NovelToon NovelToon

MY CRAZY BOSS IS MY HUSBAND

Karenina maysha

Aku karenina maysha yang lebih suka di panggil kara. Aku anak tunggal dari papa Wira dan mama Ria. Aku tinggal di kota B, dan bekerja di salah satu anak cabang perusahaan yang bergerak di bidang properti, LOYAL PROPERTI GROUP.

Aku berpenampilan sederhana, rambut panjang yang selalu terikat, kacamata yang selalu bertengger di hidung mancungku, berbibir tipis, mata yang sedikit bulat dan berkulit putih, sedikit culun mungkin. Tapi inilah aku, aku nyaman berpenampilan sedikit culun. Karena keuletanku dan kemampuanku menjadi sekretaris sangat mumpuni, aku di utus perusahaanku untuk menjadi sekretaris di perusahaan pusat yang ada di kota J. Usut punya usut sang CEO yang baru menjabat itu lulusan universitas luar negeri. Masih muda tentunya.

Tap tap tap

Suara sepatu hak tinggi yang dikenakan kara menggema di lantai perusahaan yang aduhai besarnya, kara sampai gugup tidak menyangka dia akan bekerja di tempat yang bagai mimpi untuknya.

" Maaf mba, ruang pak direktur dilantai berapa ya?"

" Apa anda sudah buat janji nona?"

" Ah sudah mba, saya sekretaris baru yang di utus dari kota B mba "

" Oh begitu, sebentar nona saya hubungkan dengan asisten pak Kevin dulu ya "

Kara mengangguk setuju, menunggu resepsionis menghubungi asisten CEO tersebut. Mata kara yang bulat mengawasi setiap sudut ruangan yang terlihat elegant dan mewah, dia membenarkan letak kacamatanya, merasa gugup dan tak percaya diri dengan penampilannya.

" Nona, anda sudah ditunggu pak Leo, asisten pak Kevin di lantai 20 "

" Ah iya mba, makasih, saya permisi "

" Sama-sama nona "

Kara berjalan menuju lif yang akan mengantarkannya ke lantai 20.

Ting

lif berbunyi pertanda kara telah sampai pada tempat tujuannya, kara keluar dari lif, kedatangannya di sambut oleh seorang pria yang dia yakini itu adalah Leo, asisten sang CEO.

" Nona karenina?"

" Iya pak, saya karenina, bapak bisa panggil saya Kara "

" Ah ya nona Kara, Saya Leo asisten pak Kevin, mari saya antar ke ruangan pak Kevin, beliau sudah menunggu "

Kara mengangguk dan mengekor di belakang Leo.

Tak lama nampaklah sebuah ruangan yang berpintu kaca besar,  " ah ya ampun mewahnya " gumamnya dalam hati..

" Silahkan masuk nona kara "

" Baik pak terima kasih "

" Permisi pak, sekretaris baru dari kota B sudah datang "

"Hmmmm"

Kevin sama sekali tak memalingkan wayahnya dari berkas-berkas yang dipegangnya.

Kara jadi kikuk sendiri rasanya, dia menoleh pada Leo yang hanya memberi isyarat untuk tenang dan bersabar. Akhirnya mau tidak mau kara menunggu, berdiri dengan sepatu hak tinggi tak melunturkan semangatnya. Padahal kakinya sudah tak tahan lagi karena pegal dan kesemutan...

Kevin menyimpan berkas yang baru saja di tanda tanganinya, dia mengangkat wajah tampannya untuk melihat sekretaris barunya.

" Nona Karenina? "

" I..iya pak, saya Karenina, bapak bisa panggil saya Kara "

" Ok. Semoga kamu betah bekerja dengan saya, dan itu ruangan kamu ". Tunjuk kevin pada ruangan diseberang ruangannya, hanya tersekat oleh kaca saja.

" Baik pak, saya permisi "

" Hemmm ". Kevin hanya menjawab kara dengan kata singkat itu.

Kara berjalan keluar ruangan kevin, untuk menuju ruangannya.

Sedang asik melihat-lihat ruangannya intercome di mejanya berdering, yang artinya sang bos memanggil.

" ada yang bisa saya bantu pak? "

" keruangan saya sekarang!!"

"Baik pak"

Kara berjalan anggun menuju ruangan kevin, mengetuk pintunya rerlebih dahulu.

" masuk "

Kara membungkukan badannya memberi hormat pada kevin.

" duduk "

" terima kasih pak "

Kevin menyodorkan buku tebal yang entah apa isinya.

" Hapalin semua jadwal saya untuk satu bulan kedepan, dan itu adalah agenda saya selama satu tahun ini. Pahami isinya dan ingat. Saya gak mau ada kesalahan dalam pekerjaan kamu ". Kevin memerintah dengan tegas, tak mau di bantah tentunya.

