dia adalah seorang gadis SMA yang usianya baru menginjak 17 tahun, Tiffany merupakan putri tunggal dari Mama Siska dan Papa Raul, Tiffany mempunyai rambut panjang yang bergelombang dan memiliki pipi wajah yang cabi dan senyuman yang manis.
Tiffany Dia adalah seorang gadis cantik yang ceria walaupun begitu banyak rintangan didalam hidup nya, dirinya selalu tersenyum tetap semangat dan tidak pernah pantang menyerah.
Tokoh Utama Pria : Revando Wijaya
Revando Wijaya merupakan putra sulung dari pemilik hotel One seasons yang merupakan hotel terbesar di negeri ini bahkan sudah memiliki cabang di setiap negara internasional, Revando Wijaya yang biasa dipanggil Revando dia dipilih untuk menjadi penerus selanjutnya di hotel One seasons, Selain mapan dan juga sukses dirinya juga memiliki paras wajah yang sangat tampan, tinggi tubuhnya 185cm usianya 30 tahun, karakter Revando dia adalah seorang pria yang sangat Dingin dan juga Arogan memiliki sifat yang sangat egois dan dirinya tidak mempercayai Apa Itu Cinta.
...
Di pagi hari yang sangat indah terlihat lah seorang gadis muda yang masih berbaring di atas ranjang tempat tidurnya, dirinya mulai menggerakkan tubuhnya sedikit demi sedikit dan mata indahnya juga mulai terbuka sedikit demi sedikit, dan tak lama kemudian Alarm di dalam kamarnya pun mulai berbunyi.
⏰ Kring kring (Bunyi ALARM)
"Iya iya baiklah Aku bangun" sahut Tiffany yang masih berbaring di atas ranjang tempat tidurnya.
Tiffany pun mulai bangun meninggalkan tempat tidurnya, langkah kaki nya mulai berjalan menuju ke arah jendela kamarnya.
"TUKK" (Bunyi Tiffany membuka jendela)
"Wow ini benar benar pagi yang cerah" ujar Tiffany sambil menghirup udara segar di depan jendela kamarnya.
"Tiffany Tiffany.. sudah jam berapa ini, ayo cepat bangun Nak nanti kamu bisa telat datang ke sekolah nya" Teriak Mama Siska yang mencoba membangunkan Tiffany dari depan pintu kamar Tiffany.
"Sambil membuka pintu kamar nya Tiffany menjawab" Iya iya Ma Fany sudah bangun kok Ma.
"Kalau begitu ayo cepat mandi, setelah kamu selesai mandinya temui Mama di dapur kita sarapan pagi bersama" ujar Mama Siska (Siska adalah namanya mama Tiffany )
"Okee siap Ma" jawab Tiffany sambil tersenyum.
Ketika Tiffany sedang asyik mandi terlihat Mama Siska tampak begitu sibuk mempersiapkan seragam sekolah putih abu abu yang akan dikenakan oleh Tiffany untuk datang sekolah nanti.
"Fany seragam sekolah kamu sudah Mama siapkan, Mama letakkan di atas meja hias kamu" ujar Mama Siska yang lalu meninggalkan kamar Tiffany.
"Okee Ma makasih , Mama memang ter The Best banget deh" jawab Tiffany dari dalam kamar mandi.
Setelah selesai mandi Tiffany langsung memakai seragam putih abu abu yang sudah di siapkan oleh Mama Siska tadi, Tiffany tampak begitu cantik dan juga manis mengenakan seragam sekolah tersebut, setelah selesai semua nya Tiffany langsung menghampiri Mama nya yang sedang berada di dapur.
"Pagi Ma" ujar Tiffany menyapa Mama Siska.
"Pagi juga sayang " jawab Mama Siska sambil tersenyum.
Tiffany duduk di kursi makan tepat di samping Mama nya.
"Ma Papa kapan sih pulang nya" tanya Tiffany.
"Tumben kamu pagi pagi begini nanyain Papa kapan pulang, sudah kangen ya sama Papa, sama Mama juga sudah kangen banget sama Papa" ujar Mama Siska.
"Iya Ma Fany sudah kangen banget ama Papa" jawab Tiffany.
"Ma malam tadi Tiffany bermimpi aneh deh Ma" ujar Tiffany dengan mata yang berkaca kaca.
"Mimpi apa emangnya kamu sayang" tanya Mama Siska.
"Tiffany bermimpi Papa meninggal kan kita berdua untuk selama lamanya Ma" ujar Tiffany dengan wajah sedih.
Mama Siska yang saat itu sedang memegang sendok nasi tiba tiba menjatuhkan sendok nasi nya, hal itu di karenakan Mama Siska sangat terkejut mendengar mimpi buruk Tiffany tadi.
"Astagfirullah Tiffany makannya sebelum tidur itu berdoa dulu sayang supaya nggak di kasih mimpi buruk kayak gitu" ujar Mama Siska.
"Sudahlah Tiffany tidak perlu terlalu cemas Nak, itu hanya mimpi, Papa mu akan pulang sore ini kok sayang" ujar Mama Siska.
Mendengar bahwa Papa nya akan pulang sore ini Tiffany terlihat begitu Bahagia sekali.
"Mama benar itu hanya mimpi, Asyik akhirnya Papa pulang juga sore ini" ujar Tiffany dengan gembira.
Setelah selesai sarapan Tiffany langsung bersiap siap untuk berangkat ke sekolah, Tiffany berangkat sekolah menggunakan motor scupy berwarna merah, jarak rumah Tiffany ke sekolahnya hanya butuh waktu 10 menit dan akhirnya Tiffany pun tiba di sekolah.
