*Darren Lewis*
Pria berusia 32 tahun memiliki wajah tampan dan bertubuh tegap dan tinggi. sejak usia 10 tahun kedua orangtuanya meninggal dan akhirnya membuat Darren di asuh oleh bibinya. mewarisi Perusahaan T group dan juga memiliki beberapa Hotel bintang 5 yang sudah tersebar di beberapa kota besar. Darren tumbuh menjadi sosok dingin namun sangat sukses. diusianya yang genap 20 tahun, bibinya juga meninggal hingga Darren hidup sendirian dalam waktu yang lama.begitu banyak wanita yang mendekatinya namun pria itu tidak bergeming. tak ada satu wanitapun yang mampu menggetarkan hatinya. itulah mengapa wanita hanya jadi pelampiasan kebutuhannya. tidak lebih. sampai akhirnya Darren bertemu dengan Tania yang mampu merebut perhatiannya saat pertama kali mereka bertemu. Darren sudah jatuh cinta dan bertekad , memiliki Tania apapun yang terjadi.
***********************************************
*Tania Wilona*
Gadis manis berusia 17 tahun gadis cantik berkulit putih dan memiliki tubuh berisi dan tinggi di atas rata rata anak gadis seusianya. ia hidup sederhana bersama ibunya yang berjualan dipasar. sementara untuk sekolah ia mengandalkan beasiswa. karna Tania termasuk siswi cerdas. Tania juga terlibat dalam berbagai kegiatan sekolah. dan menjadi salah satu penari yang sering tampil mewakili sekolahnya. Tania senang karna ia mendapat bayaran untuk setiap kali penampilannya.kehidupannya berjalan dengan tenang, sampai ia bertemu dengan seorang pria dewasa. bernama Darren Lewis yang mengejarnya dan tak pernah berniat melepasnya.
***********************************************
"Tania....teganya kau,apa kesalahanku mengapa kau pergi."?
Seorang pria menatap tajam ke sekeliling ruangan sepi, yang seakan menertawakannya.jemarinya terkepal dengan wajah yang begitu dingin.
ia menatap ruangan apartement yang tampak kosong
langkahnya pelan dengan amarah yang begitu besar.
"Aaacchhh".....crrrraaaaangggg!!!!!...
Ruangan apartemen, yang semula tertata rapi dengan beberapa bingkai foto yang memenuhi meja rias seketika hancur tak berbentuk.seakan belum puas dengan rasa marah yang masih mengusainya,pria itu meraih pajangan2 penghias ruangan,beberapa guci yang terlihat mahal dan menghancurkannnya seketika.ruangan itu berubah seperti kapal pecah.semuanya hancur dalam sekejap sehancur hatinya saat ini.pria itu menarik nafasnya dengan berat,lama berdiam menahan rasa sakit didadanya.matanya basah,ketika kenyataan itu benar-benar menghancurkan dirinya.
"Kau benar meninggalkanku Tania, kau benar ingin mengujiku dengan omong kosongmu ini, setelah semua yang kita lalui." Daren tertawa sinis.
"Larilah selagi kau bisa,jika aku menemukanmu maka kau tak akan pernah aku lepaskan."
Tuhan jadi saksinya,sudah 2 tahun gadis itu pergi setelah menorehkan luka kepadanya.
Darren sudah mencarinya ke beberapa Kota terdekat bahkan sampai luar negri,tapi Tania seakan hilang ditelan bumi. Darren begitu putus asa dan merasa hampa,ia tak mengerti apa kesalahannya yang membuat tania meninggalkannya.kalau untuk mencintai, ia sudah sepenuh hati bahkan dirinya sangat menjaga Tania dan tak menyentuh tubuh tania sedikitpun. mereka hanya berciuman tak lebih, karna janji cinta mereka tak akan melakukan hal terlarang itu sebelum pernikahan. Tania juga tak menunjukan emosi apapun ketika terakhir kali mereka bertemu.
"Aku pasti akan segera menemukanmu Tania."
Dareen meraih ponsel didalam saku celananya dan mulai berbicara dengan serius.
"Waktumu 1 minggu untuk mencari Tania, aku akan menghancurkanmu jika kau sampai tidak menemukan petunjuk."
Erland,Orang kepercayaannya menjawab dengan lantang,diseberang.
"Baik Tuan."
