NovelToon NovelToon

Gadis Desa

Episode 1

Di Sebuah Desa terpencil yaitu Desa Tiyuh, ada sepasang suami istri yang sangat miskin. Bayangkan saja sangking miskinnya mereka selalu dihina oleh warga sekitar bahkan dibuly dan dicampakkan. Nama sepasang suami istri itu adalah Jaya Darma dan Aisyah. Mereka juga memiliki seorang putri cantik yang bernama Aira Yasya. Aira biasa dipanggil dengan nama Ai oleh orang tuanya.

Aira dan kedua orang tuanya itu tinggal Di Gubuk mereka. Gubuk yang sudah reot dan hampir rubuh. Ekonomi keluarga yang membuat mereka harus menanggung pahitnya kehidupan. Namun Aira tetap berjuang untuk giat ke Sekolah dan tidak menyerah. Begitu pun dengan Ayah dan Ibunya, melihat semangat Putrinya yang begitu besar membuat kedua orang tua itu berjuang keras mencari uang untuk Sekolah anaknya. Walau pun Ayahnya Aira hanya seorang pemulung dan Ibunya Aira hanya seorang penjual sayur keliling. Semua itu bukan penghalang untuk Aira menuntut ilmu di Sekolah.

Dipagi hari matahari mulai muncul, tapi Aira belum juga bangun dari tidurnya. Aisyah pergi kekamar Aira untuk membangunkan Putri kesayangannya itu.

"Ai, bangun sayang. Hari ini kau akan ujian kelulusan Sekolah. Jika kau tidak cepat bangun maka kau akan terlambat ke Sekolah nanti. Ayo cepat mandi, bersiap, lalu sarapan ibu sudah siapkan nasi goreng spesial untuk mu." Ucap Aisyah yang sedang membangunkan putri kesayangannya itu.

"iya Bu. Ai mandi dulu." Jawab Aira.

Aira bergegas mandi, bersiap lalu sarapan nasi goreng yang dimasak oleh ibunya tadi dan langsung berpamitan untuk pergi ke Sekolah.

"Bu, Pak, Ai pergi ke Sekolah dulu. Assalamualaikum." Sambil mencium tangan Bapak & Ibunya.

"Waalaikumsalam, hati-hati Di Jalan Ai." Jawab Aisyah.

"Ai jika ada teman mu yang membuly atau menghina mu di Sekolah, biarkan saja. Tidak usah dihiraukan." Sambung Jaya.

"Iya Pak." Jawab Aira singkat.

Sesampainya di sekolah, benar saja apa yang dikatakan oleh ayahnya Aira tadi. Aira tidak ingin menambah beban kedua orang tuanya karna itulah Aira memilih untuk tetap diam dan tidak membalasnya.

Saat Aira melangkah menuju Ruang Kelasnya, tanpa sengaja Aira menabrak Siska. Tangan Aira menyenggol dada Siska.

"Aaww".

Siska adalah ketua dari geng yang suka membuly dan menghina Aira. Tentu saja siska langsung marah dan menatap tajam Aira. Karna Siska merasa lebih berkuasa disekolah itu jadi selain Aira, Siska juga sering sekali menindas siswa siswi yang lainnya.

"Heh Aira!! Apa kau tidak punya mata!! Apa jangan-jangan kau sudah buta. Kau harus membayar mahal semua ini. Karna kau sudah menabrak ku. Lihat saja apa yang akan ku lakukan pada mu." Ancam siska kepada aira.

Aira hanya menangis dan meminta maaf kepada Siska. Namun Siska tidak menggubrisnya sama sekali. Siska malah menjambak rambut Aira dan mengatakan hal-hal buruk kepada Aira.

"Maafkan aku Siska".

"Apa? Maaf kau bilang? Apa kau fikir dengan meminta maaf masalah akan selesai."

"Lalu aku harus bagaimana Sis?"

