NovelToon NovelToon

Tuan Muda Yang Dingin Vs Dokter Cantik

Chapter 1

Plak

"Benar-benar tidak tau diuntung." Maki seorang wanita pada seorang gadis remaja yang baru berumur 17 tahun.

Namanya adalah Aeleasha Alister anak yatim yang tidak sengaja bertemu dengan penyelamatnya dan diadopsi oleh penyelamat itu sendiri, yaitu keluarga Alister.

"Ma-maaf ibu." Kata Aeleasha pada Fika ibu tirinya.

Dan disamping Fika ada seorang gadis yang seumuran dengan Aeleasha tersenyum penuh kemenangan.

"Maaf? Emang maafmu bisa mengembalikan gaun yang kamu rusak itu." Bentak Fika tanganya menunjuk gaun yang sudah koyak dan bekas hitam karena ditinjak.

Aeleasha hanya bisa menundukkan kepalanya, dia tidak bisa menjawab Fika, karena kalau dia menjawab maka dirinya akan mendapat akan lebih dari tamparan.

"Udah yah sayang, nanti Mama belikan lagi yang baru." Bujuk Fika menangkup wajah putri kandungnya, Bea Alister.

Bea hanya mengagukkan kepalanya senang, mereka berdua berjalan pergi meninggalkan Aeleasha yang masih tertunduk. Kaki Aeleasha seketika melemas, dia terduduk disana, cairan bening mengalir dikelopak matanya.

"Hiks... Hiks... Mama Dea, Aelea rindu Mama Dea." Tangisnya.

Aleasha teringat dengan Dea ibu angkatnya, istri pertama tuan Alister. Penyelamat yang membawanya keluar dari dunia lama menuju kedunia baru, sekaligus Ibu yang mengadopsi Aeleasha.

Aeleasha menghapus air matanya, dia harus sabar menghadapi ibu tiri dan adik tirinya, Aeleasha bangun dari duduknya, dia tidak boleh lemah, dia harus masuk sekolah hari ini.

...🍏🍏🍏...

"Aeleasha." Sapa Dito ketua kelas Aeleasha.

Aelesha membalikkan badannya, ketua kelasnya menatap Aeleasha kesal.

"Kamu dipanggil kepala sekolah." Jelasnya, sebelum Aeleasha mulai berceramah panjang lebar lagi.

Aeleasha hanya tersenyum masam, hampir setiap hari jumat dirinya dipanggil kepala sekolah untuk menghadap. Langkah Aeleasha terhenti disebuah pintu yang bertulisan ruang kepala sekolah, dia mengetuk beberapa kali pintu dan ada sahutan dari dalam sana.

"Aeleasha Alister!! Kamu pasti tau kenapa kamu dipanggil kemari lagi, kan?" Tanya kepala sekolah.

Menggunakan kedua tangannya yang sudah terlipat menangupkan wajahnya, Aeleasha menatap kebawah tidak berani menjawab.

"Apa kamu benar-benar tidak mau pergi ke inggris? Kamu bisa melanjutkan kuliah disana, ini kesempatan langkah apalagh kamu dapat beasiswa dari sponsor langsung dari sana." Geram kepala sekolah.

Heran dengan sifat keras kepala Aeleasha, muridnya yang satu ini terlalu keras kepala dan dia selalu saja menolak tawarannya.

"Akan saya pertimbangkan lagi pak." Jawab Aeleasha.

"Kenapa kamu selalu meno- !" Mata kepala sekolah sedikit melebar.

"Baiklah, pertimbangkan baik-baik!" Kata Kepala sekolah senyuman bisnis terukir diwajahnya. tangannya mengenggam tangan Aeleasha.

Aeleasha berjalan keluar dari ruang kepala sekolah dengan lesuh, dia merasa seperti sudah 2 tahun berada didalam sana, apalagi kepala sekolah sangatlah cerewet jika dia menolak dan sekarang dia tambah cerewet.

"Hah... capeknya." Desis Aeleasha,

Dia tidak ingin melangkah masuk kedalam ruang kelasnya hari ini, teman-temannya pasti akan mulai bertanya lagi padanya. Tentu saja hal itu terjadi karena mulut embernya Dito yang selalu tidak bisa merem dan menyaring terlebih dahulu, membuat orang kesulitan.

...🍏🍏🍏...

Jam pelajaran Aeleasha sudah habis, dia merapikan buku-bukunya kedalam tas sekolahnya. melirik keluar jendela, tatapan matanya tertuju pada seorang gadis kecil tengah bermain ditaman bermain bersama keluarganya.

"Aku iri." Gumam Aeleasha.

