"Tidak Sayang... Pokok nya aku tidak setuju dengan ide ibu yang untuk menjodohkan Ezra dengan cucu sahabatnya ibu."
"Tapi sayang.."
"Pokoknya saya tidak setuju.. Apa mas lupa dengan masa laluku.. Apa mas mau masa lalu ku terulang kembali ke anak kita.. Apa mas mau anak kita menjadi duda.. Dan bagaimana nasib dengan perempuan itu, jika mereka menerima perjodohan ini.. Intinya saya tidak setuju mas..."
"Pikirkan lah dulu sayang.. Sekarang ibu sedang sakit.."
"Tapi Mas.."
"Sudahlah.. Besok kita bicarakan baik baik masalah ini dengan ibu. Jika kau tidak menyetujuinya. Semoga ibu mau mendengar mu."
"Semoga mas.."
Ezra Adalah Anak pertama Dari pasangan Daysi dan Arya..
Kenapa Daysi bersikeras tidak ingin menerima perjodohan ini. Karna di masa lalu nya Daysi mengalami hal buruk, Ketika di jodohkan dan berakhir dengan perceraian...
Dia tidak ingin anaknya atau pun perempuan yang di nikahi anaknya akan mengalami hal yang sama seperti dirinya...
"Kalau begitu mas ke kantor dulu. Kamu baik baik di rumah." Ummach cium Arya di kening istrinya.. Dan berjalan ke arah luar rumah..
"Ia mas. Hati hati di jalan." Ucap Daysi lalu mencium punggung tangan suaminya..
"Ji.. " Panggil seorang perempuan tak lain adalah sahabat Ji yaitu Ara.
"Hey Ra." Sahut Jizzi, lalu menoleh ke sumber suara Ara..
"Ji tau ngak ntar kampus kita bakalan kedatangan polisi."
"Emang di sini ada penjahat yah'.? Sampai polisi mau datang.. Wah bahaya sudah ini kampus kalau sudah ada penjahat.." Ucap Jizzi.
"Aduh Ji aku kan belum selesai ngomong.. Polisi datang buat kasih arahan ke kita kita mahasiswa. Buat patuhi berlalu lintas dan jauhi narkoba.."
"Ooo.. Kirain mau tangkap penjahat... Hehehehe"
"Ji.Ji.. Lo itu yah'.." Sambil mencubit lengan Ji.
"Au sakit tau.." Ringis Ji sambil mengusap bekas cubitan di lengan nya.
"Eh Ji. Tau tidak." Ucap Ara.
"Tidak tau" . Jawab Ji singkat
"Astaga Ji aku belum selesai ngomong loh. Bisa tidak kalau orang ngomong di dengar dulu baru di jawab."
"Oke.oke. Ara ku sayang,, cepat mau ngomong apa. Soalnya waktu gue mahal.."
"Haa lu Ji... Emang kamu artis pake waktu mahal segala lagi.. Nih yah aku cuman mau bilang kalau kamu dapat salam dari Angga."
"Ooh kirain ada apa.. Cuman itu toh."
"Ji.. Kaya nya kamu perlu ke dokter deh.. Masa dapat salam dari seseorang kamu cuek begitu sih.. Apalagi ini salam dari Angga.. Kamu tau sendiri kan Angga calon dokter dan punya Fans cewek yang banyak.. Terus hanya kamu yang Angga lirik. Tapi jawaban kami hanya ooo doang.. heran gue ji..
Atau jangan jangan kamu les*** yah.??? " Tanya Ara dengan penuh selidik.
"Ara apa apa sih.. Aku ini masih normal, normal se normal normalnya.. Tapi untuk saat ini aku ngak mau mikirin pacaran atau apalah.. Karna aku mau fokus untuk kuliah dan."Belum sempat Ji mengucapkan bicaranya Ara langsung memotong.
"Mencari uang." Ucap Ara
"Nak kan kamu tau... Jadi itu alasan aku yang sebenarnya.."
"Tapi Ji sampai kapan kamu mau menolak Angga.. Dan tadi yah angga minta no hp kamu ke aku.. Yaaa aku kasih deh, Terpaksa hihihihi senyum Ara."
