***
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?.. ibu kemana lagi aku harus melangkah, aku sendiri sekarang bu.. bangunlah bu aku mohon jangan tinggal kan Zee.." iba zee di makam ibu nya.
Zee masih terdiam terpaku di pusara makam ibu nya..
Empat tahun lalu ayah nya telah berpulang menghadap ilahi sekarang akhir nya ibu nya zee tak sanggup lagi melalui hari-hari bersama zee..
Zee semakin menangis serak karena beban yang ia rasa tak sanggup ia lalui..
Sendiri di pemakaman tak membuat hati zee takut, ia malah seakan betah lama-lama singgah di samping makam ibu nya sambil memeluk nisan bertulis nama ibu nya..
Lima jam berlalu hingga datang lah bi ratih tetangga sebelah rumah zee..
"Zee bangunlah nak, ibu sudah tenang di sana ibu mu pasti sudah bertemu dengan ayah mu nak.. mereka sudah bahagia nak..." Bi Ratih membujuk Zee agar wanita cantik nan ayu itu ikut pulang ke rumah ny.
"Bi mengapa ibu kejam pada zee, kalau memang ibu sudah bertemu ayah dan mereka bahagia di sana lantas kenapa mereka tak mengajak zee, bi.. bi apa salah zee bi?"
Tangisnya pecah kembali setelah mengutarakan isi hati nya..
Bi Ratih yang iba kasian kepada zee langsung memeluk zee erat dan ikut menangis memeluk zee.
"Sudahlah nak, ayo kita pulang bi Ratih akan mengurus mu dan menjaga mu seperti ibu mu nak..bibi mohon nak ikutlah dengan bibi.." dengan penuh tatapan bi Ratih masih memeluk Zee.
Zee hanya menatap lekat ke dalam manik mata bi Ratih tanpa bicara dan hanya menunduk Zee mengangguk kan kepala nya..
Bi Ratih pun bahagia dengan keputusan Zee dan mereka kembali pulang menyusuri jalan yang berlobang.
Tak butuh lama Zee dan bi Ratih akhirnya sampai dirumah Zee.
Bi Ratih merangkul Zee ke kamar nya dan membiarkan Zee tidur di atas ranjang nya..bi Ratih masih setia mengelus puncak kepala Zee sampai Zee tertidur,hingga di rasa bi Ratih Zee telah tertidur bi Ratih kembali ke ruang tengah dan merapikan rumah kontrakan Zee yg masih berantakan setelah para pelayat pulang...
Zee tersenyum menghampiri bi Ratih yang duduk di ruang tengah rumah kontrakan Zee.
Zee terlihat lebih segar setelah istirahat dan mandi untuk menyegarkan badan nya.
Bi Ratih pun mendekati Zee tersenyum tulus dan mengajak Zee untuk makan malam karena setelah merapikan rumah Zee bi Ratih memasak makan malam untuk mereka berdua.
Zee pun makan bersama bi Ratih meski tidak terlalu lahap tapi setidak nya ada masuk makanan ke perut Zee.
"Nak bagaimana sudah lebih mendingan sekarang?" bi Ratih bertanya keadaan Zee dengan senyum yang tulus.
"Makasi banyak bi, selama ini bibi selalu menemani Zee dan ibu. Zee merasa lebih baik bi sekarang,bi Zee mohon jangan tinggalkan Zee.." zee mendekat pada bi Ratih dan memeluk bi Ratih,.di usap nya kepala Zee oleh bi Ratih lembut sebagai tanda mengiyakan perkataan Zee kepada bi Ratih..
"Iya nak bibi tak kan meninggalkan Zee sendiri,bibi akan mengurus Zee seperti ibu dulu,Zee sekarang adalah anak bibi ya.." bi Ratih melepas pelukan Zee dan menggenggam erat tangan Zee.
Zee yang mendengar kata-kata bi Ratih tersenyum bahagia dan menganggukkan kepala nya di pelukan bi Ratih kembali.
Bi Ratih dan Zee masih betah lama-lama dalam saling menguatkan dalam hangat nya pelukan.
Bi Ratih yang memang hidup sebatang kara setelah 10 tahun kepergian suami nya untuk selamanya merasa bahagia karena Zee mau menjadi anak nya,selama ini ia hidup tanpa suami dan anak karena bi Ratih tak bisa memberikan keturunan.