Kara menghela nafas pelan, berusaha setenang mungkin untuk menerima titah sang bos.

" sableng amat si ni orang, gue kudu ngapal buku segede ini ". Batinnya

" apa kamu sedang mengumpat saya nona kara?" Kevin seolah tau isi hati kara yang dongkolnya setengah mati.

"Hah,,ti..tidak pak, mana berani saya pak, saya permisi pak". Kara ngibrit duluan sebelum kevin menjawab ucapannya. " ko dia bisa tau ya gue ngomel-ngomel? Dukun kali ah". Kara bergidik sambil berlari kecil keruangannya.

Setelah mendudukan dirinya di kursi, kara menyimpan buku besar itu di meja persis di depannya. " semangat kara " ucapnya mengangkat kedua tangannya yang mengepal ke udara.

Tanpa kara sadari kevin memperhatikannya dari ruangannya yang hanya terhalang kaca saja.

" dasar cewek aneh " ucapnya menggelengkan kepala, senyum kecil terbit dari bibirnya.

"Woy kenapa lo senyum-senyum?"

Segerombol sahabat kevin tiba-tiba datang, entah kevin yang terlalu fokus pada kara atau para sahabatnya yang tak tau sopan santun yang masuk tanpa permisi.

" isshhh kebiasaan lo pada, masuk gak ketuk pintu dulu " gerutunya

" Lah,,lo aja yang bengong, orang udah ketuk-ketuk, gedor-gedor lo nya gak nyaut". Timpal aji

Yang lain hanya manggut-manggut setuju. Mereka memang bersahabat sejak lama, kevin, aji, leo, dan denis adalah 4 sekawan yang nempel kemana-mana. Dari sejak zaman sekolah menengah atas sampai bangku kuliah bahkan sampai sekarang mereka seperti lem yang menempel satu sama lain.

" merhatiin siapa si lo?" Tanya denis

" gak ada "

" dih boong "

Leo yang sadar akan arah pandang kevin tersenyum jahil, " sekretaris baru lo ya vin?"

"Hemmm"

" lumayan, tapi sedikit culun. Rombak dikit mantep tuh "

Mereka berempat fokus pada satu titik, kara.

Kara yang tak menyadari jadi pusat perhatian tetap fokus dalam tugasnya, dia hanya sesekali membenarkan letak kacamatanya yang melotot.

LANJUT DI NEXT EPISODE YA GUYS...❤❤❤

MISI 1

Mereka berempat fokus pada satu titik, kara.

Kara yang tak menyadari jadi pusat perhatian tetap fokus dalam tugasnya, dia hanya sesekali membenarkan letak kacamatanya yang melotot.

" vin, taruhan yu " ucap leo

" taruhan apa? Jan gila deh lo "

" Kaga, seru-seruan aja "

Kevin, denis dan aji mengalihkan pandangan mereka pada leo. Menunggu ucapan selanjutnya yang akan terlontar dari sahabat sablengnya itu, ya diantara ke dua sahabat kevin yang lain leo lah yang kadang-kadang sedikit gesrek.

" mau gak vin? Tapi kalo lo kalah gue mau mobil lo jadi milik gue, kalo lo menang lo bebas minta apa aja dari gue "

" taruhan apa si? Jan macem-macem ya!!" Aji yang sedikit alim itu tak begitu suka dengan ajakan leo yang menurutnya akan sedikit melenceng dari jalur yang lurus, aji tau gesreknya sahabatnya yang satu itu.

" ah si kevin payah, gak asik ah " leo yang sengaja memancing kevin terus berceloteh, dia tau kelemahan kevin adalah tak bisa di remehkan siapapun dan tentang apapun itu.

" ok deal, taruhan paan emang?" Kevin yang tak terima diremehkan menerima tawaran leo, tanpa tau akibatnya apa.

" bagus, taruhannya adalah " leo sejenak menjeda ucapannya, lalu kemudian berkata " lo harus bikin sekretaris culun lo itu jatuh cinta sama lo dalam waktu sebulan, dan lo harus bisa ngajak dia kawin. Gimana? Berani gak?"

Kevin terhenyak, tak menyangka sahabat yang dijuluki sableng itu memang benar sableng, tanpa tau apa isi taruhannya kevin meng iya kannya. Namun bukan kevin namanya kalo dia menyerah, gengsi yang segede gunung kevin mendorongnya untuk menyetujui ide gila sahabatnya.

" ok. Siapa takut, gampang buat gue bikin satu cewek klepek-klepek sama gue. Lo gak nyadar ngajak taruhan sama orang yang pesonanya menebar dimana-mana" kevin menepuk dadanya sombong.