"Astaga Ara..Sambil menepuk jidatnya. Heran aku tau sama kamu.. Untung kamu teman aku. Kalau tidak dari tadi sudah ku tenggelamkan di kolam itu." Sambil menunjuk ke arah kolam.
"Hey kalian berdua ngapain di situ..??? Tanya Ardi, lalu menghampiri Ji dan Ara..
"Yah ngobrol kah. Masa makan." Ucap Ara.
"Ya aku tau kamu ngobrol."
"Na tau kenapa tanya." Jawab Ara sewot
"Itu jurusan kita di minta ke aula buat hadiri seminar dari polisi.."
"Eh. eh Polisinya cakep cakep ngak.??" Tanya Ara
Ji hanya menggelengkan kepala melihat tingkah temannya itu..
"Hhhhmmmm Lumayan.." Jawab Ardi
"Wah semoga saja ada yang naksir sama aku dan Ji.." Ucap Ara berharap.
"Kayanya kalau sama kamu ngak bakalan ada.. Tapi kalau sama Ji kayanya bakalan banyak, termaksud aku." Ucap Ardi.
Pletok. Bunyi suara buku yang mendarat di kepala Ardi.. "Dasar ya kamu." Ucap ara.
"Auu.." Ardi merasa sakit dan mengusap kepalanya.. "Ini nih sifak kamu yang jauh beda dari Ji.. Makanya semua cowok ngak suka sama kamu.. Sudah biang gosip kasar lagi.. Beda banget sama Ji. Yang hanya tersenyum rama baik dan sopan. Istri indaman banget." Jelas Ardi.
Ji, Ara dan Ardi berjalan menuju ke arah aula..
Bruk.... tanpa sengaja Ardi menabrak seseorang di depannya..
"Dasar bocah kalau jalan pakai mata." Ucap seseorang.
"Maaf pak'. Saya tidak sengaja." Ucap Ardi sambil menundukkan kepalanya.
"Maaf mu saja tidak cukup..Bajuku sampai kotor karena tertumpah oleh minuman mu." Jawabnya penuh kesal
"Maaf pa' saya betul betul tidak sengaja.." Ucap Ardi, lalu menoleh ke Ara dan berbisik. "ini semua gara gara kamu.. Andaikan saja kamu tidak mendorongku tadi."
"Maaf pak' tapi teman ku betul betul tidak sengaja menabrak bapak." Ucap Ji akhirnya turut ikut minta maaf karena telah melihat wajah pria di hadapnya sudah marah..
"Kata ku.. Maaf saja tidak cukup." Ucap Ezra Dengan suara kerasnya.
"Terus bapak mau apa...???" Tanya Ji
"Kalian harus tanggung jawab dengan baju ku. Karna aku tidak mau ada noda di baju ku sedikitpun." Bentak Ezra.
"Baiklah, Kalau begitu lepaskan baju anda.. Saya akan mencucinya." Jawab Ji
"Hey gadis. Kalau sekarang saya lepas baju. Terus saya pakai apa.???" Tanya Ezra.
"Ya terserah bapak.. Kan bapak maunya bajunya bersih, jadi saya tawarkan untuk di cuci." Jawab Ji
"Jadi maksudmu saya harus bertelanjang dada..
Dasar.. Kalian memang bocah tidak bisa di ajak
kompromi."
"Lah terus, ini kan wujud permintamaafan kami."
Tidak ada jawaban sama sekali. Si bapak malah berjalan menuju aula..
"Ji, serius lo berani banget sih lawan tuk bapak ngomong.. " Ucap Ara, namun Ji hanya terdiam tidak menjawab
"Ini semua gara gara kamu Ara. Andaikan kamu tidak mendorongku tadi." Ucap Ardi.
"Ya kamu juga. Kenapa mesti ngatain aku ratu biang gosip."
"Na emang kenyataan Ara."
"Ardi." Teriak Ara, tapi Ardi malah berlahir menjahui mereka.