Darren mengusap kasar wajahnya, dan melangkah keluar ruangan itu. ia tak sanggup berlama lama didalam,bayangan Tania yang begitu menyiksanya.
walau sudah 2 tahun,ia tak pernah menginjakan kakinya di apartemen yang semula akan menjadi hadiah pernikahan darinya untuk Tania,terasa menyesakkan dada ketika ia sendirian disini.
"Kau akan kubawa kembali ketempat seharusnya kau berada,walau aku harus merantaimu." janjinya.
Daren menjauh meninggalkan apartement mewah yang menjulang tinggi, fokusnya adalah Tania, ia akan mendapatkannya dengan cara apapun.
❤
Seorang gadis tampak menderita didalam tidurnya,ia meronta dengan keringat yang sudah membasahi tubuhnya.
"Tidak..lepaskan, aku tidak mau..aku tidak mau kembali kepadamu..tak akan" rintihnya.
Airmata mengalir membasahi wajahnya yang begitu panik, ia harus pergi secepatnya menghilang dari pria menakutkan itu, Tania berlari walau rasanya langkahnya sangat pelan, tapi ia begitu kelelahan sesekali masih menoleh kebelakang dan mengerutkan dahi.mengapa rasanya kakinya melambat
bukankah ia harus cepat. gadis itu kembali mengerahkan kekuatannya,untuk secepatnya menghilang dari seseorang yang tak juga terlihat ingin melepaskannya. pria itu melangkah, namun seperti terlihat berlari karna dengan cepat ia menggapai Tania.
"Aaaaccchhhh."
Tania menjerit ketika lengannya tertarik kebelakang memaksanya berhenti.gadis itu begitu ketakutan hingga kedua lututnya menjadi lemas,seiring detak jatungnya yang berpacu seperti terjadi perang.
"Kau pikir kau akan bisa lepas dariku." seringai dingin milik pria itu terlihat mengerikan.
"Lepaskan aku."
Gadis itu memohon hingga airmatanya mengalir deras.
"Tania...bahkan dalam mimpi sekalipun aku akan mendapatkanmu."
"Tidakk"
Tania menjerit berusaha meronta sekuat yang ia bisa,namun darren tak bergeming tak bereaksi seolah semua perlawanan Tania hanya angin lalu.
"Darren...pergi."
Tania histeris dan membuka matanya dengan ekspresi begitu takut,nafasnya terengah - engah, jantung begitu cepat berpacu. ia menggeleng ketika menatap pucat sekelilingnya ternyata mimpi,bahkan begitu terasa nyata.dipeluk dengan kuat tubuhnya sendiri untuk menyalurkan kekuatan.mengapa ia masih bermimpi tentangnya, bahkan ini sudah 2 tahun.
Tania menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.
ia merasa lelah, masih berusaha menenangkan pikirannya dan segenap ketakutan yang bahkan masih sangat membekas.Tania menatap apartement kecilnya dengan sedih.
"Kumohon Tuhan jangan biarkan kami bertemu kembali, cukup dalam mimpi saja, karna aku tak akan sanggup menghadapinya lagi."
Tania tertunduk memejamkan mata, ia ingin melupakan semua masa lalu.kalau bisa ia ingin merasakan "amnesia" agar ia melupakan semuanya.
"Darren....pergilah dari hidupku."
Tania memejamkan matanya. air mata mengalir pelan dari sudut matanya,berharap semua hanya akan menjadi mimpi baginya.
*Lisa Fernandes*
Lisa Fernandes adalah putri seorang pengusaha terkenal. ia sangst cantik dan memliki tubuh yang ramping.ia juga memiliki sifat manja namun penyayang. memiliki kakak lelaki bernama Liam membuatnya dilimpahi kasih sayang melimpah. Lisa bersahabat erat dengan Tania, bahkan menganggap Tania kakaknya sendiri ketika Tania menyelamatkan dirinya. mereka tidak terpisahkan karna berkuliah dikampus bergengsi dikotanya.
***********************************************
Tania menatap penampilannya di cermin, ia pun menaikan sudut bibirnya puas. rambut panjangnya dibiarkan tergerai, memakai bedak tipis dan lipglow tak banyak riasan diwajahnya bukannya Tania tak bisa berhias diri namun ia hanya tak suka. Tania lebih memilih tampilan wajah natural.
dres warna putih sebatas lutut dan tas selempang berwarna hitam menyempurnakan tampilannya.
