NovelToon NovelToon

Legend Of Cheng: Demonic Immortal

Chapter. 01 - Hancurnya Desa Oleh Li Wu Ding

Sebuah desa, terbentuk di antara dua gunung yang saling mengawasi. Dua gunung itu adalah gunung Yi dan gunung San. Pernah dikatakan juga bahwa dulu, tempat itu juga memiliki satu gunung lagi bernama gunung Erl. Namun, karena pertengkaran antara Dewa dengan iblis yang memicu sebuah pertarungan di sekitar lembah gunung Erl, gunung itu menjadi hilang dan hanya menyisakan dua gunung saja yaitu gunung Yi dan San. 

Dan di dalam desa yang terbangun di antara kedua gunung tersebut. Sebuah kisah tersebar mengenai akan adanya seseorang yang datang dari rakyat biasa, yang akan memecah langit dan yang akan menjadi penengah antara alam surga, alam iblis dan alam fana. Dia tidak akan memihak siapapun. Dan jika ada seseorang yang berani menantangnya, dia akan mati. 

Desa itu bernama desa Yi San. 

...༺𖣘༻...

"Xuan Cheng! Bisakah kau mengambilkan minum untuk ibumu?" Teriak seorang wanita paruh baya yang duduk di atas ranjang tanpa kasur, dengan pakaian lusuh dan wajah yang kusam termakan usia. 

Langkah cepat dan ringan seorang anak berumur 10 tahun, berlari ke arah sebuah rumah bobrok dengan membawa segelas wadah minuman berisikan air bersih untuk ibunya. 

Anak laki-laki dengan wajah kusam dan kotor, dipenuhi dengan lumpur dan tanah yang melekat disekitar pakaian sederhana miliknya. Anak itu bernama Xuan Cheng.

Xuan Cheng merupakan anak tanpa Ayah dan hanya memiliki seorang Ibu yang saat ini sedang sakit-sakitan. Sifatnya yang pekerja keras dan ramah pada siapapun, membuatnya sangat disukai oleh penduduk desa dan dicintai oleh penduduk desa. Mereka mengaku tidak bisa memberikan apapun pada Xuan Cheng karena mereka sendiri juga hidup dalam kemiskinan dan hanya bisa memberikannya semangkuk bubur untuk dia dan juga ibunya yang sekarang sedang sakit. 

Kembali pada keadaan Xuan Cheng yang saat ini sudah memberikan segelas air itu untuk ibunya. Wajahnya masih terlihat tersenyum kekanak-kanakan dan juga pupil matanya yang terlihat berwarna biru menyala, membuat semua orang senang ketika melihatnya termasuk ibunya. 

Wanita tua itu menaruh gelas di sampingnya sebelum dia menaruh satu tangannya di atas kepala Xuan Cheng. Dengan sangat lembutnya, dia berkata, "Xuan'er, apakah kamu tidak lelah? Setelah kamu bekerja pagi hingga malam, apakah kamu sama sekali tidak merasa lelah? Kamu tahu, jika ibu melihatmu terus bekerja keras, ibumu akan merasa tidak berguna disini." Ucapnya yang kemudian terbatuk pelan setelah mengatakannya.

Xuan Cheng masih dengan senyum kekanak-kanakannya ketika dia menjawab, "Ibu tenang saja. Aku sama sekali tidak kelelahan. Dan jika ibu merasa tidak berguna maka, ibu berusahalah untuk kembali sembuh." Ucapnya dengan lembut pada ibunya yang masih terbaring di atas ranjang. 

Wanita tua kembali terbatuk sebelum dia berkata, "Kamu anak yang baik, Xuan'er. Terima kasih telah menjaga ibu dengan baik." 

Xuan Cheng kembali menarik senyuman sebelum dia menjawab, "Jika ibu sudah baikan, aku akan menitipkan ibu pada paman Zhao selagi aku menjual kayu bakar di kota." 

Wanita tua menjawab, "Kalau begitu, pergilah. Ibu akan baik-baik saja disini." Ucapnya dengan pelan pada Xuan Cheng. 

Suasana desa Yi San masih sama seperti dulu. Ada beberapa pedagang yang saat ini sedang duduk di tempat teduh dan ada beberapa orang yang saat ini sedang saling bertemu. 

