Queen Aqila Wijaya Raharja
Gadis berparas sangat imut dan cantik yang berusia 26 tahun adalah seorang Nona Muda dari keluarga Raharja yang mempunyai sifat sangat arogan yang menurun dari sang Papa. Dirinya kini berprofesi sebagai seorang Dokter spesialis tulang terbaik di rumah sakit, namun keberuntungan dalam profesinya tak sejalan dengan kehidupan percintaannya.
Karena dirinya pernah mencintai seorang pria yang umurnya jauh di atasnya dan tidak mungkin untuk bersama, membuatnya merasa patah hati dan tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun.
Namun karena kedua orang tuanya yang selalu memaksanya untuk menikah dan berniat menjodohkannya dengan seorang pria, membuatnya merasa frustasi dan dirinya tidak sengaja bertemu dengan seorang pria tampan yang miskin dan sangat membutuhkan uang untuk biaya pengobatan Ayahnya.
Sehingga dirinya berniat untuk memanfaatkan pria yang sangat membutuhkan bantuan itu untuk membantunya menghindari perjodohan dengan laki-laki yang di pilih oleh kedua orang tuanya dengan cara membuat wedding agreement.
Aditya Saputra
Aditya Saputra adalah pria berusia 28 tahun yang berasal dari keluarga tidak mampu dan hanya bekerja di sebuah perusahaan kecil di bagian pemasaran. Namun, dirinya memiliki wajah tampan serta lesung pipi. Sehingga membuatnya terlihat semakin mempesona di mata kaum hawa.
Suatu hari ayahnya mengalami sebuah kecelakaan yang membuatnya harus di operasi karena luka di kakinya dan tentu saja membutuhkan biaya yang sangat besar. Saat dirinya merasa putus asa karena tidak bisa mendapatkan uang untuk biaya operasi sang Ayah, dirinya secara tidak sengaja bertemu dengan seorang wanita cantik yang menawarkan bantuan padanya dengan satu syarat.
Akhirnya Aditya Saputra menerima rencana dari sang Nona Muda dari keluarga tersohor itu yang memiliki rencana untuk memanfaatkan kemalangannya untuk mau melakukan sandiwara pernikahan dengannya dengan sebuah perjanjian dengan balasan akan memberikannya uang sebagai biaya pengobatan Ayahnya.
Akankah seorang Aditya Saputra mampu menaklukkan sifat arogan dari seorang Nona Muda Queen Aqila Wijaya Raharja yang sangat arogan?!
Kisah liku-liku seorang pria miskin dalam menaklukkan hati seorang Nona Muda jenius dan arogan akan di mulai dari sini, selamat membaca 😉🥰
******
🍃 Mansion keluarga Raharja🍃
Di sebuah Mansion mewah keluarga Raharja, tepatnya di ruang kerja Abymana Wijaya Raharja, terlihat seorang gadis berparas sangat cantik tengah duduk di sofa dengan masih memakai seragam putihnya di sebelah sang Mommy, yakni Qisya Anastasya.
Queen menatap secara bergantian ke arah orang tuanya yang berada tak jauh dari tempatnya. "Tumben Daddy dan Mommy memanggilku kesini saat aku baru pulang kerja dari rumah sakit? Memangnya ada apa, apa ada sesuatu hal yang sangat penting hingga membuatku tidak di ijinkan untuk beristirahat dulu di dalam kamar?!"
Qisya menatap ke arah sang suami dan memberikan kodenya agar segera menjelaskan maksud memanggil putrinya ke ruang kerja.
Abymana yang mulai mengerti dengan kode dari istrinya tersebut mulai menganggukkan kepalanya dan langsung mengeluarkan suaranya.
"Daddy ingin menanyakan sesuatu hal padamu Queen, jadi jawab Daddy dengan jujur. Apa selama 1 tahun kamu berada di Indonesia, kamu masih belum mempunyai seorang kekasih juga? Apa kamu masih belum bisa melupakan Hot Daddy-mu itu?"
"Daddy tidak ingin ya putri kesayangannya Daddy menjadi perawan tua, dan karena itulah kami memutuskan untuk menjodohkanmu dengan seorang pria baik dan mapan yang merupakan anak dari salah satu kolega Daddy."
