Namanya adalah Bella Mariana, seorang gadis yang berusia 23 tahun. hidup sebatang kara karena orang tuanya sudah meninggal, Dia tidak mempunyai saudara ataupun sanak saudara.. hidup sendiri tidak menyenangkan bagi gadis muda itu, namun apalah daya karena hidup harus dia dijalani.
Terlihat seorang gadis masih terlelap di rumah sederhananya.
"Huahhh... " Bella yang menguap saat pagi telah menyentuh dirinya.
Akhirnya Bella bergegas bangun dan melakukan aktivitas mandi paginya.
** Setelah 30 menit kemudian **
Akhirnya gadis itu bergegas pergi ke tempat kerjanya. tempat kerja Bella tidak terlalu jauh dari rumahnya.
** 15 menit perjalanan **
Saat Bella telah sampai di tempat kerjanya.
"Bella ada surat dari Bank!" seru seorang teman yang menghampiri gadis itu
"Surat apa?" tanya Bella kepada teman wanitanya.
Vanila adalah salah satu teman yang dimiliki Bella.. mereka berdua sama-sama dari keluarga yang sangat sederhana.
"Memang surat apa Van?" tanya Bella kepada gadis itu.
"Aku tidak tahu bel, tapi surat itu tertuju di tempat kerja kita, jadi aku menunggumu datang!" seru Vanila yang kemudian menghampiri temannya itu.
Sesaat kemudian nampak Bella telah menerima surat itu, dibukanya perlahan surat yang bertuliskan kan nama Bank yang tertera sangat besar.
"Ini tidak mungkin." guman Bella dengan lirih.
"Ada apa Bell?" tanya Vanilla kepada Bella.
"Kenapa semua ini harus terjadi padaku." guman Bella yang kemudian melipat kembali surat itu.
Nampak Vanila langsung mengambil surat dari tangan Bella.
Vanilla langsung membuka surat itu dan membaca setiap detail tulisan itu.
"Kenapa bisa seperti ini Bell?" tanya Vanilla kepada temannya.
"Entahlah aku juga tidak tahu, bagaimana bisa aku melunasi hutang di Bank sebanyak ini. bahkan rumahku sudah disita." ucap Bella yang kemudian langsung terduduk di lantai.
"Kau harus bersabar Bell." ucap Vanilla yang mengelus punggung temannya.
"Lalu aku akan pulang kemana Van, sedangkan rumahku sudah disita oleh Bank. untuk apa orang tuaku berhutang di bank sebanyak itu, bahkan jumlahnya sangat fantastis." ucap Bella yang membuka kembali kertas dari bank.
Terasa sesak dada Bella, saat gadis itu terus berpikir mengenai surat penyitaan dari bank. hingga sore menjelang gadis itu nampak tidak fokus untuk bekerja.
"Pulanglah ke tempatku Bell." pinta vanilla kepada Bella.
"Biarkan aku melihat rumah ku untuk yang terakhir kali, aku juga ingin mengambil seluruh barang-barangku yang ada di rumah itu." jawab Bella kepada Vanila.
"Aku akan mengantarkan mu dan membantumu." jawab Vanila yang kemudian mengantar Bella pulang ke rumahnya.
Nampak di sana para petugas Bank yang telah menunggu kedatangan gadis itu.
"Apakah kalian dari pihak Bank." tanya Bella kepada para petugas dari Bank.
"Benar, Kami adalah petugas yang akan menyita rumah anda." jawab para pria berbaju hitam itu.
Kemudian nampak Bella menghela nafasnya dengan sangat berat, terasa sesak dada saat melihat rumah tercintanya telah disita oleh bank.
"Tuhan kenapa ini harus terjadi kepadaku, Apakah kurang rasa sakit dan penderitaan yang kutanggung.. hingga harus ada kejadian seperti ini." guman Bella dalam hati sambil memegang dadanya.
Nampak beberapa saat kemudian.. datang seorang pria gagah dengan pakaian yang sangat rapi dan memakai jas hitam.
"Apakah anda pemilik dari tempat ini?" tanya pria itu kepada Bella.
"Benar, saya pemilik dari rumah ini." jawab Bella yang bingung dengan pertanyaan pria itu.
"Bisakah kita berbicara sebentar." pinta pria itu kepada Bella.
"Ada perlu apa Ya?" tanya Bella.
"Sebaiknya kau ikut denganku, karena ada ada yang perlu kita bicarakan." ucap pria itu yang kemudian mengajak Bella masuk ke dalam rumah mungil milik Bella.