Ketika Tiffany sedang memarkirkan sepeda motornya di parkiran sekolah, tiba tiba ada seorang siswi cantik yang menghampiri Tiffany, gadis cantik itu adalah Luna.
Luna Leetisya
Luna adalah sahabat terbaik Tiffany mereka berteman sudah cukup lama, persahabatan mereka dimulai dari mereka Tk.
"Hai Fany" sambil melambaikan tangan Luna menyapa Tiffany.
"Hai juga Lun" jawab Tiffany sambil tersenyum.
Sambil berjalan menuju ke kelas Tiffany dan Luna tampak begitu asyik bercerita tentang nct (nct merupakan salah satu boyband terkenal dari Korea), saking asyiknya bercerita tentang K-Pop mereka sampai tidak mendengar bahwa suara lonceng sekolah telah berbunyi.
🔔Kring kring... (Bunyi Bel Sekolah)
Dan tak lama kemudian terdengarlah suara langkah kaki.
TUKK TUKKK (Suara langkah kaki Bu Risa yang sedang menuju ke kelas)
"Lun Luna cepat kembali ke kursi kamu Bu Risa sudah datang" ujar Tiffany.
"OMG!! Kapan Bu Risa datang" jawab Luna sambil berlari ke arah kursinya.
"Bersedia" semua murid langsung berdiri. "Beri salam kepada Bu Guru" ucap Ferrel (Ferrel adalah ketua kelas di kelasnya Tiffany dan Ferrel juga merupakan siswa terbaik di kelasnya)
Ferrel Zionatan
"Selamat pagi Bu" ucap seluruh siswa siswi didalam kelas.
"Iya selamat pagi juga semuanya" jawab Bu Risa dengan penuh semangat.
"Luna suara kamu bercerita sungguh pelan sekali saking pelan nya sampai terdengar di kelas sebelah" ternyata Bu Risa mendengar semua cerita Luna tadi.
Serentak seluruh siswa siswi di kelas menertawai Luna.
Wajah Luna seketika berubah menjadi kesal dan di dalam hatinya Luna berkata "Aiss benar benar sial, pagi pagi begini sudah di buat malu tapi tenang saja Luna di sini tidak ada yang setampan Oppa NCT jadi kenapa harus malu"
Tak terasa waktu istirahat pun tiba Tiffany dan Luna bergegas menuju ke kantin sekolah ketika Tiffany dan Luna sedang makan tiba tiba datang lah Ferrel.
Sambil berlari kencang dengan wajah yang serius Ferrel menghampiri Tiffany yang sedang makan.
Sessstt (Suara langkah kaki Ferrel)
"Apa apaan sih Ferrel bikin kaget aja "bentak Luna.
"Fany kamu di cari Bu Risa di kantor, katanya ada hal penting yang mau ia sampaikan ke kamu" dengan napas yang masih ngos-ngosan Ferrel menyampaikan pesan dari Bu Risa untuk Tiffany.
"Hal penting apa ya Rel" tanya Tiffany.
"Nggak tau Fan, ayo cepat sedikit Fan soalnya Bu Risa sudah nungguin kamu di kantornya" ujar Ferrel.
"Lun kamu nggak apakan kalau Aku tinggal dulu sebentar ke kantor" ujar Tiffany.
"Iya Fan nggak apa-apa kok santai aja" jawab Luna.
"Ya udah Aku pergi dulu ya, oh ya Ferrel makasih ya" ujar Tiffany.
"Iya Fan sama sama" jawab Ferrel.
Tiffany pun bergegas menemui Bu Risa di kantornya.
"Ya Allah kenapa perasaan Saya tiba tiba jadi nggak enak gini" tiba tiba perasaan Tiffany menjadi tidak enak.
TOK TOKK (Tiffany mengetok pintu kantor sekolah)
"Assalamualaikum Bu Risa, Bu kata Ferrel Bu Risa mencari Fany ya Bu, ada apa ya Bu" ujar Tiffany.
"Begini Fany barusan Mama kamu telepon Ibu katanya ada kabar duka Nak" ujar Bu Risa dengan wajah sedih.
"Kabar duka apa Bu ?? " seketika Wajah Tiffany langsung berubah menjadi cemas.
"Begini Tiffany tadi Ibu dapat telepon dari Mama kamu, katanya Papa mu sekarang sedang di rawat di rumah sakit" ujar Bu Risa.
Telah terjadi kecelakaan lalu lintas di jalan tol cipularang pada pukul 08:00 wib pagi tadi, kecelakaan terjadi akibat mobil yang di kendari mengalami gangguan rem ,akibatnya korban mengalami luka yang cukup parah dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat (berita di televisi). "Melihat berita yang ada di televisi tersebut Tiffany tiba tiba langsung menangis histeris dan seluruh kakinya langsung lemas rasanya tidak mampu lagi untuk berdiri.
"Ibu itu mobil Papa Saya, Papaaa" ucap Tiffany sambil Menangis.
"Sabar Fany percayalah Papa mu akan baik baik saja jadi berhentilah menangis Nak" Bu Risa sedang mencoba menenangkan hati Tiffany.
Tiffany langsung bergegas menuju ke rumah sakit, setelah sampai di rumah sakit Tiffany melihat Mama nya sedang menangis di depan ruangan di mana Papa Raul dirawat.
"Ma bagaimana keadaan Papa sekarang" tanya Tiffany.
"Tiffany.." Mama Siska memanggil nama Tiffany sambil menangis.
"Ma jawab kenapa dengan Papa" tanya Tiffany lagi.
"Papa mu Fany" Mama Siska tidak mampu mengucapkan kabar buruk tentang keadaan Papa Raul kepada Tiffany.