Xuan Cheng menggendong beberapa kayu bakar dan berjalan menuju kota. Sebelumnya, dia sempat disapa beberapa anak kecil yang menghampirinya hanya untuk menunjukkan bunga yang baru saja dipetik oleh mereka dan termasuk beberapa bayangan hitam, melayang di atas kepalanya.

Xuan Cheng sempat mencurigai bahwa bayangan hitam itu termasuk musuh yang akan menyerang mereka namun, tidak berlangsung lama. Hal itu mulai dilupakan olehnya. 

...༺𖣘༻...

Sampai di kota yang cukup ramai, beberapa orang dari keluarga bangsawan tampaknya juga sedang berkunjung ke kota. Xuan Cheng tidak bersama siapapun dan hanya ditemani dengan bayangannya saja, dia menatap langsung ke arah para pasukan berkuda yang berasal dari kerjaan Wei Hao, yang saat ini sedang menuntun putra mahkota mereka untuk menyebrangi kota yang cukup ramai.

Perlahan pandangannya terhenti dan menatap rumah pedagang kayu yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Xuan Cheng kemudian berjalan menuju rumah pedagang kayu tersebut untuk memberikan kayu hasil potongannya. 

Tidak lama setelah negosiasi yang cukup singkat. Tepat di depan rumah pedagang kayu, terdapat sebuah rumah minum dan di depan rumah itu, terdapat beberapa orang yang saling berbicara disana. 

Mereka seperti sedang membicarakan tentang laki-laki yang mereka panggil dengan sebutan Li Wu Ding. 

Kedengarannya, laki-laki itu memakai pakaian putih dengan cambuk ekor kuda yang beristirahat pada lipatan lengannya. Wajahnya dingin dengan alis pedang dan juga sebuah topeng bertanduk dengan corak tiga bulan sabit yang membentuk formasi seperti wajah. 

Xuan Cheng berpikir, Orang bodoh mana yang mempercayai cerita bohong itu? Memangnya ada manusia yang rela melakukan hal aneh untuk menjadi satu-satunya yang terkuat? 

Bersamaan dengan akhir pemikirannya, seorang laki-laki yang datang dari luar kota, berlari ke arah orang-orang yang kini sedang saling berbicara. 

Dengan tergesa-gesa dan sulit untuk mengatur nafasnya, laki-laki itu berkata, "Li Wu Ding, muncul di daerah pegunungan Yi dan San!" 

Sontak, begitu Xuan Cheng mendengar berita yang disampaikan oleh laki-laki itu, membuatnya langsung terburu-buru dan berlari menuju desa Yi San sementara laki-laki itu sedang menceritakan lebih lanjut mengenai hal yang baru saja terjadi padanya. 

Xuan Cheng melangkahkan kakinya yang sangat masih kecil itu menuju desanya yang terbentang di antara dua pegunungan yang dimaksud oleh laki-laki asing tadi. 

Tidak lama setelah seluruh tenaganya terkuras dan langkahnya yang kian melambat, sebuah cahaya merah muncul dibalik gunung Yi dan juga hawa panas yang mulai terasa ketika dia menginjakkan tanah yang lapuk akibat derasnya hujan yang saat itu terjadi. 

"Ibu? Dimana rumahku?! Kemana perginya paman Zhao?!" Ucapnya dengan lantang sambil meneriaki seluruh penduduk desa yang saat ini sudah terbaring kaku di tanah. Dan rata-rata dari seluruh penduduk itu, semuanya menghadapi kematian dalam keadaan mata yang terbuka. 

Xuan Cheng mengusap matanya yang berair karena kepulan asap yang ada dimana-mana dan juga, bergerak perlahan sambil menutupi wajah dengan satu lengannya. 

Langkahnya yang sangat pelan karena dihalangi oleh percikan api yang menyebar dimana-mana, membuatnya terhenti begitu dia melihat sesosok bayangan putih, dengan cambuk ekor kuda yang beristirahat di lipatan lengannya.

Laki-laki itu berdiri tegak, sambil membenarkan posisi topeng wajah bulan sabit yang menggantung di atas kepalanya. Bukan hanya itu saja, rambut hitam bersinarnya, berkibar bersamaan dengan datangnya angin besar yang sepertinya membuat api semakin membesar. 