Qisya mulai menimpali perkataan dari suaminya, "Iya Sayang, umurmu sudah tidak muda lagi untuk ukuran seorang wanita! Mommy ingin kamu segera menikah dan memiliki keluarga yang bahagia, Sayang."
"Memangnya apa lagi yang kamu kejar? Bukankah kamu sudah berhasil meraih cita-citamu dan sekarang menjadi dokter spesialis terbaik Podiatris di Indonesia? Kamu sudah sukses dalam pendidikan dan karirmu, sekarang sudah waktunya kamu memikirkan tentang masa depanmu, Sayang!"
Queen langsung bangkit berdiri dari sofa dan menatap dengan kesal ke arah kedua orang tuanya, "Apa Daddy dan Mommy tidak bosan setiap hari menanyakan tentang hal itu padaku? Aku masih sangat muda, bukankah umur 25 tahun masih suatu hal yang wajar jika belum menikah?!"
"Bahkan kebanyakan wanita yang sukses dalam karirnya masih santai meski umurnya sudah menginjak kepala 3 dan belum memikirkan untuk menikah. Tapi aku masih kepala 2 sudah direcoki terus oleh Daddy dan Mommy agar mau menikah."
"Pokoknya Queen nggak mau jika Daddy dan Mommy memaksaku untuk dijodohkan, titik! Nanti juga Queen akan memperkenalkan kekasih Queen yang masih Queen sembunyikan karena ingin melihat seberapa besar keseriusannya. Jadi Queen berharap Daddy dan Mommy bersabar dan tidak menjodohkan Queen dengan laki-laki yang sama sekali tidak Queen cintai!"
"Lebih baik aku berbohong pada mereka bahwa aku mempunyai seorang kekasih, agar mereka mau membatalkan rencana mereka untuk menjodohkan aku dengan pria tidak dikenal. Memangnya ini jaman Siti Nurbaya apa, masih pakai jodoh-jodohan segala. Memangnya aku nggak laku apa! Menyebalkan sekali," batin Queen.
"Duduklah Queen! Apa begini cara Mommy mendidikmu bersikap kepada orang tua? Yang sopan kalau berbicara pada orang tuamu, Sayang?!" Qisya menarik pergelangan tangan putri kesayangannya yang terlihat sangat marah tersebut agar mau kembali duduk di sofa.
Queen terpaksa menuruti perintah dari sang m**ommy dan kembali duduk di sofa, lalu ia pun masih bersungut-sungut mengungkapkan kekesalannya.
"Habisnya Mommy dan Daddy sih, sudah membuat Queen merasa emosi. Apa kalian tidak bosan selalu menyuruh Queen untuk menikah ... menikah ... dan menikah. Bahkan Queen sudah sangat bosan mendengarnya."
Abymana hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah arogan putri kesayangannya tersebut yang memiliki sifat yang sama sepertinya.
"Ini semua kami lakukan demi kebaikanmu Queen, jadi kamu mau tidak mau harus mengikuti perintah dari Daddy. Kami sangat khawatir jika sampai kamu selamanya tidak mau menikah hanya gara-gara masih mencintai Hot Daddy-mu itu!"
"Sekarang Daddy beri waktu kamu 1 Minggu untuk membawa kekasihmu dan mengenalkannya pada Daddy dan Mommy. Namun, jika dalam waktu itu, kamu masih belum membawa calon suami kesini, maka Daddy akan langsung bilang pada kolega Daddy untuk menjodohkanmu dengan putranya!"
"Laki-laki itu sangat tampan dan umurnya 28 tahun, saat ini ia bekerja sebagai seorang pebisnis handal. Daddy sudah beberapa kali bertemu dengannya dan Daddy tahu pria itu adalah pria yang sangat baik dan Daddy sangat menyukainya. Daddy yakin, kamu akan bahagia nanti saat menjadi istrinya karena dia adalah seorang pria yang sopan dan hormat pada orang yang lebih tua."
Mendengar perkataan dari sang Daddy yang memuji pria yang tidak dikenalnya, membuat Queen tertawa terbahak-bahak.
"Astaga ... Daddy ... Daddy, bisa saja pria itu berpura-pura bersikap baik, tapi padahal sebenarnya hatinya sangat busuk! Aku tahu para pria jaman sekarang yang kebanyakan hidung belang dan suka mempermainkan perasaan wanita."