Nampak Bella dan pria itu telah masuk ke dalam rumah.
"Silakan duduk." ucap Bella yang mempersilahkan pria itu duduk di kursi sederhana yang ada di dalam rumah Bella.
"Kita tidak usah berbasa-basi, segera akan aku katakan mengenai keperluanku padamu." ucap pria itu yang kemudian membuka map coklat dan memberikannya kepada Bella.
Nampak pria itu memberikan map yang berisi sertifikat rumah Bella dan beberapa rincian hutang dari orang tua Bella.
"Apa ini Tuan?" tanya Bella kepada pria itu.
"Pasti kau sudah bisa membaca tulisan yang ada di sana kan." ucap pria itu yang duduk sambil menyilangkan kakinya.
"Iya tentu.. tapi kenapa sebanyak ini?" tanya Bella kepada pria itu.
"Di kertas itu adalah total hutang keluargamu kepada pihak Bank." jawab Pria tua.
"Kalau kau bisa melunasi hutang hutang itu dalam beberapa waktu, maka kau tidak akan diseret ke penjara. tapi kalau kau tidak bisa melunasi hutang-hutang itu aku mempunyai solusi yang baik." jawab pria itu yang kemudian menunggu jawaban dari gadis muda yang ada di depannya.
"Apakah ada solusi lain untuk saya bisa melunasi hutang hutang keluarga saya?" tanya Bella kepada pria yang ada di depannya.
"Tinggal kau menandatangani surat ini lalu kau akan terbebas dari seluruh hutang itu dan kau kau akan mendapatkan rumah ini." jawab pria itu yang kemudian meletakkan map merah di depan Bella.
Sesaat kemudian, nampak Bella mengambil map coklat itu dan membaca isi dari map coklat. Di sana tertulis mengenai surat perjanjian
"Surat apa ini Tuan?" tanya Bella kepada pria yang ada di depannya.
"Itu adalah surat perjanjian mengenai kau akan menjadi pengasuh dari majikanku, dan lembar kedua itu silakan kau baca saat aku membawamu ke tempat majikan ku." ucap pria itu yang kemudian menyandarkan punggungnya di kursi sederhana milik Bella.
"Kalau aku mau bekerja untuk Tuan anda, apakah rumah dan hutang hutang saya bisa lunas?" tanya Bella kepada pria itu.
"Saya jamin hutang-hutangmu dan rumahmu akan kembali semua, hutang-hutang mu akan lunas. namun, Kau harus melihat isi dari surat perjanjian itu dengan seksama, kalau tidak maka dalam batas waktu yang sudah ditentukan kami akan menuntutmu dan memasukkanmu ke penjara karena. kau harus bisa melunasi semua hutang-hutang yang dimiliki oleh keluargamu di Bank yang kami miliki." ucap pria itu yang kemudian meletakkan kan map itu di meja.
"Mimpi apa aku semalam, sehingga kejadian seperti ini harus menimpaku." guman Bella, sesaat kemudian pria itu telah meninggalkan Bella di rumahnya.
sesaat kemudian nampak Vanilla memasuki rumah Bella.
"Kamu tidak apa-apa Bell?" tanya vanila kepada Bella.
"Tentu aku tidak apa-apa, Memangnya Apa yang akan terjadi padaku." jawab Bella yang yang menatap lekat map yang ada di meja itu.
"Sebaiknya kau segera menata semua barang-barang mu, karena aku akan membantumu untuk membereskan semuanya. Setelah itu kita harus ke tempatku!" seru Vanila yang kemudian mengambil tas besar yang ada di kamar Bella.
"Pria tadi menawarkan pertukaran padaku sebagai gantinya.. aku akan mendapatkan rumahku dan hutang-hutang keluargaku akan lunas." ucap Bella yang kemudian duduk sambil bersandar di kursinya.
Kursi sederhana itu menjadi saksi bisu keluh kesah yang dimiliki oleh Bella.
"Huuhhh..." suara helaan nafas yang dikeluarkan oleh Bella terdengar sangat berat.
"Lalu apakah Kau akan menerima pertukaran itu?" tanya Vanilla kepada Bella.
"Pria itu memberikan waktu padaku sampai besok! setelah itu dia akan kemari lagi menanyakan jawabanku." jawab Bella.
"Lalu apa jawabanmu?" tanya Vanilla.