"Iya Mama, Papa kenapa" tegas Tiffany.
"Papa telah pergi meninggalkan kita semua untuk selama lamanya" tangisan Mama Siska dan Tiffany pun pecah mendengar Papa Raul telah pergi untuk selama lamanya.
"Papa" dengan menangis Tiffany menyebut nama Papanya.
...
Kembali ke Revando.
"Selamat pagi pak, maaf mengganggu " ujar sekretaris Jang yang lalu masuk ke dalam ruangan kerja Revando.
"Ada apa sekretaris Jang " tanya Revando yang saat itu sedang duduk di kursi kerjanya.
"Pak sepertinya ini gawat" ujar sekretaris Jang.
"Gawat?? gawat kenapa" tanya Revando.
"Raul meninggal dunia " ujar sekretaris Jang.
"Raul meninggal, yang benar kamu, kamu tau dari mana kalau dia meninggal " tanya Revando yang terkejut mendengar Raul meninggal dunia.
"Dari sosmed dan juga berita yang telah ditayangkan di televisi pagi ini pak, menurut yang ada di berita tadi, Raul mengalami kecelakaan tunggal, katanya mobil yang di kendarai oleh Raul mengalami gangguan pada rem sehingga terjadinya lah kecelakaan itu Pak" jelas sekretaris Jang sambil menunjukkan artikel meninggalnya Raul di ponselnya.
"Bagaimana dengan pinjamannya yang 10 miliar itu " tanya Revando.
"Di surat kontrak pinjaman tersebut apakah dia ada menuliskan nama walinya " tanya Revando lagi.
"Disurat kontrak tersebut tertulis bahwa Raul hanya menjadi penjaminnya saja" jelas sekretaris Jang.
""
"Apa kamu tahu siapa saja keluarganya" tanya Revando lagi.
"Tidak Pak" jawab sekretaris Jang.
"Sekretaris Jang tolong bantu saya selidiki siapa saja keluarganya Raul atau siapa saja yang masih bersangkutan dengannya" Dengan cepat Revando memerintahkan sekretaris Jang untuk segera mencari tau siapa saja keluarga dari Raul.
"Baik Pak" jawab sekretaris Jang yang lalu pergi meninggalkan ruangan kerja Revando.
Beberapa Jam Kemudian...
🚪TOKK TOKKK (Mengetuk pintu)
"Permisi Pak " setelah beberapa jam kemudian sekretaris Jang kembali menemui Revando.
"Sekretaris Jang masuk, bagaimana apakah sudah ketemu dengan alamat keluarganya Raul" tanya Revando dengan serius.
"Sudah Pak " jawab sekretaris Jang.
"Baguslah kalau begitu, tapi siapa yang akan datang ke rumahnya, Saya tidak mungkin datang ke sana, tolong sekretaris Jang persiapan orang untuk pergi ke sana " ujar Revando.
"Tentu saja tidak mungkin Bapak yang harus datang ke sana, jika Bapak yang datang ke sana bukannya mereka takut dengan pinjamannya, ini keluarganya malah jadi jatuh cinta sama Bapak, melihat wajah Bapak yang begitu tampan" sekretaris Jang mencoba menggoda Revando dengan bercanda.
Kembali Lagi Ke Tiffany.
Tiga hari sesudah meninggalnya Papa Tiffany yaitu Raul, Tiffany mulai bersekolah kembali, dengan wajah yang masih suram dan juga mata yang masih terlihat sembab Tiffany tampak begitu lesu berjalan menuju ke arah kelasnya.
...
"Fany " ujar Luna sambil berlari menghampiri Tiffany.
"Iya Lun " Tiffany menjawab dengan nada suara yang lemas.
"Fany, Aku turut berduka cita atas meninggalnya Papa mu Fan " ucapan belasungkawa Luna kepada Tiffany.
"Iya Lun " jawab Tiffany yang berusaha menahan air matanya didepan Luna.
Beberapa jam kemudian...
🔔"Kring kring " Suara lonceng sekolah.
Tak terasa waktu pulang sekolah pun tiba.
Waktu pulang sekolah pun tiba Tiffany pun bergegas pulang, Ketika Tiffany sampai di depan rumahnya, Tiffany melihat ada sekelompok pria yang tidak dikenal sedang berbicara serius dengan Mamanya , tampa berpikir panjang lebar lagi Tiffany langsung memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumahnya.
Dengan perasaan yang sedikit cemas Tiffany pun bertanya.
"Kalian siapa ??" tanya Tiffany dengan ekspresi wajah yang bingung dan ditambah lagi sedikit Perasaan takut didalam hatinya.
"Nona ini pasti putri nya pak Raul" ujar sekretaris Jang sambil memandangi Tiffany dari ujung kaki sampai ke ujung rambut.
"Iya, emang ada urusan apa" jawab Tiffany.
"Begini nona Ayahmu terlibat pinjaman yang cukup besar kepada perusahaan kami, dan sekarang Ayahmu telah meninggal, jadi siapa yang akan melunasi pinjamannya tersebut" Jelas sekretaris Jang.
"Tapi tuan almarhum suami saya tidak pernah bercerita sedikit pun tentang pinjaman ini " ujar Mama Siska.
"Benar Bu, jumlah pinjaman pak Raul kepada perusahaan kami sebesar Rp.10 miliar jika jaminannya hanya Rumah beserta isinya saja ini masih belum cukup untuk membayar pinjaman pak Raul kepada perusahaan kami" jelas sekretaris Jang lagi.
"Kami tidak punya uang sebesar itu tuan " ujar Mama Siska.
"Tolong beri kami sedikit waktu lagi untuk bisa melunasi pinjaman almarhum Suamiku kepada perusahaan kalian " sambil berlutut Mama Siska memohon kepada sekretaris Jang.