Pertanyaan Aira justru membuat Siska semakin kesal, "Dasar tidak tahu malu. Sudah ku katakan kau harus membayar mahal untuk semua ini." Ucap Siska lagi

Karna suara Siska yang begitu kuat hingga terdengar oleh para Siswa yang lainnya. Semua Siswa Siswi pun berkumpul mendekati sumber suara.

"Eeehh kalian semua".Siska menunjuk kearah semua Siswa Siswi yang ada di sana.

"Dia ini anak miskin". Siska menunjuk Aira.

"Kalian mau tau!! Dia ini anak tukang sayur keliling dan anak seorang pemulung. Jadi dia ini memang pantas disebut orang miskin". Lagi-lagi Siska menghina Aira dengan kata-kata yang sangat menyakitkan.

Semua Siswa Siswi yang ada di sana hanya menonton dan mentertawakan Aira. Aira benar-benar sakit hati bukan karna mereka mentertawakannya. Melainkan karna siska sudah membawa-bawa orang tuanya. Aira ingin sekali melawan Siska tapi dia sendiri tidak punya keberanian.

Belum puas juga siska menghina Air, siska menyuruh kedua temannya Yuna & Diah untuk memberikan sebotol air kepadanya. Setelah salah satu temannya memberinya sebotol air, Siska langsung mengambil air itu dan menyiramkannya kebadan Aira. Sehingga dari ujung rambut sampai semua baju dan rok yang Aira kenakan basah semuanya.

"Ini balsan ku, karna kau sudah menabrak ku tadi. Jika sampai besok-besok kau membuat ulah lagi. Lihat saja, aku akan melakukan lebih dari ini dan aku akan buat kau menyesel seumur hidup. Ingaaat ituu...!!" Ancam siska

Siska dan kedua temannya itu langsung pergi meninggalkan Aira, yang dalam keadaan menangis dan basah kuyup. Tiba-tiba dari kejauhan tampak seseorang berlari terburu-buru

"Airaaa. Aii, maafkan aku. Aku terlambat menolong mu. Maafkan aku Ai." Ucap Anaya

"Maafkan aku Ai, karna aku tidak bisa menolong mu. Maafkan aku. Aku sendiri binhung harus bagaimana." Batin Anaya.

Anaya adalah satu-satunya sahabat Aira. Yang tidak lain adalah teman sebangkunya Aira. Anaya langsung membawa Aira kekelas. Seperti biasa Naya selalu membawa pakaian ganti untuk Aira. Karna tidak mungkin Aira ikut ujian dengan pakaian basah kuyup seperti itu. Anaya pun menyuruh Aira untuk mengganti bajunya.

Sebenarnya Anaya sendiri tahu kalau Aira selalu diperlakukan semena-mena oleh gengnya Siska. Tapi Naya sendiri bingung bagaimana cara menolong sahabatnya itu dari gengnya Siska. Karna siska sendiri adalah kakak kandung Anaya. Naya pun sudah diancam oleh Siska. Jika Anaya berani menolong Aira, maka Siska tidak segan-segan menghabisi kedua orang tua Aira.

SKIPP

Hari-hari berganti, waktu pun terus berlalu. Tak terasa Aira kini duduk di bangku kelas 3 SMP. Tapi tetap saja, karna penampilannya yang berbeda dari teman-teman yang lain yaitu lusuh dan juga berantakan sehingga tidak ada yang mau berteman dengannya.

Saat Aira sedang disekolah. Ada seorang pria datang kerumah Aira, pria itu bernama Nando Wijaya. Tidak lain adalah sahabat karib Jaya Darma saat sekola SD. Dilihatnyalah sekeliling rumah itu. Atap yang hampir ambruk dan rumah yang hampir rubuh itu, dia terus berjalan menuju rumah Aira sambil berkata

"Apakah benar ini rumah temen SD ku dulu??." Lalu ia mengetuk pintu rumah Aira.

"Tok.. Tok.. Tok." Nando mencoba mengetuk pintu.

Keluarlah seorang pria paruh baya yaitu ayahnya Aira, "Iya, Bapak cari siapa ya?." Tanya Jaya.