"Aku sangat bingung Van, karena jika aku tidak bisa melunasi hutang ku dalam beberapa waktu mereka akan menuntutku dan memasukkan ku kepenjara." jawaban dari Bella yang membuat Vanila langsung terkaget .
"Dipenjara.. Apa maksudmu Bell?" tanya Vanilla kepada Bella.
"Kalau aku tidak bisa melunasi hutang itu dalam waktu yang tertera, maka mereka akan memenjarakanku." seru Bella sambil berdiri mengambil air di dapur.
"Lalu apa yang akan terjadi sekarang kalau kau tidak menerima pertukaran itu? maka kau akan masuk penjara.. lalu apa isi perjanjian itu bell?" tanya Vanilla yang kemudian melihat map yang ada di meja ruang tamu.
Saat Vanila melihat isi perjanjian itu, dia sangat bingung karena isi perjanjian itu Bella harus menjadi di perawat bagi orang yang sakit.
"Apakah Kau harus menjadi baby sister?" tanya Vanila kepada Bella.
"Entahlah aku belum tahu." jawab Bella.
"Kalau cuma seperti ini, maka kau terima saja bel. daripada kau harus dipenjarakan.. uang segitu banyak dari mana kau akan dapatkan! aku membantumu saja tidak akan bisa melunasi walau hanya seperempat." jawab Vanila yang kemudian mengikuti Bella ke dapur rumah.
"Apakah menurutmu itu lebih baik?" tanya Bella kepada vanila.
"Tentu kau harus menerima perjanjian itu, tapi kau harus hati-hati mungkin di perjanjian itu ada pasal-pasal yang tertera yang tidak boleh di langgar." seru Vanila yang kemudian meneguk air yang ada di gelas Bella.
"Aku belum minum Van! Mengapa kau minum duluan." seru Bella kepada Vanila.
"Aku terkejut dan juga ketakutan Bell." jawaban Bella yang kemudian ikut duduk di kursi dapur.
"Sebaiknya kau pulang! nanti tambah kemaleman." pinta Bella kepada vanila.
"Lebih baik aku tidur di sini saja dari pada aku pulang, aku takut kau terjadi apa-apa." jawab Vanila yang kemudian mengunci pintu Bella.
"Apa kau yakin." tanya Bella.
"Aku tidak punya saudara selain dirimu, dan aku hanya mempunyai kau sebagai temanku. kalau ada apa-apa denganmu lalu aku akan kemana lagi." seru Vanilla yang kemudian memeluk tubuh Bella.
Akhirnya kedua gadis itu tertidur di ruang tamu rumah mungil mirip Bella.
Esok akan datang dan memberikan kejutan yang sangat menakutkan bagi kedua gadis itu.
🌸 Mohon dukungannya selalu ☺️

Saat fajar menjelang.m nampak kedua wanita itu masih tertidur pulas, karena hari ini mereka libur kerja.
"Tok tok tok ...."
suara pintu rumah Bella diketuk oleh seseorang.
"Aduh siapa sih yang pagi-pagi begini bertamu." guman Bella dengan suara liriknya pada posisi yang belum tersadar sepenuhnya.
"Ada apa Bell." ucap vanila yang juga belum tersebut tersadar dari tidurnya.
"Ada tamu." jawab Bella yang malas untuk bangun.
"Sebaiknya kau buka pintu itu karena mungkin dia tamu penting." jawab Vanilla yang kemudian melanjutkan tidurnya.
"Kenapa tidak kau saja Van." jawab Bella kepada vanila, yang kemudian melanjutkan aktifitas tidurnya.
Beberapa saat kemudian...
Tok..
Tok..
pintu rumah Bella terus diketuk yang membuat kedua gadis itu terbangun.
"Ya!" seru Bella yang kemudian bangun dan mencoba untuk membuka matanya.
ceklek...
suara pintu yang terbuka
Terlihat di sana seorang pria berjas hitam yang sudah berdiri di depan rumah Bella, berdiri dengan posisi yang memunggungi Bella.
"Iya ada apa?" tanya Bella kepada pria itu, sesaat kemudian pria itu langsung berbalik dan menatap Bella.
"Apakah kamu masih mengenal ku?" tanya pria itu kepada Bella, yang melihat Bella masih berantakan.
Sesaat kemudian terlihat Bella mengingat-ingat pria yang ada di depannya.
Dua detik kemudian...
Sesaat kemudian nampak Bella mengingat-ingat dengan pria yang ada di hadapannya. Sontak hal itu membuat Bella langsung menutup pintunya dan membukanya kembali.