**Maaf ya kalau masih banyak kesalahan karena ini memang cerita pertama saya, pengalaman menulis saya yang pertama. Saya harap kalian semua memaklumi dan tidak segan memberikan saran dan kritik kepada saya.. Saya harap kalian menikmati cerita saya. Terima kasih sudah berkenan mampir ke cerita saya..tolong tetap dukung saya ya agar saya terus bisa menulis cerita ini.. ***
HAPPY READING ♥️♥️♥️
***
Zee dan bi Ratih memutuskan pindah ke ibu kota setelah 3 bulan bertahan di kampung.
Setelah menempuh perjalanan selama 8 jam akhirnya mereka sampai di terminal kota.
Dengan bantuan secarik kertas yang bertulis alamat tempat tinggal saudara jauh bi Ratih mereka berdua menuju alamat tersebut untuk meminta bantuan tempat tinggal sementara dan pekerjaan selama mereka berada di ibu kota.
Zee dan bi Ratih menyelusuri gang sempit berjalan kaki karena mobil angkot yang mereka naikin hanya sampai di perempatan jalan.
"'Bugh'"...
'' aahh".. lirih Zee terduduk di jalan setapak, bi Ratih menoleh ke arah Zee dan tersentak melihat Zee sudah terduduk di jalan.
Karena memang posisi bi Ratih yang agak jauh dari Zee untuk menanyakan alamat yang akan mereka tuju pada seorang penjaga warung. Bi Ratih langsung berjalan cepat ke arah Zee.
"Sial".. ketus seorang lelaki yang tak sengaja menabrak tubuh Zee, lelaki itu pun melirik tajam ke arah Zee tanpa berniat menolong Zee.
"Loe punya mata ngga?hah.."
Zee masih diam terduduk sambil melihat ke atas ke arah lelaki tersebut yang memang posisi lelaki itu berdiri..
"maaf".. lirih zee sambil menundukkan kepala karena takut akan tatapan tajam mata si lelaki yang seakan akan ingin memakan Zee hidup-hidup.
"Gara-gara loe tu copet kabur,lagian juga loe ngapain berdiri di tengah-tengah jalan udah tau ni jalan sempit.. " ketus lelaki itu dengan penuh emosi karena kesal melihat zee yang terus menundukkan kepala lelaki itu pun berjongkok agar tubuh mereka sejajar.
Ia pun tak segan menggenggam kedua bahu zee lebih tepatnya mencengkram bahu zee.
Zee yang mendapat perilaku yang mendadak karena ulah lelaki itu pun langsung menatap ke arah wajah lelaki itu hingga mata kedua insan yang berbeda jenis itu beradu pandang..
Mereka masih terus saling menatap seolah sang lelaki terpesona memandang wajah zee yang cantik dan ayu itu, hingga bi Ratih melerai tangan si lelaki itu agar terlepas dari bahu zee.
"Maaf tuan.. maafkan putri saya, putri saya tidak sengaja tuan" lirih bi ratih memeluk zee yang masih setia pada posisi duduk di jalan itu.
Karena halauan dari bi ratih membuat lelaki itu langsung berdiri dan mundur beberapa langkah. Bi ratih mengajak zee untuk berdiri tapi tetap memeluk setengah badan zee.
"Maaf tuan sekali kami minta maaf, kami baru datang dari kampung jadi kami tidak tau seluk beluk jalan ini.. kami benar-benar minta maaf tuan.." bi ratih mencoba menjelaskan keadaan mereka.
"Lalu bagaimana dengan dompet saya di copet itu,gara-gara wanita ini saya jadi tidak bisa menangkap copet itu".. terang si lelaki itu yang masih terus menatap dalam ke arah zee sedangkan yang di tatap masih menunduk kan kepala nya.
Bi ratih pun menjadi bingung karena memang saat ini mereka hanya punya uang pas-pasan.
Tak sengaja zee pun menangis karena takut lelaki itu akan meminta uang ganti rugi apalagi saat ini zee menyadari jika lelaki itu terus menatap nya seakan ingin memakan zee hidup-hidup.
Lelaki itu yang tau kalau zee menangis pun mendekat dan membisikan kata-kata yang membuat zee semakin terisak..
Karena kasian melihat bi ratih yang akan berlutut lelaki itu pun pergi tanpa kata lagi.
Bi ratih yang bingung kenapa zee semakin menangis padahal lelaki itu sudah pergi.. bi ratih mencoba menenangkan zee dalam pelukan nya.
"Yang sabar ndok, ibu percaya setelah ini pasti kehidupan kita akan lebih baik.." ungkap bi ratih sambil mengelus puncak kepala zee agar zee sedikit tenang..
Setelah merasa tenang zee menatap bi ratih
"bu apakah rumah nya masih jauh?.." tanya zee setelah ia merasa tenang.
