NovelToon NovelToon

Istri Tak Dihargai

Suami Kejam

Setelah acara pernikahan mereka berlangsung kini Gio dan Dara sudah berada di rumah elit milik Gio yang akan menjadi tempat hunian baru untuk Dara.

Tapi kini Dara harus menelan kenyataan pahit bahwa suaminya ternyata sudah mempunyai kekasih yang juga akan tinggal bersama dengan dirinya dan juga suami.

"Hei gadis kampung, ingat! Pernikahan ini hanyalah perjodohan bodoh yang dibuat Papahku. Aku menikahimu hanya agar diriku bisa mendapat perusahaan milik keluarga!" ucap Gio dengan kejamnya.

Dara dibuat terkejut dengan pernyataan Gio, ia tidak menyangka jika lelaki yang selalu terlihat baik dihadapan keluarganya ternyata hanya sebuah drama semata.

Yang Dara tau bahwa hubungan Gio dan kekasihnya tidak direstui orang tua Gio, dara pikir Gio sudah tidak menjalin hubungan dengan wanita itu, tapi nyatanya Gio masih menjadi kekasih dari wanita yang ada dihadapannya kini.

"Tapi Gio.... "

"PANGGIL AKU TUAN DASAR BODOH!!" bentak Gio pada Dara yang belum sempat menyelesaikan perkataannya.

"Ma-maaf Tu-tuan" tubuh Dara bergetar merasa takut dengan bentakan Gio.

"Jangan kau pikir karna status kita yang sudah sah menjadi suami istri kau jadi bertingkah belagu seperti ini!" hardik Gio yang terus mencaci maki istrinya sendiri.

Sedangkan Agnes yang berada disamping Gio terus merangkul lengang kokok milik kekasihnya itu, Agnes terlihat puas dengan sikap Gio pada dara yang terlihat begitu kejam.

"Kau disini hanya sebagai perusak hubungan kami berdua! Kau hanya pelayan berstatus istri kekasihku" ucap Agnes yang tak kalah kejam dari Gio.

Dara yang terus dikatai kasar dan dibentak hanya bisa terdiam menerima semua perlakuan mereka. Dara sadar dirinya hanya seorang gadis yatim piatu yang dibesarkan di sebuah panti yang tak layak.

Ia hanya bisa mengikuti kemauan orang tua Gio untuk menikahi Putra sulungnya agar mereka bisa memperbaiki panti dan memberi kenyamanan serta kesejahteraan bagi anak anak yang senasib sama dengan dirinya.

"Keberadaanmu disini hanya menyusahkan kami berdua! dengan adanya kau kekasihku pasti akan direpotkan terus oleh wanita miskin seperti mu... Cih" Agnes nampaknya begitu emosi jika mengingat Gio yang sudah memiliki istri sekarang ini, Agnes takut jika perhatian Gio kepadanya akan terbagi begitu saja.

"Kau tenang saja sayang, aku tidak akan menafkahi wanita sialan ini. Biarkan dia bekerja untuk mencari makanannya sendiri" lagi lagi Gio menyakiti hatinya untuk kesekian kali.

Dara hanya bisa menunduk sembari menangis mendengar cacian sepasang kekasih dihadapkan kini.

"Atau kau jual saja kepada rekan bisnismu yang tua dan berbadan buncit itu" ujar Agnes memberi saran gila pada Gio.

"Hahaha.... Kau benar sayang, tapi menurutku itu terlalu kejam. Bagaimana jika kita sewakan saja dia?" mereka berdua pun tertawa puas dengan saran yang diajukan Gio.

"A-aku mohon ja-jangan lakukan itu Tuan... " Dara menangis dilantai sambil memegang kaki Gio.

"SINGKIRKAN TANGANMU SIALAN!" bentak Gio sembari menendang kakinya untuk menghempaskan tangan Dara.

"Saya mohon jangan lakukan itu Tuan.... Sa-saya lebih baik menjadi pelayan dirumah ini... Hiks... Saya mohon Tuan.. " Dara terus memohon belas kasihan dari Gio, ia tidak mau jika sampai dirinya di sewakan kepada pria tua yang mereka berdua katakan.

"Memohonlah sampai kau mati! Tapi aku dan kekasihku akan tetap mencari seseorang untuk membawamu pergi dari rumah ini!" seolah permohonan yang Dara ucapkan hanya angin lalu bagi sepasang kekasih tersebut.

Gio dan Agnes berjalan meninggalkan Dara yang masih menangis dilantai, meratapi hidup yang kejam, ia pikir setelah dirinya menikah ia akan mendapatkan kebahagiaan bersama keluarga kecilnya nanti. Tapi nyatanya itu hanyalah sebuah hayalan semata dari gadis miskin dan yatim piatu seperti dirinya.