"Dan Queen bukanlah wanita bodoh yang bisa ditipu oleh para lelaki brengsek itu! Jika Daddy memang sangat menyukai pria itu, kenapa tidak Daddy saja yang menikah dengannya. Sudah aah ... Queen malas membahas hal yang tidak penting ini!"
Qisya mengusap dadanya saat mendengar perkataan dari putri kesayangannya, "Astaghfirullah Queen, bisa-bisanya kamu berbicara seperti itu pada Daddy-mu, Nak! Apa karena kamu terlalu lama tinggal di Amerika, hingga membuatmu seperti ini?"
Queen sama sekali tidak menanggapi perkataan dari sang Mommy, karena kini dirinya sudah berjalan untuk meninggalkan kedua orangtuanya. Namun, saat dirinya hendak membuka kenop pintu, suara bariton dari sang *d*addy berhasil menghentikan gerakannya.
Abymana menatap siluet putri kesayangannya dari belakang dan mulai mengeluarkan suaranya yang tegas penuh dengan ancaman.
"1 Minggu lagi keluarga dari teman Daddy itu akan tetap melamarmu jika kamu tidak membawa kekasihmu dan mengenalkannya pada Daddy dan Mommy! Mau tidak mau kamu harus menuruti perintah dari Daddy, Queen!"
Queen yang benar-benar merasa sangat marah atas keputusan sepihak dari orang tuanya langsung keluar dari ruangan kerja sang Daddy seraya membanting pintu dengan keras.
Tentu saja suara debuman keras dari pintu yang dibanting, berhasil membuat suasana Mansion yang sunyi pada malam hari itu langsung memekakkan telinga semua penghuni Mansion.
Dengan perasaan yang sangat kesal, Queen melangkah masuk ke dalam ruangan pribadinya. Dan hal pertama yang dilakukannya adalah mengobrak-abrik banyaknya peralatan make up yang ada di atas meja riasnya.
"Aaaaaaarrrh ... sial! Ini tidak boleh terjadi! Aku tidak mau dijodohkan dengan pria yang tidak aku kenal, tidak! Aku masih sangat mencintai Hot Daddy-ku, apa yang harus kulakukan?!"
"Aku harus memikirkan sebuah cara untuk menggagalkan rencana perjodohan ini, tapi apa ...?"
Bersambung...
Queen Aqila Wijaya Raharja dari tadi tidak berhenti untuk memikirkan sebuah cara untuk menyelesaikan masalah tentang rencana perjodohan dengan pria yang tidak dicintainya begitu mendengar perkataan dari kedua orang tua yang sangat ia sayangi. Rasa kesal, dan marah membuat ia ingin berteriak sekencang-kencangnya untuk melampiaskan amarah. Ia tidak berhenti untuk mengumpat dan merutuki nasib.
"Kenapa aku tidak menemukan jalan keluar dari masalahku ini? Apa aku harus menemui pria yang dijodohkan denganku? Sepertinya aku harus bicara dengan pria itu, agar dia mau membatalkan rencana perjodohan gila ini. Ini tidak boleh sampai terjadi, aku tidak ingin menikah dengan pria yang sama sekali tidak aku cintai. Tidak ... tidak!"
Setelah puas mengumpat, Queen berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Ia berniat untuk berendam di bathtub. Sebuah tempat paling favorit yang selalu menjadi tempat pelariannya untuk mengusir rasa stress yang dirasakan saat merasa capek karena efek pekerjaan.
Seperti saat ini, ia sudah melepaskan seragam putih yang dipakai dari tadi dan melangkah masuk ke dalam bathtub yang sebelumnya sudah ia isi dengan air hangat dan ia tetesi dengan aroma terapi untuk merilekskan tubuhnya.
Tangannya mulai membuka ponsel dan berniat memutar musik. Namun, suara panggilan telefon dari benda pipih tersebut membuat ia tidak jadi melakukannya. Tangannya menggulir tombol hijau ke arah atas.
"Halo, Nona Muda. Kami membutuhkan Anda untuk membantu kami. Ada pasien yang saat ini sedang kritis, karena mengalami kecelakaan parah pada kakinya yang membuat tulang pasien itu hampir hancur. Para dokter ahli bedah membutuhkan Anda untuk berkonsultasi saat melakukan operasi, karena hanya Andalah dokter Podiatris terbaik di rumah sakit Raharja."