"Maaf Tuan, tunggu sebentar! sebaiknya Tuan tunggu sebentar! aku akan cuci muka dahulu!" seru Bella yang kemudian berlari menuju kamar mandinya.
"Kenapa pria tua itu harus kemarin sekarang." gerutu Bella saat dia mencuci mukanya.
5 menit kemudian...
Nampak Bella telah keluar dari kamar mandinya dan sudah mencuci mukanya, dan mempersilahkan pria itu untuk masuk ke rumahnya.
"Silahkan masuk Tuan." ucap Bella yang mempersilahkan pria itu untuk masuk.
"Apakah seorang wanita kelakuannya harus seperti ini! sudah siang bolong masih tidur terlelap." sindir pria itu kepada Bella.
Hal itu membuat Bella menjadi malu seketika.
"Sudahlah Tuan! kami ini orang miskin yang harus bekerja dengan memeras keringat! enak Tuan kerjaannya hanya jalan-jalan saja! sedangkan kami...," gerutu Bella yang berkata dengan seenak jidatnya.
"Ternyata sikapmu sangat berbeda dengan kemarin." guman pria tua itu kepada Bella.
"Kemarin saya sangat kaget Tuan dengan surat yang saya terima, bagaimana Tidak.. saya tiba-tiba mendapatkan surat penyegelan rumah dan diminta untuk melunasi hutang-hutang setinggi gunung, berjalan ke gunung saja sudah capek apalagi melunasinya." jawab Bella yang membuat pria berjas itu tampak ingin tertawa, namun di tahan karena tidak ingin terlihat seperti orang bodoh.
"Namaku adalah Ridwan, siapa namamu?" tanya pria setengah baya itu kepada Bella.
"Nama panjang atau pendek paman." jawab Bella yang membuat pria tua itu nampak sedikit kesal.
"Siapa nama kepanjangan mu?" tanya paman Ridwan kepada Bella.
"Nama saya adalah Isabella Marina." jawab Bella yang kemudian menatap pria yang ada dihadapannya.
"Oh ya Paman boleh bertanya tidak?" tanya Bella.
"Ada apa." jawab Paman Ridwan.
"Paman matanya sakit ya, masa masuk ke rumahku masih memakai kacamata hitam." guman Bella yang membuat pria setengah baya itu nampak ingin sedikit marah.
"Kalau iya kenapa." Jawab Paman Ridwan.
"Ya enggak gitu.. masak pagi buta seperti ini tidak ada sinar matahari Paman memakai kacamata, apa lagi masuk ke rumahku." ucap Bella yang membuat pria setengah baya itu tidak mampu untuk berdebat lagi.
"Kelihatannya wanita ini akan bisa membeku keangkuhan tuan Antonio." guman Paman Ridwan dalam hati.
"Lalu apa yang Paman lakukan di pagi buta seperti ini?" tanya Bella kepada pria tua itu.
"Tentu aku akan menagih janjimu kepada ku!" seru pria tua itu kepada Bella.
"Aku akan menerima perjanjian itu Paman, tapi apa syarat-syarat yang harus aku lakukan dan tidak boleh aku lakukan?" tanya Bella kepada pria tua itu.
Beberapa saat kemudian akhirnya Paman Ridwan menceritakan semua syarat-syarat dan apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh, nampak Bella mengangguk dan menyetujui permintaan pria setengah tua.
"Toh aku cuma jadi perawat orang sakit saja kan, tidak ada jeleknya." guman Bella dalam hati.
Setelah dia menyetujui perjanjian itu nampak sesaat kemudian pria tua itu mengajak Bella untuk pindah ke rumah majikan.
"Tapi kan aku setiap hari bisa berangkat dari rumah paman, kenapa aku harus pindah ke sana?" tanya Bella kepada Paman Ridwan.
"Apakah kau tidak membaca isi surat perjanjian itu?" tanya Paman Ridwan kepada Bella.
"Sebaiknya kau setujui saja Bella, aku akan menjaga rumah ini.. toh kos-kosan ku juga akan aku tinggalkan!" seru Vanilla yang datang dari kamar mandi.
Akhirnya Bella setuju untuk pindah rumah dengan pria tua itu.
40 menit kemudian....
Bella telah sampai sebuah rumah besar bagaikan rumah kerajaan yang ada di film-film drama.
Paman Ridwan langsung mengajak Bella untuk masuk ke rumah besar itu. di sana berdiri para pelayan yang sedang menunggu kedatangan pria tua itu.
