Nayla Kamil
18 tahun
Gadis yang periang dan sederhana,
Perawakan yang dewasa tak ada yang menyangka bahwa gadis ini masih bersetatus anak SMA.
Reymond Sanjaya frederick
31 tahun
Blasteran Ingris dan Jawa
Terkesan tertutup,tegas dan arogan.
Kriiing...
Kriiing..
"Nayyy.. bagun gak berisik apa itu weker dari tadi bunyi"
Disibaknya gorden oleh sang ibu, yang menampakan cahaya matahari yang mulai merambat naik.
"Ck,anak gadis kok tidur kaya kebo,bangun Nay..Udah siang ini kamu gak kerja". Disibaknya selimut yang menutupi sang anak.
"Bentaran Bu,aku kerja kok masuk jam 10 kan ini minggu Bu". Ditarik lagi selimut hingga seluruh tubuhnya tenggelam.
"Kalo kamu tidur lagi jangan salahin Ibu kalo nasi goreng nya di abisin adek kamu" sambil beranjak dari kamar sang anak.
"Iya.. iya ibu ku sayang aku bangun, jangan di abisin ya sarapan nyaa!!"
Setelah menyegarkan diri masuk ke dapur dan duduk si meja makan kecil dengan 4 kursi, di edarkan pandangan nya menyapu seluruh ruangan,
"Dimana Bima bu?,"
"Ini kan minggu Nay"
"Oh iya.. itu anak gak bisa di hilangin apa kebiasaan maen warnet"
"Gak apalah Nay gak tiap hari kok,udah cepet habisin sarapan nya nanti telat!"
"Iya Bu.."
Hidup di keluarga yang sederhana,tak membuat Nayla merasa minder selalu percaya diri dengan keahlian yang dimiliki Nayla bekerja paruh waktu,sepulang sekolah Nayla akan bekerja di sebuah cafe sampai jam 9 malam,bernyanyi dan bermain musik.
Ya Nayla bekerja sebagai penyanyi cafe,
atas tawaran dari seorang teman,jadilah sudah selama 6 bulan ini Nayla bekerja, selain demi uang tapi juga demi hobi,selain bernyanyi Nay juga kerap membantu melayani para tamu dan membawa pesanan untuk setiap meja.
Melaju dengan motor Matiknya menyusuri jalan yang lenggang dalam waktu 30 menit tiba di tempat yang di tuju.
"Pagi Nay?"
"Pagi Bos" dengan tersenyum ramah menyapa sang Meneger Cafe yang merupakan paman dari sang teman.
"Udah siap Nay?"
"Siap dong Bos tinggal poles dempul dikit langsung capcus" sambil nyengir kuda.
"Ya sudah cepet sana siap siap bentar lagi kita buka" menepuk bahu Nayla dan berlalu pergi.
Diruangan yang di sediakan Nayla memoles wajahnya dengan cekatan.
"selesai,uuuh seperti biasa cantik"
sambil terus memperhatikan diri di cermin, dengan riasan yang agak sedikit berani siapa yang menyangka Nayla gadis umur 18 tahun yang baru menginjakan kaki di kelas 3 SMA.
keluar dari ruangan make up, menuju panggung yang telah di sediakan dengan berbagai alat musik yang tersedia di atas panggung duduk di kursi depan mik mengedarkan pandangan pada pengunjung Cafe yang mulai mengisi kursi kursi kosong
"Cek 123"
jrenggg..
Di sebuah hotel..
Sebuah kamar mewah dengan kasur berantakan bekas percintaan liar semalam, seorang pria tengah berdiri di balkon kamar,dengan menyalakan roko, seperti menghilangkan penat, pikiran nya melayang tatapan matanya kosong menerawang entah apa yang di cari dalam hidupnya yang masih terus merasa hampa.
"Honey.." seorang wanita berjalan dengan hanya menggunakan handuk kimono terlihat ia baru saja selesai mandi, memeluk sang pria dari belakang, mengelus tubuh sang pria yang bertelanjang dada.
"Pergilah dan ambil uang mu" seru sang pria dengan ekspresi datarnya.
"Oke.. kalo butuh call me oke"
"Aku tidak akan mengambil barang yang sudah ku buang".menepis tangan sang wanita yang melingkar di pinggang nya
"Aiiisshh kau kejam tuan"sang wanita merajuk manja.
"Pergilah atau ku lempar kau dari atas sini".