"Maaf Bu saya hanya menjalankan tugas dari perusahaan, dan perusahaan ingin kalian untuk segera melunasi semua pinjaman pak Raul " jelas sekretaris Jang.
"Jadi kami harus bagaimana, selain rumah ini almarhum suami saya tidak meninggalkan warisan apa pun" ujar Mama Siska lagi dengan pasrah.
"Begini saja kami akan berikan kalian waktu satu Minggu lagi, Jika Minggu depan kalian masih belum dapat melunasinya, terpaksa masalah ini akan kami bawa ke jalur hukum " ujar sekretaris Jang dengan berat hati.
"Akan dibawa ke jalur hukum " dengan cemas Mama Siska memeluk Tiffany dengan sangat erat.
"Dan untuk seterusnya, akan kami serahkan semuanya kepada kebijakan hukum yang berlaku "ujar sekretaris Jang lagi.
Tiffany terus menangis sambil memeluk sang Mama.
Sejak di tinggal pergi oleh sang Papa dan di tambah lagi dengan kejadian kemarin, membuat tidak ada lagi senyuman manis di wajah cantiknya Tiffany, Tiffany yang di setiap harinya selalu memiliki sifat yang ceria, kini hanya tertinggal kesedihan di wajah murungnya.
Satu Minggu pun Berlalu ...
Tak terasa satu minggu pun begitu cepat berlalu, sekretaris Jang beserta kuasa hukumnya pergi mendatangi rumah Tiffany.
"Selamat pagi Bu " ujar sekretaris Jang sambil mengetuk-ngetuk pintu rumahnya.
Mama Siska dan Tiffany sebenarnya telah mendengar kedatangan sekretaris Jang tapi mereka berdua takut untuk menghadapi mereka.
"maaf Bu kami tau kalian berdua ada di dalam, jadi tolong buka pintunya " ujar sekretaris Jang yang masih berdiri di depan pintu rumah mereka.
"Mama bagaimana ini, Tiffany sungguh takut" seluruh tubuhnya Tiffany bergetar ketakutan.
"Kamu tetap di sini Nak, apa pun yang terjadi Mama tetap harus menghadapi mereka, kamu tidak perlu khawatir sayang karena Tuhan dan papa pasti akan melindungi kita berdua" ujar Mama Siska.
"Tapi Ma bagaimana kalau mereka langsung membawa kita ke kantor polisi" ujar Tiffany dengan panik.
"Tidak mungkin sayang" ujar Mama Siska yang lalu pergi meninggalkan Tiffany.
Mama Siska pun langsung memberanikan diri untuk menghadapi sekretaris Jang, sendirian tanpa ditemani oleh Tiffany.
"Kenapa lama sekali " tanya sekretaris Jang kepada mama Siska.
Maaf tuan tadi saya lagi dibelakang jadi tidak kedengaran " ujar Mama Siska dengan suaranya yang bergemetaran.
Seluruh warga di sekitar rumahnya Tiffany kepo melihat kedatangan sekretaris Jang dan pengacaranya dan mereka pun mulai menghujat keluarganya Tiffany.
"Perkenalkan pak ini adalah istrinya pak Raul." sekretaris Jang memperkenalkan Mama Siska kepada pengacaranya.
"Jadi bagaimana apa kalian sudah bisa melunasi pinjamannya" tanya pengacara itu kepada Mama Siska.
Bersambung..
Assalamualaikum...
sobat setia "Mendadak Dinikahi CEO Sombong" Jangan pernah bosan untuk terus dukung karya ini dengan cara Like dan tinggalkan komentar yang positif supaya membantu karya ini menjadi lebih baik lagi ya sobat...
Terima Kasih 🙏🙏🙏
Rumah sederhana milik keluarganya Tiffany.
"Jadi bagaimana apa kalian sudah bisa melunasi pinjamannya sekarang ?? " tanya pengacara itu kepada Mama Siska.
"Maaf kan saya pak, kami belum dapat melunasi pinjamannya sekarang" ujar Mama Siska dengan penuh ketakutan.
"Kalau meminta maaf saja cukup, untuk apa ada penjara dan juga kantor polisi" jawab pengacara itu dengan tatapan yang begitu tajam.
"Terus kami harus bagaimana pak, sekarang ini saya tidak punya uang sama sekali" kedua kaki Mama Siska melemah sudah tidak sanggup lagi berdiri, mama Siska yang saat itu terjatuh tepat di hadapan kakinya sekretaris Jang langsung memohon agar sekretaris Jang dapat memberikan nya sedikit waktu lagi untuk melunasi hutang peninggalan almarhum suaminya itu.
"Berdirilah Bu " ujar sekretaris Jang sambil membantu Mama Siska berdiri lagi.
"Oh iya bu di mana nona kecil itu sekarang " tanya sekretaris Jang sambil melihat ke sekeliling rumahnya.
"Putriku sedang tidak berada di rumah sekarang pak" jawab Mama Siska yang mencoba melindungi Tiffany's.
"Jika tidak di rumah, terus dimana perginya nona kecil itu " tanya sekretaris Jang lagi .
"Dia sedang ada les privat diluar " tegas Mama Siska.
"Sayang sekali dia tidak ada di rumah, sebagai putri tunggal dia seharusnya dapat membantu melunasi pinjaman ayahnya, bukan malah kabur begini " ujar sekretaris Jang yang mencoba memancing Tiffany keluar.
Tiffany yang mendengar dirinya sedang diremehkan oleh sekretaris Jang, mencoba untuk bersikap tegar dan berpikir bahwa sebenarnya memang benar dirinya tidak bisa terus bersembunyi di sini, dengan penuh keberanian Tiffany pun akhirnya memutuskan untuk menghadapi sekretaris Jang berserta pengacaranya.