Benar saja Nando langsung mengenali sabahatnya itu, "Jayaaaa!! Apa kau sudah lupa dengan ku?. Ini aku Nando sahabat SD mu dulu." Ucap Nando.

"Nando? Nando Wijaya maksud mu?." Jawab Jaya sedikit bingung.

"Iyaa, ini aku Nando Wijaya. Sahabat mu. Syukurlah ternyata kau masih ingat pada ku." Sambung Nando.

"Tentu saja aku ingat. Kau kemana saja aku sangat merindukan mu kawan. Aku mencari mu tapi aku tak bisa menemukan mu." Ucap jaya sambil menepuk-nepuk bahu Nando

"Setelah lulus SD aku langsung pindah ke Amerika."

"Kau sangat beruntung kawan. Aku yang tidak beruntung. Lihatlah nasib ku."

"Jangan berkata seperti itu. Ingatlah janji kita waktu SD dulu."

"Iya aku masih mengingatnya dengan jelas." Jaya tersenyum kepada Nando.

"Apa kau tidak ingin memeluk ku kawaan?. Apa kau juga tidak akan mempersilahkan aku masuk?."

"Tentu saja, aku juga ingin memeluk mu dan mana mungkin aku tetap membiarkan mu diluar". Sambung jaya sambil tersenyum kepada sahabatnya itu.

Mereka berpelukan dan Jaya mempersilahkan Nando untuk masuk ke dalam gubuknya itu. Mereka mulai mengobrol dan berbicara panjang lebar sambil menikmati kopi dan gorengan ubi jalar yang dibuat oleh Aisyah.

Episode 2

FLASH BACK ON

Sebelum Nando datang ke rumah Jaya. Nando sudah menyuruh beberapa anak buahnya untuk mencari informasi tentang Jaya tapi tak kunjung ketemu. Karna Nando sudah merasa frustasi, akhirnya Nando memutuskan untuk mencarinya sendiri Di Desa itu. Setelah beberapa hari mencari tidak juga ketemu, hingga Nando hampir putus asa.

"Jaya. kau ada dimana?. Aku sudah mencari mu kemana-mana namun aku tak juga menemukan mu. Apa kau masih hidup?. Apa kau baik-baik saja?. Apa terjadi sesuatu pada mu?." Nando bicara dengan dirinya sendiri

Nando bingung harus mencari Jaya kemana dan bertanya-tanya didalam hatinya. Nando terus berjalan melewati jalan kecil di Desa itu. Sampai akhirnya Nando bertemu ibu-ibu yang sudah renta. Nando masih ingat betul wajah ibu-ibu renta itu. Ternyata ibu itu adalah tetangga lama mereka dulu. Lalu Nando menegur ibu itu.

"Bi Ningsih." Ucap Nando

"Iya. Maaf. Anak muda siapa ya?." Tanya Ningsih sedikit bingung.

"Bi Ningsiih, aku Nando Wijaya yang dulu bertetangga sama Bi Ningsih. Aku Nando sahabatnya Jaya Darma. Apa Bi Ningsih masih ingat?. Kami dulu sering sekali makan masakan Bibi, kami juga sering sekali menumpang makan dirumah bibi." Ucap Nando

Ningsih mengingat-ingat kembali tentang masa-masa itu. Akhirnya Ningsih mengingat waktu itu, "Kamu Nando anaknya Wijaya dan Ratna ya?."

"Iya betul sekali Bi. Alhmdulillah Bi Ningsih masih ingat dengan ku." Ucap nando tersenyum kepada Bi Ningsih.

"Masya Allah, ternyata kamu sekarang sudah menjadi orang sukses ya. Bibi benar-benar pangling melihat mu, bibi kira kau siapa tadi. Maaf ya Bibi tidak tahu jika yang ada dihadapan bibi ini adalah Nando anaknya Wijaya dan Ratna. Oh iya Nak, dimana Wijaya dan Ratna?. Kau datang kemari bersama mereka bukan?."