"Ck baiklah aku pergi".
Entah apa yang di cari seperti tak ada kata puas dalam dirinya.Apa yang diinginkan Uang yang melimpah,mobil mewah, kedudukan bahkan semua telah di genggamnya,
Aah mungkin wanita, karna setelah Harta lalu Tahta dan yang terakhitr Wanita,tapi bukan.. banyak wanita yang rela menghabiskan waktu dengannya tapi tak memenuhi rasa dahaga dalam dirinya.
"Selamat pagi tuan." sang asisten menyapa sambil membungkuk hormat.
"Apa semua sudah siap Bram?"
"Sudah tuan kita akan berangkat dua jam lagi."
"Baiklah aku akan bersiap,sediakan Apartemen untuk ku aku tak ingin tinggal di rumah besar itu."
"Baik Tuan,mengenai kepindahan anda ke Indonesia ini apa untuk sementara Tuan?"
"Kita lihat situasinya nanti Bram,tunggulah Aku di Loby aku akan segera turun."
"Baik Tuan." Membungkuk hormat dan pergi di balik pintu.
Hari sudah malam saat menginjakan kaki di Negara Indonesia,atas permintaan sang Ibu akhirnya dia menginjakan kaki lagi di Indonesia.
Memiliki Ibu keturunan Jawa dan Ayah dari Inggris 10 tahun lalu sang Ibu dan Ayah memutuskan untuk berpisah dan hingga dia menetap di Inggris 10 tahun terakhir, karna harus meneruskan perusahaan milik Ayahnya.
Kini ia memenuhi permintaan sang Ibu untuk berkunjung,
Reymon Sanjaya frederick,pria usia 31 tahun ini membuat sang Ibu cemas karna tak kunjung menikah.Itulah alsan nya sang Ibu memintanya Tinggal sementara di Indonesia, untuk memilihkan gadis yang pantas untuk sang putra.
"Tuan apa kita langsung ke Apartemen?"
"Ya Aku butuh istirahat, aku akan berkunjung besok pagi kerumah Besar."
"Baiklah Tuan,aku akan persiapkan segala sesuatunya."
"Belikan juga hadiah untuk Ibu Bram!!"
"Baik Tuan".
"Atur juga jadwal untuk memeriksa cabang kita disini Bram."
Bram menggangguk mengiyakan setiap perintah Tuannya.
Hari minggu Cafe terlihat ramai hingga Nayla harus extra mengeluarkan tenaga nya setelah selesai bernyanyi di atas panggung kini ia sedang melayani tamu yang datang, Cafe yang bernuansa anak muda ini dipenuhi anak anak ABG yang nongkrong di hari minggu sehingga Cafe yang tutup jam 21:00, di hari minggu buka hingga jam 22:00.
"Nay istirahat dulu gak cape apa abis berkoar di atas panggung langsung ngelayanin pelanggan?."Vina teman sekaligus sahabat Nayla yang sudah lebih dulu bekerja di Cafe,berbeda dengan Nay,Vina telah lulus sekolah kini ia salah seorang mahasiswi di Universitas di kota N, Semenjak bekerja di tempat yang sama mereka menjadi dekat dan menjalin persahabatan.
"Gak apa Vin, kan lumayan dapet lemburan dari si bos,besok kan aku mesti sekolah jadi gak masuk pagi"
Waktu menunjukan pukul 21:30 para pengunjung mulai kosong dan menyisakan pekerjaan untuk para pekerja membersih kan sisa sisa makanan yang menumpuk.
"Nay aku nebeng ya pulang nya biar sekalian ada temen nya ini udah malem juga kalo sendirian di jalan aku suka was was"
"Oke Vin." sambil mengelap da membereskan meja yang berantakan.
"Sudah semua kan?" tanya sang Bos
"Sudah Bos" jawab serentak para pegawai Cafe yang terdiri dari 20 orang termasuk Nayla.
"Ya sudah kalian boleh pulang dan hati hati di jalan buat para cewe ini sudah malam kalian harus waspada".
"Oke Bos"
Tiba di rumah Nayla segera masuk ke kamarnya dan merebahkan diri di ranjang ukuran kecil milik nya.
"Hah lelahnya"
Tanpa terasa mata pun terpejam,masuk ke alam mimpi menanti sang mentari datang esok hari.
Apa yang akan terjadi besok?