" vin, lo jan gila deh, kasian anak orang lo bikin maenan, kalo dia tau bisa ambyar lo " denis yang juga kurang setuju dengan ide gila leo melontarkan pendapatnya.

" iya vin, lagian mending kalo dia yang jatuh cinta sama lo, lah kalo lo yang baper bisa kuwalat lo ". Aji menimpali

" hey orang-orang gak ada kerjaan, jan hasut si kevin ya, dia udah mau titik."

" lo tuh le yang gak ada kerjaan, cewek lo jadiin barang taruhan, belom ngerasain ajian jaran goyang lo ya "

" ishhhh jan panggil gue "le" emang gue lele, nama gue leo ya. Dan apa tadi? Jaran goyang? Tiap malem gue goyang asal lo tau ".

" sstttt udah-udah, gue setuju le, lo liat aja nanti, dia bakalan luluh sama gue dalam waktu sebulan."

Leo mengangguk sembari tersenyum puas, impiannya untuk memiliki mobil sport keluaran terbaru sudah di depan mata. Hatinya bersorak.

Setelah ke tiga sahabatnya pergi, kevin memikirkan bagaimana caranya memikat hati kara. Yang lebih susahnya lagi kara yang sedikit culun susah untuk kevin bersikap manis, begitu kira-kira pikirnya. Kevin membuka gadget canggihnya, berseluncur mencari cara-cara memikat hati seorang gadis dalam waktu singkat, dan yang kevin baca semuanya standar, mulai dari kasih coklat, bunga, atau perhiasan.

" isshhh, gak mutu nih. Gimana caranya ya, si kara datar gitu lagi orangnya ".

Beberapa jam berlalu, kara mengetuk pintu ruangan kevin hendak mengembalikan buku agenda yang tadi kevin berikan, berhubung otaknya yang cerdas di atas rata-rata maka isi buku besar itupun sudah dihafalnya.

Tok..tok..tok

" masuk "

" permisi pak, saya mau mengembalikan buku agenda bapak "

Kevin mengernyit, apa dia sudah hafal isinya? Pertanyaan itu memenuhi benaknya.

" ehemmm " kevin berdehem lalu berkata " apa kamu udah hafal semua jadwal saya " kevin bertanya dengan suara selembut mungkin, niatnya ingin membuat kara terkesan namun yang kara rasakan dan kara dengar adalah suara kevin yang menyerupai hantu yang berbisik di tengah malam.

Kara bergidik ngeri, bulu-bulu halusnya meremang, dan bukan jawaban dari pertanyaan kevin yang terlontar dari mulutnya namun pertanyaan yang lain yang ia lontarkan " apa bapak keselek sesuatu? Kenapa suara bapak mirip hantu tengah malam. Saya jadi ngeri pak. Apa saya perlu panggilkan ustad untuk mengembalikan suara bapak?" Panjang lebar kata bertanya pada kevin.

Kevin yang mendengar pertanyaan kara terbatuk karena tersedak ludahnya sendiri " sialaaaannnn ". Batinnya.

Kevin berdehem berusaha menyembunyikan rasa kesalnya. Bagaimana tidak, dia berusaha berbicara lembut pada kara namun malah disangka kerasukan hantu tengah malam.

" ehemmmm, saya baik-baik saja. Tolong sebutkan jadwal saya sebulan jedepan kalo kamu memang benar-benat hafal" ucapnya dengan suara yang sudah kembali notmal, bahkan terkesan sedikit ketus.

Kara yang merasa heran karena suara kevin kembali normal pun tak mau ambil pusing, dia menyebutkan semua jadwal kevin dengan lancar.

" besok siang bapak ada pertemuan dengan direktur pimpinan perusahaan X, lalu malamnya bapak ada jadwal makan malam dengan perusahaan Y, dan bla..bla..bla..."

Begitulah kiranya kara menerangkan jadwal yang kevin akan jalani.

Kevin terkagum melihat kecepatan kara dalam menghafal semua jadwalnya.

" Pantesan dikirim kesini, gak salah si, dia pinter banget ". Batin kevin memuji

" bagaimana pak? Apa ada yang salah?"

" tidak-tidak, kamu cepat juga dalam menghafal, jangan lupa salin semua jadwal saya, saya gak mau ada kesalahan."

"Baik pak, saya permisi"

Kevin mengangguk sebagai jawaban, misi pertama untuk membuat kara terkesan gagal total. Ambyaaaarrr

LIKE KOMENNYA JAN LUPA YUPSSS❤❤

MISI KE 2

Tak terasa waktu menunjukan masa jam kerja habis, yang artinya saatnya seluruh kariawan untuk pulang, tak terkecuali kara.

Kara meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, melirik pada dinding kaca yang menembus pada meja kebesaran CEO nya. Kevin masih berkutat dengan berkas-berkasnya, kara memutuskan untuk pulang dan meminta ijin terlebih dahulu pada kevin.