Hal yang semakin membuat Xuan Cheng marah adalah, ketika dia melihat mayat ibunya dan juga mayat paman Zhao saat ini sedang berada di bawah kakinya. 

Xuan Cheng mengeraskan tinjunya dan menatap laki-laki itu dengan tatapan amarah yang semakin membesar. 

Xuan Cheng berteriak, "Kembalikan Ibuku dan juga Paman Zhao!"

Dari dalam kegelapan yang sangat mendalam, laki-laki itu melengkungkan senyuman sinis sebelum dia berkata, "Mengembalikan?" Dia berhenti sesaat dan kembali melanjutkan dengan nada menentang, "Tidakkah yang kau lihat ini hanyalah mayatnya saja? Jika kau ingin mereka kembali, temui arwah mereka yang saat ini berdiam di neraka!" Ucapnya yang kemudian mengeluarkan pedangnya yang dihunuskan ke arah Xuan Cheng tanpa rasa takut. 

Tidak ada wajah ketegangan dalam raut wajah Xuan Cheng meskipun pedang melengkung itu telah hampir menembus kulitnya. Dia merasa bahwa dia semakin kuat dan semakin kuat sehingga, membuatnya bergerak untuk mengambil sebuah batu yang seukuran telapak tangan orang dewasa dan kemudian, batu tersebut dilemparkan ke arah laki-laki yang saat ini berdiri di hadapannya. 

'Hump' laki-laki itu berkata, "Hanya dengan sebuah batu, apakah itu akan membunuhku?" Ucapnya yang langsung membelah batu yang sebelumnya telah dilempar oleh Xuan Cheng ke arahnya. 

Setelah pedangnya digunakan untuk membelah batu yang baru saja dilemparkan oleh Xuan Cheng, dan gerakan itu membuat goresan kecil pada pedang tersebut. Lantas, setelah apa yang dilakukan oleh Xuan Cheng padanya. Membuat laki-laki itu bergerak untuk membunuhnya dan berhasil menggores daging pada lengan dan perut Xuan Cheng ketika dia mencoba untuk membunuhnya. 

Cratt!

Suara percikan darah itu muncul ketika dagingnya berhasil tergores dan membuatnya harus mengeluarkan seteguk darah kotor yang telah menyangkut di tenggorokannya sejak tadi. 

Dengan darah yang terus mengalir, sementara dia tidak memiliki kekuatan apapun untuk melakukan pembalasan. Xuan Cheng bertekuk lutut di hadapan laki-laki itu tanpa melakukan hal apapun yang membuat lawannya bergerak mundur. 

Laki-laki itu kembali menyerang, menendang tubuhnya dan memberikannya beberapa cambukan yang membekas pada kulitnya.

Dalam penyerangannya, laki-laki itu kembali berkata, "Apakah kau penasaran bagaimana aku membunuh Ibumu dan juga Pamanmu?" 

Xuan Cheng terdiam sambil merasakan nyawanya yang perlahan diambil oleh orang ini. Dan tidak lama setelah dia merasakan hal itu, seombak cahaya putih mendadak menutupi penglihatannya dan karena hal itu, dengan perlahan dia kehilangan kesadarannya ketika dia memandangi mayat ibunya untuk terakhir kalinya. 

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Note

一 \= Yī \= Satu

二 \= èr \= Dua

三 \= sān \= Tiga

Chapter. 02 - Laki-laki Misterius

Gemericik air yang terdengar dari sebuah sungai yang sedang mengalir. Hembusan angin yang merobohkan beberapa helai daun. 

Sebuah rumah bambu terbangun di puncak Shou-Ji yang ada di pegunungan Donfang. 

Rumah bambu itu terlihat sangat sederhana dengan hanya memiliki sebuah sumur yang ada di halaman depannya. Dua orang anak kecil laki-laki dan perempuan, juga ikut menghiasi rumah tersebut dan memperindah suasana ketika seseorang bertamu kemari. 

Warna bola mata biru menyala dan bulat dengan garis merah bercahaya yang ada di sekitar kelopak mata bawahnya. Perlahan kedua matanya terbuka dan menampilkan sebuah bayangan beberapa bilah kayu yang diukir naga yang berada di setiap sisi atap ruangan. 