"Maafkan aku Bi, aku datang kemari sendiri. Mama dan Papa..." Ucap nando terhenti.

"Kenapa berhenti, Mama dan Papa mu kenapa ??. Apa mereka sedang sakit ??". Tanya Ningsih.

"Mereka tidak sakit Bi. Tapiiii.... Mereka sudah meninggal".

"Innalillahiii wa innalillahi roji'un." Jawab Ningsih

"Saat itu kami tidak bisa mengelak dari kecelakaan mobil yang menimpa kami dan alhmdulillah saya masih bida selamat dari kecelakaan maut itu Bi. Mama mendorong ku keluar dari mobil saat mobilnya oleng dan disaat aku terpental keluar, secara bersamaan mobil yang dinaiki Mama dan Papa meledak tak tersisa." Jawab Nando

Mengingat kejadian itu Nando kembali menitihkan air mata, "Tapi sepertinya kecelakaan itu dibuat oleh seseorang, aku merasa mobil yang kami naiki itu sudah disabotase oleh seseorang. Hanya saja Aku tidak tahu siapa orangnya Bi."

"Kau harus sabar Nak. Bibi yakin, dibalik semua cobaan yang kau alami pasti akan ada kebahagian yang sudah menanti. Sudahlah jangan menangisinya lagi, Mama dan Papa mu pasti sudah bahagia disana melihat kau sudah menjadi orang sukses." Ucap Ningsih menenangkan Nando.

"Amiin. Trimakasih Bi." Ucap Nando sambil menghapus air matanya yang membasahi pipi.

"Bibi bersyukur kau baik-baik saja Nak." Ucap Ningsih sambil mengelus pundak Nando. "Oh iya, kamu ada keperluan apa kembali kedesa ini. Tidak mungkin seorang pengusaha dari Amerika datang ke Desa ini tanpa alasan. Apa kau sefang mencari seseorang?."

"Iya Bi, aku sedang mencari keberadaan Jaya Darma Bi. Namun aku tak kunjung menemukannya. Apa bibi tahu dimana Jaya sekarang?. Mungkin Bibi tahu dimana rumahnya Jaya?."

"Tentu saja Bibi tahu. Dia sering sekali mulung disini. Istrinya juga sering berjualan sayur keliling disini."

"Ooww begitu ya Bi". Nando sebenarnya sangat terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Ningsih. Tapi Nando berusaha untuk bersikap biasa saja.

"Jadi Jaya sekarang menjadi pemulung ya. Astagaa". Batin Nando

"Nak Nando. Kenapa kau diam saja?."

"Aah tidak apa Bi."

"Bibi sebenarnya sedih melihat keadaan mereka. Tapi mau bagaimana, Bibi bahkan tidak bisa berbuat apa-apa dan juga tidak bisa membantu mereka. Kau tahu!!. Nando mempunyai seorang putri yang sangat cantik dan baik hati. Gadis kecil itu sekarang sedang duduk dibangku kelas 3 SMP. Saya sendiri bangga terhadap Jaya, meskipun dia seorang pemulung tapi dia tetap berjuang untuk menyekolahkan anaknya." Begitulah penjelasan bik ningsih kepada Nando.

"Apa Bibi bisa mengantar ku kerumah Jaya!!."

"Tentu saja !!. Kebetulan rumah Jaya tifak jauh dari rumah Bibi. Hanya berjarak beberapa ratus meter saja. Mari ikutlah dengan ku, Bibi akan mengantar mu kerumah Jaya." Ucap Ningsih

Mereka berdua pun berjalan menuju rumah Jaya. Sesampai didepan rumah jaya Ningsih menunjuk sebuah rumah kecil yang hampir rubuh.

"Itu rumah Jaya Darma." Ningsih menunjukkan kearah sebuah gubuk reot itu.

Nando sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Nando seperti tidak percaya kalau itu adalah rumahnya Jaya.

"Apa Bibi yakin itu rumahnya Jaya?. Bibi tidak salah menunjuk rumah kan?." Tanya Nando.