Mentari mulai merambat naik, menciptakan kesibukan di setiap penjuru kota tak terkecuali di rumah sederhana milik Nayla.
"Bim cepetan nanti telat ini kita mesti ngebut"
"Huss jangan ngebut dijalan bahaya" sang Ibu muncul sambil mengibaskan lap piring yang di pegangnya.
"Isssh iya Ibu, tapi gak harus kibas kibas lap dong Bu aku udah cantik gini nanti bau cucian piring.. Bimaaaa cepettt!!"
"Iya kak bentar.. yuukk!!"sang adik muncul dengan seragam SMP nya.
"Berangkat ya Bu.." di cium nya pipi Ibu tercinta.
Melajukan motor kesayangan sambil melambaikan tangan pada sang Ibu.
Sang Ibu tersenyum sambil menggelengkan kepala,sipat putrinya yang suka teriak bikin gemas sang Ibu setiap saat.
"Tuan persiapan ke rumah besar sudah siap"
"Baiklah kita berangkat sekarang"
Keluar dari Apartemen mewah nya,dua pria dengan ketampanan luar biasanya membuat para kaum Hawa yang memandang menjadi tergila gila.
Melaju dengan mobil mewah nya di jalanan yang mulai sibuk dengan banyak kendaraan hilir mudik, sang Asisten melajukan dengan kecepatan sedang.
Reymon masih sibuk dengan benda lipat nya,sang Asisten memastikan sang tuan dengan sesekali melirik dari kaca spion.
"Ada yang ingin kau tanyakan Bram?"
rupanya Reymond menyadari gelagat sang asisten yang terus memperhatikannya.
"Begini Tuan mengenai perjodohan anda.." menghela nafas sesaat "Saya sudah selidiki wanita itu"
Reymond memandang ke arah jalanan, sang Ibu sudah dua tahun terakhir mencarikan jodoh untuknya namun selalu di tolak dengan terus menghindar dan pergi ke berbagai Negara dengan menyibukan diri.Dia tak butuh istri karna hanya untuk nafsu sesaatnya selalu dia habiskan dengan perempuan satu malam yang rela menyerahkan diri padanya.
"Katakan Bram?"
"Dia Sonia Tuan, teman masa kecil Tuan dia baru saja menyelesaikan studi S2 nya di Belanda, dan kembali atas undangan dari Nyonya."
"Akan ku atasi Bram, Ku rasa kita tak akan lama di sini"..
"Apa Tuan akan lari lagi,??"
"Bukan lari Bram Aku hanya tak suka di paksakan".
Mobil mewah itu telah memasuki sebuah gerbang menjulang tinggi, rumah bak istana megah dan mewah.
Sang Ibu berjalan anggun dengan pakaian khas adat jawa yang melekat dengan rambut di sanggul rapi.
"Le anak Ibu sudah datang.."
merentangkan tangan menyambut dan memeluk sang putra kesayangan.
"Bagaimana kabar Ibu?"
"Kamu nih Le kemana aja baru tanya kabar Ibu."
"Aku sangat sibuk Bu"
"Sibuk menghindari Ibu"
"Sudahlah Bu,ada apa Ibu memanggilku".
Sang Ibu mengambil nafas berat,
"Apa kamu sebegitu sibuknya hingga Ibu harus punya alasan untuk bertemu".
"Maaf Bu.."
"Ya sudah kita sarapan dahulu,kamu belum sarapan bukan?"
Diedarkan pandangan rumah itu banyak berubah dekorasi baru yang tampak elegan,hanya sang Ibu yang tak berubah masih seperti dulu bahkan tak ingin menikah lagi setelah bercerai dengan sang suami 10 tahun lalu.
Menuju ruang makan tampak meja makan dengan 12 kursi terlihat sepi karna hanya sang Ibu dan adik perempuan yang tinggal di rumah bak istana.
Sang adik bernama Meilani Sanjaya Frederick berusia 17 tahun tengah sekolah di salah satu sekolah menengah terbaik di kota N, saat bercerai dari sang suami Meilani ikut sang Ibu karna baru ber usia 7 tahun.
"Apa Mei sudah berangkat sekolah Bu?"
"Ya dia selalu bersemangat saat sekolah seperti burung keluar sangkarnya".
"Itu karna Ibu terlalu menekan nya menjadi yang Ibu mau"
"Sudahlah Ibu tak ingin bertengkar ayo kita sarapan, dimana asisten Bram apa dia tidak ikut?"