"Ara bisa tidak sekali saja kalian berdua akur.. Jujur saya pusing dengan tingkah kalian berdua." Ucap Ji
"Ji.. Kalau di perhatikan si bapak tadi lumayan cakep yah'. Eh bukan lumayan tapi sempurnan banget cakepnya."
"Ya, Mulai lagi de kamunya menghayal."
"Ngak pa'pa menghayal Ji.. Siapa tau aja jadi kenyataan.. Ouh ia Ji, semoga aja di dalam aula pilisinya cakep cakep.. Terus ada yang naksir kamu dan aku.. Tapi kayanya biar ada yang naksir ke kamu.. Pasti kamu tolak, Buktinya Angga saja yang dokter kamu tolak."
"Sudahlah Ara.. Saya malas mendengar ocehan mu. Lebih baik kita masuk."
"Baiklah."
Didalam Aula Ara dan Ji duduk berseblahan di bangku paling belakang.. Sambil mendengar arahan yang pak polisi kata kan..
"Ji. Lihat de kedepan polisinya cakep benar.." Ara menganga membuka mulutnya melihat ke panggu aula..
"Ara itu mulutmu tutup dong. Bikin malu saja,, iler mu udah keluar jorok banget kamu Ra."
Ara langsung menutup mulutnya dan berbalik ke ara Ji.. "Ji serius kamu harus lihat ke depan, pak polisinya cakep cakep.. Dan itu, Ara menunjuk ke arah Aula. Ji bapak yang Ardi tabrak juga duduk di atas Ji."
Ji, menoleh ke ara panggung Aula dan melihat. "Oh ternyata dia polisi. " Gumam Ji..
"Ji.. Kamu lihat kan, Semoga saja yang bicara saat ini bisa menjadi jodohku kelak. Dan yang ketus itu, si bapak yang di tabrak oleh Ardi, semoga saja jadi jodohnya kamu.. hihihihihi" Ucap Ara sambil tertawa...
"Maaf Ara saya keluar dulu. Bibiku menelpon."
"Assalamualaikum bi.." Sapa Ji saat panggilan terhubung
"Waalaikum salam nak'..Bagaimana kabarmu. ,Dan kuliah mu juga bagaimana nak."
"Alhamulillah baik bi. Kuliah juga lancar lancar."
"Alhamdulillah.Bibi sudah transfer uang ke Rek mu nak."
Khok.khok.khok.. Bibi Ji terbatu di seberang sana.
"Bibi. Kenapa harus kirimkan Ji uang.. Kan Ji sudah bilang, kalau sekarang Ji ada kerjaan sampingan. Terus bibi sakit yah,' Suara bibi agak serak dan bibi juga batuk.."
"Bibi baik baik saja nak.. Bibi cuma mau memberi tahu mu lewat telpon.."
"Apa itu bi..?"
"Maafkan bibi nak.. Kamu akan menikah bulan depan"
"Hahahahahha...Bibi BiBi.. Kalau bercanda jangan kelewatan dong.."
"Ini serius nak."
"Ibu, Ibu baik baik saja kan. Ibu tolong sadar." Ucap Arya. "Apapun yang ibu minta akan Arya turuti asal ibu bisa membuka mata dan sembuh kembali."
"Oma. Oma sadar dong. Jangan ninggalin Key. Ini semua gara gara aunty.. Andaikan Aunty setuju jika Ezra di jodohkan pasti oma ngak bakalan pingsan dan jatuh sakit." Ucap Key.
"Maafkan Aunty Key." Jawab Daysi dengan merasa bersalah. "Ibu, Ibu cepat sadar. Daysi janji bakalan setuju dengan ibu. Yang akan menjodohka Ezra dengan cucunya teman ibu.." Ucap Daysi pasrah
Arya menelpon anaknya
"Halo Ezra kamu di mana nak..?" Tanya Arya, saat sambungan terhubung.
"Lagi di kampus.. Ngasih arahan ke makasiswa." Jawab Ezra.
"Habis dari situ kamu segerah ke rumah sakit. Oma mu tiba tiba pingsan."