Tania menjauhi apartemen kecilnya,menuju halte yang tak jauh darinya. hari ini ia punya janji dengan Lisa sahabatnya, mereka akan ke mall.
Gadis itu menatap ke arah taxi yang lalu lalang namun tak berhenti.
"Bagaimana ini Lisa pasti sudah menungguku."
Tania kembali duduk dihalte sambil melirik jam ditangannya,dengan gelisah.pandangannya memutar kesegala arah berharap ada keajaiban,namun sepertinya ia sedang tidak beruntung hari ini sementara cuaca mulai mendung.
Dddrrrrrrrrrtttt......ddddrrrrrrttttt.......
Tania melirik ponselnya.
Tania :"Lisa, maaf sepertinya kita tak bisa bertemu."
Lisa :" tidak apa Tania di tempatku juga sama mendung."
Tania : "bagaimana dengan gaunnya? gaun apa yang akan kita pakai besok."
Lisa :"besok kita dtg saja ke butik tanteku...kurasa dia akan menolong kita."
Tania menarik nafas lega,namun senyumannya kembali memudar.
"Tapi bagaimana kalo gaunnya mahal, aku harus menghemat untuk biaya kuliahku. sementara gajiku di restoran cepat saji tak cukup."
Lisa : "hey,mengapa kau tak menjawabku,kalo soal bajunya aku yang bayar Tania, jangan kawatir jadi besok aku menunggumu."
Tania :"terimakasih, Lisa aku kehabisan kata, kau memang sahabat baikku."
Lisa : "tentu saja kau pulanglah, sebentar lagi gelap nanti kau kehujanan."
Tania mengangguk,walau ia tau lisa tak melihatnya, namun Tania tak mampu menahan rasa harunya. "terimakasih Lisa."
Tania melangkah keluar halte dengan ringan, ingatannya melayang ketika 2 tahun lalu.
tanpa sengaja Tania bertemu dengan Lisa ketika ia baru saja tiba dikota B ini, saat itu Tania melihat seorang gadis seusianya, tengah mengambil dompet milik Lisa. ketika gadis itu tengah asyik memilih beberapa barang.Tania menatap kesal, ia tak bisa membiarkan kejadian itu begitu saja. dengan langkah cepat ia bahkan tak berpikir resikonya, menendang bokong gadis itu hingga terjatuh. Tania memang tak memiliki keahlian khusus apalagi berkelahi, ia ada orang yang penakut tapi berusaha terlihat kuat saja.
gadis itu berusaha bangun, dan menantang walau terlihat sedikit cemas. Tania mengatakan apa yang ia lihat dan gadis itu terpojok, untunglah disekitar jalan itu sedang ramai dan beberapa orang mencoba menolong. Lisa yang saat itu terlihat syokk hanya terdiam ketika gadis itu mengembalikan dompetnya ia begitu terkejut.gadis itu tampak marah dan mengarahkan tatapan membunuhnya pada Tania, tentu ia marah ia gagal total dan dipermaluka. dihadapan semua orang.dengan langkah cepat dan Tania tak sempat menghindar, gadis itu berhasil menggoreskan pisau lipatnya yang entah dimana ia sembunyikan,berhasil melukai perut Tania hingga iapun jatuh pingsan.Lisa membawanya ke sebuah Rumah sakit ternama.dan Tania mendapatkan Operasi kecil diperutnya.untunglah cuma goresan dan tak melukai organ dalamnya Lisa begitu panik dan merasa sangat bersalah.sejak saat itu mereka bersahabat dekat,bahkan orangtua Lisa menganggab Tania anak mereka.Ayah Lisa, langsung memasukan Tania dikampus elit ditempat yang sama dengan Lisa. mereka sudah seperti saudara,dan Tania tak berhenti bersyukur untuk kebaikan Tuhan dihidupnya.masih teringat jelas ketika 2 tahun lalu ia pergi meninggalkan kota J tempat kelahirannya. usianya 17 tahun, dan baru saja tamat SMA. Tania pergi dengan sedikit tabungan ibunya, sebelum meninggal. dan hasil penjualan rumah yang tidak terlalu besar tapi cukup untuknya.Tania bertekad melupakan semuanya dan hidup baru.melupakan rasa sakit yang membelenggu hidupnya.ia tak ingin kembali dan tak ingin terlibat walau sekecil apapun dengan masa lalunya.bagi Tania,ia sudah tutup buku.Tania hampir sampai diujung trotoar dekat apartement, ketika sebuah mobil hampir menabraknya.
