Karya ini dibuat sesuai imajinasi author saja bila ada kesamaan nama atau tempat harap di maklum. Di tambah author masih pemula yang mau coba-coba nulis, ya daripada di bayqngin mending di tumpahin berbentuk tulisan.
\=\=
Seperti biasa Lucky selalu bangun pagi-pagi sekali karena dia mempunyai kedai makanan sendiri,ya walaupun banyak yang beranggapan dekat dengan Lucky adalah suatu kesialan tapi kedainya selalu ramai pengunjung karena menu mie di kedai ini enak dan membuat ketagihan semua orang yang membeli.
" Huh bekerja sendiri sangat melelahkan sepertinya aku harus mencari pegawai untuk membantuku disini, tapi mana mungkin ada yang mau bekerja denganku kalau selalu banyak yang menganggap akan mendapatkan kesialan dekat denganku."
Setelah Lucky selesai prepare di kembali memikirkan bagaimana cara mendapatkan seseorang yang mau bekerja di kedainya.
" Permisi apakah disini membutuhkan pekerja?. "
" emm ya.. ya.. " Lucky terkejut karena tiba-tiba ada yang bertanya di tengah lamunannya dan tiada di kira ada yang bertanya masalah pekerjaan. Seperti pepatah pucuk dicinta ulam pun tiba."
" Kalau begitu apakah boleh saya bekerja disini?
" Tentu.. Tentu.. Kebetulan sekali saya membutuhkan pekerja disini,duduk lah dulu!! . " ucap Lucky seraya menunjuk kursi kosong di depannya.
" Baik tuan. " seraya menarik kursinya
" Perkenalkan nama saya Lucky Joy, kamu boleh panggil saya Lucky, nama kamu siapa?. " seraya menjulurkan tangan.
" Saya Erine Elistas tuan. " langsung menjabat tangan Lucky yang akan menjabat tangan Lucky.
Setelah berbincang sekilan lama mengenai tugas, upah dan lain-lain, Erine langsung bekerja hari itu juga dikarenakan kedai mulai ramai di datangi pengunjung.
\=\=
" Hey Ky, aku pesan mie super pedas ya!!. " sambil melirik gadis yang membantu temannya itu.
" Ok.. Ok.. Emangnya sakit perutmu udah sembuh Raph?. "
" Tentu saja sudah, ngomong-ngomong kenapa kamu gak ngenalin cewe cantik di sebelahmu? Atau jangan-jangan dia pacar kamu. " Raph berharap kalau wanita tersebut bukan pacarnya Lucky.
" Hahaha.. Mana ada yang mau sama cowo pembawa sial seperti aku. Kesini saja kalo mau kenalan di baru bekerja disini. " Lucky melambaikan tangannya kepada Raph agar mendekat padanya."
" Eich tetap saja kau berbicara seperti itu, kalau kau benar pembawa sial mana mungkin kedai ini bakalan rame. " Raph berkata sambil melirik ke arah Erine yang sedang bekerja.
" Erine kenalin ini Raphael Wiston dan Raph dia Erine." mereka berjabat tangan dan Raph tidak melepaskan pandangannya terhadap Erine karena dia terkagum dengan kecantikan Erine.
" Woi udah lepasin dia mau bekerja lagi jangan di ganggu, nih mie pesenan mu!!. "
" Maaf.. Maaf.. Habisnya jarang-jarang bisa berkenalan dengan cewe cantik. " Raph tak melepaskan pandangannya ke arah Erine.
Muka Erine pun memerah karena baru kali ini mendengar ada yang bilang dia cantik.
" Eh ngomong-ngomong ky kamu tau ga akhir-akhir ini banyak keluar lubang hitam di banyak negara dan kemarin ada lubang hitam di Gunung Pukane. "
" Soal lubang hitam di negara lain aku tau akan tetapi di Gunung Pukane aku tidak tau. Memangnya itu lubang apa?. "
" Entahlah, Sekarang para ahli sedang melakukan observasi tentang lubang tersebut. "
" Eh bukannya Erine tinggal di dekat Gunung Pukane, mending bawa Ibu kamu tinggal disini!! Ya jaga-jaga ada yang berbahaya dari lubang tersebut, itu pun kalo kamu mau? Biar sekalian bekerja sambil mengurus Ibu kamu yang lagi sakit. "
" Benarkah boleh tuan? Kalo begitu nanti akan aku jemput Ibu kemari. " Ternyata selain ganteng tuan Lucky ternyata baik hati gumam Erine dalam hati.