...
"Nona kecil mana yang sedang sekretaris Jang cari" tanya pengacara itu kepada sekretaris Jang.
"Jadi begini pak, pak Raul mempunyai seorang putri tunggal bernama Tiffany, bisa dikatakan dia juga adalah ahli warisnya dari pak Raul " jelas sekretaris Jang kepada pengacaranya.
"Tapi tuan, putri ku Tiffany itu masih sangat kecil, mana bisa dijadikan penanggung jawabnya pinjaman tersebut " tegas Mama Siska sambil memohon mohon kepada sekretaris Jang dan juga pengacaranya.
"Kami mohon maaf Bu, menurut hukum yang berlaku Tiffany wajib membayarkan pinjaman pak Raul karena dia adalah putri tunggalnya" ujar sekretaris Jang.
"Cukup..!! Mama tidak perlu memohon lagi kepada mereka, Tiffany akan berusaha keras untuk melunasi pinjaman papa kepada mereka " ujar Tiffany yang masih berdiri tepat di depan pintu kamarnya.
"Fany apa yang kamu lakukan, Kan sudah Mama bilang dengan jelas, bahwa apa pun yang terjadi jangan pernah keluar dari dalam kamarmu Nak "ujar Mama Siska sambil memeluk erat putri kesayangannya itu.
"Nggak Ma, Fany nggak bisa terus berdiam diri saja memang benar kata mereka sebagai putri tunggalnya papa Tiffany juga bertanggung jawab atas pinjamannya" ujar Tiffany.
"Baiklah kalau begitu, mohon nona untuk segera menandatangani surat ini" ujar pengacara itu sambil memberikan surat penanggung jawab pinjamannya.
Tiffany pun langsung menandatangani surat perjanjian tersebut.
"Disurat ini menjelaskan bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini sebagai penanggung jawab sepenuhnya akan membayarkan semua pinjaman tersebut sebesar Rp 10 miliar yang dipinjam oleh saudara Raul " pengacara itu membacakan isi surat tersebut.
"Gadis Kecil ini cukup berani, demi keluarganya dia tidak takut dan mampu menghadapi masalah ini, sungguh gadis yang luar biasa " ujar sekretaris Jang di dalam hatinya.
"Oh iya nona bisakah anda ikut kami sebentar ke kantor " ujar sekretaris Jang.
"Kantor?? Maksud bapak kantor polisi begitu" ujar Tiffany agak sedikit takut.
"Tentu saja bukan kantor polisi nona, kantor yang kami maksud adalah hotel One seasons sebagai orang yang bersangkutan nona telah di tunggu oleh pak direktur perusahaan kami " jelas sekretaris Jang.
"Baiklah pak saya bersedia ikut dengan kalian ke sana " ujar Tiffany.
"Mama tidak perlu khawatir, semuanya akan baik-baik saja, Tiffany pamit ya ma" ujar Tiffany yang lalu pergi menuju ke hotel One seasons.
Setelah sampai di hotel One seasons Tiffany dibawa ke ruang tunggu.
"Nona tunggu disini sebentar, pak Revando sekarang sedang meeting tapi sebentar lagi selesai " ujar sekretaris Jang.
"Baiklah pak saya akan tunggu disini" ujar Tiffany yang terlihat cemas.
30 Menit pun berlalu...
"Nona Tiffany bisa langsung masuk ke sini, nona telah di tunggu oleh pak Revando " ujar sekretaris Jang.
"Baiklah pak terimakasih" ujar Tiffany sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan kerjanya Revando.
"Permisi pak, dia adalah Tiffany anak tunggal pak Raul " jelas sekretaris Jang kepada Revando.
Tiffany yang saat itu masih berdiri didepan pintu ruangan kerjanya Revando terlihat sedikit penasaran dengan wajah direktur itu karena wajahnya Revando saat itu sedikit terhalang oleh komputer yang ada dimeja kerjanya.
"Nona silahkan duduk di sebelah sana " ujar sekretaris Jang sambil menunjukkan arah kursi untuk Tiffany duduki.
"Kalau begitu saya permisi dulu pak" ujar sekretaris Jang yang lalu meninggalkan mereka.
5 menit pun berlalu.
Terlihat Revando begitu sibuk dengan komputernya, sedangkan Tiffany tampak begitu gugup ingin berbuat apa, akhirnya Tiffany pun memberanikan diri untuk memulai percakapan terlebih dahulu.
"Selamat siang pak, ada perlu apa bapak memanggil saya kesini " ujar Tiffany dengan terbata-bata.
Revando pun akhirnya menghentikan ketikan nya di komputer.
"Apa sekretaris Jang belum menjelaskan nya " tanya Revando.
Tiffany pun akhirnya melihat dengan jelas wajah direktur tersebut, direktur tersebut adalah Revando Wijaya "ya Tuhan ternyata dia adalah Revando Wijaya yang terkenal itu, tidak ada seorang pun di negeri ini yang tidak tahu dengannya, pewaris utama perusahaan One seasons, perusahaan yang sangat berpengaruh untuk negara ini, selain hotel One seasons ini mereka juga bergerak di bidang elektronik, furniture dan bahkan makanan pun mereka produksi, mimpi apa saya semalam dapat bertemu orang hebat seperti dia " ujar Tiffany dengan kagum didalam hatinya.
"ya Tuhan apa ini mimpi " ujar Tiffany sambil mencubit pipi chubby nya.
Revando yang melihat Tiffany seperti orang linglung hanya melihatnya dengan tatapan mata yang aneh.