"Ciiiiiiiiiiiiiiiiizzzzztttt".....
Terdengar bunyi ban mobil bergesekan dengan aspal karna mengerem mendadak.
wajah Tania seputih kapas saat ini, jantungnya seakan berhenti berdetak. ujung jemarinya menekan dadanya masih terkejut. ia menunduk dengan separuh rambut menutupi wajahnya, padahal dia sudah berada dijalur bagi pejalan kaki.
"hufffttt....beruntung aku tidak tertabrak." desahnya lega.
"Kau baik baik saja nona."
Suara seorang pria menyapanya pelan,ia terdengar menyesal. Pria itu melirik sebentar ke arah kursi belakang dan tatapan tajam itu seakan ingin membunuhnya. ketakutan ia kembali pada sosok seorang gadis yang masih tertunduk.betapa cerobohnya dia, hampir menabrak orang saat membawa bos besarnya,pria itu tertunduk seraya memohon maaf.
"Aku tidak apa apa, pergilah...aku baik baik saja."
Tania membalikan tubuhnya ia harus segera sampai di apartement dan menenangkan diri.
"Nona,aku bisa membawamu kerumah sakit." pria itu.
"Tidak perlu tuan,aku baik."
Tania membalikan wajahnya dan mencoba tersenyum agar pria itu yakin dia baik baik saja.tidak sengaja Tania melemparkan pandangan pada kursi belakang mobil, tepat ketika kaca mobil terbuka.Tania membeku, seorang pria yang sangat dikenalnya walau memakai kacamata,tapi tania masih bisa mengenalinya apalagi dari jarak dekat.pria itu pun menoleh kearah supirnya,ia merasa kesal karna supirnya terlalu bertele tele kepada gadis itu,cukup berikan uang dan masalah selesai. Marlon supirnya memang harus ia beri pelajaran, karna menghambat waktunya. pria itu hendak turun sebelum ia menoleh ke arah gadis yang saat ini juga menatapnya,Darren terpaku ketika sepasang mata mereka bertemu dan saling menatap,yang satu tatapan dingin dan tajam,sedangkan yang satunya tampak syokk dan ketakutan.pria itu membuka kacamatanya untuk memperjelas matanya.
"Tania."
"Darren."
Tanpa sadar mereka sama sama menyebutkan nama masing masing.Tania memutus kontak mata diantara mereka,situasinya begitu genting sekarang.
mengapa mereka bertemu kembali, pertanyaan itu menyerang kepalanya hingga membuat kepalanya berdenyut nyeri.tubuh Tania bergetar takut,mengirim sinyal panik keseluruh syaraf inti tubuhnya.
"Tidak,ia tak akan berdiam diri seperti gadis bodoh dan menunggu Darren menangkapnya."
Tania melebarkan matanya ketika pria itu dengan cepat membuka pintu mobil dan berteriak kencang memanggil namanya.
"Tania."
"Taniaaaaa."
❤
Mata Tania melebar tubuhnya bereaksi mundur menjauh ketika dilihatnya tatapan tajam itu mendekat.
"Apakah ini adalah akhir dari pelarianku."
"Tania, jangan berpikir untuk lari dariku, aku memberimu kesempatan untuk kembali dan meminta maaf." ucapnya santai.
Wajah Tania menjadi sangat pucat.
"Apakah ini akhirnya,semudah inikah Darren menemukannya." mata Tania berkaca kaca.
Tania memutar tubuhnya dan berlari menjauh.
"Tania."
Darren memejamkan matanya menahan marah.
Darren mengejar tanpa peduli siapa dia, walau jadi tontonan beberapa pengguna jalan,Darren tak peduli ia tak akan kehilangan Tania lagi demi apapun.
"Beraninya kau pergi."
Darren mengedarkan pandangannya meneliti dan mengerutkan dahi,di menghentikan langkahnya
memakai kacamata hitamnya.
"Kau hidup dan bernafas dikota ini sayang,tunggu saja kedatanganku."
Marlon yang dari tadi ikut mencari gadis itu menunduk dihadapan Tuan Darren ia bersiap mendapat hukuman karna gagal menemukan Gadis itu.