"Oh ya Paman! Apakah aku akan memakai pakaian seperti mereka?" tanya Bella kepada Paman Ridwan.
"Kau tidak akan memakai pakaian seperti mereka! Karena kau akan merawat pemilik rumah ini!" seru Paman Ridwan kepada Bella.
Nampak Bella terlihat sangat santai karena yang ada dipikirannya dia akan merawat seorang kakek tua atau nenek tua, tidak terlintas di pikirannya bahwa dia akan mendapatkan kejutan yang sangat besar.
"Selamat datang tuan Ridwan!" seru para pelayan yang berdiri menerima kedatangan pria tua itu.
"Ini rumah apa istana ya." guman Bella dalam hati saat melihat rumah yang ada di hadapannya.
"Apakah Tuan kalian baik-baik saja?" tanya Paman Ridwan kepada para pelayan yang ada di rumah megah itu.
"Tuan habis mengamuk." jawab para pelayan itu.
"Baiklah kalau begitu, kalian pergilah!" seru Paman Ridwan yang kemudian mengajak Bella masuk kedalam rumah besar itu.
Di sana terdapat guci guci besar, keramik marmer yang begitu indah.. hiasan dinding dan lukisan yang bernilai jutaan. dan sofa yang sangat besar.
"Kalau ini mah rumah Sultan." guman Bella yang mengikuti langkah kaki pria tua itu.
"Oh ya paman, di mana orang tua yang akan aku rawat?" tanya Bella kepada Paman Ridwan.
"Pria tua?" tanya Paman Ridwan.
"Iya dia kakek atau nenek yang akan ku rawat." tanya Bella yang membuat Paman Ridwan nampak sedikit bingung.
"Jadi.. Dia mengira kalau orang yang akan dia rawat adalah orang tua, jadi gadis ini tidak membaca isi surat perjanjian itu ya." guman Paman Ridwan dalam hati sambil menatap gadis muda yang ada di depannya.
"Masuklah kau akan bertemu dengannya." seru Paman Ridwan yang kemudian mengajak Bella masuk ke sebuah ruangan.
"Mulai sekarang kau akan berada di sini dan kau akan merawat pemilik rumah ini 24 jam." seru Paman Ridwan yang kemudian meletakkan baju-baju Bella.
"Ini kamar siapa Paman?" tanya Bella kepada pria tua itu.
"Mulai sekarang kau akan tidur di sini." jawab Paman Ridwan kepada Bella, nampak Bella melihat ruangan besar yang ada dihadapannya.
"Segera kau mandi, setelah itu aku tunggu di ruang bawah, karena Mulai detik ini kau akan merawat dia!" seru Paman Ridwan yang kemudian meninggalkan Bella di kamar yang telah dia tunjukkan.
Nampak Bella begitu melongoh dengan kamar yang ada di hadapannya.
"Ini kamar apa rumah? kamar segede rumahku gini." guman Bella yang kemudian meletakkan tasnya dan membuka lemari pakaian.
Beberapa menit kemudian nampak Bella sedang melakukan aktivitas mandi di kamar baru, di rumah barunya dengan pekerjaan baru.
Nampak Bella menatap cermin besar yang ada di kamarnya, gadis itu memakai kaos dan celana selutut hal itu yang biasa Bella lakukan saat bersantai di rumah.
Bella keluar dengan penampilan santainya, sesaat kemudian nampak Bella yang ada di tangga ditatap oleh pria setengah tua itu.
"Gadis ini begitu cantik, bahkan gadis ini mempunyai kepribadian yang sangat kuat." guman Paman Ridwan yang melihat Bella turun dari tangga.
Pria itu menatap Bella dari atas sampai ke bawah, sederhana itulah yang ada di fikiran pria tua itu.
Beberapa saat kemudian nampak suara teriakan yang datang dari lantai atas dekat kamar Bella.
"Aaaaaaa....," suara teriakan seorang pria yang sangat kencang saat Paman Ridwan mendengar teriakan itu.
Dengan segera pria tua itu langsung bergegas menuju kamar yang ada di lantai 2.
"Siapa sih yang teriak-teriak seperti Tarzan saja." guman Bella yang kemudian berlari mengikuti Paman Ridwan.
Terlihat di sana Paman Ridwan telah membuka pintu yang berada di sebelah kamar Bella.
"Brakk....," suara pintu yang dibuka secara kasar oleh Paman Ridwan.
Nampak di sana ada seorang pria yang sedang terbaring di tempat tidur king size.