"Tidak. Itulah rumah Jaya. Disini hanya dialah yang bernama Jaya Darma." Jelas Ningsih.

"Ya sudah Bi, terimakasih. Bi Ningsih sudah mengantar saya ke tempat yang saya cari selama ini. Oh iya Bi, ini ada sedikit pemberian dari saya anggap saja ini ucapan terimakasih saya kepada Bi Ningsih." Ucap pak nando sambil mencukuhkan amplop yang berisi uang.

"Aah tidak usah Nak, Bibi ikhlas menolong mu." Ucap Ningsih

"Ambillah Bi, jangan menolaknya. Aku mohon Bi!!." Ucap Nando

"Baiklah jika kau memaksa, terimakasih Nak Nando. kamu baik sekali. Semoga kau selalu bahagia." Sambung Ningsih.

"Amiin. Terimakasih untuk do'anya Bi. Jika Bibi butuh sesuatu Bibi bisa menghubungi ku. Ini kartu nama ku, disitu ada nomor telpon dan juga alamat rumah. Jadi jika Bibi tidak berkenan datang kerumah ku, Bibi bisa menghubungi ku melalui nomor telpon itu." Sambung Nando.

Ningsih langsung mengambil kartu nama yang diberikan oleh Nando. "Baiklah, Terimakasih Nak. Jika sudah selesai Bibi pergi dulu. Permisi!!." Ningsih pergi meninggalkan Nando Dan Nando hanya tersenyum melihat kepergian Ningsih.

FLASH BACK OF

Sementara itu dirumah Jaya, Aira baru saja pulang dari sekolah.

"Assalamualaikum." Dari arah pintu.

"Waalaikumsalam." Jawab Aisyah.

Aira langsung masuk dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya. Lalu Aira bertanya saat melihat Nando.

"Bapak, Om ini siapa?. Ai tidak pernah melihat Om ini sebelumnya." Tanya Aira yang sedikit bingung lebih tepatnya tidak tahu apa-apa.

"Kenalin Ai, Om ini adalah sahabat karib Bapak waktu SD. Namanya Nando Wijaya." Jawab Jaya.

"Oow begitu ya Yah. Maaf Om, Ai tidak tahu kalau Bapak punya sahabat karib waktu SD. Bapak tidak pernah cerita tentang Om." Sambung Aira.

"Iya, tidak apa Ai. Ayo kemarilah, duduk disamping Om."

Aira bingung dan melihat wajah kedua orang tuanya, setelah Ibu dan Bapaknya memberikan isyarat barulah Aira mau duduk disamping Nando.

"Aira sekarang kelas berapa?." Tanya Nando.

"Ai sekarang kelas 3 SMP Om." Jawab Aira.

"Aira ingin sekolah di SMA mana?." Tanya Nando lagi.

"Entahlah Om, mungkin setelah ini Ai tidak lanjut sekolah lagi."

"Kenapa begitu?."

"Ai tidak ingin menyusahkan Bapak dan Ibu." Jawab Aira

"Aira mau ikut Om ke Amerika tidak?. Biar Om sekolahkan Aira disana. Disana juga Aira tidak sendiri, ada anak Om dan istri Om juga." Sambung Nando

"Ai minta Maaf Om. Bukannya Ai lancang atau apa. Tapi Ai tidak ingin meninggalkan Bapak dan Ibu. Ai akan cari pekerjaan apa pun yang penting Ai bisa bantuin Bapak dan Ibu disini." Sambung Aira

"Tidak Apa. Nanti kapan-kapan Om akan ajak Aira main ke Amerika mau ya!!. Om mohon jangan menolaknya." Pinta Nando kepada Aira.

Karna Aira tidak enak harus menolak lagi akhirnya Aira pun menyetujuinya. "Baiklah. kalo hanya main saja Ai tidak keberatan." Jawab Aira

Nando hanya tersenyum kepada Aira. Tiba-tiba ponsel Nando berdering lalu Nando memencet tombol hijau diponselnya. Setelah selesai bicara ditelpon, Nando langsung berpamitan kepada Jaya.