"Tuan Darren,aku siap menerima hukuman
gadis itu,sangat cepat aku tidak bisa."
"Ayo pergi dari sini."
Marlon terkejut namun masih membungkuk,menatap punggung tuannya yang melangkah ringan menuju mobil.sementara kehadiran Darren sungguh menyita perhatian beberapa orang,tentu saja Tuan Darren sangat tampan. aura dinginnya semakin membuat pesonanya memikat. Marlon hanya menggeleng sambil tersenyum segera berlari ke arah tuannya.
Darren menghentikan langkahnya,ia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya,dan terpaku pada sebuah apartemen sederhana di depannya. ia pun tertawa.
"Ternyata kau disini sayang, baiklah aku tak akan pernah membiarkanmu mempermainkanku ,Tania
kita akan segera bertemu."
Darren mengangguk puas,sejenak ia menatap Marlon yang tampak bingung dan takut, gadis itu pasti sangat berarti buat tuan Darren,ini pertama kalinya ia melihat bosnya mengejar seseorang seperti ini.
"Mengapa aku jadi takut." Marlon menunduk.
"Ayo,kita harus cepat kembali ke kantor."
Darren memasuki mobilnya di ikuti Marlon,pria itu siap menjalankan mobilnya.seketika ia melirik tuan Darren dari kaca,tuan Darren tersenyum lagi. selama 2 tahun bekerja dengan Tuan Darren,jarang ia lihat tuan Darren tersenyum namun sekarang apa yg dilihatnya bagaikan mimpi.
"Kau akan mendapatkan bonus gaji dariku tapi harus melakukan sesuatu untukku." ucap Darren tegas.
Pria dibelakang kemudi mobil melonggo ketika mendengar kata kata tuan Darren.
"Tentu saja Tuan Darren, aku akan melakukan sesuatu sesuai perintah tuan. dan mengenai bonus,aku merasa cukup tuan Darren."
suaranya bergetar masih menunduk penuh hormat.
Darren mengangguk,ia sangat beruntung memiliki Erland dan Marlon yang menjadi orang kepercayaannya,bahkan mereka bersedia mati untuk melindunginya,ia tak ragu sedikitpun.
"Suasana hatiku sedang senang sekarang, Kau membantuku dan aku menghargainya." ucap Tuan Darren lembut.Marlon ternganga dengan ucapan tuan Darren
"Apakah ia sedang bermimpi? astaga ia melihat momen langka tuannya
gadis yang hampir ia tabrak tadi...melihat tatapan tuannya membuat Marlon memikirkan sesuatu. gadis itu pasti sangat berarti bagi tuan Darren."
"Terimakasih banyak tuan Darren."
"Hmmm."
Darren melemparkan pandangannya sekali lagi ke arah apartemen,ia tak habis pikir mengapa Tania berlari hanya untuk tertangkap lagi.ia tertegun tadi ketika melihat Tania dengan cepat masuk ke dalam gedung itu tanpa menoleh.
"Mengapa Tania hidup begitu sederhana.bahkan dulu aku memanjakannya dengan materi,apapun yang Tania suka atau inginkan,dia pasti mendapatkannya.
wanita itu meninggalkanku hanya untuk hidup seperti ini." sesal Darren.
Biarkan saja seperti itu sampai aku datang dan mengejutkannya.
"Aku tak sabar,sayangku."
Darren memejamkan matanya.untuk saat ini ia fokus ke pekerjaannya,dan mungkin membiarkan Tania menikmati kebebasannya,sebelum Darren mengikatnya dengan sangat kuat.
pria itu tersenyum kejam, sambil memejamkan matanya dengan perasaan lega. sudah lama ia tidak merasakan perasaan ini,perasaan nyaman. mungkinkah karna ia telah menemukan Tania,walau belum sepenuhnya bertemu. 2 tahun lamanya ia tak bisa nyenyak saat tidur.otaknya terus bekerja mencari tau dimana kekasihnya Tania, penghianatan Tania begitu mengakar dalam jiwanya dan saat ini ia sudah tidak sabar,menikmati waktu yang hanya berdua dengan gadis yang begitu ia cintai sekaligus ia benci.
Tania...tunangannya, bahkan makin terlihat cantik. hanya sedikit kurus, sepertinya ia tak makan dengan benar.Darren berjanji ia akan membuat Tania lebih berisi agar gadis itu siap untuknya.
"Hahahahahahah."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!