"Saya disini nyonya" Bram masuk menghentikan langkahnya dan membungkuk hormat.
"Mari Bram kita sarapan bersama"
Sarapan dijalani dengan hening tanpa ada obrolan. Peraturan di rumah itu tak pernah berubah sejak dulu sangat kental adat, itu yang membuat Rey tak nyaman karna merasa terlalu di atur, mungkin itu juga yang dirasakan sang adik.
"Setelah makan Ibu mau bicara Rey!"
"Hhhmm" Rey menjawab dengan anggukan.
Selesai ritual sarapan kini Ibu dan Anak itu sudah duduk di ruang keluarga, Rey masih menunggu sang Ibu angkat bicara.
"Kamu masih ingat Sonia kan Rey?" tanya sang Ibu.
Rey masih tak bergeming hanya menganggukan kepalanya.
Ibu nya mendesah pasrah dalam pikiran nya Anak nya ini pasti sedang berusaha berkilah lagi agar tak menikah.
"Ibu ingin kamu luangkan waktu untuk makan malam dengan Sonia.."menghela nafas sebelum melanjutkan "Dia wanita baik Rey,dia juga cantik dan jelas bibit, bebet, bobotnya..jangan cari alasan lagi Rey kamu udah mau 31 tahun dan masih belum beristri, Ibu ingin kamu menikah dan memberi Ibu cucu."
"Dan Ibu pasti sudah tau jawaban aku!" Rey mendesah frustasi sang Ibu tak pernah menyerah.
"Kamu mau sampai kapan melajang Rey,paling tidak cobalah dulu temui Sonia Ibu yakin kamu akan suka"
"Baiklah aku akan menemuinya tapi jika aku tidak suka maka Ibu jangan memaksaku"
"Baiklah itu juga sudah cukup"Ibu memeluk Rey dan mengusap punggung anaknya.
"Jika sudah selesai bisakah aku pergi aku sangat sibuk Bu"Rey bangkit dari duduknya.
"Ya sudah hati hati,dan ingat besok malam Ibu akan mengabari mu dimana tempat nya."Rey melangkah meninggalkan rumah megah itu dan masuk ke dalam mobil dimana Bram sang asisten sudah menunggu dan membuka kan pintu.
Didalam mobil..
"Bram sekarang kita kemana?"
"Kita akan ke kantor cabang tuan,"
"Apa adikku sudah kau hubungi?"
"Sudah tuan dia meminta bertemu di cafe ABG jam makan siang,seusai pulang sekolah."
"Sebelum menemui adikku aku ingin Me TIME Bram pesankan yang terbaik"
Bram menghela nafasnya,Bosnya ini mengapa tidak menikah saja jika terus begini hanya untuk memuaskan nafsunya saja pada wanita membuang waktu berharga,dan tugas Bram adalah mencari wanita yang sehat agar sang tuan nya tak tertular penyakit aneh itu karna **** bebas nya.
Disinilah berada di sebuah Hotel berbintang.. terdengar lenguhan dan ******* keluar dari mulut wanita yang kini di bawah kungkungan Rey hingga 1 jam berlalu dan selesai dengan nafsu birahinya membersihkan diri dan keluar dari kamar Hotel meninggalkan seorang wanita dengan tumpukan uang.
Di perjalanan menuju Cafe ABG
tring..
Meilani
Kak aku udah jalan mau ke cafe aku tunggu di cafe ya.
Tanpa membalas Rey langsung memerintahakan sang asisten menuju cafe yang tadi janjikan.
Disekolah bel berbunyi tanda pulang sekolah.
Nayla yang masih dengan seragam nya masuk ke dalam toilet dam mengganti dengan dres selutut hingga menampilkan sisi dewasa nya.
Tak banyak yang tau bahwa Nayla masih bersetatus pelajar hanya bosnya dan vina teman dekatnya juga teman yang merekomendasikan nya bekerja di sana, karna itu Nay memilih berganti pakaian di toilet sekolah.
melajukan motornya ke jalan raya panas yang terik tak menyurutkan semangat nya untuk mencari pundi pundi uang.
Tiba di persimpangan tepat lampu merah menyala, Nay sesekali bersenandung,sampai matanya mengunci kendaraan di sebelahnya, lelaki tampan dengan bulu halus di sekitar pipi menampilkan kesan cool nya.