"Jaya. Maafkan aku, jika aku terburu-buru. Tapi hari ini aku harus segera kembali Ke Amerika. Tadi sekertaris ku menelpon ada pekerjaan penting yang harus diselesaikan." Ucap Nando.

"Baiklah, tidak apa Nando." Jawab Jaya

"Setelah Aira lulus sekolah nanti, jangan lupa memberitahu ku. Ini kartu nama ku, disana ada nomor telpon ku. Kau bisa menghubungi ku, ingatlah perjanjian kita dulu kawan."

Nando tersenyum sambil melihat wajah Aira. Aira hanya diam dan masih bingung dangan apa yang dikatakan oleh Nando kepada Ayahnya.

"Sebenarnya apa ya yang dijanjikan bapak sama om nando. kenapa harus nunggu aku lulus sekolah dulu. Ai bingung. ada apa sebenernya?. Apa ai tanya aja ya ke Bapak atau ke ibu. Aaahh sudahlah." Batin Aira

Aira langsung pergi kekamarnya dangan wajah bingungnya. Jaya dan Aisyah mengantarkan Nando sampai kedepan pintu. Nando memberikan sebuah amplof kepada Jaya.

"Ambillah kawan, aku ada sedikit rezeky. Aku mohon jangan menolaknya kawan. Jika kau menolaknya maka kau menolak persahabatan kita dan perjanjian kita." Ucap Nando sambil tersenyum kepada jaya.

"Kau ini". Jaya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Sejak dulu tidak pernah berubah selalu saja memaksaku." Jawab Jaya.

Nando dan Jaya tertawa bersamaan, "hahaha."

Jaya mengambil amplof yang diberikan oleh Nando sembari berkata, "Baiklah, aku terima amplofnya. Terimakasih teman."

"Sama-sama. Saya pergi dulu. Assalamualaikum, jaga diri mu baik-baik Jaya."

"Waalaikumsalam, baiklah. Kau tidak perlu khawatir Teman. Hati-hati di jalan!!."

"Asiiap." Ucap Nando sembari memberi hormat kepada temannya itu. Jaya pun tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu.

Episode 3

Setelah Nando pergi, Jaya & Aisyah pun masuk. Mereka membuka amplop yang diberi oleh Nando tadi dan mereka terkejut.

"Masya Allah, Paaak. Uangnya banyak sekali." Seru Aisyah.

"Iya Buu, Sangat banyak. Bapak bahkan baru pertama kali lihat Uang sebanyak ini." Sambung Jaya.

"Ya Allah, ternyata teman mu itu sangat kaya ya pak. Sehingga dia memberikan uang sebanyak ini secara cuma-cuma." Tambah Aisyah lagi.

"Iya Buu. Kalo begitu kita apakan uang sebanyak ini?. Bapak bingung Bu." Tanya Jaya kepada istrinya.

"Bagaimana jika uangnya kita bagi 2 Pak, sebagian kita sumbangkan ke Panti Asuhan sebagiannya lagi kita simpan buat Aira lanjut SMA." Aisyah memberikan saran kepada suaminya.

"Benar juga apa yang Ibu katakan. Ya sudah kalo begitu Ibu simpanlah uang sebagiannya ini dan sebagiannya akan Bapak berikan kepada Panti Asuhan di Kota." Jawab Jaya.

"Baik. Pergilah dan hati-hati di Jalan Pak." Sahut Aisyah

Aisyah sangat mencintai suaminya itu meski sesulit apa pun kehidupan mereka, Aisyah tetap mencintai suaminya dan sangat menyayangi putri semata wayangnya itu. Aisyah bahkan tidak peduli hidupnya akan miskin atau menderita. Yang terpenting adalah Aisyah sangat bahagia bisa memiliki keluarga yang benar-benar harmonis.

"Ada apa buu?." Tanya Aira kepada ibunya.