Tanpa disadari olehnya, Xuan Cheng benar-benar tidak mengetahui mengapa dia bisa berada di tempat seperti ini. Satu hal yang diingat olehnya hanyalah, sebuah kematian yang datang padanya. 

Dia menyempatkan diri untuk berkedip selama beberapa kali sebelum dia melihat wajah dua anak kecil laki-laki dan perempuan yang saat ini sedang duduk menghadapnya. 

Dua anak itu berada di sekitar usia enam sampai tujuh tahun dan salah satu anak perempuan itu memakai sebuah pita merah muda untuk rambutnya.

Sontak, melihat kedua anak tersebut. Membuat Xuan Cheng sangat terkejut dan langsung berbalik, mengganti posisinya yang sekarang ini terduduk menghadap kedua anak kecil tersebut. 

Disaat wajahnya sedang tampak panik dan ketakutan, kedua anak ini menatapnya dengan ekspresi pahit dan seperti tidak menerima keberadaan Xuan Cheng disekitar mereka. Lantas, hal itu membuatnya bingung dan tidak berkata apapun sampai anak perempuan itu berkata padanya, "Mengapa Xiao Gege ingin menyelamatkan anak ini?!"

Satu anak laki-laki melanjutkan, "Mengapa Xiao Gege menyuruh kita untuk menjaga anak payah ini?!" 

Xuan Cheng menatap bingung dan bertanya, "Bisakah aku bertanya sebenarnya, dimana ini?" 

Anak perempuan itu menjawab, "Dimana sopan santunmu?! Seharusnya kau berterima kasih pada Xiao Gege karena telah menyelamatkanmu!" 

Xuan Cheng akhirnya bisa sedikit lebih tenang ketika dia bertanya kembali, "Lalu, dimana orang yang kalian sebut sebagai Xiao Gege?" 

Anak laki-laki menjawab, "Dia sedang menguburkan mayat!" 

Xuan Cheng begitu tidak percaya dengan apa yang diingatnya saat ini. Desa Yi San saat ini, telah mengalami kehancuran akibat serangan yang dilakukan oleh laki-laki berpakaian putih dengan cambuk ekor kuda miliknya! 

Xuan Cheng menggertakan giginya ketika dia mengernyitkan dahinya setelah dia mengingat kembali laki-laki yang berpakaian putih itu dan langsung membuat langkahnya bergerak cepat keluar dari rumah bambu tersebut.

Tidak ada yang dilakukan oleh dua anak itu ketika mereka melihat Xuan Cheng hendak pergi dari rumah bambu sampai, seorang laki-laki dewasa telah berdiri di depan pintu dan tanpa sengaja, Xuan Cheng menabraknya dengan keras karena, dia tidak melihat keberadaan laki-laki berpakaian putih itu yang sudah berdiri di depan pintunya. 

Xuan Cheng terduduk ketika dia merasakan tubuh kecilnya terpental akibat menabrak seorang laki-laki di depannya.

Xuan Cheng mengusap-usap kepalanya sebelum dia mendongakkan kepalanya dan melihat laki-laki yang saat ini telah berdiri menatapnya. 

Ekspresi laki-laki yang memakai pakaian putih ini, tampak dingin dan memiliki sorot mata yang indah berwarna coklat keemasan. Awalnya, Xuan Cheng menganggap bahwa laki-laki ini adalah orang jahat yang akan mencelakainya dan orang yang telah membunuh desanya. 

Namun, dugaan itu akhirnya terhapus begitu dia melihat laki-laki itu memberikannya senyum kekanak-kanakan sambil berkata dengan lembut, "Kamu sudah bangun? Bagaimana keadaanmu saat ini? Apakah masih ada yang sakit?" 

"Heh?" Xuan Cheng terkejut begitu dia mendengar suara lembut dari laki-laki ini. 

Dia pikir, orang ini adalah orang jahat tapi, apakah orang jahat memiliki suara yang selembut ini? 

Xuan Cheng menoleh ke arah kedua anak tadi yang berdiri di belakangnya dan bertanya pada laki-laki itu, "Sebenarnya, kalian ini siapa? Mengapa kau membawaku kemari?" 