\=\=\=\=
Next..
" Tentu saja boleh, lagi pula ada kamar kosong dan saya pun cuma tinggal sendiri. Kalau kamu tinggal disini pasti ada orang yang sering kesini." Lucky berbicara sambil melirik ke arah Raph.
" Maksud tuan siapa orangnya?. "
" Emmm.. Maksudnya pengunjungnya pasti semakin rame soalnya ada pegawai cantik disini. "
Muka Erine memerah dan tertunduk karena malu.
" Kenapa di puji oleh tuan Lucky hatiku berdegub kencang berbeda pada saat tuan Raph memuji hatiku biasa saja, apakah ini persaan cinta. Hah mengapa aku berpikiran seperti ini padahal kan tuan Lucky adalah pemilik kedai ini mana mau dia dengan gadis desa sepertiku. " Erine bergumam dalam hati.
" Rin nanti saya antar ke rumah ya? Sekalian bantu bawa barang-barang kamu!!.
"Ti.. Tidak usah tuan,saya takut merepotkan" Erine gugup dengan pertanyaan Lucky karena selama ini Erine tidak pernah membawa siapa pun ke rumahnya apalagi seorang lelaki.
" Tidak ko, sama sekali tidak malahan pasti ada yang bersemangat membantu tanpa perlu di bayar. " Lucky menatap Raph yang tidak berhenti memandangi Erine.
" Itu benar nona Erine kamu gak akan merepotkan kita sama sekali, saya dengan senang hati membantu nona. " Raph tersenyum senang karena bakal dekat dengan Erine.
" Ya benar apa yang di katakan Raph kamu gak merepotkan kami ko, dan jangan panggil saya dengan panggilan tuan!! Sepertinya umur kita tidak berbeda jauh panggil saja nama kami. "
" Ya.. Ya.. Benar apa kata Lucky. " Raph memotong pembicaraan.
" Kalo begitu boleh saya panggil Kak Lucky dan Kak Raph saja? Saya merasa canggung kalo memanggil nama saja, setidaknya membedakan tingakatan kita. "
" Tentu itu lebih baik daripada panggilan tuan, aku belum terlalu tua untuk di panggil tuan. "
" Baiklah itu tidak buruk dan sampai kapan pun siapa yang akan memanggilmu tuan? sedangkan pacar pun tidak pernah punya apalagi seorang istri. " Hahahaha... Raph tertawa terbahak bahak mentertawai Lucky.
" Si*lan kau Raph, kalo ada yang mau mana mungkin aku jomblo terus. Semoga saja takdir cepat mempertemukan jodohku.
"Ya aku selalu mendoakanmu supaya cepat menemukan jodohmu, soalnya aku gamau punya teman seorang bujang lapuk. " Raph tertawa terpingkal-pingkal sampai mengeluarkan air mata di ujung matanya.
" Mau tertawa terus atau aku surun Erine menjauhimu? " Lucky melotot ke Raph.
" Kau ini selalu serius santai sedikit laa,ya sudah maaf maaf. "
" Daripada kau bicara terus lebih baik bantu aku dan Erine beres-beres supaya cepat selesai lalu menjemput Ibunya ke Gunung nanti kemalaman kalau kelamaan. "
" Siap bos laksanakan. "
Setelah selesai beres-beres mereka lalu bersiap menjemput Ibunya Erine di Gunung Pukane.
" Rin kamu jalan duluan, saya ikut dari belakang!!.
"Iya kak. "
Di perjalanan hanya Raph saja yang banyak bicara. Erine dan Lucky lebih memilih diam agar stamina tidak banyak terkuras.
Erine berhenti mendadak lalu menunjuk ke arah depan mereka.
" Bukan kah itu lubang misterius yang banyak di bicarakan banyak orang, dan itu arah pulang ke rumahku kak. " Erine langsung berlari ke arah rumah di dekat lubang tersebut."
"Ayo Raph kita susul dia takut ada sesuatu di dekat lubang misterius tersebut. "
Tanpa menjawab Raph langsung berlari mengikuti Lucky dari belakang.
" Si.. Siapa kau? Mengapa kau ada disini? "
" Namaku Vargaz, aku adalah salah satu dari sepuluh Jendral pengikut Tuan Shadow. Tugas kami adalah menguasai dunia ini!! "
\=\=
Next
"Kau bicara apa? Manusia macam apa kau?"