"Sebentar lagi ndok,kata ibu penjaga warung itu kita lurus saja terus belok kiri habis itu rumah nya ada di seberang bengkel sepeda ndok" jawab bi ratih lembut.
Zee tersenyum mendengar penjelasan bi ratih. Bi ratih membalas senyum zee..mereka pun melanjutkan perjalanan menuju rumah kerabat bi ratih..
'''Assalamualaikum"..seru bi ratih dari luar rumah, si pemilik rumah pun membuka pintu dan langsung memeluk bi ratih setelah tau siapa yang datang..
"Oalah mbak..kenapa ngga bilang-bilang dulu kalau mau kesini kan bisa saya jemput di terminal mba.." bi ratih hanya mampu memberikan senyum kepada si empu nya pemilik suara..
Sambil mempersilahkan masuk Sari terus saja bercerita yang tak jelas pada bi ratih..
"Upszh..maaf mbak malah curhat" ucap sari sambil memukul kening nya sendiri karena merasa malu akibat cerita nya sendiri yang ia sadari bi ratih tak tau apa-apa.
"Tak apa-apa..oh ya sari ini zee anak angkat mbak selama di kampung" bi ratih memperkenalkan zee pada sari..
"Zee ini sari dia adalah anak dari keponakan ibu,,sari ini zee.." mereka pun bersalaman dan saling menyapa.
"Mbak dan ibu berharap kalian bisa akur ya selama di sini.." ucap bi ratih pada sari dan zee..
"Wah zee kamu cantik sekali,kulit mu halus banget kamu juga wangi..pasti nanti banyak yang suka sama kamu disini" ungkap sari kagum melihat wajah zee yang memang cantik natural tanpa polesan make up sedikit pun.
"Kamu juga cantik sari,ramah lagi..oh iya saya harus manggil kamu apa?" Tanya zee polos,yang memang tak mengerti status mereka..
"Panggil saja nama saya S-A-R-I..iya kan mbak,ngga pa-pa kan mbak? Jawab sari sambil menekan ejaan nama nya sendiri dan malah balik bertanya pada bi ratih..
Bi ratih yang hanya memberikan seutas senyuman pada mereka pun hanya menganggukkan kepala nya. Dan di balas sorak oleh sari dan zee dengan senyuman.
***Maaf ya kalau masih banyak kata yang salah karena memang ini karya pertama author..***
HAPPY READING
♥️♥️♥️
***
"Breng*ek.. cewek sialan dasar cewek pembawa sial, kalau saja itu cewek ngga ada di tengah jalan pasti copet itu bisa gue tangkep" maki si lelaki yang sudah sampai di dalam kamar nya..
"ahh..sial..sial..sial.." maki si lelaki makin menjadi dan langsung menjatuhkan badan nya di atas ranjang king size nya.
'''bukan masalah uang nya sekarang atau kartu-kartu di dalam dompet gue,,masalah nya......gue nyimpen foto chelsea di dompet mana itu foto chelsea cuma satu-satu nya lagi yang ada di gue..''' batin si lelaki yang berusaha memejamkan matanya.
Ya chelsea adalah pacar pertama si lelaki dan merupakan mantan terindah bagi hidup nya.
Mereka berhubungan sejak di bangku kuliah tepat nya 4 tahun silam. Karena kesalahan yang ia perbuat semasa berhubungan dengan chelsea,chelsea memutuskan hubungan mereka sepihak dan pergi menjauh selamanya dari kehidupan si lelaki.
Menurut chelsea kesalahan yang lelaki itu lakukan sudah kelewat batas dan tak bisa di toleransi kan lagi..
Lelaki itu adalah Davendra Utama
Dave sapaan khas dari orang-orang terdekat nya,ia adalah pewaris tunggal perusahaan Utama. Dave anak dari pak Arya Utama pemilik perusahaan tambang terbesar di Kalimantan.
Sedangkan Dave lebih memilih tinggal di Jakarta karena memang ia memiliki perusahaan sendiri yang bergerak di bidang jasa dan sudah memiliki beberapa anak cabang di berbagai kota besar di Indonesia.
Ia memutuskan pindah ke Jakarta juga karena chelsea yang meninggalkan nya.
Dave berpikir jika ia pindah ke ke kota lain ia akan lebih cepat melupakan cinta pertama nya.
Di usia nya yang menginjak kepala 2 tepat nya 25 tahun orang tua nya selalu mendesak Dave agar menikah dan meneruskan perusahaan orang tua nya.