"Bella, cepat kau ambil peralatan itu dan obat yang ada di sana. serta kau cari air untuk membersihkan tubuh pria ini." seru Paman Ridwan yang kemudian berlari menghampiri seorang pria yang sedang marah di atas tempat tidur king size itu.
"Antonio, sadarlah!" seru Paman Ridwan yang mencoba untuk menenangkan pria itu.
Nampak Bella yang sudah berada di dekat Paman Ridwan dia menatap sosok pria yang ada di hadapannya.
"Tampan." guman Bella yang kemudian menatap lekat pria yang ada di atas tempat tidur itu.
"Bella, segera kau buka seluruh pakaiannya dan kau bersihkan!" seru paman Ridwan kepada Bella. Hal itu membuat Bella langsung melotot.
"Yang benar saja paman! aku harus menelanjangi pria tampan ini, kau kira aku ini wanita gila apa!" seru Bella yang tidak terima atas perintah yang diberikan oleh Paman Ridwan.
"Apa yang kau katakan, kau Sudah menandatangani perjanjian itu kan. dia adalah pria yang akan kau kau urus, dia adalah pria yang harus kau rawat!" seru Paman Ridwan yang kemudian menyeret tangan Bella.
** bersambung **
"Apa maksud paman!" seru Bella kepada pria tua yang ada di depannya.
"Kau kan Sudah menandatangani kontrak mengenai perjanjian untuk mengurus majikan ku yang sakit kan." seru paman Ridwan kepada Bella.
"Tapi kenapa kau tidak bilang kalau yang harus ku rawat itu pria muda seperti dia paman!" seru Bella yang tidak terima sambil menunjuk wajah seorang pria yang berada di atas ranjang itu.
"Kau kan tidak pernah bertanya padaku dia masih muda atau sudah tua." jawab Paman Ridwan dengan santainya.
"Tapi seharusnya Paman mengatakan kalau pria muda itu yang harus ku rawat, jadi aku masih bisa menolaknya paman." seru Bella yang kemudian memalingkan wajahnya.
"Lalu Apakah kau mau masuk ke penjara?" tanya Paman Ridwan kepada Bella. hal itu membuat Bella langsung berbalik menatap pria tua itu.
"Jangan begitu dong paman, dikit-dikit pakai ngancam ke penjara.. masa aku harus menua dipenjara sih." gerutu Bella yang kemudian berbalik arah kepada pria tua itu.
Nampak pria muda yang ada di atas ranjang itu menatap wajah Paman Ridwan, hal itu membuat Paman Ridwan langsung mendekatinya.
"Siapakah gadis muda itu Paman." tanya pria muda itu kepada paman Ridwan. dia adalah wanita yang yang telah menandatangani surat perjanjian itu jawab Paman Ridwan.
"Apakah dia gadis baik-baik Paman?" tanya Antonio kepada Paman Ridwan.
"Saya jamin gadis itu adalah gadis yang baik-baik Tony, Karena aku telah menyeleksi banyak gadis hanya gadis ini yang akan mampu untuk bertahan dari sikap angkuh mu." sindir Paman Ridwan yang kemudian meninggalkan pria itu.
"Apakah dia tahu kalau dia menandatangani surat kontrak pernikahan." tanya Antonio kepada Paman Ridwan.
"Ternyata gadis itu tidak membaca seluruh isi kontrak perjanjian itu." jawab Paman Ridwan kepada Antonio.
"Suruh gadis itu kemari Paman, karena aku sendiri yang akan mengatakan mengenai surat perjanjian itu! dan tolong paman bawa kemari surat perjanjian itu.. kalau dia berani mengelak ancam saja dia dengan memasukkannya ke penjara." ucap Antonio yang kemudian diangguki oleh Paman Ridwan.
Sesaat kemudian Paman Ridwan telah memanggil Bella untuk mendekat ke arah Antonio.
Saat Bella sudah berada di depan Antonio.. nampak Bella menatap lekat wajah pria yang yang berada di ranjang king size itu.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?!" seru Antonio dengan suara yang sangat keras.
"Tidak boleh ya melihat." jawab Bella yang membuat Antonio langsung marah.
"Kau ini seorang wanita tapi tidak punya tata krama." suara yang keluar dari pria itu terasa sangat angkuh dan sangat sombong.
"Kau ini wajahmu tampan tapi kelakuanmu seperti seorang pria yang tidak mempunyai pendidikan." seru Bella yang membuat Paman Ridwan menggelengkan kepalanya.