"Hahaha.. Kami bukan lah manusia, kaum kami disebut Demon." Walaupun Vargas seorang Demon tapi dia berwujud seperti manusia pada umumnya.
Vargas pun berjalan mendekati Erine.
"Sebaiknya manusia menyerah agar tidak ada pertumpahan darah yang sia-sia. Karena sepuluh Jendral sudah turun tangan. "
Sebenarnya Vargas adalah salah satu Jendral yang tidak setuju dengan penyerangan ini maka dari itu dia datang sendiri keluar dari lubang hitam tersebut. Tujuan untuk berbicara baik-baik dengan manusia agar menyerah.
" Hentikan!! Siapa kau? Jangan berani mendekati Erine. "Lucky berteriak lantang kepada Vargas.
" Kalau tujuanku membunuh semua manusia apa yang akan kau lakukan? " Vargas berbicara sekaligus mengeluarkan aura kematian yang pekat, sehingga menekan Erine Lucky dan Raph yang baru tiba.
" Kenapa ini mengapa badanku berat sekali? Aku menyeramkan apa ini? " mereka bertiga pun jatuh terduduk karena aura kematian.
" Hahaha.. Lihatlah aku baru mengeluarkan sedikit kemampuanku saja kalian sudah tidak bisa apa-apa apalagi melawan kami semua. "
Vargas mengeluarkan pedangnya lalu mengayunkan ke arah Erine. Lucky mencoba berlari sekuat tenaga agar cepat menolong Erine.
Sreng.. Ketika Vargas mengayunkan pedangnya Lucky sudah berada di depan Erine menahan luka dari pedang yang Vargas berikan.
" Kak Lucky" Erine berteriak dengan keras dengan berteriak dengan kencang dengan cepat memangku Lucky yang terjatuh dan bersimbah darah.
"Dasar kau monster" Raph berlari ke arah Vargas, di berniat menyerangnya tapi tidak ada satupun serangan yang mengenainya.
\=\=
"Ternyata ada manusia yang berani mengorbankankan dirinya untuk manusia lain, sepertinya dia bisa aku jadikan sebagai sekutu untuk menghadapi semua ini. " Vargas bergumam dalam hati.
" Hei hentikan percuma saja melawanku dengan keadaan kalian seperti ini, bagaimana kalau aku memberikan penawaran kepada kalian? "
Walaupun sudah di hentikan Raph tetap melancarkan serangannya secara membabi buta.
" Hei kau monster mau apa menawarkan bantuan? Jelas-jelas kau telah melukai temanku!! " Raph yang memang sudah marah tidak mendengarkan peringatan Vargas.
Bugh.. Raph memukul wajah Vargas dengan keras tapi tidak terjadi apapun.
" Mengapa keras sekali.. Aku seperti memukul besi. " Raph berbicara dalam hati.
" Arrghh" Raph berteriak dengan kerasnya sambil mengibas-ngibaskan tangannya karena kesakitan memukul Vargas.
"Bukannya sudah ku peringatkan semua percuma!! Kau sekarang hanya punya satu pilihan, menerima bantuanku dan mengabulkan apa yang kumau. Jangan banyak berpikir atau temanmu itu akan mati kalau tidak di beri bantuan secepatnya.
"Apa yang harus kulakukan? Bagaimana mungkin aku menerima bantuan dari monster yang melukai Lucky. " Raph berpikir keras.
" Baik tuan tolong bantu kami, kami mohon tolong selamatkan kak Lucky. " Erine memohon sambil mengepalkan kedua tangan dan berlutut ke arah Vargas.
" Apa yang kau lakukan Erine, Kenapa kau meminta bantuan kepada monster yang telah melukai Lucky? " Raph bersungut kesal tidak terima apa yang di lakukan Erine.
" Maafkan aku Kak Raph hanya ini harapan kita, walaupun dia yang melukai Kak Lucky yang terpenting Kak Lucky bisa selamat. Karena hanya dia yang baik hati mau menerima aku bekerja tidak seperti orang lain yang tidak menganggapku. Dia orang baik jadi aku harap Kak Raph tidak egois yang terpenting sekarang adalah keselamatan Kak Lucky. "
" Yang di pikirkan Erine memang benar. " Gumam Raph dalam hati.
" Baiklah aku menerima tawaranmu, tapi jangan harap aku memaafkanmu!! "
\=\=\=\=
Next
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!