"Astaga ... aku baru saja tiba di rumah, dan kamu menyuruhku untuk datang lagi ke rumah sakit. Baiklah ... baiklah, aku langsung ke sana. Karena aku tidak akan membiarkan pasien itu cacat. Karena itulah aku menjadi dokter spesialis Podiatris."
"Baik Nona Muda, kami akan menunggu Anda."
Tanpa membalas perkataan dari dokter yang ada di rumah sakit Raharja, Queen mematikan sambungan telefon dan buru-buru mandi secepat kilat. Hal yang selalu biasa dilakukannya dan ia tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya, karena selalu menikmati profesi sebagai dokter spesialis tulang terbaik lulusan Harvard university.
Queen yang sudah keluar dari ruangan kamar dan terburu-buru berjalan menuruni anak tangga bertemu dengan sang daddy yang terlihat mau menaiki anak tangga.
"Aku pergi dulu Dad, ada pasien gawat darurat yang membutuhkan bantuanku."
Abymana hanya bisa geleng-geleng kepala melihat putrinya yang baru beberapa menit pulang. Namun, sudah mau pergi ke rumah sakit lagi. "Lagi? Apa kamu akan selalu seperti ini setiap hari, Queen? Bagaimana nanti saat kamu sudah menikah? Daddy ingin kamu mengurangi jadwalmu di rumah sakit, karena kamu harus membagi waktumu untuk suamimu nantinya."
Queen yang sama sekali tidak pernah tertarik untuk menikah, menjadi malas untuk menanggapi perkataan dari sang daddy. "No comment, aku buru-buru, Dad. Jadi jangan membahas masalah yang tidak penting, karena masalah yang aku hadapi ini lebih penting dari segalanya. Bye, Dad!"
Queen meninggalkan daddy-nya dan sedikit berlari menuju pintu keluar, karena sedang terburu-buru dikejar waktu. Kemudian ia yang sudah berjalan masuk ke dalam mobil, langsung menghidupkan mesin dan mengemudikan mobilnya meninggalkan Mansion keluarga Raharja.
Karena lebih suka mengemudikan mobil tanpa supir, membuatnya selalu pergi kemana pun sendirian. Meskipun di belakang mobilnya selalu ada pengawal yang mengawalnya kemana pun dirinya pergi dan hal itu adalah karena perintah dari sang daddy yang sangat over protective padanya.
Setelah 20 menit berlalu, mobil mewah miliknya telah memasuki kawasan rumah sakit Raharja. Saat mobilnya berbelok, tiba-tiba terlihat seorang pria yang tiba-tiba muncul dari arah kanan dan ia hampir saja menabrak pria yang terlihat sangat buru-buru itu. Queen yang merasa sangat terkejut dengan kedatangan tiba-tiba dari pria di depannya langsung mengerem mobil dan merasa sangat marah serta murka.
"Brengsek! Apa yang dilakukan oleh pria bodoh itu. Kenapa tiba-tiba muncul di depan mobilku, aku harus memberinya pelajaran."
Queen membuka pintu mobil dan melangkah turun untuk menemui pria yang masih diam di tempatnya, karena merasa sangat gugup hampir ditabrak. Netra bening miliknya menatap ke arah pria dengan tubuh tinggi, serta badan sedang yang terlihat tampan.
"Hei, pria bodoh! Apa kamu tidak mempunyai mata, haaah! Seenaknya saja tiba-tiba berlari di depan mobilku. Bagaimana kalau sampai mobil mewah super mahal ini menabrakmu. Lain kali kalau jalan atau berlari tuh pakai mata, bukan pakai kakimu!"
Pria yang saat ini terlihat sangat merasa bersalah itu buru-buru membungkuk memberi hormat pada wanita cantik yang merasa murka padanya.
"Mohon maafkan saya, Nona. Saya memang sangat ceroboh, karena mendengar bahwa ayah mengalami kecelakaan, sehingga membuat saya terburu-buru seperti ini. Karena itulah sampai melakukan kesalahan, membuat Nona hampir menabrak saya. Anda tidak perlu merasa khawatir, saya tidak apa-apa," ucap pria yang tak lain adalah Aditya Syaputra.