"Eh" laki-laki itu terkejut dan menunjuk ke arah dua anak tadi sebelum dia bertanya, "Apakah Luo-Luo dan Xun Yang tidak menceritakannya?" 

Xuan Cheng Akhirnya bisa mengetahui siapa kedua anak ini. Anak perempuan ini bernama Luo-Luo dan anak laki-laki ini bernama Xun Yang. Lalu, siapa laki-laki yang berdiri di depannya ini? 

Luo-Luo menjawab, "Xiao Gege! Dia telah berbuat sombong padamu!" 

Xun Yang lanjut bicara, "Itu benar Xiao Gege! Baru saja dia terbangun dan sudah menganggap kami seperti setan baginya!" 

Xuan Cheng yang merasa tertuduh lantas berkata, "Siapa yang menganggap kalian adalah setan? Kalian saja yang merasa!" 

Dengan nada tinggi, sambil menunjuk ke arahnya, Luo-Luo berkata, "Apa menurutmu kami yang salah?!" 

Xun Yang lanjut bicara, "Apakah ini balasan yang kami dapatkan setelah kami berdua yang menemukanmu sedang sekarat?!"

Xuan Cheng tertegun dan kemudian bertanya pada laki-laki di hadapannya, "Dimana Ibuku? Dimana Paman Zhao?!" Ucapnya dengan panik sambil menarik-narik pakaian bawah laki-laki itu. 

Laki-laki itu melepaskan tangan Xuan Cheng yang menariknya. Dia berlutut di hadapannya dan menjawab, "Mereka sudah berada di tempat yang seharusnya." 

Xuan Cheng mulai menunjukkan wajahnya yang tampak pucat ketika laki-laki itu menjawabnya sebelum, dia kembali bertanya, "Maksudmu, mereka benar-benar mati? Bisakah aku menemuinya sekarang?"

Laki-laki itu tersenyum tipis sebelum dia menjawab, "Jika kamu tetap memaksa untuk menemui mereka, kamu hanya akan mengungkit masa lalu saja. Tidak perlu bertemu dengan mereka karena kau hanya akan melihat tanah kuburan mereka saja. Duduklah di sana dan akan aku buatkan bubur hangat untuk menenangkan pikiranmu. Lagipula kau sudah berada disini. Kami merasa tidak sopan jika tidak memberikan apapun pada tamu kita." Ucapnya yang kemudian berdiri dan berjalan menuju dapur yang ada di rumah bambu tersebut. 

Xuan Cheng tidak bisa melakukan apapun selain menuruti apa yang dikatakan oleh laki-laki itu apalagi, dia tidak mengetahui daerah mana ini dan mengapa dia bisa berada disini. Yang lebih jelasnya, tempat ini bukanlah tempat yang cukup dekat dengan desa Yi San. 

Pada sebuah meja duduk yang ada di kamar tersebut, Xuan Cheng duduk di depannya dan melihat apa yang ada di sekitarnya. Mungkin saja akan ada petunjuk bahwa orang ini adalah pelaku yang telah menghancurkan desanya.

Dan benar apa yang telah terduga olehnya, sebuah cambuk ekor kuda telah tersimpan di atas sebuah meja berlapis pernis yang terpasang di hadapannya. 

Xuan Cheng menggertakan giginya begitu dia melihat cambuk ekor kuda itu terpasang di hadapannya. Wajahnya kesal, penuh dendam dan amarah.

"Orang itu! Jika dia yang membunuh desaku, mengapa harus menyelamatkan ku?!" Batin Xuan Cheng sambil mengeraskan tinjunya dan melihat ke arah pisau yang ada di bawah kasur yang sebelumnya telah ditempati olehnya. 

Xuan Cheng sempat berpikir untuk tidak membunuh laki-laki itu namun, karena dia merasa bahwa laki-laki itulah yang memulai duluan, Xuan Cheng Akhirnya hanya memutuskan untuk membunuh laki-laki itu sebelum dia bertindak lebih jauh lagi. 

Tidak lama setelah dia mengambil pisau tersebut, Xuan Cheng mendengar seseorang yang telah berjalan ke arahnya dan membuatnya duduk kembali pada tempat yang sebelumnya. 