"Kau bilang apa!" seru Antonio kepada Bella.
"Kau itu pria tampan tapi tidak mempunyai tata krama, Bagaimana Kau mempunyai tata krama berbicara dengan seorang wanita saja kau membentak seperti itu." jawab Bella yang membuat pria itu bertambah marah.
"Paman! Apakah Paman tidak salah memilih gadis ini untuk merawat ku." seru Antonio kepada Paman Ridwan.
Nampak pria itu menggelengkan kepalanya.
"Malah seharusnya aku yang berkata seperti, itu! Aku serasa dibohongi oleh pria tua itu.. dia bilang aku harus mengurus seorang majikan. Namun ternyata aku harus mengurus seorang pria muda sepertimu! Kau kira aku ini wanita berpikiran mesum apa." seru Bella yang membuat Antonio kehilangan kata.
Baru kali ini pria itu dibentak oleh seorang wanita.
"Mulai sekarang kau akan mengurusku sampai kau mati." seru Antonio yang membuat Bella langsung melongo.
"Kau kira aku mau menjadi pengurus seorang pria yang tidak bisa berbicara dengan sopan kepada seorang wanita! tuan seharusnya kau itu berbicara seperti tampang mu yang tampan itu, bukannya sikap dan wajahmu bertolak belakang." seru Bella yang menunjuk wajah pria tampan yang ada dihadapannya.
Nampak Paman Ridwan menghela nafasnya secara kasar, terlihat pria itu begitu kagum dengan sosok gadis muda yang ada di hadapannya.
Bukan karena apa perbandingan usia mereka memang nampak 10 tahun, namun perkataan gadis itu sangat pedas sepedas cabe giling
"Mala sekarang kau harus mengurus apa yang Aku perintahkan, dan Apakah kau tidak membaca isi perjanjian itu seluruhnya." tanya Antonio kepada Bella.
"Tidak." jawab Bella.
"Sekarang Kau bacalah isi surat perjanjian itu sampai selesai! Aku akan menunggumu selama 10 menit." seru Antonio yang berbaring di atas ranjang king size itu.
''Sudah sakit tapi kejam, mulutnya pedas bagaikan sambal goreng 100 cabai." gerutu Bella yang kemudian meminta surat perjanjian itu kepada Paman Ridwan.
Sesaat kemudian nampak bela membaca isi perjanjian itu dengan sangat detail, sedikit demi sedikit sehingga bela tersadar dengan isi perjanjian yang terakhir dia tandatangani.
"Apa maksud dari perjanjian kontrak pernikahan ini?" tanya Bella kepada pria tua yang ada di samping.
"Antonio kan menyuruhmu untuk membaca seluruh isi perjanjian itu, dengan seenaknya kau menandatangani surat-surat itu. maka kau harus berani bertanggung jawab dengan apa yang telah kau lakukan, kalau tidak mungkin kau akan merasakan dinginnya jeruji penjara." jawab Paman Ridwan yang membuat Bella langsung berteriak.
"Tidak bisa begitu dong Paman, ini namanya jebakan!" seru Bella dengan suara yang sangat keras, hingga membuat Antonio menutup telinganya.
"Aku kan sudah memberikanmu surat itu, maka kau harus membacanya.. namun kau tidak membacanya, dengan seenaknya kau telah menandatanganinya maka kau harus menanggung semua akibat jika kau melarikan diri dari tanggung jawab mu." jawab Antonio yang menghela nafasnya
"Tapi kalau harus mengurusnya.. memandikannya atau mengurus secara intim begitu.. kan aku tidak mungkin Paman." seru Bella kepada pria tua itu.
"Mengapa tidak, sekarang kau adalah istri dari Antonio.. maka kau harus menjalankan kewajiban untuk mengurusnya." jawab paman Ridwan yang kemudian mengambil makanan yang diantar oleh para pelayan.
"Kau mau melayaniku atau kau ku masukkan ke penjara." seru Antonio. yang kemudian memejamkan matanya.
"Memangnya dia sakit apa Paman, sehingga dia tidak bisa bergerak sendiri?" tanya Bella kepada pria tua itu.
"Dia habis mengalami kecelakaan beberapa tahun yang lalu, hingga membuat seluruh saraf di tubuhnya menjadi rusak dan dia mengalami lumpuh dari dada sampai kakinya." jawab Paman Ridwan yang kemudian memberikan nampan yang berisi makanan.
"Ya ampun berat banget sih hidupku, Mengapa apa harus seperti ini." gerutu Bella yang kemudian menerima nampan yang berisi makanan.