"Paman saya mohon tolong berikan kami sedikit waktu lagi untuk bisa melunasi semua pinjaman almarhum Papa saya kepada kalian " ujar Tiffany sambil memegang tangan kanannya Revando.
Revando pun langsung menarik keras tangannya dari genggaman Tiffany.
"Nona Kecil siapa yang kamu panggil paman, ayo cepat minta maaf kepada pak Revando " ujar pengacara itu dengan panik.
"Tapi dia belum terlalu tua untuk dipanggil bapak " ujar Tiffany dengan polosnya.
"Astaga anak ini " pengacara itu pun bertambah panik mendengar ucapan Tiffany barusan.
"Jika nantinya saya memberikan sedikit waktu lagi untuk kalian, apakah kamu yakin dapat melunasi semuanya " dengan tatapan mata yang begitu tajam dan disertai sedikit senyuman Revando bertanya kepada Tiffany.
Dengan menundukkan kepalanya ditambah dengan suara yang sangat gugup Tiffany mencoba menjawab pertanyaan Revando.
"Saya akan berusaha melunasinya pak" ujar Tiffany dengan sedikit ragu.
"Dengan cara apa kamu yakin dapat melunasi pinjaman tersebut " tanya Revando lagi kepada Tiffany.
"Tentu saja dengan bekerja" tegas Tiffany yang perlahan lahan mulai mengangkat kepalanya.
Revando hanya tersenyum tipis mendengar jawaban Tiffany tadi.
"Saya sangat menghargai niat baikmu untuk membantu melunasi pinjaman orangtuamu kepada perusahaan ini, tapi masalahnya kamu sekarang saja masih belum tamat sekolah jadi bagaimana cara kamu mendapatkan pekerjaan yang bagus" ujar Revando yang sedikit meremehkan Tiffany.
Tiffany hanya terdiam mendengar ucapan Revando tadi.
"Yang dibilang oleh pak Revando ada benarnya juga " ujar Tiffany didalam hatinya.
"Baiklah saya akan berikan tambahan waktu Tiga Bulan lagi untuk kalian, saya harap dalam waktu tiga bulan ini kamu dan keluargamu dapat melunasinya " ujar Revando.
"Jika dalam tiga bulan ini saya masih belum bisa melunasi semua hutang almarhum Papa saya bagaimana ??" tanya Tiffany.
"Kesempatanmu hanya tiga bulan ini, jika kamu tetap tidak bisa melunasinya maka nyawamu lah yang akan menjadi penggantinya" ujar Revando dengan kejam.
"Maksudnya?? " tanya Tiffany dengan bingung.
"Nona Intinya kamu harus melunasi pinjaman itu dalam waktu tiga bulan ini " jelas pengacara itu kepada Tiffany.
Mendengar perkataan Revando barusan Tiffany benar-benar merasa takut.
"Kesempatanmu hanya tiga bulan ini, jika kamu tetap tidak bisa melunasinya maka nyawamu lah yang akan menjadi penggantinya" kata kata Revando barusan terus ada di pikirannya Tiffany.
Akan tetapi Tiffany berusaha untuk tetap optimis bahwa dirinya pasti dapat melunasi pinjaman tersebut dengan cara apa pun.
"Baiklah aku berjanji bahwa aku akan melunasi pinjaman itu dengan secepatnya" ujar Tiffany dengan sedikit percaya diri.
"Baik saya pegang janji kamu dan saya paling tidak suka jika nantinya orang tersebut tidak dapat menepati janjinya " ujar Revando dengan tatapan mata yang sinis menatap ke arah Tiffany.
"Kamu tenang saja paman Saya pasti bisa melunasi hutang itu dengan segera dan kalau perlu dengan secepat mungkin" ucap Tiffany dengan penuh percaya diri di hadapan Revando dan juga pengacaranya.
"Baiklah saya pegang janji kamu Gadis Kecil " ujar Revando dengan senyuman tipisnya.
Perjanjian itu pun selesai, Tiffany pun akhirnya bisa langsung pergi meninggalkan hotel One seasons.
Bersambung...
Assalamualaikum...
sobat setia "Mendadak Dinikahi CEO Sombong" Jangan pernah bosan untuk terus dukung karya ini dengan cara Like dan tinggalkan komentar yang positif supaya membantu karya ini menjadi lebih baik lagi ya sobat...
Terima kasih 🙏🙏🙏.
Setelah selesai membahas perjanjian pinjaman bersama Revando, Tiffany dipersilahkan untuk segera pulang namun Tiffany dipersilahkan untuk pulang sendiri tanpa diantari kembali oleh sekretaris Jang.
Dengan bingung Tiffany meninggalkan hotel One seasons karena saat berangkat menuju ke sana bersama sekretaris Jang dan juga pengacara tersebut Tiffany tidak sempat membawa uang, dengan perasaan panik Tiffany mencoba memikirkan cara agar dirinya dapat segera pulang.
"Mengapa membawa saya kemari kalau tidak ingin mengantarkan saya kembali ke rumah saya, sungguh orang orang tidak bertanggung jawab " sambil berjalan Tiffany terus saja mengomel.
"Mana Lokasi hotel ini sangat jauh dari rumahku " ujarnya dengan sedikit merengek.
Disaat Tiffany terus saja mengoceh, tak sengaja dirinya berpapasan dengan Renzo Wijaya.
Renzo Wijaya
Dia adalah adik kandung dari Revando dan menjadi penerus kedua perusahaan One seasons, dirinya saat ini masih berusia 17 tahun sama seperti Tiffany.
Tiffany yang melihatnya langsung kaget.