Laki-laki itu datang kembali dengan membawa senampan bubur gandum untuknya. Ekspresinya terlihat familiar dan bersahabat dengannya. Namun, menurutnya ekspresi seperti itu hanyalah topeng dan topeng, tidak bisa menunjukkan wajah yang sebenarnya dimiliki oleh orang itu. 

Setelah laki-laki itu menaruh semangkuk bubur gandum di hadapannya, dia terdiam sesaat sebelum akhirnya dia kembali bertanya, "Sejak tadi kau hanya diam saja. Apakah masih ada yang kau perlukan?" 

Xuan Cheng menjawab, "Kepalaku sedikit sakit. Bisakah tuan mendekat padaku?" 

Laki-laki itu, lantas percaya dengan apa yang dikatakan oleh Xuan Cheng dan memancingnya untuk berjalan mendekatinya.

Lalu, ketika laki-laki itu sudah berada di hadapannya. Xuan Cheng dengan cepat bergerak dan langsung menusuk area tubuh laki-laki itu menggunakan pisau yang baru saja diambil olehnya. 

\=\=\=\=\=

哥哥

Gēgē \= Kakak laki-laki.

Xiao Gēgē \= Kakak Xiao

Chapter. 03 - Legenda Keempat Raja Iblis

Sebilah pisau itu, masih terus menembus kulit dan dagingnya. Tidak berhenti mengeluarkan darah, pakaian putih laki-laki itu berubah menjadi merah menyeramkan dengan pisau yang masih menancap di perutnya. 

Mendengar ada sesuatu yang aneh dari dalam rumah bambu. Luo-Luo dan juga Xun Yang segera memasuki rumah tersebut dan mereka terkejut begitu melihat Xuan Cheng yang mencoba untuk membunuh Xiao Gēgē dengan sebilah pisau miliknya! 

Luo-Luo langsung bergerak dan menjauhkan Xiao Gēgē dari tangan kotor Xuan Cheng yang mencoba untuk membunuhnya. Xun Yang tentunya tidak bisa diam saja begitu dia melihat Xiao Gēgē yang terluka karenanya, dia langsung berlari ke arah Xuan Cheng untuk memberikannya beberapa pukulan yang mendarat di wajahnya. 

Laki-laki yang mereka sebut sebagai Xiao Gēgē sangat tidak terima atas perlakuan Xun Yang pada Xuan Cheng sehingga, membuatnya bergerak untuk memisahkan mereka berdua. 

Setelah berada di jarak yang cukup aman, Laki-laki itu langsung berkata, "Xun'er! Hentikan apa yang kau lakukan padanya!" Ucapnya dengan tegas pada Xun Yang. 

Luo-Luo menghampiri Xiao Gēgē dan langsung bertanya dengan khawatir, "Xiao Gēgē! Kau terluka sangat parah!" 

Laki-laki itu memandangi perutnya yang telah berdarah-darah karena luka yang didapatkan olehnya. "Luka ini cukup dalam. A-Luo! Bisakah ambilkan kotak obat yang ada di kamarku?" 

Luo-Luo menjawab, "Ya." Dan berjalan dengan cepat menuju kamar Xiao Gege yang tidak jauh berada dari kamar tersebut. 

Tidak lama setelah Luo-Luo mengobati luka yang ada pada Xiao Gege. Dia sedikit tampak kesakitan ketika dia mencoba untuk merubah posisi duduknya Namun, tidak lama dia juga terlihat baik-baik saja. 

Xiao Gēgē duduk diantara Luo-Luo dan Xun Yang. Lalu, di hadapan mereka sudah ada Xuan Cheng dengan wajah bersalah dan penuh ketakutan pada Xiao Gege. Sejak awal dia sudah menduga bahwa Xiao Gege adalah penjahat yang telah menghancurkan desanya namun, dia benar-benar tidak memiliki bukti yang jelas bahwa Xiao Gege adalah laki-laki yang telah membunuh desanya. 

Xiao Gēgē yang telah mengetahui apa masalahnya, segera menghela nafasnya dan kemudian menjelaskan, "Aku mengerti apa yang menjadi permasalahannya. Aku juga salah karena tidak mengenalkan diriku terlebih dahulu. Nama keluarga ku 'Zhang' dan nama asliku adalah 'Xiao Ye'. Kau pasti menduga bahwa akulah yang telah menghancurkan desamu, bukan?" 