Uuuhh gantengnya..
sampai seorang anak menghampiri dengan beberapa tangkai bunga.
"Tuan belilah bunga saya ini sangat cantik untuk istri anda" sang anak berseru namun pria tampan tersebut tak bergeming dan mengacuhkan seakan anak itu tak ada.
Nayla mengerutkan kening nya sombong sekali dia, pikirnya. Seharusnya jawab tidak dari pada mengacuhkan seperti itu.
"Hai dek kemari"..
Lelaki tampan itu masih tak bergeming namun mengibaskan tangan nya agar menjauh..
Nayla memanggil sang anak dengan pakaian lusuh nya.
"Hai dek kemari!"
Sang pria menoleh ke arah Nayla dan mengerutkan kening nya terdengar obrolan antara anak itu dan Nayla.
"Berapa bunga nya"
"30.000 kak"sang anak tersenyum
"Baiklah ini"
Nayla memberikan uang 50.000 kepada anak itu.
"Kembalian nya untuk di tabung ya!"
"Terimakasih kak" sang anak berlari dengan gembira
Bunga sudah di tangan lampu merah belum berganti tersisa 15 detik lagi, Nay menggeser motor nya mendekat ke arah mobil sang pria tampan, Rey nampak salah tingkah namun Nay tidak menghampirinya.
Nay mengetuk kaca depan mobil Rey,Rey heran apa yang di lakukan gadis ini pikirnya jelas jelas jendela nya terbuka tapi malah mengetuk pintu depan.
Bram menurunkan kaca mobilnya,dan menatap heran pada gadis dengan helm di kepala nya, Nayla tersenyum manis.
Tok.. tok.. tok..
"Permisi tuan bisa tolong berikan bunga ini pada tuan yang ada di belakang"
Bram menoleh kebelakan melihat bosnya masih dengan expresi datarnya.
Tanpa bicara Bram mengambil bunga itu.
Nayla tersenyum manis membuat orang yang memandang akan terpesona.
"Terimakaih tuan,sampai jumpa"
Nayla pikir akan sedikit mengerjai pria yang dipikirnya sudah beristri itu, mengangkat tangan nya menyerukan tanda love dengan jari nya sambil mengedipkan sebelah matanya, dan melajukan kembali motornya karna lampu jalanan berganti hijau.
Gleekk..
Sang asisten dan bosnya menelan saliva nya apa maksud dari gadis itu apa dia sedang menggoda.Masih dalam pikiran nya hingga teriakan dari belakang mobilnya membuyarkan lamunan karna mobil mereka tak kunjung bergerak, sungguh gadis itu membuat Rey dan Bram hanyut dalam pikiran liar mereka.
Bram terkekeh dengan lamunan nya dia melirik bosnya di belakang.
"Tuan sepertinya gadis itu menyukai anda"
"Jangan berpikir macam macam Bram!!"
"Maaf tuan...lalu apa yang harus saya lakukan dengan bunga ini apa saya buang saja??"
"Berikan padaku Bram"
Dipandang nya bungan mawar merah tersebut sambil bergumam..
"Wanita yang aneh"
Lalu tersenyum tipis.
mobil yang di kendarai Rey tiba di parkiran Cafe yang di tuju, Bram membuka pintu untuk sang tuan.
Rey melangkahkan kaki hingga langkah kakinya terhenti dekat sebuah motor yang mencolok dengan warna merah muda.
"Wah tuan bukankah ini motor gadis yang tadi menggoda anda,aahh saya mengerti kenapa dia bilang sampai jumpa tadi bahkan dia tau kemana arah tujuan kita"
Rey masih tak bergeming padahal dalam hatinya tersenyum sambil berkata benarkah...
haaaiiiss ada apa denganku.
Masuk kedalam cafe diedarkan pandangan hingga beradu netranya pada gadis berseragam sekolah milik Meilani.
"Sudah lama Mei??"Ray merentangkan tangannya memeluk sang adik yang sudah lama tak berjumpa.
"Baru 15 menitan kak.. kakak apa kabar? aku denger ibu udah siapin permaisuri buat kakak" Mei terkekeh geli mengingat sikap Ibu nya yang keras kepala.
"Jangan bahas itu Mei" duduk di kursi sebrang sang adik
"Duduk kak Bram sini" Mei menepuk kursi di sebelah nya
"Apa kabar Nona?"
Mei terkekeh geli sambil menepuk pundak Bram agak keras sampai Bram sedikit meringis.