Selesai dengan beres-beresnya, Aeleasha berjalan kaki melewati jalan raya pulang kerumahnya.

Aeleasha yang baru sampai dirumah terkejut saat dimana paman Alister atau suami Dea, Jiko Alister tengah duduk disofa ruang tamu, seperti menunggu kedatangannya atau mungkin orang lain?

Aeleasha berjalan melewati sofa, dia tersentak kaget saat Jiko mendadak berdehem sebentar. Aeleasha tidak mengubrishnya, kembali melanjutkan langkahnya, tujuannya adalah kamar tidurnya.

"Aeleasha." Panggil Jiko.

Aeleasha menghentikan langkahnya, firasatnya selalu berkata akan terjadi hal buruk jika Jiko memanggil namanya.

"Iya Pa..." Jawab Aeleasha menghampiri Jiko.

Lalu mendaratkan pantatnya diatas sofa duduk dengan nyaman disana, dia tidak berani mengangkat kepalanya, takut dengan tatapan Jiko yang tajam, memandang rendah dirinya semenjak kedatangan ibu tirinya.

Chapter 2

"Aeleasha, Papa mau kamu menolong papa saat ini." Kata Jiko menyeruput teh yang disajikan Fika padanya, Fika juga ikut duduk disampingnya medengarkan.

"Minta tolong apa Papa?" Tanya Aeleasha tanpa ragu-ragu, tapi dalam hatinya penuh dengan keraguan yang amat besar dengan ucapannya itu.

"Papa mau kamu menikah dengan Keluarga Carnier." Muka Jiko mendadak menjadi serius, Aeleasha menelan salivanya dengan susah payah sebelum menjawab pertanyaan Jiko.

"Tapi Aeleasha masih sekolah Papa." Sarkah Aeleasha mencoba menolak dengan halus, Aeleasha mendapat tatapan tajam dari Fika dan Jiko, mau tidak mau Aeleasha menundukkan kepalanya takut dengan tatapan mereka berdua.

"Beraninya kamu menolak." Bentak Fika, tangannya terangkat ingin memukul Aeleasha, Aeleasha hanya menutup matanya menahan rasa sakit itu.

"Kamu harus menerimanya Aeleasha, kamu harus membalas budi selama tinggal disini selama 12 tahun lamanya." Kata Jiko melepaskan genggaman tangan Fika yang ingin memukul Aeleasha.

Aeleasha ingin sekali menangis tapi apalah dayanya saat ini, statusnya hanya anak adopsi bukan anak kandung keluarga Alister. Jiko melangkah pergi dari sana. Fika mendekati Aeleasha, tangannya sedikit mendorong pundak Aeleasha.

"Kamu itu harus tau diri Aeleasha Alister, putri palsu." Kata Fika dengan nada sinisnya, lalu melangkah pergi dari sana.

Kaki Aeleasha melemas, dia terduduk. Cairan bening mengalir dikelopak matanya, "Momy Fika benar, Aeleasha kamu harus tau diri." Lirih Aeleasha meremas rok sekolahnya.

"Hei.. Kenapa kamu duduk disana, bisa rusak tau, karpet itu mahal." Pekik Bea, dia menarik tangan Aeleasha menjauh dari karpet merah itu. Bea mengibaskan tangan setelah menarik tangan Aeleasha seperti ada debu ditangannya.

Aeleasha menyeka air matanya, "Kamu gak boleh cengeng Aeleasha." Gumam Aeleasha dalam hatinya. Aeleasha melangkah dengan berat menuju ruang kerja Jiko.

Tok.. Tok..

"Papa Jiko... Ini Aeleasha." Kata Aeleasha mengetuk pintu ruang kerja Jiko. Jiko membiarkan Aeleasha masuk kedalam sana.

"Apa yang mau kamu bicarakan Aeleasha?" Tanya Jiko tidak mau bertele-tele. Aeleasha menelan salivanya dengan kasar.

"Aeleasha setuju pa..." Jawab Aeleasha menundukan kepalanya, dia meremas jarinya.

"Bagus sekali Aeleasha." Puji Jiko mengelus kepala Aeleasha, "Kamu akan menikah dengan putra keluarga Carnier." Tambah Jiko, segera menarik tangannya dan memperbaiki sikapnya.

"Kalau tidak ada yang mau dikatakan lagi, kamu bisa keluar sekarang." Kata Jiko dengan dingin.

Aeleasha berjalan keluar, dia bersandar pintu. Muka Aeleasha tampak bahagia, dia menyentuh kepalanya yang tadi dielus Jiko, "Papa Jiko mengelus kepala aku lagi setelah sekian lamanya." Gumam Aeleasha dalam hati tersenyum senang tapi air matanya terus mengalir.

