NovelToon NovelToon

My Teacher, Istri Untuk Papa

Murid Baru

Rania Anindita merupakan seorang guru SD di salah satu sekolah negeri di kota B. Ia sudah hampir tiga tahun mengabdi menjadi pengajar.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara ketukan pintu. Rania yang sedang mengajar kelas satu langsung mempersilahkan.

"Silahkan masuk!"

Tampak seorang guru lelaki yang bertubuh gempal memasuki ruangan, dia adalah kepala sekolah di tempat Rania mengajar bersama seorang anak kecil yang begitu imut.

"Assalamualikum, Bu Rania! Maaf mengganggu waktunya sebentar" ucap Pak Tedi

"Waalaikumsalam, tidak apa apa pak. Ada perlu apa ya pak??"

Pak Tedi langsung mengutarakan maksud kedatangannya, setelah itu ia langsung undur diri.

"Oke anak-anak sekarang kita kedatangan teman baru di kelas ini, sayang ayo perkenalkan dirimu sama teman-teman disini !!" ucap Rania pada anak kecil itu

"Hai..." Kanaya melambaikan tangan, yang di balas lambaian tangan pula oleh siswa lainnya. "Perkenalkan nama saya Kanaya Putria Sanjaya teman-teman bisa panggil saya Aya." Kanaya memperkenalkan diri.

"Selamat datang Kanaya di sekolah baru, sekarang kamu duduk di samping Ani, ya !!" Rania menunjuk ke arah bangku kosong paling depan.

"Sini Aya!" Ani memanggil Kanaya.

Kanaya langsung duduk di bangku yang di tunjuk Rania, dan Mereka melanjut pelajarannya kembali.

"Sekarang kita lanjut lagi pelajarannya, ya anak-anak!"

"Baik bu" jawab mereka serempak.

Setelah Satu jam pembelajaran bel istirahat berbunyi anak-anak berhamburan ke luar kelas. Kanaya, anaknya cepat berbaur dengan orang sekitar, tampak ia sedang bermain dengan beberapa siswa perempuan di taman sekolah.

"Bu guru !!!" Kanaya memanggil Rania yang lewat di hadapannya.

"Iya sayang, ada apa??"

"Ini buat ibu !!" Kanaya menghampiri Rania dan memberikan sebungkus coklat.

"Buat ibu?? kenapa ibu dikasih coklat?"

"Iya,, teman-teman juga dapat. Ini buat salam perkenalan dari Aya." ucapnya sambil memamerkan gigi kecilnya.

*O*wh ya ampun gemes banget anak ini. Rania dalam hati

"Makasih sayang ...." Rania menerima pemberian Kanaya

"Boleh peluk??" tanya Kanaya kemudian.

"Boleh dong sayang , sini peluk Ibu !!" Rania merentangkan kedua tangannya dan Kanaya langsung menghambur ke pelukan Rania dan memeluk erat dirinya.

Kenapa anak ini seperti anak yang haus akan kasih sayang seorang ibu? pikir Rania.

"Makasih udah mau peluk Aya bu!" ucap Kanaya melepaskan pelukannya.

"Sama-sama sayang ... udah bel masuk, masuk gih entar ibu nyusul!"

"Baik bu ...."

Kanaya pergi menuju ruang kelas bersama teman-temannya meninggalkan Rania yang masih berdiri area taman.

*S*iapa anak ini? Mengapa aku merasa sangat dekat dengannya dan pelukannya sangat menyejukkan. Rasanya aku tak asing dengan wajahnya ... tapi hari ini pertama kali ku bertemu dengan dia sebelum ini tak pernah. Namun, wajahnya sungguh familiar.. Batin Rania sambil menatap kepergian Kanaya.

Masih dengan pemikiran yang penuh pertanyaan Rania pergi ke kantor guru untuk mengambil buku pelajaran selanjutnya.

"Kenapa kayak orang bingung Ran??" tanya Suci, sesama guru disana yang merupakan sahabat Rania.

"Emang keliatan banget bingungnya, ya??" Rania balik nanya.

"Banget....nget..."

"Aku kepikiran anak baru di kelasku, Ci!"

"Murid baru yang di anter sama bokapnya tadi pagi, Ran??" tanya Suci antusias sambil memindahkan kursinya ke dekat meja Rania dan duduk di sana.

"Mana ku tahu dia di anter ama bokap apa nyokapnya! Yang ku tahu dia di anter Kepala Sekolah ke kelasku !!" jelas Rania.

"Iya Ran dia tuch anak yang di anter bokapnya daftar di sekolah ini, trus di anter pa Kepsek ke kelasmu. Tau gak?? bokapnya guanteeeng banget say, meleleh aku melihatnya ...." cerocos Suci panjang lebar memaparkan kegantengan ayah Kanaya.