Tok..tok..tok

"Masuk"

"Maaf pak, pekerjaan saya sudah selesai, apa saya boleh pulang duluan pak?"

"Gak sopan kamu, masa atasan kamu masih bekerja kamu enak-enakan pulang"

"Apa bapak perlu sesuatu lagi?"

"Bikinin saya kopi"

"Baik pak". Kara keluar ruangan kevin menuju dapur yang khusus ada di dekat ruangan kevin, dia berusaha menahan ledakan kekesalan yang berusaha keluar. "Kenapa gak ngomong baik-baik si, pake ngomel segala. Tinggal bilang mau kopi doang, nyebelin amat si tuh bos" gerutunya

"ini pak kopinya". Kara menyodorkan kopi yang kevin minta ke atas mejanya.

"Apa sudah tidak ada lagi yang anda butuhkan pak?"

"Kamu tuh kenapa si ngebet amat pengen pulang? Di tungguin pacar heh?"

"Bukan begitu pak, saya hanya sedikit lelah"

"Tungguin saya, duduk disitu". Tunjuknya pada sofa yang berada di depan mejanya.

"Baik pak"

Kara melangkah dan menuruti segala perintah kevin. "Dasar bos gila, ngomel-ngomel bae". Batinnya

"Jangan nyumpahin saya kara". Kevin berkata tanpa mengalihkan pandangannya pada komputer di depannya.

"Mana berani saya pak" jawab kara, "tau aja gue sumpahin gila" batinnya

Kevin sengaja menahan kara pulang, ini salah satu misinya setelah misi yang pertama ambyar. Dia akan memulai pendekatan pada kara.

2 jam berlalu, kevin meregangkan otot-ototnya yang terasa amat pegal, dia lupa kara masih menunggunya. Kevin melihat ke arah kara yang tertidur disofanya, dia mendekat pada kara, memperhatikan dengan seksama pada wajah cantik kara yang terhalang kacamatanya, kevin membuka kacamata kara pelan agar tak membangunkannya. Menatap wajah polos kara ketika tertidur, tanpa sadar senyum kecil terbit dari bibirnya, tak tega membangunkan kara kevin memutuskan menggendong kara saja, hap tubuh kara terangkat dalam satu kali hentakan. Kevin berjalan pelan agar tak mengusik kara, namun masalah terjadi ketika dia harus membuka pintu ruangannya, tangannya yang menggendong kara susah untuk menggapai gagang pintu, kara yang merasa ada pergerakan di bagian bawah tubuhnya sontak membuka mata dan...BUG..

Kara memukul hidung mancung kevin, kevin yang kaget mendapat serangan mendadak itu pun sontak menjatuhkan tubuh kara.

"Awwww" kara berteriak kesakitan karena bokongnya mencium lantai.

Bahkan ia belum ngeuh siapa yang di tonjoknya.

Kevin meringis memegang hidungnya yang seketika mengeluarkan darah akibat tonjokan kara.

"Kenapa kamu pukul idung sayaaa" teriak kevin

"Heh?" Kara baru menyadari keberadaan kevin. "A..apa maksud bapak? Saya gak pukul bapak" jawabnya terbata

"Iishhh jelas-jelas kamu pukul saya, bedarah kan jadinya? Kamu tau gak? Idung saya ini salah satu aset terpenting di muka saya".

"Lah maaf pak, saya gak tau itu bapak, lagian kenapa bapak gendong saya, saya kan kaget jadinya"

"Kamu tidur pules banget kaya kebo, mana tega saya bangunin kamu. Apa kamu gak tau saya itu selain ganteng juga gak tegaan orangnya" ucap kevin membanggakan dirinya.

"Kenapa bapak gak bangunin saya? Malah main gendong aja"

"Kamu saya bangunin gak bangun-bangun, oh...apa kamu sengaja tidur kaya kebo biar bisa saya gendong?"

"Bu..bukan begitu pak, saya..."

"Saya yakin begitu. Ah sudahlah, kamu mau pulang atau mau jagain kantor saya disini?"

"Saya sekretaris bapak, bukan satpam loh pak"

"Isshhh terserah kamu". Kevin rasa percuma mendebat kara yang ternyata punya keahlian dalam balas membalas ucapannya.

Kevin melangkah pergi lebih dulu, meninggalkan kara yang masih mengomel, "bokong juga aset saya pak, dikira bapak aja kali yang punya aset penting. Dan bla..bla..bla.." begitulah kiranya kara mengomel.

"Lagi-lagi ambyar misi ke 2 gue" batin kevin...

GUYS,,,DUKUNG NOVEL INI YA,,VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA😘😘😘 LUPH LUPH YU...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!