Hai semuanya selamat membaca novel terbaruku ya🥰

Semoga kalian suka🥺

Jangan lupa untuk Comment dan Vote novel terbaruku ini ya😊

Terima kasih😘💕

Kejamnya Kehidupan

DARA POV on

Aku tidak mengerti tentang semua ini, takdir Tuhan begitu kejam padaku.

Aku dilahirkan tanpa kedua orang tua dan dibesarkan di sebuah panti yang sudah tak layak huni.

Dari kecil aku dan anak anak di panti harus merasakan rasanya hidup susah, kami bahkan pernah makan hanya sekali sehari, itupun harus saling berbagi dengan yang lainnya.

Ibu Sisil dan Pak Danu, mereka sepasang suami-istri yang sudah merawat dan membereskan aku juga anak-anak lainnya.

semua yang aku jalani tak luput dari doa dan dukungan yang mereka beri.

Hingga kini mereka sudah tua, Pak Danu pun sudah tak kuat lagi bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak-anak yang ada di panti kami.

Hingga pada suatu hari kami bertemu Pak Alex dan Istrinya yang sedang berkunjung ke panti kami, mereka menawarkan bantuan berupa renovasi panti dan biaya untuk kebutuhan anak anak disini.

Tapi mereka juga memberikan syarat yang membuat kami harus berpikir seribu kali untuk menerimanya.

Mereka mengatakan akan membantu panti asuhan jika aku mau menikah dengan Putra sulung mereka.

Jujur aku bingung, aku belum pernah bertemu dengan anak mereka tapi mereka malah memintaku untuk menikah dengan Putranya.

Tapi mengingat kondisi panti yang sudah sangat memprihatinkan membuat aku luluh dengan tawaran mereka.

Lagipun usiaku sudah menginjak 24 tahun, umur yang cukup untuk aku menikah dan membangun keluarga kecil.

Sampai akhirnya aku menerima tawaran mereka. Terlihat bahwa mereka sangat senang dengan keputusanku, mereka juga menepati janjinya untuk merenovasi panti dan memberikan kebutuhan anak anak disini.

Hingga waktu tiba aku dipertemukan dengan sosok lelaki yang akan menjadi suamiku kelak, lelaki itu sangat tampan dan berwibawa membuatku terpana melihat nya.

"Nak perkenalkan ini Putra kami, namanya Gio. dia yang akan menjadi calon suamimu" ucap Ibu dari calon suamiku ini.

Aku hanya tersenyum menanggapinya, aku sempat melirik kearah Gio yang sedari tadi diam mendengar percakapan kami, aku sungguh canggung dengan suatu seperti ini.

Kulihat Gio tipe orang yang tidak banyak bicara, kadang ia menanggapi ucapan kedua orang tuanya hanya dengan mengangguk atau menggelengkan kepala.

Setelah pertemuan itu aku dan Gio tidak pernah bertemu lagi, hanya kedua orang tuanya yang kadang berkunjung ke panti untuk membahas acara pernikahan ku dan Gio.

Sampai hari pernikahan itu tiba aku merasa sangat gugup dan tenggang, acara pernikahan kami dilangsungkan sederhana dirumah mewah orang tua Gio.

Kami hanya mengundang keluarga dan anak anak panti, tidak ada teman atau rekan bisnis yang hadir saat itu.

Karna orang tua Gio bilang jika ini adalah permintaan Gio yang tidak mau mengundang banyak orang.

Saat inilah kami mengucapkan janji pernikahan untuk saling mengikat kami lebih dalam.

Aku begitu senang dan terharu kini aku telah menjadi seorang istri, aku harap akan muncul kebahagiaan dikeluarga kecil kami nanti.

Saat acara selesai Gio pamit untuk membawaku pulang ke rumah miliknya sendiri, diperjalanan kami hanya saling diam. Gio terlihat fokus pada jalanan sedangkan aku sesekali melirik kearahnya.

Saat sampai dirumah aku begitu terkejut mendapati wanita yang berada dirumah milik suamiku kini, dan ternyata wanita itu adalah kekasih dari Gio.

Agnes namanya, nama yang pernah aku dengar dari cerita mertuaku sebelum aku menikah, aku tidak menyangka Gio masih menjalin hubungan dengan kekasihnya. Bahkan mereka mencaci maki ku dengan kata-kata kasar.

Bahkan yang membuat aku terkejut lagi mereka tega akan menyewakan ku pada pria tua dari rekan bisnis Gio.

Disaat aku menangis dan memohon mohon mereka justru pergi dan tidak mendengarkan perkataanku.