"Apa maksudmu? Apa kamu bilang tadi, merasa khawatir? Sepertinya otakmu langsung gesrek saat kamu hampir menabrak mobil mewahku. Aku sama sekali tidak pernah mengkhawatirkan keadaanmu pria bodoh! Aku hanya khawatir jika sampai mobil kesayanganku ini sampai ternoda dengan darahmu. Karena mobil ini adalah mobil kesayanganku yang merupakan hadiah ulang tahun dari kekasihku. Jika sampai My Azrielku ini ternoda, aku akan membuatmu merasa menyesal karena telah berbuat ceroboh."
Mendengar perkataan dari wanita yang murka padanya dan mengatakan kalimat yang menurutnya sangat konyol, membuat Aditya hanya bisa mengusap dada agar tidak sampai terjadi perdebatan yang berkepanjangan.
"Astaghfirullah ... kata-kata mutiara dari Anda sungguh sangat luar biasa, Nona. Kalau begitu, sekali lagi maafkan saya. Karena harus buru-buru. Anda tidak akan meminta ganti rugi, bukan? Karena saya adalah orang miskin yang mungkin harga nyawa saya tidak sebanding dengan harga mobil mewah pemberian dari kekasih Anda ini."
Queen yang merasa tersindir dengan kalimat menohok dari pria di depannya, seketika menatap sinis ke arah pria yang berada di depannya.
"Ternyata kamu adalah pria bermulut pahit, bersikap sok sopan, tetapi berbisa. Aku sangat muak melihatmu. Pergilah sebelum aku berubah pikiran dan menyuruh para pengawalku menghabisimu!"
Pria yang tak lain adalah Aditya Syaputra itu hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan kasar dari wanita di depannya. "Terima kasih Nona, sekali lagi maafkan kesalahan saya. Semoga hari Anda menyenangkan dan jangan sampai Anda bertemu lagi dengan pria memuakkan seperti saya."
"Aku tidak akan sudi bertemu lagi dengan pria bermulut pahit sepertimu, karena bertemu denganmu bagaikan sebuah bencana untukku." Queen hanya mengibaskan tangannya dan menatap tajam pria yang sudah berjalan meninggalkannya.
"Astaga ... kenapa hari ini semua orang yang aku temui benar-benar menyebalkan dan menyulut api kemarahanku? Aarrgghh ... rasanya aku ingin sekali merobek mulut pria tadi, perkataannya tadi benar-benar telah menyindirku dan itu berhasil membuatku merasa sangat marah. Wajahnya terlihat sangat kalem, tapi ternyata tidak sesuai dengan perkataan pedasnya. Brengsek!"
Queen yang masih bersungut-sungut mulai masuk kembali ke dalam mobilnya dan mulai mengemudikan mobil menuju ke baseman rumah sakit.
Sementara itu, para pengawal yang dari tadi hanya mengawasi nona mudanya, hanya bisa menatap kemarahan dari majikannya. Karena mereka tidak pernah mencampuri urusan nona muda mereka jika tidak dipanggil, hal itu dikarenakan sang majikan yang terkenal sangat arogan akan memotong gaji mereka jika sampai mencampuri urusannya.
TBC ...
Setelah memarkir mobil mewah kesayangannya, Queen terlihat turun dari mobil dan langsung berjalan memasuki rumah sakit. Dirinya langsung berjalan masuk ke arah lift dan menuju ke lantai atas dimana tempat ruangan operasi berada. Bunyi denting lift menandakan pintu akan terbuka, dan dirinya langsung melangkahkan kakinya untuk berjalan keluar dari lift.
Queen langsung disambut oleh dokter yang sudah menunggu kedatangannya, "Bagaimana, apa para dokter bedah sudah bersiap di ruang operasi?"
"Sudah Nona Muda, mereka menunggu Anda di dalam," sahut dokter muda yang bernama Reyna yang menjadi asisten sang nona muda Queen saat menangani pasien.
"Baiklah, aku akan langsung ke ruang operasi," jawab Queen dengan tegas.
Queen berjalan melewati ruangan administrasi dan samar-samar terdengar suara seorang pria yang sangat tidak asing di telinganya. Karena merasa sangat penasaran, membuatnya menghentikan langkah kakinya. Ia menolehkan kepalanya ke arah pria yang saat ini tengah membelakanginya dan terdengar sangat memohon pada pegawai wanita yang berada di ruangan administrasi tersebut.