"Aahh tidak ada sayang." Jawab Aisyah.

"Itu uang apa yang Ibu pegang, kenapa banyak sekali uangnya Bu?." Tanya Aira lagi.

Bu Aisyah pun menjelaskan panjang lebar dari mana datangnya uang sebanyak itu.

"Ooww, begitu." Jawab Aira singkat.

Aira pun langsung pamit kepada Ibunya karna Aira ada kerja kelompok bersama Anaya.

"Bu, Ai pamit dulu ya Bu. Ai Ada kerja kelompok sama Anaya, mungkin Ai juga akan tidur di Rumah Anaya." ucap Aira kepada bunya.

"Loooh, kenapa harus tidur di Rumah Anaya, Ai ?". Tanya Aisyah

"Tidak apa Bu. Siapa tahu saja Aira belum selesai mengerjakan Tugas sekolahnya. Jadi Ibu tidak perlu menunghu Aira pulang."

"Oowh. Begitu!!. Ya sudah. Kamu hati-hati ya Nak." Sambung Aisyah.

"Iya Bu. Aira pergi dulu. Assalamualaikum".

"Waalaikumsalam".

Aira melangkahkan kakinya pergi kerumah Anaya dengan berjalan kaki. 30 menit kemudian Aira sampai dirumah Anaya dengan wajah dan tampang yang begitu lesu dan ngos-ngosan.

"Huuh. Kaki ku pegel banget. Gilak, ternyata lumayan jauh juga jarak rumah ku dan rumah Anaya ya. Huh." Gumam Aira

Aira memencet bel pintu rumah Anaya, "Ting tong." Tapi tidak ada jawaban dari dalam Rumah Anaya.

Aira beberapa kali memencet bel Rumah Anaya tetap tidak ada jawaban dari dalam Rumah Anaya. Aira merasa bingung harus bagaimana. Dalam hati Aira berkata, "hmmm. Anaya kemana ya. Apa Anaya tidak di Rumah ya. Mana Rumahnya sepi banget lagi. Apa aku pulang saja?. Huu uhh. Menyebalkan!!. Mana besok tugasnya dikumpul lagi. apa aku kerjain sendiri saja ya. Hemm,, ya sudahlah sepertinya aku harus mengerjakannya sendiri." Batin Aira

Aira segera pulang dari Rumah Anaya, baru beberapa puluh meter Aira keluar dari gerbang Rumah Anaya. Tiba-tiba ada mobil dari arah belakang langsung menabrak Aira.

Gubraaaaaaaaaaakkkk....

"Aaaaaaaaaaaaaaaaa..." Aira terpental dan kepala Aira terbentur di Sebuah Batu Besar lalu Aira menyebutkan nama Anaya, "A..aa..nayaaa to..tol..loong a...kuu". Aira pun pingsan.

Karena suara tabrakan itu sangat keras, selang beberapa menit kemudian warga berdatangan melihat kecelakaan itu.

"Siapa itu?." Warga 1

"Siapa yang kecelakaan?." warga 2

"Waah, orang itu benar-benar gila. Habis menabrak langsung pergi begitu saja, bukannya bertanggung jawab." Warga 3

"Itulah orang-orang tidak bertanggung jawab. Kau tenang saja aku sudah mencatat nomor plat mobilnya. Ayoo bantu anak itu kasihan dia." Warga 4

Semua warga berjalan mendekat ke Tempat kejadian kecelakaan tersebut. Ternyata ada salah satu warga yang mengenali Aira.

"Looh, bukannya dia Airaa yaa?. Anaknya Jaya Darma." Warga 5

"Apaa!!!. Apa kau yakin?. Aira anak si pemulung itu maksud mu." Ketus warga 6

"Memangnya kenapa jika dia anaknya Jaya?. Apa ada yang salah. Dia juga manusia sama seperti kita, Kita harus segera membantunya. Jika tidak, anak ini bisa kehilangan nyawanya." Jawab warga 5

"Kalau begitu urus saja oleh kalian. Aku merasa jijik dengan orang-orang miskin ini." Ketus warga 6 dan langsung pergi meninggalkan tempat kecelakaan.

