Minggu melelahkan untuk Janet. Dia sehari-hari harus membantu ibu mertua nya, mengurus anak, mengurus suami dan juga mengurus rumah tangga. Sampai akhir nya dia melupakan untuk mengurus dirinya sendiri. Janet adalah wanita yang bekerja di salah satu perusahaan kosmetik daerah Jakarta sebagai SPV Finance.
Dia sudah berkeluarga dan mempunyai 2 orang anak laki-laki. Dia hidup bersama suami, mertua dan ipar nya. Sebelum dia bekerja dia menyempatkan diri untuk membantu mertua nya berjualan. Dia tidak malu dan gengsi untuk membantu mertua nya berjualan walaupun di kantor dia menjabat sebagai SPV. Sebelum berangkat Janet pun membantu anak nya yang pertama untuk belajar jarak jauh selama pandemi ini. Setelah selesai baru lha Janet bersiap dan berangkat kerja.
Tempat kerja Janet tidak jauh dari rumah. Janet lebih memilih mengendarai sepeda untuk sampai ke tempat kerja nya. Pagi ini hujan rintik, sepeda di kayuh dan Janet memakai perlengkapan sepeda tanpa memakai jas hujan. Selama perjalanan Janet berpikir kapan dia dapat berhenti bekerja. Karena dia sudah sangat lelah untuk bekerja dan suami nya pun mendukung itu. Janet tetap mengayuh sepeda nya dan tak terasa sampai ke tempat kerja nya.
Janet memarkir sepeda nya. Satpam di sana sudah mengenal Janet semua. "Selamat Pagi Bu Janet" ucap salah satu satpam. "Selamat pagi juga pak Arif" ucap Janet ke satpam tadi sambil tersenyum. Karyawan di sini memang baik padanya. Tetapi Janet tidak suka dengan watak bos nya itu yang kalau marah bersuara keras dengan tatapan dingin seolah ingin membunuh. Ketika Janet mengingat tatapan bos nya itu saat marah membuat bulu kuduk Janet merinding. Janet naik ke lift dan menuju lantai di mana ruang kantor nya. Di lift dia bertemu dengan karyawan lain nya yang sedang bergosip. Janet hanya tersenyum mendengar karyawan itu bergosip. "Bu Janet di sini kan sudah lama. Sebenarnya sikap bos kita itu gimana sich? Kemarin saya dengar si bos marah kepada anak gudang" tanya salah satu karyawan itu. "Si bos baik koq. Kalau kita tidak berbuat kesalahan pasti si bos tidak akan marah seperti itu. memang anak gudang kenapa bisa di marahin bos gitu?" tanya Janet. "Iya Bu anak gudang kata nya salah ambil barang dan saat itu customer nya salah satu teman si bos" ucap karyawan itu. Lift sampai ke lantai tempat mereka bekerja. Tanpa menjawab Janet hanya tersenyum dan melangkah keluar lift menuju ruangan nya.
Masuk ruangan tidak lama telepon pun berdering "Bu Janet ada telepon dari Bapak Kenzi" bagian resepsionis berbicara. "Baik Bu, Terima Kasih" ucap Janet. "Selamat pagi Pak. Ada yang bisa saya bantu?" Jawab Janet. Dari jauh sana hanya terdengar napas Kenzi yang berat menahan amarah "Janet, apa yang kamu lakukan? Sudah saya bilang sebelum ke kantor kamu harus telepon saya di pagi hari untuk membangunkan saya" ucap laki-laki itu. Janet pun bingung dan tidak tahu harus berkata apa karena tidak mungkin lancang bagi nya untuk telepon bos nya itu di pagi hari. Sedangkan Janet pun punya keluarga dan kehidupan sendiri. "Janet kenapa kamu diam? Kami jawab pertanyaan saya." terdengar nada marah di telepon sana. Janet hanya bisa menelan ludah nya dan berkata "maaf pak. pagi ini saya harus mengurusi suami dan anak-anak saya. Jadi saya lupa untuk menelepon bapak."