"Ia pi.. Secepatnya Ezra ke sana.." Jawab Ezra.
Dengan terburu buru Eza lalu keluar dari aula dan brukk. Ezra tanpa sengaja menabrak Ji..
"Kalau jalan pakai mata." Ketus Ji melihat orang yang menabraknya.
Tidak ada jawaban. Ezra tidak menghiraukan Ji sama sekali. Dan menuju mobil untuk di kendarai ke RS.
"Dasar laki laki tidak punya ahlak." Maki Ji dengan suara kerasnya.. Beginilah Sifat Ji. Yang akan marah jika seseorang melukainya dan tidak mengucap maaf. Ji sangat baik. Ji hanya menuntut Ezra mengucap maaf..
Tapi kenyataan tidak sama sekali..
"Siapapun jodohnya pasti tidak aka beruntung memiliki pasangan seperti dia." ucap Ji dalam hati.
Di rumah sakit.
"Oma..Oma.." Ucap Ezra dengan paniknya langsung masuk ke ruang inap omanya dan memeluk erat oma.. Ezra sangat mencintai dan menghargai oma nya.. Karna selama ini oma sangat berperan besar dengan pekerjaan Ezra.. Bagaimana tidak, ketika Arya melarang anaknya untuk menjadi polisi, dan menyuruhnya menjadi penerus di perusahaan miliknya. Oma lah yang selalu memberi semangat dan menantang kemauan Arya, dan Arya di tuntut untuk memenuhi keinginan Ezra.. Dan jangan memaksa Ezra menjadi pemimpin.
"Ezra, cucu oma." Lirih oma sambil tersenyum
"Oma mana yang sakit..?" Tanya Ezra dengan lembut.
"Oma baik baik saja sayang."
"Oma jangan sakit lagi yah.. Tadi Ezra sampai panik dengar oma sakit."
"Ia sayang.. Oma janji tidak akan sakit lagi asal kamu mau memenuhi keinginan oma."
"Ezar janji akan memenuhi keinginan oma."
"Jani."
"Janji Oma.. apapun itu Ezra janji."
"Kalau begitu menikahlah dengan gadis pilihan oma."
"Haaaaaaa." Ezra kanget dengan ucapan Oma nya...
"Tapi oma. Mintanya jangan itu. Oma bisa minta apa pun yg jelas bukan yang tadi."
"Hanya itu yang oma minta. Jika kamu tidak bisa.
Maka oma lebih baik mati saja."
"Oma jangan. jangan.
Baik oma Ezra siap dan akan memenuhi keinginan oma."
"Baiklah sayang.. Oma akan berusaha sembuh.. Kamu memang cucu terbaik oma.." sambil memeluk Ezra
"Kalau begitu oma anak memberi kabar ke keluarga calon istri mu.. Agar segera mempersiapkan pernikahan mu."
Daysi yang mendengar percakapan antara anak dan mertuanya dari arah luar pintu kamar,.. Seketika menjadi lemas.. Dan merasa sesak di dadanya.
"Ya allah, apakah ini yang terbaik untuk anak ku dan untuk perempuan yang akan menjadi istrinya." Seketika Daysi mengeluarkan air mata nya mengingat dulu kejadian dimana ia merasakan namanya perjodohan dan berakhir dengan perceraian..
Arya yang melihat istrinya menangis, langsung menghampiri dan memeluk istrinya..
"Sayang kamu kenapa menangis.?" Tanya Arya sambil mengusap air mata istrinya.
"Ezra menyetujui perjodohan ini mas, Saya ngak tega mas lihat anak kita dan calon istrinya kelak akan berpisah karena perjodohan tanpa cinta ini. Saya tidak mau nasib Ezra dan calonya akan berakhir seperti saya ini."
"Sayang, yang kita lakukan sebagai orang tua harus berdoa untuk anak kita.. Semoga saja dengan perjodohan ini Ezra akan menjadi pribadi yang terbuka.."
"Tapi mas.."
"Kita juga harus bedoa semoga mereka seceptnya akan saling mencintai." Ucap Arya sambil memeluk istrinya..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!