Sungguh sakit rasanya disakiti dihari pernikahan oleh pria yang sudah sah menjadi suamiku kini, sekarang aku hanya bisa menangis menguatkan diri untuk menghadapi ujian Tuhan yang baru akan dimulai.

DARA POV off

Kamar Pembantu

Kini Dara tengah duduk di sofa, ia bingung harus melakukan apa, bahkan ia tidak tahu letak kamarnya dimana.

Sudah dipastikan jika Gio tidak akan mau sekamar dengan dirinya, maka dari itu dara hanya diam sedari tadi menunggu suaminya turun.

Tak

Tak

Tak

Suara sepatu yang datang dari arah tangga membuat Dara menoleh dan melihat si pemilik sepatu.

Agnes turun seorang diri tanpa adanya Gio disana, Agnes juga melihat dara yang tengah duduk disofa lalu Agnes mendekat ke arahnya.

"Sedang apa kau disini?! Apa pekerjaanmu hanya melamun seharian?" ejek Agnes yang sudah berada didepan Dara. Dara pun berdiri dari duduknya.

"A-aku ingin kekamar, ta-tapi aku tidak tau dimana kamarku" ujar Dara dengan wajah polosnya.

"Kamarmu?! Heh... Tentu dikamar pembantu, memang dimana lagi?!!" ucap Agnes dengan nada tinggi membuat Dara menundukkan kepalanya.

"Ma-maaf, a-aku hanya tidak tau dimana letaknya" ucap Dara sambil tetap menundukkan kepalanya.

"Kau cari saja sana! Apa kau tidak punya mata dan kaki sampai-sampai harus menunggu seseorang memberitahumu?!" Agnes menatap tidak suka pada Dara.

"Ba-baik" dara pun berjalan mencari kamar pembantu untuk ia tempati.

Begitu mirisnya kehidupan dara saat ini, sebagai seorang istri dari pemilik rumah ini seharusnya dara tidur dikamar utama bersama Sang suami. tapi apalah daya, ia hanya dijadikan sampah oleh Gio dan Agnes kekasih dari suaminya kini.

Dara terus menyusuri setiap sudut ruangan, rumah Gio memang besar jadi dara agak kesulitan menjadi kamar tersebut. Wajar memang karna sekarang Gio adalah pemilik dari perusahaan milik keluarganya, tidak aneh jika lelaki itu memiliki rumah bak istana.

Sampai akhirnya Dara berhenti didepan pintu yang bersebelahan dengan dapur.

"Sepertinya ini kamar pembantu" Dara memegang knok pintu dan membukanya perlahan lahan, ia takut ada orang didalam.

Clekkk

Dara membukakan pintu sedikit dan menoleh apakah benar ini adalah kamar yang akan ia tempati atau tidak.

"Tidak ada orang, sepertinya memang ini kamarnya" Dara pun masuk kekamar pembantu tersebut dan tak lupa mengunci pintu.

"Bahkan kamar pembantu pun lebih besar dari kamarku di panti" decak kagum yang Dara lontarkan ketika melihat kamar yang akan ia tempati, meskipun itu adalah kamar pembantu tapi kamar itu lebih bagus dan besar dibandingkan kamarnya di panti.

Dara menduduki dirinya dibibir ranjang, ia juga mengelus elus kasur empuk yang ia duduki.

"Wahh... Kasur ini sangat empuk, berapa kira kira harga kasur ini ya?" tanya Dara pada dirinya sendiri.

Masih dengan posisi duduk Dara mengedarkan pandangannya melihat setiap sudut kamarnya (kamar pembantu), hanya ada kasur, lemari, dan TV disana, tak lupa kamar mandi yang berada didalam kamar. Untuk ukuran kamar pembantu ini terkesan mewah baginya.

Dara membaringkan tubuhnya di atas kasur sembari melihat langit-langit kamar, ia memikirkan bagaimana nasibnya nanti? Apa ia akan kuat melihat suaminya sendiri dengan wanita lain? Mungkin sekarang Dara masih kuat karna memang belum tumbuh rasa cinta diantara mereka.

Ia juga memikirkan tentang perkataan Gio yang akan menyewakan dirinya pada lelaki diluaran sana yang belum tentu ia kenal.

Tapi jika benar apa yang ia harus lakukan? Mengadu pada mertuanya? Tapi pasti Gio tidak akan membiarkan hal itu terjadi, atau ia pulang saja ke panti? Tapi pasti Ibu Sisil dan Pak Danu akan mengkhawatirkan dirinya dan memintanya untuk berpisah dari Gio. Bukan Dara tidak mau tapi mertuanya sudah banyak membantu anak anak panti dan juga akan membuat dirinya tidak enak hati.

Oh Tuhan tolong aku...

Kuatkan diriku ya Tuhan...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!