Kalau dia menolak dan mengingkari isi perjanjian itu maka dengan segera pria tua itu pasti akan membawanya ke dalam penjara.
"Mengapa aku harus tiba-tiba menjadi seorang istri hanya dalam 1 hari, hanya karena kebodohan ku yang menandatangani kertas sialan itu." gerutu Bella yang kemudian duduk di samping Antonio.
"Apa yang kau lakukan di sini." seru Antonio kepada Bella.
"Katanya kau minta disuapi." jawab Bella.
"Tapi tidak harus berdekatan." jawab Antonio yang kemudian menyuruh Bella pergi dari sampingnya.
"Kalau aku tidak menyuapi mu dengan dekat.. apa aku harus menyuapi mu di depan pintu kamar ini, sehingga aku harus bolak-balik gitu, kau ini dasar pria tidak tahu diri." seru Bella sambil memicingkan bibirnya.
"Duduklah di kursi itu, jadi kau tidak perlu terlalu dekat dengan tubuhku." perintah Antonio yang kemudian membuat Bella langsung menarik kursi yang berada di depan meja yang ada di kamar itu.
"Dasar pria aneh, udah judes, jutek tidak tahu diri." gerutu Bella sambil menarik kursi itu.
Sesaat kemudian Bella telah menyuapi pria tampan yang ada di hadapannya.
"Tampan.. tampan tapi galak!" seru Bella sambil memandang wajah pria yang berada di ranjang king size.
"Mulai besok kau harus banyak belajar mengenai tata krama di rumah ini, dan kau harus melihat seluruh isi perjanjian itu dan mempelajarinya secara detail. karena aku tidak ingin dirugikan dengan perlakuan buruk mu ini kepadaku, aku telah mengeluarkan banyak uang untuk melunasi hutang keluargamu di Bank. jadi kau harus merawatku dan melayani ku secara baik!" seru Antonio yang kemudian membuka mulutnya untuk menerima suapan dari gadis cantik yang ada di depannya.
"Belum 1 hari rasanya seabad, apalagi bertahun-tahun bisa tua dadakan aku." guman Bella yang masih di dengar oleh Antonio.
"Gadis ini berbicara tanpa ditutupi, bahkan sikapnya dan omongannya sangat ceplas-ceplos tanpa ada ketakutan sama sekali." guman Antonius saat melihat sikap alami yang dinampakkan oleh Bella.
"Setelah ini apa yang harus aku lakukan?" tanya Bella kepada Antonio.
"Tentu kau harus memandikan aku." jawab Antonio.
"Lalu Apakah aku harus menggendongmu ke kamar mandi." tanya Bella kepada pria tampan itu.
"Memangnya siapa yang menyuruhmu untuk menggendong ku ke kamar mandi." jawab Antonio kepada Bella.
"Lah tadi katanya aku harus memandikanmu." jawab Bella.
"Apa kau mulai berfikiran kotor." sindir Antonio pada Bella.
"Aku adalah wanita yang anti berpikiran kotor, jadi maaf ya aku tidak mungkin akan berpikiran kotor kepada pria sepertimu." jawab Bella yang membuat pria itu nampak hatinya sangat mengkerut.
"Kalau begitu segera kau ambilkan aku air dan mandikan aku, carilah saputangan untuk membasuh tubuhku." seru Antonio yang membuat Bella langsung gelagapan.
"Kau bercanda kan!!." seru Bella.
"Mengapa aku harus bercanda, cepat segera kemari dan basuh tubuhku." seru Antonio yang kemudian memerintahkan bela untuk mendekat padanya.
"Mimpi apa aku semalam." gerutu Bella dalam hati, kemudian dia mulai mendekati tubuh Antonio.
"Segera kau duduk kan aku dan basuh seluruh tubuhku." seru Antonio..
Nampak Bella maju mundur untuk melakukan perintah pria yang ada di hadapannya.
"Udah jadi istri dadakan, dapat jebakan.. harus melakukan hal yang sangat aneh seperti ini." Gerutu Bella panjang lebar saat melihat baju Antonio.
"Kamu maju atau kau mau merasakan dinginnya hotel prodeo!" seru Antonio yang membuat Bella langsung berlari di depan pria itu, Dan sesegera mungkin membuka kancing baju nya. 😟😟
** bersambung **
mohon dukungannya selalu dan jangan lupa tinggalin jejak. terima kasih 😊👍👍👍❤️❤️❤️😊🎶
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!