"Au ach... kamu mah kalau ngomongin cowok ganteng suka gak bisa ngrem, mending aku ke kelas lagi jam ngajarku udah mo mulai." Rania mengambil buku dan meninggalkan Suci yang masih membayangkan ayah Kanaya yang katanya ganteng gak ketulungan.

*A*pa iya sich???.

Aya sudah menemukannya

Sebuah mobil melaju cukup kencang membelah jalanan ibu kota yang padat oleh para pengemudi. Si penumpang sungguh tak sabar tuk segera sampai ke rumah, jalanan yang begitu ramai membuatnya uring-uringan. Lampu merah dan tempat penyebrangan pun jadi sasaran kekesalannya.

"Tadi orang nyebrang sekarang lampu merah, kenapa mesti ada lampu merah sich kan berhenti lagi ... jadi lama dech ..." gerutu kanaya.

"Kalau yang gak ada lampu merahnya di jalan tol, neng." Mang Ujang si sopir menimpali sambil senyum-senyum melihat kelakuan anak majikannya.

"Ya udah, besok buat jalan tol aja biar bebas hambatan !!!" celetuk Kanaya

Ya elah Neng, emang sangkuriang bisa buat jalan semalam. Batin mang ujang

"Sabar Neng namanya juga jalan ya rame, pengen banget cepat nyampe emangnya ada apa neng??"

"Rahasia mang Ujang kepo aja!"

Anak kecil tahu kepo juga ya???

Setelah lima belas menit berlalu mobil Kanaya sampai di depan rumah. Dengan cepat Kanaya turun dan berlari memasuki rumah.

"Hati-hati Neng jangan lari entar jatuh !!!" teriak mang Ujang.

Kanaya terus berlari tanpa menghiraukan teriakan mang Ujang.

Di ruang tengah, tampak Oma Rita sedang membaca koran. Kanaya yang sudah ngos-ngosan menghampiri Oma dan memberi salam.

"Assalamualaikum Oma," ucap Kanaya sambil mencium tangan Oma.

"Waalaikumsalam ... kenapa lari-lari, sayang? sampai ngos-ngosan gitu," tanya Oma

"Buru-buru Oma ... Aya sayang Oma!!" ujar Kanaya mencium kedua pipi Oma

"Oma juga sayang kamu Aya ... Eh kenapa datang-datang langsung cium-cium Oma sambil bilang sayang??" tanya Oma penasaran.

"Pengen aja ..." jawab Kanaya sambil berlari menuju kamar

"Aya ke kamar dulu Oma, mo ketemu mama. Aya kangen banget ama mama !!"

Aneh sekali tingkah anak itu, ketemu apa di sekolah barunya sampai dia segirang ini. Batin oma Rita

Kanaya yang sudah sampai di kamar membuang tas sembarangan arah dan langsung mengambil sebuah photo di atas meja belajarnya. Photo seorang wanita cantik nan anggun mengenakan gaun putih dengan senyum yang merekah di bibir tipisnya. Ya ... Dia adalah mamanya yang sudah meninggal 7 tahun yang lalu saat melahirkan Kanaya.

Kanaya terus menciumi photo mama dan memeluknya seakan-akan ia sedang memeluk mamanya sendiri.

"Kanaya kangen sama mama !!!" gumam Kanaya.

"Mama mo dengar cerita Aya hari ini gak?" tanya Kanaya pada photo sang mama.

Kemudian Kanaya bermonolog sendiri menceritakan kegiatan sepanjang hari ini di sekolah barunya.

"Mama tahu Aya seneng banget pindah ke sekolah baru. Baru satu hari disana Aya sudah punya banyak teman baru mereka baik banget sama Aya, gak ada yang suka jahil dan jahat sama Aya. Enggak kayak di sekolah dulu anak cowoknya pada nakal." Kanaya cemberut mengingat teman-teman di sekolah lamanya yang sedikit nakal.

"Tapi ada yang paling menggembirakan Ma, di sekolah aku bertemu seseorang yang sangat baik banget. Mama mo tahu gak dia siapa??" tanya Kanaya pada photo sang mama.

"Dia itu guru Kanaya, orangnya cantik banget ma kayak peri-peri yang ada di film desney. Aya juga tadi minta dipeluk sama ibu guru, pelukannya nyaman banget terasa dipeluk sama Mama. Oh iya Aya belum ngasih tahu namanya ya, Ma??!!" ujar Kanaya menepuk jidatnya.

"Guru Kanaya namanya ibu Rania Anindita, Ma! Iya ibu Rania, Ma. Iya,ibu Rania sahabat mama itu, yang selalu mama ceritain di diary yang mama kasih ke Aya." jelas Kanaya seolah-olah si photo meminta penjelasannya.

"Kanaya udah ketemu sama sahabat mama dan Aya janji sama Mama, Aya pasti bisa bawa ibu Rania bersama papa lagi. Sesuai dengan keinginan mama, Mama bantuin Aya, ya!!"