Xuan Cheng terdiam dengan wajah cueknya sebelum Luo-Luo mendahuluinya, "Sudah aku bilang Xiao Gege! Dia terlalu payah dan sombong! Bahkan dia tidak mampu menjawab pertanyaan yang semudah itu!" 

Xun Yang lanjut bicara, "Iya, itu benar Xiao Gege! Kenapa kita harus mempedulikannya?!" 

Laki-laki yang bernama Zhang Xiao Ye, menarik lengkungan senyum sebelum dia berkata, "Baiklah baiklah. Bukankah aku sama sekali tidak meminta bantuan kalian berdua untuk menjaganya?" 

Luo-Luo dan Xun Yang tidak menjawab dan balas dengan ekspresi cuek padanya. 

Zhang Xiao Ye kembali menarik senyuman sebelum dia berkata pada Xuan Cheng, "Laki-laki yang kemarin telah menghancurkan desamu, bukan aku tapi, dia adalah iblis putih pemakan jiwa, Li Wu Ding." 

Xuan Cheng tertegun ketika dia mendengar nama itu dan kembali bertanya, "Iblis putih pemakan jiwa?"

Zhang Xiao Ye menjelaskan, "Li Wu Ding adalah iblis menjijikan yang kerjaannya, hanyalah memakan jiwa manusia untuk kelangsungan hidupnya. Tidak heran jika dia menduduki singgasana ke tiga sebagai raja iblis. Karena dia selalu memakan jiwa manusia, Li Wu Ding memiliki banyak wajah sehingga, siapapun yang melihatnya dan bertemu dengannya, tidak akan menyadari bahwa dia adalah Li Wu Ding yang sebenarnya." 

Mendengar ceritanya yang mengatakan bahwa Li Wu Ding memiliki banyak wajah, membuat Xuan Cheng menjaga jarak dengan dan sedikit mundur dari tempat sebelumnya.

Dia sedikit kaku untuk kembali berkata dan akhirnya dia kembali melihat ke arah cambuk ekor kuda yang ada di atas meja itu untuk bertanya, "Lalu, mengapa kau menyimpan cambuk ekor kuda di dalam rumahmu?" 

Zhang Xiao Ye melihat ke arah cambuk ekor kuda yang ada di belakangnya dan kembali menatap Xuan Cheng dengan tawa hangatnya sebelum dia menjawab, "Benda itu adalah milik kakakku. Sebelum dia hancur menjadi debu bersama iblis yang bertarung dengannya, dia menitipkan cambuk ekor kuda itu untukku dan menyuruhku untuk selalu menyimpannya dengan baik. Aku sendiri juga tidak mengetahui mengapa kakakku menyuruhku untuk menyimpannya hingga saat ini." 

Xuan Cheng mengangguk sebelum dia kembali bertanya, "Kau bilang, Li Wu Ding berada di singgasana ketiga sebagai raja iblis. Lalu, siapa yang berada di atasnya dan siapa yang berada di bawahnya?" 

Luo-Luo tertawa kecil dan berkata, "Apakah anak ini tidak mengetahui apapun mengenai legenda keempat raja iblis? Bahkan anak-anak seperti kami berdua saja sudah mengetahuinya! Kau ini tidak pernah belajar ya!" 

Zhang Xiao Ye menatap marah ke arah Luo-Luo dan kembali melihat ke arah Xuan Cheng, "A-Luo masih terlalu kecil. Maafkan dia." Zhang Xiao Ye berhenti sesaat dan kembali melanjutkan, "Mengenai legenda keempat raja iblis yang dikatakan oleh A-Luo memang benar adanya. Keempat raja iblis itu memiliki sebutannya masing-masing. Singgasana pertama, pengendali arwah neraka, Shi Quan. Singgasana kedua, iblis hitam atau iblis air, Jin Ming. Singgasana ketiga, iblis putih pemakan jiwa, Li Wu Ding. Lalu, yang terakhir. Singgasana keempat, dimensi yang tidak tergapai, Xu Wei." 