"Mbak, saya mau bertanya. Kira-kira perkiraan biaya untuk operasi ayah saya berapa Mbak?" tanya Aditya Syaputra.
"Anda siapkan saja uang seratus juta untuk biaya operasinya Mas, itu pun bisa lebih jika sampai perawatan sampai ayah Anda sembuh."
Aditya Syaputra langsung membulatkan kedua matanya begitu mendengar nominal uang untuk biaya operasi sang Ayah. Tentu saja uang sebanyak itu, baginya sangat besar jumlahnya, karena dirinya hanya bekerja sebagai pekerja biasa di sebuah perusahaan kecil.
Astaghfirullah ... darimana aku mendapatkan uang sebanyak itu? Bahkan tabunganku tidak ada separuhnya. Tapi ayah harus di operasi, aku tidak ingin terjadi sesuatu pada Ayah. Darimana aku mendapatkan pinjaman uang sebanyak itu? Ya Allah, berikan petunjukmu pada hambamu yang sangat membutuhkan pertolonganmu. Hamba yakin Engkau tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan hambamu ini. Semoga ada orang yang baik hati yang akan mau meminjamkan uang untuk biaya operasi ayah, aamiin.
"Saya akan mengusahakan uangnya Mbak dan akan membayar biaya operasi ayah saya. Saya akan mencari pinjaman dulu, tapi tolong lakukan operasi sesuai jadwal. Saya tidak ingin sampai terjadi sesuatu pada Ayah saya!" ucap Aditya Syaputra dengan menyatukan kedua tangannya untuk memohon pada pegawai wanita di depannya.
"Anda usahakan saja uangnya Mas, kami akan melakukan sesuai aturan dari rumah sakit ini. Jangan sampai nanti Ayah Anda sudah di operasi dan mendapatkan perawatan medis, tapi Anda tidak bisa membayarnya," ucap wanita yang bekerja di bagian administrasi.
"Saya berjanji akan membayar biaya operasinya, kalau begitu saya pergi dulu, Mbak." Aditya Syaputra membalik badannya dan tatapannya langsung ber-sitatap dengan manik bening wanita yang masih sangat dihafalnya, karena kata-kata pedasnya tadi.
"Anda lagi, Nona? Apa Anda ingin bicara dengan saya?" Aditya menunjuk ke arah dirinya sendiri.
Queen hanya tersenyum sinis saat melihat ekspresi dari pria yang terlihat sangat kusut itu, "Aku sama sekali tidak ada urusan denganmu. Aku hanya ingin berbicara dengan pegawai di ruangan administrasi. Jadi jangan kepedean, pergilah!"
"Ooh ... begitu? Baiklah Nona, saya mohon permisi dulu." Aditya berjalan meninggalkan ruangan administrasi dengan wajah kusutnya, tak lupa langkah gontainya yang terlihat seperti orang yang tidak mempunyai semangat hidup.
Sementara itu, Queen langsung mendekati wanita yang sedang duduk di depan komputer, "Apa pria itu tadi adalah anak dari pasien yang mengalami kecelakaan dan akan di operasi?"
"Selamat malam, Nona muda Queen. Iya, pria tadi adalah anak dari pasien yang menanyakan berapa kira-kira biaya untuk operasi dan pengobatan dari ayahnya. Sepertinya dia benar-benar merasa kebingungan, karena belum mempunyai uang untuk biaya operasi, kasihan sekali masnya."
"Kalau kamu kasihan, kenapa nggak kamu tolong. Pinjamin gih uang untuk biaya operasi ayahnya. Bukankah gaji kamu juga banyak karena sudah lama bekerja disini? Oh ya, aku sampai lupa tadi mau bilang kalau di rumah sakit ini jangan panggil aku nona muda."
"Aku adalah seorang dokter di rumah sakit ini, jadi panggil aku dokter Queen. Karena aku lebih suka dengan panggilan itu, itu lebih mencerminkan kehebatanku dari usahaku sendiri tanpa embel-embel dari keluarga Raharja, apa kamu mengerti?"
"Mengerti Nona, eeh ... mengerti Dokter Queen. Sepertinya ide Anda tadi sangat menarik, siapa tahu dengan saya meminjamkan uang untuk mas berlesung pipi itu, dia mau menjadi suami saya. Lumayan, dia sangat tampan sekali. Namun, sayangnya uang saya sudah habis untuk biaya kuliah adik saya, Dokter Queen. Jadi, saya nggak bisa menolong mas ganteng itu, sayang sekali."