Kanaya terus bercerita dengan photo sang mama sampai matanya terasa sangat berat hingga akhirnya ia tertidur dan melanjutkan ceritanya bersama mama di alam mimpi.

Surat cinta dari Mama

Kanaya flashback on **

Setiap tahun di tanggal dan bulan yang sama Kanaya selalu mendapatkan sepucuk surat dari sang mama. Ya, surat dari mama yang ditulisnya sebelum ia meninggal. Dan surat itupun yang selalu ditunggu-tunggu Kanaya setiap hari ulang tahunnya. Mama selalu bercerita tentang banyak hal melalaui surat tersebut.

Ini adalah surat ke tujuh yang diterima Kanaya dengan antusias ia memintanya dari Oma Rita,

"Kado dari mama mana Oma??" tanya Kanaya.

"Sebentar oma ambil ... ini!!!" Oma mengambil lalu memberikannya kepada Kanaya.

Sebelum meninggal Mama Kanaya menitipkan surat-suratnya kepada Oma Rita. Dan setiap tahun Oma selalu meberikannya satu pucuk surat yang berstempelkan hati dengan jumlah yang berbeda, jika stempel hatinya satu berarti itu adalah surat pertama untuk Kanaya dan begitu seterusnya.

Ketika Kanaya belum bisa membaca, Oma dengan senang hati selalu membacakan surat itu sebagai cerita penghantar tidur untuk Kanaya. Namun, semenjak Kanaya sudah fasih membaca, Oma memberikan kepada Kanaya tuk dibaca sendiri.

Kanaya merasakan banyaknya kasih sayang dari sang mama yang dituliskan untuknya. Lewat cerita dan rangkaian kata yang di ungkapkan mama, Kanaya mendapatkan banyak kisah bahkan tentang persahabatan sang mama dengan Rania.

Sambil duduk di atas ranjang Oma Rita, Kanaya mulai membaca surat dari mama.

Untuk Kanaya tersayang

Selamat ulang tahun sayang, ini adalah surat ke tujuh untuk kamu berarti Aya sudah berusia 7 tahun. Waaah... udah besar ya anak Mama, mama sayang sama Kanaya. Dan ini surat terakhir dari Mama sekarang Kanaya udah besar udah bisa mama andelin buat jagain Papa, Aya mau kan sayang??.

Di surat sebelumnya mama sudah banyak bercerita tentang mama, papa dan tante Rania. Seperti apa Papa?? seperti apa tante Rania?? Kanaya pasti udah paham. Sekarang mama boleh minta tolong sama kamu, Sayang?? Tolong bantu Papa mencari tante Rania. Tante Rania sangat berarti di dalam hidup papa dan mama, sama seperti kamu yang sangat berarti dihidup kami.

Papa sangat mencintai tante Rania begitupun sebaliknya, karena kesalahan Opa mereka jadi berpisah. Tapi Aya jangan membenci Opa, dia hanya sedang khilap, Aya kan seorang pemaaf. Untuk menebus kesalahan Opa, Mama mau menyatukan kembali mereka. Karena mama harus pergi jadi mama kasih tugas ini sama kamu, Sayang. Tolong bantu mama ya, Sayang!

Mama percaya tante Rania bisa jaga kamu lebih baik dari mama, dia sangat penyayang dan baik hati. Hal itupun yang membuat papa tak bisa berpaling hati kepada siapa pun. Terbukti kan pasti sekarang papa masih setia jagain kamu sendirian, iya gak sayang??. Hati Papa sudah terkunci hanya untuk tante Rania saja, jadi kalau nanti kamu ketemu tante Rania bantuin Papa tuk dapatkan hati tante Rania kembali ya! Meskipun itu akan sedikit sulit tapi mama yakin kamu pasti bisa. Anak mama paling hebat.

........

satu lagi sayang ada diary mama di oma, Aya bisa membacanya di waktu senggang.

Mama sayang Kanaya

peluk cium dari mama untuk kesayangan mama*.*

Kanaya yang sudah selesai membaca surat langsung melipat dan meyimpannya di kotak surat.

"Kata mama ada diary buat Aya, di mana Oma?"

"Iya, nanti oma kasih ya. Sekarang apa yang mo Aya lakuin??" tanya Oma yang tadi juga ikut membaca surat Kanaya.

"Cari tante Rania dulu, baru kita pikirkan hal selanjutnya, Oma." jawab Kanaya.

Flash back off**

Pada dasarnya walaupun Kanaya belum pernah bertemu Rania tapi ia sudah jatuh hati pada Rania. Dengan doktrin yang di tanamkan sang mama padanya tentang Rania, membuat ia bertekad hanya Rania-lah yang akan menjadi mama sambung baginya. Terbukti, Kanaya selalu mengusir jauh benalu-benalu yang mencoba mendekati sang papa dengan cara mendekatinya terlebih dahulu. Namun, tetap saja gagal. Hati sang anak dan papa sudah terpaut pada satu orang wanita yang sama yaitu Rania Anindita.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!