"Dia bukannya Renzo Wijaya, dia benar-benar terlihat tampan saat bertemu langsung, memang benar aura orang kaya itu berbeda dengan aura orang biasanya " ujar Tiffany yang masih memandangi Renzo dari kejauhan.
"Aku harus mencari sekretaris Jang kembali, mana bisa dia menelantarkan aku begini saja" ujar Tiffany dengan memutar kembali langkah nya menuju masuk kedalam hotel.
"Permisi mba" Tiffany mencoba bertanya kepada resepsionis hotel One seasons.
"Iya mba, ada yang bisa dibantu " jawab resepsionis hotel One seasons dengan ramah.
"Bisakah saya bertemu dengan sekretaris Jang " tanya Tiffany.
"Ada perlu apa mba mencari sekretaris Jang dan apakah sebelumnya mba sudah membuat janji dengan sekretaris Jang " tanya kembali resepsionis itu kepada Tiffany.
"Sebenarnya Sekretaris Jang yang telah membawa saya kemari, saya hanya ingin diantarkan kembali olehnya pulang " jelas Tiffany kepada resepsionis hotel One seasons.
"Mohon maaf mba tapi sekretaris Jang baru saja keluar " ujar resepsionis.
Tiffany sangat panik mendengar sekretaris Jang telah pergi meninggalkan hotel One seasons, karena situasinya begitu darurat Tiffany meminta tolong kepada resepsionis hotel One seasons itu untuk bertemu dengan Revando kembali, disaat Tiffany sedang memohon kepada resepsionis itu tak lama Revando pun lewat bersama adiknya Renzo, Tiffany yang melihatnya langsung berteriak memanggilnya.
"Pak Revando bisa berbicara sebentar " ujarnya Tiffany sambil berlari mengejar Revando.
Revando dan Renzo yang mendengar teriakkan Tiffany mereka memberhentikan langkah kakinya sebentar.
"Tunggu sebentar pak, saya perlu berbicara sebentar dengan bapak karena ini benar benar mendesak " ujarnya Tiffany dengan napas yang masih ngos-ngosan.
"Masalah apa " tanya Revando.
"Hem " Tiffany seperti mengisyaratkan bahwa ia ingin berbicara berdua saja dengan Revando.
Renzo yang peka langsung pergi meninggalkan mereka.
"Begini pak, hem... aduh gimana cara ngomongnya " ujar Tiffany dengan canggung.
"Kamu boleh langsung ke intinya saja, sebenarnya kamu mau bicara apa sama saya " ujar Revando.
"Pak bisakah anda meminjamkan saya uang 50rb untuk saya pulang memesan taxi online, karna saat sekretaris Jang membawa saya kemari tadi sangat terburu-buru jadi saya tidak sempat membawa dompet " ujar Tiffany.
Revando yang mendengarnya hanya tertawa dan langsung memberikan nya 100rb lalu pergi meninggalkan nya.
"Pak Revando tunggu sebentar " ujar Tiffany memanggil Revando kembali.
"Apalagi " ujar Revando sambil memutar balikkan badannya.
"Maaf pak apa sandi wifi disini soalnya saya kehabisan paket untuk memesan taxi online " ujar Tiffany lagi.
Langit Biru mulai berganti gelap, suara azan magrib yang begitu merdu mulai terdengar Tiffany dan Mama Siska yang saat itu sedang duduk termenung di sofa ruangan tengah rumah mereka langsung bergegas mengambil wudhu untuk melaksanakan kewajiban mereka yaitu Sholat Magrib, mereka berdua berdoa kepada ALLAH SWT meminta pertolongan supaya diberikan kemudahan rezeki yang halal agar dapat melunasi semua pinjaman Almarhum Papa Raul.
Dengan mengenakan Mukena berwarna putih, dan berdiri tegak menghadap kiblat, Tiffany dan Mama Siska siap melaksanakan sholat.
"Ya Allah hanya kepada mu tempat ku meminta dan hanya kepada mu juga tempat ku berserah diri, Ya Allah tolong beri kan kami kekuatan dalam menghadapi cobaan ini, berikan lah kami kemudahan dalam mencari rezeki yang halal supaya bisa melunasi seluruh hutang Almarhum Papa Ku Amin" Doa Tiffany.
"Ya Allah aku mohon kepadamu tolong lindungilah putriku dari masalah ini, berikanlah kemudahan untuk ku supaya dapat melunasi semua hutang Almarhum Suamiku Amin" Doa Mama Siska dengan meneteskan air mata.
Beberapa jam kemudian..
...
Tak terasa suara adzan isya pun telah tiba Tiffany dan Mama Siska kembali melaksanakan kewajiban mereka sebagai umat muslim untuk sholat, setelah selesai sholat Tiffany yang terlihat sedang duduk di meja belajar, ia tampak begitu sibuk mengotak-atik laptop miliknya untuk mencari semua informasi lowongan pekerjaan yang ada di internet.
"Ya Tuhan mengapa begitu sulit untuk mendapatkan pekerjaan, mengapa yang di cari harus minimal tamatan D3 dan S1 semua, jangankan D3 dan S1 ijazah SMA saja Aku belum punya soalnya Aku sekarang masih duduk di bangku sekolah" ujar Tiffany yang sedikit patah semangat.
Walaupun begitu sulit mendapat lowongan pekerjaan akan tetapi Tiffany tidak pernah untuk menyerah sedikit pun, Tiffany terus mencari mencari dan terus mencari dan pada akhirnya ia berhasil menemukan pekerjaan yang cocok untuk dirinya.