Kenzi pun tertawa "hahaha... kamu curang. kamu hanya memikirkan keluarga mu saja. tetapi aku tidak kamu pikirkan." Akhirnya telepon pun di putus dan Janet hanya bisa terdiam serta bingung untuk menjawab nya. Janet mulai melupakan kejadian di telepon. Dia sibuk dengan pekerjaan sehari-harinya. Sampai waktu menunjukkan pukul 11 siang, dan bunyi WA mengagetkan nya. Terlihat nama Bos di layar hp nya Janet.
Janet membaca pesan dan membalasnya
Bos : makan siang apa?
Janet : belum terpikir.
Bos : pergi makan siang sama saya
Janet : tidak. terima kasih. saya tidak mau jadi pembicaraan orang-orang di kantor ini.
Bos : kamu harus mau kalau tidak saya akan bongkar ke media kalau kamu selingkuhan saya.
Janet : baik. saya tunggu kamu di tempat biasa. saya lebih baik pergi sendiri daripada sama kamu.
Janet memang menjadi selingkuhan Kenzi Bos nya karena saat itu Janet membutuhkan uang untuk menutupi biaya pengobatan dirinya dan orang tuanya. Saat itu Janet belum bisa mengatur keuangan nya dengan baik karena suaminya pun bekerja hanya sebagai supir pribadi dengan gaji yang tidak besar. Tetapi sekarang Janet dan suaminya dapat mengatur keuangan nya dan dapat hidup dengan baik. Akan tetapi untuk menjadi selingkuhan Kenzi tidak dapat di ubah karena Kenzi sudah jatuh hati pada Janet. Meskipun Kenzi terlihat jahat padanya tetapi dia sangat sayang pada Janet tanpa Janet mengetahui nya. Jam menunjukkan pukul 12 sudah saatnya untuk makan siang. Janet pergi dengan pamit ke teman satu ruangan nya "Nanda, gue pergi keluar dulu makan siang ya. Kalau bos cari bilang aja gue udah keluar makan." "Si bos mana mungkin nyariin lu. Kan ada gue" jawab Nanda sambil tersenyum. Nanda tidak tahu kalau Janet merupakan selingkuhan Kenzi Bosnya yang sangat dia kagumi. Janet harus menutupi semua nya agar tidak ada yang tahu tentang keadaan yang sebenarnya. Janet memanggil taksi online dan tak lama taksi pun sampai gerbang kantor.
Beberapa menit kemudian Janet sampai ke tempat biasa yang mereka janjian bertemu untuk makan siang. Janet masuk ke dalam restoran dan memesan minuman terlebih dahulu sambil menunggu Kenzi datang. Tak lama kemudian pria putih, berbadan kekar, berwajah campuran masuk ke dalam restoran. Membuat semua pengunjung menatap nya. Kenzi berjalan menuju meja Janet. "Kenapa kamu tidak kabari aku kalau sudah sampai?" tanya Kenzi. Janet tanpa basa basi menjawab "Saya sudah lapar, kamu mau makan apa?". Kenzi menatap Janet dengan tatapan dingin "Jawab aku Janet ketika aku bertanya padamu". "Buat apa aku menjawab nya kalau kamu saja selalu berprasangka buruk padaku", jawab Janet kesal. "Aku mau kita menyudahi saja hubungan ini. Aku akan mencicil semua pinjaman aku padamu. Aku lelah bila harus sembunyi dan terus kamu marahi seperti ini. Percuma hubungan ini kita tutupi nanti akan tercium juga oleh orang lain" lanjut Janet.
Kenzi menatap Janet dengan tatapan dingin nya dengan rahang yang mengeras menahan emosi "Cukup Janet. Aku tidak mau mengakhirinya. Kamu mau mencicil nya? Sanggup bayar aku berapa? Dengan pendapatan kamu yang sekarang saja aku rasa kamu tidak akan cukup. Jangan lupa Janet kamu di kantor karyawan ku, aku yang memberikan kamu gaji. Jadi aku tau berapa besar gaji yang kamu miliki sekarang". "Sudah lah Janet jangan membuat aku marah. Kita jalanin saja hubungan ini. Toh aku tidak menginginkan kamu untuk tidur dengan ku. Aku hanya ingin kamu menemaniku dan menjadi kekasih simpanan ku" ketus Kenzi. Janet menahan kekesalan nya mendengar Kenzi berucap seperti itu. Janet berdiri lalu keluar dari restoran.