Xuan Cheng tampak bingung dan kembali bertanya, "Mereka terdengar tidak menyeramkan. Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh keempat raja iblis itu?" 

Zhang Xiao Ye berpikir sebelum menjawab, "Tidak begitu mengetahui semuanya tapi, aku pernah bertarung dengan dimensi yang tidak tergapai, Xu Wei. Dia adalah iblis yang perlu dikhawatirkan dan cukup berbahaya. Xu Wei bisa melakukan apapun pada lawannya dengan memindahkan lawannya menuju dimensi yang sangat berbahaya. Terkadang, dia memindahkan lawannya di tempat yang sangat tidak memungkinkan orang itu bisa selamat seperti, dalam perut bumi dan gerbang neraka. Kedua tempat itu adalah tempat yang sangat tidak memungkinkan untuk bisa selamat ketika melakukan pertarungan dengannya." 

Xuan Cheng kembali bertanya, "Lalu, bagaimana kau bisa selamat ketika melakukan pertarungan dengan raja iblis Xu Wei?!" 

Xun Yang langsung menjawab pertanyaannya, "Itu karena Xiao Gege adalah orang terkuat disini!" 

Zhang Xiao Ye tertawa lesu sebelum dia menjawab, "Tidak, tidak. Xun'er terlalu memuji. Aku hanyalah orang biasa yang hidup terlalu sederhana." 

Luo-Luo lanjut bicara, "Ya! Xiao Gēgē adalah orang yang telah menyelamatkan kami dari serangan iblis Xu Wei dua tahun lalu!" 

Xuan Cheng mengalihkan pandangannya ke arah Zhang Xiao Ye dan bertanya, "Mereka berdua juga pernah diselamatkan?"

Zhang Xiao Ye menjawab, "Sebenarnya mereka berdua berasal dari keluarga bangsawan dari kerjaan Ning. Xun Yang adalah anak dari Kaisar kerajaan Ning dan Luo-Luo adalah anak dari penasehat kerajaan Ning. Aku menemukan mereka dalam keadaan bahaya di tangan iblis Xu Wei. Dan itulah yang menjadi pertarungan pertamaku dengan raja iblis keempat. Dan, maaf atas ketidaksopanan Xun'er dan juga A-Luo. Mereka sangat menuruni sifat kedua orang tuanya." 

Xuan Cheng berpikir cukup lama untuk menjelaskan apa yang terjadi. Dia kemudian perlahan mendekati Zhang Xiao Ye sebelum dia berkata, "Jadikan aku sebagai muridmu, Guru!" 

Mendengarnya berbicara seperti itu, membuat Zhang Xiao Ye sedikit terkejut dan berkata, "Seharusnya, kau meminta orang lain untuk menjadi Gurumu. Aku, sangat tidak pantas menjadi Guru untuk seorang murid." 

Xuan Cheng kembali berkata, "Tapi, bagaimana aku bisa membunuh iblis yang telah menghancurkan desaku tanpa seorang Guru?" 

Luo-Luo memeluk erat Zhang Xiao Ye seperti, dia tidak ingin kehilangannya dan berkata, "Tidak! Tidak! Bagaimanapun juga, Xiao Gege akan tetap tinggal disini bersama kami!" 

Xun Yang lanjut bicara, "Iya! Itu benar! Xiao Gēgē harus tetap bersama kami!" 

Zhang Xiao Ye menghela nafasnya dan melepaskan tangan Luo-Luo yang melingkari bahunya dan berkata, "Terima kasih atas sanjungan kalian berdua tapi, apakah kalian akan terus menahan ku disini?" Zhang Xiao Ye mengalihkan pandangannya ke arah Xuan Cheng dan berkata, "Jika, kamu memaksa. Aku tidak keberatan untuk menjadi Gurumu."

Wajah Xuan Cheng seketika bersemangat begitu dia mendengar jawaban dari Zhang Xiao Ye. 

Zhang Xiao Ye kembali berdiri dengan menahan luka yang masih terbuka diperutnya akibat tikaman pisau yang dilakukan oleh Xuan Cheng padanya. 

Zhang Xiao Ye berkata, "Hari semakin gelap. Setidaknya, kalian tidurlah dan beristirahat untuk malam ini." 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!