Aeleasha berjalan menuju kamarnya, dia tidak tau kalau ada yang menguping pembicaraan mereka dan orang itu juga menatap Aeleasha sinis. "Ini bukan yang aku harapkan." Katanya dingin mengigit jarinya bingung.

Aeleasha menaruh tasnya diatas meja belajarnya, membaringkan tubuhnya diatas ranjang, dia tengah memikirkan perkataan Jiko.

"Aku rasa disana mungkin aku akan mendapatkan kebahagian dari pada disini." Gumam Aeleasha lalu tertidur, dia lupa menganti baju seragamnya.

...****************...

Aeleasha terbangun dari tidurmya karena ketukan pintu yang tiada hentinya, Aeleasha turun dari kasurnya membuka pintu kamarnya, dia mengosok matanya. Fika menjambak rambut Aeleasha, dia menatap Aeleasha sinis.

"Kamu tau berapa lama aku berdiri disini hah? Cepat ganti bajumu dan temui Jiko diruang kerjanya." Bentak Fika melepaskan jambakannya lalu berjalan pergi.

Aeleasha sedikit meringis kesakitan, dia menganti seragamnya dengan piyama tidurnya. Aeleasha menghembuskan napasnya, mengetuk pintu itu.

"Masuk." Sahut Jiko dengan nada dinginnya. Aeleasha melangkah masuk, kepalanya tertunduk. Jiko berjalan menghampirinya.

"Aeleasha kamu akan menikah besok, jadi kamu harus izin selama 1 atau 2 hari Papa akan mengurusnya. Jadi kamu hanya perlu bersiap untuk besok." Jelas Jiko memegang bahu Aeleasha, Aeleasha mendongakkan kepalanya ingin menjawab tapi Jiko melototkan matanya.

Aeleasha diam membisu seketika, "Tuan Carnier bilang, pernikahan dipercepat karena dia tidak bisa menunda jadwalnya yang padat dan besok jadwalnya tengah kosong jadi mengertilah." Kata Jiko menepuk bahu Aeleasha, dia mendorong Aeleasha keluar dari ruangannya.

"Segitunya Papa Jiko tidak menyukaiku." Gumam Aeleasha menatap pintu itu nanar, tangannya menyentuh pintu itu, meletakan dahinya dipintu itu.

Chapter 3

Kini Aeleasha tengah didandani para perias, tubuhnya berbalut gaun pernikahan. Aeleasha tampak sangat cantik menggunakan gaun yang berwarna putih itu, dengan perpaduan make up yang sedikit dewasa membuat dirinya terlihat sangat dewasa.

Aeleasha keluar dari kamarnya, Jiko, Bea, dan Fika tengah menunggunya diruang tamu. Jiko tersenyum hangat menatap Aeleasha, Aeleasha jadi sedikit salah tingkah.

"Kamu pergilah dulu, kami akan menyusul." Kata Jiko menutup pintu mobil itu, dia hanya bisa mengantar sampai sini.

Aeleasha menganggukkan kepalanya paham, Jiko menyuruh supir itu menjalankan mobilnya. Mobil itu bergerak meninggalkan rumah yang banyak sekali kenangan bagi Aeleasha.

Aeleasha menatap keluar jendela, pohon-pohon yang tertanam ditengah jalan seperti tengah berlari melewatinya. Mobil itu berhenti disebuah gereja besar dan megah.

Para repoter tengah berbaris disana, membuat jantung Aeleasha berdegup sangat kencang. Aeleasha dikejutkan dengan seorang pria membuka pintu mobil mengulurkan tanganya.

Aeleasha menatap tangan itu, lalu menatap pemilik tangan itu. Aeleasha meraih tangan pria itu. Dia tersenyum kaku, mereka berdua berjalan bersama memasuki gereja. Para wartawan memotret foto mereka berdua.

Jantung Aelesha makin berdegup kencang saat mereka sudah berada diatas altar pernikahan. Pendeta melangkah maju berdiri ditengah mereka. Aeleasha melirik kebangku yang biasa digunakan untuk para umat duduk.

Tidak ada seseorang pun yang datang dipihak pria, Aeleasha melirik kebangku yang satunya. Dan tidak ada, Papa Jiko, Ibu Fika,dan Bea tidak ada disana. Mereka tidak datang, hanya Aeleasha sendiri.

"Apa tadi katanya? Hah... tidak bisa dipercaya." Kata Aeleasha dalam hatinya, dia mengigit bibir bawahnya. Pendeta memulai acara, sumpah pengantin wanita dan pria tengah diucapkan, hanya tinggal bertukar cincin.