Telah dibuka lowongan pekerjaan paruh waktu untuk semua kalangan, usia minimal 18thn kriteria orang yang gigih dalam bekerja dan selalu semangat dalam bekerja dan yang pasti tidak pernah mengeluh dalam bekerja, jika anda Berminat hubungi langsung ke nomor telepon 08*** ini, Terima kasih(informasi lowongan pekerjaan di internet)
Melihat lowongan pekerjaan tersebut Tiffany merasa sedikit ada kemungkinan besar untuk dirinya dapat diterima bekerja di sana.
Tiffany pun langsung menghubungi nomor tersebut.
Berdering "panggilan terhubung "
📱"Halo selamat malam dengan 7 Mart Minimarket ada yang bisa di bantu" ujar Bu Anik sih pemilik Minimarket 7 mart.
📱"Maaf mengganggu Bu, begini tadi saya melihat lowongan di internet, apakah benar Bu kalau di toko Ibu sedang membuka lowongan pekerjaan ?? "tanya Tiffany dengan penuh harapan.
📱"Iya benar saya sedang mencari pekerja baru untuk karyawan toko saya, dan saya membutuhkan nya segera" jelas Ibu Anik.
📱"Benarkah Bu, saya siap mulai bekerja kapan saja Bu" dengan begitu Antusias Tiffany menjawab.
📱"Kalau begitu datanglah dulu ke toko besok sekitar pukul 09:00 wib" ujar Ibu Anik.
📱"Baik, baik Bu saya akan datang, terimakasih " ujar Tiffany dengan penuh semangat.
📱"Alamat Minimarketnya kamu sudah tau kan " tanya Ibu Anik.
📱"Iya Bu saya sudah tau, alamat Minimarketnya tidak terlalu jauh dari rumah saya Bu" jawab Tiffany.
📱"Baguslah jika begitu" ujar Ibu.
📱"Sekali lagi terima kasih banyak Bu atas waktunya" ujar Tiffany.
📱"Iya sama sama, besok jangan telat ya" ujar Ibu Anik.
📱"Baik Bu siap, insyaallah besok pagi sebelum jam 09:00 saya akan sudah tiba di Minimarketnya" ujar Tiffany dengan penuh semangat.
Dan percakapan di telepon pun selesai.
...
Hati Tiffany tampak begitu senang, karena ia sudah berhasil mendapat kan pekerjaan.
"Aduh bagaimana ini besok pagi sebelum pukul 09:00 WIB aku harus sudah tiba di 7 mart minimarket, bagaimana dengan sekolahku besok, sepertinya aku harus izin dulu datang ke sekolah besok, tapi alasannya apa ya" Tiffany tampak bingung memikirkan alasan apa yang tepat untuk dirinya tidak datang ke sekolah besok.
"Oh Ya Sakit!! Ya Allah maafkan aku karena telah berbohong pura pura sakit" dengan terpaksa Tiffany harus berbohong.
...
Malam pun berganti pagi, Tiffany tampak begitu sibuk bersiap siap untuk pergi ke 7 mart minimarket, Tiffany yang mengenakan pakaian formal baju kemeja berwarna putih dan rok berwarna hitam, membuat dirinya terlihat sedikit dewasa dan juga begitu anggun.
Mama Siska yang melihat Tiffany sedang mengenakan pakaian formal tampak begitu bingung, seharusnya pagi ini Tiffany mengenakan seragam sekolah bukan pakaian formal, ungkapnya dalam hati.
"Fany kenapa kamu belum bersiap siap berangkat ke sekolah nak sekarang ini udah jam berapa " tanya Mama Siska.
"Maaf Ma tapi untuk hari ini Fany izin dulu datang ke sekolahnya, sebab hari ini penting banget buat Fany Ma, karena pagi ini di 7 mart minimarket sedang mengadakan interview dan Tiffany harus datang Ma" Tiffany menjelaskan semuanya kepada Mama Siska alasan dirinya tidak dapat datang ke sekolah hari ini.
"Interview di 7 mart minimarket ??" mendengar putrinya ingin melamar pekerjaan Mama Siska tiba tiba saja menangis.
"Kamu tidak perlu melakukan itu semua Nak, apalagi sampai membuat kamu rela tidak datang ke sekolah hari ini" ujar Mama Siska.
"Loh kenapa Mama jadi sedih, seharusnya Mama senang, jika nanti Tiffany berhasil diterima bekerja di 7 mart minimarket, maka setidaknya kita bisa mencicil hutang Papa sedikit demi sedikit kepada perusahaan itu Ma " Dengan memeluk erat sang Mama Tiffany mencoba menangkan sang Mama yang sedang menangis.
"Tapi tetap saja Nak, Mama nggak bisa terima jika kamu mengorbankan sekolah mu demi membantu Mama melunasi hutang itu" ujar Mama Siska yang masih menangis.
Hati Mama Siska sangat sakit dan juga sangat merasa bersalah melihat putrinya harus mencari pekerjaan di saat putrinya masih duduk di bangku sekolah, hal itu terpaksa dilakukan oleh Tiffany supaya dirinya dapat bisa membantu Mama Siska melunasi membayar hutang kepada perusahaan One seasons.
"Pokoknya Mama tenang aja, Tiffany bekerja tidak akan memengaruhi sekolah Fany Ma, jadi Mama jangan sedih lagi ya " ujar Tiffany sambil menghapus air mata di pipi sang Mama.
Mama Siska masih terus saja menangis, rasanya begitu berat buat Mama Siska memberikan izin kepada Tiffany untuk bekerja.
Bersambung..
Assalamualaikum...
Hai sobat setia "Mendadak Dinikahi CEO Sombong" terimakasih telah mampir ke karya ini, mohon bantuannya untuk like & komentar yang positif untuk membantu karya ini menjadi lebih baik lagi,,
Terima kasih 🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!