Queen menepuk jidatnya, "Astaga ... kenapa sekarang aku malah mendengarkan curhatanmu itu, aku sampai lupa sedang di tunggu di ruang operasi."
Refleks Queen langsung berlari meninggalkan ruangan administrasi itu dan buru-buru masuk ke dalam ruangan operasi. Namun, tatapan matanya sekilas bersitatap dengan tatapan pria yang saat ini berada di depan ruangan operasi.
Aditya Syaputra yang terlihat sangat kusut itu, mengerutkan keningnya saat melihat wanita yang hampir menabraknya tadi masuk ke dalam ruangan operasi.
"Wanita itu kenapa masuk ke dalam ruangan operasi? Apa dia adalah seorang perawat yang membantu dokter untuk melakukan operasi pada ayah? Buat apa aku memikirkan wanita di luar nalar itu, lebih baik aku menghubungi beberapa sahabatku untuk meminta bantuan. Siapa tahu ada salah satu yang mau membantuku."
Kini, Aditya Syaputra meraih ponselnya yang berada di dalam saku celananya. Kemudian dirinya mulai menghubungi satu persatu sahabatnya. Akan tetapi, dirinya hanya menelan pil pahit kekecewaan, karena semua teman-temannya tidak ada yang mau meminjaminya uang.
Bukan karena tidak mau, tapi memang semua sahabatnya memang tidak mempunyai uang sebanyak itu. Satu jam menunggu di depan ruang operasi dengan perasaan tak menentu, dirinya hanya bisa merapal doa di dalam hatinya untuk mendoakan sang Ayah yang sedang di operasi.
"Ya Allah, harus kemana lagi aku meminjam uang. Karena merasa bingung, membuatku melupakan bahwa semua sahabatku adalah orang-orang dengan gaji pas-pasan yang hanya cukup untuk menyambung hidup. Lebih baik aku menyerahkan semua ini hanya pada-Mu ya Allah. Lebih baik aku pergi ke masjid, aku harus sholat dan berdoa. Karena hanya ini yang bisa aku lakukan. Selain ikhtiar, aku juga akan berserah diri kepada-Nya. Semoga Tuhan memberikan sebuah petunjuk untukku."
Aditya bangkit dari kursi tunggu yang ada di depan ruangan operasi, saat dirinya berjalan, suara dari seorang wanita dapat tertangkap oleh indera pendengarannya.
"Hei ... kamu si mulut berbisa!"
Queen yang baru saja keluar dari ruangan operasi, melihat pria yang saat ini terlihat memunggunginya dan sudah melangkah beberapa langkah meninggalkan ruangan operasi.
Aditya refleks berbalik badan untuk melihat wanita yang sangat dihafalnya adalah wanita yang tadi hampir menabraknya.
"Nona memanggil saya?" Aditya menunjuk ke arah dirinya.
Queen mengamati sosok pria di depannya, "Ya iyalah, memangnya siapa lagi? Apa kamu sudah menemukan orang yang akan meminjamkan uang untuk biaya operasi dan perawatan ayahmu?"
"Apa Anda tadi menguping pembicaraan saya dengan pegawai administrasi, Nona? Untuk apa Anda menanyakan hal ini? Memangnya Anda mau meminjami saya uang?"
"Sepertinya begitu," jawab Queen sambil tangannya bersedekap di dada.
"A-apa Nona? Anda mau meminjami saya uang?" tanya Aditya seraya menatap ke arah wanita yang terlihat sangat datar di depannya.
"Aku tidak akan meminjamkan uang, tetapi aku akan memberikan uang 200 juta untukmu secara cuma-cuma. Asalkan kamu mau bekerja untukku."
Aditya Syaputra langsung terlihat berbinar begitu mendengar perkataan dari wanita yang baru ditemuinya terdengar bagaikan sebuah oase di padang pasir yang menghilangkan dahaganya.
"Saya bersedia, Nona. Saya akan bekerja untuk Anda. Memangnya Nona membutuhkan saya untuk bekerja sebagai apa?"
"Aku ingin kamu menjadi suami pura-puraku," sahut Queen seraya menatap ke arah wajah pria yang saat ini tengah terlihat terkejut mendengar perkataannya.
TBC ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!