Seorang gadis kecil datang menghampiri Aeleasha dia membawa cincin kedua mempelai, Aeleasha mengambil cincin itu dan dikuti Pria itu yang tidak lain adalah Aciel Aarava Carnier.

Aciel memasangkan cincin dijari manis Aeleasha dan begitu juga sebaliknya dengan Aeleasha. Selesai bertukar cincin Aciel mencium kening Aeleasha, tentu saja para wartawan juga memotret.

Aciel dan Aeleasha meninggalkan gereja menuju apertemen milik Aciel. Jantung Aeleasha masih berdegup kencang, suaminya sangat tampan dan murah senyum, Aeleasha tidak berani menatap Aciel jadi dia menundukkan kepala sampai apartemen milik Aciel.

Ceklek

Pintu Aparetemen terbuka sendiri, para pelayan berhamburan keluar melayani majikannya. Aciel berjalan masuk dengan muka datar, senyuman yang tadi berada digereja hanyalah senyuman palsu. Aciel megeluarkan sifat aslinya sekarang.

"Kenapa kamu mengikutiku?" Kata Aciel dengan dingin, dia menatap Aeleasha sinis.

"La-lalu dimana kamarku?" Tanya Aeleasha dengan nada yang pelan, "Kamu bilang apa?" Aciel sedikit menaikan intonasi suaranya.

Seketika membuat Aeleasha sedikit terkejut, kemana sifatnya yang ramah tadi, dan senyumannya itu. Muka Aciel sekarang tidak ada senyuman hanya ada tatapan sinis dan muka datar.

"Itu kamarmu." Kata Aciel menunjuk pintu gudang, dia masuk kedalam kamarnya.

Aeleasha membuka pintu yang ditunjuk Aciel, banyak debu berterbangan saat Aeleasha membukanya. Aeleasha menekan tombol lampu tapi lampunya tidak menyala.

Disana sangat gelap, Aeleasha hanya melihat sebuah lemari besar, beberapa kardus, dan beberapa barang yang tidak lagi digunakan disana. Tidak ada kasur ataupun karpet yang bisa dia gunakan.

Aeleasha hanya bisa menghela napas panjang dan dia sangat lelah sekarang. Aeleasha duduk diujung tempat, dia menyandarkan kepalanya dilemari, meringkuk memeluk lututnya.

"Lupakanlah keluargamu Aeleasha, kamu sekarang memiliki suami jadi kamu harus merawatnya." Tekad Aeleasha, dia tertidur dalam keadaan duduk.

...****************...

Aeleasha terbangun dari tidurnya, karena teriakan Aciel yang sangat nyaring. Aeleasha keluar dari sana menghampiri Aciel yang tengah marah-marah.

"Gadis bodoh, kenapa kamu menaruh kopermu disini apa kamu tidak bisa memindahkannya." Bentak Aciel, memaki Aeleasha. Para Pelayan hanya bisa menuduk mereka tidak punya kekuasaan untuk melawan Aciel.

"Ma- Maaf aku akan segera memindahkannya." Kata Aeleasha gelagapan, dia takut dengan Aciel.

"Mulai saat ini kamu yang akan mengurus rumah ini dari bersih-bersih hingga memasak, jadi para pelayan ini sudah tidak perlu lagi." Kata Aciel menyeringai sinis.

"Ta-Tapi aku..."

"Tidak ada tapian, disini hanya ada Bi Rami dan Pak Zito sisanya dipecat." Teriak Aciel, lalu melangkah masuk kedalam kamarnya.

Aeleasha mengigit bibir bawahnya, dia hruas sabar menghadapi suami yang emosinal itu. Para pelayan bersambut riang, mereka tidak perlu repot-repot mengurus tuan muda yang dingin dan arogan ini lagi.

"Nona..." Panggil Bi Rami, dia menepuk pundak Aeleasha karena Aeleasha tampak sangat cemas.

"Tidak Bi jangan panggil Nona panggil aku Aeleasha, tapi apa boleh aku memanggil Bi Rami dengan sebutan Ibu?" Tanya Aeleasha dengan hati-hati.

"Tentu No.. Aeleasha, Ibu senang sekali." Kata Bi Rani tersenyum bahagia.

"Ibu akan memberikan daftar apa yang makanan yang disukai tuan muda besok. Aeleasha, sekarang kamu bisa tidur." Jelas Bi Rami.

"Em.. Bu Aeleasha boleh minta satu batang lilin gak?" Tanya Aeleasha, Bi Rami menyernitkan keningnya bingung, tapi dia tetap memberikan Aeleasha satu batang lilin.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!