"Jang terlalu formal kak Bram sudah ku bilang aku tidak suka di panggil seperti itu" Bram menggangguk sambil bergidik Mei akan terlihat anggun bila di depan Ibu nya dan akan berubah menjadi bar bar bila berhadapan dengan orang lain.
Rey masih penasaran dengan pemilik motor matik di parkiran tadi sesekali dia menoleh kearah kiri dan kanan.
Mei bertanya "Apa kakak janjian sama yang lain di sini masih nunggu orang ya,?"
"Tidak.. Ayo kita pesan makanan" Rey nampak salah tingkah karna ketahuan sedang celingukan.Bram mengulum senyum nya dia tahu bahwa sang bos sedang penasaran dengan gadis yang di jumpainya tadi.
Terdengar alunan gitar dengan nyanyian yang terdengar nyaman di telinga.
Lagu berjudul Memories terdengar indah di telinga.
Here's to the ones that we got
Cheers to the wish you were here, but you're not
'Cause the drinks bring back all the memories
Of everything we've been through
Toast to the ones here today
Toast to the ones that we lost on the way
'Cause the drinks bring back all the memories
And the memories bring back, memories bring back you.......
Rey mengunci mata nya tertuju pada penyanyi di atas panggung.
Astaga dia sangat cantik,ada apa dengan ku dan jantung ku..Apa dia penyanyi suaranya indah sekali.
Bram menatap aneh pada sang bos lalu memalingkan wajah pada Mei yang ternyata menyadari hal yang sama, lalu menatap diikuti pandangan sang bos kemana dia melihat Bram terlonjak kaget.
"Oooh ya ampun bukankah dia gadis yang tadi tuan?..wah rupanya kita salah dia bukan mengikuti kita" Bram menutup mulut nya.
Hingga musik berhenti namun Rey masih tak berkedip sambil merasakan debaran jantung nya yang semakin memburu,hingga terasa guncangan di tangan nya baru Rey tersadar.
"Kak.."
"Kak.."
"KAKAK"
Rey menoleh "Apa kakak kenal dengan penyanyi itu"
Rey menggeleng dan menfokuskan lagi pandangan nya pada penyanyi di atas panggung yang menyanyikan lagu kedua masih dengan petikan gitarnya.
Setiap nyanyian yang keluar dari mulut sang penyanyi seperti melodi cinta untuk Rey,apa dia mulai Ge'er,sepertinya lagu cinta itu untuk dirinya.
"Kak Bram ada apa dengan kakak,apa kakak mengenal nya"Mei sedikit berbisik agar Rey tak mendengar.
"Kami tadi bertemu di lampu merah Nona" Bram menjawab sambil terkekeh melihat tingkah sang bos masih tak berkedip.
"Jadi kakak belum tau siapa namanya?"
Bram menjawab dengan gelengan kepala.
Selesai bernyanyi Nay turun dari panggung, biasanya menjadi jeda karna lagu akan di mainkan dua lagu selang satu jam.Rey ikut berdiri melihat penyanyi di depannya berdiri namun sebelum melangkah tangan nya di tarik oleh sang adik.
"Kakak mau kemana jangan bikin malu"
Rey tersadar entah hal bodoh apa yang akan di lakukan Rey jika Mei tidak menariknya kembali duduk mungkin dia akan langsung mengikuti dan menerkam sang gadis.
Rey terlihat gelisah dan salah tingkah, benar juga mungkin saja gadis itu sudah punya kekasih.Rey mendesah frustasi
"Astaga".
Apa yang terjadi pada dirinya perasaan apa ini kenapa rasanya ingin segera memilikinya.
"Apa kakak menyukainya?" Mei bertanya dengan raut wajah penasaran.Namun Rey tak kunjung menjawab.
"Apa kakak jatuh cinta,apa itu namanya..mmmm jatuh cinta pada pandangan pertama??"
"Aku tidak tau," jawab Rey
Mei dan Bram menghela nafas berat nya.
"Kakak mana tau rasanya jatuh cinta karna yang ada di pikiran kakak tuh cuma saham".
Rey menyandarkan punggung nya di sandaran kursi.
"Lalu bagaimana?"tanyanya.
Mei dan Bram menepuk jidat nya.
"Kakak akan sadar kalau nanti dia sudah dimiliki orang lain,dan itu berarti kakak sudah terlambat."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!