Janet keluar dari restoran tanpa makan sedikitpun. Dia merasa kata-kata yang di ucapkan Kenzi membuat hati nya teriris. "Harus sampai kapan aku menjadi selingkuhan nya. Aku ingin menjalani kehidupan normal dengan keluarga kecilku" batin Janet tanpa terasa air mata menetes di pipi nya. Tiba-tiba tangan kekar menarik tangan Janet dengan kasar. "Mau kemana kamu? Siapa yang mengizinkan kamu pergi keluar restoran dan tinggalkan aku? Aku mau makan sekarang juga dan kamu temani aku makan" paksa Kenzi. "Aku mohon jangan paksa aku Kenzi, biarkan aku pulang. Aku tidak ingin makan. Biarkan aku sendiri dulu" jawab Janet dengan tatapan memohon.
Akhirnya Kenzi menyerah dan melepaskan tangan Janet setelah dia melihat Janet sedang menangis. Kenzi tidak tega dengan melihat Janet menangis. Tetapi di hadapan Janet dia harus bersikap dingin agar Janet tidak berpikir kalau Kenzi menyayangi nya. Janet melangkahkan kaki pergi menjauh dari Kenzi. Dia lalu memesan taksi online dan kembali ke kantor. Di dalam perjalanan Janet hanya bisa meneteskan air mata nya ketika dia teringat kembali kata-kata yang di ucapkan Kenzi. Sakit rasanya hati Janet. Bila tidak karena uang yang dia pinjam ke Kenzi dia tidak akan sudi untuk menjadi selingkuhan bos nya itu.
Tidak lama kemudian mobil masuk ke parkiran kantor. Janet turun dari mobil dan melangkahkan kaki ke atas gedung. Di sana dia menangis sekuat tenaga untuk menghilangkan kekesalan nya tanpa di sadari di sana ada laki-laki yang memerhatikan nya. Selesai menangis Janet ingin turun ke ruangan nya tetapi laki-laki yang sedari tadi memerhatikan Janet memberikan saputangan nya. "Untuk kamu. Hapus dulu air mata kamu. Baru nanti kamu cuci muka di bawah biar terlihat segar" kata laki-laki itu. Ya laki-laki itu bernama Adrian, teman kantor Janet tetapi lain divisi. "Terimakasih Adrian. Tetapi sejak kapan kamu ada di sini?" tanya Janet. "Aku selalu berada di atas ketika makan siang. Dan aku selalu bersembunyi di balik tempat duduk ini untuk tidur" jawab Adrian. "Jadi kamu tadi mendengar aku menangis Adrian?" lanjut Janet. Dan Adrian pun hanya menganggukkan kepala dan tersenyum "lain kali bila mau menangis lihat dulu di sekeliling mu ada orang lain tidak" Adrian berkata sambil berlalu. Janet hanya dapat melihat punggung Adrian pergi dan menghilang.
Tak lama kemudian setelah Janet membersihkan air matanya dia pun turun. Sesuai dengan perintah Adrian, Janet pun ke wastafel dan mencuci wajah nya agar kembali terlihat segar. Tetapi mata bengkak habis nangis itu tidak dapat di tutupi oleh apapun. Mata sembab dan bengkak terlihat begitu jelas. Masuk ke ruang kerja Janet tersadar Nanda memperhatikan nya. "Kenapa lu mba? Pulang makan siang mata sembab dan bengkak gitu. Abis berantem lu ya sama laki lu" selidik Nanda. Janet menjawab sambil tersenyum "Ya namanya rumah tangga pasti ada aja berantem nya nan." "Sabar ya mba. Apapun masalahnya gue yakin lu bisa hadapi. Bukti nya lu kerja di sini aja sanggup sampai 8 tahun dan menghadapi Bos garang seperti itu" ucap Nanda dan membuat mereka berdua tertawa. "Nah gitu dong mba ketawa, senyum ceria lagi. Btw, mba lu dapet kiriman makanan tuch dari Abang grab. Tadi resepsionis telepon gue katanya ada makanan buat lu"ucap Nanda.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!