Dari jauh, tampak Anaya sedang berlari kearah Aira. Anaya berlari dengan cepat karna dia benar-benar takut terjadi sesuatu kepada sahabatnya itu. Anaya langsung duduk bersimpuh dan menaikkan kepala Aira dipangkuannya.

"Airaaaaa.. Bangun Airaa.. Banguuun. Airaaaa, Maafkan Akuu. Maafkan Aku. Aku benar-benar minta maaf. Ini semua kesalahan ku. Dia menipu ku, dia mengatakan pada ku kalau kau tidak akan datang kerumah. Karna itulah dia berhasil mencelakai mu. Maafkan aku Airaaaa."

Isah tangis anaya karna melihat sahabatnya terbaring tak berdaya. Tanpa menunggu lama Anaya langsung meminta tolong pada warga sekitar untuk mengangkat Aira masuk ke Dalam mobilnya. Anaya pun segera melajukan mobilnya dan membawa Aira ke Rumah Sakit terdekat.

Sesampainya dirumah sakit, Aira langsung dibawa ke Ruang UGD. Anaya menangis tak henti-henti, Anaya merasa bersalah kepada Aira.

"Dok, tolong. Cepat selamatkan teman saya dok." Pinta Anaya kepada Dokter Lala yang menangani Ruang Gawat Darurat.

"Baiklah saya akan berusaha semaksimal mungkin dan saya akan melakukan yang bisa saya lakukan. Silahkan Anda tunggu diluar Nona." Ucap Dokter Lala dengan sopan.

"Saya mohon Dok." Sambil memegang tangan Dokter Lala. "Tolong selamatkan teman saya, Saya mohon Dok." Anaya memohon kepada Dokter Lala

"Anda tenang dulu Nona, saya sebagai Dokter akan melakukan yang terbaik untuk teman anda." Dokter Lala masuk ke Dalam Ruang UGD untuk segera menangani Aira.

"Airaaa.. Aku mohon jagan pergi Ai.. Ini semua salah ku.. Ini smua salah ku. Aku memang bodoh. Aku bukan sahabat yang baik. Jika saja aku tidak mendengarkan apa yang dikatakan Kak Siska. Kau tidak akan mengalami kecelakaan." Anaya menangis dan masih menyalahkan dirinya atas kecelakaan yang menimpa Aira.

"Kali ini aku tidak akan diam. Jika sampai terjadi sesuatu kepada Aira. Aku akan pastikan kau menyesel seumur hidup. SISKAA." Gumam Anaya sambil mengepalkan kedua tangannya dan tatapan yang begitu mengerikan.

Selang beberapa jam Dokter Lala keluar dari ruang UGD. Tanpa berfikir panjang Anaya langsung bertanya keadaan Aira kepada Dokter itu.

"Dokter Lala, bagaimana keadaan teman saya Dok?."

"Teman mu baik-baik saja. Hanya saja teman mu kehilangan banyak darah itulah yang membuat dia pingsan dan luka dikepalanya juga cukup parah. Jadi teman mu harus istirahat total dan harus menginap beberapa hari di Rumah Sakit." Ucap Dokter Lala.

"Apa kau sudah membayar administrasinya, Nona?. Jika Sudah, kami akan segera pindahkan Nona Aira keruang VVIP." Ucap Dokter Lala

"Baiklah saya akan bayar administrasinya dulu. Terimakasih Dok. Apa teman saya akan dipindah sekarang Dok?." Tanya Anaya kepada Dokter Lala.

"Tentu saja. Jika kau sudah membayar administrasinya maka Nona Aira akan kami pindah ke Ruang VVIP secepatnya" Jawab Dokter Lala.

"Baiklah." Sambung Anaya.

Anaya pun langsung pergi ke bagian administrasi dan membayar semua biaya rumah sakit Aira.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!