Dave yang selalu malas mendengar permintaan orang tua nya selalu mencoba kabur dari perjodohan-perjodohan yang di lakukan mami nya,baik secara diam-diam ataupun perjodohan terang-terangan yang di lakukan mami nya.
Karena ingin menghindari perjodohan nya itu lah Dave tak sengaja menabrak seorang wanita cantik nan ayu.
Karena kecerobohan nya sendiri yang tak melihat lagi jalan di depan nya hingga menabrak wanita itu sampai wanita itu terjatuh.
Tak di sadar ternyata Dave sudah tertidur pulas di ranjang nya mungkin karena kelelahan atau karena pusing memikirkan foto yang ada di dompet nya itu.
Sebelum terbawa alam mimpi Dave sudah menelpon bawahan nya untuk mencari tau dan menemukan si pencopet,karena yang ia butuhkan sekarang hanya foto cinta pertama nya.
Sebenarnya foto kenangan mereka pada waktu pacaran banyak,bahkan banyak sekali.
Karena kecewa saat chelsea pergi meninggalkan nya tanpa mendengar penjelasan nya Dave marah dan meluapkan emosi nya dengan membakar semua kenangan nya bersama chelsea.
Menurut nya chelsea tidak berhak memutuskan hubungan mereka apalagi sepihak tanpa persetujuan Dave.
Dave memang melakukan kesalahan tapi dia tak menyangka jika kesalahan nya kali ini malah membuat kekasih hati nya pergi meninggalkan nya.
Karena biasanya chelsea akan memaafkan nya lagi dan lagi..
Dave yang merasa cacing di perut nya sedang melakukan demo pun terbangun dengan malas,ia merasa lapar.
Dave turun dari ranjang nya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Dave keluar kamar hanya memakai baju kaos dan boxer karena memang jika di rumah ia hanya menggunakan pakaian santai seperti lelaki pada umumnya.
Ia langsung menuju meja makan dan melihat lauk pauk di meja makan. Ia melirik secarik kertas di samping piring ayam kecap.
''syukurlah bibi masak sebelum ia pulang" batin Dave.
**Tuan Dave maaf bibi sudah pulang karena cucu bibi jam 13.00 sudah pulang sekolah, bibi sudah masak kesukaan tuan. Kalau mau makan di hangatkan dulu ya..** tulisan yang ada di secarik kertas yang entah sudah di buang Dave kemana.
Dave langsung duduk dan makan makanan kesukaan nya itu karena memang ini sudah waktu nya makan malam wajar jika ia merasa lapar karena sejak siang tadi ia belum makan.
Bahkan Dave tak lagi menghangatkan lauk nya karena cacing di perut nya seakan berdemo.
Dave memang hanya memperkerjakan asisten rumah tangga satu orang.Karena ia hanya butuh orang untuk membersihkan rumah nya dan mencuci pakaian nya.
Sedangkan untuk makan sehari-hari Dave biasanya makan di kantin kantor nya atau membeli makan di luar. Setelah pekerjaan rumah selesai Dave mengizinkan asisten rumah tangga nya untuk pulang.
Ia memang tak menginginkan asisten rumah tangga yang menginap mengingat ia jarang di rumah dan kalau malam hari ia sering di luar.
"hallo" Dave mengangkat telpon nya di sela-sela ia mengunyah makanan nya.
"hhmm..oke" ia langsung mematikan telpon nya dan meneruskan makan malam nya.
Tak butuh waktu lama Davesudah mengganti pakaian nya,karena memang ia akan pergi ke club untuk menemui teman nya yang menelpon tadi.
''Hai bro..apa kabar loe?'' tanya kelvin teman Dave yang menelpon sambil mengajak tos gaya laki-laki.
Dave hanya menaikan kedua bahu nya untuk menjawab pertanyaan kelvin.
Kelvin yang melihat Dave agak uring-uringan langsung tertawa. Dave hanya menarik napas melihat teman nya ini seakan bahagia ketika melihat ia sedih.
"udah lah bro ngga usah galau-galau lebih baik malam ini kita seneng-seneng'' ungkap kelvin sambil mengajak Dave ke lantai atas dan duduk di ruang vip yang berdinding kaca hingga suasana di bawah nampak jelas mereka lihat.
Di ruang vip itu sudah ada teman-teman mereka yang lain.
Dave benar-benar menikmati malam ini ia yang terbawa suasana malam karena sudah mabuk dan di temani seorang wanita cantik yang mereka pesan unyuk menemani malam ia dan teman-temannya di club One.
***Dukung author terus ya,readers..
untuk karya pertama author ini..***
HAPPY READING
♥️♥️♥️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!